INPUT DATA DAN GEOMETRI
(Laporan Praktikum Metode Seismik)
Oleh:
NABILAH BINTANG HARYAN 2115051044
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
2023
ii
Judul Praktikum : Input Data dan Geometri Tanggal Praktikum : 10 Oktober 2023
Tempat Praktikum : Ruang Kelas 3.3 Teknik Geofisika, Universitas Lampung
Nama : Nabilah Bintang Haryan
NPM : 2115051044
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Geofisika
Kelompok : VI (enam)
LEMBAR PEN
Bandar Lampung, 24 Oktober 2023 Mengetahui,
Asisten
Muhammad Syaihsan Isviandani NPM. 1955051009
iii ABSTRAK
INPUT DATA DAN GEOMETRI
Oleh
NABILAH BINTANG HARYAN
Telah dilakukan praktikum Metode Seismik pada hari Selasa tanggal 10 Oktober 2023 di Ruang kelas 3.3 Teknik Geofisika, Universitas Lampung dengan topik bahasan bab 2 “Input Data dan Geometri”. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mempelajari dan memasukkan data dari format SEG-D kedalam disk dengan format internal Promax dan mahasiswa dapat mengaplikasikan field geometry, trace labeling dan CDP. Proses geometri dilakukan dengan tujuan pemberian label titik koordinat pada data atau nominal geometri. Proses geometri terdiri dari beberapa alur yaitu 2D Marine Geometry Spreadsheet, Disk Data Input, Inline Geom Header Load, dan Disk Data Output. Adapun hasil dari output field geometry yaitu stacking chart yang sesuai dengan geometri penembakan pada saat akuisisi data. Trace labeling merupakan proses pendefinisian identitas setiap trace-trace yang berhubungan dengan shot point, posisi di permukaan, offset dan nomor CMP (Common Mid Point) pada hasil demultiplexing. CDP (Common Deep Point) adalah pengambilan data sesimik untuk konfigurasi sumber-penerima dimana terdapat satu titik tetap dibawah permukaan bumi.
iv DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Praktikum ... 1
II. TEORI DASAR ... 2
III. METODOLOGI PRAKTIKUM ... 4
3.1 Alat dan Bahan ... 4
3.2 Diagram Alir ... 5
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN ... 6
4.1 Hasil Praktikum ... 6
4.2 Pembahasan ... 6
V. KESIMPULAN ... 10
DAFTAR PUSTAKA ... 11
LAMPIRAN ... 12
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Modul Praktikum ...4
2. Laptop ...4
3. Alat Tulis ...4
4. Software Promax ...4
5. Diagram Alir ...5
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak teknologi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama teknologi yang berkiatan dengan penggunaan energi dan sumber daya alam. Hal ini menyebabkan teknologi dapat membantu dalam eksploitasi sumber daya alam. Penggunaan teknologi ini bisa mencakup berbagai jenis, dimulai dari yang sederhana seperti perangkat lunak hingga yang yang kompleks seperti penelitian ilmiah. Dalam geofisika sendiri terdapat beberapa metode yang bisa di terapkan, salah satunya metode seismik.
Metode seismik sendiri sudah mengalami banyak perkembangan, seperti dalam hal materi, peralatan dan instrumen yang biasa di gunakan dalam pengumpulan data seismik. Pemrosesan data seismik betujuan untuk mengurangi gangguan dan sinyal ganda (multiples) sehingga bisa meningkatkan singal to noise ratio (SNR). Dalam seismik terdapat istilah geometri, geometri merupakan tahapan dalam pengolahan data seismik yang bertujuan untuk menghubungkan file number yang terdapat pada observer report dengan data seismik yang di rekam.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mempelajari dan memasukkan data dari format SEG- D kedalam disk dengan format internal Promax.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan field geometry, trace labeling dan CDP.
