Volume 17, Nomor
1, Januari 2011 rssN 0852-2812
Jurnal Kelautan
0ffiffi@mmh Mh@m
Neptunus
J. Kelautan Vol.
17No.
1Hal.
1-
59Surabaya Januari
2011ISSN
0852-2812
Volume 17, Nomor.l, Januari20ll rssN 0852-28t2
1-6
7-L6
L7
-26
27
-37
38-43
44-59
@ Jurnal Kelautan
DAFTAR
ISIRespon
Pertumbuhan Kepiting Bakau lscyila serroto
Forskal)terhadap
Salinitas Dan Jenis pakan SegarSri Oetami Madyowati
laju
KorosiPelat
Baja Lunak GradeA
yang TelahMengalami
Deformasi Plastis pada MediaAir laut
TriAgung Kristiyono, Nur yanu Nugroho
Analisis Kualitas perairan untuk
KarambaJaring Apung lkan Kerapu di
Kabupaten SitubondoSumaryam Yusrudin
Perbandingan Konsumsi Daya
tistrik
penggunaa n Refrigerant Hydrocarbon (HC) dengan Freon (CFCf pada Sistem pendinginSubuh lsnur Haryudo, Urip prayogi
Pengaruh Pemindangan dan
pengasapanterhadap Masa simpan
rkan Lemuru lSardinella longicepslRestu Tjiptaningdyah
[:"[:il:?.fidasi rati fffkong
dan
Aprikasinva sebagaiFtttins Agent
Titiek lndhira
Agustin Y
(cover depan: general corgovangsedang melakukan bongkar muat di pelabuhan Teluk Bayur padang Sumatera Barat- NyN/Vepfunus)
a
MODIFIKASI OKSIDASI
PATISINGKONG DAN APLIKASINYA SEBAGAI
FILLING AGENTPADA BAKSO IKAN
Titiek tndhira Agustin
Fakultas Teknik dan llmu Kelautan Jurusan perikanan
Universitas Hang Tuah surabaya, Jl. Arif Rahman Hakim 150 surabaya 60111 Email: titiek_agustin@yahoo.co.id
Abstroct: The obiective
of
this reseorch were to study the effectof
concentrotion of hydrogen peroxide on choracteristic of oxidized modificationof
cassavo starch and to study the influence of oxidized modificotion cossova storch on the quotityof fish
boll. The research was conductedin two
stoges,the first
stoge tested the effect of concentration of hydrogen peroxide (1_%, 2% ond 3%) and time of detay (30, 60 and 90 minutes) on the charocteristicof
oxidized modificotion cossov-ostarch. The second stage of this reseorch was opptication of oxidized modification cdssovo storch to substitute topioco flour in fish batlformulotion ond its effect on physical and sensory quolity of fish
ball.
The first stage ofthe
research showed thot the best oxidized modificotion treatment wosthe
use 2% hydrogen peroxide andtime of
delay 60 minutes.tt
gdve the foilowing modified cossova storch characteristics : moisture content L0,40%, storch content 7g,22%, omyloso content 29,58%, reduction sugor content 7,55%, lightness g0,52%, peroxide residual 0,1 ppm, viscosity mox 4886 cP, breokdown viscosity 3559 cpond
setback viscosity997 cP.
Thenthe
secondstage of the
reseorchshowed that the
oxidized modificotion cdssova storch 20% in fish bolt production gavethe
most preferable organoleptic properties with the texture 7s,ggN,
lightness (L*) s7,g4,ia wuc
57,39%.
Keywords: modified cossovo, oxidotion , fish bott
PENDAHULUAN
Selama
ini, pati termodifikasi
oksi_dasi sering diproduksi menggunakan oksi_
dator hipoklorit.
penggunaanhipoklorit yang mengandung klorin diduga
me_ngakibatkan
efek
karsinogenik karena tu_runan
klorin
yang bereaksi dengan bahanorganik membentuk hasil
samping yangreaktif
seperti chloromines. Hidrogen pe_roksida sebagai salah satu oksidator kuat
dapat digunakan
sebagaialternatif
me-tode untuk menghasilkan pati termo- difikasi oksidasi. FDA (Food and
DrugAd mi
nistrofion)
dalam Anonymous (2002)mengizinkan penggunaan hidrogen
pe_roksida sebagai aditif untuk
modifikasipati dengan konsentrasi tidak
melebihi 0,45%aktif
oksigenyang diperoleh
dari hidrogen peroksida.Penelitian
tentang
makanan berba_sis daging ikan telah banyak
dilakukanantara lain:
kajiantentang
kualitas sosisikan hiu akibat
penambahansol
rumputlaut
(Puspita, 2O04), kajiantentang
sosisikan
denganbeberapa bahan
pengenyal (Agustindan Sulistyowati,
2006), penga-ruh jenis ikan yang berbeda
terhadap44
mutu fisik dan organoleptik bakso
ikan(Agustin,
2OO7)dan pembuatan
baksoikan kurisi dengan
penarnbahan karagi- nan dan khitosan (Wira,,2OO7l sedangkanpenelitian tentang penggunaan
patisingkong termodifikasi oksidasi
sebagaifilling ogent pada bakso ikan
belumdilakukan.
Pada dasarnya semua jenis
ikandapat digunakan sebagai bahan
bakubakso ikan namun yang paling
bagusadalah ikan yang berdaging putih
danberkadar lemak rendah. lkan
kuniran merupakan salah satu jenis ikan laut yang berdagingputih
dangan kadar lemak yangrendah, mudah diperoleh
(khususnya didaerah Laut Jawa) dimana jumlah
hasiltangkapan setiap periode
penangkapancukup tinggi
sehinggaharga jual relatif murah
dibandingkanikan laut jenis
yanglain.
Tingginya hasil tangkapan terhadapikan kuniran menuntut
pentingnya dilakukandiversifikasi
pengolahan untuk meningkatkan pemanfaatannya.METODOLOGI Bahan dan
Alat
Bahan
utama penelitian ini
adalah singkong jenis Adira 1- yang diperoleh dariBalitkabi-
Malang dan ikan kuniran (Upe- neus sulphureusl yangdibeli di
pasar ikan Pabean-
Surabaya. Bahan penunjang un-tuk
pembuatan bakso ikan adalah bawangputih,
minyakwijen dan
garam. Sedang- kan bahan kimia yang digunakan: larutan hidrogen peroksida 35%(b/v),
HCI pekat, NaOH,aquades dan bahan kimia
yang digunakanuntuk
analisa dengan standar pro analis.Peralatan yang digunakan meliputi:
cool
box,freezer,
seperangkatalat
pem-buatan bakso
(baskom,food
processordan pisau), timbangan analitik
digitalmerk
Explorer(Ohousl, waterbath, ter- mometer
skala celsius,pH meter,
oven,Brookfield viscometer, hotplate
stirer,Brabender viscoamilograph, colour
rea-der dan eksikator.
Sedangkan peralatan gelas yang digunakanmeliputi
gelas ukur, gelas piala, labu erlenmeyer dan spatula.Prosedur Penelitian Penelitian Tahap I
Penelitian tahap 1
menggunakanRancangan Acak Kelompok
Faktorial (RAKF)2 faktor, faktor A
adalah variasi konsentrasi hidrogen peroksida 35%(L,2
dan3%l dan faktor
Blama
perendaman(30, 60 dan 90 menit) dengan 3
kaliulangan.
Hidrogen peroksida yang ditam-bahkan merupakan larutan
dengankonsentrasi 35% dan
penambahan per-sentase (v/v) dari volume larutan
pati singkong. Kombinasi perlakuan pada pe- nelitian tahap I disajikan pada Tabel 1.Prosedur Pembuatan Tepung
patiSingkong
Termodifikasi
OksidasiSingkong segar setelah
dikupas,dicuci, diparut, selanjutnya
diperas dengan penambahan volume air 3 x beratparutan singkong. Pati singkong
dien-dapkan selama 2 jam, supernatan
di-buang dan
endapannyadibuat
menjadi suspensi (42%l denganaquades.
NaOH 1M ditambahkan untuk
mencapai kondisialkali (pH 10), selanjutnya
suspensi dipanaskandalam waterbath pada
suhu40t5oc dilakukan pengadukan
secarakontinyu, lalu ditambahkan
hidrogenperoksida perlahan-lahan hingga
men- capai variasi konsentrasi hidrogen perok-sida (1, 2 dan 3%) selama 30
menit.Kemudian didiamkan selama 30 menit, 60
menit dan 90 menit. Selanjutnya
patidicuci dengan
aquades sebanyak3
kalikemudian dikeringkan dalam oven
pada suhu 50-
55oC selama 6jam.
ParameterTitiek lndhira Agustin: Modifikosi Oksidasi Poti Sinqkong 45
yang diamati meliputi: kadar air
(AOAC,2006), kadar pati (Apriyantono,
dkk',1989), gula reduksi dengan
rnetodeNelson-samogyi (Apriyantoho,
dkk',1989), amilosa dengan metode
lRRl(Apriyantono, dkk', 1989), residu
hidro- gen peroksida dengantitrasi
(FMC, 2OO2ldan sifat amilograf dengan
Rapid Visco Analyzer (RVA).Prosedur Penelitian TahaP
ll
Penelitian tahaP 2
menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL)
yaitu prosentasetepung pati
singkong termo- difikasi oksidasi(b/b)
hasildari
perlakuanterbaik pada penelitian tahap l'
Prosen-tase tepung pati
singkong termodifikasiyang
digunakanadalah 20, 30 dan
40%dari berat
dagingikan dan
diulang seba- nyak 5 kali.Aplikasi Pati Singkong
Termodifikasi Oksidasi sebagai FillingAgent
Pati singkong termodifikasi
oksi-dasi diaplikasikan
sebagaifilling
agentpada pembuatan bakso ikan.
Tahapanproses pembuatan bakso ikan
adalah:fillet
daging ikan kuniran direndam dalamair jeruk selama 30 menit
kemudiandilumatkan menggunak an
food
processor,semua bumbu dihaluskan dan
dihomo-genkan
denganfood processor'
Adonan yangtelah
homogen,dicetak
bulat-bulat menggunakan sendok. Selanjutnya baksodirebus selama 15 menit Pada
suhu90t2oC. Formulasi bahan
pembuatanbakso
ikan
disajikan pada Tabel2'
Para-meter yang damati adalah nilai
tekstur (Yuwono dan Susanto, 1-998), kadar WHC (Subagio, 2006)dan
analisis organoleptik(Daya terima konsumen,
Soekarto(1e8s)).
