• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 05 PENGENALAN BANGUNAN PANTAI

N/A
N/A
Pranaja Light

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL 05 PENGENALAN BANGUNAN PANTAI "

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Air dan Konstruksi

MODUL 05

PENGENALAN BANGUNAN PANTAI

PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PANTAI TINGKAT DASAR

(2)

PENDAHULUAN

Nama Pelatihan : PENGAWASAN PELAKSANAAN PANTAI TINGKAT DASAR Mata Pelatihan : Pengenalan Bangunan Pantai

Jumlah Sesi : 4 Sesi

Waktu : 4 JP ( @45 M x 4 JP = 180 Menit)

: Pemandu/Instruktur : ...

(3)

 Deskripsi

Mata Pelatihan ini membahas pengetahuan bangunan pantai tentang Hard Structure dan Soft Structure dalam Pengawasan Pelaksanaan Pantai, dengan melalui berbagai metode seperti; Ceramah, Brainstorming, Diskusi, Tanya Jawab, tayangan gambar dan film pendek.

Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan menerakan dan mengaktualisasikan materi kedalam kegiatan pengawasan pelaksanaan pantai secara bertanggungjawab dan profesional.

 Hasil Belajar

Setelah membaca dan mempelajari modul pelatihan bangunan pantai ini peserta mampu memahami dan menerapkan pengenalan bangunan pantai dalam pengawasan pelaksanaan pantai yang secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.

Deskripsi Singkat

(4)

 Peserta mampu memahami, menjelaskan dan mengaktualisasikan Hard Structure dalam pengawasan pelaksanaan pantai

 Peserta mampu memahami, menjelaskan dan mengaktualisasikan Sofl Structure dalam pengawasan pelaksanaan pantai

Materi Pokok Modul ini meliputi :

 Hard Structure

 Soft Structure

Indikator Hasil Belajar

(5)
(6)

Pengantar

Pada Umumnya bangunan pantai digunakan sebagai infrastruktur yang berfungsi sebagai pelindung pantai. Akibat pengaruh dari beberapa faktor seperti pasang surut air laut, akan mudah menggerakkan sedimen-sedimen di sekitar garis pantai, sehingga akan sering terjadi erosi pada pantai.

Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai yaitu memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan dengan membangun beberapa struktur bangunan pantai antara lain ;

1) Tanggul laut (Sea Dike);

2) Tembok laut (Sea Wall);

3) Perkuatan lereng (Revetment);

4) Pemecah gelombang (Break Water);

5) Krib (Groin); dan 6) Jeti (Jetty)

(7)

Tanggul Laut (Sea Dike)

Tanggul laut atau sebutan lainnya levee atau sea dike, embankment, yaitu semacam tembok miring baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air.

Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Sei Dike adalah struktur pengaman pantai yang dibangun sejajar pantai dengan tujuan untuk melindungi dataran pantai rendah dari genangan yang disebabkan oleh air pasang, gelombang dan badai

(8)

Tanggul Laut (Sea Dike) Lanjutan

Tujuan dan Fungsi Tanggul Laut

Tujuan dari pembagunan tanggul laut antara lain untuk melindungi daratan pantai rendah terhadap genangan air pasang, gelombang dan badai.

Sedangkan fungsi tanggul laut lainnya, adalah : Penahan air laut saat gelombang air pasang / air rob Pengendalian penurunan muka tanah

Kerugian ekonomi akibat banjir Batas jelas dikawasan pesisir

(9)

Tanggul Laut (Sea Dike) Lanjutan

Konstruksi Tanggul laut

1. Pemasangan Profil

(10)

Tanggul Laut (Sea Dike) Lanjutan

Konstruksi Tanggul laut

2. Pembersihan tanah (land clearing) dasar dan diratakan secukupnya dengan

grader/bulldozer

(11)

Tanggul Laut (Sea Dike) Lanjutan

Konstruksi Tanggul laut

3. Geotekstil dibentangkan pada dasar tanah untuk stabilisasi tanah dan

filter bagi aliran air ke bawah (vertical drain) dari timbunan tanggul

(12)

Tanggul Laut (Sea Dike) Lanjutan

Konstruksi Tanggul laut

4. Penimbunan tanah di atas hamparan geotekstil dengan bantuan dump truck, diratakan dengan bulldozer, dan dipadatkan dengan alat

pemadat tanah (hand stamper atau sheepfoot roller).