II. TEORI DASAR
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang merambat dalam bumi. Bumi sebagai medium gelombang terdiri dari beberapa lapisan batuan yang antar satu lapisan dengan lapisan lainnya mempunyai sifat fisis yang berbeda. Ketidak- kontinuan sifat medium ini menyebabkan gelombang seismik yang merambatkan sebagian energinya dan akan dipantulkan serta sebagian energi lainnya akan diteruskan ke medium di bawahnya. Metode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting dan banyak dipakai di dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan metode seismik mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam memodelkan struktur geologi di bawah permukaan bumi. Dalam menentukan struktur geologi, metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yang besar yaitu seismik bias dangkal (head wave or refrected seismic) dan seismik refleksi (reflected seismic). Seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sedang seismik refleksi untuk struktur geologi yang dalam. Secara umum hasil dari suatu survei geofisika adalah membuat interpretasi pengolahan data bawah permukaan secara akurat. Data-data waktu dan jarak dari kurva travel time diterjemahkan menjadi suatu penampang geofisika dan akhirnya dijadikan penampang geologi. Secara umum metode interpretasi seismik refraksi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu intercept time, delay time method dan wafe front method. Salah satu metode perhitungan waktu tiba gelombang seismik untuk mencerminkan lapisan bawah permukaan adalah Metode Hagiwara (Pesma dkk., 2020).
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif untuk mengidentifikasi keadaan bawah permukaan menggunakan prinsip perambatan gelombang. Konsep dasar teknik seismik dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu apabila suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi akibat material bumi yang bersifat elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bagian batas antar lapisan, gelombang ini sebagiannya dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi. Di permukaan bumi gelombang tersebut akan diterima oleh serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line), selanjutnya dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram. Dengan didapatkan waktu tempuh gelombang dan jarak antar
3
geophone dan sumber ledakan, maka struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi dapat diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya (Permana dkk., 2015).
Pembuatan geometri dari data dilakukan menggunakan modul 2D marine geometry spreadsheet. Informasi geometri dari data yang telah di input kemudian dipanggil menggunakan inline geom header load untuk di load dengan geometri yang telah dibuat. Hasil load data tersebut telah menjadi data ProMAX untuk diolah lebih lanjut lagi. Geometri tersebut meliputi crossplot source (SIN) dan field file ID number (FFID), crossplot fold channel (CHN), crossplot fold offset bin (OFB), dan crossplot fold CDP (Jamaluddin dkk., 2020).
Data seismik direkam dalam bentuk multiplex. Dalam bentuk ini susunan kolom matriks menyatakan urutan data dari masing- masing stasiun penerima. Sedangkan barisnya menyatakan urutan data dari perekaman seismik. Untuk itu yang harus pertama kali dilakukan adalah demultiplexing data, yaitu mengurutkan kembali data seismik untuk masing-masing stasiun penerima sehingga berupa trace seismik (Manrulu, 2016).
Proses geometri dilakukan dengan tujuan pemberian label titik koordinat pada data atau nominal geometri. Untuk membuat data sesuai dengan kondisi sebagaimana saat akuisisi dilakukan, maka dilakukan tahap geometri. Informasi mengenai geometri akan menjadi suatu identitas (header) dari trace seismik yang terekam, dan akan menjadi suatu atribut yang sangat vital dalam pengolahan data seismik pada tahapan-tahapan selanjutnya. Secara umum, dalam tahap ini harus dimasukkan semua parameter geometri lapangan yang dibutuhkan, mulai dari Setup, Auto2D, Sources, Patterns, Trace QC dan melakukan binning data. Perintah yang akan kita gunakan harus sesuai dengan jenis geometri data, berkaitan dengan zona survei akuisisi seismik yang dilakukan (Ramadhan, 2016).
