Indonesia sebagai negara maritim mempunyai kekayaan hayati laut yang melimpah, salah satunya adalah keanekaragaman terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya. Untuk melestarikan kekayaan melimpah tersebut diperlukan upaya untuk menjaganya. Pemantauan kesehatan terumbu karang yang diartikan sebagai kegiatan pengumpulan data dan informasi bioekologi kelompok bioshow yang salah satu upayanya adalah indikator kesehatan terumbu karang. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pemantauan kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait yang berkompeten dibidangnya.Pemantau yang kompeten dapat dihasilkan melalui proses penyelenggaraan pelatihan-pelatihan.
Modul Pelaporan dan Analisis Data Pengkajian Terumbu Karang merupakan salah satu bagian dari Modul Pelatihan Pengkajian Terumbu Karang. Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Migrasi Republik Indonesia No. 8 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi, modul kelima ini memuat tiga bagian, yaitu Unit Kompetensi 1 Pengelolaan Data Fotografi Terumbu Karang, Unit Kompetensi 2 Analisa Data Terumbu Karang, dan Unit Kompetensi 3 Pembuatan Laporan Pengkajian Terumbu Karang. Pengelolaan data, analisis data untuk penyusunan laporan, selain pengumpulan data, merupakan unsur kompetensi utama dalam menilai keadaan terumbu karang.
Sebelum mempelajari modul kelima ini, peserta diharapkan telah mempelajari modul lainnya yaitu modul 1-4 untuk menilai kondisi terumbu karang. Modul ini telah disusun dan disesuaikan dengan unit kompetensi dan kinerja RSKK Penilai Kondisi Terumbu Karang untuk mempersiapkan peserta pelatihan sertifikasi kompetensi di bidang ini.
PENDAHULUAN
- Deskripsi
- Pra syarat
- Tujuan
- Petunjuk penggunaan modul
Prasyarat untuk mengikuti modul analisis dan pelaporan data Penilaian Kondisi Terumbu Karang adalah peserta telah mengikuti atau mengetahui pengumpulan data Bahan dan Teknik Persiapan Penilaian Kondisi Terumbu Karang. menggunakan metode Transek Foto Bawah Air (UPT), sehingga diharapkan mereka tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti modul ini. Peserta berhak bertanya kepada pelatih jika menemukan hal-hal yang belum dipahami dari modul ini.
Pendahuluan | 3Petunjuk bagi pelatih
Peta Kedudukan Modul
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
Pendahuluan | 52. Menganalisis
UNIT KOMPETENSI 1
MENGELOLA DATA HASIL PEMOTRETAN TERUMBU KARANG
Elemen Kompetensi 1: Memindahkan foto hasil
- Uraian materi
- Praktik Unjuk Kerja
- Penilaian/Evaluasi a. Lembar Evaluasi
- Elemen Kompetensi 2 : Membuat cadangan data foto hasil pemotretan
- Elemen Kompetensi 3 : Memilah data foto hasil pemotretan
Judul Modul: Analisis Data dan Penilaian Status Terumbu Karang Elemen Kompetensi Pelaporan: Pemindahan foto yang diambil dari lapangan ke media penyimpanan data. Menyalin file foto dari folder kamera ke folder lokasi di harddisk atau flashdisk, 2. Menyalin file foto dari folder kamera ke folder lokasi di harddisk atau flashdisk, 3.2 Menyalin data dan.
Judul Modul: Analisis Data dan Pelaporan Penilaian Kondisi Terumbu Karang Unsur Kompetensi: Pendukung Data Fotografi. Pencadangan data foto hasil pengambilan gambar dimaksudkan untuk mengurangi resiko kehilangan data akibat kendala teknis di lapangan seperti kehilangan data. Data foto cadangan disimpan dan diberi nama dalam folder yang berbeda-beda pada media penyimpanan yang berbeda-beda.Nama file dalam folder data foto sangat penting untuk dianalisis, karena nama merupakan identitas yang dapat mengingatkan kita kapan dan dimana file tersebut diambil.
