iv ABSTRAK
PENGARUH BUBUK BIJI KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) DALAM MEMPERSINGKAT DURASI PENYEMBUHAN LUKA MENCIT Swiss
Webster JANTAN MODEL DIABETES MELITUS
Agustian Ibrahim, 2011 Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II: Ellya R.D, dr., M.Kes
Salah satu penyakit yang banyak ditemukan akibat dari pola makan yang kurang baik adalah Diabetes melitus (DM). Permasalahan yang sering timbul pada penderitanya adalah jika terjadi luka. Luka tersebut sulit untuk sembuh dan sering menimbulkan komplikasi yang berbahaya berupa gangren. Salah satu tanaman yang sering digunakan adalah kopi Arabika (Coffea arabica L). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh bubuk biji kopi Arabika (Coffea arabica L) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit model DM.
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratoris dan komparatif, menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Tiga kelompok mencit (n=9) dibuat luka sayat sepanjang 8 mm. Kelompok I diberi perlakuan dengan bubuk biji kopi Arabika (BBKA), kelompok II dengan povidone iodine 10% (pembanding), kelompok III tidak diberi apa – apa (kontrol). Data yang diamati adalah lama penyembuhan luka hingga kedua tepi luka saling bertautan dalam hitungan hari. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, α = 0,05.
Rerata durasi penyembuhan luka dalam hitungan hari BBKA (4,56), povidone
iodine 10% (3,67) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan
kontrol (6,11) dengan p= 0,003 dan p=0,000.
Kesimpulan bubuk biji kopi Arabika (Coffea arabica L) berpengaruh mempersingkat durasi penyembuhan luka.
v ABSTRACT
THE EFFECT OF ARABICAN SEED POWDER COFFEE (Coffea arabica L) IN ACCELERATING WOUND HEALING PROCESS Swiss Webster MALE MICE
THAT INDUCED BY ALLOXAN
Agustian Ibrahim, 2011 Tutor I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr. M.Kes Tutor II: Ellya R. D., dr. M.Kes
One of the diseases are common due to poor diet are Diabetes mellitus (DM). wounds are the problems that often arise in this disease. This wounds are difficult to heal and often cause dangerous complications of gangrene. One plant that is often used is powder Arabica beans (Coffea arabica L.). The purpose of this research is to investigate the influence of ground Arabica coffee beans (Coffea arabica L.) in shortening the duration of wound healing in diabetic patients.
This was a prospective laboratory experimental and comparative research design using Completely Randomized Design (CRD). Three groups of mice (n = 9) was made along the 8 mm cut. Group I was treated with powdered Arabica beans (PAB), group II with povidone iodine 10% (comparison), group III was not given anything (control). The data observed is healing old wounds to both wound edges interlocked in a matter of days. Data analysis using one-way ANOVA
followed by different test average Tukey HSD, α = 0,05.
The mean wound healing time in days PAB (4.56), povidone iodine 10% (3.67) showed significant differences compared with controls (6.11) with p = 0.003 and p = 0.000.
Conclusion ground Arabica coffee beans (Coffea arabica L.) affects shorten the duration of wound healing.
