• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PERNIKAHAN WANITA DEWASA AWAL DALAM MEMILIH PASANGAN DI DESA ARAH TIGA KECAMATAN LUBUK PINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MOTIF PERNIKAHAN WANITA DEWASA AWAL DALAM MEMILIH PASANGAN DI DESA ARAH TIGA KECAMATAN LUBUK PINANG "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MOTIF PERNIKAHAN WANITA DEWASA AWAL DALAM MEMILIH PASANGAN DI DESA ARAH TIGA KECAMATAN LUBUK PINANG

KABUPATEN MUKOMUKO BENGKULU

By:

Oleh:

Yuda Helsaska

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

YUDA HELSASKA11060032, The Motif of Marriage Mature Early Couple for Choosing Mate in Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu, Thesis, Conselor Department STKIP PGRI West Sumatera, Padang, 2016.

The background of this research is, woman early for choosing married mate. The goal of this research is to reveal motif of marriage early couple for choosing mate related with fulfillment physiologist needed, psychologist needed, social and religious in Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu. The kind of this research is descriptive that try to describing about the real condition. The population in this research is all of marriage early couple for choosing matein Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu about 20 people. Taking sample technic

full sampling

is about 20 people. Reveal data tool is questionnaire.

Technic that used for data analyze is used technic percentage. Research result found that motif of marriage mature early couple for choosing mate related with physiologist in high category, psychologist in high category, social in higher category, religious in high category. Based on this research result recommend for marriage mature early for choosing mate have to be considered for many reasons, such as physiologist, psychologist, social, and religious to create the harmonic family.

Keyword:Motif of marriage, women early

Pendahuluan

Memasuki usia dewasa individu sudah semakin mantap merencanakan masa depannya. Hal ini selaras dengan dimulainya masa dewasa (emerging adulthood) periode transisional yang baru diajukan antara masa remaja dan masa dewasa, biasanya memiliki rentang waktu antara masa remaja akhir hingga usia pertengahan dua puluh (Papalia, Old, & Feldman, 2009:116). Menurut Buhler dan Massarik (Elida, 2006:5) yang dikatakan dengan dewasa awal adalah seseorang yang berada pada usia 18 sampai

35, sedangkan yang dikatakan dengan dewasa pertengahan menurut Hurlock (2002:246) seseorang yang berada dalam rentang usia 40 hingga 60, dan dewasa akhir adalah periode akhir dari proses perkembangan manusia yaitu 60 hingga kematian.

Pada masa dewasa awal, individu telah dianggap mampu untuk bertanggungjawab dan memikirkan hal-hal penting lain dalam hidupnya. Bentuk tanggungjawabnya seperti mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, atau memilih pasangan yang lebih serius

(3)

telah mulai ditekuni oleh individu dewasa awal. Pada masa ini, individu mulai membangun hubungan dengan individu yang paling dicintai, dipercayai atau dibina sebelumnya. Individu dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertum- buhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2002:252). Lebih lanjut Schulenberg, dkk (Papalia, Old, &

Feldman, 2009:116) salah satu yang dapat menandai seseorang itu dewasa adalah dengan menikah.

Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku yang tercantum dalam Undang-undang No.

1 Tahun 1974 pasal 1 yaitu: ”Pernikahan adalah bahwa ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang wanita sebagai seorang suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah-tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Hasan, 2013:2)”.

Selanjutnya menurut Papalia, Old, &

Feldman (2009:197) yang menyatakan bahwa “Pernikahan merupakan komitmen publik, dan pasangan yang membuat komitmen demikian menaruh rasa percaya terhadap ikatan tersebut”, namun demikian perbedaan rasa percaya yang dapat didesakkan anatara pernikahan dan kohabitasi makian menghilang sejalan dengan perceraian menjadi makin diterima dan pasangan yang melakukan kohabitasi memperoleh hal legal yang sebelumnya hanya diberikan bagi pasangan pernikahan.

Menurut Walgito (2004:27) dalam melangsungkan pernikahan usia memiliki peranan yang sangat penting. Semakin banyak persamaan yang melatarbelakangi kehidupan suami istri semakin rendah tingkat permaslahan yang terjadi dalam rumah yang karena mereka saling pengertian diantara dua pasangan.

Lebih lanjut Yaumil, (Hasan, 2013:9) menyatakan pemilihan pasangan hidup sering mengalami kendala/permasalahan seperti usia. Karena usia yang sama akan menjadi faktor pendukung hubungan percintaan kearah perkawinan adalah basic identity. Bertentangan dengan pendapat tersebut menurut Cole, (Elida, 2006:4) yang

menyatakan bahwa perbedaan ideal antara suami-istri adalah tujuh tahun.

Pernikahan lebih banyak terjadi pada dewasa awal dibandingkan dengan dewasa lainnya (Elida, 2006:33). Berdasarkan pendapat tersebut tentu ada hal yang mendorong atau yang menjadi motif dari pernikahan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata motif berarti alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu.

Artinya motif pernikahan wanita dewasa awal memilih pasangan lebih tua bersifat kompleks berkaitan dengan masalah nilai sosial budaya yang menjadi acuan kehidupan masyarakatnya, terkait pula dengan kondisi internal berupa latar belakang sosial kehidupannya termasuk nilai keluarga dan terkait dengan kehidupan dunia modern, yang mendorong terjadinya pernikahan beda usia yang terbilang sangat jauh antara wanita dan lelaki. Adapun tujuan pernikahan adalah untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan religi (Walgito, 2004:19).

Motif dari wanita yang memilih untuk menikah baik yang memilih pasangan seumuran maupun yang pasangan yang lebih muda ataupun lebih tua adalah untuk mendapatkan kebahagian bagi diri sendiri maupun anggota keluarga. Sesuai dengan pernyataan Hasan (2013:4) setiap pasangan yang melangsungkan pernikahan mempunyai tujuan untuk memperoleh

“Kebahagiaan, ketentraman hidup, ketenangan, memperoleh kasih sayang, dan mendapatkan keturunan yang sah sebagai penerus keluarga”.

Fenomena di lapangan data yang di dapat dari Kantor Kepala Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu pada tanggal 18 Agustus 2015 ditemukan bahwa banyaknya wanita dewasa awal yang menikah dengan lekaki dewasa akhir, terdapat wanita dewasa awal yang masih single memutuskan menikah dengan lelaki duda yang memiliki anak dan lebih tua darinya, wanita dewasa awal yang yatim piatu memilih untuk menikahi lelaki dewasa akhir, ada wanita dewasa awal memilih untuk menikah dengan mantan DPR yang baru beberapa bulan bercerai, ditemukan wanita dewasa awal menikahi lelaki yang telah beristri karena hamil diluar nikah, wanita dewasa awal

(4)

dipaksakan oleh orangtua untuk menikahi lelaki duda.

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dan diarahkan pada:

1. Motif pernikahan dewasa awal memilih pasangan terkait dengan pemenuhan kebutuhan fisioligis di Desa Arah Tiga Kecamatan lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu.

2. Motif pernikahan dewasa awal memilih pasangan terkait dengan pemenuhan kebutuhan psikologis di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu.

3. Motif pernikahan dewasa awal memilih pasangan terkait dengan pemenuhan kebutuhan sosial di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu.

4. Motif pernikahan dewasa awal memilih pasangan terkait dengan pemenuhan kebutuhan religi di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian pada masa sekarang. Menurut Sugiyono (2011:31) penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, aktual fakta dan akuratmengenai fakto- faktor dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Jenis data yang dikumpulkan adalah data interval. Menurut Nazir (2009:131) data interval adalah suatu pemberian angka kepada setiap dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri satu objek yang diukur.

Ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes yang berupa angket.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan instrumen sebagai berikut:

1. Membaca teori yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti.

2. Membuat kisi-kisi instrumen yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti, adapun dalam pembuatan kisi-kisi instrumen ini terdapat beberapa perbaikan.

3. Menyusun pernyataan yang menggambarkan keseluruhan ruang lingkup objek yang akan diukur (terdapat pada lampiran).

4. Kemudian instrumen di-judge oleh 3 orang dosen Bimbingan Konseling yaitu: setelah di-judge oleh 3 orang dosen STKIP PGRI Padang.

5. Setelah dijudge, peneliti melakukan rekapitulasi untuk memastikan item yang terbuang dan item yang dipakai dalam penelitian.

Analisis data dilakukan setelah data Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian.

2. Membuat tabel pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden.

3. Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ke tabel pengolahan.

4. Perumusan kriterium sturgess

Menurut Sturgess (Mangkuatmodjo, 2003:38) mencari interval skor sebagai berikut:

5. Menghitung persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh, dengan menggunakan teknik analisis persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2010:43) sebagai berikut:

f P = x100 N

Keterangan :

P = Persentase f = Frekuensi N = Jumlah sampel

Skor ideal tertinggi – Skor ideal terendah Interval =

Alternatif jawaban

(5)

100 = Bilangan tetap

6. Rekapitulasi hasil penelitian dilihat dari capaian responden berdasarkan indikator dengan distribusi tabulasi interval persentase

Hasil dan Pembahasan

1. Motif Pernikhan Wanita Dewasa Awal dalam Memilih Pasangan Berkenaan dengan Fisiologis

Secara umum motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan berkenaan dengan fisiologis yaitu berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah persentase 45,00% sebanyak 9 orang, yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah pesentase 45,00% sebanyak 9 orang, dan yang berada pada kategori sedang dengan jumlah persentase 10,00% sebanyak 2 orang, hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan fisiologis berada pada kriteria tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan berkenaan dengan fisik dan ekonomi. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2004:19) menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang bersifat fisiologis. Salah satu kebutuhan ini adalah seksual.

Hubungan seksual antara laki-laki dan wanita yang dapat diterima di Indonesia hanyalah melalui perkawinan. Dengan demikian perkawinan adalah untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang sesuai degan norma-norma dalam masyarakat Indonesia. Lebih lanjut Mansur dan Budiarti (2014:95) menyatakan bahwa kebutuhan fisologis merupakan penyaluran hasrat untuk menumbuhkan kebutuhan seksual yang sah dan normal. Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan bahwa manusia memiliki jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia, seperti seks.

Selanjutnya, Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan bahwa manusia memiliki jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia, seperti: makan, minum, menghirup udara, istirahat, menghindari rasa sakit.

Menurut Ogburn (Elida, 2006:34) fungsi ekonomi; keluarga merupakan suatu unit ekonomi mandiri untuk memenuhi

kebutuhan anggotanya. Suami-istri harus memenuhi kebutuhan keluarganya dengan bekerja keras, halal dan tulus.

Dapat disimpulkan bahwa secara umum motif pernikahan wanita dewasa dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecematan Lubuk pinang Kebupaten Mukomuko adalah untuk memenuhi kebutuhan secara fisik dan ekonomi.

2. Motif Pernikahan Wanita Dewasa Awal dalam Memilih Pasangan Berkenaan dengan Psikologis

Secara umum motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan berkenaan dengan psikologis yaitu berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah persentase 50,00% sebanyak 10 orang, yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah 50,00% sebanyak 10 orang, hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan psikologis berada pada kriteria tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan berkenaan dengan perlindungan, kasih sayang, dan menghargai. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2004:19) menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan psikologis, dan kebutuhan- kebutuhan fisiologis juga mendapatkan pemenuhan. Dengan perkawinan individu merasa tenang dapat melindungi dan dilindungi, dapat mencurahkan segala isi hatinya kepada pasagannya. Dengan hal tersebut, salah satu yang melatarbelakangi seseorang untuk menikah adalah pemenuhan kebutuhan psikologis. Umumnya wanita akan mencari pasangan yang dapat melindungi dirinya guna memenuhi kebutuhan rasa aman yang menjadi salah satu kebutuhan bagi dirinya. Perasaan aman tersebut dianggap dapat diperoleh dari laki- laki yang lebih tua dari dirinya. Para orangtuapun pada umumnya menganggap laki-laki yang lebih dewasa dan dapat memberi perlindungan adalah laki-laki yang berusia lebih tua dari wanita (Indrawati, 2012). Ingin mendapatkan perlindungan, rasa aman, dan ingin di lindungi. Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan jenis kebutuhan ini akan muncul jika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi secara layak, dan yang termasuk kebutuhan jenis ini, yaitu:

