Pada hakekatnya, makna istilah sosiologi komunikasi yang digunakan dalam buku ini akan berbeda dengan makna teknis kedua disiplin ilmu tersebut. Artinya komunikasi dalam konteks “sosiologi komunikasi” diartikan sebagai peristiwa atau fenomena sosial yang perlu dijelaskan secara sosiologis. Dari penjelasan tersebut maka interpretasi sosiologi komunikasi harus dipahami secara utuh yaitu sebagai perspektif (about), in (v) dan for (for).
URGENSI KAJIAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Dari posisi yang demikian, sosiologi komunikasi berusaha memposisikan sosiologi sebagai perspektif untuk memahami masalah komunikasi. Dalam pelaksanaannya, ketiga aspek tersebut akan hadir secara bersamaan dan saling menguatkan untuk mendukung disiplin sosiologi komunikasi itu sendiri. Nilai dan kegunaan media komunikasi akan berubah warna tergantung dari penggunanya (the man behind the gun) itu sendiri.
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL
Memperhatikan pandangan tersebut, khususnya pandangan Soedjatmoko, Rogers dan Shingi serta Mady, dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial, dan proses perubahan sosial itu berkaitan erat dengan proses komunikasi. Lawrence Kincaid, Manu Rani dan Gary Lewis (2002) menghasilkan panduan untuk menggunakan komunikasi sebagai bagian dari strategi perubahan sosial. Makalah tersebut menjelaskan peran dan fungsi komunikasi dalam proses perubahan sosial (Communication Model for Social Change, CFSC) di masyarakat.
KEHADIRAN TEKNOLOGI
Kalangan filsafat, seperti yang dilakukan Don Ihde, melakukan kajian tentang filsafat teknologi, sedangkan kajian tentang hubungan antara sains dan teknologi. Khusus untuk para sosiolog ini menitikberatkan pada pengaruh kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kehidupan manusia dan masyarakat. Masyarakat kita membutuhkan pemahaman tentang hubungan antara media dan masyarakat, atau teknologi komunikasi dengan nilai-nilai kehidupan dan/atau perilaku masyarakat modern.
SOSIALISASI SAINS DAN TEKNOLOGI
Geografi berkaitan dengan distribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di bumi, sedangkan sosiologi berkaitan dengan proses sosialisasi dan inovasi teknologi dalam masyarakat. Keharusan geografi iptek juga erat kaitannya dengan kebutuhan akan strategi adaptasi teknologi. Adapun sumber dari teknologi itu sendiri tidak harus dari hasil inovasi, tetapi bisa juga dari pemberdayaan iptek dengan nilai kearifan lokal.
PENGERTIAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE) EDUKASI (KIE)
PENGERTIAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)
Menetapkan dan mengenal target sasaran
Setelah tujuan atau penerima komunikasi ditentukan, sumber komunikasi harus mengetahui tujuan dalam istilah. Memahami tingkat pengetahuan audiens sasaran tentang materi yang kita komunikasikan akan lebih mudah menerima perubahan Komunikasi tentang sesuatu yang sudah relatif didengar akan lebih mudah diterima daripada. Memahami tingkat pengetahuan khalayak sasaran tentang materi yang kita komunikasikan akan lebih mudah menerima perubahan.Pesan tentang sesuatu yang relatif didengar akan lebih mudah diterima daripada sesuatu yang jarang terdengar atau sama sekali asing bagi penerimanya. Harus dipahami bahwa pengetahuan tidak selalu mengarah pada perubahan perilaku.
Mendisain Pesan
Mengenal sistem sosial budaya penerima pesan, termasuk bahasa yang digunakan, persepsi mereka tentang sesuatu yang dikomunikasikan, sikap mereka terhadap perubahan, ketergantungan mereka pada panutan, sistem pengambilan keputusan dalam keluarga. Cara dan kebiasaan komunikasi sasaran dalam hal ini lebih banyak menggunakan media atau komunikasi tatap muka adalah komunikasi langsung. Pesan harus mampu menggugah kebutuhan pribadi penerima pesan dan mampu memberikan saran untuk memenuhi kebutuhan pesan yang disampaikan.
