• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL BUDAYA BERMEDIA DIGITAL

N/A
N/A
Mencari Mencari

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL BUDAYA BERMEDIA DIGITAL"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

Hal ini mendasari upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menargetkan 12,4 juta masyarakat Indonesia mendapat literasi digital pada tahun 2021. Dalam realisasinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyiapkan empat modul literasi digital, yaitu (i) Kapabilitas Media Digital; (ii) Media Digital yang Etis; (iii) Media Digital yang Aman;. Secara khusus, Modul Literasi Digital – Budaya Media Digital memberikan materi yang mengajak masyarakat untuk mengedepankan toleransi guna menjaga ruang digital yang aman dan produktif, seperti digitalisasi budaya, internalisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Warga Digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika meyakini keempat modul literasi digital, khususnya modul Literasi Digital – Budaya Media Digital, dapat menjadi pedoman seluruh bangsa dalam mengamalkan Pancasila, melestarikan keberagaman dan mewujudkan Indonesia maju. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun Kominfo, Siberkreasi dan Deloitte pada tahun 2020 memberikan panduan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan merumuskan kurikulum digital yang terbagi dalam empat bidang kompetensi: keterampilan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital. Keempat bidang kompetensi ini menawarkan indikator dan sub-indikator berbeda yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi digital masyarakat Indonesia melalui program berbeda yang ditujukan pada kelompok sasaran berbeda.

Tidak hanya menjelaskan konsep, permasalahan dan strategi yang dapat digunakan baik oleh pengguna media digital maupun guru atau penggiat literasi digital, keempat modul ini juga dilengkapi dengan rekomendasi solusi dan penilaian untuk mengukur kompetensi literasi digital. Semoga dalam empat tahun, bahkan mungkin di masa depan, modul ini dapat bermanfaat sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.

Lebih dari itu, literasi digital juga sangat menekankan pada keterampilan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki keterampilan digital yang baik tidak hanya dapat menggunakan alat, tetapi juga dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Sejak tahun 2018, Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) secara konsisten menggunakan sepuluh kompetensi untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.

Terkait penerapannya dalam penelitian, 10 kompetensi Japelidi telah digunakan untuk mengukur skor kompetensi literasi digital masyarakat Indonesia yang terbagi dalam lima segmen umur (Japelidi, 2019; Kurnia dkk, 2020). Melihat bidang dan indikator literasi digital yang disajikan pada Tabel X.X., terlihat bahwa literasi digital merupakan mata pelajaran yang sangat kompleks dan multidimensi. Sedangkan sumbu selanjutnya adalah bidang ruang ‘informal – formal’ yang menunjukkan ruang akses implementasi kompetensi literasi digital.

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Seminar Nasional Literasi Digital dalam Membangun Perdamaian dan Peradaban Dunia. Memetakan gerakan literasi digital di Indonesia: Kajian terhadap pelaku, berbagai kegiatan, kelompok sasaran dan mitra.

Ilustrasi Komunitas Daring  Sumber: delesign.com
Ilustrasi Komunitas Daring Sumber: delesign.com

Baik proses produksi maupun konten yang dihasilkan berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Distribusi merupakan keterampilan/kompetensi yang mengacu pada kemampuan individu dalam menyebarkan konten yang mengandung nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Memahami nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan keterampilan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Pemahaman konsep nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal menjadi landasan keterampilan digital dalam beraktivitas di ruang digital. Untuk mewujudkannya, berikut beberapa bentuk keterampilan digital yang mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam konteks ini, nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tercermin dalam kesediaan kita

Penyebaran nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika melalui dakwah para tokoh agama akan jauh lebih efektif. Pemerolehan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika pada masyarakat di wilayah 3T memerlukan pendekatan khusus.

Gambar II.1.
Gambar II.1.

Permasalahannya adalah bagaimana ruang digital dapat melestarikan keberagaman budaya Indonesia dengan menghargai perbedaan dan menciptakan ruang perdebatan yang sehat. Oleh karena itu, pada bagian ini kita mempelajari proses memahami, memproduksi, mendistribusikan, berpartisipasi dan berkolaborasi dalam ruang digital mengenai isu keberagaman budaya kita. Pemahaman Ruang Digital merupakan kompetensi yang mengacu pada kemampuan individu dalam memahami makna konten budaya dalam media digital pada tataran literal.

