Setiap Orang dilarang
Pengendalian konsumsi produk tembakau dilakukan dengan mengatur penjualan, periklanan, promosi, sponsorship, dan penetapan kawasan larangan merokok. Siapa pun dilarang membuat iklan dan/atau promosi yang mengandung:. mendorong atau menyarankan orang untuk merokok;. menunjukkan atau menyiratkan bahwa merokok mempunyai manfaat bagi kesehatan; menggambarkan, dalam bentuk gambar, teks, atau gabungan keduanya, bungkus rokok, sebatang rokok atau orang yang sedang merokok, atau yang merujuk pada orang yang sedang merokok; ditujukan untuk anak-anak, remaja atau wanita hamil atau ditampilkan dalam bentuk gambar atau huruf atau kombinasi keduanya; mencantumkan nama produk yang dimaksud sebagai Rokok; bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Setiap orang dilarang menggunakan anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun dalam iklan dan promosi produk tembakau.
Setiap orang yang bergerak dalam industri tembakau dilarang mensponsori kegiatan yang ditujukan kepada anak-anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun. Penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 dapat dilakukan oleh:. lembaga penelitian dan pengembangan lainnya. Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota dan/atau pelaku usaha industri hasil tembakau.
Badan hukum yang melakukan usaha budidaya tembakau tanpa izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan denda paling sedikit Rp seratus juta rupiah. Setiap orang yang membawa atau menjual benih varietas lokal dari wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit Rp. dua ratus juta rupiah). Pelaku usaha yang melakukan kegiatan peredaran dan perdagangan tembakau tanpa izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) atau melakukan usaha di bidang Industri Hasil Tembakau tanpa izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara. paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit Rp dua ratus juta rupiah).
Pelaku usaha yang mengimpor atau mengimpor tembakau melebihi kuota impor tembakau yang ditetapkan dalam Pasal 25 dan Pasal 31 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit Rp satu miliar rupiah). Setiap orang yang menjual rokok dan barang sejenisnya kepada anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun dan wanita hamil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak 1 (satu) tahun. maksimal Rp sepuluh juta rupiah. ). Setiap Orang yang menjual rokok dan barang sejenis dengan menggunakan mesin swalayan, online, jasa pribadi dan jasa pengantaran kepada anak dibawah umur 18 (delapan belas) tahun.
Pelaku usaha yang tidak mencantumkan peringatan kesehatan dalam setiap iklan dan promosi produk tembakau di media elektronik, cetak, dan luar ruangan dengan huruf yang jelas, terbaca, dan proporsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga). ) tahun dan denda paling banyak Rp satu miliar rupiah). Barangsiapa dengan sengaja menggunakan anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun untuk iklan dan promosi produk tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak satu milyar. rupee. . Barangsiapa dengan sengaja mensponsori kegiatan yang ditujukan kepada anak di bawah umur 18 (delapan belas tahun) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak satu miliar rupiah. ).
Penetapan penggunaan
UMUM
Tembakau merupakan sumber kekayaan alam hayati, warisan budaya dan merupakan komoditas yang mempunyai peranan strategis bagi kesejahteraan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Segala kegiatan pengelolaan tembakau dan hasil olahan tembakau telah menjadi kegiatan pengelolaan sumber daya alam untuk pertahanan perekonomian bangsa Indonesia di tengah persaingan ekonomi global. Selain menjadi bagian penting dari kebudayaan Indonesia, tembakau dan produk tembakau juga merupakan sumber daya alam hayati yang memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan dan kesejahteraan masyarakat.
Tembakau yang digunakan untuk rokok yang dicampur dengan cengkeh sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia. Kretek berbeda dengan rokok atau rokok pada umumnya, karena mengandung bahan baku lain yang tidak dimiliki produk tembakau lain, karena di dalamnya ditambahkan cengkeh. Selain itu, Kretek mewakili identitas budaya masyarakat dan memiliki tradisi seni yang unik dalam proses perakitan dan produksinya.
Berdasarkan uraian tersebut, pengelolaan tembakau perlu diperkuat untuk mendorong perekonomian nasional dan integrasi sosial budaya masyarakat. Sebagai salah satu pilar penggerak perekonomian, tembakau dan hasil olahan tembakau harus dikelola secara terpadu mulai dari budidaya, pemasaran, pengolahan hasil tembakau hingga pendistribusian hasil olahan tembakau, mengingat budidaya tembakau dan Tembakau Produk Industri (IHT) merupakan mata rantai penunjang perekonomian yang memberikan kesempatan kerja cukup besar dan IHT memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan negara. Selain itu, pengelolaan tembakau yang baik juga akan berdampak pada tanaman pendukung seperti cengkeh, rhubarb, kemenyan dan beragam produk tembakau lainnya.
