PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hutan mangrove di Desa Binanga, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai jasa lingkungan. Populasi penelitian adalah masyarakat pemanfaatan sumber daya hutan Mangrove di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene.
TINJAUAN PUSTAKA
Nilai Manfaat
Nilai manfaat merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat suatu barang atau jasa bagi kemaslahatan orang banyak. Menurut Suparmoko, (1995) dalam Sribianti, (2008) bahwa nilai hutan dapat dilihat dari manfaat yang diperoleh dari hutan tersebut. Sumber daya alam (baik terbarukan maupun tidak terbarukan) merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi (Fauzi, 2004). Nilai suatu sumber daya alam dibedakan menjadi nilai guna dan nilai bukan guna. Nilai manfaat sumber daya alam (misalnya hutan) terdiri dari manfaat langsung (direct use value) seperti kayu, manfaat tidak langsung (indirect use value) seperti jasa lingkungan dan manfaat pilihan (option use value).
Nilai Ekonomi Total Sumber Daya Hutan
Konsep-konsep seperti kesejahteraan individu, preferensi individu dan lain-lain merupakan komponen kunci dalam perumusan konsep nilai ekonomi. Nilai ekonomi Total jasa lingkungan hutan bakau dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai manfaat yang teridentifikasi dan terukur.
Metode Analisis Nilai Manfaat
Cara ini didasarkan pada kenyataan bahwa nilai sumber daya hutan yang tidak mempunyai harga pasar secara tidak langsung dapat tercermin pada konsumsi konsumen, harga barang dan jasa yang diperdagangkan, atau pada tingkat produktivitas kegiatan pasar tertentu. Metode ini menekankan pada pengukuran manfaat lingkungan yang terkait dengan barang dan jasa yang mempunyai harga pasar, dalam hal ini kualitas lingkungan. Pendekatan Substitusi Langsung Bagi produk kehutanan yang tidak mempunyai pasar atau dimanfaatkan langsung oleh pengepul, misalnya kayu bakar, nilai produknya dapat diperkirakan dari harga pasar produk sejenis.
11 Untuk barang substitusi yang tidak mempunyai harga pasar, nilainya dapat diperkirakan dengan menghitung biaya peluang penggunaannya sebagai barang substitusi. Pendekatan fungsi produksi dapat digunakan untuk memperkirakan nilai manfaat tidak langsung dari fungsi ekologi hutan, melalui kontribusi manfaat tersebut terhadap aktivitas pasar. Menurut James, R.F (1991 dalam Nurfatriani 2006), teknik penilaian manfaat sumber daya hutan dikelompokkan berdasarkan kriteria yang menggambarkan karakteristik setiap jenis nilai, baik nilai manfaat langsung maupun tidak langsung.
Jasa Lingkungan Hutan Mangrove
Hutan Mangrove
Sedangkan menurut Nybakken (1992), hutan mangrove merupakan istilah umum untuk menggambarkan berbagai komunitas pesisir tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon atau semak khas yang mempunyai kemampuan tumbuh di air asin. Hutan bakau merupakan ekosistem kompleks yang terdiri dari flora dan fauna pesisir, hidup secara bersamaan di habitat darat dan air laut antara air pasang dan surut. Ekosistem mangrove merupakan suatu sistem di alam tempat terjadinya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara makhluk hidup itu sendiri, terdapat di wilayah pesisir, dipengaruhi oleh pasang surut air laut, dan didominasi oleh jenis pohon atau semak yang bersifat khas dan dapat tumbuh di air asin/payau (Santoso, 2000) Wilayah pesisir dan lautan merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam hayati dan non hayati.
Keberadaan hutan mangrove ini menjadi ciri khas wilayah pesisir di daerah tropis dan subtropis. Hutan mangrove merupakan suatu bentuk ekosistem hutan yang unik dan istimewa, terdapat pada daerah pasang surut di wilayah pesisir, pantai atau pulau-pulau kecil dan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial (Novianty et al., 2012). Nilai ekonomi total merupakan instrumen yang dianggap cocok untuk menghitung keuntungan dan kerugian kesejahteraan rumah tangga akibat distribusi sumber daya alam.
Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove
Ekosistem mangrove diketahui memiliki fungsi ganda dalam menjaga keseimbangan siklus biologis perairan laut, yaitu manfaat ekologis dan manfaat ekonomi. Secara ekologis, ekosistem mangrove bermanfaat sebagai pelindung garis pantai terhadap abrasi, mencegah intrusi air laut ke daratan, dan sebagai habitat berbagai biota laut. Sedangkan ekosistem mangrove bermanfaat secara ekonomi sebagai penghasil bahan baku kertas, tekstil, kayu, pariwisata, dan perikanan. Hingga saat ini hasil hutan bukan kayu tersebut belum dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia.
Jika dikaji dengan baik, potensi hutan mangrove non kayu di Indonesia sangat besar dan dapat mendukung pengelolaan hutan mangrove secara lestari.
Kerangka Pikir
Mengingat respondennya adalah masyarakat yang memanfaatkan hutan mangrove di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene sebanyak 30 responden. Untuk menganalisis nilai manfaat jasa lingkungan bagi hutan mangrove dilakukan prosedur sebagai berikut: (Suparmoko, 1995 dalam Sribianti 2008). Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai jasa lingkungan hutan mangrove di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene lebih rendah.
Berdasarkan penelitian ini nilai manfaat hutan mangrove sebagai penahan intrusi air laut di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene sebesar Rp. Hasil penelitian mengenai nilai manfaat jasa lingkungan hutan mangrove antara lain manfaat sebagai penahan erosi, pencegahan intrusi air laut dan sebagai pemeliharaan keanekaragaman hayati (Biodiversity). Jadi total nilai manfaat ekonomi jasa lingkungan hutan mangrove di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene adalah sebesar Rp.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Metode Pengumpulan Data
Pendugaan nilai total jasa lingkungan hutan mangrove dilakukan dengan menjumlahkan nilai total manfaat jasa lingkungan hutan mangrove. Nilai pilihan dalam penelitian ini didekati dengan mengacu pada nilai hutan mangrove sebagai konservasi keanekaragaman hayati. Jika panjang bibir pantai Desa Binanga yang dilindungi hutan mangrove adalah 3.400 meter, maka manfaat jasa lingkungan hutan mangrove sebagai penahan gerusan adalah sebesar Rp.
Begitu pula dengan temuan penelitian Kalitouw (2015) mengenai valuasi ekonomi hutan mangrove di Desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Aswar (2016) juga melakukan penelitian mengenai nilai ekonomi hutan mangrove di Pulau Bauluang, Desa Mattirobaji, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar. Jumlah ketiga manfaat jasa lingkungan hutan mangrove merupakan total nilai ekonomi hutan mangrove.
Sedangkan total nilai manfaat yang paling kecil adalah nilai ekonomi hutan mangrove sebagai konservasi keanekaragaman hayati dengan nilai total sebesar Rp. 6,76% per tahun, dan total nilai ekonomi jasa lingkungan hutan mangrove di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene sebesar Rp. Hasil ini menunjukkan bahwa hutan mangrove di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene mempunyai manfaat yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat disekitarnya.
Analisis Data
Jumlah Penduduk
Mata Pencaharian
Sarana Pendidikan
Berdasarkan Tabel 1 persentasenya menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi adalah penduduk yang berpendidikan tamat SMA.
Sarana dan Prasarana
Agama
Manfaat jasa lingkungan dari hutan mangrove yaitu sebagai penahan erosi dapat digantikan dengan pembangunan gelombang beton (Water Breakers). Kalitouw (2015) melaporkan hasil penelitiannya mengenai penilaian ekonomi hutan mangrove di desa Tiwoho kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara hanya untuk desa Tiwoho dengan jumlah 347 kepala keluarga dimana. tahun dan nilai tersebut dijadikan nilai manfaat hutan mangrove sebagai penahan intrusi air laut.Dari hasil penelitian yang dilakukan di desa Tiwoho kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara terlihat bahwa potensi dan nilai ekonomi hutan mangrove di Desa Binanga, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene lebih besar dibandingkan potensi dan nilai ekonomi hutan mangrove di Desa Tiwoho.
Berdasarkan hasil penelitiannya, nilai manfaat hutan mangrove sebagai pencegah intrusi air laut di Pulau Bauluang, Desa Mattirobaji, Kecamatan Mappakasunggu dan Kabupaten Takalar adalah sebesar Rp. Hutan Mangrove Sebagai Konservasi Keanekaragaman Hayati Nilai manfaat pelestarian keanekaragaman hayati ini dapat dihitung berdasarkan besarnya uang yang digunakan untuk merestorasi hutan mangrove. Nilai ekonomi hutan mangrove di Desa Binanga dapat diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai yang terkandung dalam nilai jasa lingkungan hutan mangrove dari nilai manfaat sebagai penahan gerusan dan nilai manfaat sebagai preventif. ukuran. intrusi air laut dan nilai manfaat pelestarian keanekaragaman hayati hutan mangrove.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Manfaat Jasa Lingkungan Hutan Mangrove
Menurut hasil penelitian Setiawan (2015) di hutan mangrove Delta Mahakam, keunggulan hutan mangrove sebagai penahan erosi dengan panjang pantai Rp 53.501,68 meter. Tabel 7 menunjukkan bahwa konsumsi air bersih di Desa Binanga dengan responden 30 rumah tangga, rata-rata konsumsi air bersih sebesar 445,7 liter per hari, dan kebutuhan air tahunan sebesar 4.880.415 liter per tahun. 1.277.500, dengan kata lain untuk desa Tiwoho biaya air bersih bersih sebesar Rp.
Hal ini dikarenakan kebutuhan air tahunan di Desa Binanga, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene lebih besar, dengan rata-rata konsumsi air harian sebesar 445,7 liter. Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa jumlah responden pengguna air tawar terbanyak di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene sebanyak 10 kepala rumah tangga dengan persentase sebesar 33,33. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai mangrove sebagai pemeliharaan keanekaragaman hayati di Desa Binanga jauh lebih besar dibandingkan dengan hasil penelitian di Desa Lateri Kecamatan Teluk Ambon.
Total Nilai Ekonomi Jasa Lingkungan Hutan Mangrove
Dari Tabel 9 diketahui nilai manfaat ekonomi total jasa lingkungan hutan mangrove yang mempunyai nilai utilitas paling tinggi adalah nilai manfaat ekonomi hutan mangrove sebagai penahan keausan dengan nilai total sebesar Rp. Hasil penilaian manfaat ekonomi ini menunjukkan bahwa kawasan hutan mangrove Desa Binanga mempunyai nilai manfaat yang cukup besar sehingga dapat menunjang perekonomian masyarakat Desa Binanga itu sendiri. Oleh karena itu diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat saling bahu membahu menjaga dan melestarikan keberadaan hutan mangrove Desa Binanga dengan menerapkan manajemen pemanfaatan yang berkelanjutan dan lestari.
Jumlah penduduk Desa Binanga sebanyak 239 KK dengan jumlah penduduk 1029 jiwa, rata-rata mata pencahariannya adalah petani, peternak, pedagang, dan nelayan. Nilai jasa lingkungan hutan mangrove sebagai penahan erosi sebesar Rp. 2 atau 67,20%, nilai jasa lingkungan hutan mangrove sebagai pencegahan intrusi air laut adalah Rp. 2 atau 26,04% dan nilai jasa lingkungan hutan mangrove sebagai pemeliharaan keanekaragaman hayati sebesar Rp. Melihat hasil penelitian ini, tentunya masyarakat harus dapat memanfaatkan hutan mangrove sebagai sumber kehidupan, khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar hutan mangrove.
PENUTUP
Saran
2006, Pengelolaan Sumber Daya Alam Non-Recovery Berbasis Ekonomi Sumber Daya (Studi Kasus: Tambang Minyak Blok Cepu), Jurnal Ilmiah Geomatika, Vol 12. Bogor.Dahuri, R dkk 2001. “Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Terpadu”. jakarta :PT. Pradnya. Analisis Restorasi Ekosistem Pesisir Terpadu Berbasis Co-Management: Studi Kasus di Kecamatan Ujung Pangkah dan Bungah Kabupaten Gresik.
No Nama responden Umur Pekerjaan Jumlah keluarga(orang) Mandi(liter) Mencuci(liter) Memasak/minum(liter) Kebutuhan air(Ltr/Jam) Kebutuhan air(Ltr/Tahun) Nilai air(BP) 1 Samsuddin Matte58Pensiunan.
Kerangka Pikir Penelitian
Wawancara Responden Penggunaan Air Tawar
Wawancara Responden Penggnaan Air Tawar
Pohon Mangrove Rhyzophora mucronata
Garis Pantai
Bibit Avicennia alba
Bibit Bruguiera gymnorhyza