• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL KEPERAWATAN KOMPLEMENTER ISLAMI

N/A
N/A
fiana

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL KEPERAWATAN KOMPLEMENTER ISLAMI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LOGBOOK DK 1 PEMICU 1

MODUL KEPERAWATAN KOMPLEMENTER ISLAMI Dosen Pengampu : Ns. Mardiyanti, S.Kep., M.Kep., M.D.S.

Dosen Fasilitator : Ns. Adelina Vidya Ardiyati, S.Kep., MNS.

Fiana Hawa Isnaini 11201040000037

Kelas A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SEPTEMBER/2023

(2)

KASUS PEMICU

Ny. Siti Hasanah (Usia: 67 th) Pekerjaan: Pedagang, datang ke klinik bekam Assabil dengan keluhan: sulit tidur dan istirahat tidak cukup, leher pegal, sakit kepala (skala 5) serta terlihat cemas. gejala ini sudah dirasakan sejak seminggu yang lalu. Menderita hipertensi sejak 5 tahun lalu, hiperkolesterol sejak 5 bulan lalu. Hasil cek GDS 228 mg/dL. Konsumsi obat amlodipin tidak rutin, saat gejala muncul saja karena takut efek samping obat kimia. Kadang mengkonsumsi kapsul minyak zaitun, bawang putih, herbal empon-empon yang disarankan temannya namun tidak rutin.

Pola tidur: Tidur malam: 22.00 Wib, Bangun: jam 03 dini hari, Tidak pernah olahraga, Aktivitas saat ini berdagang dari jam 06.00 pagi sampai sore jam 17.00 wib. Makanan sehari-hari: halal, toyyib, dengan porsi sedang 3x sehari. Minum: <1 L/hari.

Ny. Siti mengatakan ingin merubah kebiasaan tidak baiknya agar sesuai dengan sunnah Nabi. Oleh karena itu Ny. Siti datang ke klinik bekam.

Hasil TTV: Suhu 36.6 C, TD 155/85 mmHg, HR 85x/menit, RR 20x/menit, BB 50 kg, TB 153 cm Pasien diberikan terapi bekam. Jumlah titik bekam 12 titik: AK 1, AK 2, ZA 5, ZA 6, ZA 10, ZA 11, ZA14, ZA15, ZA 22, ZA 23, UN 10, UM

Setelah dibekam, klien merasa badannya lebih enak. Tensi menjadi 140/85 mmHg. TTv dalam batas normal. Klien diminta kembali lagi untuk berbekam 2 minggu lagi pada tanggal sunnah berbekam.

STEP 1

Identifikasi dan Klarifikasi Istilah Asing 1. 036_ Femi: empon-empon herbal

● 033_Ayunda: Empon-empon adalah jenis-jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai jamu tradisional. Empon-empon yang paling mudah ditemukan diantaranya jahe, kunyit, kencur, sereh, dan temulawak.

● 040_ Hanifah: empon-empon adalah bagian dari rempah-rempah yang dibuat minuman kesehatan tradisional yang dipercaya khasiatnya untuk menghangatkan tubuh serta meningkatkan imunitas

2. 037_ Fiana: 12 titik bekam

(3)

● 034_ Cut celine: 12 titik bekam merupakan titik yang saling berkaitan untuk kesehatan dan berfungsi optimal melalui metode bekam. Terdapat titik yang menjadi larangan dalam bekam yaitu lipatan tubuh, lubang alamiah tubuh, area simpul, tempurung lutut dan jaringan luka. Sedangkan untuk titik bekam yang disunnahkan mencakup belikat kiri kanan, punggung atas telapak kaki, lipatan lutut, pinggul, pangkal paha, pinggang, punggung, bahu, ubun-ubun, tonjolan tulang belakang, leher dibawah tumbuhnya rambut kiri dan kanan, tulang belakang antara dua pundak

● 039_Halwa: step 1:titik bekam dalam tubuh itu aa ratusan titik bekam. pada kasus tertera ada 12 titik bekam dimana lokasinya itu daru AK 1 sampai UM. lokasi titik itu terletak dari tengkuk sampai area punggung

3. 035_ Dinda: obat amplodipin

● 032_ Audrey: amlodipin adalah obat yang berfungsi untuk menurunkan kadar tekanan darah dengan cara merelaksasikan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi terdilatasi dan aliran darah pun menjadi lebih lancar.

● 038_Fitria: amlodipin adalah obat yang berfungsi sebagai penghambat saluran kalsium yang bekerja dengan cara merelaksasi pembuluh darah agar darah dapat mengalir lebih mudah. Obat amlodipin sebaiknya dikonsumsi pada pagi hari setelah makan

4. 039_ Halwa: hiperkolesterol

● 043_Tisya: kondisi kadar kolesterol pada darah tinggi. Dengan nillai kolesterol total >200mg/dl

● 032_ Audrey: selain kadar kolesterol total, ada juga kadar kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL), dimana semakin tinggi kadar HDL maka semakin baik untuk tubuh, namun sebaliknya, semakin tinggi kadar LDL maka berpotensi akan menimbulkan PJK atau stroke. Kadar normal LDL adalah 100-129 mg/dL

● 034_Cut Celine: hiperkolesterol merupakan kondisi dimana kadar kolesterol jahat lebih tinggi daripada kadar kolesterol baik. Tindakan bekam mampu mengurangi kadar lemak dan kolesterol jahat dalam darah maupun yang mengendap di dinding pembuluh darah sehingga penyumbatan pembuluh darah berkurang.

(4)

STEP 2

Identifikasi Masalah

1. 035_ Dinda: adakah terapi komplementer lain yang bisa digunakan untuk kasus diatas?

2. 043_ Tisya: Bagaimana peran perawat pada pasien seperti didalam kasus yang tidak rutin mengkonsumsi obat amplodipin atapun konsumsi kapsul minyak zaitun, bawang putih, herbal empon-empon?