Menetapkan Metoda
Keuntungan menyampaikan pesan secara berulang-ulang antara lain target akan lebih memperhatikan pesan, tidak mudah lupa dan narasumber dapat memperbaiki cara penyampaian pesan. Informasi dilakukan untuk mengisi pengetahuan sasaran tentang sesuatu yang belum diketahuinya tanpa berusaha mempengaruhi persepsinya, misalnya siaran berita di radio &. Pada metode informatif, target pengetahuan yang ingin diubah ada pada metode persuasif, yaitu lebih terfokus pada target yang diprakirakan tentang suatu inovasi yang akan disampaikan.
SEJARAH DIGITALISASI PENYIARAN
Perkembangan teknologi penyiaran televisi menunjukkan adanya perubahan proses yang mendahuluinya, antara lain munculnya berbagai jenis kegiatan berbasis teknologi digital (SNG), seperti penggunaan satellite news gathering (SNG) untuk siaran langsung. Pengembangan berkelanjutan selanjutnya adalah perluasan kualitas siaran televisi digital dari standar (penyiaran program) menjadi layanan multifungsi dan komunikasi interaktif.
SPESIFIKASI PENYIARAN TELEVISI DIGITAL
Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sinyal video dan audio sudah dalam format digital, yaitu berupa rangkaian bit seperti sinyal data dari komputer. Selain itu, dua standar televisi digital lainnya telah dikembangkan, yaitu Terrestrial Multimedia_Digital Broadcasting (T-DMB) yang. Standarisasi teknologi televisi digital diharapkan juga mendukung keragaman konten program di dunia yang memungkinkan untuk diproduksi secara massal, namun dalam hal ini masih dalam proses yang panjang dan tidak pasti.
DIGITALISASI PENYIARAN DI BERBAGAI NEGARA
Malaysia
Ikmal Hisham dari Komisi Multimedia Komunikasi Malaysia menjelaskan situasi pertelevisian saat ini di Malaysia pada lokakarya Asian Media Summit 2012 dan juga menjelaskan kesiapan Malaysia untuk beralih ke televisi digital.
Korea Selatan
Proses migrasi analog ke digital dimulai dari kota-kota besar, yang kemudian diikuti dengan mantap oleh daerah lain. Salah satu hal yang perlu diperhatikan di Korea Selatan dalam mendukung proses migrasi analog-ke-digital adalah pemerintah membentuk lembaga otonom untuk melakukan sosialisasi, promosi dan pendidikan masyarakat tentang manfaat dan proses migrasi analog-ke-digital di semua tingkatan. perusahaan. Badan otonom ini beranggotakan perwakilan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Korea Selatan, perwakilan kementerian terkait proses transisi analog ke digital, perwakilan industri penyiaran dan industri.
IDENTITAS RESPONDEN
Para pelaku industri penyiaran di Jawa Tengah yang tersebar di Pekalongan, Semarang, Temanggung, Purwokert, Brebes, Tegal, mengetahui adanya rencana migrasi penyiaran analog ke digital di Indonesia. Stasiun-stasiun televisi lokal di Jawa Tengah umumnya sudah mengetahui rencana peralihan dari siaran analog ke digital. Operator televisi lokal di Jawa Tengah mendukung proses penyiaran analog ke digital karena akan menguntungkan mereka.
Pelaku industri penyiaran di daerah merasa siap menyambut proses migrasi analog ke digital. Industri penyiaran di Jawa Tengah tidak yakin masyarakat di Jawa Tengah mengetahui rencana migrasi penyiaran analog ke digital. Sosialisasi melalui media sosial dinilai paling efektif dan masif untuk mensosialisasikan migrasi penyiaran analog ke digital.
Industri penyiaran di Jawa Tengah percaya bahwa berbagai cara dan saluran harus diikuti untuk mensosialisasikan migrasi penyiaran. Komisioner KPID Jawa Tengah, Kominfo dan instansi pemerintah di Jawa Tengah mengetahui rencana migrasi penyiaran analog ke digital di Indonesia. Regulator di Jawa Tengah yakin secara teknologi kita sudah siap menyambut migrasi penyiaran digital.
Sebagian besar masyarakat di Jawa Tengah belum mengetahui rencana migrasi analog ke digital karena sosialisasi masih kurang. Pemerintah sebaiknya membuat pusat layanan informasi migrasi siaran analog ke digital untuk memudahkan masyarakat mengetahui rencana migrasi. Perlu dibentuk badan otonom (terdiri dari unsur pemerintah, industri penyiaran, industri IT, akademisi dan organisasi konsumen) untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang migrasi dari penyiaran analog ke digital.