Tabel 1. Kombinasi perlakuan pada penelitian tahap 1 Perlakuan Kode
A1B1 A1B2 A183 A2BL A2B2 A2B3 A3B1 A382 A383
ffiida3l%dengan
lama perendaman 30 menitL%hidrogen
peroksid a35% dengan lama perendaman 60 menitt%hidrogenperoksida3l%denganlamaperendaman90menit 2%hidrogen
peroksid a35% dengan lama perendaman 30 menit 2o/ohidrogen peroksid a35% dengan lama perendaman 60 menit2%hidrogenperoksida35o/odenganlamaperendaman90menit
3 % hidrogen peroksid a35% dengan lama perendaman 30 menit 3 % hidrogen peroksid a35% dengan lama perendaman 60 menit aman 90 menit 3 o/o hi peroksida 35% d lama perendTabel 2. Formulasi bahan pembuatan bakso ikan
Jumlah
(gra.)
Komponen Bahan Kontrol Perlakuan
Daging lkan Kuniran (100%) Tepung taPioka l2O%)
Tepung pati singkong termodifikasi
500 100
500 100, 150 dan 200 Bawane Putih (10%
46 Neptunus Jurnol Keloutan, Vol. 17, No' 7, Januori 2077
Jumlah (gram) Komponen Bahan
Kontrol Perlakuan
Garam dapur (2o/ol Vitsin (0,5%) Gula halus (3%) Minyak
wijen
(2%)Es batu $O%l
10 2,5
1_5
10 50
10 2,5 L5 10 50 Keterangan: % dihitung terhadap berat daging ikan kuniran
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap I
Proksimat Singkong Varietas Adira I Singkong varietas Adira I merupakan
salah satu jenis singkong unggul
hasilpersilangan antara varietas Mangi
danAmbon.
Pohon singkongAdira I
memilikikarakteristik daun berbentuk seperti
jariagak lonjong, pucuk daun
berwarnacoklat, tangkai dan bagian
bawahberwarna merah muda dan
bagian atas berwarna. merah.Warna kulit luar
coklatdan bagian dalam berwarna
kuning,daging umbi berwarna kuning
dengankadar
HCN27,5 mg/kg singkong,
umbipulen dan agak manis, kadar
patimencapai 45% (suprapti, 2005).
Hasil analisisproksimat
singkongAdira I
yang digunakandalam penelitian ini
disajikan pada Tabel 3.Hasil analisis proksimat pada Tabel 3
terlihat ada perbedaan kadar
antarasingkong Adira I dengan
referensi.Perbedaan tersebut disebabkan
oleh perbedaan varietas,umur
panen, musimserta iklim didaerah budidaya
singkong sebagaimanapendapat Suprapti
(2005)yang menyatakan bahwa varietas
danareal penanaman dapat
mempengaruhisifat dan kandungan bahan
dalam tanaman.Tabel 3. Hasil analisis proksimat singkong Adira I
Komponen
Singkong Adira I Referensi ')Protein (%) Lemak (%)
Air (o/ol
Abu (%)
Karbohidrat (%)
o,78 0,33 63,86
0,81 34,22
0,53 o,L7 62,80
0,84 Sumber: *) Bradbury (1990)
Mutu Tepung Pati Singkong
Termo- difikasi Oksidasi KadarAir
Kadar air pati singkong termodifikasi oksidasi berkisar
antara
10,23-
L0,70%.Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
konsentrasi
HzOzdan interaksi
antarakonsentrasi dengan lama
perendamanmemberikan pengaruh yang
tidak berbeda nyata terhadap kadar air. Namun lama perendaman memberikan pengaruhyang berbeda nyata terhadap kadar
airtepung pati singkong
termodifikasiTitiek lndhira Agustin: Modifikosi Oksidosi Pati Singkong 47
oksidasi dengan signifikansi 0,039. Kadar
air tertinggi mencapai t0,70% relatif
aman selama PenYimPanan
sesuai dengan pernyataan Fardiaz (1989), bataskadar air dimana mikroba masih
dapattumbuh adalah 74 L5%' Kadar
airtepung pati singkong
termodifikasioksidasi akibat lama perendaman
yang berbeda disajikan Pada Gambar L.Tampak Pada Gambar 1, semakin lama perendaman maka kadar air tepung
pati singkong termodifikasi
oksidasisemakin
meningkat hal ini
menunjukkanbahwa selama perendaman
hidrogen peroksidamasih aktif
mengoksidasi patimenghasilkan senyawa
penyusunnyayang lebih
sederhana. Lukasiewicet
al' (2OO7),oksidasi pati dengan
hidrogen peroksida kemungkinan akan menyebab-kan perubahan gugus senyawa
penyu-sunnya yang menghasilkan gugus
OHmeningkat. Semakin tinggi gugus
OHmaka sifat hidrofilik semakin
meningkatsehingga pada suhu pengeringan
danlama pengeringan yang sama
akanmenghasilkan kadar air yang berbeda.
Gambar t. Histogram kadar
airtermodifikasi
oksidasidaman
tepung pati
singkongakibat lama
peren-Kadar Pati
Rerata kadar Pati tePung
Patisingkong
termodifikasi oksidasi
berkisar 73,62-
79,3oo/o (Gambar 2). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan konsentrasi hidrogen peroksidadengan lama perendaman
berpengaruh sangat nyata.(sig = 0,000) terhadap kadarpati tepung pati
singkong termodifikasioksidasi. Berdasarkan hasil uji
lanjutdengan LSD pada
q 0,05
perlakuan kon-sentrasi hidrogen peroksida 3%
danperendaman 90 menit berbeda
sangatnyata dengan 8 perlakuan
interaksilainnya.
