• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Air Perasan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Dalam Mempercepat Durasi Penyembuhan Luka Pada Mencit Swiss Webster Jantan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Air Perasan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Dalam Mempercepat Durasi Penyembuhan Luka Pada Mencit Swiss Webster Jantan."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH AIR PERASAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DALAM MEMPERCEPAT DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA

MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

Florence Fedora, 2010; Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., SpPK., M.Kes.

Luka sering terjadi dalam aktivitas sehari-hari, sedangkan pengobatan menggunakan obat kimia mempunyai banyak efek samping, sebagai alternatif dapat digunakan tanaman obat karena relatif aman dan salah satunya adalah daun jambu biji (Psidium guajava L.). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh air perasan daun jambu biji (APDJB) dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

Metode penelitian adalah penelitian eksperimental sungguhan yang bersifat komparatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Tiga puluh ekor mencit swiss webster jantan dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok (n = 6). Kelompok I, II, III, kontrol, dan pembanding masing-masing diberi APDJB 25%, APDJB 50%, APDJB 100%, akuades, dan povidone iodine 10% secara topikal. Pengobatan dan pengukuran panjang luka dilakukan satu kali setiap hari dan data yang dihitung adalah durasi penyembuhan luka (hari)

sampai kedua tepi luka saling bertautan. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan rerata durasi penyembuhan luka kelompok APDJB I (5,8 hari) dan APDJB II (6,1 hari) berbeda sangat bermakna dengan

p < 0,01 sedangkan APDJB III (6,3 hari) berbeda bermakna dengan p < 0,05

dibandingkan dengan kontrol (7,5 hari).

Simpulan penelitian adalah air perasan daun jambu biji (Psidium guajava L.) berpengaruh dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF THE JUICE OF GUAVA LEAVES (Psidium guajava L.) IN ACCELERATING DURATION OF WOUND HEALING PROCESS ON

SWISS WEBSTER MALE MICE

Florence Fedora, 2010 Tutor I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes.

Tutor II : Adrian Suhendra, dr., SpPK., M.Kes.

Injuries often occur in our daily activities, whereas treatment using synthetic chemical drugs have many side effects, an alternative way we can use medicinal plants which are relatively safe and one of them is the guava leaves (Psidium guajava L.). The purpose of this research is to know the effect of the juice of guava leaves (APDJB) in accelerating duration of wound healing process. The method used in this study was real comparative experimental research used Complete Randomized Design (CRD). Thirty Swiss Webster male mice were divided randomly into 5 groups (n = 6). Group I, II, III, control, and standard were given topically 25% APDJB, 50% APDJB, 100% APDJB, distilled water, and 10% povidone iodine. The treatment and measurement of length injury were done once a day and the counted data was the duration of wound healing process (day) until the edges of wound interlocked. The data analyzed by one way ANOVA followed by Tukey HSD test with α = 0.05.

The results showed that the average duration of wound healing APDJB group I (5.8 days) and APDJB group II (6.1 days) were differed very

significant with p < 0,01 and APDJB group III (6.3 days) significantly different with p < 0,05 compared to control group (7.5 days).

The conclusion is the juice of the guava leaves (Psidium guajava L.) has an effect in accelerating duration of wound healing process.

(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis penelitian ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Anatomi Kulit ... 7

2.2 Histopatologik Kulit ... 8

2.2.1 Epidermis ... 9

(4)

ix

2.2.3 Subkutis ... 12

2.3 Fisiologi Kulit ... 12

2.3.1 Fungsi proteksi ... 12

2.3.2 Fungsi absorpsi ... 13

2.3.3 Fungsi ekskresi ... 13

2.3.4 Fungsi persepsi ... 13

2.3.5 Fungsi termoregulasi ... 13

2.3.6 Fungsi pembentukan pigmen ... 14

2.3.7 Fungsi keratinisasi ... 14

2.3.8 Fungsi pembentukan vitamin D ... 14

2.4 Luka dan Penyembuhan Luka ... 15

2.4.1 Definisi Luka ... 15

2.4.2 Etiologi Luka ... 15

2.4.3 Klasifikasi Luka ... 15

2.4.4 Klasifikasi Penyembuhan Luka ... 15

2.4.4.1 Penyembuhan Primer ... 16

2.4.4.2 Penyembuhan Sekunder ... 17

2.4.4.3 Penyembuhan Primer Tertunda ... 18

2.4.5 Proses Penyembuhan Luka ... 18

2.4.5.1 Fase Inflamasi dan Hemostasis ... 19

2.4.5.2 Fase Proliferasi ... 24

2.4.5.3 Maturasi dan Remodeling... 27

2.4.6 Faktor yang Mengganggu Penyembuhan Luka ... 28

2.4.6.1 Faktor Endogen ... 28

2.4.6.2 Faktor Eksogen ... 29

2.4.6.3 Faktor Lokal dan Sistemik ... 29

2.4.7 Komplikasi Penyembuhan Luka ... 30

2.4.7.1 Komplikasi Dini ... 30

2.4.7.2 Komplikasi Lanjut ... 31

2.5 Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) ... 32

(5)