Pegiat literasi digital yang marak di Semarang, Solo, Pekalongan, Yogyakarta, Banjarmasin, Bali, Purwokerto mengetahui adanya rencana migrasi penyiaran analog ke digital di Indonesia. Para penggiat literasi digital di Jawa Tengah menilai perlu ditempuh cara dan jalur yang berbeda untuk mensosialisasikan migrasi streaming.
Strategi Sosialisasi Migrasi Sistem Penyiaran Analog Ke Digital Di Jawa Tengah (Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Digital Di Jawa Tengah (Jurnal ASPIKOM, Volume 3
Strategi Sosialisasi Migrasi Sistem Penyiaran Analog Ke Digital Di Jawa Tengah (Jurnal ASPIKOM, Volume 3
Apalagi layanan TV digital tidak lagi hanya fixed access tetapi juga mobile access yang dapat digunakan kapanpun dan dimanapun hanya dengan menggunakan satu terminal (Budiharto et al, 2007). Implementasi teknologi siaran TV Digital tidak mengharuskan pemirsa untuk membeli TV baru yang menggunakan teknologi digital. Di Eropa, Amerika, dan Jepang, migrasi ke sistem penyiaran TV digital dimulai beberapa tahun lalu.
Sejak tahun 2004, di bawah koordinasi Tim Migrasi Televisi dan Radio Nasional dari Analog ke Digital, telah dilakukan sejumlah kajian terhadap implementasi siaran TV digital. Serangkaian diskusi, seminar, lokakarya, dan lokakarya telah diadakan dengan pakar penyiaran TV digital dari berbagai penjuru dunia. Bahkan sejak pertengahan tahun 2006 telah dilakukan uji coba siaran TV digital dengan menggunakan kanal 34 UHF untuk standar DVB-T dan kanal 27 UHF untuk standar T-DMB (Budiarto et al, 2007).
Ukuran keberhasilan proses migrasi ditandai dengan semakin besarnya manfaat yang dapat diraih oleh masyarakat Indonesia. Setiap wilayah yang dapat menerima siaran TV analog harus dapat menerima siaran TV digital setelah migrasi. Oleh karena itu, perlu dirancang strategi komunikasi yang matang agar dapat menyampaikan pesan utama dalam proses migrasi analog ke digital sehingga berbagai pemangku kepentingan di Jawa Tengah dapat mengambil peran dan manfaat dari proses digitalisasi ini.
Kajian ini bertujuan untuk merumuskan strategi komunikasi yang matang dalam proses sosialisasi migrasi analog ke digital di Jawa Tengah.
Communication Plan Pyramid
Melalui strategi ini, peneliti ingin mengetahui situasi terkini mengenai pemahaman masyarakat terhadap proses migrasi dan kebiasaan konsumsi media, yang dijadikan dasar untuk merancang strategi komunikasi. Kedua, peneliti melakukan observasi lapangan dengan mengikuti beberapa diskusi tentang proses migrasi yang dilakukan oleh mahasiswa. Pada bagian ini peneliti juga akan memaparkan topik diskusi siswa tentang proses migrasi analog ke digital yang diamati oleh peneliti.
Hasil wawancara dengan komisioner KPID Jawa Tengah membenarkan temuan penelitian yang menunjukkan belum adanya sosialisasi yang memadai dalam proses transisi dari analog ke digital di Jawa Tengah. Berita di media cetak dan online dipilih oleh informan sebagai metode sosialisasi yang paling tepat untuk menjelaskan proses migrasi analog ke digital. Sosialisasi dari rumah ke rumah juga membantu masyarakat untuk bertanya langsung kepada petugas sehingga mereka mendapatkan gambaran yang jelas tentang proses migrasi.
Masyarakat di daerah seperti Magelang, Pekalongan dan Purwokerto menginginkan sosialisasi dari pintu ke pintu tentang proses migrasi analog ke digital. Pemerintah dapat menyediakan staf khusus yang mampu menjawab pertanyaan masyarakat tentang proses migrasi secara keseluruhan. Isu terpenting yang perlu segera dibenahi adalah roadmap migrasi yang komprehensif dan memuat tahapan proses migrasi yang jelas.
Keamanan proses migrasi penyiaran analog ke penyiaran digital masih menunggu pengesahan undang-undang penyiaran yang baru.