• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM PODCAST NOICE BERBEDA TAPI BERSAMA WITH HABIB JA'FAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM PODCAST NOICE BERBEDA TAPI BERSAMA WITH HABIB JA'FAR"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM PODCAST NOICE BERBEDA TAPI BERSAMA

WITH HABIB JAFAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd.)

Oleh:

SARAS SABAR SEPTIANA 1817402084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

2023

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Saras Sabar Septiana

NIM : 1817402084

Jenjang : S-1

Jurusan : Pendidikan Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa naskah skripsi berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Toleransi Beragama dalam Podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Jafar” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, bukan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya yang dikutip dalam skripsi ini, diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar akademik yang saya peroleh.

(3)

iii

HASIL LOLOS CEK PLAGIASI

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM PODCAST NOICE BERBEDA TAPI BERSAMA

WITH HABIB JAFAR

Yang disusun oleh: Saras Sabar Septiana, NIM: 1817402084, Jurusan Pendidikan Islam, Program Studi: Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, telah diujikan pada hari:

Rabu, tanggal: 11 Januari 2023 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada sidang Dewan Penguji Skripsi.

(5)

v

NOTA DINAS PEMBIMBING

Purwokerto, 17 November 2022 Hal : Pengajuan Munaqasyah Skripsi Saras Sabar Septiana Lampiran : -

Kepada Yth.

Dekan FTIK UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Di Purwokerto

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi, maka melalui surat ini saya sampaikan bahwa:

Nama : Saras Sabar Septiana

NIM : 1817402084

Jenjang : S-1

Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Toleransi Beragama dalam Podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Jafar

Sudah dapat diajukan untuk dimunaqasyahkan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.).

Demikian, atas perhatian Bapak, saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

(6)

vi

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM PODCAST NOICE BERBEDA TAPI BERSAMA WITH HABIB JAFAR

Saras Sabar Septiana 1817402084

Abstrak: Toleransi beragama dapat diwujudkan melalui suatu sikap saling menghargai, menghormati, dan mengerti. Dengan adanya toleransi maka akan terciptanya kehidupan yang damai. Pendidikan toleransi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Ja‟far. Podcast NOICE dipilih sebagai media untuk menyampaikan toleransi karena podcast yang dapat didengarkan di mana saja, dan kapan saja.

Serta keintiman komunikasi yang terjalin antara podcaster dengan pendengar, dimana pendengar bisa mendengar secara langsung bagaimana suatu gagasan disampaikan dengan intonasi, dan penjelasan yang dituturkan langsung oleh narasumber. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan toleransi beragama dalam podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Ja‟far Episode 54 (Kampung Jauh Lebih Maju dalam Toleransi bersama Priska Barusegu). Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dengan sumber data primer yaitu podcast NOICE berbeda tapi bersama episode 54 dan hasil wawancara dengan priska Barusegu, serta sumber data sekunder dari buku, jurnal, internet, serta literatur-literatur lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam podcast tersebut memunculkan 5 hal yang berkitan dengan pendidikan toleransi beragama yaitu: bertanggungjawab terhadap keyakinan dan perbuatan masing-masing, memberikan kebebasan/kemerdekaan setiap individu, sikap saling menghormati dan menghargai, menjunjung tinggi sikap saling mengerti, serta berlaku adil serta berbuat baik antar sesama.

Kata kunci: nilai-nilai toleransi, podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama

(7)

vii

THE VALUES OF RELIGIOUS TOLERANCE EDUCATION IN PODCAST NOICE BERBEDA TAPI BERSAMA WITH HABIB JAFAR

Saras Sabar Septiana 1817402084

Abstract: Religious tolerance can be realized through an attitude of mutual respect, respect, and understanding. With tolerance, a peaceful life will be created. Tolerance education can be done in various ways, one of which is through the podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Ja'far. The NOICE podcast was chosen as a medium to convey tolerance because it is a podcast that can be listened to anywhere, anytime. As well as communication that exists between podcasters and listeners, where listeners can hear directly how an idea is conveyed with intonation, and explanations are spoken directly by the resource person. This study aims to analyze the educational values of religious tolerance in the podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Ja'far Episode 54 (Kampung Jauh Lebih Maju dalam Toleransi bersama Priska Barusegu). This research is a library research using a descriptive qualitative approach. With the primary data source, namely the NOICE podcast, but with the episode 54 and interview result with priska Barusegu, and secondary data sources from books, journals, internet, and other literature. Based on the research conducted, it can be concluded that the podcast raises five things related to tolerance education, namely: being responsible for each other's beliefs and actions, providing freedom/independence for each individual, mutual respect and apreciation, upholding mutual understanding, and being fair and do good to each other.

Keywords: tolerance values, podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama

(8)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI (ARAB LATIN)

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158/1987 dan Nomor 0543b/U/1987.

A. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, Dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, sebagian lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

أ Alif Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ث Ta T Te

ث Śa Ś Es (dengan titik diatas)

ج Jim J Je

ح Ḥa Ḥ Ha (dengan titik di bawah)

خ Kha Kh Ka dan ha

د Dal D De

ذ Żal Ż Zet (dengan titik di atas)

ز Ra R Er

ش Zai Z Zet

ض Sin S Es

غ Syin Sy es dan ye

ص Ṣad Ṣ Es (dengan titik di bawah)

ض Ḍad Ḍ De (dengan titik di bawah)

ط Ṭa Ṭ Te (dengan titik di bawah)

ظ Ẓa Ẓ Zet (dengan titik di bawah)

ع „ain ʻ Koma terbalik (di atas)

غ Gain G Ge

(9)

ix

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ى Nun N En

و Wau W We

ٍ Ha H Ha

ء Hamzah ʻ Apostrof

ي Ya Y Ye

B. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

1. Vokal Tunggal: Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut :

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ﹷ Fathah A A

ﹷ Kasrah I I

ﹷ Dammah U U

2. Vokal Rangkap: Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf yaitu :

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

… ْ يﹷ Fathah dan Ya Ai a dan i

ْ و ﹷ

… Fathah dan

Wau

Au a dan u

Contoh:

- ََفْيَك kaifa - ََل ْو َح haula

(10)

x C. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Huruf Arab Nama Huruf

Latin

Nama ﻯ

… … ﺍﹷ Fathah dan Alif atau Ya Ā a dan garis di atas ﻯ

… Kasrah dan Ya Ī i dan garis di atas

و ﹷ

… Dammah dan Wau Ū u dan garis di atas

Contoh:

- ََلَاَق Qāla - یَمَر Ramā D. Ta’ Marbutah

Transliterasinya untuk ta‟ marbutah ada dua:

1. Ta‟ Marbutah hidup: ta‟ marbutah hidup atau yang mendapat harkat fathah, kasrah dan dhammah, transliterasinya adalah “t”.