Histogram
pada
Gambar2
mem-perlihatkan bahwa peningkatan
konsen-trasi
HzOz dan semakin lama perendaman menyebabkan penurunan kadarpati.
Halini diduga terjadi perubahan struktur glukosa menjadi asam glukonat
danglukuronat yang mengandung
guguskadar air
(%)11
^
10,5t10
:
e,5!ro(!(Ev
8,5 8
30
mnt
60mnt
90 mntlama petendaman
48 Neptunus Jurnal Kelouton, Vol. 77, No. 1, Januori 2071
karbonil dan karboksil akibat
oksidasi padastruktur
polimer pati.HzOz menyerang secara
acak molekul glukosa padaCi
oksidasi internal(C2, C3 atau C6) yang
menyebabkanterbentuknya gugus karbonil
dankarboksil sehingga glukosa
berubahstruktur menjadi glukonat (C1)
atauglukuronat (C6). Hal ini didukung
oleht
Lukasiewic
et al., (2007) yang
menya-takan bahwa
oksidasipati dengan
HzOzkemungkinan akan menyebabkan
peru-bahan gugus aldehid pada C1
menjadikarboksilat dan gugus OH primer
(pada C6) atau gugus glikol (OH pada C2 dan C3)menjadi gugus keton dan selanjutnya dari
keton akan teroksidasi
menjadi karboksilat.80 79 7B
':: /b(E-- o. /b
Eru E73
72 71 70
30
mnt
60mnt
90 mntlama percndaman
notasi ditentukan berdasarkan hasil analisis post hoc multiple comparison LSD test pada a 0,05 Gambar
2.
Histogram kadar patitepung pati
singkongter-
modifikasi oksidasi
Kadar Amilosa
Rerata kadar amilosa tepung
pati singkongtermodifikasi oksidasi
berkisar 20,70-
29,58% (Gambar3).
Pada prosespembuatan pati modifikasi dengan
me-tode
oksidasi kemungkinanterjadi
oksi- dasi gugus OH (gugus hidroksil) pada patimenjadi gugus karboksil
(COOH) atau karbonil (C=O). Perubahan gugus hidroksilmenjadi gugus karboksil dan
karbonilterjadi baik pada amilosa maupun
ami-lopektin, tetapi terbentuknya
kar-boksilatau karbonil pada cabang
amilosamerupakan hal utama dan faktor
yangdapat
menyebabkan kecenderungan me-nurunnya pembentukan gel dan
terja-dinya retrogradasi (Anonymous,
2OO2l.Histogram kadar amilosa akibat
kombi- nasi perlakuan konsentrasi HzOz dan lama perendaman disajikan pada Gambar 3.Gambar 3 memperlihatkan
bahwasemakin tinggi konsentrasi
hidrogenperoksida maka semakin rendah
kadaramilosanya. Peningkatan
konsentrasihidrogen
peroksida menyebabkan penu- runan kadar amilosa tepung pati singkongtermodifikasi oksidasi. Hal ini
didugaakibat terjadinya perubahan
strukturTitiek lndhira Agustin: Modifikasi Oksidosi Poti Singkong 49
amilosa akibat oksidasi dimana
gugushidroksilnya berubah menjadi
karbonildan karboksil dan membdntuk
asamglukonat dan asam glukrironat. Hal
inimenyebabkan tidak
terbentuknyakompleks berwarna biru yang
me-nandakan adanya amilosa
yangmemerangkap iodin sehingga
terjadipenurunan intensitas warna
kompleksiodin-amilosa yang menyebabkan
kadaramilosa yang terukur menurun.
Boruch(1985) menyatakan bahwa
kapasitasmengikat iodin pada pati
menurunsetelah oksidasi disebabkan
adanyadegradasi amilosa dan
perubahanstruktur amilosa.
Keterangan: notasi ditentukan berdasarkan hasil analisis post hoc multiple comporison LSD test pada o 0,05 Gambar
3.
Histogram kadar amilosatepung pati
singkongtermodifikasi oksidasi
Kadar Gula Reduksi
Rerata kadar gula reduksi
tepungpati singkong termodifikasi
oksidasi berkisarL,zt-L,67%.
Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa interaksi
perlakuan konsentrasi dan lama perendaman berpe- ngaruh sangat nyata {sig=g,gOr, terhadapkadar gula reduksi. Kadar gula
reduksitertinggi terdapat pada
kombinasi perlakuan konsentrasi hidrogen peroksida 3%dengan lama
perendaman90
menit sedangkankadar gula reduksi
terendahterdapat pada kombinasi perlakuan t%
selama 30
menit
perendaman. Kadar gulareduksi akibat interaksi
perlakuankonsentrasi hidrogen peroksida dan lama perendaman disajikan pada Gambar 4.
