Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 36 MEMBENTUK KEMATANGAN KARIR MAHASISWA
Fauzi Nur Ilahi1, Dwi Dasalinda 2,Fitni Wilis3
1Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
23Universitas Muhammadiyah PROF DR Hamka Jakarta E-mail: [email protected] / 085719086360
ABSTRAK
Proses kematangan karir tidak semua individu dapat melaluinya dengan baik karena terdapat permasalahan yang tidak dapat dihindari terkait dengan karir. Disisi lain Kematangan karir merupakan bentuk dari keberhasilan individu dalam melewati tugas – tugas perkembangan karir yang dihadapi pada tiap tahap perkembangan karirnya. Pada pengambilan keputusan kareir perlu adanya perencanaan karier yang matang dalam pengambilan keputusan kariernya. Pada penelitian ini berfokus mahasiswa bimbingan dan konseling. Tujuan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis suatu keadaan yang akan diteliti dengan dukungan literatur, maka akan memperkuat analisis peneliti dalam membuat suatu kesimpulan. Kepada 45 mahasiswa peserta bimbingan dan konseling semester II Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta, menghasilkan 17 peserta mahasiswa bimbingan dan konseling pada kategori nilai tinggi, 27 peserta mahasiswa bimbingan dan konseling pada kategori skor sedang dan 1 peserta mahasiswa bimbingan dan konseling pada skor rendah.
Kata Kunci: perilaku altruisme; al-islam dan kemuhammadiyahan; bimbingan dan konseling;
ABSTRACT
The process of career maturity not all individuals can go through it well because there are unavoidable problems related to careers. On the other hand, career maturity is a form of individual success in passing career development tasks faced at each stage of career development. In making career decisions, it is necessary to have careful career planning in making career decisions. This research focuses on guidance and counseling students. The purpose of descriptive research with this quantitative approach is to describe and analyze a situation to be studied with the support of the literature, it will strengthen the researcher's analysis in making a conclusion. The 45 students participating in the second semester of guidance and counseling at Muhammadiyah University Prof Dr Hamka Jakarta, resulted in 17 student guidance and counseling participants in the high score category, 27 guidance and counseling student participants in the medium score category and 1 student guidance and counseling student in the low score category.
Keywords: Career Maturity, Guidance and Counseling, Careers
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 37
PENDAHULUAN
Pada dasarnya ketrampilan (life skill) dapat menunjang kehidupan keluarga dan bermasyarakat (Nofriza, 2017). (Tamrin, 2019) Pendidik dalam perspektif Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia mampu menunaikan tugas- tugas kemanusian (baik sebagai khalifah fil ardh maupun’abd) sesuai dengan nilai-nilai agama.
Berkaitan dengan tanggung jawab, pendidik harus mengetahui serta memahami nilai norma, moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Pendidik harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran disekolah atau perguruan dan dalam kehidupan masyarakat. (Sagita et al., 2017) memetakan permasalahan dan memilih solusi yang terbaik merupakan hal yang penting. Oleh karena itu pendidik harus memiliki kinerja yang baik.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Muslim terbesar di dunia yang telah mengembangkan pendidikan di Indonesia. Secara khusus, dikota DKI Jakarta muhammadiyah membangun beberapa sekolah. Sebagai salah satu organisasi yang peduli terhadap pendidikan, Muhammadiyah juga menyoroti peran karakter pada peserta didik. Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter, secara imperatif tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan dituangkan dalam strategi pengembangan pendidikan karakter dengan berpijak pada pilar nasional pendidikan karakter.
Disisi lain Kematangan karir merupakan bentuk dari keberhasilan individu dalam melewati tugas – tugas perkembangan karir yang dihadapi pada tiap tahap perkembangan karirnya. Perkembangan pada remaja terjadi perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial yang berlangsung secara sekuensial (Marsinun & Riswanto, 2020). Pada pengambilan keputusan karir perlu adanya perencanaan karir yang matang dalam pengambilan keputusan karirnya, karena perencanaan karir masuk dalam salah satu unsur kematangan karir. Hal ini menunjukan bahwa kematangan karir individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan terkait karir yang di minatnya. Menurut Yost & Corbishly kematangan karir adalah kemampuan individu untuk berhasil dalam mengatasi tugas-tugas dan peralihan dalam perkembangan karir dan kesiapan untuk memilih karir yang tepat sesuai dengan usia dan tingkat perkembanganya dalam (Pinasti, 2011).
Namun, dalam melalui proses kematangan karir tidak semua individu dapat melewatinya dengan baik karena ada permasalahan yang tidak bisa dihindari terkait dengan karir. Salah satunya masalah kesiapan karir (lestari, 2017). Masalah yang umum biasa dialami mahasiswa selesai lulus kuliah biasanya berkaitan dengan pendidikan lanjutan maupun dalam pemilihan jenis pekerjaan. Permasalahan ini penting diperhatikan sehubungan dengan kebingungan mahasiswa dalam menentukan arah karirnya berakibat berdampak negatif pada perkembangan kematangan karirnya.
Data Badan Pusat Statistik tahun 2016 menyebutkan adanya peningkatan pengangguran lulusan S1 dari 5,34% di tahun 2015 menjadi sebesar 6,22% di tahun 2016. Penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 45,19%. Sementara penduduk bekerja dengan pendidikan sarjana ke atas hanya sebesar 8,29% (BPS, 2016). Hasil survei menyebutkan bahwa 91% kalangan dunia usaha beranggapan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak siap pakai selepas kuliah Kasih & Suganda dalam (Rachmawati, 2012)
Dari data hasil diatas penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan kematangan karir pada mahasiswa dengan menggunakan sampel pada mahasiswa jurusan bimbingan dan konseling tingkat kedua di Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka. Maka dari itu karena begitu pentingnya basis institusional bidang pendidikan dalam gerak langkah muhammadiyah. Penelitian ini pada gilirannya akan mengkaji pendidikan al Islam-kemuhammadiyahan atau yang disebut dengan AIK sebagai praksis pendidikan nilai diperguruan muhammadiyah yang telah diselenggarakan. Pada dasarnya penyelenggaran AIK telah menjadi ciri khas pada perguruan muhammadiyah baik kepada peserta didik maupun pada tenaga pendidik dan seluruh staf pendidiknya.
(Arifin, 2015) AIK bisa dikatakan sejenis pendidikan agama Islam (PAI) yang wajib diikuti dalam perguruan muhammadiyah. Oleh karena itu dalam konteks ini, peneliti ingin menganalisa tentang nilai- nilai al-islam dan kemuhamadiyahan dalam membentuk kematangan karir pada mahasiswa bimbingan dan konseling sebagai praksis pendidikan karakter.
Pada pengambilan keputusan karir perlu adanya perencanaan karir yang matang dalam pengambilan keputusan karirnya, karena perencanaan karir masuk dalam salah satu unsur kematangan karir.
Oleh karena itu sangat penting untuk menganalisa tentang nilai-nilai al-islam dan kemuhamadiyahan
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 38
dalam membentuk kamatangan karir pada mahasiswa bimbingan dan konseling. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada organisasi yang terlibat dalam membantu mewujudkan kamatangan karir pada masa muda.
METODE
Pada penelitian ini berfokus mahasiswa bimbingan dan konseling, dimana peneliti akan berfokus menganalisis terkait kontribusi nilai-nilai al- islam dan kemuhammadiyahan dalam membentuk kematangan karir mahasiswa bimbingan dan konseling sebagai praksis pendidikan karakter pada masa pandemi.
Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, adapun tujuan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ini adalah untuk mengambarkan dan menganalisis suatu situasi yang hendak diteliti dengan dukugan literatur maka akan memperkuat analisa peneliti dalam membuat suatu kesimpulan. dimana hasil penelitian diperoleh dari hasil perhitungan indikator-indikator variabel penelitian kemudian dipaparkan secara tertulis secara tertulis oleh peneliti.
Partisipan dalam penelitian ini adalah 45 mahasiswa semester dua di Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala hasil
adaptasi dari skala kematangan karir yang disusun oleh Al Anshari, A (2016) berdasarkan Career
maturity inventory (Jhon o crites, 1978).
Terdapat 29 item tes berupa pernyataan dengan 2 alternatif jawaban Ya dan Tidak. Koefisien Cronbach Alpha menunjukkan bahwa hasil adaptasi alat ukur ini reliabel (α = 0,646).
Pada tahap awal persiapan penelitian, karena peneliti menggunakan bantuan sistem online dalam memberikan angketnya terhadap partisipan sehingga peneliti menginput terlebih dahulu ke sistem from online agar bisa diberikan kepada partisipan, setelah instrument form online selesai di kerjakan peneliti memberikan link instrument online tersebut digroup partisipan. Setelah partisipan mengisi form online tersebut peneliti melakukan olah data dengan bantuan Microsoft exel untuk input data dan spss versi 16.0 for windows untuk menganalisis data penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran kematangan karier pada mahasiswa bimbingan dan konseling semester tiga di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta secara umum dapat dilihat dari skor Mean serta nilai minimun dan maksimum dari skor angket kematangan karier.
Berikut ini merupakan tabel yang memuat nilai empirik dan nilai hipotetik pada subjek penelitian yang sudah mengisi angket:
Tabel 1. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Kematangan karier
Variabel Min Maks Mean
Kematangan Karier
Empirik
0 29 14,5
Hipotetik
9 27 13,5
Selanjutnya, responden penelitian akan digolongkan ke dalam tiga kategori kematangan karier yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokan kematangan karier pada mahasiswa bimbingan dan
konseling di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta dilakukan dengan pengkategorian sebagaimana yang tertera pada bagian tabel berikut:
Tabel 2. Kategorisasi Kematangan Karier
Variabel Kategori Skor
Kematangan Karier
Tinggi > 19
Sedang < 18
Rendah < 9
Berdasarkan kategorisasi tentang kematangan karier pada tabel di atas dan skor mean, diperoleh pengelompokan kematangan karier pada mahasiswa bimbingan dan konseling di Universitas
Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta hasilnya secara keseluruhan dapat dilihat tertera pada grafik berikut:
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 39
Gambar 1.Kategori Kamatangan Karier Analisis tematik dilakukan kepada 45
partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta sehingga menghasilkan 17 partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling berada pada kategori skor tinggi, 27 partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling berada pada kategori skor sedang dan 1
partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling pada kategori skor rendah.
Berdasarkan kategorisasi nilai aspek-aspek kematangan karier pada mahasiswa bimbingan dan konseling di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta, maka diperoleh hasil gambaran seperti yang tertera pada grafik sebagai berikut:
Gambar.2 Kategorisasi Berdasarkan Aspek-Aspek Kematangan Karier
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 40
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta dalam penelitian ini memiliki kematangan karier yang optimal berdasarkan kualitas fungsinya untuk memilih dan memiliki beberapa pilihan dalam menentukan suatu tindakan, tekad, atau ketetapan hati dan memiliki motivasi baik secara internal maupun eksternal, berkaitan dengan kematangan dalam pemilihan karier. Dengan persentase 29 % untuk keterlibatan dalam proses pemilihan karir, 15 % orientasi terhadap pekerjaan, 21 % kemandirian dalam pengambilan keputusan karir, 22 % preferensi atau factor pilihan karir, 13 % konsepsi proses pilihan sejauh mana individu memiliki konsep yang akurat tentang membuat keputusan karir.
Dengan kematangan karier yang baik akan mendorong terciptanya sikap dan tindakan yang profesional dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai bidang dan tanggung jawab masing-masing, maka secara tidak langsung akan terbentuknya para calon guru bimbingan dan konseling yang akan bekerja lebih giat dan professional dalam melaksanakan pekerjaannya.
Maka dari itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipertahankan ataupun dapat ditingkatkan kematangan kariernya pada mahasiswa bimbingan dan konseling terutama pada mahasiswa bimbingan dan konseling di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta.
Penelitian terkait nilai-nilai Al-islam dan Kemuhammadiyahan dalam membentuk kematangan karir pada mahasiswa bimbingan dan konseling sejauh peneliti ketahui belum pernah dilakukan dan belum ada yang fokus penelitian nya terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti saat ini.
Berikut beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain namun berkesinambungan dengan penelitian yang sedang peneliti kerjakan, yaitu:
Penelitian Partino (2006) yang bertujuan untuk memverifikasi model kematangan karir pada siswa SMA. Model ini menunjukkan bahwa kematangan karir dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu konseling, persepsi jurusan studi, sejarah hidup, self-efficacy dan prestasi akademik. Subjek penelitian terdiri dari 616 siswa SMA. Data dikumpulkan menggunakan inventaris kematangan karir, skala psikologis, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model teoritis kematangan karir didukung oleh data empiris, yaitu delapan kategori pengukuran. Secara khusus, hasil penelitian adalah: 1) layanan konseling, persepsi studi utama dan riwayat
hidup memiliki pengaruh signifikan terhadap efikasi diri; 2) layanan konseling, persepsi jurusan studi dan sejarah hidup memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi akademik; dan 3) self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik.
Kematangan karier merupakan bentuk dari keberhasilan individu dalam melewati tugas – tugas perkembangan karier yang dihadapi pada tiap tahap perkembangan kariernya. Pada pengambilan keputusan kareir perlu adanya perencanaan karier yang matang dalam pengambilan keputusan kariernya, karena perencanaan karier masuk dalam salah satu unsur kematangan karier. Hal ini menunjukan bahwa kematangan karier individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan terkait karier yang di minatnya.
Data Badan Pusat Statistik tahun 2016 menyebutkan adanya peningkatan pengangguran lulusan S1 dari 5,34% di tahun 2015 menjadi sebesar 6,22% di tahun 2016. Penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 45,19%. Sementara penduduk bekerja dengan pendidikan sarjana ke atas hanya sebesar 8,29% (BPS, 2016).
Prodi BK UHAMKA sebagai instansi pendidikan perguruan tinggi sangat memperhatikan kualitas pendidikan. Maka dari itu peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian untuk mengambarkan dan menganalisis kematangan karier pada mahasiswa tingkat pertama dengan menggunakan sampel pada mahasiswa jurusan bimbingan dan konseling tingkat kedua di Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka. Hasil penelitian ini akan dijadikan rujukan data kematangan karier mahasiswa program studi bimbingan dan konseling.
Sebagai salah satu organisasi yang peduli terhadap pendidikan, Muhammadiyah juga menyoroti peran karakter pada peserta didik. Disisi lain guru bimbingan dan konseling sebagai praktisi disekolah memiliki peran sangat penting terhadap pendidikan karakter peserta didik. Guru bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan dan konseling perlu mengarahkan orientasi layanan pada pembentukan karakter positif siswa.
Kinerja yang baik bimbingan dan konseling dalam pendidikan karakter sangat diperlukan karena pada hakikatnya layanan bimbingan dan konseling berorientasi pada pengembangan karakter positif siswa sehingga mencapai kemaslahatan siswa. Pada pengambilan keputusan karir perlu adanya perencanaan karir yang matang dalam pengambilan keputusan karirnya, karena perencanaan karir masuk
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 41
dalam salah satu unsur kematangan karir. Hal ini menunjukan bahwa kematangan karir individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan terkait karir yang di minatnya.
Kematangan karir yang tidak baik akan berdampak pada pengambilan jurusan yang tidak sesuai pada mahasiswa tingkat pertama, hal ini perlu segera di analisis karena jika tidak terdeteksi akan menyebabkan tidak maksimalnya mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan maupun dalam perencanaan karir dilapangan kerja nantinya.
PENUTUP
AIK menjadi ciri khas pada penyelenggaraan pendidikan muhammadiyah untuk membentuk manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlakul karimah, berkemajuan dan unggul dalam IPTEKS sebagai perwujudan tajdid dakwah amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan amanah yang tertuang dalam putusan muktamar muhammadiyah ke-46 tentang revitalisasi pendidikan Muhammadiyah. visi tersebut secara tidak langsung mewajibkan seluruh PTM untuk meningkatkan mutu dalam berbagai aspek termasuk pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai salah satu misi Muhammadiyah dalam dakwah. (Saswandi & Sari, 2019) Secara Hakiki nilai agama merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nila lain. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang datang dari tuhan.
Sebagai salah satu organisasi yang peduli terhadap pendidikan, Muhammadiyah juga menyoroti peran karakter negara. Sebagai bentuk upaya dalam pembentukan karakter generasi penerus bangsa maka diperlukan internalisasi dari nilai-nila Al-islam dan Kemuhamadiyahan dalam pendidikan karakter.
Teknik-teknik internalisasi bisa dilakukan oleh pendidik dengan peneladanan, pembiasaan, pembinaan disiplin, dan pemotivasian. Peneladanan, Keteladanan seorang pendidik sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Keteladanan ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), serta mensejahterakan, kemajuan negara dan bangsa pada umumnya (Nihayati, 2020).
Pada dasarnya dari hasil rekapan Analisis tematik dilakukan kepada 45 partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta sehingga menghasilkan 17 partisipan mahasiswa bimbingan
dan konseling berada pada kategori skor tinggi, 27 partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling berada pada kategori skor sedang dan 1 partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling pada kategori skor rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa partisipan mahasiswa bimbingan dan konseling di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta dalam penelitian ini memiliki kematangan karier yang optimal berdasarkan kualitas fungsinya untuk memilih dan memiliki beberapa pilihan dalam menentukan suatu tindakan, tekad, atau ketetapan hati dan memiliki motivasi baik secara internal maupun eksternal, berkaitan dengan kematangan dalam pemilihan karier.
REFERENSI
Al anshari, A.F. (2016). Perbedaan Kematangan Karir Siswa Berdasarkan Status Sosial Ekonomi: Studi Komparatif Pada Siswa Kelas IX Di SMP Negeri 234 Jakarta (Skripsi, Universitas Negeri Jakarta).
Arifin, S. (2015). Rekonstruksi Al-Islam- Kemuhammadiyahan (Aik) Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sebagai Praksis Pendidikan Nilai. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 13(2), 201–221.
https://doi.org/10.32729/edukasi.v13i2.239 Azwar, Saifudin. (2009). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baidarus, Tasman Hamami, Fitriah M. Suud, A. S. R.
(2019). Al-Islam dan kemuhammadiyahan sebagai basis pendidikan karakter a * Baidarus, b1 Tasman Hamami, c2 Fitriah M.
Suud, d3 Azam Syukur Rahmatullah. AL- ASASIYYA: Journal Basic Of Education, 4(1), 71–91.
Crites, O. Jhon. (1961). A Model For The measurement Of Vocational Maturity. Journal Of Counseling Psychology, 8(3), 255–259.
Grashinta, Istiqomah, & Wiroko. (2018). Pengaruh Future Time Perspective Terhadap Kematangan Karir Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling: Jurnal
Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 42
Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling, 4(1), 25-31.
Ilahi, F. (2019). Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar , dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri , kepribadian , kecerda. 5(2), 211–231.
Lestari, I. (2017). Meningkatkan Kematangan Karier Remaja Melalui Bimbingan Karier Berbasis Life Skills. Jurnal Konseling Gusjigang,Vol 3(1).
Marsinun, & Riswanto. (2020). Perilaku Cyberbullying Remaja di Media Sosial Youth Cyberbullying Behavior in Social Media.
12(2), 98–111.
Muslihati. (2019). Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Kejuruan. 4(3), 101–108.
https://doi.org/10.17977/um001v4i32019p101 Nihayati, O. P. P. (2020). Internalisasi Nilai-nilai Al-
Islam dan Internalization of Muhammadiyah and Islamic. 1(1), 15–19.
Nofriza, F. (2017). Development of training guide johari windows in improving student self- disclosure. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 2(1), 41.
https://doi.org/10.23916/008621923-00-0 Partino, H, R. (2006). Kematangan Karier Siswa
SMA: Jurnal Psikologika, 21(11).
Pinasti, W. (2012). Pengaruh self-efficacy, locus of control dan faktor demografis terhadap kematangan karir mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Rachmawati (2012). Hubungan self efficacy dengan kematangan karier pada mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir di Surabaya. Calyptra:
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya, Vol 1(1), 1-25.
Rosdiana, I. (2016). Faktor-faktor Kematangan karir.
(Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia).
Sagita, D. D., Daharnis, D., & Syahniar, S. (2017).
Hubungan Self Efficacy, Motivasi Berprestasi, Prokrastinasi Akademik Dan Stres Akademik Mahasiswa. Bikotetik (Bimbingan Dan Konseling: Teori Dan Praktik), 1(2),43.
Saswandi, T., & Sari, A. P. (2019). Analisis penerapan nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan dalam perkuliahan.
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan
Indonesia, 5(1), 27.
https://doi.org/10.29210/120192327
Savickas, M. L. (1984). Career maturity: The construct and its measurement. Vocational Guidance Quarterly, 32(4), 222–231
Tamrin, M. (2019). Al-Islam dan Kemuhadiyahan (AIK) Pilar Dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin (Studi Pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah di NTT). Ta’lim: Jurnal Studi Pendidikan Islam, 2(1), 69–87.