• Tidak ada hasil yang ditemukan

Moh. Tafaul Jahiddin 190405012.pdf - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Moh. Tafaul Jahiddin 190405012.pdf - etheses UIN Mataram"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

K ota M atar am)

O leh

M O H . T A F A UL J A H I D D I N NI M . 190405012

T esis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister K omunikasi dan Penyiaran Islam ( K PI)

P R O G R A M S T UD I K O M UNI K A SI PE NY I A R A N I SL A M PA SC A SA R J A NA UNI V E R SI T A S I SL A M NE G E R I M A T A R A M

2021

(2)
(3)

K ota M atar am)

P embimbing D r . H . K A DR I , M , S i D r . H . M OH . F A K H R I , M . Pd

O leh:

M O H . T A F A UL J A H I D D I N NI M . 190405012

T esis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister K omunikasi dan Penyiaran Islam ( K PI)

P R O G R A M S T UD I K O M UNI K A SI PE NY I A R A N I SL A M PA SC A SA R J A NA UNI V E R SI T A S I SL A M NE G E R I M A T A R A M

2021

(4)

i

J uli 2021

(5)

ii

(6)

iv

(7)

v

PE R I L A K U K E A G A M A A N M A SY A R A K A T PE S I SI R D I M A SA P A ND E M I C O V I D -19

(Studi K asus D i K elur ahan J empong B ar u K ecamatan Sek ar bela K ota M atar am)

Oleh

MOH. T A F A UL J A HID DIN NIM 190405012

A B ST R A K

Pada awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan wabah virus jenis baru SA R S-C oV -2 dan penyakitnya disebut C oronavirus D isease 2019 (C ovid-19).

V irus ini berasal dari W uhan, T iongkok, ditemukan pada akhir D esember 2019.

C ovid-19 sebagai pandemi telah dideklarasikan oleh World Health Organization (W HO) sejak Maret 2020. T idak hanya soal kesehatan, kondisi wabah C ovid-19 telah berdampak luas ke berbagai sendi kehidupan, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan kehidupan keagamaan. T ujuan penelitian ini untuk mengamati perilaku keagamaan masyarakat pesisir (nelayan) di masa Pandemi C ovid-19.

Metode penelitian dengan menggunakan metode Penelitian K ualitatif D eskriptif dengan jenis penelitian Studi K asus. Perspektif teoritis untuk menjelaskan perilaku keagamaan masyarakat pesisir ini, peneliti menggunakan T eori K onstruksi Sosial Peter L . B erger dan T homas L uckmann dengan 3 (tiga) komponen dialektika eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Hasil penelitian, secara eksternalisasi bagaimana masyarakat melakukan perubahan sosial atas informasi terkait pandemi C ovid-19, secara objektivasi bagaimana perilaku masyarakat pesisir dalam merespon secara implisit atas kebijakan pemerintah dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang pencegahan penyebaran pandemi C ovid-19, dan secara internalisasi hikmah apa yang diambil dalam menyikapi fenomena C ovid-19.

K esimpulan penelitian ini adalah; (1) Masyarakat pesisir (nelayan) cenderung beranggapan bahwa fenomena C ovid-19 merupakan takdir A llah SW T untuk diambil hikmah semakin mendekatkan diri kepada-Nya, dan (2) Meskipun masyarakat pesisir (nelayan) mengetahui fatwa MUI, akan tetapi tidak nampak dalam perubahan perilaku praktek/ aktivitas keagamaan.

K ata K unci : Perilaku K eagamaan, Masyarakat Pesisir, Pandemi, C ovid-19, E ksternalisasi, Objektivasi, Internalisasi, S tudi K asus

(8)

vi

R E L I G I OUS B E H A V IO R O F C O A ST A L C OM M UNI T I E S A M I D C OV I D -19 PA ND E M I C

(A C ase Study in J empong B ar u V illage, Sek ar bela Distr ict M atar am C ity)

B y

M O H . T A F A UL J A H I D D I N NI M 190405012

A B S T R A C T

A t the beginning of 2020, the world was shocked by an outbreak of a new type of virus S A R S-C oV -2, and the disease is called C oronavirus D isease 2019 (C ovid-19). T his virus originated from W uhan, C hina, was discovered at the end of D ecember 2019. C ovid-19 as a pandemic has been declared by the W orld Health Organization (W HO) since March 2020. Not only about health, but the condition of the C ovid-19 outbreak also has a wide impact on various life aspects, such as economic, social, cultural, and religious life. T he purpose of this study was to observe the religious behavior of coastal communities (fishermen) during the pandemic.

T his study employs a descriptive qualitative approach with case study. T he researcher utilizes the social construction theory of Peter L . B erger and T homas L uckmann with three dialectical components of externalization, objectivation, and internalization to explain the religious behavior of this coastal community. T he findings unveil how people create social changes in accepting information related to the pandemic, their behavior in responding implicitly to government policies and the fatwa of the Indonesian Ulema C ouncil (MUI) on preventing the spread of the pandemic, and internally what lessons have been learned in responding to the phenomenon?

T he conclusions of this study are; (1) C oastal communities (fishermen) tend to assume that the C ovid-19 phenomenon is G od's destiny to draw wisdom from getting closer to Him, and (2) A lthough coastal communities (fishermen) know about the MUI fatwa, they do not appear in changes in behavior. religious practices/activities.

K eywor ds: R eligious B ehavior, C oastal C ommunities, Pandemic, C ovid-19, E xter nalization, O bj ectivation, I nter nalization, C ase S tudies

(9)

viii M O T T O

س ِ ُ ف ن َۡ ﻷ ٱ 1 َ ِ ل ٰ

2 َ م ۡ َۡ ﻷ ٱ َ ن م ّ ِ ص ٖ ۡ ق َ ن

1 َ

ِ

ع 2 ج ُ ۡ ل ٱ

1 َ ِ ف ۡ 2 خ َ ۡ

ل ٱ َ ن م ّ ِ ٖ ءۡ 6 ش َ ِ ب م ُ ك ﱠ ن 2 َ ُ ل ب ۡ َ ن َ ل

1 َ ٰ َ ر م َ ﱠ

ث ل ٱ 1 َ َ ن 7 ر ِ ب ِ ٰ

صل ﱠ ٱ ِ ر ّ ش ِ َ ب 1 َ ۗ ت ِ

A R T INY A

“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS. A l B aqarah (2): 155)

(10)

ix

P E R SE M B A H A N

“J angan pernah berhenti untuk belaj ar, tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat, tidak ada kata terlambat dalam proses untuk mencapai cita-cita, live must go on… … … ”

T esis ini kupersembahkan untuk orang-orang yang telah banyak berjasa dalam kehidupan penulis:

1. K edua orang tua, ayahanda (alm) D rs. H. Muchtar B adri dan mertua (alm) D aryanto, bacaan al fatihah untukmu semoga A llah SW T memberikan kelapangan di alam sana. Ibunda Hj. Sofinah dan ibu mertua (Diah Susilowati) semoga A llah SW T memberikan kemuliaan untukmu di dunia dan akherat (aamiin ya rabbal ‘ alamiin);

2. My little family, istri (Unna Diah A ryanty, SE ) terimakasih atas dukungannya, dan untuk generasi penerusku Moh. A l F araby, Moh. A l F arizy dan Moh. A l F ayed (A lfa B rother), semoga kalian menjadi syafaatku di dunia dan akherat (aamiin ya rabbal ‘ alamiin);

3. Saudara-saudaraku atas doa dan dukungannya, keep in touch my brother and sister;

4. Sahabat-sahabatku serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tiada kata kecuali terima kasih yang sebesar-besarnya.

(11)

x

K A T A PE NG A NT A R

A lhamdulillah, tiada daya dan upaya kecuali milik A llah SW T , T uhan semesta alam. A llahummshalli ‘ alaa Sayyidina Muhammad wa alaa aali S ayyidina Muhammad, shalawat dan salam tercurahkan untuk Nabi Muhammad S A W .

Sebagai insan yang selalu dalam kekeliruan, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini dari awal proses penelitian sampai pada tahap penyelesaiannya tidaklah mampu untuk bisa menyelesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tinginya dan ucapan terimakasih yang sedalamnya kepada semua pihak yang telah ikut terlibat membantu, yaitu:

1. Dr. H. K adri, M. Si., selaku Pembimbing I atas arahan dan bimbingannya yang banyak memberikan referensi sehingga penulis terpacu untuk semakin menambah wawasan dengan pesannya yang selalu disampaikan “rajin-raj inlah membaca”.

2. Dr. H. Moh. F akhri, M. Pd., selaku Pembimbing II dengan support, motivasi dan inspiringnya yang membuat penulis terpacu untuk secepatnya menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. D r. S uprapto, M. A g., selaku Direktur Pasca Sarjana atas wejangan dan nasihat-nasihatnya;

4. Prof. Dr. H. Mutawalli, M. A g., selaku mantan R ektor UIN Mataram yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menimba ilmu di K ampus UIN Mataram.

5. Prof. D r. H. Masnun, M. A g., selaku R ektor UIN Mataram terpilih periode 2021-2025, semoga di bawah kepemimpinan bapak UIN semakin maju dan berdaya saing;

6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelesaian tesis ini.

T iada lain yang dapat penulis sampaikan melainkan ucapan J azaakumullaahu K hairan K atsiraa.

Mataram, J uli 2021 PE NU L IS,

MOH. T A F A UL J A HID D IN

(12)

xi

T R A NSL I T E R A S I

H ur uf ar ab T r ansliter asi H ur uf ar ab T r ansliter asi ا

T idak dilambangkan

اى

T idak dilambangkan ب

B

ط

tha ت

T

ظ

za ث

th

ع

‘ ain ج

j

غ

gain ح

h

ف

fa خ

kh

ق

qof د

d

ك

kaf ذ

z|

ل

lam ر

r

م

mim ز

z

ن

nun س

si

1

wau ش

syin

ه

ha ص

shad

ء

hamzah ض

dhad

5

ya

(13)

xii D A F T A R I SI

K O V E R L UA R L E M B A R L O G O K O V E R D A L A M

PE R SE T UJ UA N PE M B I M B I NG ...

PE NG E S A H A N P E NG UJ I ...

PE R NY A T A A N K E A SL I A N K A R Y A ...

L E M B A R PE NG E SA H A N PL A G I A R I SM E ...

A B ST R A K ...

M O T T O ...

PE R SE M B A H A N...

K A T A PE NG A NT A R ...

PE D O M A N T R A NSL I T E R A SI ...

DA F T A R I SI ...

DA F T A R G A M B A R ...

DA F T A R T A B E L ...

DA F T A R D I A G R A M ...

H al

i ii iii iv v viii ix x xi xii xv xvi xvii B A B I PE ND A H UL UA N... 1

A . B . C . D .

L atar B elakang Masalah...

R umusan Masalah...

T ujuan dan Manfaat Penelitian...

R uang L ingkup Penelitian...

1 10 10 12

(14)

xiii E .

F . G.

Penelitian T erdahulu Y ang R elevan...

K erangka T eori...

Pendekatan Penelitian...

13 18 40 B A B I I PA PA R A N D A T A D A N T E M UA N... 56

A .

B .

Paparan D ata...

1. Gambaran Objek Penelitian...

2. K ondisi Sosio-K ultural Masyarakat Pesisir (Nelayan)...

T emuan Data … … … … ...

1. Pengetahuan Masyarakat Pesisir tentang C ovid-19...

2. A ktivitas/ praktek K eagamaan Masyarakat Pesisir di Masa Pandemi C ovid-19...

56 56

63 65 65

72 B A B I I I PE M B A H A SA N... 80

A .

B . C .

D .

K ebij akan Pemerintah dalam Pencegahan Penyebaran C ovid-19...

A nalisis Pengetahuan Masyarakat tentang C ovid-19...

A nalisa A ktivitas/ Praktek K eagamaan Masyarakat di Masa Pandemi C ovid-19...

A nalisa Perilaku K eagamaan Masyarakat Pesisir (Nelayan) di masa Pandemi C ovid-19… … … …

80 90

96

104

B A B I V PE NUT UP… … … .. 107

(15)

xiv A .

B .

K esimpulan...

Saran-saran...

107 108 DA F T A R PUST A K A ...

L A M PI R A N-L A M PI R A N DA F T A R R I W A Y A T H I D UP

109

D A F T A R G A M B A R

(16)

xv Gambar 1.1

Gambar 1.2 Gambar 1.3

Gambar 3.1

L ogika K onseptual...

Situasi Sosial ( Social Situation)… … … . K omponen dalam A nalisa Model D ata

Interaktif...

Susunan Organisasi Gugus T ugas C ovid-19 K ota Mataram… … … ...

Hal 40 44

52

81

DA F T A R T A B E L

(17)

xvi T abel 1.1

T abel 2.1 T abel 2.2

T abel 2.3

T abel 2.4

T abel 2.5

T abel 2.6

D eskripsi Narasumber/ Partisipan/ Informan...

J umlah Penduduk K elurahan J empong B aru...

J umlah Penduduk B erdasarkan Mata Pencaharian di K elurahan J empong B aru...

J umlah Penduduk B erdasarkan A gama di K elurahan J empong B aru...

J umlah penduduk B erdasarkan T ingkat Pendidikan di K elurahan J empong B aru...

J umlah T okoh A gama, T okoh Masyarakat, T okoh Pemuda dan T okoh W anita di K elurahan J empong B aru...

J umlah Nelayan...

Hal 45 58

59

61

61

62 63

D A F T A R DI A G R A M

(18)

xvii Diagram 2.1

Diagram 2.2 Diagram 2.3 Diagram 2.4 Diagram 2.5 Diagram 2.6 Diagram 2.7 Diagram 2.8

Diagram 2.9 Diagram 2.10 Diagram 2.11 Diagram 2.12

T ingkat Pengetahuan Masyarakat T entang C ovid-19...

Sumber Informasi tentang C ovid-19...

Pengetahuan Masyarakat tentang wabah C ovid19...

Pengetahuan Masyarakat tentang K ebijakan Pemerintah...

Pengetahuan Masyarakat tentang F atwa MUI...

Masyarakat yang Melaksanakan Shalat B erjamaah di Masj id..

Masyarakat yang Melaksanakan A ktivitas K eagamaan...

Sikap Masyarakat terhadap Pemberdayaan T okoh A gama dan T okoh Masyarakat… … … . Sikap Masyarakat Menilai C ovid-19...

Sikap Masyarakat atas resiko terpapar C ovid-19...

Sikap Masyarakat Menilai K ebijakan Pemerintah...

Sikap Masyarakat dalam Melaksanakan A ktivitas/ Praktek K eagamaan… … … ....

Hal 66 66 67 68 68 73 74

77 78 78 79

79

(19)

1 B A B I P E ND A H UL UA N A . L atar B elak ang

Pada awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus jenis baru ( SA R S -C oV -2) dan penyakitnya disebut C oronavirus D isease 2019 (C ovid-19). D iketahui, asal mula virus ini berasal dari W uhan, T iongkok. D itemukan pada akhir D esember 2019.1 C ovid-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus.2 V irus ini bisa ditularkan melalui droplet, yaitu partikel air yang berukuran sangat kecil dan biasanya keluar saat batuk atau bersin.

W orld Health Organization (W HO) secara resmi mendeklarasikan virus corona (C ovid-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020, artinya virus corona telah menyebar secara luas di dunia.3 Setelah itu, K eputusan Presiden Nomor 12 tahun 2020 ditetapkan sebagai strategi menanggulangi penyebaran pandemi C ovid-19 yang disebutkan sebagai bencana nasional.4

T ak hanya soal kesehatan, wabah C ovid-19 telah berdampak luas ke berbagai sendi kehidupan, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan kehidupan keagamaan. Perekonomian negara-negara rontok atau setidaknya stagnan karena aktivitas perekonomian terpaksa terhenti. Proses produksi, distribusi, dan konsumsi secara umum menurun karena kebijakan social distancing,

1

Y uliana, C orona vi rus diseases ( C ovid- 19) : Sebuah tinjauan literature, D iakses 5 J anuari 2021, https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026.

2

A dityo S usilo dkk, C oronavirus D isease 2019: Ti njauan L iteratur T erki ni, D iakses 5 J anuari 2021, https://ocw.ui.ac.id/mod/resource/view.php? i d=1838 .

3

D ikutip dari https://covid.go.i d, D iakses 5 J anuari 2021.

4

D ikutip dari https://pmb.lipi.go.id, D iakses 5 J anuari 2021.

(20)

isolation, atau lockdown menahan masyarakat untuk tetap di rumah dan mengurangi kegiatan ekonomi.5

Pandemi C ovid-19 memiliki dampak cukup besar terhadap kondisi sosial dan kemasyarakatan. Masyarakat Indonesia yang dikenal senang bersosialisasi (tidak individualistis), terpaksa harus terus berada di rumah untuk waktu yang tak tentu, menjaga jarak saat berinteraksi ( social and physical distancing), menjalani isolasi mandiri ( self-isolation) jika dipandang kondisi mengkhawatirkan, atau terpaksa menjadi ‘ tahanan rumah’ saat diberlakukan lockdown atau Pembatasan Sosial B erskala B esar (PS B B ) di wilayahnya. S ekolah dan perkantoran tutup, acara-acara pesta atau kegiatan yang mengumpulkan banyak orang dihentikan atau dilarang diadakan, termasuk pesta pernikahan.

D emikian halnya di dalam kehidupan keagamaan masyarakat. R umah- rumah ibadat ditutup agar umat beragama tidak berkumpul demi mengantisipasi penyebaran C ovid-19. K egiatan-kegiatan keagamaan yang mengumpulkan banyak orang dilarang dilakukan, termasuk perayaan hari besar keagamaan. B anyak tuntutan ajaran agama atau tata cara beribadat harus disesuaikan, seperti tidak adanya J umatan dan sebagainya.

Pemerintah melalui lembaga-lembaga terkait juga memberikan sikap protektif terhadap kehidupan beragama. Salah satu wuj ud dukungan untuk

5

A kmal S alim R uhana dan Haris B urhani, L aporan S urvey Pengetahuan, Sikap dan T indakan U mat Beragama Menghadapi C ovid-19, (Puslitbang B imas A gama dan L ayanan K eagamaan, B adan L itbang dan D iklat K ementerian A gama R I) , 6-7. D iakses 20 Maret 2021.

https://simlitbangdiklat.kemenag.go.id/si mlitbang/spdata/upload/dokumenpenelitian/1592454380L aporan_ UmatV S C ovi d_ .pdf

(21)

memutus mata rantai penyebaran C ovid-19 di Indonesia adalah dengan adanya protokol kesehatan di lingkungan rumah ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia memberikan pertimbangan-pertimbangan khusus dan aturan pelaksanaan peribadatan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai jembatan antara penyelenggara pemerintahan dengan ormas-ormas Islam di Indonesia telah mengeluarkan beberapa fatwa penting tentang C ovid-19 diantaranya adalah fatwa nomor 14 T ahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi T erjadi W abah C ovid-19. F atwa ini berisi tuntunan penyelenggaraan peribadatan mulai dari anjuran untuk sholat jamaah di rumah masing-masing, protokol kegiatan keagamaan, sholat J um’at dan berbagai kegiatan keagamaan yang biasanya melibatkan banyak orang.6

K eberadaan fatwa MUI ini juga dikuatkan dengan pernyataan dan berbagai surat edaran organisasi masyarakat (ormas) besar di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, L D II dan lain sebagainya. K eberadaan ormas-ormas Islam ini setidaknya memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait penyelenggaraan kegiatan keagamaan di masa Pandemi C ovid-19. Peribadatan di masa pandemi C ovid-19 juga diatur melalui peraturan Menteri A gama R epublik Indonesia. Surat edaran yang dikeluarkan oleh K ementerian A gama ini menj adi tanda hadirnya negara dalam kehidupan beragama.

6

Y usuf Hanafi, dkk. P andemi C ovid-19: Respon Musli m D alam K ehidupan Sosial- K eagamaan D an P endidikan (S idoarjo, Del ta Pijar K hatul istiwa, 2020) , 10.

(22)

Secara teologis, yang perlu diyakini adalah bahwa A llah SW T sedang menguji hambanya melalui makhluknya berupa C ovid-19 ini, sebagaimana yang tertuang dalam surah A t T aghabun (64) ayat 11.

ٍ ءۡ 6 ش َ ِ ل ّ ُ ك ِ ب ُ ﱠ ٱ 1 َ ۚ ُ ۥ ه َ ب ۡ

ل َ ق ِ د 0 ۡ َ 7 ِ ﱠ ٱ ب ِ ۢ ن م ِ ؤ ۡ ُ 7 ن م َ 1 َ ۗ ِ ﱠ ٱ ن ِ ۡ

ذ ِ إ ِ ب ﱠ ﻻ ِ إ ٍ ة ب َ 8 صﱡ ِ م ن م ِ َ ب ا ص َ َ أ ٓ ا م َ ٞ م 8 ل ِ َ ع ١١

A rtinya:

“T idak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin A llah; dan barangsiapa yang beriman kepada A llah, niscaya A llah akan memberi petunj uk kepada hatinya. D an A llah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. al-T aghabun [ 64] : 11)7

Pandemi C ovid-19, menjadi titik awal berubahnya aktivitas keagamaan pada umat beragama. D alil-dalil rukhsah (pengecualian) dalam teks-teks keagamaan masyarakat Muslim pada saat wabah bermunculan. D alam literatur fikih, bentuk kelonggaran dalam ibadah ini disebut rukhsah, yang secara bahasa bermakna keringanan atau kelonggaran. Pengertian rukhsah dalam kaidah ushul fikih adalah keringanan bagi manusia mukallaf dalam melakukan ketentuan A llah SW T . B eberapa ulama mendefisinikan rukhsah sebagai kebolehan melakukan pengecualian dari prinsip umum karena kebutuhan ( al-hajat) atau keterpaksaan ( ad-darurat). Hukum rukhsah pada dasarnya adalah ibahah (dibolehkan) secara mutlak karena sekadar adanya kebutuhan atau karena keterpaksaan. W abah C orona yang terjadi dan menimpa umat beragama, memaksa umat beragama untuk mengambil pilihan rukhsah (pengecualian), tak terkecuali umat Islam. B anyak tatanan ibadah

7

Mushaf T erjemahan Y ayasan Penyelenggara/ Penafsir A l Quran, R evisi terjemah oleh L ajnah Pentashishan Mushaf A l-Quran, K ementerian A gama, Penerbit Shafa Media, S urakarta, 24.

(23)

yang berubah teknisnya. Misalnya, shalat berjamaah yang dalam aturannya merapatkan dan meluruskan shaf (barisan), dipaksa oleh C ovid-19 harus menjaga jarak agar tidak bersentuhan fisik secara langsung.8

Peta sebaran kasus C ovid-19 berdasarkan Press Release harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan C orona V irus D iseases (C ovid-19) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NT B) sampai dengan hari J umat, 30 A pril 2021, sebanyak 167 (seratus enam puluh tuj uh) sampel dengan 85 (delapan puluh lima) sampel negatif, 5 (lima) positif ulangan, dan 77 (tuj uh puluh tujuh) sampel kasus baru positif C ovid-19. J umlah kasus C ovid-19 sampai dengan tanggal 6 Mei 2021 di Provinsi Nusa T enggara B arat dapat dijelaskan sebagai berikut: R awat 1.137 orang (9.08%), Sembuh: 10.826 orang (86.48%), Meninggal: 556 orang (4.44%), sehingga total kasus adalah 12.519 orang.9

Masyarakat pesisir merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang juga terkena dampak pandemi C ovid-19. Masyarakat pesisir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang berkaitan dengan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan. Masyarakat pesisir merupakan sekumpulan masyarakat (nelayan, pembudidaya ikan, pedagang ikan, dan lainnya) yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir.10

8

Ismail, dkk,. Pengantar editor untuk D inamika Aktivitas K eagamaan di Masa P andemi, ( J akarta, L IT B A NGD IK L A T PR E SS , 2020), xii.