3. 036_Femi: Dalam kasus Ny. Siti mengatakan ingin merubah kebiasaan tidak baiknya agar sesuai Sunnah Nabi. Lalu bagaimanakah pola hidup sehat yang sesuai dengan Sunnah Nabi tersebut?

4. 032_Audrey: kenapa pasien langsung merasa lebih enak setelah dilakukan terapi bekam?

5. 033_ ayunda: apakah ada efek samping obat amplodipin jika dikonsumsi setiap hari?

6. 038_fitria: tanggal berapa saja yang disunnahkan untuk melakukan bekam?

7. 034_Cut Celine: apakah bekam dapat berpengaruh terhadap riwayat hipertensi dan hiperkolesterol pada pasien? Dan apakah hanya berlaku secara temporer atau permanen?

STEP 3

Brainstorming

1. 035_ Dinda: adakah terapi komplementer lain yang bisa digunakan untuk kasus diatas?

● 037_Fiana: jika dilihat dari kasus pasien tidak rutin minum obat dikarenakan takut akan efek kimia dari amlodipin karenanya kita dapat memberi pilihan pengobatan komplementer yang tidak dikonsumsi secara oral atau tidak invasif ke tubuh pasien seperti melakukan akupresur pijat refleksi, meditasi seperti yoga, atau menggunakan terapi wewangian seperti aromaterapi.

2. 043_ Tisya: Bagaimana peran perawat pada pasien seperti didalam kasus yang tidak rutin mengkonsumsi obat amplodipin atapun konsumsi kapsul minyak zaitun, bawang putih, herbal empon-empon?

● 032_ Audrey: Pada kasus, pasien bisa dikatakan diagnosa nya ketidakpatuhan, dimana ketidakpatuhan itu sendiri salah satunya disebabkan oleh defisit pengetahuan. Sebagai perawat, maka kita berperan untuk mengedukasi pasien pentingnya konsumsi rutin obat yang diresepkan oleh dokter, terlepas dari efek sampingnya. Karena tentu dokter dan tenaga kesehatan sudah menghitung dosis

(5)

agar tidak berlebihan bagi tubuh. Perlu ditekankan juga bahwa terapi komplementer hanya diperuntukkan sebagai penunjang dari terapi medis. Dengan pengertian tersebut, diharapkan pasien akan lebih patuh dalam mengonsumsi obatnya. Bisa juga dengan pelibatan keluarga agar keluarga pasien pun turut mengingatkan pentingnya meminum obat secara rutin dan menjaga pola hidup sehat, serta bahaya dan resiko apabila tidak meminum obat.

● 039_Halwa: menurut saya peran perawat sebagai edukator itu bisa sharing ilmu bahwa terapi bekam atau komplementer itu hanya pengobatan penunjang dimana kita tidak boleh melupakan untuk melakukan pengobatan utama yaitu secara medis.

kemudian perawat bisa melakukan promosi kesehatan tentang penyakit dr pasien tersebut untuk menyadarkan pentingnya pengobatan utama atau medis.

3. 036_Femi: Dalam kasus Ny. Siti mengatakan ingin merubah kebiasaan tidak baiknya agar sesuai Sunnah Nabi. Lalu bagaimanakah pola hidup sehat yang sesuai dengan Sunnah Nabi tersebut?

● 043_ Tisya: Rasulullah SAW mengajarkan pola hidup sehat dengan membiasakan makan makanan yang halal dan baik atau halalan toyiban. Serta pola makannya dengan makan ketika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.

● 039_Halwa: ada 5 hal yang selalu rosulullah lakukan untuk menjaga pola hidup sehat yaitu shalat tahajud, solat subuh berjamaah di masjid, mengendalikan emosi, mengendalikan perut, dan selalu jalan pada pagi hari. kebiasaan sehat dari nabi itu seperti bangun awal di bagi hari, porsi makan sedikit (⅓ makanan, ⅓ cairan, dan ⅓ napas), makan secara perlahan, makan bersama keluarga, minum air bertahap, konsumsi buah delima dan kurma untuk metabolisme tubuh, aktif setiap hari, dan hindari tidur tengkurap

● 033_Ayunda: Islam selalu mengajarkan dan akan membawa para pengikutnya kepada jalan yang baik dan benar. Bahkan untuk masalah gaya hidup dalam Islam juga sudah mengatur hal tersebut. mulai dari cara makan, cara tidur, dan berbagai hal lainnya. Cara menjaga kesehatan sesuai tuntunan nabi yaitu Hindari Makanan Haram, Tidak Minum Khamr, Puasa, Tidur Miring ke Kanan, Menjaga Kebersihan Lingkungan, Menjaga Kebersihan tubuh, menjaga pola makan “Semakin sederhana pola makan kita semakin sederhana pula penyakit yang didapat, dan semakin

(6)

komplek makanan yang dimakan maka semakin sulit tubuh mengolahnya. Ini yang dapat mendatangkan penyakit karena sebenarnya penyakit di tubuh mayoritas bersumber dari makanan,”

● 038_Fitria: Pola hidup sehat yang diajarkan oleh rasulullah SAW diantaranya adalah menjaga asupan makanan yang halal dan bergizi seperti yang dicontohkan nabi misal madu, kurma, minyak zaitun, habbatus sauda, dll. Kemudian mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membaca doa sebelum dan sesudah makan, makan dengan tangan kanan, makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang, tidur malam yang cukup sekitar 4 jam atau 5-6 jam termasuk tidur siang, rajin berolahraga dan berpuasa.

4. 032_Audrey: kenapa pasien langsung merasa lebih enak setelah dilakukan terapi bekam?

● 034_ Cut Celine: Tindakan bekam dapat berperan dalam mengurangi kadar lemak dan kolesterol jahat dalam darah maupun yang mengendap di dinding pembuluh darah, sehingga penyumbatan pembuluh darah berkurang. Klien merasa lebih baik karena sumber-sumber yang menjadi asal datangnya telah ditangani sebagian melalui bekam, sehingga tubuh merespon dengan memberikan rasa lebih nyaman dan aliran darah pun lancar.

