• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Contoh Proposal Pengajuan Izin Pendirian SPM Wustha di Aceh 2024

N/A
N/A
umam official

Academic year: 2024

Membagikan " Modul Contoh Proposal Pengajuan Izin Pendirian SPM Wustha di Aceh 2024"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 5

CONTOH PROPOSAL PENGAJUAN

IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN MUADALAH SALAFIYAH TINGKAT WUSTHA [SPM WUSTHA]

TIM KERJA PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL, MUADALAH DAN MA’HAD ALY BIDANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH TAHUN 2024

(2)
(3)

Kata Pengantar

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu.

Fuji syukur kepada Allah SWT atas qudrah dan iradahnya serta rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Modul sederhana ini dapat diselesaikan untuk menjadi bacaan dan tambahan panduan bagi insan pendidikan pesantren/dayah dalam mengembangkan pendidikan pesantren ke arah pendidikan formal.

Shalawat beriring salam disanjungkan keharibaan Rasululllah Nabi Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabatnya yang telah memandu umat manusia dari alam jahiliyah pada alam Islamiyah, dan menjadi suri tauladan bagi sekalian alam sepanjang zaman.

Modul ini dibuatkan bertujuan untuk menjadi panduan bagi para pengasuh pondok Pesantren/Dayah di Provinsi Aceh khususnya Dayah Salafiyah yang dalam sistem pendidikannya masih digolongkan pada sistem pendidikan non formal, namun berkehendak akan meningkatkan sistem pendidikan menjadi sistem pendidikan formal. Kehendak tersebut dapat diajukan dalam bentuk proposal pengajuan permohonan izin Pendirian Satuan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) maupun Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dilingkungan Pesantren. Karena itu Modul ini dapat menjadi panduan dan dapat menjadi contoh untuk membuat sebuah dokumen proposal pengajuan permohonan izin pendirian pendidikan formal pesantren sebagaimana yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia.

Uraian penjelasan dalam modul ini telah mengakomodir peraturan pelaksana dari lahirnya Undang-Undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren yaitu melalui turunannya Peraturan Menteri Agama nomor 31 tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren yang dirincikan pula melalui Petunjuk Teknis dari Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Selanjutnya dalam melengkapi uraian modul ini, juga mengakomodir penjelasan dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren formal yang diterbitkan oleh Majlis Masyayikh Indonesia serta beberapa narasi penjelasan dari dokumen-dokumen proposal izin pendirian yang telah diajukan sebelumnya.

Terima kasih diucapkan kepada Bapak Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Bapak Kabag Tata Usaha, para Kepala Bidang terkhusus kepada Bapak Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) dan anggota tim kerja Pendidikan Diniyah Formal dan Ma’had Aly, beserta pula seluruh para Ketua Tim Kerja lainnya dan anggotanya. Berkat kerjasama semua maka tersusunlah modul sederhana ini untuk dapat menjadi acuan dalam pengembangan pendidikan formal Pesantren/Dayah di Aceh.

Demikian pengantar modul ini dibuat. Mohon maaf bila ada kekurangan untuk menjadi bahan penyempurnaan dan terima kasih atas perhatian.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu.

Banda Aceh, 16 Februari 2024 Ketua Tim Kerja PDMA

pada Bidang PD Pontren

RAKHMAD MULYANA, S.Ag., M.Si

(4)

PESANTREN/DAYAH ...

...

KABUPATEN ...

PROVINSI ACEH TAHUN 2024 (CONTOH SAMPUL) PROPOSAL

PENGAJUAN PERMOHONAN IZIN PENDIRIAN

SATUAN PENDIDIKAN MUADALAH (SPM) SALAFIYAH TINGKAT WUSTHA [SPM WUSTHA]

Logo Dayah

(5)

Daftar Isi

Contoh Sampul Proposal Pengajuan.

Daftar Isi

1. Contoh Surat Permohonan.

1.1. Surat Permohonan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;

1.2. Surat Permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh;

1.3. Surat Permohonan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, di Jakarta;

1.4. Lampiran Rekomendasi Izin Pendirian dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh;

1.5. Lampiran Rekomendasi Izin Pendirian dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

2. Contoh Data Isian Identitas Umum Pesantren.

3. Contoh Narasi Proposal Pengajuan.

3.1. Pendahuluan.

3.2. Sistem Pendidikan 3.3. Sumber Daya Manusia 3.4. Sarana dan Prasarana 3.5. Sumber Pendanaan

3.6. Daftar Lampiran Kelengkapan Dokumen

3.6.1. Akte Notaris Badan Hukum Pesantren, dan NPWP;

3.6.2. Surat Pengesahan Kemenkumham atas Akte Notaris Badan Hukum Pesantren;

3.6.3. Piagam Statistik Pesantren dan SK Pendirian Pesantren dari Kementerian Agama RI;

3.6.4. Didirikan di lingkungan Pesantren dengan Bukti Lampiran Denah Lokasi;

3.6.5. Struktur organisasi pengelola Pesantren dengan bukti SK Dewan Masyayikh Pesantren;

3.6.6. Surat pernyataan sudah beroperasi dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun terhitung sejak didirikan;

3.6.7. Contoh Struktur Kurikulum Pendidikan Mu'adalah (Kurikulum Pesantren dan Umum);

3.6.8. Contoh Daftar nama Pendidik dan tenaga Kependidikan (paling sedikit 5 (lima) orang pendidik dan 2 (dua) orang tenaga kependidikan);

3.6.9. Contoh Daftar sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran dengan lampiran Foto Dokumentasi;

3.6.10. Contoh Daftar Rencana sumber pendanaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun ajaran berikutnya;

3.6.11. Contoh Rencana kalender pendidikan;

3.6.12. Contoh Sistem evaluasi pendidikan;

3.6.13. Contoh Daftar Santri mukim yang bermukim di Pesantren paling sedikit 120 (seratus dua puluh) orang dengan bukti BAP EMIS Pesantren

3.7. Penutup

4. Contoh Ceklist kelengkapan Dokumen.

(6)

1. Contoh Surat Permohonan.

1.1. Surat Permohonan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;

KOP DAYAH

Alamat: ...

Website/Email Dayah ...

Nomor : ... tgl, bulan, tahun Sifat : Penting

Lampiran : 1 (satu) eks

Perihal : Permohonan Surat Rekomendasi

Kepada Yth,

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, u/p Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota ...

di

Tempat

Assalamua’laikum, wr, wb.

Dengan Hormat. Bersama ini kami Pimpinan Dayah ... dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Bapak, agar sudi kiranya dapat mengeluarkan surat Rekomendasi untuk Permohonan Izin Pendirian Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) Salafiyah Tingkat Wustha.

Turut kami lampirkan pada permohonan ini berupa kelengkapan dokumen persyaratan administrasi yaitu sebagai berikut:

1. Surat Permohonan Rekomendasi kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota ... ; 2. Data Isian Identitas umum Pesantren;

3. Proposal Permohonan;

4. Akte Notaris Badan Hukum Pesantrendan NPWP;

5. Surat Pengesahan Kemenkumham atas Akte Notaris Badan Hukum Pesantren;

6. Piagam Statistik Pesantren dan SK Pendirian Pesantren dari Kementerian Agama RI;

7. Didirikan di lingkungan Pesantren dengan Bukti Lampiran Denah Lokasi;

8. Struktur organisasi pengelola Pesantren dengan bukti SK Dewan Masyayikh Pesantren;

9. Surat pernyataan sudah beroperasi dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun terhitung sejak didirikan;

10. Struktur Kurikulum Pendidikan Mu’adalah (Kurikulum Pesantren dan Umum);

11. Daftar nama Pendidik dan tenaga Kependidikan (paling sedikit 5 (lima) orang pendidik dan 2 (dua) orang tenaga kependidikan);

12. Daftar sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran dengan lampiran Foto Dokumentasi;

13. Daftar Rencana sumber pendanaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun ajaran berikutnya;

14. Rencana kalender pendidikan;

15. Sistem evaluasi pendidikan;

16. Daftar Santri mukim yang bermukim di Pesantren paling sedikit 120 (seratus dua puluh) orang dengan bukti BAP EMIS Pesantren.

