MODUL 2
UJI KELAYAKAN PROYEK APLIKASI USAHA THRIFHTING
Dosen Pengampu
Habibi Ramdani Safitri S.Kom., M.Kom.
Diajukan Oleh:
ANDREAS PETER DIMPOS ARUAN (2205181034)
AULIA RIZKY MAHMUDA (2205181014)
EDAR SAMA DAYA ZEBUA (2205181076)
RAHMAT SAMUDRA NASUTION (2205181058)
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA TEKNOLOGI REKAYASA PERANGKAT LUNAK
POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN
2024
KATA PENGANTAR
Syukur ALHAMDULILLAH kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan Rahmat dan karunian-NYA. Seiring berjalannya waktu, kami dengan penuh rasa syukur dapat menyelesaikan tugas ini, yang menjadi bagian dari perjalanan studi kami dalam Mata Kuliah Praktik Analisa Perangkat Lunak. Topik yang kami angkat dalam tugas ini adalah
"ANALISA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI”, yang menjadi fokus utama untuk memperdalam pemahaman konsep ini.
Pada zaman di mana teknologi semakin merambah ke dalam setiap aspek kehidupan, bisnis online menjadi salah satu wujud nyata dari transformasi tersebut. Dalam ranah perdagangan, terdapat berbagai model bisnis online yang terus berkembang, salah satunya adalah bisnis thrifting online. Fenomena ini tidak hanya memberikan alternatif baru bagi konsumen dalam mendapatkan barang-barang berkualitas dengan harga terjangkau, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap upaya pengurangan limbah dan keberlanjutan lingkungan.
Namun, di balik kemungkinan-kemungkinan yang luas, kesuksesan bisnis thrifting online tidak bisa dipastikan tanpa melewati tahap evaluasi yang seksama. Di sinilah pentingnya dilakukan uji kelayakan proyek. Dengan uji kelayakan proyek, sebuah aplikasi usaha thrifting online dapat dinilai dari berbagai aspek, termasuk keuangan, operasional, dan strategis, untuk menentukan apakah layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya uji kelayakan proyek dalam mengembangkan aplikasi usaha thrifting online, serta membantu para pembaca dalam membuat keputusan yang tepat dalam merencanakan dan melaksanakan proyek- proyek bisnis mereka.
BAB I
PENDAHULUAN
Industri thrifting online telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menjadi salah satu model bisnis online yang menarik perhatian banyak pelaku bisnis dan konsumen. Dengan konsep membeli dan menjual barang bekas atau secondhand secara online, bisnis thrifting telah menjadi pilihan yang populer bagi konsumen yang mencari barang- barang berkualitas dengan harga terjangkau, sambil juga mendukung praktik pengurangan limbah.
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam ranah bisnis thrifting online memiliki tantangan yang unik dalam menjalankan operasi mereka. Dari manajemen inventaris yang kompleks hingga pengiriman barang yang efisien, ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
mencapai kesuksesan dalam industri ini.
Dalam konteks ini, pengembangan aplikasi usaha thrifting online menjadi fokus utama bagi banyak perusahaan yang ingin memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi operasional mereka. Namun, sebelum memulai pengembangan aplikasi tersebut, uji kelayakan proyek menjadi tahap yang krusial untuk memastikan bahwa proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
Pendahuluan ini akan membahas secara lebih mendalam tentang pentingnya uji kelayakan proyek dalam konteks pengembangan aplikasi usaha thrifting online. Kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang aspek-aspek yang menjadi fokus dalam uji kelayakan proyek, termasuk aspek keuangan, operasional, dan strategis. Dengan memahami betapa pentingnya tahap uji kelayakan proyek ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kesuksesan aplikasi usaha thrifting online mereka.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam konteks aplikasi usaha thrifting online, uji kelayakan proyek adalah suatu langkah penting untuk menilai apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan secara finansial, operasional, dan strategis. Berikut adalah beberapa uji kelayakan proyek yang relevan untuk aplikasi usaha thrifting online yang akan kami jalankan:
1. Uji Kelayakan Finansial:
Perkiraan Pendapatan dan Biaya: Melakukan estimasi pendapatan yang dapat dihasilkan dari penjualan barang bekas online serta biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan platform dan menjalankan bisnis.
Analisis Biaya-Manfaat: Membandingkan antara manfaat yang diharapkan dari proyek dengan biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek tersebut.
Analisis NPV (Net Present Value): Menghitung nilai sekarang bersih dari arus kas yang diharapkan dari proyek, dengan memperhitungkan nilai waktu uang.
Perhitungan ROI (Return on Investment): Menilai tingkat pengembalian investasi dari proyek dalam jangka waktu tertentu.
2. Uji Kelayakan Operasional:
Ketersediaan Sumber Daya: Memastikan ketersediaan infrastruktur teknologi, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk menjalankan operasi bisnis secara efektif.
Analisis Risiko: Mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi risiko yang mungkin terjadi selama operasional bisnis, seperti risiko keamanan data, risiko teknologi, dan lainnya.
Studi Proses Bisnis: Menganalisis proses bisnis yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi thrifting online dan memastikan bahwa proses tersebut efisien dan dapat dioptimalkan.
3. Uji Kelayakan Strategis:
Analisis Pasar: Melakukan penelitian pasar untuk memahami permintaan konsumen terhadap barang-barang bekas online dan menilai potensi pasar yang tersedia.
Analisis Kompetitif: Mengevaluasi pesaing di pasar bisnis thrifting online dan menentukan strategi diferensiasi yang akan membuat aplikasi Anda unik.
Analisis Kesesuaian dengan Visi dan Misi Perusahaan: Memastikan bahwa proyek aplikasi thrifting online konsisten dengan visi, misi, dan tujuan jangka panjang perusahaan.
KESIMPULAN
Dalam mengembangkan aplikasi usaha thrifting online, uji kelayakan proyek menjadi tahap yang kritis untuk menilai layak tidaknya proyek tersebut dilaksanakan. Melalui pendekatan yang komprehensif dalam melakukan uji kelayakan proyek, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi keberhasilan dan risiko-risiko yang mungkin dihadapi dalam pengembangan dan operasional aplikasi tersebut.
Dari segi uji kelayakan finansial, analisis pendapatan dan biaya membantu perusahaan untuk memperkirakan potensi keuntungan dan biaya operasional yang terkait dengan aplikasi thrifting online. Selain itu, evaluasi aspek-aspek operasional seperti ketersediaan sumber daya dan risiko- risiko yang terkait membantu dalam memastikan kesiapan infrastruktur dan efisiensi proses bisnis. Di sisi lain, uji kelayakan strategis membantu perusahaan untuk memahami pasar yang dituju dan mengidentifikasi keunggulan kompetitif yang dapat menjadi landasan strategi bisnis jangka panjang.
Dengan memperhatikan hasil uji kelayakan proyek secara komprehensif, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi tentang kelanjutan pengembangan aplikasi usaha thrifting online. Melalui evaluasi yang seksama, perusahaan dapat meminimalkan risiko kegagalan dan mengoptimalkan peluang kesuksesan dalam menjalankan bisnis thrifting online yang kompetitif dan berkelanjutan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa uji kelayakan proyek adalah langkah penting dalam merencanakan dan melaksanakan pengembangan aplikasi usaha thrifting online. Dengan
pendekatan yang tepat dan analisis yang mendalam, perusahaan dapat memastikan bahwa investasi mereka dalam pengembangan aplikasi tersebut memberikan hasil yang optimal dalam jangka panjang.