Dalam software proMAX menyediakan perintah “2D Marine Geometry SpreadSheet” untuk jenis geometri data zona laut (marine). Pengolahan data seismik multichannel, puluhan ribu trace seismik yang terekam sepanjang lintasan penelitian tidak semuanya merupakan data yang baik. Trace-trace tersebut memiliki noise, maka trace-trace tersebut yang masih memiliki noise harus dihilangkan sedemikian rupa dalam tahap signal processing untuk mendapatkan data yang berkualitas sebelum masuk ke tahap selanjutnya yaitu dekonvolusi. Inline Geom Header Load Merupakan integrasi data kasar dengan parameter. Tahap integrasi data kasar dengan parameter yaitu dengan informasi geometri otomatis dipanggil/dikeluarkan dari database ke trace header, menggunakan perintah “Inline Geom Header Load”. Output database berupa raw data yang dilengkapi header dan diberi nama “GEOM”. Adapun visualisasi flow dan spesifikasi parameter subflow (Safura, 2018).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Modul Praktikum
Gambar 2. Laptop
Gambar 3. Alat Tulis
Gambar 4. Software Promax
5
Hasil 2D marine geometry dan CDP 3.2 Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Diagram Alir Mulai
Buka software Promax
Add data seismik dan buat folder Geometri
Masukkan parameter 2D marine geometry, disk data input, inline geom header, dan disk data output
Selesai
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Adapun hasil praktikum di lampirkan pada lampiran.
4.2 Pembahasan
Praktikum metode seismik dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Oktober 2023 di Ruang 3.3 Gedung Teknik Geofisika, Universitas Lampung dengan topik bahasan “Input Data dan Geometri”. Praktikum dimulai dengan penjelasan asisten mengenai bab Input Data dan Geometri, yaitu menjelaskan tentang tentang tipe konfigurasi field geometri, macam- macam common deep point, dan pengolahan data seismik menggunakan software promax. Setelah penjelasakan materi, praktikan akan mengerjakan soal postest selama 20 menit dan di berikan tugas membuat vidio mengenai pengolahan 2D marine seperti pada saat praktikum.
Tahap pertama pengolahan data seismik pada bab ini adalah dengan input data. Flow ini dilakukan untuk membaca raw dari data seismik, pembacaan tersebut dilakukan sesuai dengan media penyimpanan file yang dimulai dari tape/disk. Pada praktikum ini digunakan urutan subflow pada flow input data yaitu SEG-D input dan Disk Data Output. Pada input data perlu diperhatikan beberapa hal seperti pilih disk pada type of storage to use lalu enter untuk memberi nama path sesuai dengan tempat tersimpan data dan memilih browse. Pada disk data output hal yang harus diperhatikan yaitu dengan membuat dataset dengan nama Raw-Data lalu pilih select untuk memilih data yang baru dibuat, setelah selesai klik execute untuk menghasilkan output yang tersimpan ke dalam dataset.
Kedua yaitu Display Gather yang digunakan untuk menampilkan data seismik dalam bentuk gather. Subflow yang digunakan pada flow input data ini yaitu disk data input dan trace display. Pada disk data input perlu di perhatikan read data from other line/survey untuk memilih data pada line/area yang berbeda, select data untuk memilih data yang tersimpan,
7
trace read option pilih gell all untuk memilih header yang akan di tampilkan, pilih short untuk memilih header data yang ditampilkan pada display, pilih next-previous pada interactive data acces, select primary trace header yaitu header utama yang diipilih sebagai sort dan sort order list for dataset untuk membatasi hasil sort. Hal yang harus di perhatikan pada trace display yaitu specify display strat time dan specify display end time yang digunakan untuk mementukan batas awal dan akhir, number of ensaembles yang digunakan untuk menambahkan jumlah ensambles, tarce display mode untuk memilih mode tampilan, primary trace yang merukapakan header primary pada display, secondary trace yang merupakan header secondary pada display, dan klik execute untuk menyelesaikan pengaturan parameter flow.
Ketiga adalah Geometri. Flow ini dilakukan untuk mencocokan geometri dari raw data yang sudah dimasukkan sebelumnya dengan data pengukuran di lapangan, agar data yang dihasilkan sesuai dengan geometri pada saat akusisi data lapangan. Urutan subflow geometri yaitu 2D Marine Geometry Spreadsheet, Disk Data Input, Inline Geom Header Load dan Disk Data Output. Langkah pertama adalah dengan menekan MB-3 pada seluruh subflow kecuali 2D marine geometry spreadsheet. Pada 2D marine geometry spreadsheet klik MB-2 dan pilih set up lalu isi geometry setup dengan data yang sesuai dengan observe report. Dalam pengisian geometry setup perlu diperhatikan assign midpoints method dengan memilih matching pattern number using first live chan and station, nominal receiver station interval diisi dengan jarak antar channel yang dilihat pada observe report, nominal source station inverval yang diisi dengan jarak antar shot point, nominal sail line azimuth yang diisi dengan input nominal azimuth, nominal source depth yang diisi dengan info kedalaman source, dan nominal receiver depth yang diisi dengan info kedalaman receiver. Setelah selesai mengisi setup, dilanjutkan dengan mengisi auto 2D. Pada auto 2D diisi near channel yang merupakan nomor channel terdekat dengan shot, far channer yaitu nomor channel terjauh dengan shot, shan increment atau penambahan channel, minimum offset atau jarak shot dengan channel terdekat, perpendicular offset atau jarak tegak lurus, group interval atau interval grup penerima, number of shot atau jumlah shot, first shot station, shot station number incremet atau penambahan nomor station, sail line azimuth atau arah kemiringan, shot interval setiap shot, X coordinate of first shot dan Y coordinate of first shot. Setelah auto 2D yaitu source, tabel pada source merupakan informasi penembakan yang dicatat di lapangan.
Parameter yang diperlukan adalah mark blok atau column untuk mengedit data, pilih baris mark blok dengan MB1, blok shift + MB2, klik MB3 pada
8
baris mark blok, klik MB3 pada baris mark blok, setelah muncul fill a marked colum isi starting value dengan nilai awal 1000 dan inverement 1.
Setelah source dilanjutkan dengan pattern, pattern yaitu pola geometri penembakan di lapangan. Beberapa parameter pada pattern yaitu pada source pattern isi dengan angka 1. Setelah pattern di lanjutkan dengan binning, binning yaitu menu yang digunakan untuk menghitung data yang berasal dari source, receiver dan pattern untuk menghasilkan parameter seperti shot fold dan CDP. Langkah yang harus dilakukan pada binning yaitu assign midpoint by matching pattern number using first live chan and station untuk mencocokan nomor pola, bin metode midpoint untuk mengkalkukasi data-data pada source, bin receiver untuk mengkalkulasi data pada receiver, finalize database untuk mengakhiri proses binning geometry. Setelah binning yaitu trace QC, yaitu menu untuk melihat hasil geometri. Untuk melihat grafik dilakukan dengan memilih view>viev all>XY graph, lalu klik MB1 pada CDP untuk melihat QC dan MB2 untuk offset, lalu klik MB3 pada 2D marine spreadsheen dan MB-3 pada disk data input, inline geom dan disk data output. Lalu pilih disk data input untuk memilih Raw-data pada select dataset, lalu inline geometri header load untuk me-load data geometri ke dalam data seismik, lalu disk data output, dan terakhir klik execute.
Perbedaan dari SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-D dan SEG-Y adalah pada tingkat pemrosesan dan tingkat kematangan data seismik. Data SEG-A, SEG-B, dan SEG-C yaitu data seismik yang biasanya digunakan pada perekaman pre-stacking, yang dimana data ini masih berupa data mentah atau belum di olah lebih lanjut. Data ini terdiri dari sejumlah besar trace seismik yang diambil dari berbagai sudut, offset, dan orientasi. Data ini mewakili variasi informasi yang kaya mengenai bawah permukaan tanah.
Sedangkan data SEG D dan SEG Y yaitu data seismik yang biasanya digunakan pada perekaman post stacking, yang dimana trace-trace seismik telah digabungkan untuk menghasilakn gambaran struktur bawah permukaan yang lebih baik. Data ini telah di proses stacking dan mewaliki representasi yang lebih matang dari bawah permukaan.