viii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN... ... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
x
xi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.2 Uji Hipotesis ... 57
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 58
4.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN 1 ... 62
LAMPIRAN 2.. ... 64
LAMPIRAN 3.. ... 65
LAMPIRAN 4.. ... 68
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sebagai Diagnosis DM.. ... 19
Tabel 4.1 Hasil Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan.. ... 51
Tabel 4.2 Hasil ANOVA Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan.. ... 52
Tabel 4.3 Hasil Waktu Penutupan Luka Setelah Perlakuan.. ... 53
Tabel 4.4 Hasil ANOVA Waktu Penutupan Luka... 55
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Pankreas.. ... 7
Gambar 2.2 Histologi Pankreas... 8
Gambar 2.3 Struktur Kimia Insulin.. ... 9
Gambar 2.4 Kaki Diabetik.. ... 26
Gambar 2.5 Lapisan Epidermis.. ... 29
Gambar 2.6 Fase Penyembuhan Luka.. ... 32
Gambar 2.7 Proses Penyembuhan Luka... 34
Gambar 2.8 Struktur Kimia Aloksan.. ... 38
Gambar 2.9 Tanaman Kopi Arabika.. ... 40
Gambar 2.10 Daun Kopi Arabika.. ... 40
Gambar 2.11 Biji Kopi Arabika.. ... 40
Gambar 3.1 Pembuatan Luka Pada Mencit.. ... 49
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 .. ... 62
Lampiran 2 .. ... 64
Lampiran 3 .. ... 65
62
Lampiran 1
Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Normal Mencit Kadar Glukosa Darah Normal Mencit (mg/dL)
Mencit Kadar Glukosa Darah (mg/dL)
63
25 74
26 55
27 38
28 86
29 61
30 70
31 76
32 41
33 59
Rata - rata 68,42
64
Lampiran 2
Cara Penghitungan Dosis Aloksan
Dosis Aloksan : 120mg/Kg BB mencit
Berat Mencit Rata – rata : 23,35 gram Volume Penyuntikan i.v : 0,2 ml
Dosis untuk mencit = (23,35 / 1000) x 120mg = 2,802 mg
65 Lampiran 3
ONE WAY ANOVA penyembuhan luka mencit
De scriptiv es
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum
Te st of Homogene ity of Variance s
HASIL
66
Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.
67
Glukosa Darah Mencit
Te st of Homogene ity of Variance s
GLUKOSA
,085 2 24 ,919
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
GLUKOSA
103,185 2 51,593 ,024 ,977 52436,444 24 2184,852
52539,630 26 Between Groups
Within Groups Total
Sum of
69
RIWAYAT HIDUP
Nama : Agustian Ibrahim
Nomor Pokok Mahasiswa :
0710030
Tempat dan Tanggal Lahir : Bontang, 04 Agustus 1988
Alamat : Jl. Cibogo Atas No.75 Bandung, Jawa Barat
Riwayat Pendidikan:
TK YPVDP, Bontang, 1995
SD YPVDP, Bontang, 2001
SLTP YPVDP, Bontang, 2004 SMU YPVDP, Bontang, 2007
FK UKM, Bandung, mulai 2007
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali diterapkan pola hidup yang kurang sehat. Seperti dalam hal pola makan, sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang baik bagi kesehatan. Jika mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut dalam jumlah yang besar dan secara terus-menerus, maka akan dapat merusak tubuh dan menimbulkan berbagai macam penyakit, dan salah satu penyakit yang banyak ditemukan dalam masyarakat akibat dari mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang baik tersebut adalah Diabetes melitus. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan metabolik abnormal, ditandai oleh intoleransi glukosa akibat kerja insulin tidak adekuat (Underwood, 1999).
Banyak penelitian mengenai epidemiologi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan insiden dan prevalensi DM terutama pada DM tipe 2 di seluruh dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (2003) diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 133 juta jiwa terdapat 13,7 juta menderita DM tipe 2 (PERKENI, 2006). Di Indonesia, jumlah penderita DM semakin tahun semakin menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi. Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000, jumlah penderita DM di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 (PERKENI, 2006).
2
jantung koroner, ginjal, kebutaan, ulkus diabetikum, gangren kaki, dan penyempitan pembuluh darah (PERKENI, 2006).
Terjadinya luka pada pasien yang menderita DM terutama pada bagian kaki harus segera ditangani dengan baik, jika tidak maka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya berupa gangren. Gangren yang tidak ditangani dengan baik dan terus berlanjut akan mengakibatkan dilakukannya tindakan amputasi. Berbagai penelitian di Indonesia memberikan hasil bahwa laju tindakan amputasi berkisar antara 15% - 30%, dan angka kematian ulkus gangren pada penderita DM berkisar antara 17% - 32%. Para ahli diabetes memperkirakan 50% - 75% kejadian amputasi dapat dihindari dengan perawatan kaki yang baik (Monalisa, 2002).