(13)

Tanggul Laut (Sea Dike) Lanjutan

Konstruksi Tanggul laut

4. Penimbunan tanah di atas hamparan geotekstil dengan bantuan dump truck, diratakan dengan bulldozer, dan dipadatkan dengan alat

pemadat tanah (hand stamper atau sheepfoot roller).

(14)

Tanggul Laut (Sea Dike) Lanjutan

Konstruksi Tanggul laut

5. Dilanjutkan dengan pemasangan lapisan revetmen dari batu

kosong/armor pada lereng luar tanggul laut.

(15)
(16)

Tembok Laut (Sea Wall)

Pengertian

Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Sea Wall adalah struktur pengaman pantai yang dibangun dalam arah sejajar pantai dengan tujuan untuk melindungi pantai terhadap hempasan gelombang dan mengurangi limpasan genangan areal pantai yang berada di belakangnya.

Tujuan dan Fungsi Tembok Laut

Tujuan tembok laut adalah guna mencegah/mengurangi limpasan dan genangan areal pantai yang berada di belakangnya.

Sedangkan fungsi dari tembok laut adalah sebagai perkuatan pada bagian profil pantai.

(17)

Tembok Laut (Sea Wall)

Pengertian

Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Sea Wall adalah struktur pengaman pantai yang dibangun dalam arah sejajar pantai dengan tujuan untuk melindungi pantai terhadap hempasan gelombang dan mengurangi limpasan genangan areal pantai yang berada di belakangnya.

Tujuan dan Fungsi Tembok Laut

Tujuan tembok laut adalah guna mencegah/mengurangi limpasan dan genangan areal pantai yang berada di belakangnya.

Sedangkan fungsi dari tembok laut adalah sebagai perkuatan pada bagian profil pantai.

(18)

Tembok Laut (Sea Wall)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Tembok Laut : 1. Pemasangan Profil

(19)

Tembok Laut (Sea Wall)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Tembok Laut :

2. Penggalian pondasi dilakukan dengan ekskavator/backhoe

(20)

Tembok Laut (Sea Wall)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Tembok Laut : 3. Pemasangan lapis penyaring filter

(21)

Tembok Laut (Sea Wall)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Tembok Laut : 4. Pemasangan pelindung kaki

(22)

Tembok Laut (Sea Wall)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Tembok Laut : 5.

Pemasangan buis beton

(23)

Tembok Laut (Sea Wall)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Tembok Laut : 6. Penggalian pondasi pasangan batu

(24)

Tembok Laut (Sea Wall)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Tembok Laut : 7. Pemasangan Paving Block

(25)

Tembok Laut (Sea Wall)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Tembok Laut :

8. Tembok Laut Lulus Air

• Metode pelaksanaan konstruksi tembok laut lulus air, sebagai berikut:

• penempatan batu kosong dilaksanakan dengan dumping dan dirapikan dengan tenaga manusia atau alat berat (ekskavator/backhoe). Lapis armor disusun secara individual dengan bantuan ekskavator dibantu tenaga manusia; dan

• penempatan batu kosong dilaksanakan pada pondasi tidak terganggu air pasang.

(26)
(27)

Perkuatan Lereng (Revetment)

Pengertian

Perkuatan lereng (revetments) adalah bangunan yang ditempatkan pada permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing aIur sungai (umumnya muara sungai) atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang dilindunginya.

Tujuan Perkuatan Lereng

Tujuan dari perkuatan lereng adalah untuk melindungi daratan tepat di belakang bangunan.

Dimana bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring. Namun dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal sedangkan revetment mempunyai sisi miring.