● 035_Dinda : karena teknik bekam itu sendiri mengeluarkan darah kotor yang ada di tubuh sehingga meningkatkan aliran darah atau aliran darah dalam tubuh menjadi lancar, serta racun-racun yang ada di tubuh dikeluarkan maka dari itu tubuh setelah bekam terasa lebih ringan dan lebih enak

5. 033_ Ayunda: apakah ada efek samping obat amlodipine jika dikonsumsi setiap hari?

● 032_Audrey : Tentu dari setiap obat akan membawa efek samping bagi pengguna nya, karena kandungan kimia yang terdapat dalam obat-obatan medis. Efek samping yang mungkin saja bisa langsung dialami berupa pusing, mual, muntah, hot flushes. Efek samping berkepanjangan bisa berupa rusak nya organ liver karena berperan untuk menyaring darah dari zat kimia. Seiring waktu tentu akan bisa terjadi penumpukan zat kimia di liver yang berasal dari obat yang dikonsumsi.

Namun terlepas dari itu, obat harus tetap dikonsumsi selama membawa manfaat yang lebih besar dari efek samping nya.

(7)

● 040_Hanifah: Mengkonsumsi amlodipine jangka panjang bisa juga membuat tubuh menjadi mudah lelah, pusing, mual, bengkak-bengkak, jantung berdebar, atau muncul beragam efek samping lainnya, tetapi jangan berhenti konsumsi amlodipine tanpa berkonsultasi pada dokter karena dapat membuat tekanan darah tinggi menjadi tak terkendali dan dapat lebih membahayakan

● 043_Tisya: pasien diberi edukasi bahwa minum obat memang memiliki efek samping namun semua sudah di perhitungkan oleh dokter dari dosis atau waktu meminum obat. Bila tidak diminum sesuai ketentuan, misal melewatkan minum obat/mengurangi/ menambahkan dosis, tekanan darah tidak akan terkendali dengan baik. sehingga akan terjadi risiko penyakit lain seperti gagal jantung atau gagal ginjal.

6. 038_Fitria: tanggal berapa saja yang disunnahkan untuk melakukan bekam?

● 036_Femi: Melakukan terapi bekam sangat dianjurkan pertengahan bulan tepatnya pada tanggal 17, 19 dan 21 dari bulan-bulan penanggalan hijriyah. Tanggal ganjil tersebut dianjurkan karena pada tanggal ganjil gaya gravitasi Bulan sedang kuat- kuatnya terhadap Bumi, sehingga kondisi darah menjadi berada di permukaan yang membuat Ini menjadi waktu berbekam yang paling maksimal dan efektif untuk mengeluarkan darah kotor, racun-racun dalam darah dan sumbatan-sumbatan darah.

● 034_Cut celine: Bekam hendaknya dilakukan pada hari-hari tertentu seperti senin, selasa, dan kamis. Sedangkan sebaliknya, janganlah berbekam pada hari Rabu, Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Bekam lebih baik dilakukan tidak pada malamhari, karena pada malam hari terjadi penurunan suhu tubuh, yang otomatis kerja jantung akan lebih ringan.

7. 034_Cut Celine: apakah bekam dapat berpengaruh terhadap riwayat hipertensi dan hiperkolesterol pasien? Hanya berlaku secara temporer atau permanen?

● 037_Fiana: Menurut testimoni para pasien yang sudah menjalani terapi bekam ada perubahaan pada tubuh setelah melakukan bekam, pada kasus pun disebutkan setelah dibekam pasien merasakan badannya lebih enak dan tekanan darah menurun. Tetapi bekam hanyalah terapi komplementer artinya hanya sebegai pelengkap dari pengobatan konvensional, jadi tetap diperlukan konsumsi obat

(8)

amlodipin secara rutin serta menjaga pola hidup sehat agar penyakit yang diderita menurun.

● 032_Audrey: Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa bekam bisa mengeluarkan CPS dari dalam tubuh sehingga (dalam teorinya) bisa menurunkan kadar gula darah maupun kolesterol. Namun untuk melihat pengaruh nya, tentu dibutuhkan indikator yang jelas sebagai bentuk pengukuran efektivitas dari terapi tersebut. Contoh, perbandingan kadar kolesterol pasien sebelum dan sesudah terapi bekam. Apabila ada penurunan yang signifikan, maka mungkin bisa dikatakan bahwa bekam berpengaruh terhadap riwayat hiperkolesterol pasien. Lalu apakah berlaku secara temporer atau permanen, tentu tergantung dari pasien itu sendiri. Tadi sudah disebutkan juga, disarankan untuk rutin menjalankan terapi medis beriringan dengan terapi komplementer, tak lupa juga menjalankan pola hidup sehat seperti rajin berolahraga, menjaga pola makan, mengonsumsi makanan dengan kadar garam rendah, menghindari rokok, dan lain sebagainya. Apabila dilaksanakan secara rutin maka efek nya bisa berlaku secara permanen.

STEP 4 Hipotesa

Untuk kasus hipertensi dan kolesterol, klien dapat menggunakan terapi komplementer lainnya seperti akupresur pijat refleksi, meditasi yoga, dan aromaterapi.

Perawat memiliki peran penting dalam hal kebiasaan konsumsi obat pasien, perawat dapat menjadi edukator terhadap pasien bahwa terapi bekam hanyalah penunjang, yang tetap harus melakukan pengobatan utama yakni medis.

Klien hendaknya mengubah kebiasaan hidup yang sesuai dengan sunnah nabi, yakni pola hidup sehat, makan makanan halal dan baik, serta makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang.

Pasien dapat langsung merasa lebih enak setelah di bekam karena bekam dapat mengurangi kadar lemak dan kolesterol jahat yang ada dalam darah ataupun pembuluh darah klien.

Konsumsi obat amplodipin setiap hari memang dapat memberikan efek samping, namun itu semua sudah diperhitungkan melalui dosis yang diberikan dokter

(9)

Klien dianjurkan untuk datang kembali 2 minggu kemudian, sebaiknya pada 17,19,21 krn para tanggal tersebut gaya gravitasi bulan sedang kuat-kuat nya thd bumi, dapat membuat bekam lebih maksimal dan efektif mengeluarkan darah kotor dan lain-lain.

Peta Konsep

STEP 5

Learning Objective

1. Patofisiologis, manifestasi klinis hiperkolesterol dan hipertensi 2. Definisi, indikasi, dan kontraindikasi bekam

3. Manfaat bekam 4. SOP bekam

5. Bagaimana mekanisme kerja bekam dapat dikatakan menurunkan kolesterol dan tekanan darah

6. Waktu dan kondisi yang diperbolehkan/dilarang untuk bekam

(10)

7. Lokasi bekam secara umum dan khusus (penyakit yang sering ditemui) 8. ASKEP (defisit pengetahuan, nyeri, ketidakstabilan kadar glukosa darah)

STEP 6

1. Patofisiologis, manifestasi klinis hiperkolesterol, hipertensi, dan hiperglikemia

Hiperkolestrol

Pengertian : Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi terjadinya pengingkatan kadar LDL puasa tanpa disertai peningkatan kadar trigliserida. Seseorang dikatakan hiperkolesterolemia ketika kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal yaitu 240 mg/dl. Peningkatan kadar lemak merupakan faktor risiko bagi penyakit lainnya, terutama pada penyakit jantung dan pembuluh darah (Rusilanti,2014 dalam Arozi,2018).

Patofisiologis : Hiperkolesterolemia ditandai dengan adanya peningkatan kadar kolesterol total yang disertai peningkatan kadar dari LDL plasma dalam darah. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam tubuh dapat disebabkan oleh sintesis kolesterol dan penyerapan kolesterol yang tinggi. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah yang melebihi batas normal merupakan pemicu berbagai penyakit.

Manifestasi Klinis : Pada pemulaan mungkin belum ada gejala. Apabila berlangsung lana bisa ditemukan antara lain

a. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut xanthoma b. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan palpasi

c. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas (pancreasitis) akibat dari pengendapan trigliserida pada pancreas. Hal ini terjadi apabila kadar trigliserida lebih besar atau sebesar 80 mg/dL

d. Nyeri dada kiri pertanda mulai ada serangan jantung koroner karena lembaran- lembaran kolestrol meyumbat pembuluh darah jantung (Yatim, 2011).

Hipertensi

Pengertian : Tekanan darah tinggi atau hipertensi ialah peningkatan tekanan darah yaitu suatu kondisi di mana tekanan darah sistolik lebih besar dari atau sama dengan 140 mmHg serta tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Tekanan darah tinggi ialah hasil pengukuran terakhir atau hasil pengukuran setidaknya minimal 1 kali dalam setahun (Dinkes Jawa Timur, 2017).

(11)

Patofisiologi : Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.

Darah pada setiap denyut jantung di paksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklirosis (Triyanto, 2014).

Manifestasi Klinis : Menurut Nurarif & Kusuma (2015), tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi

 Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak diukur.

 Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi mengalami sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kesadaran menurun.

Hiperglikemia

Pengertian : Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar

glukosa. Dalam darah melebihi batas normal (Perkeni, 2015). Menurut American Diabetes Association (ADA), kondisi hiperglikemia adalah kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dL.

Patofisiologis : Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh proses autoimun, kerja pankreas yang berlebih dan herediter. Insulin yang menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk ke dalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan glukagon sehingga terjadi glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel. Dengan menurunnya insulin dalam

(12)

darah, asupan nutrisi akan meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah menjadi keras (aterosklerosis) dan bila plak ini terlepas akan menyebabkan trombus (Arfawati,2015).

Manifestasi Klinis : Gejala awal umumnya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa darah) : 1. Polidipsi (Peningkatan rasa haus) 2. Poliuri (Peningkatan pengeluaran urin) 3. Berat badan turun 4. Candidiasis pada vagina 5. Mudah lelah, letih, dan lesu 6. Konstipasi 7.

Gangguan pengelihatan 8. Parastesi 9. Infeksi kulit berulang.

2. Definisi, indikasi, dan kontraindikasi bekam

 Definisi

Bekam atau Al-Hijamah dikenal sebagai terapi kesehatan dalam islam. Al Hijamah berasal dari kata Al-Haj yang secara literatur berarti menghisap. Bekam merupakan sebuah prosedur ekskresi bedah minor dimana tekanan negatif (kekuatan hisap) diterapkan di permukaan kulit menggunakan cup yang membuat kulit terhisap kedalamnya. Karena tekanan negatif ini membuat laju filtrasi kapiler menuju daerah cupping menjadi cepat dan menurunkan absorbsi di kapiler vena yang meninggalkan daerah cupping.

 Indikasi

Indikasi terapi bekam basah menurut Sayed, et al. (2014) sebagai berikut : a. Kondisi nyeri musculoskeletal

Terapi bekam basah dapat mengeluarkan zat penyebab nyeri, prostaglandin, mediator inflamasi dan sitokinin sehingga terapi bekam basah dapat diindikasikan pada kondisi nyeri muskuloskeletal, misalnya nyeri punggung, nyeri pinggang, nyeri leher, nyeri bahu, fibromyalgia dan fibrositis.

b. Penyakit kardiovaskular

Terapi bekam basah dapat mengeluarkan kelebihan cairan intravaskular, kelebihan lemak, dan zat vasokonstriktor patologi terkait, sehingga terapi bekam basah dapat diindikasikan pada kondisi edema, hipertensi, iskemia miokard, aritmia, demam rematik, dan vascular trombosis.

c. Kondisi hematologi

Terapi bekam basah dapat membersihkan darah darifragmen hemolisis sel, kelebihan zat besi dan sel darah merah yang sudah tua, sehingga terapi bekam basah dapat diindikasikan pada kondisi seperti thalassemia, diabetes bronze, dan hemolitik krisis.

(13)

d. Kondisi dermatologis

Terapi bekam basah dapat membersihkan darah darifragmen IgE yang abnormal dan toksik penyakit lainnya, sehingga terapi bekam basah dapat diindikasikan pada kondisi seperti vulgaris jerawat, dermatitis atopik, dan urtikaria idiopatik kronis.

e. Penyakit neuropsikiatrik

Terapi bekam basah dapat mengeluarkan zat penyebab rasa nyeri, prostaglandin, zat patologi terkait dan meningkatkan kekebalan alami sehingga diindikasikan pada kondisi seperti, brachialgia paraesthetica nocturna, carpal tunnel syndrome, dan sakit kepala migrain.

f. Keganasan

Terapi bekam dapat membersihkan darah dari antigen kanker, faktor pertumbuhan, faktor angiogenesis dan produk sel tumor, sehingga diindikasikan pada kondisi keganasan seperti tumor dan limfoma.

g. Kondisi metabolic

Terapi bekam basah dapat mengeluarkan metabolit, produk limbah, zat penyebab nyeri, prostaglandin dan zat patologi terkait, sehingga diindikasikan pada kondisi seperti asam urat, disfungsi tiroid, kondisi ketidakseimbangan hormon, hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia.

h. Infeksi

Terapi bekam basah dapat mengeluarkan penyebab patogen, toksik, zat-patologi dan meningkatkan kekebalan tubuh secara alami, sehingga diindikasikan pada kondisi seperti kaki diabetik. terapi bekam basah pada kaki diabeteik dapat meningkatkan sirkulasi lokal di kaki, meningkatkan imunitas, mengeluarkan cairan interstitial yang mengandung toksik dan memanfaatkan nitrit oksidase sebagai vasodilatasi.

i. Penyakit autoimun

Terapi bekam dapat mengeluarkan kelebihan autoantibodi, kompleks imun, sitokinin, prostaglandin, dan meningkatkan kekebalan alami, sehingga diindikasikan pada kondisi seperti, rheumatoid arthritis, myasthenia gravis, dan diabetes mellitus

j. Intoksikasi dengan bahan kimia, karsinogen, pestisida dan senyawaorganofosfat, kondisi over dosis obat .

 Kontraindikasi

Menurut Hasan, et al. (2014), terapi bekam tidak boleh digunakan untuk mengobati sakit pinggang atau perut pada orang hamil, karena akan mempengaruhi sistem saraf otonom dan merangsang kontraksi rahim sehingga dapat menimbulkanresiko tinggi pada kehamilan. Sayed, et al (2014), mengatakan “tidak ada kontraindikasi absolut untuk terapi bekam basah. Kontraindikasi yang relatif umum meliputi, anemia berat, kondisi perdarahan aktif seperti hemofili, kegagalan sirkulasi (shock), luka bakar, dan kehamilan”

(14)

3. Manfaat bekam

Dalam beberapa literature ditemukan manfaat bekam seperti menyembuhkan rasa sakit kaku leher (Gray, 2010), menyembuhkan nyeri pinggang dan fungsi liver (Yasin, 2017), menurunkan nyeri pada pasien low back pain (Wang et al, 2017), menghilangkan sakit kepala karena migraine (Ridho, 2015), dan dapat menurunkan rerata 20 mmHg tekanan darah pada sistol dan diastol (Muflih & Judha, 2019). Manfaat bekam dapat menurunkan tekanan darah sistol maupun diastol pada pasien hipertensi sehingga dapat dijadikan pengobatan alternatif pada pasien hipertensi (Rahman, 2016).

4. SOP/Posedur

 Persiapan pasien

 Skrining awal prabekam. Digunakan pembekam sebagai wahana untuk mengidentifikasi risiko terhadap dirinya. Penyakit infeksi risiko tinggi harus dapat dikenali oleh pembekam sebagai bahan pertimbangan untuk keselamatan pembekam.

Hepatitis kronik yang penyebarannya terjadi lewat media darah. Pada calon pasien baru yang baru pertama kali mendapatkan terapi bekam, pada tahap ini pembekam dapat melihat kondisi awal pasien dan dapat menjelaskan secara sistematik kepada pasien mengenai tahap dan prosedur bekam.

 Menetapkan posisi pasien. Sebelum bekam dimulai, pasien diminta duduk atau berbaring sesuai dengan posisi yang diinginkan. Posisi duduk menganggap bahwa ketika dalam posisi duduk, gaya gravitasi bumi akan memudahkan darah untuk keluar dari tempat perlukaan bekam dengan lebih baik daripada posisi berbaring.

posisi berbaring lebih mengutamakan alasan kenyamanan, di mana pasien akan merasa lebih santai dan nyaman saat berbaring sehingga proses bekam akan berjalan lebih lancar karena kondisi otot tubuh berada dalam keadaan rileksasi.

 Persiapan alat

Beberapa alat yang harus ada dalam keadaan steril adalah alat bekam dan kop, sarung tangan, jarum bekam atau bisturi, kassa steril, larutan pensteril kulit (dapat berupa alkohol, minyak zaitun atau betadine). Alat yang tidak kalah penting namun tidak perlu steril adalah tempat sampah medis.

 Cara kerja

(15)

 Bekam kering

Bekam kering dilakukan hanya dengan memberikan tekanan negatif pada permukaan kulit tanpa memberikan perlukaan kulit maupun tanpa proses pengeluaran darah.

Termasuk dalam proses bekam kering adalah bekam pijat (secara teknis dikerjakan dengan cara alat bekam digerakkan sepanjang otot sebagai pengganti tindakan pijat) dan bekam akupuntur (secara teknis bekam akupuntur dapat dikerjakan dengan cara memasang jarum akupuntur terlebih dahulu lalu di tempat yang sama diberikan tekanan negatif atau dengan memasang instrumen akupuntur di dalam kop bekam lalu pemasangan alat dilakukan secara bersamaan dengan pemberian tekanan negatif).

 Bekam basah

Bekam basah dilakukan dengan pemberian tekanan negatif pada kulit dengan disertai perlukaan atau sayatan pada permukaan kulit dengan tujuan mengeluarkan darah.

Perlukaan atau sayatan pada kulit dapat dikerjakan sebelum atau sesudah pemberiaan tekanan negatif.

Durasi terapi bekam secara keseluruhan dari tahapan bekam kering hingga pembersihan darah dari bekam basah di antara 25-30 menit. Adapun durasi bekam basah sekitar 5-10 menit, dan tidak disarankan lebih dari 10 menit (S. M. El Sayed et al., 2014)

5. Bagaimana mekanisme kerja bekam dapat dikatakan menurunkan kolesterol dan tekanan darah

 Terapi bekam berperan mengurangi tekanan darah (Akbar & Mahati, 2013; Kamaluddin et al., 2010), kadar lemak dan kolesterol berbahaya atau Low Density Lipid (LDL) dalam darah maupun yang mengendap di dinding pembuluh darah sehingga mengurangi penyumbatan pembuluh darah (S. El Sayed et al., 2013; Kasmui, 2006). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa terapi bekam dapat menurunkan rerata nilai sistol hingga 9,71±10,8 mmHg dan pada diastol 0,57±5,3 mmHg (Zarei, Hejazi, Javadi, & Farahani, 2012).

 Mekanisme kerja terapi bekam dalam menurunkan tekanan darah tinggi adalah melalui pengeluaran cairan bersama zat-zat berbahaya seperti radikal bebas dan peroksida lemak serta meningkatkan produksi dari nitrat oksida. Pengeluaran cairan yang berlebih akan

(16)

menurunkan aliran darah balik ke jantung sehingga akan menurunkan resistensi perifer yang akan bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah. Pengeluran radikal bebas maupun peroksida lemak akan menurunkan terjadinya disfungsi endotel, sehingga produksi nitrat oksida tidak akan terganggu. Hal ini juga akan menurunkan resistensi perifer sehingga akan menurunkan tekanan darah. Produksi nitrat oksida akan meningkat saat penusukan pada tahap kedua terapi bekam. Peningkatan nitrat oksida akan membuat pembuluh darah vasodilatasi sehingga menurunkan resistensi perifer yang juga akan menurunkan tekanan darah.

6. Waktu dan kondisi yang diperbolehkan/dilarang untuk bekam

 Waktu

Nabi Saw. dibekam di daerah vena jugular dan punggung belakang. Dan Nabi Saw.

dibekam pada tanggal 17, 19 atau 21 (Hadis At Tirmidzi 2051, dikategorikan dhaif). Salah satu hipotesis yang mendukung mengapa bekam sebaiknya dikerjakan pada pertengahan bulan adalah teori gravitasi bulan, di mana saat pertengahan bulan adalah saat di mana bulan berada pada titik terdekat dengan bumi sehingga gaya gravitasi bulan akan berada pada titik terkuat untuk memengaruhi daya tarik tekanan negatif bekam.

 Kondisi yang diperbolehkan

 Keluhan sakit/pegal-pegal di badan

 Sakit kepala dan migraine

 Masuk angin

 Hipertensi

 Hiperkolestrol

 Vertigo

 Menstruasi tidak teratur

 Nyeri otot

 Diabetes melitus

 Kondisi yang dilarang

 Pasien yang fisiknya sangat lemah

 Penderita infeksi kulit yang merata

 Orang tua, jika mereka tidak sangat membutuhkannya, karena lemahnya fisik

(17)

 Anak-anak penderita dehidrasi (kekurangan cairan) (bekam basah).

 Penderita penyakit kanker darah

 Pasien yang melakukan cuci darah

 Wanita hamil pada 3 bulan pertama

 Pasien yang masih mengkonsumsi obat pelancar darah, kecuali dengan sangat hati-hati.

 Pasien penyakit jantung, tidak boleh dilakukan terhadap pasien yang menggunakan peralatan bantu untuk mengatur detak jantung.

 Terhadap orang yang baru memberikan donor darah kecuali setelah berlalu beberapa hari, tergantung kondisi kesehatannya. Demikian pula terhadap

penderita vertigo, sampai keadaan dirinya rileks.

 Pengguna obat-obat perangsang tidak dianjurkan untuk dibekam, kecuali setelah meninggalkannya. Penderita ketakutan juga sebaiknya menunggu sampai kondisi kejiwaannya tenang

7. Lokasi bekam secara umum dan khusus (penyakit yang sering ditemui)

Dalam konteks bekam kenabian, referensi hadis juga menyebutkan masalah titik bekam dan titik bekam ini merupakan pilihan sebagai upaya atau bagian dari pengobatan maupun sebagai upaya pencegahan penyakit

 Nabi Saw. dibekam di bagian kepala karena sakit kepala sebelah dalam keadaan ihram (Sahih Al-Bukhari 5700, 5701).

 Nabi Saw. terjatuh dari kuda dan mengenai batang pohon kurma sehingga kaki beliau mengalami dislokasi. Beliau dibekam di kaki karena memar (Sahih Sunan Ibn Maajah 2807).

 Nabi Saw. berkata bekam di posisi lambung saat kosong merupakan terapi dan dapat meningkatkan kecerdasan dan daya ingat. (Sahih Ibn Maajah 3487).

 Lebih lanjut lagi, berbekam pada titik di tengah tengkuk yang disebut qomahduah dapat menyembuhkan 72 penyakit.

 Hendaklah kalian semua melakukan pengobatan dengan bekam di tengah tengkuk (qomahduah), karena sesungguhnya hal itu merupakan obat dari tujuh puluh dua penyakit dan lima penyakit gila, kusta, belang (vitiligo) dan sakit gigi. (HR Thobroni)

(18)

8. ASKEP (defisit pengetahuan, nyeri, ketidakstabilan kadar glukosa darah) 1. Pengkajian

a. Identitas Diri

Nama : Ny. Siti Hasanah Usia : 67 tahun

Pekerjaan : Pedagang b. Anamnesa

Datang ke klinik bekam Assabil dengan keluhan: sulit tidur dan istirahat tidak cukup, leher pegal, sakti kepala (skala 5) serta terlihat cemas. Gejala ini sudah dirasakan sejak seminggu yang lalu. Menderita HT sejak 5 tahun lalu, hiperkolestrol sejak 5 bulan lalu.

Pola tidur: Tidur malam: 22.00 Wib, Bangun: jam 03 dini hari, Tidak pernah olahraga, Aktivitas saat ini berdagang dari jam 06.00 pagi sampai sore jam 17.00 wib. Makanan sehari-hari: halal, toyyib, dengan porsi sedang 3x sehari. Minum: <1 L/hari. Ny. Siti mengatakan ingin merubah kebiasaan tidak baiknya agar sesuai dengan sunnah Nabi.

c. Pemeriksaan Fisik

Hasil cek GDS 228 mg/dL dan TTV sebelum bekam : Suhu 36.6 C, TD 155/85 mmHg, HR 85x/menit, RR 20x/menit, BB 50 kg, TB 153 cm. Tensi setelah bekam 140/85 mmHg.

2. Analisis Data

Data Objektif Data Subjektif

 Hasil cek GDS 228 mg/dL

 Hasil TTV: Suhu 36.6 C, TD 155/85 mmHg, HR 85x/menit, RR

20x/menit, BB 50 kg, TB 153 cm

 Setelah dibekam tensi menjadi 140/85 mmHg. TTV dalam batas normal

 Menderita hipertensi sejak 5 tahun lalu, hiperkolesterol sejak 5 bulan lalu.

 Sulit tidur dan istirahat tidak cukup

 Leher pegal

 Sakit kepala (skala 5)

 Terlihat cemas.

 Gejala ini sudah dirasakan sejak seminggu yang lalu

(19)

 Setelah dibekam, klien merasa badannya lebih enak

 Konsumsi obat amplodipin tidak rutin, saat gejala muncul saja karena takut efeksamping obat kimia.

 Kadang mengkonsumsi kapsul minyak zaitun, bawang putih, herbal empon-empon yang disarankan temannya namun tidak rutin.

 Pola tidur: Tidur malam: 22.00 Wib, Bangun: jam 03 dini hari, Tidak pernah olahraga, Aktivitas saat ini berdagang dari jam 06.00 pagi sampai sore jam 17.00 wib. Makanan sehari-hari: halal, toyyib, dengan porsi sedang 3x sehari. Minum: < 1 L/hari.

 Ny. Siti mengatakan ingin merubah kebiasaan tidak baiknya agar sesuai dengan sunnah Nabi.

3. Diagnosa

No Data Masalah Etiologi Diagnosa

1. DO :

 Terlihat cemas

 TD 155/85 mmHg DS :

 Mengeluh sakit kepala (skala 5)

 Pasien mengatakan leher pegal

Nyeri akut Agen pencedera fisiologis (Hipertensi)

Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. terlihat cemas, TD 155/85 mmHg, Mengeluh sakit kepala (skala 5), pasien mengatakan

(20)

 Pasien mengatakan sulit tidur dan istirahat tidak cukup

leher pegal, sulit tidur dan istirahat tidak cukup 2. DO :

 Hasil GDS 228 mg/dL DS :

 Mengeluh istirahat tidak cukup

Ketidakstabilan kadar glukosa darah

Gangguan toleransi glukosa darah

Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d. Gangguan toleransi glukosa darah d.d. Hasil GDS 228 mg/dL dan mengeluh istirahat tidak cukup 3. DS :

 Konsumsi obat amplodipin tidak rutin, saat gejala muncul saja karena takut efek samping obat kimia

 Konsumsi herbal karena rekomendasi teman, namun tidak rutin

Ketidakpatuhan Ketidakadekuatan pemahaman

Ketidakpatuhan b.d.

ketidakadekuatan pemahaman d.d.

Konsumsi obat amplodipin tidak rutin, saat gejala muncul saja karena takut efek samping obat kimia dan konsumsi herbal karena rekomendasi teman, namun tidak rutin

4. Intervensi

No SDKI SLKI SIKI

1. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d.

terlihat cemas, TD 155/85 mmHg,

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam, maka Tingkat Nyeri

Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi

(21)

Mengeluh sakit kepala (skala 5), pasien

mengatakan leher pegal, sulit tidur dan istirahat tidak cukup

(L.08066) menurun, dengan kriteria hasil :

 Keluhan nyeri (sakit kepala skala 5) menurun

 Cemas menurun

 Sulit tidur menurun

 Tekanan darah membaik

 Pola tidur membaik

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri

 Identifikasi skala nyeri

 Identifikasi respons nyeri non verbal

 Identifikasi faktor yang

memperberat dan memperingan nyeri

 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

 Monitor keberhasilan terapi

komplementer yang sudah diberikan Terapeutik

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (terapi bekam)

 Fasilitasi istirahat dan tidur

 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Ajarkan teknis nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(22)

Terapi Bekam (I.02085) Observasi

 Periksa riwayat kesehatan

 Identifikasi kontraindikasi terapi bekam

 Lakukan pemeriksaan fisik Terapeutik

 Tentukan titik pembekaman

 Tentukan jenis bekam yang akan dilakukan (bekam basah)

 Baringkan pasien senyaman mungkin

 Buka pakaian pada area yang akan dilakukan pembekaman

 Pasang sarung tangan dan alat pelindung diri

 Disenfeksi area yang akan dibekam dengan kapas alkohol atau alcohol swab

 Olesi kulit dengan minyak herbal untuk meningkatkan peredaran darah

 Lakukakan pengekopan dengan tarikan secukupnya

 Lakukan penyayatan pada area yang telah dilakukan bekam

 Lakukan pengekopan kembali setelah dilakukan penyayatan

 Lakukan pembekaman tidak lebih dari 5 menit untuk menghindari hipoksia jaringan

(23)

 Buka kop dan bersihkan darah yang tertampung

 Bersihkan area yang telah dilakukan pembekaman

 Lakukakan sterilisasi pada alat-alat bekam yang telah digunakan Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur terapi bekam

 Anjurkan tidak mandi 2-3 jam pasca pembekaman

2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d.

