iv
Martinus Samuel, 2012. Pembimbing I : Hartini T, dr.,M. Kes
Pembimbing II: Dr. Diana K Jasaputra, dr.,M. Kes
Salah satu penyakit yang banyak ditemukan dalam masyarakat akibat pola makan dan minum yang kurang baik bagi kesehatan adalah Diabetes Melitus (DM). Luka pada penderita diabetes yang tidak dirawat dengan baik sering menimbulkan komplikasi yang berbahaya yaitu ganggren. Terdapat berbagai hasil alam yang sering digunakan adalah bawang putih ( . Linn.) dan
madu ( ).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah air perasan bawang putih ( . Linn.) dan madu ( ) mempercepat waktu penutupan luka pada mencit Swiss Webster jantan model diabetes melitus.
Penelitian ini bersifat experimental sungguhan dan bersifat komparatif, dengan mencit yang dibagi menjadi lima kelompok (n=6), yaitu kontrol negatif, kontrol positif, air perasan bawang putih, madu, dan kombinasi. Data yang diamati adalah waktu penutupan luka dalam hitungan hari. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dan dengan uji beda rata2rata Tukey , α = 0,05.
Rerata waktu penutupan luka dalam hitungan hari kontrol negatif dengan (6.5), kontrol positif dengan 10% (3.66), air perasan bawang putih (4.5), madu (4.33), dan kombinasi (4) dengan p < 0,05.
Kesimpulan penelitian ini adalah bawang putih dan madu berpengaruh mempercepat waktu penutupan luka.
! "!# $ $ % & $ '
$ & & &
Advisor Advisor
Diabetes Mellitus (DM) is one of the most common diseases in community caused by unhealthy diet. In patients with diabetes, wounds that are not properly treated can lead to a dangerous complication called gangrenes. Natural sources that are available to treat wounds consist of garlic (Allium sativum. Linn.) and honey (Apis mellifera).
The main objective of this research is to examine whether garlic (Allium sativum. Linn.) juice and honey (Apis mellifera) accelerates wound healing in male Swiss%Webster mice model of diabetes mellitus.
This is an experimental and comparative research, using five groups (n=6) of mice, which are negative and positive controls, garlic juice, honey, and combination. Data observed are number of days of wound healing. Data are analyzed using one%way analysis of variance in conjunction with Tukey HSD mean difference, α = 0,05.
Mean values in number of days for negative control is aquadest (6.5), positive control is povidone iodine 10% (3.66), garlic juice (4.5), honey (4.33), and combination (4) with p < 0,05.
This research concludes that garlic and honey influence wound healing period.
viii
! " #$
!
! " #$ !
% $ $ $ !
& $ ' !
%
%
ix (# % ) * + , -. / , 0 10 , $ ,
. $ 1. $ # , %
! $ # , &
*
2 $ *
" $ $ . $ $ /
( ,$
3 $ ( ,$ !
3 $ ) %
) , 4) 5 &
( $ $ ) &
/
) $ ) /
$ # 6 )
2
!
% 7
& 3 6 ) , &
& (# $ $ 3 &
& 8 )
-! 9 , 2 $
-! 9 ,
x
! 2 $
% 8
% $ $ :
% )
% !
% 2 !
% ! + ; , %
% % &
% & < 8 &
% * 8 *
% -
-& !
& $ $ !
& $ , !
& !!
& !%
!*
= 2 = + , !*
!*
2 !*
+ ,
!-$
!-)
!-< ,
!-) $ # $ < ,
!-) ># $ < , %/
+ # %/
$ %
! ? %
xi
% " #$ + %
% ; %
& 2 # ( %
%!
" %!
, %*
; " #$
%-&
! # &
! + &
&
xii
, 3 $ ) + 8
, " 3 $ ) 7 ) 2 $ %
, " ' # + %!
xiii
3 , # 1 # (# *
3 , # 1 # )
-3 , $ , %
3 , 2 $ /
3 , ! " $ $
3 , % +
3 , & ) , *
3 , * + 2 $
3 , - 8
3 , / + 8 %
3 , + 2 7
-3 , $ , 2 2 7 !/
3 , !
xiv
xv
2 92: + # ( &%
2 92: $ &&
2 92: 7 # &*
2 92: " $ $
! " #
! " # " $ !
! " #
% & ' & (
! "
$
$
% & '
& * +
,-. ! / / / ) / # / ( / / / $
$ (" ( (" ( #" "
$ (" #"# " ( " "$
) $ (" ( #")( )" " "#( "
# $ ("( #"# )" "
( $ (" )"# "(
$ ")( ("( #"$ )" ")(
& ** +
-. ! / / / ) / # / ( / / / $
$ )" (
$ #")
) $ (" "$ " (
# $ (" ( "
( $ #" ( "0
$ )"(
& *** + & % & &
-. ! / / / ) / # / ( / / / $
$ (" " (
$ (" ( #") #" ( " (
) $ )"0(
# $ #"(( )"(( "
( $ #" ( "#( " (
$ #" ( )"
& *1 + ! &
-. ! / / / ) / # / ( / / / $
$ )" (
$ )") "# "$
) $ )"( )" ")(
# $ #"0 "#( " "
( $ #" (
$ #" "((
& 1 + & % & & 2 ! &
-. ! / / / ) / # / ( / / / $
$ "#
$ "0(
) $ (" "#
# $ )"0 ")( " "(
( $ #" ( )"(( "
0 ( % & & & & & !
"#$ % & '!
( $) * + , -, -, -, . -,
-( $) * / 0 /"*
, 1 ' . .
-, &' & . -& -
'--, 1 & ' ''' &'
, . &1 -' . &'1 ' 1 .
, 1 -' .' 11& 1 1
2 ) 2 3 )3
%3 ) 2 3 ) ! 4 2 3 ) 2 &
5 $ 3 $ ) 3 + + $ $
/ $ 06 // */ 6
7 2 % . - -
-8 $ - ''. --' 1&'
% 1 - && --'
%3 3 $ + 3 + $) +
$+3 9 $ 3 ) 4 3 3 $ ) +
$
)
% &
* & &
2
0 $ 0 4 ;
% .!
"#$ % &.-!
( $) * +
,
-,
-,
-, .
-,
-( $) * / 0 /"*
, - .1 . &
, --' & -
, . .1 . &
, . . .1.
, . -
-2 ) 2 3 )3 1 1
/ $ 06 // */ 6
7 2 % . 1 ' &
-8 $ 1 --' &'
% 1 1
%3 3 $ + 3 + $) + 3
$
2 *$ ) , ) $ %$; % !
, )
, ) 0 * ) # =
, , & - ' 5
, , - 5
, , . -' . &' 5
, , . .1' 5
, , & &'.
, , .
, , . -' '
, . , --' .11
, . , '
! " # $ %
& $ ' ( '
) *
(( + * %% ,
%%-.( + * %%-,
! ( ( / ,
&( ( / ,
( 0 1 (
1
Dalam kehidupan sehari hari sering didapahkan pola hidup yang kurang sehah.
Salah sahunya adalah sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang memiliki
kadar glukosa hinggi. Mengkonsumsi makanan dan minuman hersebuh dalam jumlah
besar dan secara herus menerus dapah menimbulkan berbagai penyakih, salah sahu
penyakih yang banyak dihemukan dalam masyarakah akibah mengkonsumsi makanan
dan minuman yang kurang baik hersebuh adalah Diabehes Melihus. Penyakih Diabehes
Melihus (DM) merupakan suahu kelainan mehabolisme hubuh, dihandai oleh inholeransi
glukosa akibah kerja insulin yang hidak adekuah (Underwood, 1999).
(WHO) mengungkapkan bahwa penderiha DM di
seluruh dunia hampir mencapai 150 juha orang. Jumlah ini akan meningkah dua kali
lipah pada hahun 2025 dan paling banyak herjadi di negara negara berkembang,
heruhama di Asia Tenggara. Indonesia hermasuk salah sahu negara berkembang yang
mempunyai prevalensi penderiha DM berkisar anhara 1,4% 1,6%. Indonesia
menempahi uruhan ke 4 dengan jumlah penderiha diabehes herbesar di dunia sehelah
India, Cina, dan Amerika Serikah. Pada hahun 2000, jumlah penderiha DM di
Indonesia sebanyak 8,4 juha jiwa dan diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juha
jiwa pada hahun 2030 (PERKENI, 2011).
Diabehes Melihus adalah penyakih kronik yang dideriha seumur hidup dan dapah
menimbulkan berbagai macam komplikasi yang cukup berah, seperhi penyakih janhung
koroner, ginjal, kebuhaan, ulkus diabehikum, ganggren kaki, dan penyempihan
pembuluh darah (PERKENI, 2011).
Terjadinya luka pada penderiha DM heruhama pada bagian kaki harus segera
dihangani dengan baik. Jika hidak dihangani dengan baik maka dapah menimbulkan
2
baik akan mengakibahkan dilakukan dilakukannya hindakan ampuhasi. Para ahli
memperkirakan 50% 75% kejadian ampuhasi dapah dihindari dengan perawahan luka
yang baik (Monalisa, 2002).
Terdapah berbagai hasil alam yang secara empiris helah banyak digunakan sebagai
obah hradisional unhuk membanhu proses penyembuhan luka. Salah sahu obah
hradisional yang dapah digunakan unhuk mengahasi luka adalah bawang puhih (
) dan madu yang berasal dari lebah ( ) (Syamsiah IS, Tajudin,
2003).
Bawang puhih mengandung senyawa senyawa kimia esensial yang sangah baik
bagi kesehahan hubuh. Salah sahunya adalah minyak ahsiri yang mempunyai sifah
anhibakheri dan anhisephik unhuk mencegah herjadinya gangren pada penderiha DM.
Bawang puhih memiliki zah akhif yang mempunyai sifah anhibakheri dan
anhiradang yang dapah memberi efek pemulihan pada luka (Syamsiah IS, Tajudin,
2003).
Madu memiliki kandungan gula yang sangah hinggi dapah membanhu herbenhuknya
lapisan pelindung yang dapah mencegah bakheri masuk dan menghambah
perhumbuhan bakheri. Madu mengandung berbagai macam enzim, salah sahunya
enzim kahalase yang memberi efek pemulihan pada luka (Hamad, Sa’id, 2007).
Penelihian ini berhujuan unhuk mengehahui apakah air perasan bawang puhih
( Linn.) dan madu ( ) mempercepah wakhu penuhupan
luka pada mencih Swiss Websher janhan model Diabehes Melihus.
Idenhifikasi masalah dari penelihian ini adalah :
1. Apakah pemberian air perasan bawang puhih per oral mempercepah wakhu
penuhupan luka pada mencih Swiss Websher model Diabehes Melihus.
2. Apakah pemberian madu secara hopikal mempercepah wakhu penuhupan luka pada
3
3. Apakah pemberian kombinasi air perasan bawang puhih per oral dan madu secara
hopikal mempercepah wakhu penuhupan luka sayah pada mencih Swiss Websher
model Diabehes Melihus.
!
Mengembangkan pengobahan alhernahif unhuk penyembuhan luka dengan
menggunakan air perasan bawang puhih dan madu.
!
1. Unhuk menilai pemberian air perasan bawang puhih per oral dalam mempercepah
wakhu penuhupan luka pada mencih Swiss Websher model Diabehes Melihus.
2. Unhuk menilai pemberian madu secara hopikal dalam mempercepah wakhu
penuhupan luka pada mencih Swiss Websher model Diabehes Melihus.
3. Unhuk menilai pemberian kombinasi air perasan bawang puhih per oral dan madu
secara hopikal mempercepah wakhu penuhupan luka sayah pada mencih Swiss
Websher model Diabehes Melihus.
" # $ %
%
Memberikan pengehahuan dan wawasan kepada mahasiswa henhang kegunaan dan
efekhivihas dari pemberian madu dan air perasan bawang puhih dalam penyembuhan
4
Air perasan bawang puhih dan madu dapah digunakan oleh masyarakah luas sebagai
salah sahu pengobahan alhernahif unhuk penyembuhan luka, khususnya pada para
penderiha DM.
& # % !'
& # ! %
Diabehes mellihus (DM) adalah penyakih yang akan dideriha seumur hidup
(PERKENI, 2011). Kadar glukosa darah yang hinggi mempunyai dampak negahif
yang luas bukan hanya pada mehabolism karbohidrah, hehapi juga herhadap mehabolism
prohein dan lemak. Akibahnya dapah herjadi aherosklerosis, heruhama pada bagian
perifer hungkai (Waspadji, S, 1995).
Luka pada penderiha DM sangah sulih unhuk sembuh dan bila berlanjuh akan
menyebabkan gangren. Luka pada penderiha DM harus segera diobahi dengan baik
dan benar, jika hidak diobahi pada akhirnya harus diampuhasi (Boedisanhoso, 1999).
Bawang puhih mengandung beberapa komponen akhif seperhi asam amino, mineral,
vihamin, dan minyak ahsiri dengan zah yang mengandung sulfur. Minyak ahsiri
mengandung anhioksidan yang berperan sebagai anhibakheri. Bawang puhih juga
mengandung zah akhif yang efekhif sebagai anhibakheri dan anhiradang.
Kandungan bawang puhih hersebuh dapah digunakan para penderiha DM unhuk
mengobahi luka agar mencegah herjadinya gangren (Syamsiah IS, Tajudin, 2003).
Madu memiliki kandungan yang efekhif unhuk penyembuhan luka dan melawan
perhumbuhan bakheri. Kandungan gula yang hinggi dan pH yang rendah akan
membuah madu memiliki osmolarihas yang hinggi, yang akan menghambah
perhumbuhan bakheri. Madu memiliki beberapa enzim, salah sahunya enzim kahalase
yang dapah menshimulasi perhumbuhan jaringan dan meningkahkan epihelialisasi
5
Dengan demikian diharapkan baik air perasan bawang puhih, madu, maupun
kombinasinya dapah mempercepah penuhupan luka pada mencih model DM.
& !'
1. Pemberian air perasan bawang puhih per oral mempercepah wakhu penuhupan luka
pada mencih Swiss Websher model Diabehes Melihus.
2. Pemberian madu secara hopikal mempercepah wakhu penuhupan luka pada mencih
Swiss Websher model Diabehes Melihus.
3. Pemberian kombinasi air perasan bawang puhih per oral dan madu secara hopikal
mempercepah wakhu penuhupan luka pada mencih Swiss Websher model Diabehes
Melihus.
( ' ' '
Penelihian ini merupakan penelihian eksperimenhal sungguhan dan bersifah
komparahif. Daha yang diukur adalah wakhu penuhupan luka dalam hihungan hari.
Analisis daha menggunakan uji ANAVA sahu arah dengan α = 0,05, dengan uji lanjuh
menggunakan perangkah lunak kompuher.
) ' *
Lokasi penelihian : Laborahorium Farmakologi Fakulhas Kedokheran Universihas
.Krishen Maranahha
!
"
#
$ %
! " "
# $ ! % #
&"% ' ##(
&"% ! &"% $ ) " " # $ ! % #
* + , - . % / &
0 . % "& - ) %! & % 1 0 - !" , . / !
2 3- # 4 (
.% $ % ' . * . % ! / )% !
0 % & % 0 , & , % & , )) &
! # 56 7 89: 88
! ##9 .& / ! $.% & / %0 ##
. %0 " " # 0"& "& #
! ##
%! % ! ! & &" ; ; " " 6 0"& "& #
! ( ## " 0 "
! " % & ! . " 0 :! " " " 0"& "& #
% ) &+ % "& "+ '% ## . < .% / ! " #
" # < & ( . % 1 % 2 3- =8# 4 =89
%!& % 0 / > % $ % & &$
! 8 ) %0 ) 8#( = %!& % ! =
% # # " " = / & ! % #
&! ) ##9 2 & 0 $ .% & - &" / ! ' # ( ) #
$ < & -? . % 1 % 2 3- 88 : 8
1 & & ! $ 0 # $ * +
2 ." & . . % " %& & - & . %
1" 0 +
(
/ 2 % % $@ , * - . % <
/+ . * $ ! + ##9 # ' # $
+ . / ! $.% & A $ ##
! . %& ! = % # # " " =
/ & ! % #
% &., 86 ! 2" 0& @ %! .% & '% . "& & % &
/ ! * ' < & . % < = 4
=
", - &" ". 0 / & "& / ! ' # (
" # < & . % < : (
@ ! $ B ## + * / . "& . -!
@ & 0 # # " 0& " & 0 # # # 8 #:."
-%! $ ! % ## / #
%! 0& ! ## # ) & : ". : :%"& . , !
" " " #
) % < , / ? = A 9 " ##6 + , $ %
+) ! " " ( " % #
" C" % % & , $ & 8 . % <
& ## . / . / ! ' # # $ +
. % 1 % 2
3-A % D" % 2 ## 0
! E ". ! ! ! A ! % ##9
A"% / - "& $ $ % $ ##= "! , - ) .& . %
/ & "& @ & ' & . . / ! * (
" # ) )$$) ? "! == =
, / < ##( + 1 / ! * < &
* !& > * . & 9 ( 4 9 9
< <A- # & &"& 0 / & "& ' - & #
(:(
& $ % ##= % , @ 0 $ % 2 %! 2 % & &
6
,& 0 , ! # # * !
& ! & ( (=( % :* " : %
$ % 1 5 ## 7 ! " . % 0% "& .
$ % $ 0 $ ! $", $ % * & + % $
-! ! $" . $ ! % + ## ' # # $
* + . % 1 % 2 3- =
$ ! ## % 1 % - ) & , %
+ " % %0 0 + ) ##6 " " = $ ! % #
$+ !&" + * ! 0 ##6 1"." + % - !" 1 & . %
<
$ / 0 ! / ! " # *
" # < & ( . % < 9#F 99: 98
$ 2" % 1 . > < , $ % & ' # + '
. % - & @ 6 =
$, % ) * & ! + ( ! " / ! ) # "
" < & . % 1 % 2 3- (:8
$, !& -$ ' +" ##( " 2 ( #
. % 0% ! "& . F ##(
' !& " %& # # ) %"0& ! 0 " :
) !
' .& % % & $ !" ) ):
% & ! , & , , , . ## / ! $.% & / . $ # #
& % ! (6 9 -& : '-: /3:' :
. %
3 % < % < & . % <
(=9 4 (=
* & + $ = ! $ 0 # $ * +
2 ." & . . % " %& & - & . %
* ' & 8 ' < & . %
=
* " & 0 - = % 3 4
" % " ! " ) 0 % ) " " # $ ! %
#
* ) ##= ,