Geometri data land dan marine seismic berdasarkan bentangan kabel di bagi menjadi 3, yaitu off end spread, split spread dan alternatif spread. Pada off end spread letak source berada di ujung-ujung kabel (biasanya di kiri) serta memiliki banyak receiver dan biasanya digunakan untuk akuisisi marine seismic. Pada split spread letak source berada di tengah dengan jumlah trace yang sama banyak antara kiri dan kanan, dan biasanya digunakan untuk akuisisi land seismic. Pada alternatif spread penempatan source
9
sesuai dengan lokasi pengukuran. Geometri data land dan marine seismic berdasarkan arah gerak perekaman dibagi menjadi dua yaitu pushing cable dan pulling cable. Pushing cable yaitu tahap dimana kabel berisi sensor didorong kedalam tanah atau substat survei seismik sedangkan pulling cable yaitu tahap dimana setelah kabel seismik ditempatkan di dalam tanah dengan baik, langkah selanjutnya adalah menarik kabel seismik dari satu ujung area survei ke ujung lainnya. Geometri data land dan marine seismic berdasarkan posisi relatif berdasarkan titik tembak di bagi menjadi direct shot dan reverse shot. Direct shot atau "tembakan langsung," merujuk pada metode di mana sumber getaran, seperti letusan dinamit, ditempatkan langsung di atas titik yang ingin diinvestigasi. Sedangkan Reserve shot atau
"tembakan cadangan," adalah metode di mana sumber getaran ditempatkan pada jarak tertentu dari titik yang ingin diinvestigasi. Jarak ini dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan survei. Geometri data land dan marine seismic berdasarkan reypath terdiri dari commod deep point yang di mana seismik data yang direkam berasal dari sumber getaran yang sama dan mencapai penerimaan (geofon) yang sama setelah mengalami refleksi dan dispersi di dalam lapisan bawah permukaan, common shot yang dimana source diletakkan diujung-ujung dan biasanya digunakan untuk marine seismic, common offset yang dimana data seismik dikumpulkan dengan offset yang sama dengan jarak antara sumber getaran dan penerima konstan, dan common receiver yang dimana data seismik dikumpulkan dengan lokasi penerima yang sama atau tetap.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Subflow pada tahapan input geometri yaitu 2D Marine Geometry Spreadsheet, Add Flow Comment, Disk data input, Inline Geom Header Load, dan Disk data output.
2. Hasil dari field geometri adalah stacking chart yang sesuai dengan geometri penembakaan pada saat akuisisi data. Trace labeling yaitu proses memberi lebel tiap trace-trace yang berhubungan dengan shot point, posisi di permukaan, offset dan nomor CMP pada hasil demultiplexing. CDP yaitu istilah dalam pengumpulan data seismik yang mengacu pada konfigurasi sumber-penerima yang memiliki satu titik tetap di bawah permukaan bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Jamaluddin, J., Sea, J. G., Fitriani, F., dan Maria, M. (2020). Pengolahan Data Seismik 2d Marine Menggunakan Promax Di Area Tenggara Pulau Simeulue. Journal of Energy and Technology, 42-45.
Manrulu. (2016). Studi Pengolah Data (Processinging) Seismik dengan Mengunakan Program ProMax. Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, 126-132.
Permana, U., Triyoso K., dan Sanjaya, M. (2015). Pengolahan Data Seismik Refleksi 2d Untuk Memetakan Struktur Bawah Permukaan Lapangan X Prabumulih Sumatra Selatan. Journal of Physics Vol.2 No.1, 28-37.
Pesma, R., Erlangga, M., Putri, I.,dan Antosia, R. (2020). Prediksi Lapisan Akuifer Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol.6 No.2.
Ramadhan, F. D. (2016). Laporan Kerja Praktik “Pemrosesan Data 2D Marine Seismik Lapangan “X’’ Dengan Menggunakan Migrasi “Kirchhoff” Pada Software Promax”. Yogyakarta: FMIPA Universitas Gadjah Mada.
Safura, H. Y. (2018). Optimalisasi Metode Kirchhoff Prestack Time Migration Untuk Memetakan Struktur Bawah Permukaan Penampang Seismik 2d Marine Pada Kasus Dip Lintasan 12 Wilayah Aru Selatan, Perairan Papua Barat. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Postest
Lampiran 2. Tugas