• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
amma

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 1. Pengertian Belajar

Makmun Khairani (2017:3) menyatakan “Belajar adalah usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku,sikap, kebiasaan,ilmu pengetahuan, dan keterampilan”. Ihsana El Khuluqo (2016:1) “belajar dapat disimpulkan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif,afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu”. Ihsana El Khuluqo( 2016:4)

“mengartikan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu”.

Dari hasil kesimpulan diatas pengertian belajar adalah Perubahan tingkah selaku seseorang ke arah yang lebih baik, melalui melalui program belajar pengalaman mereka sendiri.

2. Pengertian Pembelajaran

Secara umum pembelajaran dapat didefenisikan bahwa pembelajaran adalah upaya meningkatkan peserta didik. Untuk membelajarkan seseorang diperlukan teori agar apa yang dilakukan pendidik dapat berhasil dengan baik.

Makmur (2017:6) menyatakan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi”.

Bruner yang dikutip Ruseffendi dalam Heruman (2017:4) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah metode yang mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya, guru juga harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberitahu”.

(2)

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan moral peserta didik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Pengertian Mengajar

Mengajar pada umumnya merupakan suatu usaha untuk mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan peserta didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar mengajar. Menurut Arifin dalam Muhibbin Syah (2017:179) mendefenisikan “Mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu”. Menurut Alvin W.Howard dalam Slameto (2017:32) ” Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing, seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita cita), appreciation (penghargaan).

Berdasarkan hasil pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah menyampaikan pengetahuan, memberi bimbingan, mempersiapkan menjadi orang baik, dan mengajar sebagai kegiatan mewariskan ilmu pengetahuan kepada generasi muda.

4. Pengertian Analisis

Wirandi dalam Makinuddin (2006:40) “Analisis adalah aktivitas yang memuat kegiatan untuk dikelompokkan kembali”. Menurut Ajat Rukajat (2018:131) “Analisis merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian tes itu”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan untuk mengetahui keadaan sebenarnya.

5. Pengertian Matematika

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD,bahkan sejak TK. Namun matematika yang pada

(3)

hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif,formal,dan abstrak,harus diberikan kepada anak anak sejak SD yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi konkret. Oleh karena itu kita perlu berhati hati dalam menanamkan konsep konsep matematika tersebut. Di satu pihak siswa SD berfikirnya masih sangat terbatas,artinya berpikirnya dengan dikaitkannya dengan benda benda konkret ataupun gambar gambar konkret,dipihak lain matematika itu obyek obyek penelaahannya abstrak,artinya hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari kerja otak manusia.

Menurut Ruseffendi dalam Heruman (1991:1) mendefenisikan bahwa,

“matematika adalah Ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif”. Mulyono Abdurrahman (2012:225) mendefenisikan “matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan kekurangan, yang memudahkan siswa berfikir dalam memecahkan kehidupan sehari-hari”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu bahasa simbolis yang berfikir logis yang memudahkan siswa berfikir dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

6. Pengertian Pembelajaran Matematika

Secara umum Pembelajaran Matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pembelajaran pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru.

Menurut Herman Hudojo (2016:56) “Pembelajaran matematika adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di dalamnya”. Ihsana El Khuluqo(2017:2) menyatakan “Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan sesorang melaksanakan kegiatan belajar matematika”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah usaha untuk memahami segala pola,sifat dan konsep dari setiap kebenaran yang ada.

(4)

7. Tujuan Pembelajaran Matematika

Matematika memuat suatu kumpulan konsep dan operasi-operasi, tetapi di dalam pengajaran matematika pemahaman siswa mengenai hal hal tersebut lebih objektif dibanding mengembangkan kekuatannya dalam perhitungannya.

Guru seharusnya tidak hanya mengurus dan memberi tugas-tugas saja kepada siswa,tetapi harus menginternalisasikan tugas-tugas tersebut pada kebiasaan siswa dalam belajar dan keterbukaan dalam proses pembelajaran.

Heris Hendriana &Utari Soemarmo (2016:7) mencantumkan tujuan belajar matematika adalah sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, media atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

e. Memiliki sikap menghargai pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari hari.

8. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika

Heruman (2017:2) “Dalam mengajarkan matematika,guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika. Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: Penanaman konsep dasar, Pemahaman konsep, Pembinaan keterampilan. Memang tujuan akhir pembelajaran matematika di SD yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah yang benar”.

Heruman (2017:3), Berikut ini adalah Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika sebagai berikut:

(5)

a. Penanaman konsep dasar matematika, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.

Penanaman konsep dasar matematika merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media yang digunakan diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

b. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep-konsep matematika.

Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian yaitu: Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan.

Sedangkan kedua, pembelajaran konsep dasar matematika dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

9. Materi Pembelajaran.

Pembelajaran Matematika dalam kurikulum 2006 KTSP pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek yaitu Bilangan, salah satu aspek pembelajaran matematika yang diajarkan di Kelas V adalah operasi hitung Bilangan Pecahan Campuran.

Tabel 2.1 Silabus Pembelajaran Matematika Kelas V Semester 2 Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator Tujuan

Pembelajaran Menggunakan

pecahan dalam pemecahan masalah

Menjumlahkan Pecahan Campuran

Melakukan operasi hitung Penjumlahan dan

pengurangan Pecahan Campuran

-Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan pecahan campuran -Siswa dapat melakukan operasi hitung pengurangan Pecahan Campuran Bilangan Pecahan Campuran adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan pecahan biasa, pecahan campuran adalah angka-angka yang terdiri dari bilangan cacah dan sebuah pecahan, misalnya 2. Untuk membaginya angka-angka ini harus diubah menjadi pecahan biasa terlebih dahulu. Dalam

(6)

pembelajaran matematika di tingkat SD diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas.

Dalam matematika setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyaratan bagi konsep lain. Siswa harus dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dalam struktur berpikirnya yang berupa konsep matematika, dengan permasalahan yang dihadapi siswa. Heruman (2017:4)

Kurikulum Matematika Materi Pecahan Campuran Kelas V semester Ganjil T.A 2018/2019. Dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran terdapat dua cara yaitu:

a. Mengoperasikan bilangan bulat dengan bilangan bulat.

b. Mengunah bentuk pecahan campuran ke dalam bentuk pecahan biasa terlebih dahulu, kemudian dioperasikan.

Cara 1 : mengoperasikan bilangan bulat dengan bilangan bulat,dan pecahan dengan pecahan.

 (2 2) 3

22 3

21 

 

  3 2 3 1

= 4 +

2 3

= 5

Cara 2 : mengubah pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa terlebih dahulu,kemudian dioperasikan.

} + =

=5

10. Pengertian Kesulitan Belajar

Menurut Mulyono Abdurrahman (2018:1) “kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisiliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran.” Selanjutnya menurut Makmun Khairani (2017:187) “Kesulitan belajar merupakan aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, kadang-kadang lancar, kadang-

(7)

kadang tidak,kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang- kadang sulit, dalam hal ini semangat terkadang tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi”.

Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondidi kronis yang diduga bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu perkembangan integrasi, dan kemampuan verbal/nonverbal. Mulyono Abdurrahman (2012:4) “Kesulitan belajar khusus tampil sebagai suatu kondisi ketidakmapuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki intelegensi rata-rata hingga superior, yang memiliki sistem sensoris yang cukup, dan kesempatan belajar yang cukup pula.

Beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar diantaranya sebagai berikut. Mulyono Abdurrahman( 2012:4) :

a. Faktor genetik

b. Luka pada otak karna trauma fisik atau karena kekurangan oksigen c. Biokimia yang hilang

d. Biokimia yang merusak otak(misalnya zat pewarna pada makanan) e. Pencemaran lingkungan

f. Gizi yang tidak memadai

Jadi kesimpulannya pengertian kesulitan belajar adalah kondisi dimana peserta didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena adanya gangguan,baik faktor dari dalam maupun dari luar,yang menyebabkan siswa tidak mampu berkembang sesuai dengan kemampuannya.

11. Pengertian Kesulitan Belajar Matematika.

Menurut Mulyono Abdurrahman (2018:1) “Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran”. Selanjutnya menurut Makmun Khairani (2017:187) “Kesulitan belajar merupakan aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar; kadang-kadang lancer, kadang- kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang- kadang amat sulit untuk mengadakan konsentrasi”.

Mulyono Abdurrahman (2012:209), Tiga pendekatan pembelajaran matematika untuk membantu anak berkesulitan belajar matematika sebagai berikut:

(8)

a. Guru harus menyadari taraf perkembangan siswa anak-anak berkesulitan belajar matematika, memerlukan banyak pengalaman dalam belajar prabilangan sebagai landasan belajar matematika.

b. Anak berkesulitan belajar matematika memerlukan pendekatan belajar tentang belajar tentang berbagai konsep melalui pembelajaran langsung secara sistematis.

c. Bagi sebagian anak berkesulitan belajar, pemecahan masalah merupakan bagi yang paling sulit dalam pelajaran matematika, oleh karena itu bimbingan dan latihan yang cukup sangat diperlukan untuk belajar mengombinasikan berfikir dan berbahasa dengan keterampilan menghitung konsep-konsep yang diperlukan dalam pemecahan masalah matematika.

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas Kesulitan Belajar Matematika adalah ketidakmampuan seorang anak dalam menyerap konsep pembelajaran matematika, dan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal berhitung sehingga perlu diberikan guru pendekatan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.

12. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar Matematika.

Menurut Mulyono Abdurarahman (2012:210) Ada beberapa karakteristik kesulitan belajar matematika adalah sebagai berikut:

a. Gangguan Hubungan Keruangan

Konsep Hubungan Kekurangan ini sudah dialami anak pada saat mereka duduk di bangku SD. Anak-anak memperolehan pemahaman tentang berbagai konsep hubungan keruanagan tersebut dari pengalaman mereka dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosial mereka atau melalui berbagai permainan.

Tetapi sayangnya anak berkesulitan belajar sering mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan lingkungan sosial juga sering tidak mendukung terselenggaranya suatu situasi yang kondusif bagi terjalinnya komunikasi antar mereka. Adanya kondisi yang intrinsik yang diduga karena disfungsi otak dan kondisi ekstrinsik berupa lingkungan sosial yang tidak menunjang terselenggaranya komunikasi dapat menyebabkan anak mengalami gangguan dalam memahami konsep-konsep keruangan.

(9)

b. Abnormalitas Persepsi Visual.

Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami kesulitan untuk melihat berbagai objek dalam hubungannya dengan kelompok. Kesulitan ini merupakan salah satu gejala adanya abnormalitas persepsi visual. Kemampuan melihat berbagai objek dalam kelompok merupakan dasar yang sangat penting yang memungkinkan anak dapat secara cepat mengidentifikasi jumlah objek dalam satu kelompok. Anak yang mengalami abnormalitas persepsi visual akan mengalami kesulitan bila mereka diminta untuk menjumlahkan dua kelompok benda yang masing-masing terdiri dari lima dan empat anggota.

c. Asosiasi Visual-Motor

Anak berkesulitan belajar matematika sering tidak dapat menghitung benda-benda secara berurutan sambil menyebutkan bilangannya. Anak semacam ini dapat memberikan kesan mereka hanya menghafal bilangan tanpa memahami maknanya.

d. Perseverasi

Ada anak yang perhatiannya melekat pada suatu objek saja dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan perhatian semacam itu disebut perseverasi. Anak demikian mungkin pada mulanya dapat mengerjakan tugas dengan baik, tetapi lama kelamaan perhatiannya melekat pada suatu objek tertentu.

13. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika

Menurut Makmur Khairani (2017:188)”faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu: (1) faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri). (2) faktor ekstern (faktor dari luar manusia) meliputi, faktor-faktor non sosial dan faktor sosial. “Selanjutnya menurut Mulyono (2018:8) “kesulitan belajar dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disability) adalah faktor faktor internal,yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis; sedangkan penyebab utama problem belajar belajar (learning problems) adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.”

(10)

B. Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan uraian pada bagian-bagian sebelumnya, maka pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Apa saja kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi Pecahan Campuran Kelas V SDN 173386 Onan Runggu Tahun Ajaran 2018/2019?

2. Apa saja faktor penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi Pecahan Campuran Kelas V SDN 173386 Onan Runggu Tahun Ajaran 2018/2019?

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi pada judul penelitian ini, maka perlu didefenisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi bagian bagian yang kecil sehingga mudah dipahami penguraiannya.

2. Belajar adalah proses yang terjadi pada mata pelajaran matematika

3. Pembelajarann matematika adalah hubungan interaksi yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan anak didik.

4. Faktor penyebab kesulitan belajar faktor intern dan ekstern. Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) meliputi: faktor fisiologi dan psikologi sedangkan faktor ekstern (faktor dari luar manusia) meliputi:

lingkungan sosial.

Referensi

Dokumen terkait

IDENTITAS STANDAR KOMPETENSI KODE KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR KOMPONEN SILABUS

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi, Kompetensi dasar dan indikator ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan pencapaian kompetensi untuk

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu matapelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

Dengan kata lain silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru tercantum dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Kompetensi Inti (KI),

Menurut Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yaitu terdapat 10 indikator tentang kompetensi pedagogik guru. Dalam

Perencanaan Proses Pembelajaran, perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar

Sebagai pendekatan pembelajaran artinya pemecahan masalah digunakan untuk menemukan dan memahami materi matematika, sedangkan sebagai tujuan dalam arti pemecahan