Fungsi Perkuatan Lereng

Perkuatan lereng merupakan bangunan yang ditempatkan pada suatu lereng yang berfungsi melindungi suatu tebing alur pantai atau permukaan lereng, yang secara keseluruhan memiliki peran gna meningkatkan stabilitas alur pantai atau bahu tanggul yang dilindungi.

(28)

Perkuatan Lereng (Revetment)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Perkuatan Lereng 1. Pemasangan Profil

(29)

Perkuatan Lereng (Revetment)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Perkuatan Lereng 2.Penggalian pondasi dengan menggunakan ekskavator

(30)

Perkuatan Lereng (Revetment)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Perkuatan Lereng 3.Pemasangan geotekstil dari atas ke dasar pondasi

(31)

Perkuatan Lereng (Revetment)

Lanjutan

Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Perkuatan Lereng 4.Material inti

(32)
(33)
(34)

Pemecah Gelombang(Break Water)

Pengertian

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai.

Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Break Water adalah konstruksi pengaman pantai yang posisinya sejajar atau kira-kira sejajar garis pantai dengan tujuan untuk meredam gelombang datang.

Tujuan Pemecah Gelombang

Tujuan dari bangunan pemecah gelombang adalah untk mengurangi energi (gaya-gaya) gelombang di belakang struktur, disamping untuk melindungi kolom pelabuhan terhadap gangguan gelombang. Disisi lain juga dapat bertujuan untuk mencegah erosi pantai.

(35)

Pemecah Gelombang(Break Water)

Lanjutan

Fungsi Pemecah Gelombang

• Berfungsi sebagai pelindungi kolam perairan pelabuhan yang terletak dibelakangnya dari serangan gelombang

• Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (Refleksi),

• Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air),

• Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut

(36)

Pemecah Gelombang(Break Water)

Lanjutan

Pemecah Gelombang Sisi Miring Pemecah Gelombang Sisi Tegak

(37)
(38)
(39)

Krib (Groin)

Pengertian

Krib atau Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak lurus terhadap arah pantai.

Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Groin adalah bangunan yang dibuat tegak lurus atau kira-kira tegak lurus pantai, berfungsi mengendalikan erosi yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan angkutan pasir sejajar pantai (longshore sand drift)

Tujuan Bangunan Krib

• Mengatur aliran laut sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat mengalir dengan cepat dan aman;

• Mengatur kecepatan aliran laut yang memungkinkan adanya pengendapan dan pengangkutan sedimen dengan baik;

• Mengarahkan aliran ke tengah alur laut agar tebing laut tidak terkikis;

• Mengarahkan aliran laut sehingga dapat dipergunakan untuk pelayaran.

(40)

Krib (Groin)

Lanjutan

Fungsi Bangunan Krib

Mengatur arah arus laut; Memperbesar jari-jari belokan alur laut yang terlalu tajam supaya alignment laut menjadi lebih baik; Mengurangi kecepatan arus laut sepanjang tebing laut; Mengendalikan erosi tebing laut dengan mengurangi kecepatan aliran yang menyerang tebing laut; Mempercepat sedimentasi; Menutup cabang alur laut (pada braided river) supaya arus laut menuju ke alur yang diinginkan; Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan; Mengkonsentrasikan aliran;

Memperdalam alur laut; Mengarahkan aliran pada kondisi debit kecil; Melindungi bangunan-bangunan laut lainnya.

(41)

Krib (Groin)

Lanjutan

Tahapan Konstruksi Bangunan Krib Tiang Pancang

pemasangan geotekstil,

penyusunan lapis inti (core) dan lapis antara. Material dituang langsung dengan dump truck atau dengan front end loader. Selama pelaksanaan permukaan timbunan dilapisi kerikil untuk jalan dump truck agar ban alat berat lebih awet. Sebelum ditambah dengan lapis berikut, lapis jalan ini dibersihkan terlebih dulu,

(42)

Krib (Groin)

Lanjutan

Tahapan Konstruksi Bangunan Krib Tiang Pancang

perataan puncak timbunan dengan bulldozer, untuk membantu membentuk lereng rockfill yang baik digunakan ekskavator setelah selesai dilakukan dumping. Lebar jalan akses untuk dump truck minimum 4,00 m. Bagi jalan akses untuk dua arah diperlukan lebar minimum 7,00 m agar dapat terjadi papasan dump truck dari dua arah,

penyusunan armor harus dilaksanakan secepatnya, sebelum puncak krib mencapai ketinggian desain dan panjang krib diselesaikan seluruhnya untuk mencegah kerusakan oleh gelombang.

