• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Orientasi Kader Posyandu Kecamatan Cibeunying Kaler

N/A
N/A
Husen

Academic year: 2024

Membagikan "Modul Orientasi Kader Posyandu Kecamatan Cibeunying Kaler"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

Modul

Orientasi Kader Posyandu Kecamatan Cibeunying Kaler

Sebuah Panduan Ringkas

Posyandu sebagai Center of Excellence,

Teruntuk kader yang bersahaja dan gemar belajar

Nurlienda Hasanah, S.Gz

Pendamping Kader Posyandu Provinsi Jawa Barat

(2)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 2

A. Kader Posyandu?

Siapa sajakah yang bisa menjadi kader Posyandu?

1) Dapat membaca dan menulis.

2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

3) Mempunyai waktu yang cukup dan rela berbagi waktunya untuk masyarakat 4) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu

5) Berpenampilan ramah dan simpatik merupakan nilai tambah.

Berbekal ‘SATU JUTA’, Cukupkah?

Kader Posyandu memiliki bekal satu juta (sabar, tulus, jujur dan tawakal) merupakan bekal awal. Kader perlu terus belajar dan melatih keterampilannya mulai dari pencatatan, penimbangan, penyuluhan, pembuatan sistem informasi posyandu (SIP), memahami masalah di posyandu dan penyelesaiannya.

Tugas Mulia Sang Pahlawan Peradaban:

Tugas Kader Posyandu pada H – atau saat persiapan hari buka Posyandu, meliputi : 1. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi dan balita, Kartu Menuju Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur LILA, obat-obatan yang dibutuhkan (tablet besi, vitamin A, Oralit, dan lain-lain sesuai kebutuhan), bahan/materi penyuluhan dan lain-lain 2. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu

3. Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa / kelurahan dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka Posyandu

4. Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas diantara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.

Tugas Kader pada hari buka Posyandu disebut pelayanan 5 langkah kegiatan meliputi :

Kegiatan 1, tugas-tugas kader sebagai berikut :

1. Mendaftar bayi / Balita, yaitu menuliskan nama bayi / Balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS

2. Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Register Ibu Hamil

(3)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 3 Kegiatan 2, tugas-tugas kader sebagai berikut :

1. Menimbang bayi / balita

2. Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS

Kegiatan 3, tugas-tugas kader sebagai berikut:

Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas kedalam KMS anak tersebut.

Kegiatan 4, tugas-tugas kader sebagai berikut :

1. Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan.

2. Memberikan nasehat kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran

3. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan, untuk balita, ibu hamil dan menyusui berikut ini :

Balita : apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS, 2 kali berturut- turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu-kurus, busung lapar, diare, rabun mata dan sebagainya)

Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaannya kurus, pucat, bengkak kaki, pusing terus menerus, pendarahan, sesak napas, gondokan dan sebagainya

Orang sakit

Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu, misalnya pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, Oralit, dan lain sebagainya.

Kegiatan 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, dan lain-lain. Pelayanan yang diberikan antara lain : 1. Pelayanan Imunisasi

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) 3. Pengobatan

4. Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A dan obat-obatan lainnya 5. Pemeriksaan kehamilan bagi Posyandu yang memiliki sarana yang memadai dan lain- lain sektor yang terkait.

Tugas-tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi :

1. Memindahkan catatan-catatan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) kedalam buku register atau buku Bantu kader

2. Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada bulan berikutnya

3. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama orang tua balita yang lokasi rumahnya berdekatan (kelompok Dasawisma)

(4)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 4 4. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan), sekaligus untuk tindak lanjut / rujukan dan mengajak orang tua balita datang ke Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya

B. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) = INVESTASI

Posyandu adalah upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana.

Mengapa Posyandu Penting?

a. Angka kematian Bayi dan Ibu sangat tinggi, Posyandu sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar bersumber dari masyarakat dan tersebar di seluruh wilayah

b. Posyandu sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat

c. Posyandu memberdayakan masyarakat

(Wadah berbagai kegiatan kesehatan, pendidikan, peningkatan ekonomi keluarga dsb)

BKB, BKR DAN BKL

T B C

•Penimbangan

GIZI

(Deteksi Dini Tumbuh kembang )

·Suplementasi Gizi Vit A, Fe

•PMT•KIE

•Rujukan

PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA

Pemanfaatan Pekarangan/UPGK

IMUNISASI BCG, DPT, Polio,

Hepatitis B, Campak, TT Pelayanan

KIE

PGG.DIARE Oralit Pelayanan

KIE

KB

Pelay.KB PUP, dan

KIE

KIA

ANC dan KIE

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/ KELUARGA

P O S Y A N D DBD U

PHBS

PAUD

Keterangan :

1. Kotak Horizontal : Keg. Pokok pada POSYANDU/saat penimbangan (1 bulan 1X )

2. Kotak Vertikal : Kegiatan tambahan (setiap hr)

Pengg. Masy olehTokohAgama PKDRT/KKG

HIV-AIDS

DASAWISMA

KONSEP DASAR POS YANDU

15

(5)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 5

SATGAS : PROGRAM/KEGIATAN

DASAWISMA Pembinaan 10. keluarga, pembinaan Kader Pos Yandu

PHBS Kesling, Pemugaran Rumah, K3, Penyakit menular, Penyuluhan

PKDRT : Sosialisasi PKDRT

UPGK Pemanfaatan pekarangan,TOGA, aneka tanaman pangan

PAUD :Mendidik anak dari segi Afective, Kognitif dan Psikomotorik

DBD Foging, penyuluhan

BKB, BKR, BKL Pembinaan Keluarga Lansia, Remaja, Balita

TBC Penyuluhan,

HIV/ AIDS Penyuluhan

PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA

Gramin Bank, Koperasi, Pengusaha ekonomi lemah/menengah, UP2K, UED-SP

PENGANEKA RAGAMAN PANGAN

Penganekaragaman makanan Non Beras

1 7

URAIAN KEGIATAN VERTICAL

Paket Pelayanan Minimal Bayi dan Balita :

1. Penimbangan bulanan dan penyuluhan gizi dan kesehatan

2. Pemberian paket pertolongan gizi: Pemberian vitamin A, pemberian paket Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

3. Imunisasi lengkap dan pemantauan kasus lumpuh layuh

4. Identifikasi gangguan/penyakit, pengobatan sederhana dan rujukan, terutama untuk diare, radang paru-paru (Pnemonia)

Ibu Hamil

1. Pemeriksaan Kehamilan

2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu kurang gizi atau Kurang Energi Kronis (KEK)

3. Pemberian tablet tambahan darah (tablet besi) 4. Penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu

Ibu Nifas/Menyusui

1. Pemberian kapsul vitamin A

2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

3. Pelayanan nifas bagi ibu dan bayinya dan pemberian tablet tambah darah 4. Pelayanan KB

5. KIE / Penyuluhan tentang makanan selama menyusui, ASI Eksklusif, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya dan KB.

(6)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 6 Paket Pelayanan Pilihan

1. Program samijaga dan perbaikan lingkungan pemukiman

2. Perkembangan anak, termasuk kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB, PAUD) 3. Penanggulangan penyakit endemis setempat, misalnya gondok, Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria dan lain-lain.

4. Usaha kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) Bagaimana jika Posyandu kurang optimal?

Permasalahan AKIBAT KURANG OPTIMAL POSYANDU

POSYANDU TIDAK BERFUNGSI

OPTIMAL, STRATA RENDAH

PELAYANAN KIA DAN KB MENURUN

PENINGKATAN GIZI MASY. MENGENDUR

IMUNISASI - UCI RENDAH

PENANGGULANGAN DIARE/PENYEHATAN LINGKUNGAN MEROSOT

MUNCUL BERBAGAI KLB:

-KURANG GIZI -POLIO

-DBD -MALARIA -FLU BURUNG

KESADARANDLL

DAN PERAN SERTA MASY.

KURANG KEWASPADAAN MASY.

MENURUN

PENYULUHAN/PROMOSI KES. TIDAK BERJALAN

MASALAH AKAR MASALAH

2 2

C. Kartu Menuju Sehat (KMS)

KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, diisi setiap bulan sejak anak lahir hingga berusia 5 tahun dan KMS = “Raport” kesehatan gizi balita

Empat Bagian utama KMS yakni:

Identitas bayi dan balita.

Kurva penimbangan dan pengukuran berat badan bayi dan balita

Jadwal pemberian vitamin dan imunisasi bagi bayi dan balita

Informasi mengenai pemberian ASI, perkembangan anak sehat dan penanganan pertama terhadap diare

(7)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 7 Untuk selengkapnya, contoh KMS balita perempuan dan laki-laki sebagai berikut : KMS Perempuan

KMS laki-laki

(8)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 8 a. Halaman depan KMS

b. Halaman belakang KMS

(Berisi info Berat Badan, Permberian ASI Eksklusif, Vitamin A dan Imunisasi) Jenis Catatan KMS

Pengisian KMS dilakukan pada saat hari buka Posyandu, yaitu pada:

1. Pelayanan 3

Kader memindahkan catatan hasil penimbangan (berat badan) yang ditulis pada secarik kertas ke dalam grafik KMS

2. Pelayanan 4

Kader membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu mengenai keadaan anak.

Kader juga menanyakan berbagai informasi penting mengenai perkembangan tumbuh kembang anak, kemudian dimasukkan ke dalam KMS

Manfaat catatan/informasi KMS balita

a. Alat pemantau tumbuh kembang balita bisa dijadikan acuan penyuluhan kepada ibu’keluarga

b. Alat pencatatan pelayanan kesehatan balita sebagai bahan acuan untuk rujukan ke pelayanan 5 maupun puskesmas.

(9)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 9 Rujukan bagi balita

• Berat badan balita di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS dan dicurigai gizi buruk

• Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik

• Berat badan balita berada di atas normal pada KMS (terlalu gemuk)

• Balita sakit

• Balita belum diimunisasi dan belum mendapat kapsul vitamin A.

Langkah-langkah Mencatat pada KMS

• Mencatat nama Posyandu, identitas anak dan orang tua pada tabel di sebelah kiri atas

• Mencatat pemberian imunisasi pada tabel di sebelah kiri tengah

• Mencatat pemberian vitamin A pada tabel sebelah kiri bawah

• Mencatat hasil penimbangan (berat badan) pada grafik KMS Mengisi Grafik KMS

• Pada kolom yang harus diisi bulan, cantumkan pada kolom pertama, bulan kelahiran anak. Kolom selanjutnya diisi dengan bulan-bulan berikutnya

• Masukkan data berat badan anak ke dalam grafik dengan cara membuat titik yang mempertemukan garis datar (kg berat badan) dan garis tegak (bulan penimbangan)

• Apabila bulan lalu anak ditimbang, sambungkan titik penimbangan bulan ini dengan titik penimbangan bulan lalu (hanya titik yang merupakan hasil penimbangan berturut-turut yang boleh disambungkan)

• Mencatat pemberian ASI saja (ASI Eksklusif) pada bayi umur 0-6 bulan pada kotak di bawah 6 kolom bulan pertama, caranya:

• Membuat tanda strip (coret) pada kotak apabila bayi diberi makanan/minuman lain selain ASI

• Tuliskan E0 sampai dengan E6 pada kotak apabila bayi hanya diberi ASI

• Mencatat lain-lain, yaitu catatan tentang sakit yang pernah dialami anak dan penanganannya, ditulis di dalam garis-garis tegak pada grafik KMS

Perhatikan umur!

Mengapa umur harus dihitung teliti?

a. Karena pertumbuhan anak berhubungan dengan umur

b. Karena kecepatan tumbuh balita dari 0 – 60 bulan berbeda-beda

c. Mengetahui umur anak dengan tepat sangat penting untuk menilai apakah kecepatan tumbuh normal pada usia tersebut.

Kecepatan tumbuh anak laki-laki:

Antara 0 – 1 bulan = 0,8 – 1,1 kg Antara 8 – 9 bulan = 0,3 – 0,5 kg Kecepatan tumbuh anak perempuan:

Antara 0 – 1 bulan = 0,6 – 0,9 kg Antara 8 – 9 bulan = 0,3 – 0,5 kg

(10)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 10 Kesalahan menghitung umur anak

a. Umur dihitung hanya menggunakan bulan dan tahun penimbangan dengan bulan dan tahun lahir anak mengabaikan selisih hari

b. Umur anak dihitung dengan menambahkan 1 bulan untuk setiap hari buka posyandu, akibatnya umur anak lebih tua atau muda dari sebenarnya karena sangat tergantung dari jadwal hari buka posyandu.

2 Cara menghitung umur anak balita

CARA 1

1. Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun misalnya : 5-4-2011 2. Tulis tanggal kunjungan, misalnya : 19-9-2012

3. Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan tanggal lahir, misalnya:

Penyelesaian

Tanggal kunjungan 19 09 2012 Tanggal lahir 05 04 2011

14 05 1 = 1 tahun 5 bulan 14 hari (Jadi umur anak dibulatkan menjadi 12 bulan + 5 bulan = 17 bulan)

(11)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 11 CARA 2

1. Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun misalnya : 19-9-2011 2. Tulis tanggal kunjungan, misalnya : 05-04-2012

3. Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan tanggal lahir, misalnya Penyelesaian:

Tanggal kunjungan 05 04 2012 Tanggal lahir 19 09 2011

-14*) -5 1 = 1 tahun – 5 bulan – 1 bulan (Jadi umur anak menjadi 12 bulan – 5 bulan – 1 bulan = 6 bulan)

*) jika selisih tanggal adalah negatif maka dikurangi 1 bulan, jika selisih tanggal adalah positif maka selisih tanggal diabaikan.

TANGGAL LAHIR TIDAK DIKETAHUI

Gunakan kalender lokal

Tanyakan kapan anak dilahirkan dengan menghubungkan kejadian penting yang terdekat, misalnya lebaran.

Mencari anak yang pada saat dilahirkan bersamaan/berdekatan.

(12)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 12 Cara membaca grafik pertumbuhan pada KMS a. Apabila anak berada di lajur bewarna hijau maka anak berada pada jalur pertumbuhan normal

b. Apabila anak berada di bawah lajur merah (warna putih) menunjukkan anak kurus dan perubahannya dapat dikatakan membaik apabila mendekati lajur hijau. Pendekatan grafik pada lajur hijau tua dikenal dengan kejar tumbuh kembang.

KMS merupakan salah satu alat untuk memantau berat badan menurut umur (BB/U) anak. Hal ini dilakukan guna mengklasifikasikan apakah anak mengalami kelebihan berat badan atau sangat gemuk. Indikator BB/U paling umum digunakan namun tidak cocok digunakan apabila umur anak tidak diketahui dengan pasti.

Seorang anak dengan BB/U rendah disebabkan pendek (stunting), atau kurus (thinness) atau keduanya. Namun demikian, jika seorang anak memiliki edema pada kedua punggung akan meningkatkan berat badannya, walaupun sebenarnya anak tersebut berat badannya sangat rendah. Sehingga indikator BB/U tidak cocok digunakan pada kondisi mengalami edema.

Pemantauan gizi anak menggunakan KMS dilakukan secara rutin per bulannya, sehingga dapat diketahui perkembangan anak dari waktu ke waktu. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi anak secara berkesiambungan, mencegah dan menekan terjadinya penyimpangan pertumbuhan sejak dini. Pemantauan gizi merupakan upaya deteksi dini dalam mengetahui kesehatan anak yang sederhana dan mudah dilakukan oleh kader dan orang tua.

(13)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 13 D. Penyuluhan

Penyampaian pesan/informasi dari satu orang atau kelompok kepada satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai hal yang berkaitan mengenai kesehatan ibu dan anak

Penyuluhan di layanan 4 Posyandu

• Dilakukan dengan pendekatan perorangan, sehingga bukan penyuluhan kelompok

• Kader dan petugas kesehatan melaksanakan penyuluhan kelompok pada hari buka Posyandu atau di luar hari buka Posyandu

Topik Penyuluhan di Posyandu

• Cara memantau pertumbuhan anak

• Pemberian ASI Eksklusif pada anak 0-6 bulan

• Gizi dan pemberian vitamin A untuk balita

• Manfaat imunisasi bagi balita

• Cara memantau dan melatih perkembangan anak

• Perawatan ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui

• Gizi dan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu

• Persalinan yang aman

• KB setelah melahirkan

• PHBS dan Kadarzi

• Perawatan gigi dan mulut

• Penyuluhan lain sesuai kebutuhan Isi Penyuluhan

Pesan Pokok, yaitu informasi yang diharapkan peserta mau melaksanakannya

Manfaat, yaitu penjelasan mengenai hal-hal positif jika peserta melaksanakan pesan- pesan tersebut

Akibat, yaitu penjelasan mengenai hal-hal negatif jika peserta tidak melaksanakan pesan-pesan tersebut

(14)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 14

• Jika masalah sudah terjadi pada peserta, jelaskan bagaimana peserta, keluarga, dan Posyandu dapat mengatasinya

• Kader perlu menguasai materi-materi penyuluhan dengan banyak belajar, membaca, dan bertanya pada orang lain

Tips Agar Penyuluhan Menarik

• Informasi dan saran diberikan berdasarkan keadaan dan permasalahan peserta

• Informasi dan saran jelas dan cukup praktis agar dapat dilaksanakan

• Informasi dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti

• Bersikap ramah

• Memberi kesempatan bagi peserta untuk bertanya E. Pencatatan Kegiatan Posyandu = SIP ?

Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan data/informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi, dan perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu

Manfaat SIP

• Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga dapat mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran

• Menyediakan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dapat menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan masyarakat

Jenis Format SIP

1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan/nifas 2. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu

3. Register balita dalam wilayah kerja Posyandu 4. Register WUS-PUS dalam wilayah kerja Posyandu 5. Register ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu

6. Data pengunjung, petugas, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan/nifas

7. Data hasil kegiatan Posyandu Cara Pengisian SIP

1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan/nifas

→ dilaksanakan setiap bulan oleh kader Dasa Wisma dan disampaikan secara secara lisan kepada Ketua Kelompok PKK RW/Dusun/Lingkungan melalui Ketua Kelompok RT dan kader Posyandu di wilayah bersangkutan

2. Register bayi dan balita dalam wilayah kerja Posyandu → dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan. 1 lembar format ini berlaku 1 tahun

3. Register WUS-PUS dalam wilayah kerja Posyandu → dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk 1 tahun

4. Register ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu → dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk 1 tahun

(15)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 15 5. Data Posyandu → dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka

Posyandu (atau setiap ada kegiatan)

6. Data hasil kegiatan Posyandu → dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka Posyandu (atau setiap ada kegiatan)

F. Penilaian masalah Sasaran Posyandu

Bagaimana tindak lanjut setelah kader memahami informasi atau catatan tersebut ? Kader memahami masalah/kebutuhan posyandu yaitu keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu, menghambat, atau mengurangi kesejahteraan hidup masyarakat

Masalah dari kelompok sasaran umum yang menjadi perhatian kader:

1. Ibu hamil dan ibu menyusui 2. Ibu nifas

3. Balita 4. PUS

Masalah dari kelompok sasaran yang perlu perhatian segera:

1. Ibu hamil/menyusui/nifas: bumil risti, bumil kurang gizi dan anemia

2. Bayi/balita: BBLR, kurang gizi, belum imunisasi, rabun ayam, gondok, batuk dan sesak, sering diare

3. Sebaiknya mengutamakan masalah gizi ibu hamil, menyusui, bayi, dan balita Pembahasan Masalah

Mendiskusikan masalah-masalah yang berhasil ditemukan oleh kader Posyandu untuk melihat apa penyebab dan akibat suatu masalah

Manfaat Pembahasan Masalah

1. Kader dapat menentukan masalah yang mendesak untuk ditangani

2. Kader dapat menentukan kegiatan yang tepat untuk menangani suatu masalah Kapan melakukan Pembahasan Masalah?

• Kegiatan buka Posyandu (5 pelayanan)

• Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas untuk merencanakan kegiatan Posyandu bulan berikutnya

• Bahan-bahan yang digunakan untuk melihat masalah: data KMS/SIP, SKDN, SIP/buku catatan lain, buku bantu kader

Upaya Pemecahan Masalah KEGIATAN OLEH POSYANDU

1. Pelayanan Minimal Posyandu: Perbaikan gizi dan PMT, KIA, KB, imunisasi, penanggulangan diare

2. Pelayanan Pilihan Posyandu: kesling, BKB, PAUD, penanggulangan penyakit menetap, UKGMD, dsb

(16)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 16 KEGIATAN OLEH MASYARAKAT

1. Melaksanakan PHBS

2. Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin untuk ibu dan anak 3. Melaksanakan anjuran kader dan petugas kesehatan

RUJUKAN OLEH KADER

1. Kader dapat memberikan surat pengantar ke Puskesmas bagi orang yang memiliki tanda-tanda masalah kesehatan

2. Biasanya rujukan oleh kader dibuat di pelayanan 4, dapat juga di luar hari buka Posyandu

Orang-orang yang Perlu Dirujuk 1. Balita BGM/kurus

2. Balita 2T berturut-turut 3. Balita terlalu gemuk 4. Balita yang tampak sakit

 Lemah, lesu, tidak bergairah

 Panas tinggi, rewel, tidak mau makan

 Tidak mau menyusu

 Bercak putih pada mata

 Diare dan muntah-muntah

 Tidak bisa pipis lebih dari ½ hari

 Batuk, sesak, batuk 100 hari

 Terlihat penyakit kulit

5. Ibu hamil dengan tanda-tanda:

 LILA < 23,5 cm atau kurus

 sering pusing, berkunang-kunang

 Muntah terus-menerus

 Nafsu makan kurang

 Kaki bengkak

 Sesak napas

 Perdarahan saat hamil muda

 Lesu, lemas, lelah, mudah mengantuk

 Kelopak mata bagian dalam pucat

 Mencret lebih dari sehari semalam

 Mencret mengandung darah

(17)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 17 G. Kegiatan Posyandu

Penimbangan menggunakan dacin

9 langkah penimbangan:

1) Gantungkan dacin pada tempat yang kokoh:

2) Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah kuat-kuat.

3) Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0(nol). Batang dacin dikaitkan dengan

tali pengaman.

4) Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin.

Ingat bandul geser pada angka 0 (nol).

5) Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau kotak timbang

dengan cara memasukkan pasir/batu ke dalam kantong plastic diujung batang dacin sampai kedua jarum diatas tegak lurus.

6) Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin.

7) Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser.

8) Catat hasil penimbangan

9) Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu

bayi atau balita dapat diturunkan.

(18)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 18 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan:

a. Pakaian dibuat seminim mungkin, baju’pakaian yang cukup tebal harus dilepaskan (termasuk topi, alas kaki dan jaket)

b. Geserlah anak timbang sampai tercapai keadaan seimbang, kedua ujung jarum (paku) terdapat pada satu titik

c. Gunakanlah tali pengaman untuk batang dacin Kesalahan dalam menimbang anak:

a. Batang dacin tidak datar (seimbang) b. Bandul penyeimbang tidak dipasang

c. Sarung timbang sudah dipasang, tanpa memeriksa kedua ujung jarum

d. Anak langsung ditimbang sehingga berat badan anak lebih berat dari sebenarnya

(19)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 19 Mengenal Alat Ukur Tinggi Badan

Alat Ukur Tinggi Badan (“Microtoise”)

Pita pengukur tinggi badan Tempat paku atau perekat untuk menempelkan alat ke dinding

Sisi siku-siku yang menempel ke dinding

Sisi siku-siku yang menempel ke kepala anak

Jendela pembaca angka tinggi badan anak 17

(20)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 20

C AR A M EM AS AN G M IC R OT OI S E

2. Pilih dinding yang rata dan tegak lurus ke lantai

1. Pilih lantai yang rata

3. Letakkan microtoise dgn bagian yang akan menempel pada kepala anak rapat di lantai

4. Tarik pita ke atas menempel di dinding sampai pada jendela baca menunjukkan angkaNOL

5. Pakukan atau rekatkan ujung pita ke dinding

18

2. Bagian belakang kepala, punggung dan tumit menempel raopat ke dinding

1. Anak berdiri tegak membelakangi dinding dengan pandangan ke depan

3. Gerakkan microtoise sampai menempel di kepala anak dan baca angka pada jendela baca

C AR A M ENG U K U R T ING G I BA D AN

19

(21)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 21

Cara Mengukur Tinggi/Panjang Badan

1. Berdiri membelakangi dinding dimana microtoise terpasang dengan posisi santai, 2. Tangan disamping badan, tumit, betis, pantat, tulang belikat dan kepala menempel di

dinding. Pandangan lurus ke depan.

3. Tarik microtiose ke bawah sampai menempel ke kepala. Bagi terukur yang diikat rambutnya, menggunakan bando agar dilepaskan terlebih dahulu atau digeser ke bagian kiri kepala.

4. Sebagai pegukur harus membaca hasil pengukuran pada microtoise (garis merah pada jendela baca) sejajar mata/tegak lurus.

5. Saat pengkuran, sandal, dan topi harus dilepas.

6. Bacaan pada ketelitian 0,1 cm, artinya apabilatinggi terukur 160 cm, harus ditulis 160,0 cm (koma nol harus ditulis).

Microtoise

Tumit menempel

Dinding

(22)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 22 Mengenal Alat Pengukur Panjang Badan

KEADAAN ALAT UKUR PANJANG BADAN YANG BARU DIKELUARKAN ATAU YANG SIAP DIMASUKKAN KE DALAM TAS PENYIMPAN

Bagian pertama alat ukur

panjang badan Bagian kedua alat ukur panjang badan di taruh terbalik

Sekrup pengikat kedua bagian alat ukur Alat geser

10

Sekrup pengikat di buka

kedua bagian alat ukur dilepas dan siap untuk disambungkan

Pasak kayu

Lubang tempat pasak kayu di masukkan 11

(23)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 23 Putar sekrup pengikat ke kanan

atau ke kiri sampai angka pada jendela baca menunjukkan NOL Jendela baca

Alat geser menempel rapat ke dinding alat ukur

14

0

SALAH: Telapak kaki tidak menempel dua-duanya 15

(24)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 24 Cara Mengukur Panjang Badan yang Salah

16

Cara Mengukur Panjang Badan yang Benar

Apa beda penimbangan bulanan dan pemantauan pertumbuhan ?

Penimbangan bulanan Pemantauan pertumbuhan D = Datang D = Deteksi

D = Daftar D = Dini

T = Timbang T = Tumbuh K = Kueh K = Kembang B = Bubar B = Balita

Umum terjadi Seharusnya

(25)

Modul Orientasi Kader Posyandu, Disusun oleh Nurlienda Hasanah, S.Gz 25 Sumber :

Pedoman Pelatihan Kader Posyandu (2006) Departemen Kesehatan RI WHO. 2008. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak, Interpretasi Indikator Pertumbuhan. Jakarta: Kerjasama Depkes RI dengan WHO.

Jika terdapat pertanyaan dan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:

Nurlienda Hasanah, S.Gz 0857 2240 5762

Referensi

Dokumen terkait

PERAN KADER POSYANDU UNTUK MEMBEKALI PEMAHAMAN ORANGTUA TENTANG KESEHATAN DAN GIZI MELALUI PENYULUHAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejauh mana para ibu rumah tangga Bulak Banteng Surabaya menerima pesan berupa segala informasi yang berkaitan dengan

menghimbau masyarakat agar membantu kader posyandu dalam memberikan penyuluhan kesehatan bagi lansia Kepala desa menggerakkan masyarakat untuk mengajak lansia untuk

Peneliti berasumsi dalam penyampaian informasi yang disampaikan orang lain terutama seseorang yang lebih paham mengenai kesehatan dimana isi pesan yang disampaikan

Oh jadi begitu ya bu, coba ibu ceritakan bagaimana peranan anda sebagai kader Posyandu dalam mengawasi kesehatan anak.. Kita kan kasih penyuluhan seperti ditanyain

Komunikasi interpersonal (Liliweri, 2007) yaitu penyampaian pesan oleh satu orang dan diterima oleh satu orang atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampak dan ada

Pesan-pesan yang disampaikan bidan dalam mempromosikan kehamilan dan persalinan di Kecamatan Bangsalsari tidak hanya berkaitan dengan kandungan ibu hamil saja, namun juga

Terdapat perubahan nilai rata-rata pengetahuan setelah dilakukan 3 kali pertemuan mengenai karies gigi sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu 27,29 menjadi 33,00 pada 31 kader Posyandu di