Demikian permohonan ini disampaikan, atas perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Wassalamua’laikum,wr, wb.

Hormat kami

Pimpinan Dayah ... ,

...

Tembusan:

1. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, di Jakarta.

2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, di Banda Aceh.

--- --- ---

Logo Dayah

(7)

1.2. Surat Permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh;

KOP DAYAH

Alamat: ...

Website/Email Dayah ...

Nomor : ... tgl, bulan, tahun Sifat : Penting

Lampiran : 1 (satu) eks

Perihal : Permohonan Surat Rekomendasi

Kepada Yth,

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, u/p Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh di

Tempat

Assalamua’laikum, wr, wb.

Dengan Hormat. Bersama ini kami Pimpinan Dayah ... dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Bapak, agar sudi kiranya dapat mengeluarkan surat Rekomendasi untuk Permohonan Izin Pendirian Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) Salafiyah Tingkat Wustha.

Turut kami lampirkan pada permohonan ini berupa kelengkapan dokumen persyaratan administrasi yaitu sebagai berikut:

1. Surat Permohonan Rekomendasi kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh;

2. Rekomendasi kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota ... ; 3. Data Isian Identitas umum Pesantren;

4. Proposal Permohonan;

5. Akte Notaris Badan Hukum Pesantren dan NPWP;

6. Surat Pengesahan Kemenkumham atas Akte Notaris Badan Hukum Pesantren;

7. Piagam Statistik Pesantren dan SK Pendirian Pesantren dari Kementerian Agama RI;

8. Didirikan di lingkungan Pesantren dengan Bukti Lampiran Denah Lokasi;

9. Struktur organisasi pengelola Pesantren dengan bukti SK Dewan Masyayikh Pesantren;

10. Surat pernyataan sudah beroperasi dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun terhitung sejak didirikan;

11. Struktur Kurikulum Pendidikan Mu’adalah (Kurikulum Pesantren dan Umum);

12. Daftar nama Pendidik dan tenaga Kependidikan (paling sedikit 5 (lima) orang pendidik dan 2 (dua) orang tenaga kependidikan);

13. Daftar sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran dengan lampiran Foto Dokumentasi;

14. Daftar Rencana sumber pendanaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun ajaran berikutnya;

15. Rencana kalender pendidikan;

16. Sistem evaluasi pendidikan;

17. Daftar Santri mukim yang bermukim di Pesantren paling sedikit 120 (seratus dua puluh) orang dengan bukti BAP EMIS Pesantren.

Demikian permohonan ini disampaikan, atas perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Wassalamua’laikum,wr, wb.

Hormat kami

Pimpinan Dayah ... ,

...

Tembusan:

1. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, di Jakarta.

2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota ... , di (diisi ibukota Kab/Kota).

--- --- ---

Logo Dayah

(8)

1.3. Surat Permohonan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, di Jakarta;

KOP DAYAH

Alamat: ...

Website/Email Dayah ...

Nomor : ... tgl, bulan, tahun Sifat : Penting

Lampiran : 1 (satu) eks

Perihal : Permohonan Surat Rekomendasi

Kepada Yth,

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, u/p Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI di

Jakarta

Assalamua’laikum, wr, wb.

Dengan Hormat. Bersama ini kami Pimpinan Dayah ... dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Bapak, agar sudi kiranya dapat mengeluarkan surat Rekomendasi untuk Permohonan Izin Pendirian Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) Salafiyah Tingkat Wustha.

Turut kami lampirkan pada permohonan ini berupa kelengkapan dokumen persyaratan administrasi yaitu sebagai berikut:

1. Surat Permohonan Penerbitan Izin Pendirian kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI;

2. Rekomendasi kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh;

3. Rekomendasi kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota ... ; 4. Data Isian Identitas umum Pesantren;

5. Proposal Permohonan;

6. Akte Notaris Badan Hukum Pesantren dan NPWP;

7. Surat Pengesahan Kemenkumham atas Akte Notaris Badan Hukum Pesantren;

8. Piagam Statistik Pesantren dan SK Pendirian Pesantren dari Kementerian Agama RI;

9. Didirikan di lingkungan Pesantren dengan Bukti Lampiran Denah Lokasi;

10. Struktur organisasi pengelola Pesantren dengan bukti SK Dewan Masyayikh Pesantren;

11. Surat pernyataan sudah beroperasi dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun terhitung sejak didirikan;

12. Struktur Kurikulum Pendidikan Mu’adalah (Kurikulum Pesantren dan Umum);

13. Daftar nama Pendidik dan tenaga Kependidikan (paling sedikit 5 (lima) orang pendidik dan 2 (dua) orang tenaga kependidikan);

14. Daftar sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran dengan lampiran Foto Dokumentasi;

15. Daftar Rencana sumber pendanaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun ajaran berikutnya;

16. Rencana kalender pendidikan;

17. Sistem evaluasi pendidikan;

18. Daftar Santri mukim yang bermukim di Pesantren paling sedikit 120 (seratus dua puluh) orang dengan bukti BAP EMIS Pesantren.

Demikian permohonan ini disampaikan, atas perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Wassalamua’laikum,wr, wb.

Hormat kami

Pimpinan Dayah ... ,

...

Tembusan:

1. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, di Jakarta.

2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, di Banda Aceh;

3. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota ... , di (diisi ibukota Kab/Kota).

--- --- ---

Logo Dayah

(9)

1.4. Lampiran Rekomendasi Izin Pendirian dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh;

Di halaman ini dilampirkan Rekomendasi Izin Pendirian dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh setelah

dilakukan verifikasi dan visitasi lapangan oleh Tim PDMA Bidang PD Pontren Kanwil;

(10)

1.5. Lampiran Rekomendasi Izin Pendirian dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Di halaman ini dilampirkan Rekomendasi Izin Pendirian dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setelah

dilakukan verifikasi dan visitasi lapangan oleh Tim Seksi dari Seksi PD Pontren Kemenag Kab/Kota;

(11)

2. Contoh Data Isian Identitas umum Pesantren.

KOP DAYAH

Alamat: ...

Website/Email Dayah ...

Nomor : ... tgl, bulan, tahun Sifat : Penting

Lampiran : 1 (satu) eks

Perihal : Data Isian Identitas Pesantren/Dayah

Kepada Yth,

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, u/p Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI di

Jakarta

Assalamua’laikum, wr, wb.

Dengan Hormat. Sehubungan dengan pengajuan permohonan Izin Pendirian Satuan Pendidikan Muadalah Salafiyah Tingkat Wustha, bersama ini kami Pimpinan Dayah ... menyampaikan Data Isian Identitas Pesantren sebagai berikut;

NO URAIAN IDENTITAS KETERANGAN

1. Nomor Statistik Pesantren 2. Nama Pesantren

3. Alamat Pesantren 4. Tahun berdiri Pesantren

5. Jenis satuan Pendidikan Muadalah, yaitu satuan Pendidikan Muadalah salafiyah atau satuan Pendidikan Muadalah muallimin

6. Nama Satuan Pendidikan Muadalah 7. Jenjang Satuan Pendidikan Muadalah 8. Jumlah pendidik dan tenaga

kependidikan; dan

Pendidik orang

Tenaga Kependidikan

orang

9. Jumlah santri mukim.

10. Akte Badan Hukum Pesantren/

Akte Notaris

Nomor: Tgl/bln/thn

11. Surat Pengesahan Kemenkumham terhadap Akte Notaris Badan hukum pesantren

Nomor: Tgl/bln/thn

12. Nomor Pokok Wajib Pajak/

NPWP Pesantren

Demikian data identitas ini disampaikan, atas perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Wassalamua’laikum,wr, wb.