(43)

Jeti (Jetty)

Pengertian

Jeti adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai.

Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Jeti adalah bangunan menjorok ke laut yang berfungsi sebagai pengendalian penutupan muara sungai atau saluran oleh sedimen.

Fungsi Bangunan Jeti

• Sebagai sandaran/pelabuhan kapal tongkang dan kapal kapal kecil lain nya yang akan melakukan transaksi naik atau turun barang baik melakukan expor dan impor;

• Untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai;Untuk melindingi alur pelayaran;

• Untuk mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir.

(44)

Jeti (Jetty)

Lanjutan

Tahapan Konstruksi Bangunan Jeti

Metode pelaksanaan jeti dari rubble mound adalah sebagai berikut:

a. pemasangan profil;

b. pengangkutan material inti dengan menggunakan dump truck. Material inti ditempatkan di lokasi pekerjaan dan diratakan dengan bulldozer. Untuk material inti dari geobag isi pasir ditempatkan dengan menggunakan excavator;

c. penempatan material antara dan armor dilakukan secara bertahap, agar material yang sudah ditempatkan tidak hanyut oleh gelombang; dan

d. penempatan lapis armor secara individual dilaksanakan dengan crane atau derek terapung di atas ponton atau bergerak sendiri (self propelled).

(45)

Jeti (Jetty)

Lanjutan

Tahapan Konstruksi Bangunan Jeti

Metode pelaksanaan jeti dari tiang-tiang pancang (arah laut) sebagai berikut :

a. pemancangan dilakukan dari tepi pantai ke tengah dengan alat pemancang terapung yang dimuatkan pada ponton dengan draft kecil,

b. pemasangan guide wall dilakukan untuk mendapatkan hasil pancangan yang lurus; dan c. material ditimbun dan dipadatkan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

Pengisian Pasir (Sand Nourishment)

Pengertian

Pengisian Pasir (Sand nourishment) merupakan usaha yang dilakukan untuk memindahkan sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga menjaga pantai tetap stabil.

Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Sand nourishment adalah kegiatan untuk membentuk pantai menjadi stabil dengan menambahkan pasir ke pantai

Tujuan Pengisian Pasir

Mencegah erosi pantai dan melindungi pantai dari penggerusan serta memperpanjang garis pantai.

Fungsi Pengisian Pasir

Pengganti suplai sedimen pantai dan material dune secara alami yang tererosi oleh gelombang dan arus.

(51)

Pengisian Pasir (Sand Nourishment)

Tahapan Konstruksi Pengisian Pasir

(52)

Pengisian Pasir (Sand Nourishment)

Lanjutan

Tahapan Konstruksi Pengisian Pasir

a. Penempatan pipa pengangkut untuk menyalurkan pasir laut yang dibawa oleh kapal keruk/ponton (dredger) yang bersandar di lepas pantai,

b. Pemasangan silt protector sejajar pantai, yang terbuat dari kain penyaring dengan tinggi kira-kira 3 m.

c. Krib apung dibentangkan dari dasar pantai dengan pelampung agar tinggi elevasi dari krib apung dapat menyesuaikan dengan air pasang.

d. Tiap 10 meter panjang krib apung diberi angkur (anchor) ke dasar pantai, setiap angkur mempunyai panjang yang cukup agar tertanam kuat.

e. Silt protector dipasang pada pantai sebelah depan yang langsung berbatasan dengan air laut;

f. Pengisian pasir dengan cara menyemprotkan pasir dari kapal keruk melalui pipa penyalur pasir;

g. Perataan pasir dengan menggunakan bulldozer dan ekskavator;

h. Melakukan monitoring untuk mengetahui hasil pelaksanaan pengisian pasir;

