• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Efek Air Perasan Buah Blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) dan Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Pada Penyembuhan Luka Insisi Mencit Swiss Webster.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Efek Air Perasan Buah Blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) dan Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Pada Penyembuhan Luka Insisi Mencit Swiss Webster."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK AIR PERASAN BUAH BLUSTRU (Luffa

cylindrica (L.) Roem) DAN BUAH NANAS Ananas comosus (L.) Merr.) PADA PENYEMBUHAN LUKA INSISI MENCIT SWISS WEBSTER

Jessica Widjaja, 2016

Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr.,M.Kes Pembimbing II : Jeanny.E.L,dr.,M.Kes

Luka adalah kejadian yang sering dialami setiap orang. Penanganan luka pada masyarakat umumnya menggunakan povidone iodine yang sering menimbulkan efek samping seperti iritasi dan alergi. Obat alternatif yang dapat digunakan adalah buah blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) dan buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.). Tujuan penelitian ini adalah menilai efek pemberian air perasan buah blustru (APBB) dan buah nanas (APBN) dalam mempercepat penyembuhan luka serta perbandingan potensinya. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratortik. Hewan percobaan yang digunakan adalah 24 ekor mencit Swiss Webster betina yang dibagi secara acak menjadi enam kelompok (n=4). Setiap mencit dibuat luka di daerah regio femoris kanan lateral sepanjang 1 cm dengan kedalaman 0,5 cm. Setiap mencit langsung diberi satu macam perlakuan yaitu APBB 25%, APBB 50%, APBN 25%, APBN 50%, povidone iodine 1%, dan akuades. Data yang dihitung adalah durasi penyembuhan luka insisi sejak perlukaan sampai kedua tepi luka saling bertautan dalam hitungan hari menggunakan jangka sorong. Analisis data bila berdistribusi normal menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan kelompok APBB 25%, APBB 50%, APBN 25%, APBN 50% berbeda sangat signifikan dibandingkan kelompok akuades (p<0,01). APBB 25% dibandingkan dengan APBN 25% maupun APBB 50% dibandingkan dengan APBN 50% tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05). Air perasan buah blustru dan air perasan buah nanas berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss - Webster dengan potensi yang setara.

(2)

ABSTRACT

COMPARISON STUDY ON THE HEALING EFFECTS OF BLUSTRU (Luffa cylindrica (L.) Roem) AND PINEAPPLE (Ananas comosus (L.) Merr.) JUICE ON

INCISION WOUND OF SWISS WEBSTER MICE

Jessica Widjaja, 2016

Supervisor I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Supervisor II : Jeanny.E.L,dr.,M.Kes

Wound is a common incident experienced by every human being. Wound is usually treated by povidone iodine despite of its many side effects such as irritation and allergies. Alternative treatment to heal wound is blustru (Luffa cylindrica (L) Roem) and pineapple (Ananas comosus (L) Merr) fruits. The objective of this study is to assess the effect of blustru (APBB) and pineapple (APBN) juice/extract on accelerating wound healing and if the healing quality is comparable. The nature of this research is experimental laboratortic. Twenty four female Swiss Webster mice were randomly divided into six groups (n = 4), each mouse was cut on its right lateral femoral 1 cm long and 0.5 cm deep. Each group was immediately treated with respective solution: APBB 25%, APBB 50%, APBN 25%, APBN 50%, 1% povidone iodine, or aquades. Data collected is the days taken for wound healing, i.e. between the first incision and wound edges interlocking each other. If the data follows a normal distribution, one-way ANOVA is used and followed by Tukey HSD test α = 0.05. The results suggest that group of mice that was treated with APBB 25%, APBB 50%, APBN 25%, APBN 50% show significant healing time compared to those of distilled water (p <0.01). The results is not significantly different (p> 0.05) when the group of APBB 25% is compared to APBN 25%, or when APBB 50% is compared to APBN 50%. Both blustru and pineapple juice have equal healing quality on incision wound of Swiss - Webster mice.

(3)

DAFTAR ISI

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

(4)

2.4.3. Tipe Penyembuhan Luka... 14

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 28

3.2. Subjek Penelitian ... 29

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.4. Metode Penelitian... 29

(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ... 35

4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39

4.2.1. Hipotesis Penelitian I ... 39

4.2.2. Hipotesis Penelitian II ... 40

4.2.3. Hipotesis Penelitian III ... 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 42

5.2. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 46

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Durasi Penyembuhan Luka Dalam Hari ... 35

Tabel 4.2 Uji Tukey HSD Terhadap Durasi Penyembuhan Luka ... 37

Tabel L.2.1 Tabel Penyembuhan Luka ... 47

Tabel L.3.1 Tabel Tes Normalitas Uji Shapiro- Wilk ... 51

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapisan kulit dan subkutan ... 8

Gambar 2.2 Fase kutaneus proses penyembuhan luka ... 15

Gambar 2.3 Kaskade inflamasi dan Penyembuhan Luka ... 16

Gambar 2.4 Proses penutupan luka hitungan hari ... 17

Gambar 2.5 Deposisi matriks hitungan hari ... 19

Gambar 2.6 Klasifikasi penyembuhan luka ... 21

Gambar 2.7 Blustru - Luffa cylindrica [L.] Roem. ... 22

(8)

DAFTAR GRAFIK

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Etik Penelitian ... 46

Lampiran II Proses Penyembuhan Luka ... 47

Lampiran III Uji Saphiro-Wilk ... 51

Lampiran IV Uji ANAVA satu arah ... 52

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Kulit merupakan komponen jaringan lunak yang mudah mengalami luka.

Luka berperan sebagai pintu masuk bakteri patogen ke dalam tubuh. Luka adalah

hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (Posanggi, 2013). Hal-hal yang

dapat menyebabkan terjadinya luka adalah trauma benda tajam atau tumpul, zat

kimia, perubahan suhu yang ekstrim, sengatan listrik, dan gigitan hewan

(Sjamsuhidajat, 2005).

Data International Labour Organization (ILO) tahun 2013 menjelaskan bahwa

ada 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160

pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat

angka kematian disebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak

2 juta kasus setiap tahun. Luka yang dialami pada kecelakaan kerja seringnya

adalah luka trauma 1,6 juta kasus, luka lecet 20,4 juta kasus, dan luka bakar

sebanyak 10 juta kasus.

Luka memiliki dampak besar bagi kehidupan masyarakat Amerika. Jumlah

penderita luka yang dirawat di rumah sakit tahun 2002 sampai tahun 2006 tercatat

29.821.159 orang, yang terbanyak adalah luka akibat kecelakaan lalu lintas (CDC

injury prevention, 2009). Kematian akibat luka setiap tahunnya mencapai 5 juta

orang. Luka penyebab kematian terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas,

tenggelam, jatuh, keracunan, bunuh diri dengan angka kematian tertinggi terjadi

di negara berkembang yang biasanya tidak memiliki kapasitas memadai dalam

pencegahan dan penanganan luka (WHO, 2004).

Data kesehatan mudik lebaran pada tanggal 27 Juli 2014 menunjukkan jumah

kecelakaan lalu lintas mencapai 1146 kejadian. Sebanyak 351 orang mengalami

luka berat dan 1376 orang mengalami luka ringan. Jumlah korban yang meninggal

tercatat sebanyak 263 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa kasus korban

(11)

terbanyak adalah korban luka robek dan luka lecet (Aditama TY, 2014).

Setiap orang pasti pernah mengalami luka pada kulit. Luka yang terjadi

seringkali disertai rasa nyeri yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan sehingga

masyarakat menggunakan obat-obat yang dapat menyembuhkan luka. Selama ini

masyarakat mengobati luka dengan menggunakan povidone iodine. Namun

povidone iodine tidak jarang menyebabkan reaksi iritasi atau alergi (Bromilow,

1995), sehingga masyarakat beralih pada tanaman herbal yang diharapkan

memiliki efek samping yang minimal dan relatif lebih aman.

Masyarakat di Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman

berkhasiat obat dalam menanggulangi masalah kesehatan salah satunya dalam

mengatasi luka. Meskipun pengobatan modern obat sudah lebih populer di

Indonesia, namun obat tradisional masih dipakai oleh masyarakat Indonesia

khususnya di daerah pedesaan (Elfahmi, dkk, 2014). Beberapa tanaman herbal yg

dapat menyembuhan luka adalah buah blustru, buah nanas, lidah buaya, pegagan,

jahe, lemon, binahong, bawang putih, chamomile, dan minyak kelapa (Setiawan

Dalimartha, 2004).

Buah blustru yang lebih dikenal dengan nama buah oyong merupakan sayuran

yang sehari-hari dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Namun, manfaatnya

belum banyak diketahui oleh sebagian penduduk. Buah blustru (Luffa cylindrica

(L.) Roem) mengandung banyak antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa

yang dapat menghambat rekasi radikal bebas dalam tubuh (Yuswantina, 2015).

Kandungan antioksidan dalam buah blustru diantaranya adalah saponin triterpen,

tannin, luffein (zat pahit), citruline, cucurbatacin (Setiawan Dalimartha, 2004).

Salah satu kandungannya yaitu saponin bermanfaat sebagai antiseptik. Penelitian

efek daun blustru terhadap penyembuhan luka telah dilakukan oleh Velicia Irene

Kusuma 2015 dengan hasil sangat signifikan.

Buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dapat ditemukan di seluruh

wilayah Indonesia. Tanaman ini tidak hanya dapat bertahan terhadap salju, tetapi

dalam kekeringan tanaman ini juga dapat hidup. Tumbuhan nanas banyak

manfaatnya untuk kesehatan. Bagian dari tumbuhan nanas yang dapat

(12)

digunakan untuk mengobati sembelit, radang tenggorok, beri–beri, bengkak

terpukul, rasa penuh di lambung, aterosklerosis, dan untuk penyembuhan luka

(Setiawan Dalimarta, 2004). Buah nanas yang masak mengandung zat aktif yaitu

enzim bromelain dan zat-zat lain yang dapat mempercepat penyembuhan luka.

Penelitian ini menggunakan air perasan buah nanas karena mudah, murah, dan

praktis (Hendro, 2009).

Hal di atas mendorong peneliti untuk mengetahui sejauh mana perbandingan

efektivitas air perasan buah blustru dan air perasan buah nanas terhadap proses

penyembuhan luka.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun identifikasi masalah adalah - Apakah air perasan buah blustru mempercepat penyembuhan luka insisi

mencit Swiss Webster

- Apakah air perasan buah nanas mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster

- Apakah air perasan buah blustru apakah memiliki potensi yang lebih kuat dibandingkan air perasan buah nanas dalam proses penyembuhan luka

insisi mencit Swiss Webster

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk menjadikan air perasan buah blustru dan buah nanassebagai obat alternatif untuk menyembuhkan luka.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai:

- Menilai efek air perasan buah blustru dalam mempercepat penyembuhan luka pada mencit Swiss Webster

(13)

- Menganalisa perbandingan efek air perasan buah blustru memiliki potensi lebih kuat daripada air perasan buah nanas

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat akademis adalah memberi wawasan farmakologi tanaman obat khususnya efek air perasan buah blustru dan buah nanas serta perbandingannya dalam mempercepat penyembuhan luka.

Manfaat praktis penelitian adalah memberi informasi kepada dokter, praktisi medis, dan masyarakat mengenai terapi penggunaan air perasan buah blustru dan buah nanas untuk mengatasi luka.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Luka adalah rusaknya komponen jaringan, yang secara spesifik terdapat adanya

substansi jaringan yang rusak atau hilang (Irman, 2007). Respon organisme

terhadap kerusakan jaringan atau organ sehingga mencapai keadaan homeostasis

ditandai dengan terbentuknya epitel fungsional yang menutupi luka (Sinaga,

2012). Faktor pertumbuhan dan sitokin yang mempengaruhi penyembuhan luka

adalah kemotaksis monosit, migrasi fibroblas, proliferasi fibroblas, angiogenesis,

sintetsis kolagen, dan sekresi kolagenase. Penyembuhan luka terjadi sebagai

respon fibroproliferatif yang diperantai oleh faktor pertumbuhan dan sitokin.

Proses penyembuhan luka kulit dibagi dalam tiga fase yaitu fase peradangan

(lanjut dan dini), pembentukan jaringan granulasi dan epitalisasi, serta fase

remodeling (Kumar, Abbas, Fausto, & Aster, 2010).

Buah blustru mengandung saponin. Saponin berfungsi sebagai antiseptik. Secara

in vivo, saponin dapat digunakan sebagai antimikroba dan membasmi jamur. Buah

blustru juga mengandung tanin yang bersifat sebagai antiinflamasi dan

antimikroba yang dapat mempercepat fase pertama dan ketiga dalam proses

(14)

berperan dalam regenerasi kulit dan sintesis kolagen. Vitamin C dibutuhkan untuk

mempercepat perubahan residu prolin dan lisin pada prokolagen menjadi

hidroksiprolin dan hidroksilisin dalam sintesis kolagen pada fase kedua dan ketiga

proses penyembuhan luka. Kandungan lain dari buah blustru adalah vitamin B

yang berperan juga dalam fase tersebut sehingga penyembuhan luka dapat

berlangsung dengan baik (Bruneton,1999).

Kandungan pada buah nanas adalah enzim bromelain, β-karoten, vitamin

A dan vitamin C (Bruneton, 1999). Enzim bromelin merupakan enzim proteolitik.

Enzim ini berfungsi untuk anti radang, melunakkan makanan di lambung, dan

mengganggu pertumbuhan sel kanker. Efek antiinflamasi pada bromelain dapat

mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, bromelain dapat menurunkan kadar

bradikinin di tempat terjadinya inflamasi serta menurunkan kadar prekallikrein

dalam serum sehingga akan mengurangi eksudasi plasma ke daerah radang. Efek

lain dari bromelain adalah meningkatkan IFN-γ yang dimediasi oleh nitric oxide

(NO) dan TNF-α oleh makrofag (Bromelain.net, 2009). Kandungan β-karoten

memberikan warna pada buah nanas. Selanjutnya, β-karoten akan dipecah

menjadi dua vitamin A. Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan dan diferensiasi

epitel jaringan, serta mempertahankan integritas struktur sel melalui pengaruhnya

pada ekspresi sejumlah reseptor untuk hormon dan growth factor (Marcus and

Coulston, 2001). Vitamin C berperan dalam produksi kolagen sehingga

memperkuat integritas kulit (Monila et al, 2010).

1.5.2 Hipotesis

- Pemberian air perasan buah blustru mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster

- Pemberian air perasan buah nanas mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster

- Pemberian air perasan buah blustru memiliki potensi lebih kuat dibandingkan air perasan buah nanas dalam proses penyembuhan luka

(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Air perasan buah blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) berefek mempercepat

penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

 Air perasan buah nanas (Ananas comosus (L) Merr) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

 Air perasan buah blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) memiliki potensi sama kuat dibandingkan dengan air perasan buah nanas (Ananas comosus (L) Merr)

dalam proses penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

5.2 Saran

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek gabungan dari buah blustru dan nanas dalam mempercepat penyembuhan luka.

 Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan kadar konsentrasi yang bervariasi

(16)

PERBANDINGAN EFEK AIR PERASAN

BUAH BLUSTRU (Luffa cylindrica (L.) Roem

) DAN

BUAH NANAS (Ananas comusus (L.) Merr.)

PADA PENYEMBUHAN LUKA INSISI

MENCIT Swiss Webster

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

JESSICA WIDJAJA

1310089

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(17)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya

tulis ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran,

Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Dalam proses penyusunan Karya Tulis ilmiah ini, penulis sangat banyak

memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Sugiarto Puradisastra, dr.,M.Kes selaku dosen pembimbing utama yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ini.

2. Jeanny.E.L,dr.,M.Kes selaku dosen pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan, perhatian, dan pengarahan selama penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

3. Keluarga terkasih, Harsono Widjojo, SH (papi), Poei Gwat Nio (mami), dr.

Dendy Aditya Widjaya (kakak), Gerel Aditya Widjaja (adik), terima kasih untuk

doa, kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik materi, moril, dan spiritual yang

tak henti-hentinya.

4. Tiffany Febrin yang telah ikut serta memberi dukungan fisik maupun doa serta

pengarahan untuk penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis.

5. Susanty Gazali, Malvin Owen, dan Doni Surya yang telah bersama-sama

dengan penulis melakukan penelitian ini dari awal sampai akhir.

6. The Circle : Linda Lingas, Yossie Guventri, Steffanny Katuuk, dan Claudia

Tamara yang telah memberikan semangat pada penulis dalam menyelesaikan

penelitian.

7. Matrixian : Abraham Yahya, Andrew Tjuatja, Lena Margaretha, Vania Lystia

yang telah mendukung dalam doa selama pembuatan karya tulis.

8. Audry Chrisylla yang menemani dan memberi semangat penulis dalam

penyusunan karya tulis ini.

(18)

10.Sherly, Priskila Tania, Claudia Alma, Elisabeth Stephanie yang telah memberi

semangat dan dukungan doa untuk penulis dalam menyelesaikan KTI.

11.Semua pihak yang ikut membantu, namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

memerlukan.

Tuhan Yesus memberkati.

Bandung, 19 Agustus 2016

Penulis

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama TY. 2014. Arus Mudik Natal 2014 & Tahun Baru 2015.

http://www.litbang.depkes.go.id/node/619 Diakses tanggal 17 Febuari 2016.

Ahmadsyah, I., Prasetyo, T. O., & Pusponegoro, A. D. (2003). Luka Dalam W. d. R.

Sjamsuhidajat, Buku Ajar Ilmu Bedah . Jakarta: EGC. Halaman 66-8.

Bromelain.net. 2008. How Bromelain Works.

http://www.bromelain.net/herbal-remedies/bromelain/how-bromelain-works. Diakses tanggal 25 Mei 2016.

Bromilow D. 1995. MIMS Indonesia. Cocabo SC, Kin PT, Koh JO : editors. Jakarta : PT Mediprom. Halaman 250.

Bruneton J. 1999. Enzymes. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants. France :

Lavoisier publishing Inc. halaman 224

---. Saponins. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants. France :

Lavoisier publishing Inc. halaman 681.

Centers for Disease Control Injury and Preventation. 2013. Key Data & Statistics in

injury http://www.cdc.gov/injury/overview/data.html Diakses tanggal 17 Febuari 2016.

Elfahmi, Woerdenbag, H.J. & Kayser, O., 2014. Jamu: Indonesian traditional herbal

medicine towards rational phytopharmacological use. Journal of Herbal

Medicine,4(2),pp.51–73.

Harry.2009.Nanas.http://www.botany.hawaii.edu/basch/uhnpscesu/htms/kahoplnt/fish _pops/bromelia/plant01.htm. Diakses tanggal 11 Mei 2016.

Hendro Sunarjono. 2009. Buah – buahan Dataran Tinggi Tropis Iklim Basah : Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Edisi 2. Bandung. Penebar Swadaya. Halaman 142-43.

Irene, Velicia. 2015. Perbandingan Efek Air Perasan Daun Blustru (Luffa cylindrica

(L.) Roem)dan Air Perasan Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L). Bandung :

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Irman. 2007. Perawatan Luka. http://www.fkep.unpad.ac.id/2007/07/perawatan-luka/. Diakses tanggal 15 Mei 2016

Ismail. 2004. Luka dan Perawatannya.

http://images.mailmkes.multiply.com/attachment.December. Diakses tanggal 20 Mei 2016.

(20)

Kumar, V., Abbas, A. K., Fausto, N., & Aster, J. C. (2010). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. California: Elsevier Inc. Pp 115-119

Leong, M., & Phillips, L. G. (2012). Wound Healing. Sabiston Textbook of Surgery :

The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Philadelphia: Elsevier Saunders. Pp 151-64

Marcus and Coulston. 2001. Fat Soluble Vitamins. Goodman&Gillman’s. Texas : Mc Graw Hill. Halaman 1773.

Medline Plus. 2009. Bromelain (Ananas comosus, Ananas sativus).

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/patient-bromelain.html. Diakses tanggal 20 Juli 2016.

Mills S, Bone K. 2000. Principles of Herbal Pharmacology. Principles and Practice of

Phytotherapy Modern Herbal Medicine. USA : Merck & Co.,Inc.pp 60-66.

Monila G.E et al. 2010. Natural Bioactive Compouind of Citrus Lemon for food and

Health. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 51 (11). Pp 327-45

Moore, MC.1997. Buku pedoman terapi diet dan nutrisi. Jakarta: Hipokrates.

Posangi, J., 2013. Efek Daun Sirih terhadap Penyembuhan Luka Insisi Kulit Kelinci., 1(2), Pp 802–5.

Rusjiyanto, 2009. Pengaruh Pemberian Suplemen Zn dan Vitamin C terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Pasca Bedah. Jurnal Kedokteran Indonesia, 1, Pp.64–75.

Schmieg, Sebastian. 2009. Tanduran Panen : Sejarah, Klasifikasi, dan Morfologi Nanas. http://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/08/26/74/. Diakses tanggal 13 Mei 2016.

Setiawan Dalimartha S.2004. Blustru. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2. Jakarta : Trubus

Agriwidya. Halaman18-23.

---. Nanas. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2. Jakarta : Trubus

Agriwidya. Halaman 86-87.

Sheila Andriani. 2010. Efek Air Perasan Buah Nanas (Ananas comosus (L) Merr)

dalam Mempersingkat Lama Penyembuhan Luka Mencit Galur Swiss Webster Jantan . Karya Tulis Ilmiah. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

(21)

Slomianka L. 2009. Integumentary System. http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/ mb140/corepages/integumentary/integum.htm. Diakses tanggal 12 Maret 2016.

Soediono, B., 1989. Luka Bakar. Journal of Chemical Information and Modeling, 53, Pp.160.

Storey M. 2015. Sonchus arvensis L. http://www.discoverlife.org/20/q?search=

Sonchus +arvensis. Diakses tanggal 12 Juli 2016.

Sussman, C., & Bates-Jensen, B. M. (1998). Wound Care : A Collaborative Practice

Manual for Physical Therapists and Nurses. Maryland: An Aspen Publication.

Syamsuhidayat. 2004. Buku-Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Syarif M Wasitaatmadja. 2010. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi 5. Jakarta : Balai

Penerbit FK UI. Halaman 3-8.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of anatomy and Physiology.

Massachusetts: John Wiley & Sons, Inc. Halaman 192-6.

WHO. 2004. WHO Regional Office for South-East Asia 2010.

http://www.searo.who.int/en/Section1174/Section1461_15167.htm#table1 Diakses tanggal 17 Febuari 2016.

Yuswantina, R., Sunnah, I. & Ningrum, D.A., 2015. The Activity Of Free Radical Scavenging Ethanolic Extracts Of Blustru Fruit ( Luffa cylindrica (L.) Roem .) WithDPPH(2,2-Diphenyl-1-Pycrilhydrazil

perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3204.pdf. , Pp.1–7. Diakes tanggal 19

Gambar

Tabel 4.1 Durasi Penyembuhan Luka Dalam Hari  .......................................
Gambar 2.4 Proses penutupan luka hitungan hari .........................................
Grafik 4.1 Durasi Penyembuhan Luka pada Lima Kelompok Perlakuan.......... 36

Referensi

Dokumen terkait

PERTUNJUKAN GAMELAN MONGGANG PUSAKA KEPANGERANAN GEBANG KINATAR DALAM UPACARA SEREN TAUN DI CIGUGUR KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

siklus hidup untuk pengembangan sistem informasi, juga dikenal sebagai model. siklus hidup

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Penerapan Sistem Informasi Geografis Terhadap Pemetaan Kantor Dinas Se-Kaupaten Pati ini berdasarkan hasil

• Operation adalah implementasi dari sebuah service yang dapat direques dari object class untuk menghasilkan behaviour..

Kemudian seorang jenius lain adalah Yaqut Al- Musta‟shimi yang disebutkan dalam sejarah sebagai yang memberikan keindahan tiada tara semasanya pada bidang kaligrafi,

Pengaruh AdopsiInternational Financial Reporting Standards Good Corporate Governance, Dan Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Dan

SISTEM PENDETEKSI PLAGIAT PADA DOKUMEN TEKS BERBASIS DATABASE MENGGUNAKAN METODE

drldjurb relba@p troL. n/senyava