• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Air Perasan Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Dalam Memepersingkat Durasi Penyembuhan Luka Mencit Swiss Webster.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Air Perasan Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Dalam Memepersingkat Durasi Penyembuhan Luka Mencit Swiss Webster."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Ivana Cyntia Dewi Timotius, 2012; Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes

Luka merupakan hal yang sering terjadi dan dapat mengenai semua orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Penanganan luka dapat dilakukan dengan menggunakan obat modern dan tanaman obat. Salah satu tanaman obat yang sering digunakan masyarakat adalah umbi bawang putih. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh air perasan umbi bawang putih (APUBP) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka.

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dan komparatif, mencit sebanyak 25 ekor dibagi secara acak menjadi lima kelompok (n=5) dibuat luka sayat sepanjang 8 mm dan diberi perlakuan dengan dengan air perasan umbi bawang putih (APUBP) 2,5%, APUBP 5%, APUBP 10%, akuades, 1 %. Data yang diukur adalah durasi penyembuhan luka hingga kedua tepi luka saling bertautan. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata5rata Tukey , α = 0,05.

Rerata durasi penyembuhan luka dalam hitungan hari dengan APUBP 2.5% (5), APUBP 5% (5), APUBP 10% (5.6) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan kontrol negatif (7,4) dengan = 0,000, =0,000 dan = 0,000.

Simpulan adalah air perasan umbi bawang putih ( L.)

berpengaruh mempersingkat durasi penyembuhan luka.

(2)

v Ist Tutor 2nd Tutor

Wound is a very common thing that can be happened to all people around the world, starts from children to adults. We can treat wounds by using modern medicine and herbs medicine. One of the most commonly used herbs in the community is garlic (Allium sativum L.).

The purpose of this research is to investigate the effect juice of garlic (Allium sativum L.) in accelerating the healing wound process. In this study, we use a comparative true experimental design method with 25 mice with average be a five groups of mice were made cut along 8 mm and treated with juice of garlic 2.5%, juice of garlic 5%, juice of garlic 10%, distilled water, 1% chloramphenicol. We observed the healing wound process until the both wound edges interlocked. Data analysis is using one+way ANOVA which is continued by Tukey HSD, α = 0,05. The mean wound healing time in days with juice of garlic 2.5% (5), juice of garlic 5% (5), juice of garlic10% (5.6) show a highly significant difference compared with the control negative group with p=0,000, p=0,000, p=0,000. In conclusion, juice of garlic (Allium sativum !) has effect in accelerating healing wound process.

(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL... ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...3

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah...3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran...4

1.5.2 Hipotesis Penelitian...5

1.6 Metodologi Penelitian...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Integumentum atau Kulit...6

2.1.1 Komponen Integumentum...6

2.1.2 Fisiologi Kulit...7

2.2 Kulit...8

2.2.1 Lapisan Epidermis...8

(4)

ix

2.2.3 Lapisan Subkutan atau Hipodermis...11

2.2.4 Vaskularisasi Kulit...11

2.2.5 Warna...12

2.3 Luka ...14

2.4 Klasifikasi Luka...14

2.5 Penyembuhan Luka...16

2.6 Komplikasi Luka... ...19

2.7 Umbi Bawang Putih…………...20

2.7.1 Morfologi Umbi Bawang Putih... 21

2.7.2 Taksonomi...21

2.7.3 Kandungan Umbi Bawang Putih...22

2.7.4 Khasiat Umbi Bawang Putih...24

2.7.5 Toksisitas dan Efek Samping Umbi Bawang Putih...24

2.8 Chloramphenicol...25

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian...26

3.1.1 Alat-alat yang digunakan... 26

3.1.2 Bahan-bahan yang digunakan...26

3.2 Persiapan Penelitian...27

3.2.1 Subjek Penelitian...27

3.2.2 Persiapan Bahan Uji...27

3.2.3 Tempat dan Waktu Penelitian...28

3.3 Metode Penelitian...28

3.3.1 Desain Penelitian...28

3.3.2 Variabel Penelitian...28

3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel...28

3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel...28

3.3.3 Metode Penarikan Sampel...29

3.4 Prosedur Penelitian...29

(5)

x

3.6 Metode Analisis...30

3.6.1 Hipotesis Statistik...31

3.6.2 Kriteria Uji...31

3.7 Aspek Penelitian...31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan ... 32

4.2 Uji Hipotesis…... ... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN ... 39

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Faktor-faktor pada penyembuhan luka...18

Tabel 2.2. Kandungan umbi bawang putih...23

Tabel 4.1 Lama Penyembuhan Luka Dalam Hari...32

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapisan Kulit ... 9

Gambar 2.2 Lapisan Epidermis Kulit ... 10

Gambar 2.3 Melanosit, sel langerhans, sel merkel... 10

Gambar 2.4 Melanin sel basal ... 12

Gambar 2.5 Lapisan Kulit ... 13

Gambar 2.6 Diagram kulit tiga dimensi, termasuk folikel rambut ... 13

Gambar 2.7 Histologis Kulit Potongan Vertikal ... 14

Gambar 2.8 Keratinosit dan Penyembuhan luka ... 18

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Tabel Proses Penyembuhan Luka Air Perasan Umbi Bawang

Putih (Allium sativum L.)... 39

Lampiran 2 Perhitungan lama hari penyembuhan luka... 42

Lampiran 3 Pembuatan air perasan umbi bawang putih ... 45

Lampiran 4 Mus musculus ... 46

Lampiran 5 Cara memegang mencit ... 47

(9)

50

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Ivana Cyntia Dewi Timotius

NRP : 0910185

Tempat/Tanggal lahir : Cirebon, 8 September 1991

Alamat : Jl. Merdeka Barat No. 15, Ciledug-Cirebon. Jawa Barat

Riwayat Pendidikan

TK KEPOEDANG, Babakan, lulus tahun 1997

SD SANTO THOMAS, Ciledug, lulus tahun 2003

SMP SANTO THOMAS, Ciledug, lulus tahun 2006

SMA STELLA DUCE 1, Yogyakarta, lulus tahun 2009

(10)

39

LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar Tabel Proses Penyembuhan Luka Air Perasan Umbi Bawang Putih (Allium

sativum L).

HARI 1 (dalam milimeter)

APUBP

2,5%

APUBP

5%

APUBP

10%

Kontrol

Negatif

Kontrol

Positif

Mencit 1 8 8 8 8 8

Mencit 2 8 8 8 8 8

Mencit 3 8 8 8 8 8

Mencit 4 8 8 8 8 8

Mencit 5 8 8 8 8 8

HARI 2

APUBP2,5% APUBP 5% APUBP 10% Kontrol Pembanding

Mencit 1 4.2 6.3 5.5 6.5 5.40

Mencit 2 3.15 5.6 4.5 6 7.60

Mencit 3 5.5 4.65 5.4 6.5 6.80

Mencit 4 5.6 5.9 3.75 7 6.85

(11)

40 HARI 3 APUBP 2,5% APUBP 5% APUBP 10% Kontrol Negatif Kontrol Positif

Mencit 1 3.1 3.2 2.8 5.3 4.10

Mencit 2 1.85 3.75 2.25 5.25 4.20

Mencit 3 3.25 2.65 2.1 5.1 4.65

Mencit 4 4.3 4 1.8 6.25 5.50

Mencit 5 2.8 3.45 2.25 4.25 5.30

HARI 4 APUBP 2,5% APUBP 5% APUBP 10% Kontrol Negatif Kontrol Positif

Mencit 1 1.25 1.7 1.45 5.2 1.80

Mencit 2 0.5 1 1.85 4.75 1.95

Mencit 3 1.45 1.15 1.55 4.6 0

Mencit 4 1.5 2.2 0.65 5.65 0.95

(12)