(53)

Pengisian Pasir (Sand Nourishment)

Lanjutan

Tahapan Konstruksi Pengisian Pasir

a. Penempatan pipa pengangkut untuk menyalurkan pasir laut yang dibawa oleh kapal keruk/ponton (dredger) yang bersandar di lepas pantai,

b. Pemasangan silt protector sejajar pantai, yang terbuat dari kain penyaring dengan tinggi kira-kira 3 m.

c. Krib apung dibentangkan dari dasar pantai dengan pelampung agar tinggi elevasi dari krib apung dapat menyesuaikan dengan air pasang.

d. Tiap 10 meter panjang krib apung diberi angkur (anchor) ke dasar pantai, setiap angkur mempunyai panjang yang cukup agar tertanam kuat.

e. Silt protector dipasang pada pantai sebelah depan yang langsung berbatasan dengan air laut;

f. Pengisian pasir dengan cara menyemprotkan pasir dari kapal keruk melalui pipa penyalur pasir;

g. Perataan pasir dengan menggunakan bulldozer dan ekskavator;

h. Melakukan monitoring untuk mengetahui hasil pelaksanaan pengisian pasir;

(54)

Manggrove

Pengertian

Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia. Ekosistem mangrove yang menyebar di pantai Indonesia memiliki sumber daya pesisir dan produktifitas tinggi. Salinitas yang tinggi dan pengaruh pasang surut air laut menyebabkan jenis mangrove beradaptasi dengan berbagai cara, diantaranya dengan akar nafas, sistem zonasi tempat tumbuh dan cara bereproduksi.

Sistem perakaran pada jenis-jenis penyusun hutan mangrove yang khas berperan penting bagi perlindungan daerah pantai. Fungsi perlindungannya diantaranya adalah sebagai penahan badai dan tiupan angin laut, menjaga garis pantai dari abrasi, pemasok bahan organik, tempat siklus ikan, habitat fauna dan menyerap karbon. (Tri Atmoko dan Kade Sidiyasa)

(55)

Manggrove

Manfaat dan Fungsi Manggrove Fungsi ekologis :

• pelindung garis pantai dari abrasi,

• mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan,

• mencegah intrusi air laut ke daratan,

• tempat berpijah aneka biota laut,

• tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia, reptil, dan serangga,

• sebagai pengatur iklim mikro.

Fungsi ekonomis :

• penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat- obatan),

• penghasil keperluan industri (bahan baku kertas, tekstil, kosmetik, penyamak kulit, pewarna),

• penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung,

• pariwisata, penelitian, dan pendidikan.

(56)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1 memperlihatkan objek yang dilindungi oleh bangunan pelindung pantai, dimana sebagian besar groin berfungsi untuk melindungi kawasan pemukiman, jalan raya yang ada

Kondisi ini pada umumnya sangat banyak terjadi pada pantai yang mendapatkan arah gelombang datang signifikan bersudut terhadap posisi tegak lurus garis pantai,

Kondisi pantai Pasir Baru Kabupaten Padang Pariaman yaitu kawasan pantai yang hilang akibat erosi, maka oleh sebab itu direncanakanlah bangunan pengaman pantai tipe groin dengan

Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus garis pantai dan berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai sehingga bisa mengurangi

Groin adalah bangunan yang menjorok dari pantai ke arah laut, yang digunakan untuk menangkap/menahan gerak sedimen sepanjang pantai, sehingga transpor sedimen sepanjang pantai

Sistematika penulisan tugas akhir bangunan pengaman pantai di jalur Mundu Balongan. adalah sebagai

Setelah melakukan pemodelan peramalan dengan mambahankan 3 bangunan pengaman pantai pada daerah tinjauan dan analisa data output, daerah yang ditinjau mengalami

Pendahuluan Bangunan pengaman pantai adalah suatu bangunan yang digunakan untuk melindungi pantai dari kerusakan karena serangan gelombang laut, arus, mengurangi energi gelombang yang