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

...

Logo Dayah

(12)

3. Contoh Narasi Proposal Pengajuan.

PROPOSAL PERMOHONAN IZIN PENDIRIAN

SATUAN PENDIDIKAN MUADALAH (SPM) TINGKAT WUSTHA

PADA PESANTREN PENYELENGGARA DAYAH ...

3.1. Pendahuluan.

1) Latar Belakang;

Pendidikan Pesantren diselenggarakan oleh Pesantren sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Jauh sebelum Indonesia merdeka, pendidikan yang diselenggarakan oleh Pesantren sudah lebih dahulu berkembang. Selain menjadi akar budaya bangsa, nilai agama disadari merupakan bagian tidak terpisahkan dalam pendidikan. Pendidikan Pesantren juga berkembang karena mata pelajaran dan mata kuliah pendidikan agama yang dinilai menghadapi berbagai keterbatasan. Secara historis, keberadaan Pesantren menjadi sangat penting dalam upaya pembangunan masyarakat, terlebih lagi karena Pesantren bersumber dari aspirasi masyarakat yang sekaligus mencerminkan kebutuhan masyarakat sesungguhnya akan jenis layanan pendidikan dan layanan lainnya.

Pendidikan Muadalah adalah Pendidikan Pesantren yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang berbasis kitab kuning atau dirasah islamiah degan pola pendidikan muallimin sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan nasional yang penyelenggaraannya diakui melalui Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Pendidikan Muadalah merupakan salah satu wujud rekognisi atas kekhasan tradisi akademik Pesantren dalam bentuk penyelenggaraan Pendidikan Pesantren yang keberadaannya melekat pada keberadaan Pesantren itu sendiri.

Dalam Islam, pendidikan merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba (abd) dihadapan Khaliq-nya dan sebagai 'pemelihara' (khalifah) pada semesta. Al-Quran juga mengingatkan kaum Muslim agar waspada untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah, yang akan menimbulkan kekhawatiran. Usaha mencegah jangan sampai kita mewariskan keturunan yang lemah dalam arti ekonomi ; yakni miskin, tidak hanya dengan mewariskan harta kekayaan. Pada zaman modern dengan pola ekonomi industri seperti sekarang, usaha itu dilakukan dengan membekali generasi muda dengan pendidikan dan berbagai kecakapan kecakapan yang diperlukan, sehingga mereka mampu tampil sebagai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Selain wujud ketaatan kepada sang Khaliq, posisi istimewa pendidikan juga dapat berfungsi pada aspek lainnya. Fungsi sosial kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara psikologis, sosial, fisik dan membantu siswa mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Untuk itu lembaga pendidikan khususnya pesantren sebagai penyelenggara pendidikan Agama Islam berbasis kitab kuning sangat perlu untuk dilihat dan diposisikan sebagai basis pembentukan kualitas manusia dan elemen pembangunan kehidupan secara multidimensional yang humanistik. Pesantren sendiri merupakan tumpuan akhir seluruh pendidikan dan wahana pembentukan peserta didik yang memiliki budi pekerti luhur, melangsungkan nilai-nilai kebudayaan, memajukan kehidupan dan membentuk jiwa yang ta'at.

Pesantren/Dayah ... yang beralamat di ...

Gampong/Desa ... Kecamatan ...

(13)

Kabupaten/Kota ... Provinsi Aceh, telah berdiri sejak tahun ... Selama awal berdiri hingga sekarang Sistem pembelajaran yang dijalankan menggunakan model pendidikan pesantren salafiyah yaitu pendidikan secara tradisional yang mengkaji kitab-kitab Arab atau sering disebut kitab kuning sebagaimana umumnya hampir di seluruh pesantren yang ada di Aceh bahkan di Indonesia. Penerapan sistem pendidikan dengan model ini menjadi corak dan ciri khas pesantren di wilayah Aceh dalam melestarikan sanad keilmuan serta tidak mengabaikan inovasi dalam berbagai bidang.

Namun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren beserta turunan peraturan pelaksana atas Undang- Undang tersebut yang antara lain terbitnya Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren, telah memberikan kontribusi dan perhatian Negara yang sangat kokoh terhadap pendidikan pesantren dalam bentuk Rekognisi, Afirmasi, dan fasilitasi kepada Pesantren. Sebagai bentuk Rekognisi Negara kepada Pendidikan Pesantren yaitu dengan pengukuhan ataupun penguatan legalitas pendidikan pesantren pada jenis Pendidikan Formal Pesantren pada jenjang pendidikan dasar, menengah dalam bentuk Satuan Pendidikan Muadalah / Satuan Pendidikan Diniyah Formal, bahkan pendidikan tinggi pesantren dalam bentuk Ma’had Aly.

Karena itu untuk menguatkan legalitas pesantren jenis Pendidikan Formal Pesantren pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, Dayah ... dengan ini mengajukan pernohonan untuk menjadi penyelenggara pendidikan formal pesantren dalam bentuak Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) tingkat Ula/Wustha/Ulya*.

2) Visi dan Misi;

Visi dan Misi Dayah/Pesantren ... adalah sebagai berikut:

Visi : ...

...

Misi : ...

...

3) Tujuan Pesantren;

Pendidikan dan pengajaran di Dayah ... ditunjukkan ke arah pembentukan sumber daya manusia yang berakhlak mulia, berbadan sehat, berpengetahuan luas, beramal ikhlas guna mengabdi di masyarakat. Peserta didik diharapkan tumbuh menjadi manusia yang berwawasan keagamaan yang universal dan Kosmopolitan, agar berkemampuan tinggi dalam menghadapi kehidupan masyarakat modern dan menghindari pengaruh budaya westernisasi dan menyiram kesegaran batin generasi muda yang menjadi korban sekularisme budaya asing.

Demikian juga pendidikan dan pengajarannya senantiasa diarahkan untuk berperan aktif membina keteguhan hati, keimanan dan berjihad dijalan Allah, berpegang teguh pada Al-Qur’an, Sunnah Rasul, Ijma', Qias yang Berwawasan Ahlussunnah Wal Jama'ah.

Di samping itu, pengajuan permohonan Dayah ... untuk memperoleh izin pendirian atau disebut juga dengan izin operasional Satuan Pendidikan Muadalah Salafiyah, antara lain bertujuan untuk;

1) Memberikan pengakuan (recognition) terhadap sistem pendidikan yang ada di pesantren sebagaimana amanat undang-undang pesantren.

2) Memperoleh gambaran kinerja pesantren sebagai satuan pendidikan muadalah dan selanjutnya dipergunakan dalam pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu serta tata kelola pendidikan pesantren.

(14)

3) Menentukan pemberian fasilitasi terhadap pesantren dalam menyelenggarakan pelayanan pendidikan muadalah.

4) Landasan Hukum.

1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren;

3. Peraturan Menteri Agama Nomor 30 tahun 2020 tentang Pendirian dan Penyelenggaraan Pesantren;

4. Peraturan Menteri Agama Nomor 31 tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren;

5. Peraturan Menteri Agama Nomor 32 tahun 2020 tentang Ma’had Aly;

6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 511 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Keberadaan Pesantren;

7. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2669 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Teknis Izin Pendirian Ma’had Aly, Izin Penyelenggaraan Konsentrasi Kajian Pada Ma’had Aly, Serta Izin Penyelenggaraan Program Magister Dan Doktor Pada Ma’had Aly;

8. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2670 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Teknis Izin Pendirian Satuan Pendidikan Diniyah Formal;

9. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3481 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Teknis Izin Pendirian Satuan Pendidikan Muadalah.

10. Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Ma’had Aly.

11. Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Muadalah Muallimin.

12. Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Muadalah Salafiyah.

13. Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Diniyah Formal.

3.2. Sistem Pendidikan 1) Kurikulum;

Sebagai salah satu entitas lembaga pendidikan yang paling tua, pada awalnya model pendidikan pesantren salafiyah tidak mengenal kurikulum dalam pengertian seperti kurikulum dalam pendidikan formal. Kurikulum pada pesantren salafiyah lebih sering disebut sebagai al-manhaj ad-dirāsi yang dapat diartikan sebagai arah atau metode pembelajaran tertentu.

Manhaj yang ada pada pesantren salafiyah ini tidak dalam bentuk jabaran silabus, akan tetapi berupa funun kitab-kitab yang diajarkan pada para santri.

Munculnya kategorisasi Satuan Pendidikan Muadalah Salafiyah (SPM Salafiyah) itu sendiri merupakan salah satu arah baru kemajuan model pendidikan yang ada di pesantren. Muadalah secara harfiah berarti penyetaraan yang juga merupakan bentuk pengakuan (recognition) dari pemerintah terhadap keberadaan pesantren secara umum. Bentuk pengakuan pemerintah pada awalnya adalah memberikan dorongan dari berbagai segi implementasi penyetaraan pesantren tersebut dengan pendidikan formal pada umumnya, seperti pemberian standar kompetensi lulusan, standar isi, pengelolaan dan yang lain, bahkan pengakuan akan eksistensi ijazah yang dikeluarkan pesantren tersebut.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2020 pada pasal 12, 13, 14 dan 15, menjelaskan bahwa Kurikulum Pendidikan Muadalah khususnya Satuan Pendidikan Muadalah Salafiyah terdiri dari Kurikulum Pesantren yang berbasis kitab kuning dan Kurikulum Pendidikan Umum. Sedangkan pengembangan Kurikulum pesantren yang dilaksanakan oleh Pesantren itu sendiri disusun berdasarkan dan berpedoman kepada Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang dirumuskan oleh Majlis Masyayikh.

(15)

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum pada SPM Salafiyah Dalam rumusan Majlis Masyayikh adalah kerangka konseptual kurikulum yang dipakai sebagai pedoman dalam pengembangan kurikulum tingkat nasional, pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah, dan pedoman dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, mulai jenjang Ula, Wustho, hingga Ulya. Di samping itu Struktur Kurikulum pada SPM Salafiyah adalah pengorganisasian aspek capaian pembelajaran, capaian pembelajaran mata pelajaran, struktur kurikulum, dan beban belajar pada setiap jenjang pendidikan.

Adapun struktur isi kurikulum memuat beberapa aspek penting sesuai dengan kebutuhan tiap jenjang pada SPM Salafiyah antara lain (1) memuat mata pelajaran agama, umum, dan muatan lokal serta alokasi waktunya pada setiap materi; (2) mampu menunjang pengembangan diri santri yang tafaqquh fiddin dan berakhlak mulia; dan (3) memiliki referensi umum dan khusus sesuai dengan karakteristik SPM Salafiyah yang fokus pada kajian kitab kuning.

Berdasarkan pada aspek-aspek penting yang ada pada SPM Salafiyah, maka muatan kurikulumnya mencakup pelajaran agama, materi umum, dan muatan lokal. Adapun cakupan muatan pelajaran kurikulum pendidikan SPM Salafiyah yang akan dilaksanakan oleh Dayah ...

dalam proposal pengajuan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rumpun Keilmuan/Materi Pelajaran pada SPM Salafiyah Wustha

No Rumpun Keilmuan/Mata Pelajaran Beban Jam Pelajaran Perkelas/Perminggu

A. Keagamaan Islam 24 JP

1. Al-Quran 4 JP

a. Al-Quran b. Tafsir

2. Hadits 2 JP

3. Fiqih 6 JP

a. Fiqih b. Ushul Fiqh c. Faraidh

4. Akhlaq 2 JP

5. Bahasa Arab 6 JP

a. Nahwu b. Sharf c. I’rab d. I’lal

6. Tarikh 2 JP

7. Tauhid 2 JP

B. Pendidikan Umum 8 JP

8. Pendidikan Kewarganegaraan 2 JP

9. Bahasa Indonesia 2 JP

10. Matematika 2 JP

11. IPS/IPA 2 JP

C. Muatan Lokal 4 JP

12. Muatan Lokal 1 2 JP

13. Muatan Lokal 2 1 JP

14. Muatan Lokal 3 1 JP

Jumlah Beban Jam Pelajaran (JP)

untuk SPM Salafiyah Wustha Perminggu 36 JP

(16)

Rincian alokasi beban jam pelajaran untuk setiap muatan mata pelajaran kurikulum pesantren dan kurikulum pendidikan umum sesuai perkelas dalam perminggu dengan referensi kitab-kitab kuning (turats) dan buku rujukan lainnya, kami lampirkan secara terperinci pada lampiran permohonan ini.

2) Metode Belajar;

Sejatinya pada Pesantren Salafiyah, dalam pembelajaran yang diberikan kepada santri, pesantren/dayah ... menggunakan metode belajar kepada jenis-jenis kitab tertentu dalam cabang ilmu tertentu. Kitab–kitab tersebut dipelajari secara tuntas sebelum naik jenjang ke kitab lain yang lebih tinggi tingkat kesulitannya. Dengan demikian, masa penyelesaian (tamat) program pembelajaran tidak diukur dengan satuan waktu, juga tidak didasarkan pada penguasaan terhadap topik-topik bahasan tertentu, tetapi didasarkan pada tamat atau tuntasnya santri mempelajari kitab yang telah ditetapkan. Kompetensi standar bagi tamatan pesantren adalah kemampuan dalam memahami, menghayati, mengamalkan, dan mengajarkan isi kitab tertentu yang telah ditetapkan.

Metode pembelajaran di Pesantren/Dayah ...

bersifat tradisional, yaitu pembelajaran yang diselenggarakan menurut kebiasaan yang telah lama dilaksanakan di pesantren atau dapat juga disebut sebagai metode pembelajaran asli (original) di pesantren. Di samping itu Pesantren/Dayah ... juga diterapkan metode pembelajaran modern (tajdid) metode pembelajaran tajdid merupakan metode pembelajaran hasil pembaharuan kalangan pondok pesantren dengan memasukkan metode yang berkembang pada masyarakat modern, meski tidak selalu diikuti penerapan sistem modern, seperti sistem sekolah atau madrasah. Metode pembelajaran tradisional yang masih diterapkan adalah:

1) Metode Sorongan. Kata sorongan berasal dari kata Sorong dari bahasa Jawa yang berarti menyodorkan Kitabnya di hadapan guru. Metode sorongan ini termasuk belajar individual, karena seorang santri berhadapan dengan seorang guru dan terjadi interaksi langsung saling mengenal diantara keduanya.

2) Metode Bandongan. Metode ini dilaksanakan saat guru membaca kitab kuning tertentu, sedangkan santri memberikan makna kitabnya tentang materi yang sedang dibacakan guru.

3) Metode Wetonan, istilah weton berasal dari bahasa Jawa yang artinya waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melakukan salat fardu atau pada hari-hari tertentu. Metode weton ini merupakan metode kuliah karena para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling guru yang menerangkan pelajaran ala kuliah, santri menyimak kitab masing- masing dan membuat catatan padanya.