x

2.5.2 Nama Lain Jambu Biji ... 32

2.5.3 Ekologi dan Penyebaran Pohon Jambu Biji ... 33

2.5.4 Morfologi Pohon Jambu Biji ... 33

2.5.5 Khasiat Tanaman Jambu Biji ... 35

2.5.6 Kandungan Kimia dan Senyawa Aktif Daun Jambu Biji ... 35

2.5.7 Efek Daun Jambu Biji Terhadap Penyembuhan Luka ... 36

2.5.7.1 Flavonoid (quercetin) ... 36

2.5.7.2 Tanin ... 37

2.5.7.3 Minyak Atsiri (eugenol) ... 38

2.5.7.4 Saponin ... 38

2.5.8 Povidone Iodine ... 38

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 40

3.1.1 Alat-alat Penelitian ... 40

3.1.2 Bahan-bahan Penelitian... 40

3.1.3 Subjek Penelitian ... 41

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

3.3 Metode Penelitian ... 41

3.3.1 Desain Penelitian ... 41

3.3.2 Variabel Penelitian ... 41

3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 41

3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 42

3.3.3 Besar Sampel Penelitian ... 43

3.4 Prosedur Penelitian ... 43

3.4.1 Pengumpulan Bahan ... 43

3.4.2 Persiapan Bahan Uji ... 44

3.4.3 Persiapan Hewan Coba ... 44

3.4.4 Prosedur Kerja Penelitian... 44

3.4.5 Cara Pemeriksaan ... 45

(6)

xi

3.5.1 Hipotesis Statistik ... 45

3.5.2 Kriteria Uji ... 46

3.6 Aspek Etik Penelitian ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.2 Pembahasan ... 50

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Simpulan Utama ... 53

5.2 Simpulan Tambahan ... 53

5.3 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 58

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aktivitas Makrofag Selama Proses Penyembuhan Luka ... 22 Tabel 2.2 Growth Factors yang Ditemukan pada Jaringan Luka dan

Pengaruhnya pada Sel yang Ikut Serta dalam Proses

Penyembuhan Luka ... 26 Tabel 2.3 Faktor Endogen yang Menggangu Penyembuhan Luka dan

Akibatnya ... 28 Tabel 2.4 Faktor Eksogen yang Menggangu Penyembuhan Luka dan

Akibatnya ... 29 Tabel 2.5 Perbedaan Keloid dengan Parut Hipertrofik ... 31 Tabel 4.1 Rerata Durasi Penyembuhan Luka (hari) Ke-lima Kelompok

Perlakuan ... 47 Tabel 4.2 Perbedaan Rerata Durasi Penyembuhan Luka antar Kelompok

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kulit Tebal dan Kulit Tipis ... 7

Gambar 2.2 Garis Langer pada Kulit ... 8

Gambar 2.3 Histologi Epidermis dan Dermis Kulit Tebal... 9

Gambar 2.4 Histologi Epidermis Kulit Tebal ... 10

Gambar 2.5 Histologi Dermis Kulit Tebal ... 11

Gambar 2.6 Penyembuhan Primer dan Penyembuhan Sekunder ... 18

Gambar 2.7 Fase Penyembuhan Luka Secara Seluler, Biokimia, dan Mekanik... 19

Gambar 2.8 Fase Hemostasis ... 20

Gambar 2.9 Fase Inflamasi dan Hemostasis ... 21

Gambar 2.10 Fase Inflamasi Akhir Menggambarkan Infiltrasi Monosit dan Limfosit ... 23

Gambar 2.11 Proses Re-epitelisasi... 24

Gambar 2.12 Fase Proliferasi dengan Angiogenesis dan Sintesis Kolagen ... 25

Gambar 2.13 Gambar Daun Jambu Biji ... 34

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian FK-UKM ... 58 Lampiran 2 Dokumentasi Pembuatan Air Perasan Daun Jambu Biji ... 59 Lampiran 3 Dokumentasi Prosedur Kerja Penelitian ... 60 Lampiran 4 Data Hasil Penelitian Durasi Penyembuhan Luka (Hari) Mulai

dari Perlukaan sampai Ke-dua Tepi Luka Saling Bertautan... 61 Lampiran 5 Analisis Statistik Data Penelitian Durasi Penyembuhan Luka

(10)

58 Lampiran 1

(11)

59

Lampiran 2

Dokumentasi Pembuatan Air Perasan Daun Jambu Biji

1. Daun jambu biji yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua dipetik kemudian di cuci dengan air mengalir.

2. Daun jambu biji dipotong menjadi bagian yang kecil-kecil.

3. Daun dimasukkan ke dalam tabung kecil hydrolic pressure kemudian ditekan dengan menggunakan tekanan 500 – 1.000 KPa. Air perasan daun jambu biji yang keluar

(12)

60

Lampiran 3

Dokumentasi Prosedur Kerja Penelitian

1. Alat-alat dan bahan penelitian yang diperlukan disiapkan.

2. Bulu bagian femur mencit digunting.

3. Sisa bulu mencit dicukur dengan menggunakan pisau cukur steril.

4. Mencit dianestesi dengan menggunakan eter.

5. Panjang luka yang akan dibuat diukur dan diberi tanda.

6. Daerah yang akan dibuat luka diantiseptik dengan alkohol 70%.

7. Luka sayat dibuat sepanjang 8 mm dan dalam 0,5 mm dengan menggunakan

pisau bedah steril.

8. setiap kelompok mencit (APDJB 25%, APDJB 50%, APDJB 100%, akuades, dan povidone iodine 10%) diberi perlakuan dengan menggunakan

(13)

61

Lampiran 4

Data Hasil Penelitian Durasi Penyembuhan Luka (Hari) Mulai dari Perlukaan sampai Ke-dua Tepi Luka Saling Bertautan

Dimulai hari : Selasa, 16 Februari 2010

Selesai Percobaan tanggal : Rabu, 24 Februari 2010

Mencit Hari ke … (Panjang luka dalam mm)

BB mencit (gram)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kelompok (I) Air Perasan daun jambu biji 25%

1 8,00 4,30 3,30 2,10 1,05 0 0 0 0 27,64

2 8,00 4,90 3,40 2,00 0,80 0 0 0 0 28,01

3 8,00 3,40 2,55 1,35 0 0 0 0 0 26, 29

4 8,00 4,30 3,20 2,00 1,65 0 0 0 0 23,33

5 8,00 3.50 3,30 2,25 1,10 0 0 0 0 26, 74

6 8,00 5,00 3,00 1,90 0,75 0 0 0 0 28,66

Rerata 8,00 4,233 3,125 1,933 0,891 0 0 0 0 26,778

Kelompok (II) Air Perasan daun jambu biji 50%

1 8,00 4,50 3,50 2,75 1,40 0,90 0 0 0 23,28

2 8,00 4,90 3,20 1,60 0,90 0 0 0 0 21,07

3 8,00 4,00 3,15 2,10 1,20 0 0 0 0 25,05

4 8,00 3,85 3,50 2,00 0,70 0 0 0 0 23,45

5 8,00 4,15 2,60 1,75 1,05 0 0 0 0 23,30

6 8,00 3,00 2,60 1,90 0,75 0 0 0 0 25,04

Rerata 8,00 4,067 3,091 2,016 1,000 0,150 0 0 0 23,531

Kelompok (III) Air Perasan daun jambu biji 100%

1 8,00 2,30 2,10 2,00 0,75 0 0 0 0 24,28

2 8,00 4,10 3,30 3,00 1,75 1,00 0 0 0 26,23

3 8,00 2,40 2,00 1,70 0,60 0 0 0 0 27,21

4 8,00 3,90 2,85 2,80 1,50 0,65 0 0 0 25,74

5 8,00 3,30 2,75 2,70 1,05 0 0 0 0 24,57

6 8,00 2,70 2,50 2,20 1,00 0 0 0 0 27,89

Rerata 8,00 3,116 2,583 2,400 1,108 0,275 0 0 0 25,986

Kelompok (IV) Akuades

1 8,00 6,00 5,10 4,30 3,70 2,50 1,70 0 0 27,98

2 8,00 6,00 4,25 3,70 3,55 2,15 0 0 0 28,90

3 8,00 6,50 6,00 5,10 4,70 3,20 2,60 1,50 0 29,42

4 8,00 6,00 4,25 3,50 2,65 1,50 0 0 0 28,65

5 8,00 6,00 4,25 2,70 2,45 1,20 0 0 0 25,97

6 8,00 5,50 3,65 2,50 2,30 1,50 0 0 0 28,43

Rerata 8,00 6,000 4,583 3,633 3,225 1,758 0,716 0,250 0 28,225

Kelompok (V)

Povidone iodine

10%

1 8,00 4,00 3,30 2,60 2,20 0 0 0 0 28,58

2 8,00 3,50 2,65 2,15 1,10 0 0 0 0 29,49

3 8,00 6,50 4,00 3,60 2,65 1,50 0 0 0 29,93

4 8,00 4,00 4,25 3,80 3,30 2,10 0 0 0 28,43

5 8,00 5,00 3,75 2,70 1,60 0,80 0 0 0 27,60

6 8,00 6,50 2,60 2,25 1,60 0 0 0 0 29,70

(14)

62

Lampiran 5

Analisis Statistik Data Penelitian Durasi Penyembuhan Luka (Hari) dengan ANAVA satu arah yang Dilanjutkan dengan Uji Beda Rata-rata Tukey HSD Descriptives

Durasi Penyembuhan Luka (Hari)

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

APDJB 25% 6 5.83 0.408 0.167 5.40 6.26 5 6

APDJB 50% 6 6.17 0.408 0.167 5.74 6.60 6 7

APDJB 100% 6 6.33 0.516 0.211 5.79 6.88 6 7

kontrol 6 7.50 0.837 0.342 6.62 8.38 7 9

pembanding 6 6.50 0.548 0.224 5.93 7.07 6 7

Total 30 6.47 0.776 0.142 6.18 6.76 5 9

Test of Homogeneity of Variances Durasi Penyembuhan Luka (Hari)

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

2.339 4 25 0.083

ANAVA satu arah

Durasi Penyembuhan Luka (Hari) Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 9.467 4 2.367 7.396 0.000

Within Groups 8.000 25 0.320

(15)

63

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Durasi Penyembuhan Luka (Hari)

Tukey HSD (I) Kelompok Perlakuan Hewan Coba 1,2,3,4,5 (J) Kelompok Perlakuan Hewan Coba 1,2,3,4,5 Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

APDJB 25% APDJB 25%

APDJB 50% -0.33 0.327 0.843 -1.29 0.63

APDJB 100% -0.50 0.327 0.553 -1.46 0.46

kontrol -1.67(*) 0.327 0.000 -2.63 -0.71

pembanding -0.67 0.327 0.276 -1.63 0.29

APDJB 50% APDJB 25% 0.33 0.327 0.843 -0.63 1.29

APDJB 50%

APDJB 100% -0.17 0.327 0.986 -1.13 0.79

kontrol -1.33(*) 0.327 0.003 -2.29 -0.37

pembanding -0.33 0.327 0.843 -1.29 0.63

APDJB 100% APDJB 25% 0.50 0.327 0.553 -0.46 1.46

APDJB 50% 0.17 0.327 0.986 -0.79 1.13

APDJB 100%

kontrol -1.17(*) 0.327 0.012 -2.13 -0.21

pembanding -0.17 0.327 0.986 -1.13 0.79

kontrol APDJB 25% 1.67(*) 0.327 0.000 0.71 2.63

APDJB 50% 1.33(*) 0.327 0.003 0.37 2.29

APDJB 100% 1.17(*) 0.327 0.012 0.21 2.13

kontrol

pembanding 1.00(*) 0.327 0.038 0.04 1.96

pembanding APDJB 25% 0.67 0.327 0.276 -0.29 1.63

APDJB 50% 0.33 0.327 0.843 -0.63 1.29

APDJB 100% 0.17 0.327 0.986 -0.79 1.13

Kontrol -1.00(*) 0.327 0.038 -1.96 -0.04

pembanding

(16)

64

Homogeneous Subsets

Durasi Penyembuhan Luka (Hari) Tukey HSD

Kelompok Perlakuan Hewan Coba 1,2,3,4,5

N

Subset for alpha =

0.05

1 2

APDJB 25% 6 5.83

APDJB 50% 6 6.17

APDJB 100% 6 6.33

pembanding 6 6.50

kontrol 6 7.50

Sig. .276 1.000

(17)

65

RIWAYAT HIDUP

- Nama : Florence Fedora

- Nomor Pokok Mahasiswa : 0710004

- Tempat dan tanggal lahir : Cianjur, 15 Januari 1989

- Alamat Asal : Jl. Taifur Yusuf No. 5

Cianjur 43211

- Alamat di Bandung : Jl. Terusan Babakan Jeruk I No. 115 - Riwayat Pendidikan :

SD BPK Penabur, Cianjur, lulus tahun 2001 SMP BPK Penabur, Cianjur, lulus tahun 2004 SMAK 2 BPK Penabur, Bandung, lulus tahun 2007

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 2004). Luka sering terjadi dalam aktivitas sehari-hari dan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Luka merupakan salah satu pembunuh utama pada anak-anak di seluruh dunia dan merupakan penyebab pada sekitar 950.000 kematian pada anak-anak dan remaja dibawah 18 tahun pada setiap tahunnya. Sebanyak 90% dari semua kasus tersebut adalah luka yang tidak disengaja. Secara keseluruhan, lebih dari 95% dari seluruh kematian karena luka pada

anak-anak terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan sedang (Peden et al, 2008).

Saat ini, angka kejadian luka di Indonesia cukup tinggi, terlihat dari data kejadian kecelakaan lalu lintas masyarakat umum dan selama masa kampanye pemilu 2009 mulai dari tanggal 16 Maret sampai dengan 5 April 2009 tercatat angka kejadian luka yang berjumlah 221 kasus. Jumlah yang meninggal dunia adalah 40 orang, yang mengalami luka berat 96 orang, dan luka ringan 164 orang (Komisi Kepolisian Indonesia, 2009).

Penanganan luka harus dilakukan dengan baik karena dapat menimbulkan komplikasi yang meliputi infeksi, hematom, seroma, perdarahan,

dehiscence (terjadinya lubang akibat lepasnya lapisan luka operasi, yang dapat

terjadi sebagian, di permukaan, atau di seluruh lapisan dengan robekan total),

eviscerasi (ekstrusio alat viscera keluar dari tubuh, khususnya melalui suatu insisi

bedah), keloid, dan jaringan parut hipertrofik (Schwartz, 1999; R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 2004; Drakbar, 2008). Pada umumnya,

(19)

2

kemungkinan dapat menghambat penyembuhan luka, yaitu iritasi kulit, reaksi alergi (kemerahan pada kulit, rasa gatal, dan bengkak), nyeri ringan, idiosinkrasi yodium dan absorbsi sistemik pada penggunaan secara luas dan banyak, mempercepat kekeringan vagina, cairan vagina yang berlebihan, kemerahan atau iritasi vagina (Evaria & Rince, 2007; drug information online, 2009). Sebagai alternatif masyarakat dapat memilih menggunakan tanaman obat.

Di negara Indonesia, sekalipun pelayanan kesehatan modern telah berkembang, jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001 didapatkan 57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri tanpa bantuan medis. Tiga puluh satu koma tujuh persen diantaranya menggunakan obat tradisional, dan 9,8% memilih cara pengobatan tradisional lainnya. Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional termasuk penggunaan tumbuhan obat sejak dulu dan dilestarikan secara turun-temurun. Tanaman obat ini digunakan oleh masyarakat karena tidak mengandung bahan kimia sintetis sehingga relatif aman untuk digunakan (Santhyami dan Endah Sulistyawati, 2008). Di Indonesia ada banyak tanaman obat yang digunakan untuk penyembuhan luka, antara lain adalah daun jambu biji, binahong, daun dewa, tempuyung, daun mangkokan, buah nanas, bawang putih, bawang merah, dan lain sebagainya (Setiawan Dalimartha, 2002; Onny Untung, 2009).

(20)

3

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh air perasan daun jambu biji (Psidium guajava L.) dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah air perasan daun jambu biji (Psidium guajava L.) berpengaruh dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh air perasan daun jambu biji (Psidium guajava L.) dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat berguna dalam menambah wawasan pengetahuan mengenai obat tradisional, dalam hal ini khususnya khasiat air perasan daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang berpengaruh dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

1.4.2 Manfaat Praktis

(21)

4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Proses penyembuhan luka dibagi dalam tiga fase, yaitu fase hemostasis dan inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi dan remodelling. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain nutrisi, infeksi, oedem, agen topikal, aliran darah ke tempat luka, dan keadaan luka tersebut (R. Sjamsuhidajat dan

Wim de Jong, 2005; Barbul, 2005; Mitchell & Cotran, 2007). Hemostasis dipengaruhi oleh interaksi antara pembuluh darah, trombosit, faktor

koagulasi, inhibitor koagulasi, dan elemen fibrinolisis (Kemball-Cook, Tuddenham, dan McVey, 2005).

Daun jambu biji mengandung senyawa aktif flavonoid (quercetin), tanin, minyak atsiri, (Onny Untung, 2009) dan saponin (Johnny Ria Hutapea, 2001). Flavonoid mempunyai efek sebagai antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, menurunkan permeabilitas dan fragilitas kapiler, dan antialergi dengan adanya

aktivitas yang menghambat pengeluaran histamin dari sel mast (Bruneton, 1999; Mills & Bone, 2000). Senyawa quercetin dapat meningkatkan jumlah sitokin di

dalam tubuh manusia. Sitokin ini berperan meningkatkan kekenyalan pembuluh darah sekaligus mengaktifkan sistem pembekuan darah (Onny Untung, 2009). Tanin mempunyai efek sebagai astringen, antioksidan, menghambat kemampuan mikroorganisme untuk menginfeksi, dan menetralkan sitokin proinflamasi. Tanin akan berkonsentrasi pada tempat yang mengalami kerusakan karena afinitasnya terhadap protein bebas. Tanin lokal pada permukaan yang mengalami perdarahan akan memberikan efek vasokonstriksi lokal dan meningkatkan koagulasi yang berhubungan dengan hemostasis. Minyak atsiri (eugenol) mempunyai efek antimikroba, antiseptik, meningkatkan aliran pembuluh darah kapiler, dan sedikit aktivitas anestesi lokal. Saponin mempunyai aktivitas sebagai antimikroba, antiinflamasi, dan antiedema (Bruneton, 1999; Mills & Bone, 2000).

(22)

5

fase proliferasi, serta fase maturasi dan remodelling, sedangkan tanin, minyak atsiri, dan saponin hanya berpengaruh pada fase hemostasis dan inflamasi (Bruneton, 1999; Mills & Bone, 2000; R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 2005; Barbul, 2005; Mitchell & Cotran, 2007).

Pada penelitin ini digunakan air perasan daun jambu biji (APDJB) dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 100%. Dasar dipakainya APDJB 100% adalah cara pemakaian daun jambu biji yang digunakan untuk luka dan luka berdarah dalam masyarakat dengan cara mencuci daun jambu biji yang baru dipetik lalu daun tersebut ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada luka dan dibalut dengan perban (Setiawan Dalimartha, 2002). Cara tersebut di atas diasumsikan sama dengan pemakaian APDJB 100%. Air perasan daun jambu biji 25% dan 50% dibuat untuk mengetahui efek APDJB dengan konsentrasi yang lebih rendah. Selain itu, APDJB 25% dan 50% lebih dipilih karena untuk memudahkan dalam pembuatan bahan uji dalam penelitian ini.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Air perasan daun jambu biji (Psidium guajava L.) berpengaruh dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sungguhan yang bersifat komparatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Data yang dihitung adalah durasi penyembuhan luka (hari) yang dibutuhkan oleh setiap kelompok mencit mulai dari perlukaan sampai kedua tepi luka saling bertautan.

(23)

6

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

(24)

53 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan Utama

Air perasan daun jambu biji (Psidium guajava L.) berpengaruh dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

5.2Simpulan Tambahan

Air perasan daun jambu biji dengan konsentrasi 25% merupakan konsentrasi optimal yang dapat mempercepat durasi penyembuhan luka.

5.3Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan dan mekanisme daun jambu biji dalam mempercepat durasi penyembuhan luka.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek daun jambu biji terhadap penyembuhan luka dengan konsentrasi yang lebih rendah.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan coba lain seperti tikus dan hewan lain yang stratanya lebih tinggi seperti kelinci atau monyet, serta sediaan daun jambu biji yang lain (dalam bentuk infusa, ekstrak, dan lain-lain, atau bagian daun jambu biji yang berbeda, misalnya bagian pucuk daun).

(25)

54

DAFTAR PUSTAKA

Barbul A. 2005. Wound Healing. In: F. Charles Brunicardi, Dana K., Andersen, Timothy R., Billiar, David L., et al., eds. Schwartz’s principles of surgery. 8th ed. New York: McGraw-Hill Companies. p. 223-46

Barbul A. dan Efron D.T. 2010. Wound Healing. In: F. Charles Brunicardi, Dana K., Andersen, Timothy R., Billiar, David L., et al., eds. Schwartz’s Principles of Surgery. 9th ed. New York: McGraw-Hill Book Companies

Bambang Pardjianto, Bakarman, Radhi, Herman Yosef, Hidayat M. 2007. Penggunaan madu sebagai primary dressing pada luka insisi steril dalam upaya pencegahan parut hipertropik dan keloid. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia (Indonesian Journal Of Surgery), 2(34): 31

Brunelli, D. 2008. Langer's lines of the skin. http://www.med-ars.it/galleries/langer.htm, 27 November 2010

Bruneton J. 1999. Essential Oils. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal

Plants. 2nd ed. New York: Lavoisier. p. 506

_______. 1999. Flavonoids. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. 2nd ed. New York: Lavoisier. p. 321-4

_______. 1999. Saponins. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. 2nd ed. New York: Lavoisier. p. 681-2

_______. 1999. Tannins. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. 2nd ed. New York: Lavoisier. p. 386-7

Burkitt H.G., Young B., dan Heath J.W. 1995. Kulit. Buku Ajar dan Atlas

Wheater Histologi Fungsional. Edisi 3. Jakarta: EGC. p. 154-7

Dini Rizqia Putri. 2009. Efek Antioksidan Fraksi Larut Etil Asetat Ekstrak Etanol

Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) pada Kelinci yang Dibebani Glukosa

(26)

55

Donna Partogi. 2008. Tehnik Eksisi. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik/RS. Dr. Pirngadi Medan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3404/ 1/08E00850.pdf, 27 November 2010

Dorland I. dan Newman W.A. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. p. 1756, 2427

Drakbar. 2008. Rawat luka. http://drakbar.wordpress.com/2008/01/31/rawat-luka/, 10 Desember 2009

Drug Information Online. 2009. Povidone/Iodine Side Effects. http://www.drugs. com/sfx/povidone-iodine-side-effects.html, 15 Desember 2009

Evaria dan Rince Suciati. 2007. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi. Edisi 7 2007/2008. Jakarta: PT. InfoMaster atas lisensi dari CMPMedica. p. 258, 335, 349-51, 354

Gartner P.L. dan Hiatt J.L. 2007. Integument. Color Textbook of Histology. Third edition. Philadelphia: Elsevier Inc. p. 327-36

Gomi T. 1995. Medicinal herb index in Indonesia Second Edition. Jakarta: P.T. Eisai Indonesia. p. 62

Gonzalez E.A., Holcomb J.B., Jastrow K.M., Kozar R.A. 2010. Hemostasis, Surgical Bleeding, and Transfusion. In: F. Charles Brunicardi, Dana K., Andersen, Timothy R., Billiar, David L., et al., eds. Schwartz’s Principles of Surgery. 9th ed. New York: McGraw-Hill Book Companies

Heyne K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia Jilid III. Diterjemahkan: Badan

litbang kehutanan Jakarta. Jakarta: Koperasi karyawan departemen kehutanan. p. 1506-1507

_______. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia Jilid IV. Diterjemahkan: Badan litbang kehutanan Jakarta. Jakarta: Koperasi karyawan departemen kehutanan. p. 2038

Holder Y., Peden M., Krug E., Lund J., Gururaj G., Kobusingye O. 2004. Injury

Surveillance Guidelines. Switzerland: WHO. p. 5. http://whqlibdoc.who.int

(27)

56

Johnny Ria Hutapea. Departemen kesehatan & kesejahteraan sosial RI badan penelitian dan pengembangan kesehatan. 2001. Inventaris tanaman obat

Indonesia (I) Jilid 2. Jakarta: Bakti Husada. p. 291-292

Junqueira L.C. 2007. Kulit. Histologi Dasar: teks dan atlas. Ed. 10. Jakarta: EGC. p. 355-63

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan percobaan aplikatif: aplikasi kondisional

bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Edisi 1.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. p. 10-2

Kemball-Cook, G., Tuddenham E.G.D, dan McVey J.H. 2005. Normal Haemostasis. In: Hoffbrand A.V., Catovsky D., dan Tuddenham E.G.D, eds.

Postgraduate Haematology. 5th ed. Australia: Blackwell Publishing Ltd. p. 783-807

Komisi Kepolisian Indonesia. 2009. Data kejadian laka lantas masyarakat umum

selama kampanye pemilu. http://www.komisikepolisianindonesia.com /main.php?page=ruu&id=352&halaman=16, 10 Desember 2009

Mills S. & Bone K. 2000. Principles and practice of phytotherapy. Toronto: Churchill livingstone. p. 27-37, 43-6, 68-9, 141

Mitchell R.N. and Cotran R.S. 2005. Tissue Renewal and Repair: Regeneration, Healing, and Fibrosis. In: Vinay Kumar, Abul K. Abbas, dan Nelson Fausto, eds. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Inc. p. 111-4

_______. 2007. Pemulihan Jaringan: Regenerasi dan Fibrosis Sel. In: Vinay Kumar, Abul K. Abbas, dan Nelson Fausto, eds. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. Jakarta: EGC. p. 79-82

_______. 2007. Tissue repair: regeneration, healing, and fibrosis. In: Vinay Kumar, Abul K. Abbas, dan Nelson Fausto, eds. Robbins basic pathology. 8th ed. New York: Elsevier. p. 74-7

(28)

57

Peden M., Oyegbite K., Ozanne-Smith J., Hyder A.A., Branche C., Fazlur R. AKM., et al. 2008. Child injuries in context. World report on child injury

prevention. Switzerland: WHO unicef. p. 1. http://whqlibdoc.who.int

/publications/2008/9789241563574_eng.pdf, 1 Februari 2010

Pedersen, G.W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Oral Surgery). Jakarta: EGC. p. 226

R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong. 2004. Luka. Buku-ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. p. 67-8, 70-3

Santhyami dan Endah Sulistyawati. 2008. Etnobotani Tumbuhan Obat oleh

Masyarakat Adat Kampung Dukuh, Garut, Jawa Barat.

http://www.sith.itb.ac.id/profile/databuendah/Publications/Santhyami%20&%2 0Dr.%20Endah%20S.pdf, 11 Desember 2009

Schwartz, S.I. 1999. Wound care and wound healing. Principles of Surgery

Companion Handbook. 7th ed. Singapore: McGraw-Hill Book Companies. p. 112, 325-7

Sentra Informasi IPTEK. 2005. Jambu biji. Tanaman obat Indonesia. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=134, 18 Desember 2009

Setiawan Dalimartha. 2002. Atlas tumbuhan obat Indonesia jilid 2. Jakarta: Trubus Agriwidya. p. 71-4, 76-7

Snell R.S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Huriawati Hartanto, Enny Listiawati, Y. Joko Suyono, Susilawati, Tiara Mahatmi Nisa, John Prawira, dkk., editor bahasa Indonesia. Edisi 6. Jakarta: EGC. p. 6-8

Sunarto Prawirosujanto. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977.

Materia medika Indonesia Jilid I. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan

Obat dan Makanan. p. 90-94

Syarif M. Wasitaatmadja. 2007. Anatomi Kulit. Dalam: Adhi Djuanda. Ilmu

penyakit kulit dan kelamin. Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. p. 3-4

_______. 2007. Faal Kulit. Dalam: Adhi Djuanda. Ilmu penyakit kulit dan

Referensi

Dokumen terkait

Secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan un tuk memperoleh informasi dan data tentang penampilan guru pendidikan umum pada empat bidang studi yakni guru agama, guru PMP,

Analisis pada salah satu teknologi virtual menggunakan mesin virtualbox, yang nantinya akan menganalisis bagaimana membangun jaringan computer pada mesin virtual

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Wenny Widya Wahyudi, Efektivitas Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Miftahul Jannah dalam Program PNPM-MP di Jorong Pasa Tiku

As “leaders make connections between people and between the present and the future” (Kausez and Posner, 2002. 390), this article specifically will explore a significant role of the

a) Semakin terjangkau lokasi Rumah Makan Soto Ayam Pak Man Khas Semarang Cabang Pudak Payung dalam pembelian produk maka semakin dapat meningkatkan keputusan konsumen

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan oleh Penulis, penjelasan Laporan Tugas Akhir telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai “Penerapan Metode

dengan menggunakan teknik statistik Korelasi Product Moment dari Pearson (apabila data. berdistribusi normal) atau menggunakan Korelasi Spearman apabila data tidak

1. Kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat sekolah. Kemampuan dan keterampilan mahasiswa. Adanya dukungan masyarakat sekolah dan instansi terkait. Tersedianya berbagai sarana