Pertamina Gas EJA semester I tahun 2019 3.23 Beberapa spesies Odonata yang ditemukan di kawasan ORF dan. Pertamina Gas EJA semester I tahun 2019 3.24 Beberapa jenis reptilia yang ditemukan di kawasan PT ORF.
LATAR BELAKANG
Pertamina Gas Area Jawa Timur (PT.Pertamina Gas EJA) melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup seperti pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Pertamina Gas EJA salah satunya melalui pemantauan keanekaragaman hayati yang dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada semester I dan II.
LANDASAN HUKUM
Selain itu, pemantauan kondisi lingkungan hidup secara terus menerus harus dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perubahan komponen lingkungan hidup yang dapat menimbulkan dampak negatif yang berarti terhadap lingkungan hidup sebagai habitat makhluk hidup. Pemantauan lebih lanjut dilakukan pada semester I (Mei) 2019 berupa “Pemantauan lingkungan hidup (keanekaragaman flora dan fauna) semester I tahun 2019”, yang hasilnya akan diuraikan dalam dokumen ini.
MAKSUD DAN TUJUAN
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 92 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
RUANG LINGKUP
KONSEP DAN SISTEMATIKA PELAPORAN
Bagian ini menjelaskan metodologi survei, pengamatan biota, pengambilan sampel biota, dan analisis sampel biota. Bagian ini memuat kesimpulan serta saran dan rekomendasi mengenai keadaan biodiversity atau keanekaragaman hayati flora dan fauna di kawasan ORF dan Landfall PT.
LOKASI DAN WAKTU STUDI
Pengamatan flora dan fauna darat dilakukan di kedua lokasi, sedangkan analisis vegetasi mangrove hanya dilakukan di sekitar kawasan konservasi mangrove PT. Pertamina Gas EJA di sekitar area Landfall yang terletak di pesisir Teluk Permisan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo.
PENGAMATAN FLORA DARAT
PENGUMPULAN DATA
Pertamina Gas EJA di Jabon, Sidoarjo semester I tahun 2019. diadaptasi dari www.google-earth.com).
ANALISIS DATA
ANALISIS VEGETASI MANGROVE
PENGUMPULAN DATA
Apabila sistem percabangan berada di bawah tinggi dada atau pucuk/cabang dari batang utama berada pada atau di atas permukaan tanah, setiap cabang diukur sebagai batang tersendiri b. Jika batang mengalami pembengkakan, percabangan, atau bentuk tidak normal pada titik pengukuran, pengukuran dilakukan sedikit di atas atau di bawah hingga diperoleh bentuk normal.
ANALISIS DATA
Hal ini dinyatakan sebagai proporsi dari jumlah total sampel yang mengandung spesies yang diteliti. Ca = cakupan absolut spesies ke-i Cr = cakupan relatif spesies ke-i BAi = total luas bidang dasar spesies L = total luas persegi.
PENGAMATAN FAUNA
KOMUNITAS FAUNA BURUNG (AVIAFAUNA)
Data yang diperoleh berupa data kualitatif komposisi dan sebaran jenis burung serta data kuantitatif berupa keberadaan individu, jumlah jenis dan nilai indeks ekologi. Nilai J yang mendekati 1,00 (satu) menunjukkan kondisi lingkungan normal, ditandai dengan sebaran penduduk cenderung merata, dan tidak ada dominasi.
KOMUNITAS FAUNA BUKAN BURUNG
Nilai J mendekati 0,00 (nol) yang menunjukkan adanya kecenderungan pengaruh faktor lingkungan terhadap kehidupan organisme sehingga menyebabkan persebaran populasi tidak merata akibat selektivitas dan menimbulkan dominansi oleh satu atau lebih jenis biota. Khusus untuk serangga, spesimen ditangkap jika memungkinkan dengan menggunakan jaring serangga (jaring serangga atau jaring sapu) untuk mengamati ciri-ciri secara rinci dan mendokumentasikannya untuk kemudian dilepasliarkan. Data tambahan mengenai keberadaan fauna juga diperoleh dari literatur yang representatif dan wawancara dengan masyarakat setempat.
Seperti halnya pengamatan burung, data pengamatan fauna non-unggas berupa data kualitatif komposisi dan sebaran jenis, serta data kuantitatif berupa kelimpahan individu, jumlah jenis, dan nilai indeks ekologi. seperti pada komunitas fauna burung. Kawasan ORF berada dalam wilayah Desa Permisan, sedangkan kawasan Landfall masuk dalam wilayah administratif Desa Permisan dan Tanjungsari, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo.
FLORA DARAT DESKRIPSI UMUM
Perbedaan karakter habitat antara wilayah ORF dan Landfall menyebabkan perbedaan kondisi flora yang ada, seperti terlihat pada Tabel 3.1. Jenis tumbuhan estetis yang cukup banyak ditemukan di kawasan ORF antara lain adalah Puring (Codiaeum variegatum), Melati (Jasminum sambac), Asoka (Ixora spp), Pucuk Merah (Syzygium oleina) dan Agave (Agave americana). Secara keseluruhan, terjadi peningkatan kekayaan spesies flora baik di kawasan ORF maupun di kawasan Landfall, seperti terlihat pada Gambar 3.2 di bawah;
Untuk ORF dan areal pendaratan, nilai H' menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan yang masih ada berada pada kategori 'SEDANG' (1,00 < H' < 3,00). Di kawasan ORF tercatat satu spesies flora yang berstatus terancam global menurut daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) dengan status VU atau rentan atau rentan punah, yaitu spesies cendana (Santalum album).
MANGROVE DESKRIPSI UMUM
Berdasarkan data Pertamina Gas EJA, luas hutan mangrove di area landfall seluas ±26,92 ha dengan dataran lumpur di depan hutan mangrove seluas ±4,29 ha. Lebih lanjut, kondisi tersebut berpotensi memberikan dampak positif dalam hal peningkatan kekayaan jenis mangrove di wilayah studi. Dinamika nilai kepadatan jenis mangrove di kawasan daratan antara semester I tahun 2018 (P.I.2018) hingga P.I.2019 disajikan pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.7.
Dari periode P.I.2018 hingga P.I.2019, relatif tidak terdapat perbedaan tren nilai INP vegetasi mangrove di lokasi penelitian; seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.4 dan Gambar 3.12. Pertamina Gas EJA melaksanakan program penanaman mangrove di sekitar jalur pipa, kurang lebih 2 km dari batas hutan mangrove hingga daratan; dengan jenis tanaman bakau (Rhizophora mucronata) yang ditanam.
KOMUNITAS FAUNA
KOMUNITAS FAUNA BURUNG
Pada P.II.2018, lima jenis burung yang dominan adalah Bondol Jawa, Walet Linchi, Bondol Peking, Kuntul Kecil dan Cucak kutilang. Pada P.I.2019 terdapat 6 jenis burung di ORF dan lokasi pendaratan yang belum pernah teramati sebelumnya pada P.I.2018 atau P.II.2018; yaitu Cipoh Kacat (Aegithina tiphia), Labut alang-alang (Centropus bengalensis), Kirik-kirik senja (Merops leschenaulti), Gajahan pengala, Kancilan bakau (Pachycephala grisola) dan Caladi tilik (Picoides macei). Di sisi lain, terdapat pula jenis burung yang hanya teramati pada P.I.2018 namun tidak tercatat pada periode lain, misalnya Benjutand (Anas gibberifrons), Gading punai (Treron vernans), dan Trinil Kaki Merah (Tringa totanus).
Lalu, ada juga jenis burung yang hanya teramati pada P.II.2018, namun tidak terpantau pada periode P.I.2018 atau P.II.2018, misalnya Burung Pekakak (Halcyon cyanoventris). Lonchura leucogastroides – Estrildidae Lonchura punctulata – Estrildidae Gambar 3.18 Beberapa jenis burung arboreal yang ditemukan di kawasan ORF.
KOMUNITAS FAUNA ARTHROPODA
Hal ini tidak lepas dari semakin beragamnya komposisi spesies flora dan tipe habitat di kawasan ORF; artinya lebih banyak pilihan sumber makanan bagi kupu-kupu yaitu nektar untuk kupu-kupu dewasa dan daun tanaman untuk larva kupu-kupu (ulat). Beberapa spesies capung Libellulidae lainnya hanya terdapat di kawasan Landfall, seperti Lalat Matahari Bintik Hitam (Urothemis signata) dan. Jenis capung lain dari famili Libellulidae, Aeschnidae dan Coenagrionidae lebih banyak ditemukan di kawasan ORF terutama di sekitar kolam atau badan air rawa, misalnya capung sayap oranye (Brachythemis contaminata), capung sawah (Ischnura senegalensis) dan capung putih kehitaman (Zyxomma obtusum).
Nilai H' komunitas arthropoda di kawasan Landfall sebesar 2,806 menunjukkan bahwa tingkat keanekaragamannya termasuk dalam kategori 'DIVERSITAS SEDANG', sedangkan di lokasi ORF nilai H' sebesar 3,151 menunjukkan tingkat keanekaragamannya rendah. termasuk dalam kategori 'KERAGAMAN TINGGI'. Nilai H' tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan periode P.I.2018, dimana nilai H' komunitas arthropoda pada daerah ORF dan Landfall adalah sebesar 2,319 dan 1,418; juga lebih tinggi dibandingkan periode P.II.2018 dengan nilai H' sebesar 3,034 untuk area ORF dan 2,538 untuk area Landfall, seperti terlihat pada Gambar 3.17.
KOMUNITAS HERPETOFAUNA
Selain itu, di kawasan ORF juga terdapat habitat buatan berupa bangunan atau tempat tinggal yang menyukai beberapa jenis herpetofauna, misalnya anggota famili Gekkonidae. Spesies reptil lainnya hanya ditemukan di satu lokasi, baik di lokasi ORF maupun Landfall. Hemidactylus platyurus – Gekkonidae Gekko gecko – Gekkonidae Gambar 3.24 Beberapa jenis reptilia yang ditemukan di area PT ORF.
Pada kedua lokasi tersebut terjadi peningkatan kekayaan jenis herpetofauna dibandingkan periode P.I.2018 dan P.II.2018 yaitu sebanyak 10 dan 13 jenis untuk areal ORF dan 4 jenis untuk areal pendaratan. Pada daerah daratan juga terjadi peningkatan nilai H' dari sebelumnya 0,787 (tingkat 'KEDIVERSITAS RENDAH') pada P.I.2018 menjadi 1,217 pada P.II.2018 dan 1,455 pada P.I.2019 (termasuk dalam 'DIVERSITAS MENENGAH'). ') kategori).
KOMUNITAS MAMMALIA
Secara umum, berdasarkan IUCN Red List, seluruh spesies herpetofauna yang masih ada mempunyai status LC atau risiko ancaman rendah; dan belum ada reptil yang berstatus dilindungi di Indonesia. Spesies biawak juga tidak termasuk dalam fauna yang dilindungi di Indonesia, namun masuk dalam Appendix II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Spesies yang termasuk dalam Appendix II tidak selalu merupakan spesies yang dilindungi atau mungkin masih diperdagangkan, namun diperkirakan terancam punah jika peraturan tidak diterapkan dalam perdagangannya.
Di lokasi Landfall, yang diamati hanya tikus pohon dan kelelawar Cynopterus brachyotis; Sementara itu, di lokasi ORF juga teramati jenis coot Macroglossus minimus dan Javan Pipistrel Pipistrellus javanicus, namun tidak ditemukan tikus pohon. Di kedua tempat tersebut, tidak ada mamalia liar yang dilindungi secara nasional di Indonesia atau berstatus ancaman global.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H') komunitas flora di kawasan ORF sebesar 2,866 untuk pepohonan dan 2,643 untuk tumbuhan lantai (keduanya masuk dalam kategori keanekaragaman 'sedang'); sedangkan di Landfall sebanyak 1.362 dan 2.312 (juga termasuk dalam kategori keanekaragaman 'sedang'); terdapat peningkatan nilai H' dan tingkat keanekaragaman dibandingkan semester II tahun 2018. Nilai H' untuk pohon mangrove sebesar 0,411, anakan 0,320, dan anakan 0,787 (semuanya termasuk dalam kategori keanekaragaman rendah); terjadi peningkatan nilai H’ dibandingkan semester II tahun 2018. Jenis burung yang dominan di kawasan ORF pada semester I tahun 2019 adalah burung walet lynx (Collocalia linchi), burung layang-layang batu (Hirundo tahitica), burung layang-layang Eurasia (Hirundo tahitica), . burung pipit (Passer montanu), burung jawa (Lonchura leucogastroides) dan kuntul kecil (Egretta garzetta), perkutut kecil (Pycnonotus aurigaster), perkutut peking (L. punctulata) dan perkutut (Ardeola specturio) Geopelia striata) dan perkutut biasa (Streptopelia chinensis ).
Jenis burung yang dominan di kawasan Landfall pada semester I tahun 2019 adalah Lynx Swallow, Little Kite, Peking Bondoli dan Eurasian Sparrow, Gajahan Pengala (Numenius phaeopus), White-winged Tern (Chlidonias leucopterus), Little Rock Kite, Tern, Blekok Nasi, Cucak kutilang serta Bondol Jawa dan Remetuk Laut (Gerygone sulphurea). Nilai H' komunitas burung sebesar 2,906 (keanekaragaman 'sedang') pada lokasi ORF dan pada lokasi Landfall sebesar 3,248 (keanekaragaman 'tinggi');
KESIMPULAN
2018 yaitu Cangak Besar (Ardea alba), Cerek Jawa (Charadrius javanicus), Dara Laut Jawa (Centropus nigrorufus), Dara Laut Putih (Chlidonias leucopterus), Dara Laut Putih (C. hybridus), Dara Laut Kecil (Sterna albifrons) , Burung Dara Biasa (S. hirundo), Tiihan Australia (Tachybaptus novaehollandiae), serta anjing laut berpita (Rhipidura javanica) dan Gajahan pengala (Numenius phaeopus). Terjadi peningkatan nilai kekayaan jenis, nilai H’ dan tingkat keanekaragaman fauna burung, artropoda dan herpetofauna baik di kawasan ORF maupun Landfall pada semester I tahun 2019 dibandingkan semester I dan II tahun 2018. peningkatan nilai H’ komunitas mangrove pada kawasan lindung mangrove sekitar Landfall pada semester I tahun 2019 dibandingkan semester I dan II tahun 2018; Secara umum kondisi hutan mangrove di lokasi penelitian masuk dalam kategori ‘baik’ dan ‘sangat lebat’.
SARAN DAN REKOMENDASI
Jenis tumbuhan yang direkomendasikan adalah tumbuhan penghasil nektar dan/atau buah serta jenis tumbuhan langka yang berasal dari Jawa Timur.