4) Metode Musyawarah atau Bahtsul Masa'il. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang mirip dengan diskusi atau seminar.

Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu membentuk halaqah yang dipimpin langsung oleh seorang guru senior untuk membahas atau mengkaji persoalan yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh sebab itu, metode ini juga dikenal dengan istilah Bahtsul Masa'il.

Dalam pelaksanaannya, para santri dengan bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau pendapatnya.

5) Metode Pengajian Pasaran. Metode ini adalah kegiatan para santri melalui pengajian materi (kitab) tertentu pada guru yang dilakukan terus-menerus selama tenggang waktu tertentu. Pada umumnya dilakukan di bulan Ramadan selama setengah bulan atau 20 hari.

Bahkan terkadang satu bulan penuh, tergantung jumlah halaman kitab yang dikaji. Metode ini lebih mirip metode bandongan, yang target utamanya adalah selesainya kitab yang dipelajari.

(17)

6) Metode Hafalan. Dalam metode ini, para santri diberi tugas bacaan- bacaan dalam jangka waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki oleh santri ini kemudian dihafalkan di hadapan guru secara periodik atau insidental, tergantung pada petunjuk guru yang bersangkutan. Materi pembelajaran dengan metode hafalan umumnya berkenaan dengan Alquran, nadzam-nadzam untuk nahwu, Sharaf, tajwid, ataupun teks-teks.

7) Metode Demonstrasi atau praktik ibadah, metode ini adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan memperagakan suatu keterampilan dalam hal pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan individu maupun kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan guru, dengan urutan kegiatan sebagai berikut:

a) Para santri mendapatkan penjelasan atau teori tentang tata cara pelaksanaan ibadah yang akan dipraktikkan.

b) Para santri berdasarkan bimbingan guru mempersiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan praktik.

c) Setelah menentukan waktu dan tempat para santri berkumpul untuk menerima penjelasan singkat berkenaan dengan urutan kegiatan yang akan dilakukan serta pembagian tugas kepada para santri berkenaan dengan pelaksanaan praktik.

d) Para santri secara bergiliran memperagakan pelaksanaan praktik ibadah tertentu dengan dibimbing dan diarahkan oleh guru sampai benar-benar sesuai dengan tata cara pelaksanaan ibadah sesungguhnya.

e) Setelah selesai kegiatan praktik ibadah para santri diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang dipandang perlu selama berlangsung kegiatan.

Adapun beberapa karakteristik yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada SPM Salafiyah adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan kitab-kitab berbahasa Arab (kitab kuning) sebagai buku teks pokok mata pelajaran, meliputi Al-Qur’an, Hadis, Akidah, Bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Tarikh, Syari’ah yang terdiri dari Fikih dan Ushul Fikih. Pembelajaran kitab kuning di SPM Salafiyah pada umumnya dilaksanakan dalam bentuk sorogan, wetonan dan bandongan. Untuk pembelajaran dalam bentuk sorogan, wetonan, dan bandongan biasanya disebut sebagai kurikulum sistem ma’hadi, artinya jenis kitab, alokasi waktu pembelajaran dan kalender akademiknya sepenuhnya menjadi otoritas pesantren itu sendiri. Adapun pembelajaran yang dikemas dalam bentuk klasikal atau sistem madrasi secara umum sama dengan model-model klasikal lainnya.

Pembelajarannya sudah terjadwal dengan rapi layaknya sekolah formal lainnya.

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan dalam bentuk perorangan maupun kelompok. Kegiatan ekstrakurikuler antara lain kegiatan hadrah/marawis, khitabah, pencak silat, Pramuka, Palang Merah Remaja, patroli keamanan pesantren, Usaha Kesehatan Pesantren, koperasi pesantren, Peringatan Hari-Hari Besar Islam, bakti sosial, sanggar kesenian, Paskibra, mengikuti ceramah umum, berdakwah, dan lain-lain.

3. Pada umumnya penerimaan santri di SPM Salafiyah dilaksanakan pada bulan Syawal, meskipun di beberapa SPM Salafiyah ada yang mengikuti kalender pendidikan sebagaimana yang ditetapkan oleh Kementerian Agama. SPM Salafiyah mempunyai mekanisme dan prosedur sendiri-sendiri dalam menerima santri baru. Secara umum persyaratan akademik yang harus dipenuhi dalam menempuh jenjang pendidikan di SPM Salafiyah berdasarkan tingkat kemampuan menguasai materi, meliputi membaca Al-Qur’an, mata pelajaran Bahasa Arab, dan pengetahuan agama Islam.

(18)

3) Sistem Evaluasi;

Pada saat penerimaan santri baru yang diselenggarakan oleh Pesantren Dayah ... , tes masuk semata untuk placement test atau penempatan kelas sesuai kemampuan calon peserta didik, namun bukan untuk menerima atau menolak. Penilaian hasil belajar yaitu pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dicapai oleh santri pada tiap- tiap akhir program pembelajaran dilaksanakan dalam periode waktu yang berbeda.

Namun demikian terdapat juga beberapa sistem pada SPM Salafiyah ada yang menggunakan sistem evaluasi tengah tahun, sementara yang lain masih mempertahankan sistem catur wulan.

Untuk penyelenggaraan evaluasi sebagai suatu bentuk penilaian secara autentik dan pengawasan dalam proses pembelajaran maka diimplementasikan dalam beberapa indikator antara lain:

a. Melaksanakan penilaian autentik secara komprehensif yang dideskripsikan antara lain dengan a). Menilai kesiapan santri dalam proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran secara utuh; b).

Guru dalam proses pembelajaran melakukan penilaian otentik secara komprehensif, baik di kelas maupun di luar kelas.

b. Memanfaatkan hasil penilaian autektik yang dideskripsikan dengan a). Guru memanfaatkan hasil penilaian autentik untuk merencanakan program remedial, pengayaan, atau pelayanan konseling. b). Hasil penilaian autentik dimanfaatkan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai Standar Penilaian Pendidikan pada SPM Salafiyah

c. Melaksanakan kegiatan pemantauan proses pembelajaran yang dideskripsikan dengan a). Pihak yang berhak melakukan pemantauan adalah kepala SPM dan pengawas atau mereka yang ditugaskan untuk melaksanakan tugas pemantauan. b). Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. c). Pemantauan dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

d. Melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru yang dideskripsikan dengan a). Kepala SPM melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi proses pembelajaran terhadap guru setiap tahun. b).

Dibuktikan dengan memeriksa dokumen bukti pelaksanaan supervisi proses pembelajaran melalui latihan dan konsultasi yang dilakukan oleh kepala SPM dan pengawas atau mereka yang ditugaskan untuk melaksanakan tugas pemantauan c.) Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala SPM Salafiyah pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang ditindaklanjuti dengan cara: pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.

e. Melaksanakan evaluasi proses pembelajaran yang dideskripsikan dengan a). Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. b). Kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan proses pembelajaran dengan standar proses pembelajaran yang ada dan menganalisis kinerja guru sesuai kompetensinya. c). Hasil evaluasi ini dapat dijadikan dasar untuk pengembangan kompetensi atau profesionalisme guru, pengadaan sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran, atau kebijakan lainnya untuk peningkatan kualitas layanan pendidikan SPM Salafiyah memenuhi SKL yang sudah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

f. Melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran yang dideskrisikan dengan a). Kegiatan tindak lanjut ini ditujukan untuk guru, baik mereka yang memiliki kinerja baik maupun sebaliknya. b). Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi

(19)

proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan. c). Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk penguatan dan penghargaan terhadap guru dalam mengembangkan karir profesionalnya.