Gangguan toleransi glukosa darah d.d. Hasil GDS 228 mg/dL dan mengeluh istirahat tidak cukup

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam, maka kestabilan kadar glukosa darah (L.03022) meningkat, dengan kriteria hasil :

 Pusing menurun

 Lelah atau lesu menurun

 Kadar glukosa dalam darah membaik

 Perilaku membaik

Manajemen Hiperglikemia (I. 03115) Observasi

 Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

 Monitor kadar glukosa darah

 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. Polyuria, polydipsia, polifagia,

 kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)

 Monitor intake dan output cairan

 Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi Terapeutik

 Berikan asupan cairan oral

 Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk

(24)

 Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik

Edukasi

 Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL

 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri

 Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu

 Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu

 Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

3. Ketidakpatuhan b.d.

ketidakadekuatan pemahaman d.d.

Konsumsi obat

amplodipin tidak rutin, saat gejala muncul saja karena takut efek samping obat kimia dan konsumsi herbal karena rekomendasi teman, namun tidak rutin

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam, maka Tingkat

ketidakpatuhan (L.12110) meningkat, dengan kriteria hasil :

 Verbalisasi kemauan mematuhi program pengobatan meningkat

 Verbalisasi mengikuti anjuran meningkat

Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan (I. 12361)

Observasi

 Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik

 Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik

 Diskusikan hal yang mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan

 Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

(25)

 Perilaku mengikuti program pengobatan membaik

 Perilaku menjalankan anjuran membaik

 Perilaku sesuai anjuran meningkat

 Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang pentingnya minum obat meningkat

 Perilaku sesuai

pengetahuan meningkat

 Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

Edukasi

 Informasikan program pengobatan yang harus dijalani

 Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan

Edukasi Efek Samping Obat (I.12371) Observasi

 Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi Terapeutik

 Persiapkan mateeri dan media edukasi

 Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga

 Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi

 Jelaskan tujuan obat yang diberikan

 Jelaskan indikasi dan kontra indikasi obat yang dikonsumsi

 Jelaskan cara kerja obat secara umum

 Jelaskan dosis, cara pemakaian, waktu dan lamanya pemberian obat

(26)

 Jelaskan tanda dan gejala bila obat yang dikonsumsi tidak cocok untuk pasien

 Anjurkan melihat tanggal kadaluarsa obat yang akan dikonsumsi

 Anjurkan melihat kondisi fisik obat sebelum dikonsumsi

 Ajarkan cara mengatasi reaksi obat yang tidak diinginkan

STEP 7 (PETKON)

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, N., & Mahati, E. (2013). Pengaruh Bekam Basah Terhadap Kolesterol dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Samarang. Jurnal Media Medika Muda.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. (2014). Prevalensi Kejadian Hipertensi se-Kota Tasikmalaya pada tahun 2014. Hidayat, AA. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

El Sayed SM, Mahmoud HS, Nabo MM. (2013). Medical and scientific bases of wet cupping therapy (al-hijamah): in light of modern medicine and propheticmedicine. Alternative and Integrative Medicine. 5 (2): 1-16.

Helisa, G. P., Wan N. D., dan Safri. (2022). Manfaat Terapi Bekam Terhadap Peurunan Nyeri Pada Pasien. Jurnal Medika Hutama. 4 (1), 3172-3177.

Larasati dan Teguh D. W. (2016). Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi. Majority. 5 (2), 112-119.

Mehtaa P, Dhapte V. (2015). Cupping therapy: A prudent remedy for a plethora of medical ailments. J Tradit Complement Med. 5(3): 127–134.

Muflih, M., & Judha, M. (2019). Effectiveness of Blood Pressure Reduction Reviewed From Amount of KOP, Duration and Location of Bekam Therapy. NurseLine Journal.

4 (1), 46-53.

Murtie, A. (2017). Kupas Tuntas Pengobatan Tradisional. Yogyakarta : Trans Ide Publishing Nurdiyana dkk. (2010). Gambaran Pengobatan Alternatif Bekam dan Motivasi Masyarakat yang Menggunakan Pengobatan Bekam di Kota Banjarmasin. Banjarmasin:

Universitas Lambung MangkuratRahman, M. A. (2016). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Klinik BekamAbu Zaky Mubarak. Skripsi. Jakarta: universits Islam Negeri Syarif HidayatullahRamadhian M.R.,

& Adha M. I. Z. (2017). Efek Analgesik Terapi Bekam terhadap Kondisi Low Back

Pain. Majority. Vol 6 (2), 37-41.

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1010

Nurarif, A. H. and Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta: MediAction Publishing.

(28)

Rahman, M. A. (2016). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Klinik BekamAbu Zaky Mubarak. Skripsi. Jakarta: universits Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Ridho. (2015). Bekam sinergi. Solo: Aqwamedika.

Wang, et al. (2017). The effect of cupping therapy for low back pain: A meta-analysis based on existing randomized controlled trials. Journal of Back and Musculoskeletal Rehabilitation. https://doi.org/10.3233/BMR169736Yasin, S.A.B. (2017). Bekam sunnah nabi dan mukjizat medis. Solo: Al Qowam.

Zarei, M., Hejazi, S., Javadi, A. S., & Farahani, H. (2012). The efficacy of wet cupping in treatment of hypertension. ARYA Atherosclerosis Journal, 8 (Special Issue in National Hypertention Treatment), 1-4.

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab penderita TB Paru tidak mengkonsumsi OAT yaitu lama pengobatan dan efek samping yang dirasakan ketika minum obat TB Paru, penderita TB paru sering

Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan

Pasien kambuh lagi kurang lebih 3 minggu yang lalu, penyebab kekambuhannya adalah karena tidak rutin minum obat, gejalanya adalah klien bicara dan tertawa sendiri dan klien