Histogram kadar gula
reduksi (Gambar 4) menunjukkan bahwa semakintinggi
konsentrasi hidrogen peroksida dansemakin lama perendaman maka
kadargula
reduksi semakin meningkat. Pening-katan
kadargula
reduksidapat
disebab-kan oleh proses oksidasi
menyebabkanpemutusan ikatan glikosidik pada
patimembentuk ploimer lebih
pendekrantainya sehingga kemampuan
mere-duksi meningkat. Proses oksidasi
yang menyerang glukosa posisi gugus C1 padaujung pereduksi
(pad.apati
jumlahnyasangat terbatas)
sehingga glukosa yangsemula memiliki sifat pereduksi
akankehilangan kemampuan
mereduksinyakarena
peru-bahanstruktur dari
glukosa menjadi glukuronat.40
430
(5oo
=20
c6€to
(5Y 0
90 mnt
50 Neptunus Jurnol Kelouton, Vol. 77, No. 7, Jonuori 2077
8,.u
-Y6
e
1.2Eo
E 0.8 dt
!t(!
E 0.4
0
Keterangan: notasi ditentukan berdasarkan hasil analisis post hoc muttipte comparison LSD test pada c 0,05
Gambar 4. Histogram kadar gula reduksi tepung
pati singkong termodifikasi oksidasiDerajad Putih
Derajad
putih
merupakan gambaransecara umum dari warna suatu
bahan pada umumnya. Derajat putih tepung pati singkongtermodifikasi oksidasi ditentu-
kan dengan cara mengukur
nilaikecerahannya (L*) menggunakan
colorreader selanjutnya
dibandingkan dengannilai kecerahan (L*) BaSOq
sebagaistandar derajad putih tepung
dandikalikan tOO%. Histogram
hasilpengukuran dan perhitungan
derajadputih tepung pati
singkong termodifikasi oksidasi disajikan pada Gambar 5.Gambar 5. menunjukkan histogram
derajad putih tepung pati
singkongtermodifikasi
oksidasi mengalami pening-katan dengan semakin
meningkatnya konsentrasihidrogen
peiroksida. Namun,pada perendaman selama 60 dan
g0menit derajat putih menurun.
Penurunanini diduga disebabkan karena
endapanpati
singkong setelah dioksidasi memilikitekstur
yang agak lengket sehingga hal ini menyebabkan proses pengeringan selama6 jam pada suhu 50 - 55oC
kurangsempurna dan akibatnya warna
tepungkurang cerah. Zhie (2009),
HzOzefektif
sebagai bahan pemucat
atau pengelantang karena sifatnya yang sangatoksidator.
H2O2ffierupakan
satu-satunyaoksidator kuat yang ramah
lingkungan karenamudah larut
denganair
sehinggatidak meninggalkan residu.
Persamaan reaksitentang reaksi pemutihan
adalah sebagaiberikut
:HzOz+X
-+
H2O+XO Dark pigment
Titiek lndhira Agustin: Modifikasi Oksidasi Poti Singkong 51
Residu Peroksida
Berdasarkan hasil pengukuran
ujikuantitatif
denganmetode titrasi,
residu H2O2pada tepung pati
singkongtermo-
difikasi oksidasi berkisar 0,0895-
0,1116ppm.
Residuini berada jauh di
bawahbatas maksimal kandungan
hidrogenperoksida yang diijinkan oleh
Environ-mental Protection Agency (EPA)
yang menetapkan sebesar120 ppm.
(Venkita-narayanan, dkk., 2OO2 dalam
Zenia,2004).
Residu H2O2dapat
dengan sendi-rinya menurun dengan
bertambahnyawaktu dan proses pengolahan
lebihlanjut.
Histogram hasil pengukuran residu peroksida secara lengkap disajikan pada Tabel 4.Data pada Tabel 4
menunjukkanbahwa semakin tinggi konsentrasi
HzOzyang digunakan maka residu
peroksida padatepung pati
singkong termodifikasioksidasi semakin meningkat. Menurut Young et al. (1980), residu
H2O2 dapatdihilangkan antara lain dengan
cara pencucian dengan air, penggunaan enzim katalase, penggunaan Na2SO3dan
kom-binasi
antara
perlakuantersebut.
Prosespencucian dan perendaman yang
lamadapat menurunkan dan bahkan
meng-hilangkan residu HzOz. Pada
proses pembuatan,tepung pati
singkongtermo- difikasi
oksidasiini mengalami
berbagai macam prosesseperti
pencucian denganair,
perebusandan
pengeringan denganoven. Dengan proses yang
bermacam-macam ini menyebabkan residu
HzOz yang ada padatepung dapat
dihilangkan sehingga aman untuk dikonsumsi.Sifat
Amilograf
Hasil pengukuran sifat
amilografdisajikan pada Tabel 5, sifat
amilografberkaitan dengan
pengukuran viskositastepung
pada konsentrasitertentu
selama pemanasan dan pengadukan. Pengukurandilakukan secara kontinu
menggunakanalat
Rapid Visco-Analyzer (RVA). Pengu- kuran sifat amilografmeliputi
pengukuransuhu
pasting, viskositassetelah 5
menitpada suhu
95oC,viskositas
breakdown,viscositas akhir, viskositas setbeck
dan waktu viskositas maksimum.Keterangan: notasi ditentukan berdasarkan hasil analisis post hoc multiple comporison LSD test pada a 0,05 Gambar
5.
Histogram derajad putihtepung pati
singkongtermodifikasi oksidasi derajad putih (%)
82
^80 t78 s76
=74
o72
CL'$
zoo66 boe
&
30 mnt 60 mnt
lama perendaman
90 mnt
52 Neptunus Jurnol Keloutan, Vol. 17, No. 7, Jonuari 2077
Tabel 4. Residu peroksida tepung pati singkong termodifikasi oksidasi Perlakuan A
(Konsentrasi HzOz)
Perlakuan B
(Lama Perendaman)
Rerata residu peroksida
(ppm)t
sdr%
(^u
2o/o (A2)
3% (A3)
30 menit (B1) 60 menit (82) 90 menit (83) 30 menit (81) 60 menit (82) 90 menit (83) 30 menit (B1) 60 menit (B2) 90 menit (B3)
0,0895 + 0,0007 0,0930 + 0,0004 0,0936
t
0,00140,0995 + 0,0021 o,Lo24 + O,OO24
0,1070
t
0,0021 0,7082 + 0,0021o,Lt16 t
0,00200,1108 + 0,0029
Tabel 5. Sifat amilograf pati singkong
Hasil Analisis
Viskositas Setback
(cP) Jenis
Contoh
Viskositas
viskositas
setelah,
viskositasMax
(CP)
menitdi
Breakdown95oC
(cP)waktu
suhuViskositas
Patrnp
t,illi,r
("c)Viskositas Akhir
{cP)
K (+) K (-) A1B1 A3B3 A2B2
4327 4657 6384 5778 4885
1377 t7L6 L777 1548 1327
3000 2941, 4613
4230 "
35s9
2329 2786 3315 285L 2324
6.27 5.47 5.07 4.93 5.07
65.65 65.60 65.65 65.25 66.05 L002
1070 1544 1303
997
Hasil analisa
Tabel 5
menunjukkanviskositas maksimum pada tepung
pati singkongtermodifikasi
oksidasi berbeda-beda berkisar antara 4327 - 6384
cPdimana nilai viskositas
maksimumtertinggi pada tepung pati
singkongtermodifikasi
oksidasidengan
perlakuankonsentrasi HzOz 7% dan
lamaperendaman 30 menit dan
terendahterdapat pada kontrol positif
(K+) yaitutepung tapioka komersil.
Padatitik
inigranula pati yang mengembang
pecah dandiikuti
dengan penurunan viskositas.Suhu dimana viskositas
maksimumtercapai disebut suhu akhir
gelatinisasi.Pada suhu ini granula pati
telah kehilangansifat
birefringence. Viskositasmaksimum
tertinggi
pada perlakuan H2O2L% selama 30 menit
perendamantercapai karena proses oksidasi
masihberjalan lambat sehingga
kandunganpatinya masih cukup tinggi
akibatnyagranula mudah menyerap air
danmembengkak. Sifat amilograph
pati singkongtermodifikasi
oksidasi disajikan pada Gambar 6.Grafik amilograf Gambar
6menunjukkan viskositas puncak tertinggi
dimiliki oleh tepung pati singkong ter-
modifikasi perlakuan konsentrasi HzOzt%
dan lama perendaman
30 menit
(A181)),sedangkan viskositas puncak
terendahtErdapat pada
perlakuantepung
tapiokakomersil (kontrol positif (K-)).
SuhuTitiek lndhiro Aqustin: Modifikasi Oksidasi Poti Singkong
gelatinisasi
berkisar
65,25- 66oC.
Bala-gopalan et
ol.,
(1988) mengatakan bahwasuhu gelatinisasi pati
ubi.kayu
berkisarantara 58,5 -
ZOoC.Hal yang
mempe-ngaruhi suhu gelatinisasi adalah
pena-mbahan surfaktan,
penggunaan pelarut, adanya gugus hidroksildari
molekul pati, danikatan
silang antar granula pati.Nilai breakdown viscosity
tepung pati singkongtermodifikasi oksidasi
yang dihasilkan berkisar antara2941- 46t3
cP.Nilai breakdown viscosity
merupakanselisih antara viskositas jatuh
dan viskositas maksimum,dimana
padatitik ini terjadi
penghancurangranula
hingga sempurna. Hasil akhir padatitik
viskositasjatuh adalah granula yang
hancursempurna dan telah terpisah
antarakomponen amilosa dan
amilopektin.Hanya komponen amilopektin
yangtertinggal dalam granula,
sedangkan komponen amilosatelah larut
dalam air.Nilai breakdown viscosity yang
rendahmenunjukkan
tingkat
kehancuran granula cukuptinggi.
Tampak pada Tabel5
nilaibreakdown viscosity terendah
adalah 2941cP darikontrol
negatif (K-) yaitu pati singkong non modif (tanpa perlakuan).Nilai setback viscosity
(viskositas balik)tepung pati
singkong yang dihasil- kan berkisar antara 997-
7544 cP. Visko-sitas balik mencerminkan
kemampuan asosiasiatau retrogradasi molekul
patipada proses pendinginan.
Pendinginan pasta tepung umbi dari suhu 95oC ke suhu50"C meningkatkan viskositas
pasta.Viskositas balik adalah selisih
antaraviskositas akhir dan viskositas
jatuh.Semakin
tinggi nilai
viskositasbalik
maka semakintinggi
kemampuanpati
menga-lami
retrogradasi.Wurzburg (1995)
me- nyatakan bahwajika
selama pemanasanterjadi
pemecahan granula, maka jumlah amilosa yang keluar dari granula semakinbanyak sehingga kecenderungan
untuk terjadinya retrogradasi meningkat.$h{u {mrrit}
*t:it:lt:1 *r2*2:2t *438llg *d.!]t] .-*d.))tl *Jrldril
Gambar 6. Grafik amilograf tepung pati singkong termodifikasi oksidasi
54 Neptunus Jurnal Kelouton, Vol. 77, No. 7, Jonuori 2011
Kecerahan (L*)
Tingkat kecerahan bakso ikan akibat penggunaan
pati
singkong termodifikasi oksidasipada
prosentaseyang
berbedadiukur menggunakan color
reader.Yuwono dan
Susanto(1998),
kecerahan sampel berbanding lurus dengannilai
L*yang terbaca pada
monitor color
reader.Semakin
tinggi nilai
L* yang terbaca padamonitor color reoder maka
tingkat kecerahansampel semakin tinggi
pula.Histogram hasil pengukuran
tingkatkecerahan bakso ikan disajikan
pada Gambar 8.WHC (Woter Holding Capacityl
Woter Holding Copacity
(WHC),merupakan kemampuan protein
untukmenyerap dan menahan air
selama perlakuan mekanik (DeMan,
1987). Hasil pengukuran nilai WHC bakso ikan berkisar 51,39-
59,89o/o. Hasil pengukuran WHCbakso ikan disajikan dalam
diagrmahistogram pada
Gambar9.
Bakso ikankontrol (tapioka komer-sil)
mempunyainilai WHC terendah
(51,,12) sedangkannilai WHC tertinggi pada bakso
ikanGambar 8 memperlihatkan
bahwatingkat kecerahan bakso ikan
semakinmeningkat dengan meningkatnya
kon- sentrasitepung pati
singkongmodif
yangdigunakan. Hal ini disebabkan
karenatepung pati singkong
termodifikasioksidasi memiliki warna putih
dengannilai derajad putih 80,52 (Gambar
5).Derajad putih terendah adalah bakso ikan
dengan penambahan tapioka
komersil,hal ini menunjukkan pati
singkongtermodifikasi oksidasi masih
melilikiaktifitas oksidatif sehingga
dapat mencerahkan produk.59
S8
(!6L-..b I
Yo 56 55
30%
40o/oProsentase Mocav
Keterangan: notasi ditentukan berdasarkan hasil analisis post hoc multiple comparison LSD test pada o 0,05 Gambar 8. Histogram kecerahan bakso ikan (*L)
dengan pati singkong
termodifikasi oksidasi 4O%yaitu8,89%.
Semakin tinggikonsentrasi tepung pati
singkongtermodifikasi terhadap
daging ikan makanilai WHC semakin meningkat. Hal
inidisebabkan karena pati
singkongtermodifikasi oksidasi memiliki
gugushidroksi lebih banyak
dibandingkan dengantepung pati
alami, gugus hidroksibersifat hidrofilik. Park (2005),
menya-takan bahwa makanan berbasis
dagingikan atau surimi akan
memiliki56 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 77, No.
l,
Januori 2071kemampuan menyerap
dan
menahan airdalam sistem namun penggunaan
patiyang tinggi dapat
mengeraskan tekstur-Mutu
Organoleptik Bakso lkanHistogram
rata-rata
rangking hasilanalisa organoleptik disajikan
padaGambar 10. Gambar L0
menunjukkannya karena
terjadi
gelatinisasi yang sempurna.tidak
Keterangan: notasi ditentukan berdasarkan hasil analisis post hoc multiple comparison LSD test pada a 0,05 Gambar 9. Histogram WHC bakso ikan
Keterangan: notasi ditentukan berdasarkan hasil analisis post hoc multiple comparison LSD test pada c 0,05 Gambar 10. Histogram rata-rata ranking bakso ikan
bahwa perlakuan penggunaan
tepungpati
singkongtermodifikasi
oksidasi 20%memiliki mean rank tertinggi baik
pada organoleptiktekstur,
aroma dan rasa. Hal50
40
t30
cE20E
't0
0
lgrpk tekstur apma nsa atribut olgiloleptik
Titiek tndhiro Agustin: Modifikosi Oksidasi Poti Singkong 57
ini menunjukkan bahwa panelis
lebih menyukai bakso ikan dengan penggunaantepung pati
singkongmodif
sebesar 20%.Komentar sebagian
besar
panelis terha-dap
baksoikan
dengan 4O%tepung
patisingkong modif adalah tekstur
terlalukeras, rasa agak hambar dan
aromanetral.
Gaonkar (1995) dan Zusuki (1981)menyatakan bahwa semakin
tinggi konsentrasipati dalam formulasi
produkberbasis surimi atau daging ikan
akanmenurunkan aroma, rasa dan
menge-raskan tekstur karena pori-pori
dalam produktertutup
oleh granula pati.KESIMPULAN
Konsentrasi
hidrogen
peroksida 2%dan lama perendaman 60 menit
meru-pakan kombinasi perlakuan yang
meng-hasilkan tepung pati singkong termo- difikasi oksidasi yang memiliki
karak-teristik terbaik yaitu kadar air
LO,4O%o, kadar pati 78,22o/o, kadar amilosa Z9,5Bo/o,kadar
gula reduksi
L,55Yo,derajad
putih 80,52o/o,residu peroksida 0,1
ppm,viskositas max 48886 cP, viskositas break- down 3559 cP dan viskositas sefbock gg7
cP. Aplikasi tepung pati singkong
termodi- fikasi
oksidasi sebagaifilling agent
padabakso ikan dengan prosentase ZO% meru- pakan perlakuan terbaik.
Mutu
bakso ikanyang dihasilkan adalah sebagai
berikut:tekstur 15,98 N, kecerahan (L*)
57,94, WHC5L,39 dan rata-rata
rangking orga-noleptik kenampakan 38,L6, tekstur
46,30, aroma 41,76 dab rasa 46,54.REFERENSI
Anonymous. 2002.
Hydrogen PeroxideTechnical
Bulletin. FMC Co rporatio n.www. F M C%20 H 2 O 2%20T e ch n i cq I %2 0 B roch u re. pdf .
Oktober 2010
Apriyantono, A., D.
Fardiaz,Ni Luh
p.,Sadarmawati dan Slamet B.
1989.Petunjuk Laboratorium
Analisis Pangan. PAU*
Pangan dan Gizi. lpB.Bogor.
AOAC. 2006"
Official
Methodsof
Analysisof The Association of
Official Analytical Chemists. 18thedition.
6threvision. AOAC
lnternational.
USAAgustin,
T. I dan W" Sulistyowati.
Kajian tentang Sosis lkan dengan Beberapa Bahan Pengenyal. Prosiding SeminarNasional Kelautan ll.
Universitas Hang Tuah.Surabaya. Tel 11
Mei2006
ISBN: 979-3153-2-0Hal
iltzL-|
724.Agustin,
T.1.,2007. Bakso lkan
(KajianJenis lkan yang
Berbeda terhadapMutu Fisik dan
Organoleptik).Laporan Penelitian.
FakultasTeknologi Kelautan dan
perikanan.Universitas Hang Tuah.
Surabaya.Tidak dipublikasikan
Boruch, A.L. 1985. Transformation of
Potato Starch during Oxidation
with hypochlorite. Starch
lnternationalJournal. lnvestigation,
processingand Use of Carbohydrates and Their Derivates.
37 (3) 91-98.
publishedonline
23Oct
2006.http ://on I ineli b ra ry.wi I ey.com
/
doi/10. 1002/star. 19850370306/abstrac
t.
Oktober 2010.Bradbury, J.H., 1990. The
Chernical Compositionof
Tropical Root Crops.AseanJournal 4 (1) 5-10.
Fardiaz,
S. 1989. Mikrobiologi
pangan.Pusat Antar Universitas
pangan dan Gizi.lnstitut
Pertanian Bogor.Bogor.
FMC. 2002. Hydrogen Peroxide Technical
Bulletin. FMC
Corporation.58 Neptunus Jurnal Kelouton. Vol. 17. No. 1, Jonuori ?O11
www. F M Co/o2OH2OZ%20Tech n i ca I %
2OBrochure.pdf. Oktober 2010
Gaonkar, A.G., 1995.
lngredientlnteractions (Effects on
FoodQuality/. Marcell Dekker, lnc.
New York Park (2005),Lukasiewic, M., B. Achremowicz,
A.Plaszek,
l. Gerlich, A. Bemarz,
D.Bogdal and S. Bednarz.
2007.Microwave- Assisted
oxidative degradationos
Starch-
Estimationof Degree of Oxidation of
TheModification Biopolimer.
http ://www. usc. es/con gresos/ecsoc /9 / ECSOC9.HTM. Oktober 2010 Puspita,
A.
2004. Kajian Tentang KualitasSosis lkan Hiu
PengaruhPenambahan Sol Rumput
Laut.Skripsi. Jurusan Teknologi
HasilPerikanan. Fakultas
TeknologiKelautan dan
Perikanan.Universitas Hang Tuah. Surabaya.
Suzuki,
T. 1981.
Fishand Krill Protein
:Processing Technology.
Applied Science Publisers Ltd. LondonSoekarto, S.T. 1985.
Penilaian Organoleptikuntuk lndustri
Pangandan Hasil Pertanian.
Penerbit Bharata Karya Aksara. JakartaSuprapti, 1., 2005. Tepung
Tapioka (Pembuatandan
Pemanfaatannya).Penerbit Kanisius. Jakarta
Subagio, A. 2006. Characterization of
Hyacinth Bean (Lablab purpureus {L)Sweet) Seed from lndonesia
andTheir Protein lsolate.
FoodChemistry 95 : 65 - 70.
Elsevier.New York.
Wurzburg, O.8.1995. Modified
Starches.Di
Dalam Food Polysaccharides andTheir Applications. Stephen,
AM Marcell Dekker lnc. New York.Wira.
2007. Pembuatan Bakso lkan Kurisi dengan Penambahan Karaginan dan Khitosan.www.blognyamaswira.com Oktober 2008
Young, K.W., S.L. Neumann, A.S.
Mc
Gill,R. Hardy" 1980. The use of
dilute solutionof
H2Q2 ofWhite
Fish Flesh dalam Fish Science and Technology.Editor J.J. Connell Advances. Fishing
New Books Ltd. Farnham.
Surey.England.
Yuwono,S. dan T. Susanto.
1998.Pengujian Fisik Pangan. Jurusan THP
Fakultas Teknologi
Pertanian.Universitas Brawijaya. Malang Zayas,
J.F.,7997.
Functionalityof
Proteinin Food. Springer-Verlag. New York.
Zenia,
A.
2004. Efektivitas Hidrogen Peroksidadan Asam Asetat
untuklnaktivasi Salmonella pada
Selada Segar. Abstract. lPB. Bogorfitiek lndhira Agustin: Modifikosi Oksidosi Poti Singkong 59