Evaluasi belajar menjadi barometer yang mengukur tingkat kemampuan dan mutu peserta didik terhadap penguasaan dan pengamalan materi yang telah diterimanya. Di pesantren ... sistem evaluasi belajar dilakukan dalam 3 (tiga) bentuk antara lain:

 Pertama ujian praktek dilakukan oleh guru kelas yang dilaksanakan sebulan sebelum ujian caturwulan/semester*.

 Kedua ujian setoran hafalan dan setoran bacaan wajib dilakukan oleh guru privat setiap jam privat.

 Ketiga ujian rutin caturwulan yang dilaksanakan oleh pesantren melalui rapat penetapan guru ujian. Ujian caturwulan ini dilakukan 3 (tiga) kali dalam setahun, ini mengacu kepada kalender akademik pesantren yang menganut caturwulan bukan semester. Evaluasi cawu pertama dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal, sedangkan evaluasi terakhir sebagai ujian kenaikan kelas dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah. Namun bila mengadopsi sistem evaluasi belajar semesteran maka ujian tengah semester dilakukan pada pertengahan tahun hijriyah/miladiyah dan ujian akhir semester dilaksanakan pada akhir tahun.

Penilaian hasil belajar pada akhir tahun atau kegiatan imtihan akhir tahun direncanakan dan dilaksanakan oleh pesantren ...

pada umumnya dilaksanakan pada 1 atau 2 bulan menjelang bulan Ramadhan bila mengikuti sistem hijriyah dan menjelang akhir desember bila mengikuti sistem miladiyah. Hasil dari penilaian tahap akhir ini digunakan sebagai bahan pertimbangan kelulusan santri dan pemberian ijazah yang menyatakan bahwa santri yang bersangkutan telah selesai (tamat) mengikuti pendidikan di satuan pendidikan pesantren ... .

Dalam sistem Penilaian, Pesantren/Dayah ...

menggunakan metode ujian lisan, tulisan, hafalan dan praktek. Dalam metode ujian lisan, santri akan diuji kemampuannya dalam membaca kitab kuning yang meliputi kemampuan membaca harakah, kemampuan menterjemahkan, kemampuan syarahan dan kemampuan menjawab isykal dari guru ujian. Untuk pelajaran yang menggunakan metode ujian tulis, santri akan diuji kemampuannya menjawab soal. Dalam ujian hafalan, santri akan diuji kemampuan dalam menghafal, sedangkan dalam metode ujian praktek, santri kan diuji kemampuan menguasai materi yang terealisasi dalam praktek. Dalam menentukan nilai sebagai ketentuan evaluasi maka pesantren/dayah ... merumuskan angka nilai sebagai berikut:

a. Untuk pelajaran yang menngunakan metode ujian lisan, nilai yang diberikan adalah hasil akumulasi keempat aspek penilaian yaitu Untuk harakah maksimal 20, terjemahan (makna) 20, syarahan 30 dan isykal 20, jadi nilai maksimal 90.

b. Untuk ujian tulisan nilai diberikan sesuai dengan kemampuan santri menjawab soal.

c. Untuk ujian hafalan nilai diberikan bedasarkan jumlah dan kelancaran dalam menghafal.

d. Untuk ujian praktek nilai yang diberikan berpijak kepada hasil praktek yang sesuai dengan materi, maksimal nilai yang diberikan adalah 90.

*(ini contoh angka penilaian, yang selain itu dapat dikembangkan sendiri oleh pesantren)

(20)

3.3. Sumber Daya Manusia

Sebagai pendukung utama bagi penyiapan lulusan berkualitas maka dibutuhkan sumber daya yang memadai dan berkualitas untuk

menyelenggarakan proses pembelajaran di

Pesantren/Dayah ... Peranan tenaga pendidik dan kependidikan. Betapapun baiknya konsep sebuah lembaga yang didukung oleh fasilitas dan prasarana yang cukup lengkap, namun akan kurang nilainya bila ditangani oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang kurang berkualitas.

Oleh karena itu, pengembangan dan perekrutan pendidik dan tenaga kependidikan pada pesantren/dayah ... diarahkan pada dua aspek, yakni kualitas dan kuantitas. Secara kuantitas, upaya pengembangan tenaga dilakukan dengan penambahan guru melalui kaderisasi bagi yang memiliki kemampuan baik untuk melanjutkan sampai jenjang studi ke tempat lain. Sedangkan dari aspek kualitas, perlu dirintis kegiatan-kegiatan yang mengarah pengembangan kemampuan guru melalui berbagai kegiatan ilmiah.

Berikut ini dapat diuraikan tabel sumber daya manusia yang ada dilingkungan pesantren/dayah ... yang disajikan dalam tabel berikut:

1) Data Kyai/Pengasuh/Pendiri Pesantren;

No Nama Tempat/

Tanggal Lahir NIK Keterangan 1 ... ..., xx/xx/xxxx ... Pendiri/

Pengasuh Pondok 2) Data Pendidik/guru/ustadz/ustadzah;

No Jenis Kelamin

Jumlah Tenaga Pendidik &

Kualifikasi Pendidikan

Total S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 Ulya/

Aliyah 1 Laki-laki

2 Perempuan

Uraian terperinci identitas Pendidik dijelaskan pada daftar lampiran.

3) Data Tenaga Kependidikan;

No Jenis Kelamin

Jumlah Tenaga Pendidik &

Kualifikasi Pendidikan

Total S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 Ulya/

Aliyah 1 Laki-laki

2 Perempuan

Uraian terperinci identitas Tenaga Kependidikan dijelaskan pada daftar lampiran.

4) Data Santri mukim perkelas saat ini.

Ula:

No Jenis Kelamin Kelas

Total

Kelas 1 2 3 4 5 6

1 Santri/Lk 2 Sangtriwati/Pr

Jumlah

(21)

Wustha:

No Jenis Kelamin

Total

Kelas 7 8 9

1 Santri/Lk 2 Sangtriwati/Pr

Jumlah Ulya:

No Jenis Kelamin

Total

Kelas 7 8 9

1 Santri/Lk 2 Sangtriwati/Pr

Jumlah

Uraian terperinci identitas Santri dan santriwati dapat dijelaskan pada daftar lampiran sesuai dengan data EMIS Pondok Pesantren / Dayah ... ...

3.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dapat diartikan sebagai peralatan yang bergerak dan umumnya dipakai secara langsung dan menjadi penunjang utama dalam suatu aktivitas, misalnya ada kertas, pulpen, buku, komputer, dan lain-lain.

Dengan kata lain sarana lebih ditujukan untuk alat atau benda-benda yang bergerak. Sedangkan Prasarana merupakan penunjang dan umumnya merupakan fasilitas yang tidak bergerak, misalnya gedung dan ruangan.

Dengan kata lain pula prasarana dapat ditujukan untuk alat atau benda- benda yang tidak bergerak.

Sarana dan prasarana/Dayah ... dalam penyelenggaraan pendidikan sudah digolong dalam layak dan nyaman dalam menunjang proses pendidikan. Lahan yang dijadikan tempat pembelajaran Pesantren/dayah merupakan adalah hak milik Pesantren sendiri. Dilokasi pesantren sudah terdapat antara lain; (1) Mushalla, (2) ruang kelas; (3) ruang pimpinan satuan pendidikan; (4) ruang tata usaha; (5) ruang perpustakaan;

(6) ruang laboratorium; dan (7) ruang Pusat Kesehatan Pesantren/Unit Kesehatan.

Untuk lebih lengkapnya rincian data sarana dan prasarana yang lebih lengkap dapat dijelaskan dalam daftar lampiran proposal pengajuan ini.

3.5. Sumber Pendanaan

Adapun sumber pendanaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun ajaran berikutnya antara lain bersumber dari:

1) Berasal dari santri dalam bentuk dana pengembangan institusi (DPI).

