• Tidak ada hasil yang ditemukan

nilai-nilai toleransi beragama vs fanatisme beragama

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "nilai-nilai toleransi beragama vs fanatisme beragama"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

4Johadi Saputra, “Pesan Dakwah Dalam Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta”, Skripsi Fakultas Dakwah en Communicatiewetenschap IAIN Raden Intan, Lampung 2017, pagina, 42. 5Hidayatul Khasanah, Nilai Toleransi dalam Film Tanda Tanya , Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri, (Purwekerto, 2016), hlm.

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

18Kementerian Agama Republik Indonesia, pengajian dan terjemahan Al Quran, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hal.42. 91Kementerian Agama Republik Indonesia, pengajian dan terjemahan Alquran, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hal.42.

Kajian Penelitian Terdahulu

Sistematika Penulisan

Rumusan masalah adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai toleransi beragama dan fanatisme agama negatif dalam film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta Batasan masalah, tujuan penelitian, penggunaan penelitian, kajian terdahulu dan sistem penulisan. Bab ini terdiri dari gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian, analisis semiotika Roland Barthes tingkat pertama dan kedua serta pembahasan hasil penelitian.

KERANGKA TEORI

Konsep Dasar Nilai-Nilai

  • Pengertian Nilai
  • Macam-Macam Nilai

12Raden Ahmad Muhajir Ansori, Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Peserta Didik, Jurnal Pusaka, 2016, hlm. Dilihat dari distribusi nilai; Nilai ketuhanan (Ubudiyah dan Mu'amalah), nilai Insaniyah, nilai buatan manusia berdasarkan standar manusia yang sama.

Nilai-Nilai Toleransi Beragama

  • Pengertian Toleransi
  • ToleransiBeragama
  • Ruang Lingkup Toleransi Beragama
  • Bentuk-Bentuk Toleransi
  • Aspek-Aspek Toleransi Beragama
  • Nilai-Nilai Toleransi Beragama

25Casram, Membangun Toleransi Beragama dalam Masyarakat Plural, Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, vol. Nilai-nilai toleransi beragama yang seharusnya ada dalam kehidupan antar umat beragama adalah sebagai berikut.

Fanatisme Beragama Negatif

  • Pengertian Fanatisme
  • Fanatisme Beragama Negatif
  • Bentuk Fanatisme Beragama Negatif
  • Ciri-Ciri Fanatisme Negatif
  • Aspek-Aspek Fanatisme
  • Faktor-Faktor Penyebab Fanatisme Negatif

Fanatisme agama sebenarnya adalah konsekuensi dari keyakinan seseorang terhadap suatu agama bahwa apa yang dianutnya adalah benar. Dengan fanatisme agama, seseorang tidak akan mencampurkan kebenaran agamanya dengan agama lain.Pemahaman ini positif bagi orang tersebut karena terkait dengan apa yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, fanatisme agama ini cenderung bersifat negatif, karena individu beragama biasanya memiliki sikap yang terlalu antusias terhadap suatu pandangan atau suatu sebab, perilaku ini terlihat ofensif dalam beberapa hal.

Fanatisme agama negatif adalah individu atau kelompok yang memiliki keyakinan atau pemahaman yang berlebihan terhadap sesuatu dan akan tetap pada sikapnya. Fanatisme agama yang negatif ini sangat memungkinkan untuk mengikis dan memecah belah umat, karena seharusnya umat beragama justru menciptakan toleransi, baik pada kelompoknya sendiri maupun umat yang beragama lain, hanya sifat fanatismelah yang sebenarnya membuat dan menciptakan persatuan ini menjadi terbagi. Ketika fanatisme agama yang negatif ini sudah ada dalam suatu kelompok, bukan tidak mungkin perselisihan, tindak kekerasan bahkan pertumpahan darah dapat terjadi.

Film dan Fungsinya Dalam Kehidupan Sosial

  • Pengertian Film
  • Sejarah Perkembangan Film
  • Jenis-Jenis Film
  • Unsur-Unsur Film
  • Struktur Cerita Dalam Film
  • Fungsi Film Dalam Kehidupan Sosial

57Sinthani, Analisis Semiotik Film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta, Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta: 2011), Hal.. Jakarta) dengan "Gambar Idoep". Hingga tahun 1954, film Indonesia pertama yang diputar adalah film layar lebar berjudul Jam Malam. Kunci utama film dokumenter adalah penyajian fakta. Film dokumenter adalah tentang orang-orang nyata, karakter, peristiwa, dan lokasi. Ciri utama dari film ini adalah tidak menciptakan peristiwa atau peristiwa, melainkan merekam peristiwa yang sebenarnya terjadi.

Film eksperimen merupakan jenis film yang berbeda dengan jenis film lainnya. Film eksperimental tidak memiliki plot, namun memiliki struktur yang sangat dipengaruhi oleh subjektivitas pembuatannya. Dalam pembuatan film ini, digunakan simbol-simbol pribadi yang mereka buat sendiri. Artinya, latar waktu dalam sebuah film berbeda-beda dan seseorang dapat belajar tentang situasi, keadaan atau deskripsi dari latar waktu yang terjadi pada saat itu.Film memungkinkan seseorang untuk mengeksplorasi peristiwa sejarah, terutama film yang berasal dari kisah nyata. 66. Film berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai budaya negara bagi kehidupan masyarakat, namun jika film tidak ditangani dengan baik.

Teori Semiotika Roland Barthes

  • Pengertian Semiotika
  • Semiotika Roland Barthes

Pada prinsipnya nilai dan norma tidak dapat ditegakkan secara masal dan otomatis, melainkan harus dilaksanakan dengan cara menumbuhkan apresiasi individu dalam kehidupan masyarakat.Dari penjelasan tersebut sangat jelas bahwa media film merupakan salah satu sarana terpenting dalam mempromosikan kebudayaan bangsa. tosinify) tidak dapat dikacaukan dengan berkomunikasi (berkomunikasi) dalam hal ini. Tanda berarti sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) adalah hubungan antara objek atau ide dengan tanda. Konsep dasar ini mengikat berbagai teori yang sangat luas tentang simbol, bahasa, wacana dan bentuk-bentuk non-verbal, teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda itu disusun. Semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda. Menurut Piliang, eksplorasi semiotika sebagai metode kajian ini dimungkinkan dalam cabang ilmu yang berbeda karena ada kecenderungan untuk menganggap wacana sosial yang berbeda sebagai fenomena linguistik. Jika dari sudut pandang semiotik, semua praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena linguistik, maka segala sesuatu juga dapat dilihat sebagai tanda, karena makna tanda itu sendiri sangat luas.

Semiotika secara terminologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari berbagai objek, peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.Pada dasarnya, analisis semiotika memang merupakan upaya untuk merasakan sesuatu yang janggal, sesuatu yang harus dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau cerita. wacana tertentu, dalam artian berusaha mencari makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi. 73Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. konten) sebagai tanda realitas eksternal. Inilah yang disebut Barthes sebagai denotasi, yaitu makna tanda yang paling nyata. Konotasi adalah istilah yang digunakan oleh Barthes untuk menunjukkan signifikansi tahap kedua. Ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca dan nilai-nilai budayanya. Pada tahap kedua signifikansi terkait konten, tanda berfungsi melalui mitos. Mitos adalah bagaimana budaya menjelaskan atau memahami beberapa aspek realitas atau fenomena alam. Mitos adalah produk kelas sosial yang sudah memiliki dominasi 74.

Tabel 2.1 (Peta Semiotika Roland Barthes)
Tabel 2.1 (Peta Semiotika Roland Barthes)

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Objek Penelitian
  • Sumber Data
  • Unit Analisis
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Obyek penyelidikan dalam penelitian ini adalah tanda-tanda yang menunjukkan nilai toleransi vs. fanatisme agama negatif dalam film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta. Mengidentifikasi penanda dan tanda serta makna yang terkait dengan nilai toleransi dan fanatisme agama negatif dalam film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta. Berikut adalah daftar aktor, sutradara, produser dan penulis dalam film Three Hearts, Two Worlds, One Love.

Perspektif Multikultural pada Kasus Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta, Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, Vol. Pesan dakwah dalam film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta Lampung Skripsi: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden Intan Lampung. Analisis Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta, Disertasi Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian

  • Pemeran Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta
  • Profil Sutradara Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta
  • Sinopsis Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta
  • Toleransi dan Saling Menghargai
  • Persamaan dan Persaudaraan Sebangsa

88 Kementerian Agama RI, Pengajian dan Terjemah Alquran, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hlm. 92 Kementerian Agama RI, Terjemah dan Bacaan Alquran, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hlm. 93 Kementerian Agama RI, Pengajian dan Terjemah Alquran, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hal.

98 Kementerian Agama RI, Pengajian dan Terjemah Al-Qur'an, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hlm. 99 Kementerian Agama RI, Pengajian dan Terjemah Al-Qur'an, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hlm. 101 Kementerian Agama RI, Pengajian dan Terjemah Al-Qur'an, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hlm.

104Kementerian Agama Republik Indonesia, Tilawatil Quran dan Terjemah, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hal.106. 105Kementerian Agama RI, Tilawatil Quran dan Terjemah, (Bandung: PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017), hal.

Tabel 4.1 Nama pemeran, sutradara, produser, dan penulis dalam film tiga hati  dua dunia satu cinta
Tabel 4.1 Nama pemeran, sutradara, produser, dan penulis dalam film tiga hati dua dunia satu cinta

Nilai-Nilai Fanatisme Beragama

  • Fanatisme Beragama Negatif

Adapun gotong royong dan harta warisan, tidak ada harta bersama antara kamu dan mereka (kaum musyrik dan yahudi). Fanatisme dalam beragama yang bersifat negatif biasanya bersifat irasional atau iman dan tidak menggunakan nalar untuk tidak menerima pandangan lain. Seseorang atau sekelompok orang yang fanatik biasanya tidak dapat memahami ide-ide orang atau kelompok lain dan tidak memahami ideologi atau filosofi apa pun selain yang mereka yakini. 107.

Ghuluw berarti berlebih-lebihan dalam suatu hal, dalam artian merupakan model atau jenis keimanan yang menyebabkan seseorang menyimpang dari keimanan tersebut.Dalam film Tiga Hati Dua Dunia Satu. Artinya : Katakanlah: “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas (melanggar) dengan cara yang tidak benar menurut agamamu. 109 Kementerian Agama Republik Indonesia, Tajwid Al-Qur’an dan Terjemahannya, PT Sygma Exagrafika Arkanleema, 2017 ), hal.

Tabel 4.9 Dokumentasi Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta Menit  0.29.45 dan 1.05.48
Tabel 4.9 Dokumentasi Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta Menit 0.29.45 dan 1.05.48

Pembahasan Hasil Penelitian

Masing-masing nilai toleransi beragama yang negatif dan fanatisme agama ini mengacu pada analisis semiotik Roland Barthes. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, ternyata terdapat nilai toleransi beragama dan nilai negatif fanatisme beragama. Nilai-nilai Toleransi Beragama dalam Film Aisyah Mari Kita Bersaudara, Skripsi Semarang: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo.

Nilai-nilai Toleransi Antar Agama dan Teknik Penanamannya dalam Film 99 Cahaya di Langit Eropa, Lampung Tesis: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Raden Intan. Fundamentalisme Agama Antara Fenomena Dakwah dan Kekerasan Atas Nama Agama, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol.6, No.2, Desember. Fanatisme Agama dalam Al-Qur'an, Surabaya Skripsi: Program Studi Ilmu dan Tafsir Al-Qur'an Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

PENUTUP

Kesimpulan

Nilai-nilai agama sangat erat kaitannya dengan masyarakat, tetapi bukan agama yang harus menyesuaikan diri dengan masyarakat. Sebaliknya, perilaku masyarakat menjadi tolok ukur untuk mengukur nilai-nilai agama. sering dipengaruhi oleh faktor di luar agama seperti ras, budaya, suku, sosial dan lain-lain. Dalam hal ini, nilai-nilai agama tidak terlalu berperan dalam mengatasi konflik karena dikesampingkan oleh ego dan identitas kelompok. Nilai toleransi beragama yang disampaikan adalah nilai toleransi dan saling menghargai yaitu menghargai perbedaan, memberi kesempatan kepada setiap umat beragama untuk menjalankan agamanya, saling memaafkan, toleransi menerima perbedaan. Kemudian nilai persamaan dan persaudaraan umat yaitu hidup bersama antar sesama manusia, saling berkomunikasi dan saling membantu Nilai fanatisme agama adalah nilai fanatisme agama yang negatif yaitu ghuluw (berlebihan dalam hal ). ).

Saran

Representasi film cinta Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta, Skripsi Surabaya: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Fanatisme Agama di Lingkar Tanah Baru Lingkar Air oleh Ahmad Tohari, Skripsi Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah. Ayat-ayat Toleransi dalam Al-Qur'an Perspektif Tafsir Al-Qur'an dan Tafsir Al-Azhar.

Analisis Semiotika Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta, Jakarta Tesis: Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Hidayatullah. Harmoni Antar Umat Islam Perspektif Al-Qur'an dan Al-Hadits, Jurnal Al-Tadabbur Jurnal Ilmu dan Tafsir Al-Qur'an, Vol 2 No 03, Desember. Merupakan mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

Gambar

Tabel 2.1 (Peta Semiotika Roland Barthes)
Tabel 4.1 Nama pemeran, sutradara, produser, dan penulis dalam film tiga hati  dua dunia satu cinta
Gambar 4.3  Delia menemani dan
Gambar 4.4  Delia dan Rosid  berdo’a menurut  agama masing-masing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan contohnya lagi ketika ada siswa yang sakit (tanpa memandang agama) kemudian siswa lainnya menjenguknya, dan sebagai guru PAI ikut menjenguk dan mendukung