41 HARI 5 APUBP 2,5% APUBP 5% APUBP 10% Kontrol Negatif Kontrol Positif

Mencit 1 0 0 1.05 3.7 1.10

Mencit 2 0 0 0.15 3.55 0.50

Mencit 3 0 0 0.85 2.45 0

Mencit 4 0 0 0 3.85 0.50

Mencit 5 0 0 0 2.45 1.30

HARI 6 APUBP 2,5% APUBP 5% APUBP 10% Kontrol Negatif Kontrol Positif

Mencit 1 0 0 0 2.5 0

Mencit 2 0 0 0 2.15 0

Mencit 3 0 0 0 1.15 0

Mencit 4 0 0 0 1.5 0

(13)

40 HARI 7 APUBP 2,5% APUBP 5% APUBP 10% Kontrol Negatif Kontrol Positif

Mencit 1 0 0 0 1.7 0

Mencit 2 0 0 0 1.8 0

Mencit 3 0 0 0 0 0

Mencit 4 0 0 0 0 0

Mencit 5 0 0 0 0 0

HARI 8 APUBP 2,5% APUBP 5% APUBP 10% Kontrol Negatif Kontrol Positif

Mencit 1 0 0 0 0 0

Mencit 2 0 0 0 0 0

Mencit 3 0 0 0 0 0

Mencit 4 0 0 0 0 0

(14)

42

Lampiran 2

Test of Homogeneity of Variances

Hari

ln df1 df2 Sig.

7.179 4 20 .001

ANOVA

Hari

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 24.640 4 6.160 22.000 .000

Within Groups 5.600 20 .280

Total 30.240 24

Descriptives

Hari

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

APUBP 2,5%

5 5.0000 .00000 .00000 5.0000 5.0000 5.00 5.00

APUBP 5%

5 5.0000 .00000 .00000 5.0000 5.0000 5.00 5.00

APUBP 10%

5 5.6000 .54772 .24495 4.9199 6.2801 5.00 6.00

Kontrol Negatif

5 7.4000 .54772 .24495 6.7199 8.0801 7.00 8.00

Kontrol Positif

5 4.6000 .89443 .40000 3.4894 5.7106 3.00 5.00

(15)

43

Post Hoc Test

Multiple Comparisons

Hari

Tukey HSD

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

APUBP 2.5℅ APUBP 5℅ .00000 .33466 1.000 -1.0014 1.0014

APUBP 10℅ -.60000 .33466 .405 -1.6014 .4014

Kontrol Negatif -2.40000* .33466 .000 -3.4014 -1.3986

Kontrol Positif .40000 .33466 .754 -.6014 1.4014

APUBP 5℅ APUBP 2.5℅ .00000 .33466 1.000 -1.0014 1.0014

APUBP 10℅ -.60000 .33466 .405 -1.6014 .4014

Kontrol Negatif -2.40000* .33466 .000 -3.4014 -1.3986

Kontrol Positif .40000 .33466 .754 -.6014 1.4014

APUBP 10℅ APUBP 2.5℅ .60000 .33466 .405 -.4014 1.6014

APUBP 5℅ .60000 .33466 .405 -.4014 1.6014

Kontrol Negatif -1.80000* .33466 .000 -2.8014 -.7986

Kontrol Positif 1.00000 .33466 .050 -.0014 2.0014

Kontrol Negatif APUBP 2.5℅ 2.40000* .33466 .000 1.3986 3.4014 APUBP 5℅ 2.40000* .33466 .000 1.3986 3.4014 APUBP 10℅ 1.80000* .33466 .000 .7986 2.8014 Kontrol Positif 2.80000* .33466 .000 1.7986 3.8014

Kontrol Positif APUBP 2.5℅ -.40000 .33466 .754 -1.4014 .6014 APUBP 5℅ -.40000 .33466 .754 -1.4014 .6014 APUBP 10℅ -1.00000 .33466 .050 -2.0014 .0014 Kontrol Negatif -2.80000* .33466 .000 -3.8014 -1.7986

(16)

44

Homogeneous Subsets

Hari

Tukey HSDa

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Kontrol Positif 5 4.6000

APUBP 2,5% 5 5.0000

APUBP 5% 5 5.0000

APUBP 10% 5 5.6000

Kontrol Negatif 5 7.4000

Sig. .050 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(17)
(18)

45

Lampiran 3

Pembuatan air perasan umbi bawang putih (Allium sativum L.)

Bahan baku yang digunakan adalah umbi bawang putih yang telah dikupas, dicuci,

dan dipotong – potong kemudian ditumbuk dan disaring menggunakan kain flanel

sehingga didapatkan airnya. Air perasan umbi bawang putih yang telah didapat

dimasukkan ke dalam gelas ukur (di dapatkan air perasan umbi bawang putih 100%.

Air perasan kemudian dibuat menjadi konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% menggunakan

akuades dengan cara sebagai berikut :

Konsentrasi 2,5%

5 ml air perasan umbi bawang putih (5%) ditambahkan 5 ml akuades.

Konsentrasi 5%

5 ml air perasan umbi bawang putih (10%) ditambahkan 5 ml akuades.

Konsentrasi 10%

(19)

46

Lampiran 4

Mus musculus

Hewan percobaan adalah hewan yang digunakan dan disediakan untuk percobaan

di laboratorium. Salah satu jenis hewan yang umumnya digunakan sebagai hewan

percobaan adalah mencit (Mus musculus). Berikut adalah data biologi mencit (Smith

dan Mangkoewidjojo, 1988) :

Lama hidup : 1-2 tahun

Lama produksi ekonomis : 9 bulan

Lama hamil : 19-21 hari

Kawin sesudah beranak : 1-24 jam

Umur disapih : 21 hari

Umur dewasa : 35 hari

Umur dikawinkan : 8 minggu

Siklus kelamin : poliestrus

Siklus estrus : 4-5 hari

Lama estrus : 12-14 jam

Perkawinan : pada waktu estrus

Ovulasi : dekat akhir proses ekstrus, spontan

Fertilisasi : 2 jam sesudah kawin

Berat dewasa : 20-40 gram untuk jantan, 18-35 gram untuk betina

Berat lahir : 0,5-1,0 gram

Suhu (rektal) : 35-39° C ( rata-rata 37,4°C)

Pernafasan : 140-150 / menit.

Denyut jantung : 600-650 / menit

Tekanan darah : 130-160 sistole, 102-110 diastole

Konsumsi oksigen : 2,38 – 4,48 ml/g/jam

Kromosom : 2n = 40

(20)

47

Lampiran 5

Cara memegang mencit

Mencit mempunyai ekor yang memudahkan untuk memegangnya, namun

demikian tidak boleh memegang pada bagian ekornya karena ini akan menyulitkan

saat akan melakukan pemeriksaan secara seksama pada mencit tersebut.

Agar mencit dapat periksa secara seksama maka harus dapat memegang mencit

dengan benar. Cara memegang mencit adalah dengan meletakan mencit diatas permukaan yang kasar, kemudian lakukan “pengurutan” dari pangkal ekor sampai ke tengkuk dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, sedangkan ekor mencit

dipegang dengan menggunakan jari kelingking tangan yang sama saat memegang

tengkuk mencit. Seekor mencit yang dipegang dengan menggunakan cara ini dapat

dikuasai sehingga dapat melakukan pemeriksaan dengan baik (Smith dan

Mangkoewidjojo, 1988).

(21)

48

Lampiran 6

Dokumentasi

Umbi Bawang Putih Jangka Sorong

(22)

49

Kelompok Mencit Dalam Kandang Mencit Dalam Kandang

Sebelum Pembuatan Luka Saat Perawatan Luka

(23)

1

Luka merupakan hal yang sering terjadi dan dapat mengenai semua orang di

seluruh dunia, mulai dari anak anak sampai orang dewasa. Luka adalah kerusakan

fisik yang terjadi ketika tubuh seseorang secara tiba tiba terpajan kekuatan yang

berlebihan atau terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera

atau pembedahan. Penyebab luka bermacam macam, contohnya: kecelakaan lalu

lintas, luka insisi, luka gores, luka bakar, dan lain lain. Setiap terjadi luka

mekanisme tubuh akan mengupayakan mengembalikan komponen komponen

jaringan yang rusak tersebut dengan membentuk struktur yang baru dan fungsi

yang sama dengan keadaan sebelumnya. Proses penyembuhan luka tidak hanya

terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi

oleh faktor endogen seperti: nutrisi, imunologi, pemakaian obat obatan, dan

kondisi metabolik. Selain itu proses penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh

faktor dari luar seperti bakteri yang dapat mengakibatkan peradangan bahkan pada

keadaan yang serius dapat menyebabkan kematian (Agustina, 2009).

Luka memiliki dampak besar pada kehidupan masyarakat di Indonesia.

Jumlah kematian penderita luka akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia

terbilang cukup tinggi, tercatat 87 per 100.000 penduduk (WHO, 2010). Jumlah

penderita luka yang dirawat di Rumah Sakit di Amerika Serikat tahun 2002

sampai tahun 2006 tercatat 29.821.159 orang. Dan pada tahun 2005 tercatat

173,753 orang meninggal akibat luka, yang terbanyak adalah akibat luka

kecelakaan lalu lintas (CDC injury prevention, 2009).

Selain akibat kecelakaan lalu lintas penyebab kematian terbanyak adalah pada

luka akibat jatuh, keracunan, bunuh diri, dan luka bakar dengan angka kematian

tertinggi terjadi di negara berkembang yang biasanya tidak memiliki infrastruktur

dan kapasitas yang memadai dalam pencegahan dan penanganan luka (WHO,

(24)

2

Luka memiliki dampak besar pada kehidupan masyarakat di Indonesia.

Jumlah penderita luka akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia terbilang cukup

tinggi, tercatat 87 per 100.000 penduduk (WHO, 2010). Jumlah penderita luka

yang dirawat di Rumah Sakit di Amerika Serikat tahun 2002 sampai tahun 2006

tercatat 29.821.159 orang. Pada tahun 2005 tercatat 173,753 orang meninggal

akibat luka, yang terbanyak adalah akibat luka kecelakaan lalu lintas (U.S.

Department of Health and Human Services, 2009). Penyebab kematian terbanyak

selain akibat kecelakaan lalu lintas pada luka adalah akibat jatuh, keracunan,

bunuh diri, dan luka bakar dengan angka kematian tertinggi terjadi di negara

sedang berkembang yang biasanya tidak memiliki infrastruktur dan kapasitas yang

memadai dalam pencegahan dan penanganan luka (WHO, 2004). Luka yang

mengakibatkan terbukanya kulit sebagai salah satu sistem pertahanan tubuh oleh

sebagian orang sering kali dianggap hal yang biasa, akan tetapi luka yang tidak

ditangani dengan benar dapat menimbulkan komplikasi, diantaranya seperti

perdarahan dan infeksi. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan luka dengan

sesegera mungkin. Penanganan luka di masyarakat umumnya dapat dilakukan

dengan menggunakan obat modern seperti Povidone iodine. Penggunaan obat

modern ini selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan, yaitu dapat

menimbulkan efek samping seperti iritasi kulit dan alergi sehingga memperlambat

proses penyembuhan luka (Chew, 2009).

Oleh sebab itu akhir akhir ini masyarakat lebih memilih menggunakan obat

tradisional, karena mudah didapat, harganya relatif terjangkau dan memiliki efek

samping yang relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat. Obat tradisional

adalah media pengobatan dengan menggunakan bahan–bahan alamiah dari

tumbuhan sebagai bahan bakunya (Cruse and McPhedran, 1995; Mundipharma,

2004).

Penggunaan obat tradisional pada masyarakat Indonesia khususnya di Pulau

Jawa telah dilakukan sejak zaman dahulu kala karena merupakan warisan nenek

moyang masih dipegang teguh di kalangan masyarakat. Dengan langkah serta cara

pengolahan yang benar dan tepat maka, tanaman obat dapat bermanfaat. Salah

(25)

3

putih (Allium sativum L) yang dikenal sebagai bawang bodas di Jawa

Barat. Bagian terpenting dalam bawang putih adalah umbinya. Dalam kehidupan

sehari hari umbi bawang putih banyak digunakan dalam industri jamu, kosmetika,

atau sebagai bahan penyedap masakan, selain itu umbi bawang putih mengandung

berbagai zat yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit. Manfaat

umbi bawang putih antara lain sebagai penyembuhan luka, anti bakterial, anti

inflamasi, anti hipertensi, antibiotik, analgetik, dll (Grieve, 2006).

Penggunaan bawang putih sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai

penyakit perlu diteliti lebih lanjut, terutama efeknya untuk mempercepat

penyembuhan luka. Hal di atas menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan

penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang diatas identifikasi masalah adalah apakah air

perasan umbi bawang putih (Allium sativum L) mempercepat penyembuhan luka

mencit Swiss Webster.

Maksud penelitian ini adalah untuk menjadikan air perasan umbi bawang

putih (Allium sativum L) sebagai obat alternatif yang digunakan untuk

mempercepat penyembuhan luka.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh air perasan umbi bawang

putih (Allium sativum L) dalam mempercepat penyembuhan luka mencit Swiss

(26)

4

! " # $

Manfaat akademis yaitu dapat memberikan informasi mengenai pengaruh air

perasan umbi bawang putih (Allium sativum L) dalam mempercepat penyembuhan

luka mencit Swiss Webster.

Manfaat praktis yaitu air perasan umbi bawang putih (Allium sativum L) dapat

digunakan masyarakat sebagai obat alternatif untuk penyembuhan luka.

% " $ &'

% " $

Penyembuhan luka dapat dibedakan menjadi 3 fase yaitu fase inflamasi, fase

proliferasi dan fase resolusi. Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan

luka seperti gangguan nutrisi, bakteri yang dapat memperlambat penyembuhan

suatu luka dan faktor – faktor pembekuan darah seperti vitamin K yang

mempengaruhi pembekuan darah (Barbul, 2005).

Kandungan kimia umbi lapisan bawang putih mengandung antara lain

flavonoid, saponin, minyak atsiri. Komponen utama bawang putih adalah

flavonoid yang merupakan senyawa fenol seperti Kaemferol 3 O P D glukopirosa

dan Iso ikamnetin 3 O P D glukopirosa (Trease dan Evans, 1978). Flavonoid

dapat menyebabkan aktifitas metabolisme sel bakteri berhenti karena semua

aktifitas metabolisme sel bakteri dan juga menghambat sintesis dinding sel bakteri

sehingga mengakibatkan kematian sel bakteri (Masya, 1985; Soedibyo, 1998).

Flavonoid juga berefek anti inflamasi, menghambat sintesis prostaglandin dan

akan mengikat oksigen reaktif (ROS) yang merusak sel sehingga mengurangi

stress oksidative dan keratinosit yang mempengaruhi reepitelisasi sehingga luka

menjadi lebih cepat sembuh (Barbul, 2005; Gurib Fakim, 2006).

Saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga

(27)

5

membran sehingga membran sel akan rusak dan lisis (Siswandono dan Soekarjo,

1995).

Minyak atsiri bawang putih yang mempunyai bau yang khas dinamakan

allicin. Allicin mengandung sulfur senyawa sulfur yang tidak stabil yang akan

merusak gugus sulfidril yang penting proliferasi kuman, sehingga kuman

dihambat pertumbuhannya (Guenther, 1975; Roser, 1997). Berbagai faktor diatas

akan mempercepat penyembuhan luka.

% &'

Air perasan umbi bawang putih (Allium sativum L) berpengaruh

mempercepat penyembuhan luka mencit Swiss Webster.

( ' ' '

Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan. Data yang diukur adalah lama

penyembuhan luka hingga kedua tepi luka saling bersatu dalam hitungan hari.

Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda

rata rata Tukey HSD, α = 0,05, menggunakan program komputer, dengan nilai

(28)

35

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Air perasan umbi bawang putih (Allium sativum L.) mempersingkat durasi

penyembuhan luka mencit Swiss Webster (konsentrasi 2,5 % , 5% dan 10%).

5.2 Saran

Karena keterbatasan penelitian, maka:

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek air perasan umbi

bawang putih terhadap penyembuhan luka dengan dosis minimal tetapi

memiliki efektivitas yang sama.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek antiseptik

steril APUBP pada luka yang tidak steril

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek umbi bawang

putih terhadap penyembuhan luka dengan ekstrak maupun salep.

- Perlu dilakukan penelitian dengan membandingkan waktu pengulangan

(29)

36

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, H.R., 2009. Perawatan Luka Modern. http://www.keperawatan-online.co.cc/2009/01/perawatan-luka modern.html., 29 Desember 2011.

Barbul, A. 2006. Wound Healing In: Brunicardi, F.C., Andersen, D.K., Billiar, T.R., Dunn, D.L., Hunter, J.G., Pollock, R.E. editors : Schwartz's Principles of Surgery 8th ed. New York: McGraw Hill Companies,Inc. p. 223 -248.

Chew, N. 2009. Povidone Side Effects.

http://www.ehow.com/about_5317526_povidone-side-effects.html . February 20th 2012.

Cruse, P.J.E., McPhedran, N.T., 1995. Prinsip Dasar Ilmu Bedah Sabiston buku 1. Jakarta: EGC.

Calvert, bobby., 2006., The Benefits of Garlic.,

http://www.gourmetgarlicgardens.com/health.htm. March 24th 2012.

Dorland I., Newman W.A. 2005. Kamus Kedokteran Dorland ed 29th. Alih Bahasa Herni, K., Huriawati, H., Ivo N.S., Lyana, S., Valleria., Wanny, S. Jakarta: EGC.

Fawcett, D.W., penyunting: Jan Tamblong. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta : EGC.

Grieve, M., 2006. A Modern Herbal V1. United States: Kessinger Publishing. p.144-148

Gurib-Fakim, A., 2006. Plantago major L. [Internet] Record from Protabase. Schmelzer, G.H. & Gurib-Fakim, A. (Editors). PROTA (Plant Resources of Tropical Africa / Ressources végétales de l’Afrique tropicale), Wageningen, Netherlands.

http://database.prota.org/dbtwwpd/exec/dbtwpub.dllAC=QBE_QUERY&BU= http://database.prota.org/search.htm&TN=PROTAB~1&QB0=AND&QF0=Sp ecies+Code&QI0=Plantago+major&RF=Webdisplay. December 28th 2011.

Guenther. 1975. The oils. Vol. II. Robert E. Krineger Publishing Company.Huntington. New Yok. p. 168-171.

(30)

38

Hunter, J. 2002. Clinical Dermatology 3rded. United Kingdom: Blackwell Science Ltd. p. 1-28

Iyam Siti Syamsiah & Tanjudin., 2006., Khasiat & Manfaat Bawang Putih Raja Antibiotik Alami., Jakarta: AgroMedia Pustaka., h. 2-5, 7, 11-15

James, W; Berger, T; Elston, D (2005). Andrews' Diseases of the Skin: Clinical Dermatology (10th ed.). Saunders. p. 1, 11–12.

Junquiera, L.C., Carniero, J. 2005. Basic Histology Text and Atlas 11st ed. New York: McGraw Hill Companies,Inc. p. 360-372.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya.

Rancangan Percobaan Aplikatif. Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri, dan Hayati. Edisi1. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. h.10-12.

Liu, Benedict., 2006., Terapi Bawang Putih., Jakarta: Prestasi Pustaka., h. 1, 7, 11, 22, 31, 65, 86-87, 91-96, 141-143, 149-153, 195-196.

Mundipharma, 2004., Pharmaceutical, Biotechnology and Chemical Inventions of herbal.

http://www.intellect-worldwide.com/documents/chemical-of-herb.pdf January 16th, 2012.

Masya, M., 1985., Basic Survival Medicine of Herbal.,

http://www.aircav.com/survival/asch04/asch04p05.html January 7th 2012.

Perdanakusuma, David S., 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com/2008/05/anatomi-fisiologi-kulit-dan-penyembuhan.html., 11 Mei 2012.

Roser, D., 1997., Bawang Putih untuk Kesehatan. Jakarta: Bumi Aksara. h. 32-35.

Rebiogarlic., 2007., Garlic Antibacterial.,

http://www.thedailygreen.com/thedailygreen/images/Garlic 18th February 2012.

Rianto Setiabudy & Loecke Kurnadi., 2005., Golongan Tetrasiklin dan Kloramfenikol. Dalam Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. h.657-658.

(31)

38

Siswandono dan Soekardjo B., 2000, Pengobatan Herbal Bawang Putih, Airlangga, Surabaya. h. 10 – 14.

Sloane, E., penyunting : James Veldman. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta : EGC. h. 84-89.

Slomianka, L. 2009. Blue Histology - Integumentary System.

http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/Integumentary/Integum. htm February 24th, 2012.

Syarif M. Wasitaatmadja. 2007. Faal Kulit. Dalam Adhi Djuanda : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. h. 7-8.

Smith dan Mangkoewidjojo. 1988. Biology of mice. http://www.foxitsoftware.com June 16th,2012

Trease, G. E and Evans. 1978. W. C. Pharmacognocy and Basic Microbiology. London. Bailler Tindal Companies, Inc. p. 402-404.

U.S. Department of Health and Human Services . 2009. TheCDC Injury Research Agenda, 2009–2018

http://www.cdc.gov/injury/ResearchAgenda/CDC_Injury_Research_Agenda-a.pdf., 3rd January, 2012.

WHO. 2010. WHO Regional Office for South-East Asia 2010.

Gambar

Gambar 3.0 Cara memegang mencit

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dasar di atas perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah air perasan bawang putih mempunyai daya antimikroba terhadap koloni

Air perasan buah blustru dan air perasan buah nanas berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss - Webster dengan potensi yang setara.. Kata kunci : air perasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah air perasan daun mangkokan ( Nothopanax Scutellarium Merr.) dan umbi ubi jalar ( Ipomoea batatas L.)

PERBANDINGAN EFEK AIR PERASAN DAUN BLUSTRU (Luffa cylindrica (L.) Roem) DAN AIR PERASAN DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L) DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA.. INSISI MENCIT

Simpulan adalah pemberian daun binahong dapat mempercepat durasi penyembuhan luka sayat pada mencit Swiss Webster jantan.. Kata kunci : daun binahong, penyembuhan

INTERAKSI AIR PERASAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN GENTAMISIN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SEBAGAI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL.. PADA LUKA

Telah dilakuk:an penelitian uji antibakteri perasan umbi bawang putih (Allium sativum L. Var lumbu putih) terhadap Escherichia coli ATCC 25922 serta kesetaraannya

Kandungan alliin pada bawang putih (Allium sativum L) dipercaya dapat membantu proses penyembuhan luka bakar derajat II dangkal tersebut, dengan aktivitas