Ruang digital Kompetensi distributif mengacu pada kemampuan individu dalam menyebarkan informasi budaya di tangannya. Ruang digital Keterampilan ini mengacu pada kemampuan untuk bersama-sama menciptakan konten budaya di media digital dengan pihak lain. Kemampuan menghasilkan budaya dalam ruang digital memerlukan dua keterampilan sekaligus, yaitu kemampuan menghasilkan produk budaya itu sendiri kemudian diproduksi dalam bentuk tampilan digital.

Pada bagian ini, kita akan melihat bagaimana melestarikan bahasa, seni, dan budaya daerah di ruang digital. Contoh pameran virtual di ruang digital Sumber foto :. https://bali.tribunnews.com open-hari-ini-inilah-keistimewaan-pameran-virtual-seni-rupa-literacy-across-cultures. Pada tahun 2020, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemda Surabaya mulai mengembangkan kegiatan seni dan budaya melalui ruang digital.

Setelah mempelajari digitalisasi dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kami berharap dapat memperdalam ide-ide budaya Indonesia yang ditampilkan dalam ruang digital. Memahami konsep, jenis dan konteks keanekaragaman budaya sebagai bagian dari multikulturalisme dan keberagaman di ruang digital. Ruang Digital Buatlah rencana seni budaya yang ingin Anda hasilkan di ruang digital yang sudah ada.

Ruang Digital Memberikan contoh penyebaran praktik, produk, atau perspektif budaya yang ada melalui ruang digital. Ruang Digital Buat detail kelompok seni budaya di daerah Anda mulai dari seni tradisional, seni tari hingga kerajinan tangan. Ruang Digital Berikan contoh alternatif bentuk kolaborasi budaya dalam ruang digital yang dapat terus dikembangkan.

Tabel III.2.
Tabel III.2.

Harga produk dalam negeri harusnya lebih rendah dibandingkan produk luar negeri karena tidak dipungut biaya. Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita kenali dulu apa yang dimaksud dengan hak digital. Hak digital terdiri dari hak akses, hak berekspresi, dan hak merasa aman.

Setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi; Hak ini mencakup hak untuk mencari, menerima dan. berbagi informasi dan gagasan dalam segala bentuk, tanpa memandang batas negara, baik lisan, tulisan atau cetakan, dalam bentuk seni atau melalui media lainnya. Dalam Tangga Kompetensi Literasi Digital Jaringan Penggiat Literasi Media (JAPELIDI), praktik kebebasan berekspresi sebagai bagian dari hak digital muncul setelah menguasai kompetensi dasar seperti mengakses, memilih, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, dan menyebarkan. Kompetensi lain yang terkait dengan kebebasan berekspresi antara lain menyebarkan atau berbagi informasi atau konten, berpartisipasi atau terlibat aktif dalam berbagai bentuk interaksi dan bekerja sama dengan siapa pun untuk mencapai berbagai tujuan, baik terkait dengan pemenuhan hak politik, pendidikan, pekerjaan atau tidak. hiburan. rekreasi..

Dalam konsep Literasi Digital Kominfo-Cybercreation, kebebasan berekspresi merupakan perwujudan keterampilan digital, terutama pada indikator bagaimana menggunakan atau mengamalkan berbagai pengetahuan dasar yang telah dimiliki, mulai dari pengetahuan dasar tentang lanskap digital, mesin pencari informasi, hingga aplikasi percakapan dan media sosial. Inilah perbedaan antara kebebasan berekspresi sebagai keterampilan digital dan kebebasan berekspresi sebagai aspek kewarganegaraan digital. Pengetahuan dasar dan cara menerapkan kebebasan berekspresi diperoleh dari pembahasan keterampilan digital, sedangkan pembatasan penggunaannya termasuk dalam bidang hak digital.

Pelanggaran kebebasan berekspresi secara besar-besaran yang membahayakan masyarakat tidak hanya ditindak melalui instrumen hukum. Hak digital mencakup tiga aspek, yakni hak akses, hak kebebasan berekspresi, dan hak rasa aman. Hak digital mencakup akses, kebebasan berekspresi, perlindungan privasi dan hak kekayaan intelektual atau kekayaan intelektual.