DPI dibayarkan satu kali pada saat santri registrasi untuk pertama kali.

2) Dalam bentuk SPP, yaitu sumbangan penyelenggaraan pendidikan yang dibayar pada setiap bulan.

3) Sumber lain yang berasal dari Kementerian Agama dalam bentuk Bantuan Operasional Pesantren (BOP) bila terpilih sebagai penerima BOP Kemenag yang bersifat temporer.

4) Bantuan lainnya dari Badan Pemerintah, Dinas Pendidikan Dayah, Pemerintah Daerah/Kab/Kota dalam bentuk Bantuan Pendidikan (BOP) dan atau bantuan beasiswa yang bersifat temporer.

5) Sumbangan, hibah, dan wakaf tunai atau bentuk lainnya yang bersifat anggaran tunai yang diperoleh dari perorangan/masyarakat yang peduli kepada pendidikan Pesantren.

6) Sumber lainnya ... (bila ada dapat dijelaskan oleh pesantren)

(22)

3.6. Daftar Lampiran Kelengkapan Dokumen

3.6.1. Akte Notaris Badan Hukum Pesantren dan NPWP;

Di halaman ini dilampirkan Akte Notaris Badan Hukum Pesantren

&

NPWP, KTP Pimpinan Pesantren

(23)

3.6.2. Surat Pengesahan Kemenkumham atas Akte Notaris Badan Hukum Pesantren;

Di halaman ini dilampirkan Surat Pengesahan Kemenkumham atas Akte Notaris Badan Hukum Pesantren

(24)

3.6.3. Piagam Statistik Pesantren dan SK Pendirian Pesantren dari Kementerian Agama RI;

Di halaman ini dilampirkan

Piagam Statistik Pesantren dan SK Pendirian Pesantren dari Kementerian Agama RI

(25)

3.6.4. Didirikan di lingkungan Pesantren dengan Bukti Lampiran Denah Lokasi;

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

...

Di halaman ini dilampirkan Gambar Denah Lokasi Pesantren

Atau

Foto Satelit Denah Lokasi Area Pesantre Serta

Dilampirkan alamat titik lokasi pesantren dari Aplikasi google map

(26)

3.6.5. Struktur organisasi pengelola Pesantren dengan bukti SK Dewan Masyayikh Pesantren;

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

...

Di halaman ini dilampirkan

Gambar/sketsa/skema Struktur Organisasi Pesantren dan/atau

Struktur Dewan Masyayikh Pesantren Dilengkapi dengan

SK Dewan Masyayikh yang diangkat oleh Tgk Syik/Kyai/Pendiri Pesantren dengan susunan SK Dewan Masyayikh:

Ketua : Tgk Syik/Kyai/Pendiri Pesantren (1 (satu) orang),

Anggota : para pendidik/guru/ustadz/ustadzah (minimal 2 (dua) orang).

(27)

3.6.6. Surat pernyataan sudah beroperasi dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun terhitung sejak didirikan;

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

...

Di halaman ini dilampirkan

Surat Pernyataan yang menjelaskan bahwa pesantren sudah berdiri beroperasi dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun

terhitung sejak didirikan.

Surat tersebut minimal ditandatangani oleh Tgk Syik/Kyai/pendiri pesantren, namun dapat diperkuat dengan Surat Keterangan dari

Pimpinan Gampong/Desa/Kelurahan bahkan Kecamatan (jika ada)

(28)

3.6.7. Contoh Struktur Kurikulum Pendidikan Mu'adalah Salafiyah (Kurikulum Pesantren dan Umum);

Jenjang Wustha

No Rumpun Keilmuan/Mata

Pelajaran Nama Kitab Kuning/ Buku Rujukan

Kelas dan Alokasi Waktu Jam Pelajaran

Per minggu Beban Jam Pelajaran

Perkelas/Perminggu

Kls 7 Kls 8 Kls 9

A. Keagamaan Islam 24 JP

1. Al-Quran 4 JP

a. Al-Quran 2 2 2

b. Tafsir 2 2 2

2. Hadits 2 2 2 2 JP

3. Fiqih 6 JP

a. Fiqih 2 2 2

b. Ushul Fiqh 2 2 2

c. Faraidh 2 2 2

4. Akhlaq 2 2 2 2 JP

5. Bahasa Arab 6 JP

a. Nahwu 2 2 2

b. Sharf 2 2 2

c. I’rab 1 1 1

d. I’lal 1 1 1

6. Tarikh 2 2 2 2 JP

7. Tauhid 2 2 2 2 JP

B. Pendidikan Umum 8 JP

8. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 JP

9. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 JP

10. Matematika 2 2 2 2 JP

11. IPS/IPA 2 2 2 2 JP

C. Muatan Lokal 4 JP

12. Muatan Lokal 1 2 2 2 2 JP

13. Muatan Lokal 2 1 1 1 1 JP

14. Muatan Lokal 3 1 1 1 1 JP

Jumlah Beban Jam Pelajaran (JP)

SPM Salafiyah Wustha Perminggu 36 JP

*KDSK ini Dapat dikembangkan sesuai kekhasan Pesantren Satuan Pendidikan Muadalah.

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

(29)

Contoh Daftar Kitab Kuning sesuai dengan Kurikulum Pesantren Salafiyah pada Kepdirjenpendis Nomor 511 Tahun 2021

No Komponen / Mata Pelajaran Jml Judul Kitab Kuning dan Pengarang

I Kelompok A

1 Al-Qur’an dan IImu AI-Qur’an, Tahsinut Tilawah.

1 Al-Jazariyah. / (Karya Syams al-Dîn Muhammad al-Jazarî)

2 Hidâyah al-Mustafîd fî Ahkâm al-Tajwid. (Karya Muhammad Abî Rîmah) 2 Al-Qur’an dan IImu AI-Qur’an,

Tahfizhul Qur’an.

1 Tahfizh AI-Qur’an Metode Lauhun. (Karya Dr. K.H.A. Muhaimin Zen, MA)

2 Metode Pengajaran Tahfizh AI-Qur’an di Pondok Pesanfren. (Karya Dr. K.H.A. Muhaimin Zen, MA) 3 Hadits dan IImu Hadits 1 Bulûghul Marâm. (Karya al-Hâfizh Ibnu Hajar AI-‘Asqalânî)

2 Subulus-Salâm. (Karya Imam al-San’ânî) / Riyâdh al-Shâlihîn. (Karya an-Nawawi) 4 Mushthalahul Hadits 1 Minhah al-Mughits. (Karya Syekh Hafizh Hasan Al-Mas'udiy)

2 Alfiyah al-Suyuthi. (Karya Al-Hafizh Al-Sayuthiy)

5 Fiqih 1 Fath al-Qarîb. (Karya Ibn Qâsim)

2 Fath al-Mu'în. (Karya al-Malîbârî)

6 Ushul Fiqih 1 Waraqât. (Karya al-Juwayni)

2 Jam’u al-Jawâmi’. (Karya al-Subkî)

7 Tarikh Islam 1 Khulâshah Nûrul ’Yaqîn. (Karya Syekh ‘Umar Abdul Jabbâr)

2 al-Sîrah al-Nabawiyyah. (Karya Ibn Hisyâm) (yang sangat dianjurkan untuk pengayaan) 8 Tafsir dan IImu Tafsir 1 Tafsîr al-Jalâlayn. (Karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyûthî)

2 Tafsir Ibn Katsîr. (karya Ibn Katsîr)

9 Tauhid 1 Aqidah al-’Awam. (Karya Ahmad al-Marzuki)

2 Khamsatul Mutûn Risâlah fi ’ilm at-Tauhîd. (Karya Syekh al-Bajuri) 10 IImu Kalam 1 al-lbânah ’an Ushûl al-Diyânah. (Karya Imam Abu al-Hasan al-Asy’arî)

2 Risâlah Ahli al-Sunnah wa al-Jamâ’ah. (Karya K.H. Hasyim ‘Asy’ari) 11 Akhlaq dan Tasawuf 1 Akhlâq Lil-Banîn/Banât (Karya Syekh Umar Baraja).

2 Sharh Ta’fîm al-Muta’aIIim. (Karya al-Zarnûjî)

12 Nahwu 1 Matn al-Ajurrûmiyyah. (Karya Abu Abdillâh Muhammad al- Shanhâji)

2 Alfîyyah Ibn Mâlik. (Karya Ibn Mâlik), dan Syarh Alfiyyah Ibn Mâlik, (Karya Muhammad Ibn Shalih al-Atsimiin) 13 Sharf 1 Qawâ’id al-i’Iâl fi al-Sharf. (karya Mundzir Nadzîr)

2 l’lâl adalah kitab al-Amtsilah al-Tashrîfiyyah. (Karya Syeikh K.H Muhammad Ma'sum Bin Ali) 14 Balaghah 1 al-Balâghah al-Wâdhihah. (Karya Syekh Musthafa Amîn dan ‘Alî Al-Jârimi)

2 al-Jauhâr al-Maknûn. (Karya Abd al-Rahmân al-Akhdharî)

15 IImu ‘Arudh 1 al-Mukhtashar al-Syâfi alâ Matn al-Kâfi. (Karya Muhammad al-Damanhûrî) 2 al-Muyassar fi ilm al-‘Arûdh. (Karya KH. Chatibul Umam)

16 IImu Mantiq 1 llmu al-Mantiq. (Karya Muhammad Nûr Ibrâhîmî)

2 Hâsyiyah ‘ala Sullam al-MaIâwî. (Karya Muhammad Din Ali al-Shabban)

17 IImu Falak 1 al-KhuIâshah al-hafiyah fi al-Falak bi Jadâwil al-Lugharitmîyah. (Karya Zubair Umar al-JaiIani) 2 Sullam an-Nayrayn. (Karya KH. Muhammad Manshur al- Batawi)

18 Bahasa Arab 1 Al-'Arâbiyatu Baina Yadaika, 1 A - 2 A. (Karya Abdul Rahman Al-Fauzan wal âkhariyn) 2 Al-'Arâbiyatu Baina Yadaika, 2 B - 3 B. (Karya Abdul Rahman Al-Fauzan wal âkhariyn)

*KDSK Kitab kuning ini Dapat dikembangkan sesuai kekhasan Pesantren yang bersangkutan dan ketentuan yang ada.

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel ...

(30)

3.6.8. Contoh Daftar nama Pendidik dan tenaga Kependidikan (paling sedikit 5 (lima) orang pendidik dan 2 (dua) orang tenaga kependidikan);

A. Tenaga Pendidik

No

Nama Lengkap

dengan gelar

Tempat, Tanggal

lahir

NIK Jenis Kelamin

Alamat Lengkap

Kualifikasi Pendidikan (Ulya/S1/S2/s3

Prodi Pendidikan

Mata Pelajaran

yang diampu

Nomor SK sebagai Pendidik

TMT SK sebagai Pendidik

Nomor &

tanggal Ijazah

Nomor HP Alamat Email

1 2 3 4 5 dst

B. Tenaga Kependidikan

No

Nama Lengkap

dengan gelar

Tempat, Tanggal

lahir

NIK Jenis Kelamin

Alamat Lengkap

Kualifikasi Pendidikan (Ulya/S1/S2/s3

Prodi Pendidikan

Jabatan Tenaga Kependidikan

(misalnya:

Kepala SP, Tenaga Adm,

Pustakawan, Tenaga Laboratorium

& sejenisnya)

Nomor SK sebagai Tenaga Kependidikan

TMT SK sebagai Tenaga Pendidik

Nomor &

tanggal Ijazah

Nomor HP Alamat Email

1 2

dst

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

...

(31)

3.6.9. Contoh Daftar sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran dengan lampiran Foto Dokumentasi;

A. Data Prasana Pesantren/Dayah ....

No

Data Prasarana

(fasilitas yang tidak bergerak/alat dan benda yang tidak bergerak)

Jumlah Satuan Luas

Status

(Hak milik/Hak guna Bangunan/Hak Pakai)*

Status Perolehan (Beli sendiri/Bantuan/

Hibah/Wakaf dari ....)*

Kondisi (Baik/Kurang

baik/Rusak)*

1 Bangunan Mesjid/Mushalla

2 Bangunan Gedung Pendidikan 1/2/3/4* Lantai 3 Bangunan Asrama/Pondok 1/2/3/4* Lantai 4 Ruang kamar/bilik asrama

5 Ruang Kelas

6 Balai/pondok belajar meengajar 7 Ruang pimpinan satuan pendidikan 8 Ruang tata usaha

9 Gedung/ruang perpustakaan 10 Ruang laboratorium

11 Ruang Pusat Kesehatan Pesantren 12 Dapur Umum

13 Kantin

14 Lapangan terbuka/olahraga 15 Fasilitas MCK/Sanitasi dst ...

Lengkapi halaman ini dengan foto dokumentasi per data Prasarana yang tersebut di atas.

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

...

(32)

B. Data Sarana Pesantren/Dayah ...

No

Data Sarana

(fasilitas yang bergerak/alat dan benda yang menjadi penunjang utama dalam suatu aktivitas)

Jumlah Satuan/unit

Status

(Hak milik/Hak guna Bangunan/Hak Pakai)*

Status Perolehan (Beli sendiri/Bantuan/

Hibah/Wakaf dari ....)*

Kondisi (Baik/Kurang

baik/Rusak)*

1 Kenderaan Roda 4 2 Kenderaan Roda 2 3 Kenderaan Roda 3 4 Meja kantor 5 Meja ruang kelas 6 Meja balai 7 Kursi kantor 8 Kursi kelas 9 Komputer 10 Laptop 11 Android 12 Printer 13 Scanner 14 Proyektor 15 Papan Tulis 16 Kertas dst

Lengkapi halaman ini dengan foto dokumentasi per data Prasarana yang tersebut di atas.

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

...

(33)

3.6.10. Contoh Daftar Rencana sumber pendanaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun ajaran berikutnya;

No Rencana Pendanaan dan Pembiayaan

selama 1 (satu) Tahun Satuan Jumlah A Rencana Pemasukan Dana

1 Rp.

2 Rp.

3 Rp.

4 Rp.

5 Rp.

6 Rp.

7 Rp.

8 Rp.

9 Rp.

10 Rp.

dst Rp.

Total Rencana Pemasukan Dana

B Rencana Pengeluaran Dana

1 Rp.

2 Rp.

3 Rp.

4 Rp.

5 Rp.

6 Rp.

7 Rp.

8 Rp.

9 Rp.

10 Rp.

dst Rp.

Toral Rencana Pengeluaran Dana

A Total Rencana Pemasukan Dana Rp.

B Toral Rencana Pengeluaran Dana Rp.

Selisih lebih/kurang sumber pendanaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun ajaran berikutnya

Rp.

...(lokasi)... , ....tgl/bln/tahun...

Pimpinan Pesantren/Dayah ...

...

Ttd & stempel

...

Gambar

Tabel 1. Rumpun Keilmuan/Materi Pelajaran pada SPM Salafiyah  Wustha
Foto Satelit Denah Lokasi Area Pesantre  Serta
Ilustrasi BAP Emis, dan informasi Santri Mukim yang harus berjumlah  minimal 120 (seratus dua pulluh orang) untuk Pengajuan SPM

Referensi

Dokumen terkait