Buat salinan cadangan data sebagai salinan cadangan data pemotretan 2. Simpan salinan cadangan ke hard drive eksternal yang tersedia. Gunakan harddisk ORI dan aktifkan folder LLLMMMMyyyORI yang telah dibuat dan buat subfolder yang berisi kode stasiun/ID sampel dengan format LLLLnn. Gunakan harddisk ORI dan aktifkan folder LLLMMMMyyyORI yang telah dibuat dan buat subfolder yang berisi kode stasiun/ID sampel dengan format LLLLnn.
Simpan file cadangan ke harddisk eksternal bernama ORI Hard Disk. Pemilahan data foto hasil pemotretan merupakan tahap akhir dalam pengelolaan data bingkai foto hasil pengumpulan data lapangan. Setelah menguasai materi transfer data foto dan backup data foto, tahap pemilahan foto menjadi sangat penting untuk menunjang tahap selanjutnya yaitu analisis data.
Judul modul: Analisis data dan pelaporan penilaian kondisi terumbu karang Elemen kompetensi: Pemilahan data fotografi. Penyortiran data foto yang dihasilkan dilakukan setelah data foto dari memori kamera ditransfer ke hard disk eksternal. Aktifkan hard disk ANA lalu pilih foto yang akan digunakan untuk analisis data di setiap stasiun.
UNIT KOMPETENSI 2
MENGANALISIS DATA TERUMBU KARANG
Elemen Kompetensi 1 : Memasukan (input) data foto dengan perangkat pengolah gambar (image processing
CPCe adalah program yang digunakan untuk menganalisis tutupan karang di suatu wilayah tertentu. Program ini menyimpan file data kode yang mewakili karang dan substrat dasar terumbu karang. Selain itu, Anda juga dapat menambahkan catatan berupa kode yang dapat menampilkan nama jenis karang atau nama biota lainnya.
Program CPCe memiliki beberapa fitur yang dapat memudahkan proses analisis tutupan karang, seperti fungsi peningkatan citra dan fungsi pengurutan file. Fungsi peningkatan gambar berfungsi untuk meningkatkan kualitas gambar atau foto yang dianalisis. Selain itu, terdapat juga fungsi file sequencer yang memungkinkan Anda mengubah nama file foto yang akan digunakan dalam proses analisis CPCe.
Judul Modul: Analisis Data dan Pelaporan Penilaian Kondisi Terumbu Karang Unsur Kompetensi: Memasukkan (input) data foto dengan software pengolah gambar. Tekan start file aequncer, file-file yang ada di dalam folder akan otomatis diberi nama sesuai format yang dimasukkan dan telah diurutkan sesuai urutan frame dalam suatu transek (Gambar 3.1). Judul Modul: Analisis Data dan Pelaporan Penilaian Kondisi Terumbu Karang Unsur Kompetensi: Memasukkan (input) data foto dengan software pengolah gambar.
Buka file yang akan diimpor datanya (impor data) dengan memanggil semua file 4 Data foto disimpan.
Elemen Kompetensi 2: Menganalisis Data Foto Terumbu Karang
- Kode tambahan berupa notes/catatan
Biota bentik yang berasosiasi kuat dengan terumbu karang dan tidak termasuk dalam kategori diktator bentik diindikasikan dan dicatat sebagai substrat dasar bagi hewan lain. Karang lunak masih satu kelompok dengan karang keras yaitu hewan berongga (Coelntrata) atau hewan penyengat (Cnidaria). Pengumpulan data substrat terumbu dasar kelompok alga besar (makroalga) dicatat sebagai Rumput Laut Flesy dengan kode FS.
Pada beberapa kasus, koloni karang yang mengalami pemutihan belum tentu mati, ditandai dengan masih adanya jaringan polip karang dan biasanya masih mengeluarkan lendir, sehingga koloni seperti ini tidak tercatat sebagai hewan karang yang mati. Koloni karang mati yang tercatat masih menempel kuat pada substrat yang robek dengan warna putih bersih. Pada kondisi perairan tertentu, seperti sedimentasi tinggi, koloni karang mati tertutup pasir atau lumpur.
Jika hewan karang mati terlihat tertutup oleh alga berfilamen (filamentous algae/turf algae), maka hal tersebut diidentifikasi sebagai substrat karang mati yang ditumbuhi alga. Karang mati yang tembus alga tampak masih menempel kuat pada substrat atau sebagian sudah terlepas dari substrat dan ditumbuhi alga. Hewan karang mati dalam beberapa hari akan tertutupi oleh pertumbuhan alga sehingga kategori tersebut menjadi karang mati yang ditumbuhi alga.
Seluruh varian substrat dasar terumbu karang mati kelompok atas dicatat sebagai karang mati yang ditutupi alga (deathcoral with algae) dengan label DCA. Pengamatan dan pencatatan pasir bentik seringkali dipertanyakan, terutama bila tercampur dengan substrat karang mati atau lanau yang hancur. Dalam kasus pencampuran dengan puing-puing karang mati, substrat dasar terumbu pasir tampaknya mendominasi, sedangkan lumpur dapat dibedakan dari struktur butirannya yang lebih kasar dan dengan cepat mengendap kembali bila tercampur.
Segala bentuk tutupan dasar pasir dicatat sebagai pasir dengan kode S. Substrat terumbu abiotik lumpur dapat dicirikan pada lokasi terumbu yang dekat dengan pantai dan muara atau bagian pantai yang terlindung. Fragmen karang mati dapat ditemukan dalam jumlah besar di permukaan terumbu akibat terbawa arus dan terendapkan. Fragmen karang mati dicirikan oleh fragmen yang terlepas satu sama lain dengan ukuran yang relatif seragam dan tidak stabil.
Substrat dasar terumbu karang abiotik adalah batuan atau batuan yang bercirikan substrat dasar berupa batuan beku atau bekas koloni karang tanpa bentuk koloni yang jelas. Untuk kategori deduksi dasar dibagi menjadi biotik: karang mati (DC), karang mati yang ditumbuhi alga (DCA), karang lunak (SC), makroalga (MA), halimeda (HA), kumpulan alga (AA), alga koral (CA). , alga gambut (TA), spons (SP), Zoanthid (ZO) dan biota lainnya (OT).
UNIT KOMPETENSI 3
MEMBUAT LAPORAN PENILAIAN KONDISI TERUMBU KARANG
Elemen Kompetensi 1 : Mengintepretasi hasil analisis yang dibutuhkan
- Praktik Unjuk Kerja
Judul Modul: Analisis Data dan Pelaporan Penilaian Kondisi Terumbu Karang Elemen Kompetensi: Menginterpretasikan hasil analisis, alat dan bahan yang diperlukan. Data hasil analisis pengkajian terumbu karang disajikan sesuai kriteria bentik dalam panduan, antara lain: karang keras, karang mati, alga koral mati, koral lunak, spons, alga koral, lainnya, serpihan, dll. Komputer/laptop, printer , foto lapangan, hasil analisis data 2. Hasil analisis diinterpretasikan sesuai kriteria keadaan terumbu karang.
Judul modul: Analisis data dan pelaporan penilaian kondisi terumbu karang Elemen kompetensi: Interpretasi hasil analisis yang diperlukan Pertanyaan. Judul modul : Analisis data dan pelaporan penilaian kondisi terumbu karang Elemen kompetensi : Interpretasi hasil analisis yang diperlukan Tidak ada kriteria kinerja Perintah kerja Tingkat Kema-.
Elemen Kompetensi 2 : Membuat laporan kegiatan pe- nilaian
Judul Modul: Analisis Data dan Pelaporan Penilaian Kondisi Terumbu Karang Unsur Kompetensi: Penyusunan Laporan Kegiatan Penilaian.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA