• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Mesin bubut

N/A
N/A
MAWARDI

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Mesin bubut"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang permesinan, dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoperasikan maupun merawat mesin sekaligus peralatan dari mesin tersebut. Banyak mahasiswa maupun seorang sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi terkadang tidak dapat mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Dalam dunia manufaktur salah satu mesin yang paling sering digunakan untuk membuat produk permesinan adalah mesin bubut. Proses permesinan merupakan suatu proses untuk menciptakan alat atau produk baru, dengan suatu tahapan dari bahan baku dan di proses dengan cara-cara tertentu dengan urut dan sestematis untuk mendapatkan suatu produk yang berfungsi. Suatu komponen yang mempunyai karakteristik yang ideal apabila suatu komponen tersebut sesuai yang kita kehendaki dengan mempunyai suatu ukuran ukuran, bentuk yang sempurna dan mempunyai permukaan yang halus. Proses dalam permesinan sangat banyak, di antaranya proses menggunakan mesin bubut.

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar. Mesin bubut adalah mesin yang membentuk benda kerja dengan cara menyayat, dimana gerak utamanya yaitu gerak rotasi benda kerja dan gerak pemakanannya adalah gerak translasi pahat ke kiri dan kekanan searah dengan sumbu mesin bubut sebagai gerak bantu. Pergerakan pahat kekiri dan kekanan merupakan fungsi utama

(2)

mesin bubut untuk pengerjaan silindris. Pahat juga bisa bergerak untuk facing (hasil permukaan rata pada sisi datar dari silinder). Tiga parameter utama pada proses bubut adalah kecepatan potong (speed), gerak makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat juga memiliki pengaruh yang cukup besar, namun tiga parameter di atas merupakan bagian yang dapat diatur oleh operator langsung pada mesin bubut. (P. Herdaagus, 2003)

1.2 Rumusan Masalah

Pembahasan mengenai dunia pembubutan sangatlah luas, mengingat hal itu dalam pengerjaan laporan praktikum ini penulis merumuskan beberapa hal yang akan dibahas antara lain :

1. Bagaimana prinsip kerja pembubutan?

2. Apa saja komponen-komponen utama pembubutan dan fungsi dari setiap komponen tersebut?

3. Bagaimana mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam membuat suatu produk?

1.3 Batasan Masalah

1. Proses pembubutan yang dilakukan yaitu facing, pembubutan silindris dan pembubutan tirus.

2. Komponen utama dari mesin bubut terdiri dari 5 bagian, yaitu:

Landasan (bed),

pembawa (carriage), head stock, tailstock, dan poros berulir (lead screw).

1.4 Tujuan Praktikum

Setelah mengikut praktikum ini, seluruh praktikan diharapkan dapat memahami:

1. Mengetahui komponen-komponen mesin bubut serta fungsinya.

2. Mengetahui jumlah waktu proses, kecepatan pemakanan dan penentuan sudut pemakanan yang dibutuhkan dalam membuat sebuah produk.

3. Mengetahui pengoperasian mesin bubut dan menguasai cara pembubutan dengan benar.

(3)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Permesinan

Proses permesinan seperti proses bubut, pengeboran, frais atau pemesinan baut pada dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagian bahan benda kerja dimana pada proses pemotongannya akan dihasilkan geram (chip) yang merupakan bagian benda kerja yang akan dibuang. Pahat potong bergerak sepanjang benda kerja dengan kecepatan dan kedalaman pemotongan. Pergerakan pahat ini mengakibatkan timbulnya geram (chip) yang terbentuk akibat proses pergeseran (shearing) secara kontinu pada bidang geser.

Mesin bubut merupakan suatu mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Mesin bubut mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda dengan jalan menyayat benda kerja dengan pahat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan atau ke kiri searah dengan sumbu mesin bubut menyayat benda

kerja. Kegunaan lain dari mesin bubut adalah membuat pusat (center), mengebor.

2.2 Macam-Macam Pembubutan Pembubutan Silindris (Turning)

Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu benda kerja.

Gambar 2.1 Pembubutan Silindris (Sumber : Modul Parktikum Manufaktur 2022)

(4)

2.2.2 Pembubutan Tirus (Cone)

Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan perbedaan diameter secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus / konis.

Gambar 2.2 Pembutan Tirus

(Sumber : Modul Parktikum Manufaktur 2022) 2.2.3 Pembubutan Muka (Facing)

Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode pembubutan muka digunakan untuk menyayat permukaan ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda kerja. Ketika melakukan pembubutan kasar (roughing) gerakan pahat dari luar ke dalam lebih disukai.

Gambar 2.3 Pembubutan Muka

(Sumber : Modul Parktikum Manufaktur 2022) 2.2.4 Pembubutan Potong (Cutting Off)

Cutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat bubut.

Pada proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki ujung potong yang miring menuju sumbu benda kerja. Oleh karena itu pahat bubut ini memiliki sudut kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung potong

(5)

yang miring, akan diperoleh permukaan pemotongan tanpa sisa (permukaan yang rata) pada ujung benda kerja.

Gambar 2.4 Pembubutan Potong (Sumber : Modul Parktikum Manufaktur 2022) 2.2.5 Pembubutan Meluaskan Lubang (Boring)

Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan sumbu benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan pembubutan silindris. Namun perbedaaanya adalah boring dilakukan pada bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.

Gambar 2.5 Pembubutan Meluaskan Lubang (Sumber : Modul Parktikum Manufaktur 2022) 2.3 Pengertian Mesin Bubut Konvensional

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada

(6)

pencekam(chuck) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat potongnynya, sedangkan benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang diinginkan.

Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan mesin- mesin yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled) ataupun kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional mutlak diperlukan keterampilan manual dari operatornya.Pada kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam pergerakkannya bahkan juga dilengkapi dengan layanan sistim otomasi baik yang dilayani dengan sistim hidraulik, pneumatik ataupun elektrik.Ukuran mesinnyapun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin bubut konvensional syang dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan besar seperti yang dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat atau merawat poros baling-baling kapal yang diameternya mencapai 1000 mm.

2.4 Mesin Bubut

Komponen utama dari mesin bubut terdiri dari 5 bagian, yaitu:

Landasan (bed), pembawa (carriage), head stock, tailstock, dan poros berulir (lead screw). Landasan (bed) merupakan komponen utama mesin bubut yang berfungsi sebagai penopang/dudukan komponen-komponen lainnya. Landasan ini bersifat kaku dan terbuat dari besi cor dimana pada bagian atasnya dikeraskan supaya tahan gesek dan tahan aus. Pembawa (carriage) bergerak sepanjang landasan, komponen ini terdiri dari cross- slide, tool post dan apron. Pahat potong dipasangkan pada tool post dimana posisinya dapat diatur sesuai dengan arah yang diinginkan. Headstock merupakan tempat dudukan spindle, motor pengerak dan gigi- gigi transmisi pengatur kecepatan. Head stock juga merupakan dudukan tempat

(7)

pemegang benda kerja (chuck) yang merupakan komponen tambahan pada mesin bubut. Tailstock merupakan tempat dudukan ujung yang lain dari benda kerja serta berfungsi sebagai titik pusat (center) dari benda kerja.

Poros berulir berfungsi untuk meggerakan carriage (pisau potong) dengan kecepatan yang telah diatur sesuai dengan jenis pemotongan yang diinginkan.

2.5 Bagian-Bagian Mesin Bubut

Keterangan :

Gambar 2.6 Mesin Bubut

(Sumber :Modul Parktikum Manufaktur 2022)

1. Motor Penggerak 4. Wadah Tatal 7. Kepala Lepas 2. Kepala Tetap 5. Saklar Motor 8. Kaki

3. Eretan Lintang 6. Kotak Kunci 9. Spindel Utama 10. Eretan Dasar 13. Poros Ulir 16. Meja Mesin 11. Chuck 14. Poros Luncur 17. Eretan Atas 12. Batang Gigi 15. Batang Penghubung

Spesifikasi mesin : Ukuran maksimal H (tinggi sumbu) dari meja dikali W (jarak center kepala tetap dan penjepit). Ukuran maksimal benda kerja yang dapat dikerjakan 2 H x W.

(8)

2.5.1 Kepala Tetap dengan Pembawa

Gambar 2.7 Bentuk jenis buatan dan penempatan jantung bubut.

(Sumber :Modul Parktikum Manufaktur 2022) Keterangan :

a. Mantel pengaman b. Pembawa massif

c. Penumpuan pembawa yang betul

d. Penumpuan yang benar bagi jarum bubut yang mengandung bidangrata

e. Cincin pelindung

f. Pembawa bekerja sendiri.

2.5.2 Penjepit Chuck Dependent

Gambar 2.8 Cekam Penjepit

(Sumber :Modul Parktikum Manufaktur 2022)

(9)

2.5.3 Kepala Lepas

Kepala lepas dipasang di atas meja bubut bagian ujung kanan, berguna untuk : Menopang benda kerja, pemasangan mata boor /snei dan tap, serta untuk penyetalan bubut tirus panjang.

Gambar 2.9 Kepala Bebas Model Normal (Kiri dan Tengah).

(Sumber :Modul Parktikum Manufaktur 2022) 2.5.4 Meja Mesin Bubut

Berfungsi sebagai dudukan seperangkat eretan yang meluncur memanjang. Keausan meja mengakibatkan hasil pembubutan tidak presisi (cembung). Perawatan / pembersihan meja seusai pembubutan penting dilakukan untuk mencegah keausan.

Gambar 2.10 Bentuk Meja Mesin Bubut.

(10)

2.5.5. Transmisi Penggerak Poros Kepala Tetap

Gambar 2.11 Transmisi Penggerak Poros Kepala Tetap (Sumber :Modul Parktikum Manufaktur 2022) 2.5.6 Penjepit Pahat (Tools Post)

Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkan pada gambar 2.12. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 2.12 Penjepit pahat (Tools Post) (Sumber :Modul Parktikum Manufaktur 2022)

(11)

2.5.7 Eretan Atas

Eretan atas sebagaimana gambar 2.13, berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual. Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°, biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan menggunakan eretan atas.

2.5.8 Transporter dan Sumbu pembawa

Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.

Gambar 2.13 Poros Transporter Dan Sumbu Pembawa (Sumber :Modul Parktikum Manufaktur 2022) 2.6 Model Pahat

Gambar 2.14 Cara Pembuatan Gagang Pahat

(12)

Model V : Pahat bubut terbuat seluruhnya dari baja olah cepat.

Model S : Kepala penyayat dari baja olah cepat dilas tumpu dengan gagang dari baja industri mesin.

Model P : Pelat penyayat dari baja olah cepat dilas pada tempat yang disediakan di ujung gagang dari baja industri mesin.

Model K : Pelat penyayat dijepit.

Gambar 2.15 Arah penyayatan pahat bubut R = Pahat Bubut Kanan L = Pahat Bubut Kiri

(Sumber : Modul Parktikum Manufaktur 2022) 2.7 Jenis Pahat Bubut

Gambar 2.16 Jenis-Jenis Pahat Bubut dan Kegunaannya (Sumber :Modul Parktikum Manufaktur 2022 ) Keterangan:

a. Pahat kiri. d. Pahat rata. g. Pahat ulir

(13)

b. Pahat potong. e. Pahat radius. h. Pahat muka c. Pahat kanan. f. Pahat alur. i . Pahat kasar 2.8 Jenis-Jenis Mesin Bubut Konvensional

Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional dibagi dalam beberapa kategori, yaitu : mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut standar, dan mesin bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk pembuatan benda kerja yang berdimensi besar, terbagi atas mesin bubut beralas panjang, mesin bubut lantai, mesin bubut tegak. Adapun gambarnya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Mesin Bubut Ringan 2. Mesin Bubut Sedang 3. Mesin Bubut Standar

2.9 Proses Pembubutan Benda Kerja 2.9.1 Kecepatan Sayat Bubut

Kecepatan ditentukan oleh besaran putaran benda kerja dan diameter yang disayat, hubungannya adalah: Dalam prakteknya nilai kecepatan potong ditetapkan, dan putaran mesin dicari.

2.9.2 Menghitung Angka Putaran Mesin (n) Untuk mengitung angka putaran ialah:

Benda kerja

D = 30 mm

kecepatan sayat v = 60 m/mnt Jawaban:

Putaran mesin

n = 1000.v / Л. D

= 1000. 60 / 3,14. 30

= 636,94 rpm

Variasi putaran mesin yang tersedia adalah :

31,5 – 45 – 63 – 90 – 125 – 180– 250 – 355 – 500 – 710 – 1000 – 1400.

Oleh karena tidak terdapat n = 636,94 rpm, maka dipilih 500 rpm (disebut ne = putaran efektif ).

(14)

Dengan demikian kecepatan sayat nyata adalah:

V = 80. 3,14. 125 / 1000, V = 31,4 m / mnt.

2.10 Parameter Mesin Bubut

Kecepatan pemotongan (cutting speed) adalah kecepatan pemotongan pada permukaan kontak antara benda kerja dengan pisau potong. V = π Do n (m/s) dimana: Do = diamater luar benda kerja n = putaran benda kerja (rpm). Pemakanan (feed) adalah tebalnya pemotongan setiap satu putaran benda kerja. Besarnya pemakanan ini ditentukan oleh jenis poros berulir pada mesin bubut. Satuan dari pemakanan adalah mm/revolution. Kedalaman pemotongan (f), (depth of cut) adalah tebal bahan yang dipotong setiap satu siklus pengerjaan, satuannya adalah mm.

Waktu pemotongan (Tm),(cutting time) waktu yang diperlukan untuk memotong benda kerja dalam satu kali operasi, dinyatakan dengan: dimana f = pemakanan Kecepatan pemotongan yang disarankan pada proses bubut dapat dilihat di tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kecepatan pemotongan yang disarankan

Sumber : Modul Praktikum Manufaktur 2020

(15)

2.11 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Proses Bubut

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan suatu proses bubut diantara adalah sebagai berikut

1. Komponen yang akan dibubut harus dirancang supaya mudah di cekam pada chuck. Benda-benda tipis berbentuk pelat sangat sukar ditempatkan pada chuck sehingga proses bubut untuk bahan pelat supaya dihindari.

2. Toleransi ukuran supaya tidak terlalu kecil sehingga masih memungkinkan dapat diproses dengan proses bubut.

3. Sudut-sudut tajam pada komponen supaya dihindari oleh karena tidak semua bentuk sudut bisa dijangkau oleh pisau potong.

4. Ukuran material yang akan dibubut diusahakan sedekat mungkin kepada ukuran benda kerja supaya jumlah langkah proses pembubutan bisa dikurangi.

5. Bentuk komponen yang akan dibubut harus direncanakan agar bisa menggunakan bentuk pahat standar yang ada di pasaran.

6. Bahan benda kerja harus dipilih dimana bahan tersebut memiliki kemampuan mesin (machinability) yang baik.

(16)

F D C

B A E

BAB III

PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum proses manufaktur dilaksanakan pada hari hari Rabu, 16 November 2022 di laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan : Alat yang digunakan

1. Mesin Bubut.

2. Mistar/Jangka Sorong.

3. Ragum 4. Gergaji Besi 5. Pahat bubut 6. APD

Bahan yang digunakan

1. Besi silinder diameter 32 mm dengan panjang 110 mm.

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Gunakan alat keselamatan kerja/safety.

2. Penentuan komponen yang akan dibentuk.

3. Siapkan mesin yang akan digunakan, ikuti selalu seluruh instruksi.

4. Ukur dan benda kerja sesuai dengan kebutuhan komponen.

5. Letakkan benda kerja di cekam kemudian di jepit.

6. Centre benda kerja dengan menggunakan dial indikator.

Gambar 3.1 Benda Kerja Praktikum Pembubutan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(17)

Pemotongan Bahan Material Persiapan Bahan Material dan Peralatan

7. Setelah dicentre, lalu bubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang ditentukan.

8. Ratakan permukaan benda kerja.

9. Kemudian bubut benda kerja pada bagian F sampai Ø26 mm dengan panjang 31 mm lalu di tiruskan.

10. Kemudian bubut benda kerja pada bagian E sampai Ø26 mm dengan panjang 5 mm

11. Kemudian bubut benda kerja pada bagian D sampai Ø30 mm dengan panjang 16 mm

12. Kemudian lepas benda kerja, lalu balik benda kerja dan pasang kembali pada cekam, kemudian di jepit.

13. Senter benda kerja dengan menggunakan dial indikator.

14. Kemudian bubut benda kerja pada bagian C sampai Ø26 mm dengan panjang 16 mm

15. Kemudian bubut benda kerja pada bagian B sampai Ø24 mm dengan panjang 14 mm

16. Kemudian bubut benda kerja pada bagian A sampai Ø10 mm dengan panjang 18 mm

17. Kemudian pada bagian F geser tool post sehingga membentuk sudut 10°, kemudian lakukan bubut tirus.

18. Rapihkan kembali alat-alat dan bahan yang telah digunakan ke tempatnya.

3.4 Diagram Alir

Studi Literatur Mulai

(18)

Data Hasil Pembubutan Perhitungan

Selesai

Kesimpulan dan Saran Proses Pembubutan 1. Pemasangan material

2. Penyetingan material

3. Pengerjaan diameter Ø30 mm dengan panjang 64 mm 4. Pengerjaan diameter Ø26 mm dengan panjang 48 mm 5. Pengerjaan diameter Ø24 mm dengan panjang 32 mm 6. Pengerjaan diameter Ø10 mm dengan panjang 18 mm 7. Pengerjaan diameter Ø26 mm dengan panjang 36 mm 8. Pengerjaan tirus dengan kemiringan 10° dengan ukuran

diameter

(19)

E

D C

F B A

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses pengerjaan

Proses praktikum pembubutan ini meliputi bebrapa langkah kerja yang dilakukan, yaitu:

1. Pemasangan material 2. Penyetingan material

3. Pengerjaan diameter Ø30 mm dengan panjang 64 mm 4. Pengerjaan diameter Ø26 mm dengan panjang 48 mm 5. Pengerjaan diameter Ø24 mm dengan panjang 32 mm 6. Pengerjaan diameter Ø10 mm dengan panjang 18 mm 7. Pengerjaan diameter Ø26 mm dengan panjang 36 mm

8. Pengerjaan tirus dengan kemiringan 10° dengan ukuran diameter Ø15 Dan langkah kerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut

Gambar 4.1 Benda Kerja Praktikum Pembubutan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4.1.1 Pemasangan dan Penyetingan Material

Langkah yang dilakukan untuk melakukan pembubutan ialah terlebih dahulu dilakukan pemasangan dan penyetingan terhadap material agar pas center pada penjepit.

4.1.2 Pengerjaan benda kerja pada bagian A sampai D

Untuk memudahkan pembubutan pada benda kerja, lakukan penandaan panjang pengerjaan 64 mm dengan menggoreskan pahat bubut pada benda kerja. Tujuan dilakukannnya penandaan tersebuat

(20)

adalah sebagai batas panjang pembubutan yang akan dilakukan. Setelah itu lakukan pengerjaan dengan melakukan pembubutan rata dari diameter awal 32 mm menjadi 30 mm dengan panjang 64 mm, dalam proses ini kita lakukan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 1 kali pegerjaan.

• Pembubutan bidang A sampai D sepanjang 64 mm dari diameter 32 hingga diameternya menjadi 31 mm, jumlah pemakanan 1𝑚𝑚 = 1

1

n = 450 Rpm Vf = f . n

= 1 . 450

= 450 mm/menit Tm = 64mm x 1

450 mm/menit

= 0,14 menit

Gambar 4.2 Pengerjaan Awal (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 4.1.3 Pengerjaan benda kerja pada bagian A sampai C

Lakukan penandaan pada benda kerja sesuai dengan gambar acuan yaitu panjang pengerjaan 48 mm dengan menggoreskan pahat bubut pada benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pembubutan rata dari diameter awal 30 mm menjadi 26 mm dengan panjang 48 mm, dalam proses ini dilakukan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 2 kali pengerjaan.

(21)

• Pembubutan bidang A Sampai C sepanjang 48 mm dari diameter 30 hingga diameternya menjadi 26 mm , jumlah pemakanan 2𝑚𝑚 = 2

1

n = 450 Rpm Vf = f . n

= 1 . 312

= 450 mm/menit Tm = 48mm x 2

450 mm/menit

= 0,10 menit

Gambar 4.3 Pengerjaan kedua (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 4.1.4 Pengerjaan benda kerja pada bagian A Sampai B

Pada proses benda kerja A sampai B, praktikan perlu mepas benda kerja lalu balik benda kerja dan pasang kembali pada cekam, kemudian dijepit Setelah itu seperti pada pembubutan sebelumnya, lakukan penandaan panjang pengerjaan 32 mm dengan menggoreskan pahat bubut pada benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pembubutan dengan melakukan pembubutan rata dari diameter awal 26 mm menjadi 24 mm dengan panjang 32 mm, dalam proses ini kita lakukan pemakanan sedalam 1,0 mm sebanyak 1 kali pengerjaan.

• Pembubutan bidang A sampai B sepanjang 32 mm dari diameter 26 mm hingga diameternya menjadi 24 mm, jumlah proses pemakanan

1 𝑚𝑚 1 = 1

n = 450 Rpm

(22)

Vf = f . n

= 1 . 312

= 450 mm/menit Tm = 32𝑚𝑚 x 1

450 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,07 menit

4.1.5 Pengerjaan benda kerja pada bagian A

Lakukan penandaan pada benda kerja sesuai dengan gambar acuan yaitu panjang pengerjaan 18 mm dengan menggoreskan pahat bubut pada benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pembubutan dengan melakukan pembubutan rata dari diameter awal 24 mm menjadi 10 mm dengan panjang 18 mm, dalam proses ini kita lakukan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 7 kali pengerjaan.

• Pembubutan bidang A sepanjang 18 mm dari diameter 24 mm hingga diameternya menjadi 10 mm, jumlah proses pemakanan 7𝑚𝑚

1

= 7

n = 450 Rpm Vf = f . n

= 1 . 312

= 450 mm/menit Tm = 18𝑚𝑚 x 7

312 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,04 menit

4.1.6 Pengerjaan benda kerja pada bagian E sampai F

Pada proses benda kerja E sampai F, praktikan perlu mepas benda kerja lalu balik benda kerja dan pasang kembali pada cekam, kemudian di jepit Setelah itu seperti pada pembubutan sebelumnya, lakukan penandaan panjang pengerjaan 36 mm dengan menggoreskan pahat bubut pada benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pembubutan dengan melakukan pembubutan rata dari diameter awal 32 mm menjadi 26 mm dengan panjang 36 mm, dalam proses ini kita lakukan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 3 kali pengerjaan.

(23)

• Pembubutan bidang E samapi F sepanjang 36 mm dari diameter 32 mm hingga diameternya menjadi 26 mm, jumlah proses pemakanan

3 𝑚𝑚 1 = 3

n = 450 Rpm Vf = f . n

= 1 . 450

= 450 mm/menit Tm = 36𝑚𝑚 x 3

450 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,08 menit

4.1.7 Pengerjaan tirus dengan kemiringan 10° diameter besar 26 mm Untuk melakukan pembubutan tirus terlebih dahulu kita harus mengetahui sudut ketirusan yang dapat dicari dengan rumus:

Tgα =

(D−d) ...

2 XL 4.1

Dimana :α = Sudut ketirusan D = Diameter besar tirus d = Diameter kecil tirus L = Panjang tirus

Dengan menggunakan rumus diatas kita masukkan data dari gambar kerja dapat diketahui hasilnya sebagai berikut :

D = 26 mm d = 15 mm L = 30 mm Maka : tgα = 𝐷−𝑑

2𝑋𝑙

tgα = 22−15

2 𝑥 31

tgα = 0,112 α = tg-1 (0,112) α = 10°

(24)

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh sudut tirus yang akah digunakan adalah sebesar 10°. Untuk pembuatan tirus ini dilakukan dengan memiringkan sudut pada eretan atas sesuai dengan eretan tirus yan akan kita buat. Sebelum melakukan pembubutan tirus, terlebih dahulu lakukan pemindahan sudut pada eretan atas diubah menjadi 10°. Lakukan pembuatan tirus dengan menggerakan eretan atas hingga mencapai diameter 15 mm. Setelah pembuatan tirus selesai, kembalikan sudut eretan atas menjadi 0°.

4.1.8 Hasil Pembubutan

Benda kerja yang dilakukan tahapan pembubutan dari awal hingga tahap akhir maka didapatkan hasil seperti pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Benda Hasil Bubutan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(25)

BAB V

5.1 Kesimpulan

PENUTUP

Pada praktikum proses pembubutan ini dapat diambil kesimpulan, yaitu :

1. Adapun komponen mesin bubut yaitu; Motor Penggerak fungsinya mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk menggerakkan semua komponen yang ada. Kepala Tetap fungsinya sebagai dudukan cekam (chuck). Eretan Lintang Fungsi dari eretan lintang ini untuk mengatur tebal tipisnya pahatan yang dilakukan dengan memperhatikan skala ukuran yang sudah disediakan. Dudukan Pahat (Tool Post) berfungsi untuk menjepit pahatan saat proses pembubutan dilakukan. Lampu Penerangan berfungsi untuk membantu operator dalam melihat benda kerja saat proses pembubutan serta untuk melihat hasilnya agar lebih maksimal. Alat Pencekam Cekam merupakan alat perlengkapan mesin bubut yang berguna untuk menjepit benda saat proses pembubutan terjadi. Tombol Emergency Stop fungsinya untuk mematikan mesin bubut dalam kondisi atau situasi darurat. Alas Mesin (Bed Machine) berfungsi sebagai tumpuan gaya pemakanan ketika proses pembubutan terjadi dan juga sebagai tempat dudukan untuk kepala lepas, penyangga diam (steady rest) dan eretan. Kepala Lepas (Tail Lock) gunanya sebagai tempat penahan ujung benda kerja yang sedang di bubut, maupun sebagai tempat penahan kedudukan bor saat digunakan, dll.

2. Waktu yang dibutuhkan untuk Pengerjaan benda kerja pada bagian A sampai D yaitu 0,14 menit dengan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 1 kali pengerjaan dan kecepatan 450 Rpm, sedangkan untuk pengerjaan benda kerja pada bagian A sampai C yaitu 0,30 menit dengan kecepatan putaran mesin 312 Rpm dengan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 2 kali pengerjaan, Untuk pengerjaan benda kerja pada bagian A sampai B yaitu 0,10 menit dengan kecepatan

(26)

putaran mesin 312 Rpm dengan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 1 kali pengerjaan, untuk pengerjaan benda kerja pada bagian A memerlukan waktu 0,4 menit dengan kecepatan putaran mesin 312 Rpm dengan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 7 kali pengerjaan.

Waktu Pengerjaan benda kerja pada bagian E sampai F yaitu 0,34 menit dengan kecepatan putaran mesin 312 Rpm dengan pemakanan sedalam 1 mm sebanyak 3 kali pengerjaan. Sedangkan untuk membuat tirus dengan sudut 10° diameter besarnya ialah 26 mm dan diameter kecilnya 15 mm dan

sudut 10° diameter besarnya ialah 26 mm dan diameter kecilnya 15 mm dan panjang tirusnya ialah 31 mm. jumlah proses pemakanan.dan estimasi pembubutan suatu benda sesuai desain yaitu 1,28 menit dan untuk tirusnya sendiri diperlukan waktu yang lama sekitar 10 menit jadi total waktu yg diperlukan 11,28 menit

3. Parameter yang digunakan berdasarkan Kecepatan pemotongan (cutting speed) adalah kecepatan pemotongan pada permukaan kontak antara benda kerja dengan pisau potong. V = π Do n (m/s) dimana: Do = diamater luar benda kerja n = putaran benda kerja (rpm). Pemakanan (feed) adalah tebalnya pemotongan setiap satu putaran benda kerja. Besarnya pemakanan ini ditentukan oleh jenis poros berulir pada mesin bubut. Satuan dari pemakanan adalah mm/revolution. Kedalaman pemotongan (f), (depth of cut) adalah tebal bahan yang dipotong setiap satu siklus pengerjaan, satuannya adalah mm. Waktu pemotongan (Tm),(cutting time) waktu yang diperlukan untuk memotong benda kerja dalam satu kali operasi, dinyatakan dengan: dimana f = pemakanan.

5.2 Saran

Untuk pelaksanaan Praktikum pembubutan ini dapat berjalan dengan baik, sebaiknya praktikan menguasai teori dasar dalam pengelasan lebih dahulu dan juga melihat apa saja aspek yang diperlukan, sehingga praktikum dapat berjalan sesuai rencana.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

C.Van Terheijden, Harun (1985). Alat-alat Perkakas 2.

Daryanto (1987). Mesin Pengerjaan Logam, Bandung : Tarsito

Harsono Wiryo Sumarto & Thosie Okumra. 1994. Teknologi Pengelasan Logam.

Pradnya Paramita.

P. G. Benardos and G. C. Vosniakos, “Predicting surface roughness in machining: A review,” Int. J. Mach. Tools Manuf., vol. 43, no. 8, pp.

833–844, 2003.

R. Samsudin. 1977. Teknologi Mekanik/Khusus Teori dan Praktek Mesin Frais.

Graha Indonesia

Rizal Sani, 2006. Dasar Fabrikasi Logam. PPPG Teknologi Bandung.

Sirod Hantoro & TH. Sukardi. 1990. Teknologi Pemeliharaan Mesin Perkakas.

Liberty Yogyakarta

Wiryosumarto, H., 2000, Teknologi Pengelasan Logam, Erlangga, Jakarta Widarto, (2008), Teknik Pemesinan Juilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan. Direktirat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industri jilid II.

Direktorat Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Siswanto, M.Si Ryan Basith Fasih Khan, M.M 2 09.00-10.00 Farah Annisa Firdausi 19510056 Setiani, M.M Ryan Basith Fasih Khan, M.M 3 10.00-11.00 Dilla Oktaviana 19510135 Rini Safitri,