9

D ikutip dari https://corona.ntbprov.go.id/press-release. D iakses 30 Mei 2021.

10

D ewi F atmasari, Analisis E konomi dan Budaya Masyarakat P esisir D esa Wawonduwur, K ecamatan Mundu, K abupaten C irebon, “ A l-A mwal, vol. 6, No. 1 ( 2014) . D iakses 5 J anuari 2021.

https://www.syekhnurjati.ac.id.

(24)

Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom maupun permukaan perairan. Perairan yang menjadi daerah ativitas nelayan dapat merupakan perairan tawar, payau maupun laut. D i negara-negara berkembang, masih banyak nelayan yang menggunaan peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan. Nelayan di negara-negara maju biasanya menggunakan peralatan modern dan kapal yang besar yang dilengkapi teknologi canggih.11

Pada umumnya karakteristik masyarakat pesisir adalah terbuka, lugas, dan egaliter. Menurut Mudjahirin T hohir, hal ini dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek, yaitu (1) aspek kondisi geografis tempat tinggal, (2) aspek jenis-jenis pekerjaan yang umum ditekuni oleh penduduk yang bersangkutan, dan (3) aspek kesejahteraan dalam konteks masuknya ajaran Islam. K eterbukaan orang pesisir berkaitan dengan tata ruang fisik (lingkungan alam pantai) yang terbuka dan tata ruang sosial dalam berinteraksi dengan pihak luar. Perilaku lugas yaitu berkata apa adanya kepada sesamanya adalah karakter asli mereka melakukan strategi adaptasi agar dapat survive dalam kegiatan bersosial, berekonomi bahkan dalam keagamaan.12

Nur Syam mengkaji Islam pesisir melalui tinjauan teori konstruksi sosial, diperoleh gambaran bahwa Islam pesisir yang sering ditipologikan

11

D ikutip dari https://id.m.wikipedia.or, D iakses 6 J anuari 2021.

12

Mudjahiri n T hohir, K ehidupan K eagamaan Orang J awa P esisir : Studi Orang Islam Bangsari J epara dalam J urnal Religiositas Masyarakat Pesisir : Studi atas Tradisi “Sedekah L aut”

Masyarakat K el urahan K angkung K ecamatan Bumi Waras K ota Bandar L ampung, “A l- A dY aN/V ol.IX , N0.2/J uli-D esember/2014, oleh Idrus R uslan, 73. D iakses 5 J anuari 2021.

https://media.neliti.com/media/publications/177646-ID -religi ositas-masyarakat-pesisir-studi-at.pdf

(25)

sebagai islam murni (karena bersentuhan pertama kali dengan tradisi besar Islam) ternyata adalah Islam yang kolaboratif, yaitu corak hubungan antara islam dengan budaya lokal yang bercorak inkulturatif sebagai hasil konstruksi bersama antara agen (elit-elit lokal) dengan masyarakat dalam sebuah proses dialektika yang terjadi secara terus menerus. Secara singkat Nur Syam menyampaikan gagasan tentang Islam pesisiran sebagai berikut : Pertama, melihat gambaran besar tentang konstruk sosial masyarakat pesisir terhadap tradisi Islam lokal (upacara). K onstruk sosial itu dilakukan melalui medan budaya ( culture sphare) dalam ritus keseharian mereka. K edua, memperoleh gambaran bagaimana tradisi Islam lokal (upacara) dalam konfigurasi varian- varian sosio-religiusitas. K edua gagasan tersebut dikaji menggunakan pendekatan etnografi, dengan cara melihat masyarakat pesisir melakukan ritual upacara seperti upacara lingkaran hidup, kalenderikal, upacara tolak balak, maupun upacara hari-hari baik.13

Masyarakat pesisir di wilayah K elurahan J empong B aru K ecamatan Sekarbela K ota Mataram juga terdampak pandemi C ovid-19. A kan tetapi, meluasnya penyebaran C ovid-19 belum diiringi kesadaran dan pengetahuan nelayan dan masyarakat pesisir mengenai dampak yang ditimbulkan.

Penyebarluasan informasi dan edukasi dari pemerintah juga dirasa belum optimal. B anyak masyarakat yang masih bingung dan tidak memahami maksud kebijakan pemerintah, misalnya pelaksanaan physical distancing atau menjaga jarak menimbulkan kebingungan masyarakat.

13

Nur S yam, Islam P esisiran dan Islam P edal aman. D iakses 5 J anuari 2021.

https://serbasejarah.wordpress.com/2010/01/10/islam-pesisiran-dan-islam-pedalaman/.

(26)

K ecamatan Sekarbela terbentuk pada tahun 2006 sebagai hasil pemekaran wilayah K ecamatan A mpenan, dengan luas wilayah 10,319 km². B atas wilayah sebelah selatan K ecamatan Sekarbela adalah K ecamatan L abuapi ( K abupaten L ombok B arat) , sementara itu bagian utaranya berbatasan dengan K ali A ncar ( K ecamatan A mpenan). D i sebelah barat K ecamatan Sekarbela terdapat Selat L ombok dan di sebelah timurnya berbatasan dengan K ecamatan Mataram. K ecamatan Sekarbela memiliki 5 (lima) kelurahan yaitu J empong B aru, T anjung K arang, K arang Pule, T anjung K arang Permai, dan K ekalik J aya, dimana kesemuanya berstatus definitif.

T opografi wilayah K ecamatan Sekarbela merupakan dataran rendah.14 Secara administratif K elurahan J empong B aru memiliki 12 (dua belas) lingkungan antara lain : Geguntur, J empong B arat, J empong T imur, Mapak Indah, K odya A sri, Mapak Dasan, Mapak B elatung, Pekandelan, B atu Mediri, D asan K olo, C itra W arga dan A nshor.15 D ari keseluruhan lingkungan yang ada di K elurahan J empong B aru, yang termasuk ke dalam daerah pesisir ada 3 (tiga) yaitu Mapak Indah, Mapak B elatung dan Geguntur. Sementara yang akan menjadi lokasi penelitian adalah di L ingkungan Mapak Indah dan Mapak B elatung.

D alam tesis ini, peneliti ingin mengetahui apakah penyebaran C ovid- 19 di wilayah pesisir di L ingkungan Mapak Indah dan Mapak B elatung, memiliki pengaruh terhadap perubahan perilaku keagamaan masyarakat sehari-hari. Perilaku keagamaan atau tingkah laku keagamaan menurut A bdul

14

K ecamatan Sekarbela D alam A ngka, 2020, B PS.

15

Profil K elurahan J empong Baru.

(27)

A ziz A hyadi, merupakan pernyataan atau ekspresi kehidupan kejiwaan manusia yang dapat diukur, dihitung dan dipelajari yang diwujudkan dalam bentuk kata-kata, perbuatan atau tindakan jasmaniah yang berkaitan dengan pengalaman ajaran agama Islam.16

D ari beberapa uraian tersebut, dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan riset tentang “Per ilak u K eagamaan M asyar ak at Pesisir (Nelayan) di M asa Pandemi C ovid-19 (Studi K asus di K elur ahan J empong B ar u K ecamatan Sek ar bela K ota M atar am)”.

K eterkaitan judul penelitian ini dengan Program Studi K omunikasi Penyiaran Islam bahwasanya dalam ilmu komunikasi mempelajari tentang T eori B ehaviorisme. T eori B ehaviorisme dikembangkan oleh ilmuwan asal A merika S erikat bernama J hon B. Watson (1878 – 1958). Menurutnya T eori B ehaviorisme memusatkan perhatian pada perilaku individual yang dapat diamati. S asaran perhatiannya adalah pada stimuli atau perilaku yang mendatangkan respon.17

Menurut teori ini semua perilaku, termasuk tindak balas ( respon) ditimbulkan oleh adanya rangsangan ( stimulus). J ika rangsangan telah diamati maka gerak balaspun dapat diprediksikan. J adi setiap perilaku dapat dipelajari menurut hubungan stimulus-respon. T eori behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional.

16

A bdul A zis A hyadi, Psikologi Agama K epribadian Muslim P ancasila, C etakan II ( Bandung: Si nar B aru, 1991), 28.

17

George R itzer dan D ouglas J . G oodman, Teori Sosiologi Modern, dialih bahasakan oleh A limandan, edisi ke vi ( J akarta: K encana Prenada Media G rup, 2011) , 268.

(28)

B ehaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.18

B . R umusan M asalah

B erdasarkan uraian singkat yang dijabarkan pada latar belakang, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, antara lain :

1. B agaimanakah pengetahuan dan pemahaman masyarakat pesisir ( nelayan) terhadap pendemi C ovid-19 serta kebijakan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran C ovid-19 di K elurahan J empong B aru K ecamatan Sekarbela K ota Mataram?

2. B agaimanakah aktivitas/ praktek keagamaan masyarakat pesisir (nelayan) sebagai refleksi dari F atwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 14 T ahun 2020 di K elurahan J empong B aru K ecamatan S ekarbela K ota Mataram di masa pandemi C ovid-19?

C . T uj uan dan M anfaat Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. T ujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui pemahaman masyarakat pesisir (nelayan) terhadap pendemi C ovid-19 serta kebijakan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran C ovid-19 di K elurahan J empong B aru K ecamatan Sekarbela K ota Mataram.

18

D ikutip dari https://gerry05.blogspot.com, D iakses 30 Mei 2021.

(29)

b) Untuk mengetahui aktivitas/ praktek keagamaan masyarakat pesisir (nelayan) sebagai refleksi dari F atwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 14 T ahun 2020 di K elurahan J empong B aru K ecamatan S ekarbela K ota Mataram di masa pandemi C ovid-19.

2. A dapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a) Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baik bagi peneliti maupun masyarakat pada umumnya mengenai perilaku masyarakat pesisir khususnya nelayan dalam interaksi/ pergaulan sehari di tengah pandemi C ovid-19, terutama berkaitan dengan aktivitas keagamaannya.

b) Manfaat praktis

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh data yang berkenaan dengan obyek yang diteliti, dimana selanjutnya akan diaplikasikan dalam suatu karya tulis ilmiah khususnya pada Program Studi K omunikasi dan Penyiaran Islam Pasca Sarjana universitas Islam Negeri Mataram. D ari hasil penelitian ini diharapkan:

1) D apat menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca yang ingin mendalami tentang masyarakat pesisir khususnya nelayan yang sejauh ini dianggap sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang diidentikkan dengan kemiskinan. Nelayan khususnya dalam tanda kutip nelayan buruh dan tradisional merupakan kelompok

(30)

masyarakat yang dapat digolongkan sebagai lapisan sosial yang paling miskin diantara masyarakat lain di sektor pertanian.19

2) D apat dijadikan bahan referensi sebagai bahan studi banding pada penelitian selanj utnya sehingga makin memperkaya khasanah keilmuan khususnya yang akan melakukan riset dalam mengkaji teori komunikasi yang dikaitkan dengan perilaku manusia atau masyarakat pada umumnya dalam menghadapi situasi pandemi wabah penyakit.

D . R uang L ingk up dan S etting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 2 (dua) lokasi yaitu di L ingkungan Mapak Indah dan Mapak B elatung, K elurahan J empong B aru K ecamatan Sekarbela K ota Mataram Provinsi Nusa T enggara B arat. A dapun alasan peneliti memilih lokasi ini karena beberapa alasan sebagaimana berikut:

1) D ari hasil observasi awal peneliti mengamati perilaku sosial keagamaan masyarakat dalam aktivitasnya sehari-hari dimasa pandemi C ovid-19 khususnya masyarakat pesisir yang memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

2) K arakteristik masyarakat pesisir adalah terbuka, lugas, dan egaliter, dengan kondisi ini menjadi alasan peneliti untuk memahami sejauhmana perilaku masyarakat pesisir (nelayan) dalam aktivitas kesehariannya khususnya perilaku keagamaannya di tengah pandemi C ovid-19.

19

D ikutip dari https://www.kompasiana.com, edisi 26 Maret 2018, D iakses 6 J anuari 2021.

(31)

E . Penelitian T er dahulu Y ang R elevan

Untuk referensi sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini, penulis merujuk pada beberapa penelitian terdahulu yang relevan, antara lain :

Pertama, riset/ penelitian oleh K ustana, A don Nasrullah J amaludin, Muhamad Z uldin, Hadi Nuramin dari F akultas Sosiologi UIN Sunan Gunung D jati B andung tentang A nalisis K ritis Pola K eberagamaan Dalam Perubahan Sosial D itengah W abah C ovid-19.20 Penelitian ini menggunakan metode kualititif serta analisis kritis kajian pustaka

.

Penelitian ini menjelaskan bahwa: Perubahan yang diakibatkan oleh agama tidak selamanya mengarah pada kemajuan umat manusia, tidak sedikit terj adi perubahan yang mengarah pada kemunduran umat manusia itu sendiri sebagaimana lahirnya sebuah konflik-konflik yang mengatasnamakan agama. F onemona yang saat ini sedang terj adi hampir di seluruh belahan dunia dimana wabah C ovid-19 membuat manusia membatasi segala aktivitasnya yang berhubungan dengan manusia lain. B atasan ini membuat pemeluk agama tidak lagi bisa melakukan berbagai ritual keagamaan dan kegiatan lainnya secara berkelompok, dengan adanya batasan tersebut akan hadir pola keagamaan yang lebih fleksibel dan mengedepankan kepentingan bersama.

Persamaan dengan penelitian ini adalah pendekatan penelitian yang digunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaannya adalah riset ini

20

K ustana, dkk, Anali sis K riti s P ola K eberagamaan D alam Perubahan Sosial D itengah Wabah C OV ID -19. D iakses 5 J anuari 2021. http://digili b.uinsgd.ac.id/30703/.

(32)

memandang agama dilihat sebagai kausa variabel memiliki makna bahwa agama menjadi sebab terjadinya suatu perubahan dalam sebuah masyarakat, sementara dalam tesis penulis adalah ingin meneliti sebuah fenomena (Pandemi C ovid-19) sebagai sebab terjadinya perubahan perilaku keagamaan yang ada di masyarakat.

K edua, riset/ penelitian oleh A ndri K urniawan, Nibrasatul Y umna dan E rna T antri dari Prodi K PI - Universitas Islam Negeri Mataram tentang R esistensi R uang Publik Di T engah C ovid-19 : Perspektif Islam D an K omunikasi Multikultural.21 R iset ini menggunakan studi pustaka melalui indepth analisis

.

A rtikel ini menjelaskan bahwa : R uang publik di tengah pandemi C ovid-19 mengalami pergeseran fungsi menjadi ruang publik daring (virtual). F enomena ruang publik dalam tilikan Islam dan komunikasi multikultural secara normatif bersifat direct dan bersifat mengancam selama pandemi karena bersiko mengundang kerumunan sehingga banyak ruang yang berbasis virtual menjadi ruang aktif dan efektif sebagai dimensi ruang publik di era pandemi C ovid-19.

Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian sama-sama mengamati perubahan perilaku di masyarakat di masa pandemi C ovid-19.

Sedangkan perbedaannya terletak pada riset ini menggunakan pendekatan

21

A ndri K urniawan, dkk, Resistensi Ruang P ublik D i T engah C OV ID -1 : Perspektif

Islam dan K omunikasi Multikultural. D iakses 5 J anuari 2021.

https://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:cL 6SOgt7OK UJ :https://journal .uinmatar am.ac.id/index.php/komuni ke/article/download/2253/1190/+& cd=1& hl=i d& ct=clnk& gl=id& client

=firefox-b-d.

(33)

studi kepustakaan, sementara penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan studi lapangan.

K etiga, riset/ penelitian oleh Dadang D armawan, Deni Miharja, R oro Sri R ejeki W aluyojati dan E rni Isnaeniah dari UIN Sunan Gunung D jati B andung, Indonesia terkait Sikap K eberagamaan Masyarakat Muslim Menghadapi C ovid-19.22 Penelitian artikel ini menggunakan metode Studi kepustakaan. J urnal ini menjelaskan bahwa : bahwa sikap keberagamaan masyarakat muslim di masa pandemi C ovid-19 terbagi dua : Pertama, terkait ibadah-ibadah yang memang harus dilakukan secara bersama-sama ( jama’ah) dan tidak bisa ditunda seperti shalat jum’at dan shalat Idul F itri, partisipasi mereka masih tetap tinggi, mereka akan melaksanakan ibadah tersebut apapun resikonya, rasionalitas cendrung diabaikan, aturan social distancing akan diabaikan. K edua, terkait ibadah-ibadah yang memang bisa dilakukan secara sendiri-sendiri ( munfarid) seperti shalat lima waktu dan shalat tarawih, partisipasi mereka masih cenderung sangat rendah, mereka melaksanakan ibadah tersebut di rumah mereka masing-masing, rasionalitas mereka cenrdrung tinggi, aturan social distancing pun diperhatikan.

Persamaan dengan penelitian ini adalah fokus kajian mengamati perubahan perilaku di masyarakat di masa pandemi C ovid-19. S edangkan perbedaannya terletak pada riset ini menggunakan pendekatan studi

22

D adang D armawan, dkk, Sikap K eberagaman Musli m Menghadapi C ovid-19, R eligius:

J urnal Studi A gama-agama dan L intas Budaya, V ol 4, No 2 ( 2020). D iakes 5 J anuari 2021.

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/R eligious/article/view/8596.

(34)

kepustakaan, sementara penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan studi lapangan.

K eempat, riset/ penelitian oleh A bdul Ghofur dan B ambang Subahri dari Institut A gama Islam Syarifuddin L umajang, Indonesia terkait K onstruksi Sosial K eagamaan Masyarakat Pada Masa Pandemi C ovid-19.23 Penelitian ini menggunakan konsepsi teoritik menurut Peter L . B erger dengan konsepsi konstruksi sosial dengan tiga komponennya yaitu eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menjelaskan bahwa secara eksternal masyarakat melakukan perubahan sosial karena adanya informasi-informasi terkait pandemi corona, baik melalui gugus tugas yang dibentuk pemerintah maupun dari berita-berita yang beredar di televisi maupun media sosial. Masyarakat melakukan objektivasi dengan pembentukan perilaku yang dilakukan secara implisit untuk menanggapi peraturan pemerintah maupun berita yang beredar di media sosial yang diterimanya. K onstruksi sosial keagamaan perspektif tasawuf pada masa pandemi dari sisi teologis diyakini bahwa T uhan sedang menguji hambanya melalui mahluknya berupa C ovid-19.

Persamaan dengan penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan konsep teoritik konstruksi sosial melalui 3 (tiga) komponennya yaitu eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. S edangkan perbedaannya terletak pada riset ini menggunakan pendekatan studi

23

A bdul G hofur dan B ambang S ubahri, K onstruksi Sosi al K eagamaan Masyarakat P ada Masa P andemi C OV ID -19, D akwatuna: J urnal D akwah dan K omunikasi Islam, V ol 6, No 2 ( 2020). D iakses 5 J anuari 2021. https://ejournal.iaisyarifuddin.ac.id/index.php/dakwatuna/article/vi ew/636.

(35)

kepustakaan, sementara penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan studi lapangan.

K elima, riset/ penelitian oleh D ana R iksa B uana dari Universitas Mercu B uana tentang A nalisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi V irus C orona (C OV ID-19) dan K iat Menjaga K esejahteraan J iwa.24 Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian ini menjelaskan bahwa: Masih banyaknya masyarakat Indonesia yang tidak mematuhi himbauan dari pemerintah untuk menanggulangi pandemi virus corona ini, diakibatkan oleh salah satu konsep di dalam psikologi yang dinamakan bias kognitif.

Persamaan dengan penelitian ini adalah menganalisa perubahan perilaku masyarakat atas sebuah fenomena. Sedangkan perbedaannya terletak pada riset ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan, sementara penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan studi lapangan.

K eenam, riset/ penelitian oleh Y usuf Hanafi, Muhammad Saefi, M.

A lifudin Ikhsan dan T sania Nur Diyana tentang Pandemi C OV ID -19: R espon Muslim dalam K ehidupan Sosial-K eagamaan dan Pendidikan. B uku ini secara garis besar meliputi gambaran umum tentang wabah C OV ID-19 dan pencegahannya, kebiasaan baru dalam masa pandemi, kebijakan pemerintah,

24

D ana R iksa B uana, J urnal Analisis P erilaku Masyarakat Indonesi a dalam Menghadapi P andemi V irus C orona ( C OV ID -19) dan K iat Menjaga K esejahteraan J iwa. D iakses 5 J anuari 2021. https://www.researchgate.net/publicati on/340103659_ A nalisi s_ Perilaku_ Masyarakat_ Indon esia_ dalam_ Menghadapi_ Pandemi_ V irus_ C orona_ C ovid 19_ dan_ K iat_ Menjaga_ K esejahteraan_ J iwa.

(36)

fatwa MUI, pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat, dan respon kepemimpinan dari pengasuh pesantren dan lainnya.25

Persamaan dengan penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Perbedaannya terletak pada penelitian ini mengulas bagaimana dinamika kehidupan di berbagai sektor dalam upaya menanggapi situasi krisis dan menekan penyebaran C ovid-19 dengan fokus memberikan pemahaman bagaimana upaya-upaya mitigasi dampak C ovid- 19. Sementara penelitian dalam tesis ini untuk mengamati perubahan perilaku masyarakat berdasarkan konsep teoritik konstruksi sosial atas realitas.

F . K er angk a T eor i

Setiap penelitian selalu menggunakan teori, seperti dinyatakan oleh Sumadi Suryabrata (1990), kajian teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar coba-coba ( trial and error).

Selanjutnya David E . Gray menyatakan bahwa peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian yang signifikan tanpa memahami pustaka/ teori terkait dengan bidang yang diteliti. A danya landasan teori ini merupakan ciri penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.26

25

Y usuf Hanafi, dkk., Pengantar B uku P andemi C OV ID -19: Respon Musli m dal am K ehidupan Sosial-K eagamaan dan Pendidikan (Sidoarjo, D elta Pijar K hatulistiwa, 2020), iii.

D iakses 5 J anuri 2021. https://www.researchgate.net/profile/Y usuf H anafi/publicati on/344440782 _ PA ND E MI_ C OV ID 19_ R espon_ Muslim_ dalam_ K ehidupan_ S osial K eagamaan_ dan_ Pendidika n/li nks/5f75c6db92851c14bca451d2/PA NDE MI-C OV ID -19-R espon- Musli m-dalam-K ehi dupan- S osial-K eagamaan-dan-Pendi di kan.pdf.

26

S ugi yono, Metode P enelitian K ualitatif , untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretatif, interaktif dan konstruktif, ( B andung: A lfabeta, 2017), 77.

(37)

L andasan teori untuk memahami perilaku keagamaan masyarakat pesisir (nelayan) di masa pandemi C ovid-19, peneliti memaparkan beberapa teori terkait substansi j udul penelitian sebagai berikut:

1. Pengertian Perilaku, A gama dan Perilaku K eagamaan

Perilaku adalah pengertian umum dari istilah bahasa arab dari kata khuluk yang berarti perilaku. Perilaku itu sesungguhnya merupakan aktifitas dari prinsip, nilai, atau keyakinan dari seseorang. Sebuah perilaku tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai ajaran yang dianut oleh seseorang.27 Menurut W .J .S Poerwadarminta, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dari gerak (sikap) tidak saja badan atau ucapan.28

George R itzer berpendapat bahwa perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. S osiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara reaksi lingkungan atau akibat dan sifat perilaku kini.29

Secara garis besar ada 2 (dua) faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu :30

a) F aktor B iologis

Struktur biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal sangat mempengaruhi perilaku manusia. S truktur genetis misalnya akan berpengaruh terhadap kecerdasan, kemampuan

27

A hmadi W ahid, Risalah Akhl ak : P anduan Perilaku Modern (S ol o: Inter Media, 2004) , 2.

28

W .J .S. Poerwadarminta, K amus Umum Bahasa Indonesia ( J akarta: B alai Pustaka, 1991) , 671.

29

George R itzer, Teori Sosiologi Modern, edisi ke vi (J akarta: K encana, 2004) , 356.

30

D ikutip dari https://studycommunication.wordpress.com, D iakses 30 Mei 2021.

(38)

sensasi dan emosi. Sistem syaraf mengatur pekerjaan otak dan pengolahan informasi dalam jiwa manusia. Sistem hormonal bukan saja mempengaruhi mekanisme biologis tetapi juga mempengaruhi proses psikologis.

b) F aktor S osio-psikologis

A da 3 (tiga) faktor yang berkaitan dengan faktor sosio-psikologis, yaitu: K omponen K ognitif, merupakan aspek intelektual yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat oleh manusia. K omponen Afektif, merupakan aspek emosional yang berkaitan dengan faktor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci, setuj u dan sebagainya.

K omponen K onatif, merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan atau kemauan bertindak.

Pengertian agama berdasarkan istilah-terminologi, bermakna “jalan untuk menuj u keselamatan dan kebahagiaan”. K eselamatan ( as-salamah) itu diperoleh jika para penganutnya secara konsisten dan komitmen melakukan aturan-aturan main yang sudah ditetapkan oleh agama itu.

K arena itu agama j uga bersifat pengabdian atau ketundukan, ibadah.

Semua bentuk pengabdian atau ketundukan itu bertujuan untuk mewuj udkan keselamatan hidupnya sebagai penganut agama yang taat.31

Nasution menyajikan definisi agama dapat dimaknai sebagai suatu sistem kepercayan dan tingkah laku yang berasal dari kekuatan yang gaib

31

Silfia Hanani, Menggali Interaksi Sosi ol ogi dan Agama, ( B andung: H umaniora, 2014), 36.

(39)

(Nasution dalam A bdullah, 2004). B ouquet mendefinisikan agama sebagai hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci, supernatural, dan berada dengan sendirinya dan mempunyai kekuatan absolut yang disebut T uhan ( A hmadi, 1984). Nottingham berpendapat bahwa agama merupakan gejala yang ada dimana-mana, sehingga sedikit membantu usaha-usaha kita untuk membuat abstraksi ilmiah. L ebih lanjut ia mengatakan bahwa agama berkaitan dengan usaha- usaha manusia untuk mengukur kedalaman makna mengenai keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta.32

D urkheim (sebagaimana dikutip V igilant dan W illiamson, 2007:148) mendefinisikan agama sebagai perangkat kepercayaan dan praktik-praktik bersangsi yang mendasari perkembangan moral komunitas. D urkheim melihat agama sebagai suatu kreasi sosial “nyata”

yang memperkuat solidaritas melalui kesamaan pandangan masyarakat mengenai moral.33

Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara mengartikan perkata. K ata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada T uhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. K ata keagamaan itu sudah mendapat awalan “ke” dan

32

Nanang Martono, Sosiologi P erubahan Sosial : Perspektif K l asik, Modern, P osmodern dan Poskoloni al, edisi revisi ( J akarta: PT . R ajaG rafindo Persada, 2016), 302-303.

33

S indung Haryanto, Sosiologi Agama, D ari K lasik Hingga P ostmodern, (Y ogyakarta : A r- R uzz Media, 2016), 22.

(40)

akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan dengan agama.34

Sementara perilaku keagamaan atau tingkah laku keagamaan menurut A bdul A ziz A hyadi, merupakan pernyatan atau ekspresi kehidupan kejiwaan manusia yang dapat diukur, dihitung dan dipelajari yang diwuj udkan dalam bentuk kata-kata, perbuatan atau tindakan jasmaniah yang berkaitan dengan pengalaman ajaran agama Islam.35

Perilaku keagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini berkenaan dengan praktik-praktik keagamaan. Praktik keagamaan adalah tindakan- tindakan sosial para pemeluk agama baik yang dilakukan secara individual maupun secara kolektif dalam bingkai keyakinannya. T indakan-tindakan sosial itu adalah bagian dari pengabdiannya kepada T uhan, karena bersifat suci dan bukan semata-mata untuk memenuhi kepentingan dan kepuasan pribadi.36

2. Pengertian Masyarakat Pesisir

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.

Horton et.al (1993) mendefinisikan masyarakat sebagai kumpulan

34

W .J .S. Poerwadarminta, K amus Umum Bahasa Indonesia, C et. 16 ( Pusat Pengembangan B ahasa D epartemen Pendi dikan dan K ebudayaan, J akarta: B alai Pustaka, 1999), 569.

35

A bdul A ziz A hyadi, P sikologi Agama K eperibadian Muslim Pancasila, ( C et.II) ( B andung:

S inar Baru, 1991) , 28.

36

S unyoto Usman, E sai-esai Sosiologi P erubahan Sosial, ( Y ogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) , 207.

(41)

manusia yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.37

A dapun wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah daratan yang berbatasan dengan laut. B atas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air yang masih di pengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang-surut, angin laut dan intrusi garam. S edangkan batas laut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (B engen, 2001).38

Sementara definisi masyarakat pesisir dari berbagai sumber diantaranya adalah sekelompok masyarakat yang dipengaruhi oleh laut baik sebagian besar ataupun seluruh kehidupannya. Mata pencaharian utama di daerah pesisir adalah nelayan, walaupun terdapat mata pencaharian di luar nelayan, seperti : pegawai negeri, pemilik warung, kontraktor, jasa potong rambut, dan masih banyak usaha di bidang jasa lainnya. D efinisi lainnya adalah kelompok orang atau suatu komunitas yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir. Mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya

37

Musli m Sabarisman, Identifikasi dan Pemberdayaan Masyarakat P esisir, S osio Informa V ol.3 T ahun 2017. D iakses 5 Mei 2021. https://ejournal.kemsos.go.id/index.php/S osi oinforma/rt/p rinterF riendl y/707/0.

38

Muslim Sabarisman, J urnal Identifikasi dan Pemberdayaan Masyarakat Pesi sir, 220.

(42)

ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, supplier factor sarana produksi perikanan. D alam bidang non-perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual jasa transportasi dan lain-lain.39

Menurut Undang-undang Nomor 27 T ahun 2007, masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu Masyarakat Hukum A dat, Masyarakat L okal, dan Masyarakat T radisional sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 27 T ahun 2007 juncto Undang-undang Nomor 1 T ahun 2014 tentang Pengelolaan W ilayah Pesisir dan Pulau-Pulau K ecil.40

a) Masyarakat Hukum A dat (MHA ) adalah sekelompok orang yang secara turun-temurun bermukim di wilayah geografis tertentu di Negara K esatuan R epublik Indonesia karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah, sumber daya alam, memiliki pranata pemerintahan adat, dan tatanan hukum adat di wilayah adatnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B erdasarkan definisi tersebut maka terdapat 4 (empat) syarat utama masyarakat disebut sebagai MHA , yaitu

1) Ikatan pada asal usul leluhur; MHA memiliki sejarah asal muasal masyarakat dan wilayah tempat mereka tinggal yang diyakini secara

39

Sumber : Materi kuliah P enel itian Sosi al E konomi Masyarakat P esisi r “S ebuah Pengantar D iskusi Persiapan E kspedisi Z ooxanthel lae X II K abupaten S ambas, K alimantan B arat, T ahun 2012” oleh R izki A prilian W ijaya / F D C .X X III.11 B alai Besar Penelitian S osial E konomi K elautan dan Perikanan ( B BPSE K P) , B adan Penelitian dan Pengembangan K elautan dan Peri kanan ( Balitbang-K P).

40

D ikutip dari https://kkp.go.id/djprl/p4k/artikel/19048- karakteristik-masyarakat-pesisir- dan-pulau- pulau-kecil, D iakses 5 Mei 2021.

(43)

turun temurun. Sejarah tersebut umumnya tertuang pada nama MHA , serta menggambarkan kekerabatan antara satu MHA dengan MHA lainnya.

2) Hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah, sumber daya alam;

MHA bergantung pada sumber daya alam di wilayah yang merupakan kewenangannya (wilayah kelola adat). Untuk MHA di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil maka hubungan yang kuat terlihat pada pola pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dengan kearifan lokal sebagai wujud kedaulatan terhadap wilayah kelola adat dan demi kesejahteraan bersama.

3) Pranata pemerintahan adat; MHA memiliki struktur lembaga adat dengan tugas dan fungsi yang jelas, yang mengatur seluruh aspek tatanan hidup masyarakatnya baik di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

4) T atanan hukum adat di wilayah adatnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; MHA menerapkan seperangkat norma (kearifan lokal) atau aturan untuk mengatur tatanan hidup, bersumber pada nilai budaya, diwariskan secara turun temurun, ditaati dan dihormati untuk keadilan dan ketertiban masyarakat, serta mempunyai akibat hukum atau sanksi. Hal ini menunjukkan bahwa MHA sudah pasti menerapkan kearifan lokal dalam segala aspek tatanan hidup, dan masyarakat yang menerapkan kearifan lokal pada

(44)

aspek tertentu saj a belum tentu merupakan MHA . D alam penerapannya, ditegaskan bahwa tatanan hukum MHA tidak boleh menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan.

b) Masyarakat lokal adalah kelompok Masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum, tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada S umber D aya Pesisir dan Pulau-Pulau K ecil tertentu.

B erbeda dari MHA , masyarakat lokal tidak memiliki pranata pemerintahan adat secara turun -temurun diterapkan berdasarkan nilai- nilai adat dan asal-usulnya. K ata “lokal” sendiri menegaskan bahwa batasan spasial atau lokasi geografis merupakan entitas utama masyarakat ini. B erdasarkan definisi tersebut, maka ciri-ciri masyarakat lokal adalah:

1) T atanan kehidupan sehari-hari berdasarkan nilai-nilai yang berlaku umum; Masyarakat lokal menerapkan nilai-nilai yang berlaku umum, atau yang umumnya disepakati bersama kebenarannya, dalam struktur dan pola-pola pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari. T ermasuk di sini adalah struktur pemerintahan, mata pencaharian, relasi sosial, pola stratifikasi, adat istiadat, pembagian tugas dan tanggung jawab yang dijalankan setiap hari dalam waktu yang relatif lama.

2) T idak sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesisir dan pulau kecil; Masyarakat lokal tidak hanya memenuhi kebutuhannya dari

(45)

beragam sumber daya pesisir dan pulau kecil baik di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya, atau wisata, tetapi secara umum memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya dalam bidang pertanian, peternakan, bahkan tidak sedikit yang berprofesi sebagai pegawai pemerintahan maupun swasta.

c) Masyarakat tradisional adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut internasional. B erdasarkan definisi tersebut, maka ciri-ciri masyarakat tradisional adalah:

1) Masyarakat perikanan tradisional; Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang tinggal dekat, hidup bersama dan menggantungkan kehidupannya pada sumber daya perikanan secara turun temurun sesuai budaya dan kearifan lokal, serta dengan menggunakan metode dan sarana prasarana yang sederhana.

2) Melakukan kegiatan perikanan di dearah tertentu sesuai kaidah hukum laut internasional; Dalam hal ini, kaidah hukum internasional yang dimaksud ialah United Nations C onvention on the L aw of the Sea (UNC L OS) terkait kodifikasi ketentuan hukum laut, misalnya tentang kebebasan laut lepas dan hak lintas damai di laut teritorial, serta asas negara kepulauan dan zona ekonomi eksklusif. S alah satu contoh daerah atau wilayah tertentu yang dimaksud ialah MoU B ox

(46)

1974 berdasarkan UNC L OS dan Memorandum of Understanding antara Indonesia dan A ustralia pada tahun 1974, yang memberikan jaminan hukum untuk hak penangkapan ikan tradisional oleh nelayan tradisional Indonesia di perairan A ustralia. A rtinya, nelayan-nelayan tradisional Pulau R ote atau pulau lain yang melakukan kegiatan perikanan di wilayah MoU B ox disebut sebagai masyarakat tradisional.

3. Pengertian Pandemi, C orona V irus Deseas (C OV ID-19)

D efinisi pandemi menurut K amus B esar B ahasa Indonesia (K K B I) diartikan sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. 41

C oronavirus adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga C oronaviridae dan ordo Nidovirales.

C oronavirus adalah virus R NA dengan ukuran partikel 120-160 nm. V irus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. C oronavirus yang menjadi etiologi C OV ID -19 termasuk dalam genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SA R S ) pada 2002- 2004 silam, yaitu Sarbecovirus. A tas dasar ini, International C ommittee on T axonomy of V iruses mengaj ukan nama SA R S -C oV -2.42

41

D ikutip dari https://kbbi.web.id/pandemi, D iakses 15 J anuari 2021.

42

A dityo S usilo, C oronavirus D isease: Ti njauan L iteratur T erkini , D iakses 5 J anuari 2021.

http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/i ndex.php/jpdi/article/view/415.

(47)

C orona V irus D isease 2019 (C OV ID -19) sebagai pandemi dideklarasikan oleh World Health Organization (W HO) atau B adan K esehatan D unia sejak Maret 2020, yang berarti virus ini telah menyebar secara luas di dunia.43 K emudian oleh K eputusan Presiden Nomor 12 T ahun 2020 ditetapkan sebagai strategi menanggulangi penyebaran Pandemi C OV ID -19 yang disebutkan sebagai bencana nasional.44

4. L andasan T eori

L andasan teori yang peneliti gunakan untuk menjelaskan tentang perilaku keagamaan masyarakat pesisir (nelayan) dimasa pandemi C ovid- 19, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) T eori B ehaviorisme dan K ognitif

T eori B ehaviorisme dikembangkan oleh ilmuwan asal A merika Serikat bernama J hon B . W atson (1878 – 1958). Menurutnya T eori B ehaviorisme memusatkan perhatian pada perilaku individual yang dapat diamati. Sasaran perhatiannya adalah pada stimuli atau perilaku yang mendatangkan respon.45

Menurut teori ini semua perilaku, termasuk tindak balas ( respon) ditimbulkan oleh adanya rangsangan ( stimulus). J ika rangsangan telah diamati maka gerak balaspun dapat diprediksikan. J adi setiap perilaku dapat dipelajari menurut hubungan stimulus-respon. T eori

43

D ikutip dari https: //www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/083129823/who-resmi- sebut-virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi-global ? page= all, D iakses 5 J anuari 2021.

44

D ikuti p dari https: //bnpb.go.id/berita/presiden-tetapkan-covid19-sebagai-bencana- nasi onal, D iakses 5 J anuari 2021.

45

George R itzer dan D ouglas J . G oodman, Teori Sosiologi Modern, dialih bahasakan oleh A limandan, edisi ke vi ( J akarta: K encana Prenada Media G rup, 2011) , 268.

Gambar

Gambar 1.2  Gambar 1.3
Gambar 1.1  L ogika K onseptual

Referensi

Dokumen terkait

11.15-12.00 Perlombaan Paduan Suara dan perlombaan pembacaan teks Proklamasi Hari Kedua Kamis, 17 Agustus 2023