Tabel IV.1.
Tabel IV.1.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga memberikan manfaat di berbagai bidang, tidak hanya kebudayaan, namun juga untuk mempromosikan produk dalam negeri, sehingga dapat lebih meningkatkan nilai jual produk dalam negeri. Kemudian infrastruktur pendukung pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan belum merata, dan sumber daya manusia belum siap memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya oleh semua pihak yang terlibat dalam daring untuk meningkatkan dan menstandardisasi guru dan siswa dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk melanjutkan aktivitasnya, karena kemampuan dan fitur teknologi informasi dan komunikasi memiliki kelebihan dan mudah digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Siapa pun bisa menjadi jurnalis warga yang memberitakan berbagai informasi dan adat istiadat budaya dari Sabang hingga Merauke. Membuka akses anak terhadap lanskap digital merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap hak digital anak.

Pada Agustus 2020 lalu, Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Angkie Yudistia, mengumumkan kabar yang sangat menggembirakan bagi para sahabat penyandang disabilitas, yaitu terciptanya platform digital bagi penyandang disabilitas untuk mencari informasi dan berkomunikasi. Terlepas dari konteks, karakteristik pengguna, atau konten, hak akses digital pada dasarnya memiliki arti yang sama. Hak digital: Hak asasi manusia yang menjamin kesempatan setiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat dan mendistribusikan media digital.

Dosen tetap Pamong Praja pada Program Studi Ilmu Komunikasi dan kepala Divisi Komunikasi dan Protokol Informasi Publik pada Kantor Humas Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta. Ia lahir pada tanggal 15 November 1973. Menikah dan memiliki 2 orang putri. Menyelesaikan program PhD Ilmu Komunikasi, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2013. Selain itu juga aktif di Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Cabang DKI Jakarta pada periode 2015-2019 sebagai pengurus di Departemen Pengembangan Ilmu Komunikasi. Kemudian pengurus Pusat Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) periode tahun pada Departemen Kurikulum dan pengurus Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Cabang DKI Jakarta periode 2019–2022 sebagai Wakil Presiden 1 untuk Organisasi dan Keanggotaan Ibu dosen yang mempunyai hobi menyanyi di waktu senggangnya dapat menghubungi kami melalui alamat email enugrahaeni@unj.ac.id.

Sekretaris Program Magister Komunikasi 2017-2022 dan Pemimpin Redaksi Jurnal Interaksi Undip Keahlian utamanya adalah pada kajian media (khususnya kebijakan dan peraturan media, isu-isu minoritas dan literasi media) dan kajian gender (khususnya pada isu-isu tubuh, keislaman). feminisme dan jilbab ) dan studi Islam. Seorang anak. Staf pengajar dan koordinator program studi komunikasi Fispol Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. PhD bidang komunikasi dari program doktor Fikom Unpad Bandung dengan judul disertasinya Komunikasi Politik Legislator Perempuan (Studi Fenomenologi Legislator Perempuan di DPRD Provinsi Sulawesi Utara).

Ilustrasi Anak  Sumber: undraw.co
Ilustrasi Anak Sumber: undraw.co

Gambar

Ilustrasi Komunitas Daring  Sumber: delesign.com
Ilustrasi Media Sosial  Sumber: delesign.com
Gambar II.1.
Tabel II.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Definisi lain dari istilah literasi digital digunakan untuk menunjukkan konsep yang luas yang menautkan bersama-sama berbagai literasi yang relevan serta literasi

Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan pada 10 indikator literasi digital menunjukkan bahwa kemampuan literasi digital siswa untuk indikator mengakses

Manfaat dari pelatihan literasi digital ini adalah untuk terwujudnya kelompok masyarakat atau keluarga dengan kemampuan literasi digital yang memadai, sesuai dengan

Langkah-langkah pengintegrasian literasi digital ke dalam kurikulum dilakukan melalui langkah berikut: 1) Mengidentifikasi indikator literasi digital atau kompetensi

Hasil penelitian menunjukan; 1 Peran Kepala Sekolah memberikan dampak positif dalam meningkatkan literasi digital guru, 2 Kompetensi Literasi Digital Guru dalam kompetensi hypertext

Tabel 1 Indikator Keberhasilan Peningkatan Literasi Digital No Indikator Target Pencapaian 1 Mampu menggunakan TIK dalam mengajar 70% 2 Mampu mengakses informasi dan internet

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 model yang dikembangkan adalah modul literasi digital berbasis budaya lokal Jawa Tengah untuk siswa SMA dengan menggunakan model ADDIE modul yang

Budaya literasi literasi digital dalam pembelajaran sejarah di MAN Kota Magelang terlihat dalam kegiatan belajar mengajar selama pandemi covid 19 yakni kecakapan digital para peserta