(6)

kebutuhan terhadap perlindungan, keamanan, ketertiban, hukum, stabilitas, dan lain-lain.Selanjutnya, Wanita menikah ingin mendapatkan kasih sayang. Sesuai dengan pendapat Mansur dan Budiarti (2014:95) bahwa kebutuhan psikologis manusia salah satunya adalah ingin mendapatkan kasih sayang. Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan bahwa kebutuhan akan rasa memiliki kasih sayang. Kebutuhan ini terlihat ketika seseorang berusaha untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, keturunan (anak), bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu. Menurut Ogburn (Elida, 2006:34) menyatakan bahwa fungsi kasih sayang;

dalam keluarga, suami-istri seharusnya saling memberikan kasih sayang, perhatian, sokongan dan cinta erotik.

Setiap manusia ingin dihargai sesuai dengan peryataan Mansur dan Budiarti (2014:95) bahwa kebutuhan psikologis ingin dihargai. Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan kebutuhan akan harga diri), yang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

lower one, kebutuhan yang berkaitan dengan status, atensi, dan reputasi, serta higher one kebutuhan yang berkaitan dengan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan.

Dapat disimpulkan bahwa secara umum motif pernikahan wanita dewasa dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecematan Lubuk pinang Kebupaten Mukomuko adalah untuk memenuhi kebutuhan secara perlindungan, kasig sayang, dan menghargai.

3. Motif Pernikahan Wanita Dewasa Awal dalam Memilih Pasangan Berkenaan dengan Sosial

Secara umum motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan berkenaan dengan sosial yaitu berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah persentase 60,00% dan sebanyak 12 orang berada pada kriteria sangat tinggi, persentase 35,00% dan sebanyak 7 orang berada pada kriteria tinggi, dan persentase 5,00% dan sebanyak 1 orang berada pada kriteria sedang, hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan sosial berada pada kriteria sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan berkenaan dengan sorotan mata masyarakat dan aktualisasi diri pada keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2004:19) manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain. Keadaan sosial budaya dari suatu masyarakat akan ikut mengambil bagian dari pernikahan. Diketahui bahwa suatu masyarakat tertentu adanya pandanga bahwa seseorang tidak menikah akan memperoleh sorotan tersendiri dari anggota masyarakat.

Mansur dan Budiarti (2014:95) kebutuhan sosial memenuhi tugas dalam suatu adat keluarga yang lazim, yaitu menikah karena pernikahan merupakn cermin dari kematangan sosial seseorang ketika menginjak usia dewasa.

Selanjutnya, Maslo (Erwinsyahbana, 2012) kebutuhan terhadap aktualisasi diri, jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri.

Kepribadian dapat mencapai peringkat teratas jika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan ktualisasi diri seseorang akan dapat memanfaatkan aktor potensialnya secara sempurna.

Dapat disimpulkan bahwa secara umum motif pernikahan wanita dewasa dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecematan Lubuk pinang Kebupaten Mukomuko adalah untuk memenuhi kebutuhan sorotan mata masyarakat dan Aktualisasi diri pada keluarga.

4. Motif Pernikahan Wanita Dewasa Awal dalam Memilih Pasangan Berkenaan dengan Religi

Secara umum motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan berkenaan dengan sosial yaitu berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah persentase 25,00% sebanyak 5 orang, yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah pesentase 55,00% sebanyak 11 orang, dan yang berada pada kategori sedang dengan jumlah persentase 20,00% sebanyak 4 orang, hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan sosial berada pada kriteria tinggi.

(7)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan berkenaan dengan dasar agama dan kepercayaan terhadap agama. Hal ini sesuai dengan pendapat Mansur dan Budiarti (2014:95) menikah adalah sunnah Rasulullah dan manusia diciptkan berpasang-pasangan. Menurut Ogburn (Elida, 2006:34) fungsi keagamaan; keluarga adalah tempat pembentukan dasar-dasar keagamaan dalam diri anak-anak. Keluarga menjadi model dan memberi latihan cara- cara bertingkah laku beragama.

Selanjutnya, Walgito (2004:19) salah satu segi yang mendorong untuk menikah karena adanya kepercayaan sesuai dengan agama ataupun kepercayaan yang dianut oleh individu yang bersangkutan.

Dapat disimpulkan bahwa secara umum motif pernikahan wanita dewasa dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecematan Lubuk pinang Kebupaten Mukomuko adalah untuk memenuhi kebutuhanuntuk dasar agama dan kepercayaan terhadap agama.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian mengenai “motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu”, dapat disimpulkan bahwa secara umum berada pada kategori tinggi. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan sub variabel yang terkait dengan variabel dari penelitian ini adalah berkenaan pemenuhan 1) kebutuhan fisiologis, 2) psikologis, 3) sosial, dan 4) religi dapat diketahui dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan fisiologis berada pada kategori tinggi.

2. Motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan psikologis berada pada kategori tinggi.

3. Motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan sosial berada pada kategori sangat tinggi.

4. Motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan religi berada pada kategori tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan berapa saran:

1. Wanita dewasa awal, diharap dalam

memilih pasangan hidup

mempertimbangkan berbagai pertimbangan.

2. Masyarakat Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu diharapkan untuk dapat mencegah berbagai motif yang dapat merugikan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan dengan cara melakukan binaan dan memberikan pemahaman tentang pernikahan kepada seluruh anggota masyarakat.

3. Kepala Desa hendaknya dapat menjalani kerja sama dengan masyarakat yang dapat mendukung keharmonisan keluarga bagi masyarakat Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu.

4. Prodi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, diharapkan untuk mampu memberikan pembabekalan kepada konselor terkait dengan pernikahan.

5. Bagi peneliti selanjutnya penulis harapkan bisa mengkaji tentang hubungan motif pernikahan wanita dewasa awal terhadap keharmonisan keluarga.

Kepustakaan

Elida Prayitno. 2006. Psikologi Orang Dewasa. Padang. Angkasa Raya.

Erwinsyahbana, Tengku. 2012. Sistem Hukum Perkawinan pada Negara Hukum Berdasarkan Pancasila.

Jurnal. Ilmu Hukum. Vol 03. No 01.

Hasan, Marwisni. 2013. Psikologi dan Konseling Keluarga. Padang.

UNP Press.

(8)

Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2003.

Pengantar Statistik. Jakarta:

Reneka Cipta.

Mansur, Herawati dan Budiarti, Temu. 2014.

Psikologi Ibu dan Anak. Salemba Medika. Jakarta.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Papalia D, Olds S, and Feldman. 2008.

Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Utina, Ramli., Baderan, Dewi Wahyuni K., dan Pongoliu, Yayu Isyana. 2014.

Kajian Faktor Sosial Ekonomi yang Berdampak pada Usia Perkawinan Pertama di Provinsi Gorontalo. Jurnal. KKBN Provinsi Gorontalo dengan IPADI Provinsi Gorontalo.

Walginto, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling Perkawinan.

Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

TCA20株が,カルシウムイオン(Ca2+)やマグネ シウムイオン(Mg2+)といった2価の陽イオンを利用 してべん毛を回転させる世界初のべん毛モーターをもつ ことが明らかとなった1.TCA20株が分離された温泉 水は,湧き出る温泉中のカルシウムイオン量が牛乳並に 多い(約1,740 mg/L)弱アルカリ性塩化物泉として知 られている.