Masih sedikitnya pengetahuan mengenai bahan-bahan dan obat-obatan yang secara spesifik dapat mangatasi luka atau bahkan gangren pada penderita DM, menyebabkan para penderita DM tidak memiliki pilihan lain untuk pengobatan, selain harus menormalkan kadar glukosa darah terlabih dahulu yang tentu saja menyebabkan waktu penyembuhan luka akan semakin lama / adanya “waktu tunggu”.
Kesulitan pengobatan berupa lamanya proses penyembuhan luka dan bahaya-bahaya lain yang dapat ditimbulkan oleh luka tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian ini. Antibakteri, antioksidan dan kafein yang terkandung dalam bubuk biji kopi Arabika diharapkan dapat mempercepat waktu penyembuhan luka. Atas dasar ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan bubuk biji kopi Arabika dan mencit sebagai hewan coba, untuk mengetahui efektivitas dari bubuk biji kopi Arabika terhadap waktu penyembuhan luka pada mencit DM.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah adalah:
3
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian adalah diharapkan bubuk biji kopi Arabika dapat dijadikan obat ajuvan bersama obat-obat DM, khususnya untuk terapi luka pada DM.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek bubuk biji kopi Arabika dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis karya tulis ini adalah diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan tentang efek bubuk biji kopi Arabika terhadap durasi penyembuhan luka pada penyakit DM.
Manfaat praktis dari karya tulis ini adalah diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi masyarakat tentang adanya obat ajuvan, yaitu kopi Arabika dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka khususnya pada para penderita DM.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronik yang akan diderita seumur hidup (PERKENI, 2006). Luka yang terjadi pada penderita DM sering kali sulit untuk sembuh, dan bila terus berlanjut akan menyebabkan gangren ekstremitas bawah (Monalisa, 2002; Canadian Diabetes Association, 2006).
4
Tim peneliti dari Scranton University di Pensylvania(2005) menyimpulkan bahwa jumlah kandungan antioksidan pada kopi jauh lebih besar lebih dari sayur-sayuran, buah-buahan, kacang, aneka bumbu dan minyak tumbuhan. Penelitian lain melaporkan lebih tinggi teh hijau.
Kopi berkafein atau bebas kafein keduanya memberikan sumbangan antioksidan yang sama kadarnya. Zat anti unsur radikal bebas ini memiliki manfaat untuk menormalkan unsur radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh, dan juga dapat melindungi seseorang dari terkena penyakit kanker atau jantung. Dalam beberapa penelitian didapatkan pula bahwa bubuk kopi mengandung zat antibakteri yang tergolong sangat kuat. Meski belum diketahui secara pasti jenis kandungannya, namun zat ini terbukti sangat efektif membasmi kuman Methicillin
Resistant Starhylococcus Aureus (MRSA) yang sering dijumpai pada luka
bernanah.
Hal di atas menyebabkan bubuk biji kopi arabika mempercepat durasi penyembuhan luka.
1.5.2 Hipotesis
Bubuk biji kopi Arabika mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.
1.6 Metodologi Penelitian
5
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bubuk biji kopi Arabika berefek mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit jantan model Diabetes melitus.
5.2 Saran
Saran – saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :
1. Percobaan dilakukan dengan variasi dosis dan bentuk sediaan, sehingga didapatkan bentuk sediaan yang paling baik dengan dosis yang optimal.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme kerja kopi Arabika yang lebih pasti.