Potensi ekonomi tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat secara riil, namun juga diharapkan dapat membawa manfaat bagi negara melalui tarif cukai rokok, bea masuk, dan pajak hasil olahan tembakau. Di tengah terbatasnya sumber penerimaan dan kebutuhan pembiayaan yang semakin meningkat, segala peluang, termasuk sumber daya alam organik dari tembakau, IHT, dan tanaman penunjang pada klaster IHT, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan penerimaan negara. Peraturan mengenai tembakau merupakan upaya untuk memberikan jaminan bahwa hak pribadi dan hak asasi manusia dapat terlaksana dan mengacu pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap manusia berhak untuk hidup dan berhak mempertahankan hidup dan eksistensinya.
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih pekerjaan dan menikmati hidupnya sepanjang itu merupakan kegiatan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Undang-undang ini mengatur tentang tembakau dari hulu hingga hilir, mulai dari aspek perencanaan, budidaya, produksi, sistem distribusi dan pemasaran, IHT, pendayagunaan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan pihak yang berkepentingan, pengembangan produk turunan tembakau, peningkatan penerimaan cukai, impor. bea masuk dan pajak bagi negara, serta pengendalian konsumsi tembakau melalui penetapan kawasan khusus merokok. Dengan demikian, pengaturan mengenai tembakau selaras dengan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “terbentuknya pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
PASAL DEMI PASAL
Yang dimaksud dengan “Nusantara” adalah peraturan mengenai tembakau yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan seluruh rakyat Indonesia dan melestarikan kreket sebagai warisan budaya Indonesia. Yang dimaksud dengan “ketertiban dan keamanan hukum” adalah pengaturan mengenai tembakau diselenggarakan untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan keamanan hukum. Yang dimaksud dengan “industri pengeringan dan pengolahan tembakau” adalah kegiatan usaha dalam bidang pengasapan dan pemotongan daun tembakau.
Yang dimaksud dengan “industri rokok putih” adalah usaha pengolahan tembakau yang tidak menambahkan bahan cengkeh, kelembak, atau kemenyan. Yang dimaksud dengan “industri rokok lainnya” antara lain: cerutu, rokok klembak menyala, dan rokok klobot/kawung. Yang dimaksud dengan “cerutu” adalah hasil tembakau yang dibuat dari daun tembakau yang dipotong atau tidak diiris, digulung sedemikian rupa menjadi daun tembakau untuk digunakan, apapun bahannya.
Yang dimaksud dengan “tembakau potong” adalah hasil tembakau yang dibuat dari daun tembakau yang dipotong, untuk dipakai, dengan atau tanpa memperhatikan bahan pengganti atau bahan penolong yang digunakan dalam pembuatannya. Yang dimaksud dengan “rokok putih mesin” adalah rokok yang dalam pembuatannya tidak dicampur dengan cengkeh, rhubarb, atau kemenyan, mulai dari pelintingan, penempatan filter, pengemasan dalam kemasan eceran, hingga pemasangan pita cukai, semuanya. , atau beberapa mobil bekas. Yang dimaksud dengan “rokok putih buatan tangan” adalah rokok yang diproduksi tanpa dicampur dengan cengkeh, kelembak atau kemenyan, proses produksinya dimulai dari pelintingan, pemasangan saringan, pengemasan untuk penjualan eceran, sampai dengan pembubuhan pita cukai, tanpa menggunakan mesin.
Yang dimaksud dengan “rokok rokok putih saring” adalah rokok yang dibuat tanpa dicampur dengan cengkeh atau bagian apapun darinya, yang dalam proses produksinya mulai dilinting, mulai dilinting, dipasang penyaring, dikemas dalam kemasan eceran, sampai dengan penerapan pita cukai. menggunakan mesin. Yang dimaksud dengan “kretek kretek mesin” adalah hasil tembakau yang dicampur dengan cengkeh atau bagiannya, asli atau tiruan, dalam proses pembuatannya mulai dari pelintingan, pemasangan penyaring, pengemasan dalam kemasan eceran, hingga. Yang dimaksud dengan kretek kretek tangan adalah produk tembakau yang dicampur dengan cengkeh atau bagiannya, baik asli maupun tiruan, yang dalam proses produksinya mulai dari pelintingan, pengemasan dalam kemasan eceran sampai dengan pembubuhan pita cukai, tanpa menggunakan mesin.
Yang dimaksud dengan rokok kretek tangan adalah produk tembakau yang dicampur dengan cengkeh atau bagiannya, asli atau tiruan, dalam proses produksi mulai dari penggulungan, pemasangan penyaring, pengemasan dalam kemasan eceran sampai dengan dan termasuk penerapan cukai. perangko, tanpa menggunakan mesin. Yang dimaksud dengan “kretek dupa rhubarb” adalah produk tembakau yang dicampur dengan rhubarb dan/atau dupa asli atau tiruan. Yang dimaksud dengan “harga” adalah ketentuan mengenai harga minimum hasil tembakau yang tidak boleh lebih rendah dari harga sebelumnya.
'Tempat Kerja' berarti setiap ruang tertutup, baik bergerak maupun tidak bergerak, tempat karyawan bekerja. 'Kepentingan lain' mencakup penggunaan tembakau untuk biofuel, parfum dan bahan kosmetik, keperluan medis, pestisida dan aromaterapi.