2. Ta‟ Marbutah mati: ta‟ marbutah mati atau yang mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah “h”.

3. Kalau pada kata terakhir dengan ta‟ marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta‟ marbutah itu di transliterasikan dengan “h”

Contoh:

- ِْلاَف طَلأﺍُْتَض ؤَز raudah al-atfāl/raudahtul atfāl

- ُْةَزَّوٌَُو لﺍُْتٌَ يِدَو لﺍ al-madīnah al-munawwarah/al-madīnatul munawwarah - ْ تَح لَط talhah

E. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, ditransliterasikan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

- َْلَّصًَ nazzala - ْ سِبلﺍ al-birr F. Kata Sandang Alif + Lam

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaituْ

ْ:

لﺍ . Namun dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan atas:

(11)

xi

1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya yaitu huruf “l”ْ diganti dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan dengan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.

Baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanpa sempang.

Contoh:

- ُْلُجَّسلﺍ ar-rajulu - ُْنَلَق لﺍ al-qalamu - ُْطْ وَّشلﺍ asy-syamsu - ُْلَلاَج لﺍ al-jalāu G. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan sebagai apostrof. Namun hal itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Sementara hamzah yang terletak di awal kata dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

- ُْرُخ أَت ta'khużu - ْ ئيَش syai‟un - ُْء وٌَّلﺍ an-nau‟u - َّْىِإ inna H. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi‟il, isim maupun huruf ditulis terpisah.

Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

(12)

xii

- اَهاَظ سُهَْوْاَهﺍَس جَهِْاللهِْن عِب Bismillāhi majrehā wa mursāhā I. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:

- َْي يِوَلاَع لﺍْ ِّبَزِْاللهُْد وَح لﺍ Alhamdu lillāhi rabbi al-„ālamīn/

Alhamdu lillāhi rabbil „ālamīn

Penggunaan huruf awal capital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu dituliskan dengan kata lain sehingga ada huruf harakat yang dihilangkan, huruf capital tidak dipergunakan.

Contoh:

- ْ ن يِحَزْ ز وُفَغُْالله Allaāhu gafūrun rahīm

(13)

xiii MOTTO

ُُكَل

ُْمُ

ُُكُنيِد

َُِلَو ُْمُ

ُِنْيِد ُ

ُ(

ٙ )

ُ

“Untukmu agamamu, untukku agamaku”1

1 Alfatih, Al-Quran Tajwid Warna dan Terjemah Khadijah QS Al-Kafirun/109: 6, (Jakarta: CV. Alfatih Berkah Cipta, 2013), hlm.603.

(14)

xiv

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, serta bershalawat atas Nabi Muhammad SAW.

Dengan penuh kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya Bapak Mardi dan Ibu Ratinem. Kepada keduanya saya ucapkan terima kasih atas do‟a, cinta dan kasih sayang, restu, serta pengorbanan dan motivasi yang selalu diberikan untuk saya. Juga untuk kakak saya serta keluarga besar saya yang senantiasa mendo‟akan dan memberikan saya motivasi. Semoga semuanya senantiasa dirahmati dan dikasihi oleh Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin Yaa Rabbal‟alamiin.

(15)

xv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil'alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat, rahmat, dan karuniaNya yang tiadatara untuk kita semua. Atas segala kemudahan dan ridhoNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu tahapan dalam memperoleh gelar Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan dan telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang-benderang seperti saat ini. Semoga kita semua mendapat syafa‟at pada hari akhir.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan motivasi, membantu serta mendukung peneliti untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Suwito, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

2. Dr. H. Suparjo, M.Ag., selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

3. Prof. Dr. Subur, M.Ag. selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

4. Dr. H. Sumiarti, M.Ag., selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

5. Dr. H. M. Slamet Yahya, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

6. H. Rahman Afandi, S.Ag., M.S.I., Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan dengan baik.

7. Ali Muhdi, S.Pd.I., M.S.I., Penasehat Akademik PAI B 2018 UIN Prof. K.H.

Saifuddin Zuhri Purwokerto.

(16)

xvi

8. Segenap Dosen dan Staf UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

9. Kedua orang tua peneliti yaitu Bapak Mardi dan Ibu Ratinem yang senantiasa memberikan yang terbaik dan membimbing peneliti untuk menjadi insan yang lebih baik. Setiap do‟a, air mata, keringat, dan nasihat dari kedua orang tua membuat peneliti sangat bersyukur memiliki mereka yang sangat menyayangi dan sangat sabar menghadapi peneliti.

10. Kakakku si pekerja keras Surahmat Mugiono yang senantiasa memotivasi, my sister Maryam Ikhtiar Suprikhatin yang selalu mengerti dan memahami peneliti, adiku Esih Qurnia Asih yang semoga diberi kemudahan kuliahnya, dan adiku si lucu Mubarok Ghifar Nur Ramadhan yang senantiasa menaikan mood dengan kepolosan dan kelucuannya.

11. Keluarga besar Racana Sunan Kalijaga- Cut Nyak Dien yang membersamai proses tumbuh saya dimasa kuliah, dan banyak memberi peneliti kesempatan untuk belajar.

12. Semua pihak yang telah memberikan semangat, dorongan, dan membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu- persatu.

Penulis menyadari akan adanya keterbatasan-keterbatasan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kesalahan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan ilmu bagi yang membacanya.

Purwokerto, 17 November 2022

Saras Sabar Septiana NIM.1817402084

(17)

xvii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HASIL LOLOS CEK PLAGIASI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

ABSTRAK DAN KATA KUNCI ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

MOTTO ... xiii

PERSEMBAHAN ... xiv

KATA PEGANTAR ... xv

DAFTAR ISI ... xvii

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Definisi Konseptual ... 4

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DAN PODCAST A. Kerangka Konseptual 1. Nilai-nilai Pendidikan Toleransi dan Pendidikan Islam ... 11

a. Pengertian Nilai ... 11

b. Pengertian Pendidikan Islam ... 12

c. Tujuan Pendidikan Islam... 13

d. Prinsip dan Dasar pendidikan Islam ... 13

e. Toleransi Beragama dalam Pendidikan Islam ... 14

(18)

xviii

2. Toleransi Beragama ... 18

a. Pegertian Toleransi Beragama ... 18

b. Tujuan Toleransi Beragama ... 19

c. Bentuk-bentuk Toleransi Beragama ... 20

d. Ruang Lingkup Toleransi Beragama ... 21

e. Pendidikan Toleransi Beragama ... 23

3. Podcast Sebagai Media dalam Pendidikan Toleransi Beragama ... 25

a. Podcast ... 25

b. Sejarah Podcast ... 26

c. Podcast Sebagai Media dalam Pendidikan Toleransi ... 27

B. Penelitian Terkait 1. Jurnal Ilmiah ... 28

2. Skripsi Terdahulu ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Dimensi Kajian ... 34

C. Konteks penelitian ... 34

1. Profil Podcast NOICE ... 34

2. Berbeda Tapi Bersama With Habib Ja‟far Episode 54 ... 36

3. Biografi Podcaster dan Narasumber ... 38

D. Metode Pengumpulan Data ... 41

E. Metode Analisis Data ... 42

BAB IV NILAI-NILAI TOLERANSI BERAGAMA DALAM KANAL PODCAST NOICE BERBEDA TAPI BERSAMA WITH HABIB JA’FAR A. Elemen Toleransi Beragama dalam Kanal Podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama With Habib Ja‟far 1. Bertanggungjawab terhadap keyakinan dan perbuatan masing-masing ... 45

2. Memberikan kebebasan/kemerdekaan kepada setiap individu ... 50

3. Saling menghormati dan menghargai keyakinan yang dianut orang lain ... 55

4. Berlaku adil dan berbuat baik antar sesama ... 59

(19)

xix

B. Relevansi Toleransi Beragama dalam Kanal Podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama With Habib Ja‟far dengan Pendidikan Islam

1. Toleransi beragama dalam podcast memiliki tujuan yang sama dengan Pendidikan Islam ... 63 2. Toleransi beragama dalam podcast sesuai dengan prinsip Pendidikan

Islam ... 64 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 68 B. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(20)

xx

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Pembagian Kutipan Podcast ... 37 4.1 Tabel Nilai Toleransi Yang Terkandung dalam Podcast ... 62 4.2 Tabel hubungan nilai pendidikan dalam podcast dengan Al-Quran ... 64

(21)

xxi

DAFTAR GAMBAR

3.1 Logo NOICE ... 34

3.2 Sosial Media NOICE3 ... 35

3.3 Berbeda Tapi Bersama With Habib Ja‟ far Episode 54 ... 36

3.4 Habib Husein Ja‟far Al-Hadar ... 38

3.5 Priska Barusegu ... 39

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Pedoman Observasi Pedoman Wawancara Hasil wawancara Hasil Dokumentasi

Surat Keterangan Telah Observasi Pendahuluan Surat Keterangan Seminar Proposal

Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif Blangko Bimbingan Skripsi

Sertifikat Pengembangan Bahasa Arab Sertifikat Pengembangan Bahasa Inggris Sertifikat BTA PPI

Sertifikat Ujian Aplikasi Komputer Sertifikat KKN

Sertifikat PPL

Surat Waqaf Perpustakaan

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Toleransi sangat penting hadir dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia mengingat Indoesia adalah negara yang sangat beranekaragam.

Isu toleransi selalu menarik untuk dibahas karena sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Melihat bahwa negara Indoesia memiliki keberagaman suku, etnis, dan agama. Indonesia memiliki setidaknya 300 suku dengan 200 bahasa daerah yang berbeda, dan 14 etnis. Kemajemukan bangsa Indonesia dilihat dari banyaknya agama resmi yang diakui oleh negara, sebagai agama mayoritas ada agama Islam, kemudian ada Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Khonghucu.2 Tidak hanya menjadi kekayaan, keberagaman juga memiliki potensi menjadi sumber konflik dan menyebabkan perpecahan. Faktor penyebab adanya konflik atau perpecahan tersebut yaitu karena minimnya rasa toleransi di dalam diri masing-masing individu.

Pentingnya toleransi dalam kehidupan masyarakat Indonesia tercermin dalam semboyan Bhineka tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan penuh makna dengan harapan jika dilaksanakan dengan baik diharpkan kita mampu membentuk masyarakat yang harmonis dan dapat hidup berdampingan. Namun, karena berbagai perbedaan dan keragaman yang ada bisa menjadi potensi konflik dan memunculkan berbagai peristiwa intoleran. Agama kerapkali menjadi isu yang sangat sensitif dalam masyarakat yang pluralistik. Konflik intoleransi merupakan hal yang sering dijumpai dan merajalela di masyarakat. Konflik bernuansa agama di Poso, Situbondo, Sampit dan

2 Ahmad Syafii Maarif, Islam dan Masalah Kenegaraan, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm.

144.

(24)

Ambon merupakan bagian dari sejarah kelam hubungan antaragama di Indonesia.3

Hingga saat ini, kasus intoleransi masih merajalela di masyarakat, beriringan dengan menguatnya arus teknologi yang terus berkembang menjadikan masyarakat mudah terprofokasi dan terpapar aliran baru.

Seperti yang dilansir dalam berita CNN menurut mentri agama, dalam bebarapa waktu terakhir ada peningkatan sikap intoleran beragama di Indonesia. Temuan tersebut berdasarkan hasil riset beberapa lembaga.

Adapun kuatnya arus digitalisasi di era teknologi saat ini menjadikan masyarakat mudah terpapar aliran konservatif.4

Perkembangan kehadiran media sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara pandang atau berpikir seseorang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lisniasari, diketahui media sosial memiliki pengaruh terhadap kerukunan umat beragama Lintas Iman INGAGE kota Medan tahun 2019 sebesar 72,4%. Hal tersebut menunjukan bahwa, peran media berpengaruh ke dalam kehidupan masyarakat bahkan kaitannya dengan kerukunan beragama dalam masyarakat. 5 Di mana media sosial kerap kali menjadi alat untuk mengkomunikasikan pembelajaran dan informasi seputar lintas agama. Media sosial juga berperan edukatif dengan menyebarkan informasi, ide, dan gagasan pendidikan.

Selain media sosial, perkembangan teknologi dan informasi saat ini juga telah memunculkan media-media baru yang penggunaannya semakin masif. Salah satu bentuk media baru tersebut adalah podcast, sebuah dokumen digital audio yang dibuat dan diunggah secara online untuk dibagikan atau didistribusikan ke publik. Podcast sebagai alternatif radio

3 Ismail, Faisal, Dinamika Kerukunan Antar Umat Beragama, (Bandung: Rosdakarya, 2015), hlm. 65-99.

4Asa, CNN Indonesia: “Menag: Jangan Khawatir, Intoleransi Agama Bukan Arus Utama”, Maret 13, 2021, https://www.cnnindonesia.com/nasional/. Diakses pada 15 Juli 2022, pukul 22:23.

5 Lisnisari, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Kerukunan Beragama Pemuda Lintas Idman Ingage”, Jurnal Pendidikan Buddha dan Isu Sosial Kontemporer (JPBISK). Vol 1. No 1.

2019, hlm. 38.

(25)

3

merupakan salah satu media yang banyak digandrungi oleh masyarakat.

Meningkatnya jumlah pendengar dan popularitas podcast, menjadikan podcast sebagai sumber informasi utama bagi pendengarnya terutama semenjak adanya pandemi Covid-19. Konten podcast kebanyakan adalah percakapan atau dialog yang mampu memberikan informasi bagi khalayak.

Karakteristik podcast mampu menjawab kebutuhan pendengarnya, yakni mencari hiburan untuk menghilangkan rasa bosan, sembari belajar, dan mendapatkan informasi. Karena dibandingkan dengan media lainnya, podcast yang dianggap sebagai story telling memiliki intimasi yang lebih tinggi, serta memiliki keleluasaan bagi pendengarnya dalam memilih konten dan akses.6

Podcast sebagai sarana hiburan yang bisa didengarkan di mana saja, dan kapan saja saat ini menjadi tren, selain sebagai hiburan juga digunakan untuk menginformasikan pesan-pesan tertentu sebagai edukasi kepada orang-orang. Karena podcast menjadikan pendengarnya merasa terjadi komunikasi pribadi dengan podcaster atau narasumber.

Komunikasi pribadi menunjukan momen keintiman. Sehingga dalam hal ini pendengar bisa mendengar seseorang mengartikulasikan ide-ide mereka sendiri dengan jeda, tawa, dan intonasi mereka. Tentunya hal tersebut memiliki efek yang berbeda dengan kegiatan membaca jurnal atau buku para cendekiawan.7

Banyak konten kreator podcast yang saat ini mengangkat tema tentang toleransi antarumat beragama. Salah satunya pada kanal podcast NOICE Berbeda tapi bersama with Habib Jafar. “Berbeda Tapi Bersama”, merupakan konten diskusi keagamaan hasil kerjasama antara Habib Husein Ja‟far al Hadar dengan NOICE (platform podcast). Konten

“Berbeda Tapi Bersama” with Habib Ja‟far mengangkat judul yang

6 Idham Imarshan, “Popularitas Podcast Sebagai Pilihan Sumber Informasi Bagi Masyarakat Sejak Pandemi Covid-19”, Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis.

Vol. 5. No. 2, Des 2021, hlm. 217-220.

7 Michael J. Altman, “Podcasting Religious Studies”, Religion. Vol. 45. No. 4 22 Jun 2015, hlm. 573-574.

(26)

berbeda, dengan narasumber yang berbeda juga disetiap pekannya. Dalam kanal podcast ini Habib Husein Ja‟far Hadar mencoba menunjukan hikmah dari adanya perbedaan-perbedaan, agar tercipta kerukunan antarumat beragama dan mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang cinta kasih, dan pemikiran tersebut yang semestinya disebarluaskan kepada semua umat manusia.8

Pesan yang disampaikandalam kanal podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Jafar dalam hal ini peneliti khususkan pada Episode 54 (kampung jauh lebih maju dalam toleransi) adalah tentang bagaimana cara untuk saling menghargai antarumat beragama. Dalam obrolan tersebut Habib Jafar dan Prisa Baru Segu membahas tentang pengalaman toleransi Priska yang sebagai Non-Islam dapat hidup berdampingan di daerah Ende, Kota Pancasila yang dalam kehidupan sehari-harinya menjunjung tinggi toleransi. Adapun nilai toleransi yang ada antaralain menghormati keyakinan yang dianut orang lain, menjunjung sikap saling mengerti, tidak membeda-bedakan orang, dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menulis judul penelitian

“Nilai-Nilai Pendidikan Toleransi Beragama dalam Podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Jafar”.

B. Definisi Konseptual 1. Nilai-Nilai Pendidikan

Dalam Kamus Besar bahasa Indoensia nilai adalah pertama, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

Kedua, sesuatu yang menyempurnakan manusia dengan hakikatnya.9 Nilai adalah hal-hal yang dianggap penting atau berharga bagi manusia dan membuat orang mengambil sikap setuju atau tidak setuju.

8 Deni Puji Utomo & Rachmat Adiwijaya, “Representasi Moderasi Beragama dalam Dakwah Habib Husein Ja‟far Al-Hadar pada Konten Podcast NOICE “Berbeda Tapi Bersama”, Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022, hlm. 214.

9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed-3, cet-3, hlm. 783.

(27)

5

Nilai yang dimaksud merupakan hal abstrak dalam diri manusia bahkan masyakat (lingkungan), dan karena adanya nilai tersebut seseorang dapat melakukan tindakan menilai atau penilaian. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai rujukan.10

Pendidikan berasal dari kata “paedagogie” dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “paes” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Romawi pendidikan berasal dari kata “educate”

yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada dari dalam.

Sedangkan dalam bahasa Inggris pendidikan diistilahkan dengan kata

“to educate” yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual.

Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.11

Jadi nilai-nilai pendidikan merupakan suatu nilai yang dapat diambil dari sebuah sikap atau perilaku dan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk kemudian diolah dan dapat mematangkan perasaan, pikiran, dan mengubah kepribadian seseorang. Dalam hal ini nilai- nilai pendidikan diambil dari sebuah sikap atau perilaku yang ditunjukan melalui obrolan di podcast.

2. Toleransi beragama

Toleransi berasal dari kata “tolerare” berasal dari bahasa latin yang memiliki arti sabar membiarkan sesuatu. Toleransi berarti suatu sikap atau perilaku seseorang yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang

10 Rinaldy Alifansyah, Skripsi “Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Novel Api Tauhid Karya Habibburrahman El Shirazy”, (Palangkaraya: IAIN Palangkaraya, 2016), hlm. 13

11 Rahmat Hidayat &Abdillah, Ilmu Pendidikan Konsep Teori dan Aplikasinya, (Medan:

LPPPI, 2019), hlm.23.

(28)

orang lain lakukan.12 Toleransi berasal dari bahasa latin tolerantia, berarti kelonggaran kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Istilah toleransi secara umum mengacu pada sikap lapang dada, membuka diri, suka rela, saling menghormati, menghargai, dan kelembutan dari berbagai perbedaan yang ada dan karakter manusia yang beragam.13

Adapun beragama menurut M Rifqi Fachrian dikutip oleh Aksin Wijaya kata “beragama” berasal dari kata “agama”. Kata “agama”

berasal dari bahasa Sansekerta yang mengandung arti kepercayaan kepada Tuhan (dewa, dan sebagainya), dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut.

Kata “agama” kemudian mendapat imbuhan awalan “ber” sehingga menjadi “beragama”. Kata ini mengandung arti memeluk agama;

beribadat; dan memuja.14

Jadi toleransi beragama adalah sikap membuka diri, saling menghormati dan menghargai antarsesama manusia di dalam beragama sehingga mewujudkan kebersamaan dan perdamaian, tentunya sesuai dengan batasan menurut akidah dan kepercayaan yang dianut masing-masing.

3. Kanal Podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama With Habib Jafar Podcast adalah kombinasi dari istilah pod (yaitu dari Apple iPod) dan siaran. Podcast atau dalam Bahasa Indonesia siniar adalah serangkaian rekaman audio dan video digital yang diunggah di web dengan bantuan umpan Rapid Simple Syndication.15

NOICE adalah rumah konten audio pertama yang ada di Indonesia. Aplikasi NOICE bergerak dibidang digital yaitu platform konten audio Indonesia untuk streaming Radio, Music, Podcast.

12 Sukini, Toleransi Beragama, (Yogyakarta: Relasi Inti Media, 2017), hlm. 2.

13Casram, “Menghargai Sikap Toleransi Beragama dalam Masyarakat Plural”, Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol.1 No2, 2016, hlm. 189.

14 Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antarumat Beragama dalam Al-Quran (Telaah Konsep Pendidikan Islam), (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), hlm. 13.

15Md.Masudul Hasan & Tan Bee Hoon, “Podcast Applicationsin Language Learning A Review of Recent Studies”, Canadian Center of Science and Education. Vol. 6, No. 2, 2013, hlm.

128.

(29)

7

Dengan visinya yaitu menjadi wadah bagi kreator lokal dan membangun ekosistem kreator lokal yang sehat.16 “Berbeda Tapi Bersama”, merupakan konten diskusi keagamaan yang mana konten ini berisi menyamakan pandangan tentang keberagaman yang ada di Indonesia bisa dengan berbeda budaya atau berbeda agama.

Dalam penelitian ini peneliti khususkan pada episode 54:

Kampung Jauh Lebih Maju dalam Toleransi (bersama Priska Barusegu). Membahas tentang kampung halaman Priska Kota Ende yang merupakan Kota Pancasila, ada banyak toleransi disana.

Perbedaan sangat kentara dengan Ibu Kota di mana toleransi masih perlu diajarkan. Dalam obrolan tersebut Habib Jafar dan Prisa membahas tentang pengalaman toleransi Priska yang sebagai Non- Islam dapat hidup berdampingan di daerah Ende, Kota Pancasila yang dalam kehidupan sehari-harinya yang selalu menjunjung tinggi toleransi. Pengalaman toleransi Priska di Kota Ende yang bahkan tak mengenal istilah toleransi karena budaya toleransi sangat melekat dengan masyarakat di Ende.

Dari beberapa definisi tersebut maka yang dimaksud dengan nilai- nilai pendidikan toleransi beragama dalam podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Ja‟far dalam penelitian ini adalah nilai-nilai yang diambil dari sebuah sikap atau perilaku membuka diri, saling menghormati dan menghargai dalam beragama yang terkandung dalam podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Ja‟far episode 54 bersama Priska Barusegu yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk kemudian diolah dan dapat mematangkan perasaan dan pikiran dalam bertoleransi antarumat beragama. Sehingga tercipta perdamaian dan kebersamaan, tentunya dengan batasan sesuai akidah masing-masing.

16 Krisna Mukti, Skripsi: Strategi Dakwah Habib Ja‟far dalam Praktik Toleransi Beragama di Youtube NOICE, (UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, 2022), hlm. 48.

(30)

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimana Nilai-Nilai Pendidikan Toleransi Beragama dalam Podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Jafar?”

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan toleransi beragama dalam kanal podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Ja‟far.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang nilai-nilai toleransi beragama dalam kanal podcast NOICE Berbeda Tapi Bersama with Habib Ja‟far dan juga untuk menambah kajian mengenai hal tersebut.

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bentuk kritik dan juga motivasi kepada media khususnya konten audio podcast sehingga podcast sebagai media hiburan dan sumber informasi mampu memberikan dampak yang positif, dan pesan edukatif memberikan pendidikan pada masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi nilai toleransi, menghargai perbedaan sehingga tercipta kebersamaan dalam masyarakat saling menghormati.

2) Bagi Guru PAI

Hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan oleh guru PAI sebagai referensi bahan ajar terkait materi toleransi beragama, dan sebagai motivasi untuk tetap mengikuti

(31)

9

perkembangan media dan merelevansikan dengan pembelajaran PAI. Menjadikan podcast sebagai sumber pengajaran inovatif menggunakan podcast sebagai media pembelajaran berbasis digital.

3) Bagi Peserta Didik

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peserta didik sebagai salah satu referensi sumber belajar tentang toleransi beragama, menumbuhkan semangat belajar peserta didik agar dapat memanfaatkan podcast sebagai salah satu media belajar yang menyenangkan dengan mendengarkan podcast sebagai media suplemen pembelajaran berbasis digital.

4) Bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan, sumber informasi, dan bahan referensi yang berkaitan dengan penelitian yang serupa dan berkaitan. Selain itu peneliti juga berharap penelitian ini dapat memberikan motivasi pada peneliti berikutnya agar dapat lebih baik dalam melakukan penilitian media digital lainnya khusunya dalam analisis nilai-nilai pendidikan toleransi beragama.

E. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi bagian awal, utama dan bagian akhir, adapun bagian utama dari skripsi ini sistematikanya adalah sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, definisi konseptual, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II adalah landasan teori, dalam bab ini menguraikan tentang kerangka konseptual yang memuat uraian tentang nilai-nilai pendidikan toleransi dan pendidikan Islam, toleransi beragama, dan juga uraian

(32)

tentang podcast. Dalam bab ini juga diuraikan kajian pustaka berupa penelitian terkait.

Bab III adalah metode penelitian, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, dimensi kajian, konteks penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis.

Bab IV adalah hasil penelitian, dalam bab ini merupakan hasil pembahasan yang telah dihasilkan dari penelitian mengenai pendidikan toleransi beragama dalam kanal podcast NOICE berbeda tapi bersama with Habib Ja‟far episode 54. Dalam bab ini diuraikan mengenai elemen toleransi beragama dalam podcast dan relevansinya dengan pendidikan.

Bab V adalah penutup, dalam bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan yang dilihat dari uraian hasil penelitian, dan saran-saran untuk peneliti selanjutnya.

(33)

11 BAB II

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI BERAGAMA DAN PODCAST

A. Kerangka Konseptual

1. Nilai-nilai Pendidikan Toleransi dan Pendidikan Islam a. Pengertian Nilai

Nilai atau dalam bahasa Inggris value merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukan kualitas, dan berguna bagi manusia. Menurut Ariyani (dalam Qiqi Yuliati dan Rusdiana) hakikat ilmu adalah rujukan dan keyakinan berupa norma, etika, adat kebiasaan, aturan agama, dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi sesorang dalam menentukan pilihan. Nilai bersifat abstrak, melahirkan tindakan, dan melekat dalam moral. 17

Menurut Abu Ahmadi dan Noor Salimi nilai adalah seperangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai sebuah identitas yang memberikan pengaruh kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku. Nilai juga merupakan standard umum yang diyakini, yang diserap dari keadaan obyektif maupun diangkat dari keyakinan, sentimen (perasaan umum) maupun identitas yang diberikan atau diwahyukan oleh Allah SWT, kejadian umum, identitas umum yang menjadi syariat umum.18

Menurut Mohamad Mustari nilai adalah sesuatu yang sangat penting, baik, dan dihargai. Nilai merupakan suatu prinsip umum yang digunakan sebagai sebuah ukuran atau standard untuk

17Qiqi Yuliati dan Rusdiana, Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik Di Sekolah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm.14.

18 Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-DasarPendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.202.

(34)

membuat penilaian. Nilai adalah sebuah konsep pembentukan mental yang dirumuskan dari tingkah laku manusia.19

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang penting, berharga, dan berguna bagi manusia sebagai sebuah keyakinan, rujukan atau standard, dan identitas yang dapat mempengaruhi pola pikiran, perasaan, dan tingkahlaku dalam menentukan pilihan.

b. Pengertian Pendidikan Islam

Kata “pendidikan” atau yang umum dikenal sebagai tarbiyah dalam bahasa Arab, dengan kata kerja rabba. Kata

“pengajaran” dalam bahasa Arabnya ta‟lim dengan kata kerjanya

„allama. Sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahasa arabnya adalah Tarbiyah Islamiyah.20

Kata tarbiyah merupakan bentukan dari dari kata rabba- yarubbu yang berarti memelihara, merawat, melindungi, dan mengembangkan. Tarbiyah berarti usaha memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengatur kehidupan peserta didik agar dapat survive lebih baik dalam kehidupannya. Sedangkan kata ta‟lim berasal dari kata „allama-yu‟allimu yang berarti mengajar, mendidik, memberi tanda, memberi tahu. Istilah ta‟lim lebih sempit dari tarbiyah karena mengacu pada satu aspek saja yaitu pengajaran.21

Dikutip oleh Muhammad Roqib, Muhammad hamid an- Nashir dan Kulah al- Qadir Darwis mendefinisikan pendidikan Islam sebagai sebuah proses pengarahan perkembangan manusia pada sisi jasmani, akal, bahasa, tingkah laku, dan kehidupan sosial dan keagamaan yang diarahkan pada kebaikan.22 Moh.

19Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan Karakter, (Yogyakarta:

laksbang Pressindo, 2011), hlm. 4.

20Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam,, (Jakarta, Bumi Aksara, 2017), hlm. 25.

21 Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antar Umat Beragama…, hlm. 32-36.

22 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah Keluarga dan Masyarakat, (Yokyakarta: PT LKS Printing Cemerlang, 2009), hlm. 29.

(35)

13

Haitami & Syamsul Kurniawan mengungkapkan bahwa pendidikan Islam adalah segala bentuk upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia, mengarahkan potensi melalui proses intelektual dan spiritual berlandaskan nilai Islam untuk mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.23

c. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan adalah sebuah hasil yang ingin dicapai melalui proses pendidikan. Tujuan pendidikan memiliki arti perubahan yang diusahakan atau diinginkan melalui adanya proses pendidikan terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan.24

Menurut Muntah Ibun Nafis tujuan dari pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjelaskan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris nabi.25 Jadi pendidikan Islam tujuan utamanya adalah membentuk kepribadian Muslim yang kuat dan mampu mengembangkan setiap potensi yang dimiliki, serta membuat keselarasan hubungan baik individu dengan Allah, manusia lain, dan juga alam semesta.

d. Prinsip dan Dasar Pendidikan Islam

Setiap usaha, kegiatan, dan tindakan yang disengaja untuk mencapai sebuah tujuan haruslah memiliki dasar sebagai tempat berpijak yang baik dan kuat. Prinsip dan dasar pendidikan Islam sangat jelas yaitu berprinsip kepada Al-Quran sebagi sumber yang utama, Hadits atau Sunnah Nabi Muhammad SAW yang

23Moh. Haitami Salim & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta:

Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 33.

24Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antar Umat Beragama…, hlm. 42.

25M. Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), hlm. 66.

(36)

kemudian dapat dikembangkan dengan ijtihad, maslahah mursalah, istihsan, qiyas, dan sebagainya.26

Al-quran sebagai sumber utama adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW, di mana didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan aspek kehidupan melalui ijtihad. Hadits sebagai sumber ajaran kedua berisi petunjuk atau pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya untuk membina Muslim yang bertakwa. Hadits berupa perkataan, perbuatan, persetujuan nabi Muhammad.

Kemudian jika suatu hukum atau masalah belum ditemukan solusinya di Al-Quran dan Hadits maka ijtihad menjadi jalan dari permasalahan tersebut.27

e. Toleransi Beragama dalam Pendidikan Islam

Pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan dan membahas tentang hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga dibahas mengenai interaksi sosial antara sesama manusia. Manusia diperintahkan untuk menjaga hubungan baik antar sesama manusia, dan larangan berbuat kerusakan sebagai bentuk tanggungjawab manusia sebagai khalifatulloh. Berikut hakikat toleransi antarumat beragama dalam Al-Quran telaah Pendidikan Islam.

1) Batasan toleransi terhadap keimanan dan peribadatan

Fondasi utama dalam bertoleransi adalah batasan.

Ketika berinteraksi dengan umat agama lainnya kita harus paham akan batasan-batasan dalam bertoleransi yang benar.

Seringkali intoleransi muncul dikarenakan tidak konsistennya tiap individu, golongan atau kelompok di dalam memahami batasan dan tanggungjawab toleransi terutama berkaitan

26M. Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam…, hlm. 37.

27 Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antar Umat Beragama…, hlm. 44.

(37)

15

dengan akidah masing-masing. Al-quran sebagai sumber utama, dasar, dan prinsip pendidikan sudah mengtur batasan tersebut. Seperti tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Kafirun ayat 1-6.

َُيُْلُق

ُْوُرِفاَكْلاُاَهُّ يَأ آ

َُن(

ٔ

ُ) لآ

َُنوُدُبْعَ تُاَمُُدُبْعَأ ُ (

ٕ

َُوُ )ُ

لآ

ُُدُبْعَأُاَمَُنوُدِباَعُْمُتنَأ ُ (

ٖ )ُ

ُ

َُوُ

لآ

ُُّْتُّدَبَعُاَّمٌُدِباَعُاَنَأ ُ (

ٗ

ََُُو ُ

ُُْ نَأ لآ

ُْوُدِباَعُْمُت

ُُدُبْعَأُاَمَُن (

٘

ُْ يِدُْمُكَل )

َُِلَوُْمُكُن

ُْيِد

ُِن (

ٙ )

ُ

“Katakalah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukulah, agamaku.”28

Dengan adanya kejelasan dari ayat untukmu agamamu dan untuku agamaku menandakan bahwa masalah akidah menjadi tanggungjawab masing-masing dengan apa yang diyakini dan dikerjakan. Hal tersebut sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai teladan uatama dalam Pendidikan Islam, sikap toleransi yang nabi jalankan merupakan landasan utama dalam interaksi sosial antarumat beragama. Bahwa perbedaan bukan untuk saling menjatuhkan akan tetapi bagaimana perbedaan dapat saling menumbuhkan rasa hormat tanpa harus mengikuti atau saling mencampuradukkan nilai-nilai dan ajaran masing-masing.29 2) Tidak ada paksaan dalam beragama

Toleransi yang berdasarkan nilai-nilai, ajaran Islam, dan takwa kepada Allah Swt akan membuat perdamaian antarumat beragama. Pemaksaan hanya akan menimbulkan intoleransi antarumat beragama. Pemaksaan dalam menganut

28 Alfatih, Al-Quran, QS Al-Kafirun/109:1-6…,hlm.603.

29 Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antar Umat Beragama…, hlm. 57.

(38)

agama adalah hal terlarang, karena kehendak, ketetapan dan hidayah merupakan hak progatif Allah sebagai Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Allah SWT berfirman:

لآ

َُهاَرْكِإ ُ

ُ

ُِف

ُِنيِّدلٱ ُ

ُ

لص

ْ

“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama”30

Tidak ada paksaan dalam beragama, karena iman atas kehendak Allah, keinginan, dan izinnya. Sesuai dengan Al- Quran Surat Yunus ayat 99:

ُْوَلَو آَش ُ

ََُُكُّبَرَُء

ُْنَمُ َنَم َُل

َُلْاُ ِف ُ

ُْ يَِجَُ ْمُهُّلُكُ ِضْر

ج

اًع

ُْنَأَفَأ ُ

َُّٰتََّحُ َساَّنلاُُهِرْكُتُ َت

ُْوُكَي

ُْوُ ن

َُْيِنِمْؤُمُا (ُ

٩٩ )

ُ

“Dan jikalau tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”31

Dalam Pendidikan Islam yang mengandung arti usaha memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengatur kehidupan peserta didik, agar dapat survive lebih baik dalam kehidupannya tentunya tidak mungkin terlaksana dengan adanya paksaan.32 Begitu juga toleransi, dalam memilih dan menjalankan keyakinan harus melalui kerelaan hati tanpa adanya paksaan dan intervensi dari pihak manpun.

3) Saling menghormati dan menghargai keyakinan

Islam menganjurkan persaudaraan dengan cara saling menjaga perasaan. Dalam bertoleransi wajib untuk menghormati dan menghargai keyakinan yang dianut orang lain. Islam melarang umatnya mencela, mencaci, maupun memaki apa yang menjadi keyakinaan orang lain.

30 Alfatih, Al-Quran, QS Al-Baqarah/2:256…, hlm. 42.

31 Alfatih, Al-Quran, QS Yunus/10:99…, hlm. 220.

32Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antar Umat Beragama…, hlm. 89.

(39)

17

َُوَُل

َُيَُنيِذَّلٱُْاوُّبُسَت ُ

ُْوُع ُْد

ُْنِمَُن

ُْوُد ُ

َُوَّللٱُْاوُّبُسَيَ فُِوَّللٱُ ِن

ُْدَع

م

اَو

ُِْيَغِب ُ

ُِمْلِع ُ

ُُ

لق

ُ َكِلَٰذَك

ٍُةَّمُأُِّلُكِلُاَّنَّ يَز

ُْمُهَلَمَع

ُمِِّبَِّرَُٰلَِإَُُّثُ ُ

ُْمُهُعِجْرَّم

ُْاوُناَكُاَِبُِمُهُ ئِّبَنُ يَ ف ُ

ُْعَ ي (َُنوُلَم

ٔٓ١ )

ُ

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menanggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberikan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”

(Q.S. Al-An‟am: 108)33

Larangan tersebut sebagai bentuk pendidikan toleransi yang diharapkan mampu dilaksanakan dan dijiwai setiap manusia dalam setiap interaksi sosial individu antarumat beragama. Karena Pendidikan Islam diselenggarakan dan dijiwai nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam. Mencaci dan memaki hanya akan menimbulkan perpecahan, dan tentunya perbuatan tersebut bukan bagian dari niali-nilai dan ajaran Islam.34

4) Berlaku adil dan baik antarumat beragama

Pendidikan Islam sejalan dengan anjuran toleransi yang terdapat dalam Al-Quran, yaitu untuk bersikap adil di antara umat manusia meskipun agama mereka berbeda-beda, dengan mengedepankan kebenaran dan keadilan dalam menetapkan keputusan. Seperti dalam Quran Surat As-Syura ayat 15:

ُُعْداَفَُكِلٰذ لَف

ُُْمِقَتْساَو

ج

آَمَك

َُتْرِمُا ُ

َُلَو

ُج

ُْمُىَءۤاَوْىَاُْعِبَّتَ ت ُ

ُ

ج

ُُتْنَمٰاُْلُقَو آَِبِ

ُُوّٰللاَُلَزْ نَا ُ

ُ ٍبٰتِكُْنِم

ُ

ج

ُُُِتْرِمُاَو

ُْمُكَنْ يَ بَُلِدْع َُل

ُ

لق

ُْمُكُّبَرَوُاَنُّ بَرُُوّٰللَا

ُ

لق

آَنَل

ُْمُكَلَوُاَنُلاَمْعَا ُ

ُْمُكُلاَمْعَا

لق

ُ

َُل ُ

ُْمُكَنْ يَ بَوُاَنَ نْ يَ بَُةَّجُح

ُ

لق

ُاَنَ نْ يَ بُُعَمَْيَُُوّٰللَا

ُُرْ يِصَمْلاُِوْيَلِاَو

ج

ُ

ُ

لق

“Karena itu, serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, “Aku beriman

33 Alfatih, Al-Quran, QS Al-An‟am/6:108…, hlm. 141.

34 Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antar Umat Beragama…, hlm. 90.

(40)

kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”35

Pendidikan Islam sebagai pemelihara kehidupan dalam hal ini senada dengan anjuran toleransi, yaitu anjuran untuk bersikap adil di antara umat manusia betapapun agama mereka berbeda-beda, dengan mengedepankan kebenaran dan keadilan dalam menetapkan keputusan.

Toleransi yang berdasarkan kepada nilai-nilai dan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an sebagaimana dijelaskan diatas, memiliki pengertian yang sejalan dengan Pendidikan Islam yaitu aktivitas pendidikan yang diselenggarakan dan disemangati oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Bahwa nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam Al-Qur‟an juga menjadi nilai-nilai dan ajaran Pendidikan Islam.

2. Toleransi Beragama

a. Pegertian Toleransi Beragama

Toleransi dalam bahasa Arab adalah tasamuh. Tasamuh berakar dari kata samhan yang memiliki arti mudah. Ibnu faris dalam Mujam Maqayis Al-lughat menyebut bahwa kata tasamuh berasal dari kata samhan yang memiliki arti kemudahan atau memudahkan. 36Menurut Ramadhani seperti dikutip oleh Muhammad Rifqi fachrian. Tasamuh adalah sebuah pendirian yang dimiliki seseorang untuk menerima berbagai perbedaan pandangan dan pendirian yang beraneka ragam.37 Jadi toleransi secara bahasa adalah sikap menghargai pendirian orang lain.

35 Alfatih, Al-Quran, QS As-Syura/42:15…, hlm. 484.

36 Ahmad Syarif Yahya, Ngaji Toleransi, (Jakarta: Elex Media komputindo, 2017), hlm.

2. 37

Muhammad Rifqi fachrian, Toleransi Antarumat Beragama…, hlm. 12.

(41)

19

Hakikat toleransi pada intinya adalah usaha kebaikan, khususnya pada kemajemukan agama yang memiliki tujuan luhur, yaitu tercapainya kerukunan, baik dengan intern agama maupun antaragama.38

Kata “beragama” berasal dari kata “agama”. “Agama”

dalam bahasa Inggris Relegion, dan Religie dalam bahasa Belanda. Menurut Cicero dikutip oleh Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Religie berasal dari “re dan ligere” yang berarti

“membaca berulang-ulang bacaan-bacaan suci” dengan maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh kesuciannya.39 Menurut Aksin Wijaya dikutip oleh Muchammad Rifqi Fachrian “agama”

mengandung arti kepercayaan kepada tuhan (dewa, dan sebagainya), dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang berhubungan dengan kepercayaan tersebut. “Beragama” berarti memeluk agama. Beragama pada dasarnya merupakan kecenderungan manusia yang sesuai dengan insting dan fitrahnya untuk mengakui adanya kekuatan sang Maha Kuasa.

Jadi toleransi beragama adalah sikap membuka diri, saling menghormati dan menghargai sesama manusia dalam beragama sehingga menimbulkan perdamaian dengan batasan yang sesuai dengan akidah dan kepercayaan masing-masing.

b. Tujuan Toleransi Beragama

Terciptanya keamanan dan perdamaian adalah tujuan utama adanya toleransi beragama. Jirhanuddin dalam Amirulloh Syarbini, dkk menguraikan tujuan toleransi antarumat beragama adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan masing-masing pemeluk agama. Dengan adanya kenyataan agama lain, akan semakin mendorong untuk menghayati dan memperdalam

38 Amirulloh Syarbini, dkk, Al-Quran dan Kerukunan Hidup Umat Beragama, (Jakarta:

Elex Media komputindo, 2011), hlm. 137.

39 Abu Ahmadi & Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Islam…, hlm. 3.

(42)

ajaran agamanya serta semakin berusaha untuk mengamalkannya.

2) Mewujudkan stabilitas nasional dengan terwujudnya kerukunan umat beragama.

3) Menjunjung dan menyukseskan pembangunan.

4) Memelihara dan mempererat rasa persaudaraan. Rasa kebersamaan dan kebangsaan akan terpelihara dengan baik jika kepentingan pribadi dan golongan dapat dikurangi.40 c. Bentuk-bentuk Toleransi Beragama

1) Toleransi umat seagama

Ajaran agama yang bersifat umum menjadikan adanya golongan-golongan, aliran-aliran, dan sekte agama. Dalam Islam hal tersebut muncul karena adanya perbedaan cara penafsiran terhadap ajaran pokok Islam Al-Quran. Dan sebagai umat beragama kita bisa bertoleransi dengan adanya perbedaan tersebut. Namun khazanah perbedaan yang masih ditolerir dalam Islam adalah perbedaan secara fiqih, akan tetapi dalam perbedaan ushul (ketuhanan dan kenabian) tidak ada tolerir sedikitpun.

2) Toleransi antarumat beragama

Toleransi beragama yaitu toleransi terhadap antaragama yang mengakui eksistensi agama-agama. Mengakui eksistensi suatu agama bukan berarti mengakui kebenaran apalagi mengikuti ajaran agama tersebut.

3) Toleransi antarumat beragama dengan pemerintah

Toleransi yang dimaksud adalah antara rakyat dengan pemerintah, baik seagama maupun berbeda agama. Para penganut agama sejatinya bahu-membahu dalam menciptakan pembangunan Indonesia.41

40 Amirulloh syarbini,dkk, Al-Quran dan Kerukunan…, hlm. 104-105.

41 Amirulloh syarbini,dkk, Al-Quran dan Kerukunan…, hlm. 106-110.

(43)

21

d. Ruang Lingkup Toleransi Beragama

Al- Qur‟an sebagai sumber utama Pendidikan Islam sudah mengatur beberapa hal pokok tentang toleransi. Menurut M Rifqi Fachrian toleransi yang berdasarkan kepada nilai-nilai dan ajaran Islam yang bersumber dari Al- Qur‟an adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung Jawab terhadap Keyakinan dan Perbuatan Masing-masing

Agar terwujudnya toleransi antarumat beragama haruslah diawali dengan adanya tanggung jawab. Tanggung jawab adalah perbuatan sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Dalam hal akidah sesuai dengan ayat terakhir surah Al- Kafirun bahwa terdapat batasan yang jelas dalam bertoleransi yakni keyakinan dan perbuatan dalam menjalankan agamanya menjadi tanggung jawab masing- masing. Berarti sebagai umat beragama seorang individu bertanggung jawab dalam memeluk dan menjalankan agama atau keyakinan yang dianautnya.

Mengakui eksistensi suatu agama bukan berarti mengakui kebenarannya. Adanya perbedaan bukan untuk saling menjatuhkan akan tetapi perbedaan dapat menumbuhkan rasa hormat tanpa harus mengikuti atau mencampuradukan nilai ajaran masing-masing. Contoh bentuk sikap bertanggungjawab terhadap keyakinan masing- masing adalah dewasa dalam beragama dan tidak sentimen, dan semakin kuat seseorang dalam beragama maka semakin bisa toleran dengan yang berbeda.

2) Memberikan Kebebasan/kemerdekaan masing-masing Individu

Manusia dalam pandangan Islam mempunyai kemerdekaan dalam segala hal yang berhubungan dengan

(44)

kehidupannya. Namun kebebasan tersebut ada batasanya misalnya, dalam hukum publik manusia bebas melakukan apapun sesuai keinginannya, namun kebebasan tersebut dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang toleransi beragama dalam Islam yang menghargai pluraritas.

Misalnya ayat 87 surat Al-Baqarah kebebasan dalam memilih dan menjalankan keyakinan tanpa paksaan, Islam menghargai eksistensi agama selain Islam Al Baqarah ayat 62, Islam tidak melarang untuk melaksanakan kerjasama dengan non-muslim selama mereka tidak memerangi kita karena agama Al- Mumtahanah ayat 8.

Selain dijelaskan dalam Al-Quran, kebebasan dan kemerdekaan individu juga merupakan Hak Asasi Manusia yang dilindungi oleh Undang-undang. Di Indonesia kebebasan memeluk agama diataur dalam UUD 1945 pasal 28 E ayat 1. Yang termasuk di dalamnya kebebasan untuk menjalankan agama dan keyakinan dalam bentuk pengajaran, pengamalan, dan ibadah. Kebebasan-kebebasan untuk mendirikan tempat ibadah, menggunakan simbol-simbol agama, merayakan hari besar agama, serta mendirikan tempat ibadah.

Dari sedikit contoh tersebut menunjukan bahwa kebebasan dalam beragama berarti masing-masing pemeluknya bertanggungjawab dengan pilihan agamanya, segala bentuk kegiatan dan peribadatan agamanya. Dengan demikian paksaan, upaya menghalangi, dan mengganggu pemeluk agama lain merupakan bentuk intoleransi, karena melanggar nilai-nilai kebebasan dalam toleransi.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang

yang didominasi oleh kelas pendek yang diduga dimanfaatkan spesies tersebut untuk memperoleh mangsa yang berada di tajuk dari permukaan tanah (terestrial) maupun dari

Toleransi beragama adalah suatu sikap sikap saling mengerti, menghormati, menghargai dan juga memberikan kebebasan kepada setiap individu. Toleransi akan mengantarkan

Beranjak dari jabaran tentang analisis kurikulum pendidikan agama maka dapat disimpulkan, sebagai berikut: Setelah dilakukan analisis silabus kurikulum 2016

Dengan kata lain Habib Husein sudah mengetahui secara garis besar apa yang akan ia sampaikan, ketika pengambilan video untuk Youtube berlangsung maka ia akan

Namun apabila posisi yang terbentuk adalah saya OK – kamu tidak OK dan posisi lainnya yang senada, maka sudah semestinya dikembangkan suasana komunikasi yang

Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh tujuan pengajaran telah tercapai,jadi berarti evaluasi terhadap hasil belajar.Tes yang baik

[r]