3. Perlu diadakan penelitian yang membandingkan luka antar kelompok DM dengan yang bukan DM.
4. Penelitian selanjutnya langsung menggunakan zat – zat aktif yang terkandung dalam kopi.
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2006. Menangani Luka. Dalam skripsi: Puspa Aria 2007. Available at : http://www.republika.co.id/ & edisi cetak. 29 April 2010
Anonim 2. 2006. Aloksan. Dalam Skripsi Dwi Argo 2007. Available at : http://en.wikipedia.org/. 24 Agustus 2010
Anonim 3. 2007. Kopi Arabica. Available at :
http://id.wikipedia.org/Tanaman _Kopi. 25 Juni 2010. Anonim 4. 2007. Available at :
http://www.pharmacorama.com/en/section/insulin_1_php. 12 Mei 2010 Anonim 5. 2008. Asam Chlorogenic. Available at :
http://eprints.undip.ac.id/19270/1/Rosa_Lelyana. 26 Maret 2010
Armstrong, D & Lawrence, A . Diabetic Foot Ulcers,Prevention,Diagnosis and
Classification. 1998. Available at :
http://www.aafp.org/afp/980315ap/armstron.html. 5 April 2010
Andy Wijaya. 1999. Free Radicals and Antioxidant status. In: Jakarta Diabetes Meeting. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI. h. 10 – 13
Arif Mansjoer, Kuspuji Triani. 2001. Metabolik Endokrin. Dalam : Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 580 – 586
Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. h. 1881 – 1891
Asman Manaf. 2006. Fisiologi Sekresi Insulin. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 1881-1891.
Bruneton J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. Second edition. France: Lavoisier Publishing.
Carneiro J., Junquera L.C., Kelley R.O. 1997. Histologi Dasar . Edisi 88. Jakarta: EGC. h. 357 – 359
60
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2000. Buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid 1. h. 75 – 76
Djoko Wahono Soeatmadji. 2006. Radikal Bebas dan Penatalaksanaan Diabetes Tipe 2. Dalam : Skripsi Natalia S. 2007. Available at:
http://www.tempo.co.id/Medika/arsip/html. 25 Maret 2010
Grodsky. 1984. Kimia dan Fungsi Hormon Pankreas dan Traktus Gastrointestinal. Dalam: Review of Medical Biochemistry. Edisi 19. Jakarta : EGC. h. 571 – 579 Guyton. 1997. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam : Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 1221-1237.
Halliwell B; Gutteridge J.M.C. 1991. Free Radical and Toxicology. In: Free
Monalisa. 2002. Kaki Diabetik. Dalam: Buku Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Nita. 2007. Asam Chologenic. Available at:
http://www.majalah-farmacia.com/ribrik/one_finenews. 29 Juni 2010
Nuri D.I, Rustadi S., Sarwono S. 2005. Pola Kuman Penyebab Infeksi Kaki Penderita Diabetes Melitus dan Hasil Tes Kepekaan Antibiotik. Dalam:
Majalah Kedokteran Indonesia IDDI. Volume 55. h. 519
Peavy D.E. 2003. The Endocrine Pancreas. Dalam: Medical Physiology. Edisi 2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. h. 623 - 626
PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. h. 3-37.
R.Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1998. Luka, Trauma, Shock, Bencana. Dalam:
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta: EGC. h. 72 – 74
61
Sidhartawan Soegondo, Slamet Suyono, Sarwono Waspadji, Pradana Soewondo, Imam Subekti, Gatot Semiardji, et al. 2002. Buku Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 521
Snell. 1997. Dinding Abdomen. Dalam: Anatomi Kulit untuk Mahasiswa
Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: EGC. h. 160; 266-268
Syarif M. Wasitaatmadja. 1993. Anatomi Kulit. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 3-8
Underwood J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematis. Edisi 2. Jakarta: EGC. h. 356 - 359
Wolf G. 2005. History of Antioxidant. Available at:
http://en.wikipedia.org/wiki/antioxidant. 3 Agustus 2010 Yenti Aprianti. 2006. Kopi. Available at: