rr.A.l.b.3/3
Jurnal Nasional
tak
terakreditasiHolqmqn
Denposor1- 75
Moret 2Ollr55N 2086-5783
Widyo
BiologiI
l
"lii.r.-ii.i:! ::i;i,::..
02
No.01
Maret 2011Er-ris Dervi Yr-rliana.
Ni
KetLrt Af u .lLrliasih.Ni
Luh Cede RedakturAhli
(PecrPlof'. Dr.
I
Deu'a \4ade Tantera l(eratnas.MSc Dr. I Cede l(etLrt Adiptttra (PrograrniSSN
No.2085-5783]IfruDlfA IEEIOL@Gi-X
DEWAN
REDAKSI
Ketua I Nl,ouran Arsana
Sekretaris
I
PLrtu Sudiartau.'anAnggota
Sudaryati, I Wayan Suarda, israil Sitepr-r Riview)
(Program Pasca Sarjana UNHI) Srudi Biologi UNHI)
l)r.
I Walan Suana, S.Si..M.Si ( Progranr Stttdi Biologi UNRAI\1)Jurnal Widya
l3iologi. (ISSN No.2086-5783) diterbitlian oleh Program StudiBir --
'Matentatiha dan Ilntu pengetahLran Aianr Unilersitas FIinclLr Inclone-sia Dettpasar.
-.'-
- infbrntasiilrliali
bidang biologi baik yang bempa hasiI pc'nelitiatr atattpurr ltaj ian pLi-itak:,Jurnal Widl,a Biologi menerinra nashah dari dosen. peneliti. nrahasisrva lrallpttlt l,rri^.
.
-pernah diterbitkan dalanr publiliasi lain dengan ketentuan seperli tercarttlllr patla
i'-.-., . :
jLrrnaI irri.
Langganarr
Juntal Widi'a Biologi terbit dua uouror dalarr satu tahut.r (Maret dan Oktobet'). L.ttr
i-., ,.
:tahuu (terrrasuk ongl<os kirirn) sebagai beriltut:
1. Leurbaqa.lnstitusi :
Rp. 150.000,- (seratus lirrra puluh riblr lLrpiah il.
Individu/PribadiI
\lahasisu a:
Rp.75.000,- (tLliuh puluh Linra iibttltrpiah):
Rp.30.000,- (tiga pulLrli ribLrrupiah)Pembayaran dapat dilal<ukan dengan cara: a) Pembayaran langsung, b) rvesel pos. Salinan
buki
pembay'aran (b) harap diltirimkan
ke
redaksi.Alamat
RcclaksiProgram Studi 13iologi FMIPA UNf'll
i I Sanealarreit. Tem bau-Per-ratih, Denpasar, Bal i F -nr ai I : rvidy'ab io logi(al-1'ahoo.co. id
VoL 02 No 01 Maret 2011 ISSN No.2086-5783
WIDYABIOLOGI
METABOLISME ZAT BESI PADA TUBUH
MANUSIA
LuhSeriAni
... 1-9AK'IIVITAS
SITOKIN PROINFLAMAS IAKIBAT OLAHRAGABERLtrBIH
I NyornanArsana
....,...
10-20AKTIVITAS
SITOTOKSIK BEBtrRAPA EKSTRAK RUMPUTI,AUT
TERHADAP SELMYELOMA
NS- 1I Wayan
Sudira ....21-26
STUDI HISTOLOGI
ABOMASUM
SAPIBALI
Ni L,trh Eka
Setiasih
2"/-31UNSIJR
HARA, BL]AII DAN METABOLIT
SEKLINDER PADATANAMAN
I Gede KetutAdiputra
... .32-40
L'JI
KUAI.ITAS
SIT.'A1]TANAI{ SA\\AH AKiBAI PEMBERIAN
PUPUKORGANIK
E.DewiYuliana.,..."..
41-48P E )'IGARIJI{ PEMBERI
AN
JENI SMAI'ANAI{ TAMBAHAN IERHADAP
PRODIJKSI TELURJANGKzuK (Grylhrs
sp.)I\\avanSuarda ..,49-54
P E "\ IANFAA TAN FI, O
R{ DAN
FALINA S EB A GAI ATRAKSI
:
i.OWISA]A
DIOBYEK WISATAALAS
KEDATONTABANAN, BALI
. ,{etr-rt
Strndra ...
55-62I.\R,.\.KTERISI'TK
IKLIM DAN CUACA DALAM PELAKSANAAN :.TL .\L
BERDASARKANKAI,ENDER
SAKA DIBALI
'".rer.rt.\)'r-rJuliasih
63-69-:.
1\\F.{{IAN TUMBUHAN
SEBAGAIBAHAN OBATTRADISIONAI, -
.]II
S\ \ I.{NL Ii{YA, KECAMATAN TAMPAKSIRING
'
-r
:r,rP{E\ C}I.{NYAR-BALI
I -.r:-:
(-r;ti'i
7A-75U1YSUR HARA, BUAH DAN METABOLIT SEKUNDER PADA TANAMAI\
I
Gede KetutAdiputra
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Hindu Indonesia, Jl. Sangalangit, Terribau, Penatih, Denpasar.
ABSTRAK
Buah dihasilkan tanaman setelah pembungaan dan metabolisrne hasil fotosintesis sukrosa pada buah menghasilkan berbagai senyawa bermanfaat baik sebagai gizi rnakanan lnaupull sebagai senyawa yang dapat menyembuhkan peny'akit. Pada fase penghasilan buah, tanaman memerlukan banyak unsur hara yang diambil melalui akar. Apabila buah kemudian dipanen, maka unsur hara yang diambil tersebut akan dipindahkan dari lahan sehingga terjadilah perniskinan unsur hara pada
lahan.
Penurunari ketersediaan uttsur haraini
akan segera rnenurunkan produksi, baikjumlah rraupun kualitas karetta pertumbuhan datr reproduksi pada dasamya adalah reaksi metabolisme. Proses rnetabolisme itri tnemerlukan berbagai kondisi lilgkungan agar reaksi dapat berlangsuns secaraoplimal.
Upal'a rneningkatkan produksi perkebunan secara berkelanjutan akan sulit dilakukan apabila kondisi lingkungan seperti pemiskinan unsur hara tidak teratasi. Hal ini disebabkan karena ttnsur hara adalah substrat bagi synthesis senyarva organik r ang dihasilkan melalui fotosintesis. Sedangkan hasilfotosintesis iniseianjutnya disintesa rnenjadi berbagai senyawa organik, baik yang berupa metabolil primer malpu[metabolit sekender. Oleh karena itu, kekurangan unsur hara akan segera berakibat pada harrrbatan peffuntbuhan maupun hambatan produksi rletabolit. Hambatan produksi iniielaljut*ya
akan rnengurangi jumlah substrat yang dapat digunakan untuk menghasilkan senyawa bemranfaat I ang harus disintesis pada buah. Paper ini menguraikan tentang hubungan antara ketersediaal gnsur hara dan kgalitas buah, produksi metabolit sekender padatanaman, sefta rnanfaat rnetabolite sekender bagi tanaman dan manusia.Kata kunci
'. Llnsurlrtra,
melabolit sekuncler buah ABSTK4CTFrttits crre for.metl b1t plants ctfter inflorescence and sucrose ntetabolism in
fruit
producet,ariorrs kincls
of
compounds. These comltounds are very important as componentof
humcm cliel
or
c,oulclbe
u,sed J'or pharmaceuticalagent. During
the formation offruit,
plants reqtrire cr high antount of nutrient taken up fi"om soilvia
the root systems. After 'rltefrttit is
then hart,estecl, nutrient previously taken up then transported otttfrom
thefartn
antl resulted in corttinuous decreasecl of nulrientavuilable.
Tlte decreasing amottntof nutrient
avttilable sub,sequently af/bctedplant
production whether quantitalive or [tralitcttit,elv bectnrse thisactivity is
basicallya
metabolicreaction.
Therefore,for
aniptimal
rcfie o.f metabolisnt, plants recluire various environmental conditions thcrt enable the nrcfabolic r.eaction to be proceed at oplirnal level. This implies that sttstainablefarming would hardly to be achieved if nulrient ovailable in thefarm
con not be restmed v'hether by cleliberate addition offertilizer or
by regulationof
nutrient availablein
the fann.The sustainetl
nutient
ot,ailableis
very important since ruutrientis
the substratefor
organic contpounds that is used
for
sucrose production. This sucrose is then tnetabolized to-procluce whetherprirucry or
secondary metaboliles. Thus, nutrient available cottld directly al.fected det,eloprnent or production oJ'rnetabolites infruit.
This paper describesthe relationships beht,een nutrient availoble and
fruit
quality, productionof
sec,ondaty metaholites in plants ancl the significant of secondary metabolitesfor
human and plants.Key words
;
Inorganic ntrtrients, secundctry ntetabolites,fruits.
Unsur I-lara, Buah dan Metabolit Sekunder padaT'anaman
PENDAHTJLUAN
Buah-buahan merupakan komoditi penting bagi perekonomian suatu negara karena dapat mendatangkan devisa cukup besar disamping keuntungan bagi masyarakat pekebun. Budidaya buah-buahan
juga
menguntungkan dari segi ekologis, terutama buah yang dihasilkan golongan pohon-pohonan karenatidak
menimbulkan ancaman terhadap penggundulan lahan atau erosi. Bagi masyarakat Bali, buah dipandang tidak hanyamemiliki nilai
ekonomi, gizi dan ekologi, tetapi juga memiliki arti l,husus karenamerupakan salah satu komponen
dalam pembuatan banten. Semakin disadari pentingnyanilai gizi
pada buah-buahan mengakibatkan semakin tingginya permintaan pasar akan buah- buahan.Tanaman penghasil buah-buahan dapat mengalami perubahan kualitas produksi karena
perubahan ekspresi genetis akibat
ketidaksesuaian iklim mauprur komposisi unsur hara pada lahan. Penurunan kualitas ini dapat berupa rendahnya nilai
gia
atzusenyawa yang bermanfaat dan pada akhirnya membuat buatr tersebut tidak bernilai ekonomi, kalah bersaingdengan buah yang memilil<i tampilan ataupun ram yang lebih baik. HaI ini berarti bahwabudidaya tanaman
ini tidak
menguntungkanlagi
bagi pekebun dan produktivitas lahan. Kemudian diupayakan dengan mengintroduksi tanamanbaru yang memiliki nilai ekonomi
yang menjanjikan. Perubahan vegetasi tanaman buah ini dapat berakibat pada berkurangnya sumber gizi dan bahanobat.
Untuk masyarakatBali,
perubahanini
dapat berakibat pada semakin langkanya bahan baku untuk pembuatan banten.Salah satu upaya yang dapat dilal<ukan untuk memelihara kualitas buah secara berkelanjutan
adalah pemeliharaan kondisi pertumbuhan secara
optimal. Akan tetapi
metodeyang
dapat digunakan untuk mengetahui kekurangan unsurhara melalui kajian metabolisme karbohidratpada buah belum banyak diketahui, sehingga kondisi pertumbuhan tanaman sulit dimengerti hanya dengan mengobservasi senyawa yang terdapat pada buah. Studi tentang pengaruh lingkungan terhadap kualitas buah terutama penting karena metabolit dapat bervariasi
tidak
hanya olehAdiputra
perbedaan jenis tanaman tetapi juga oleh lokasi, musim panen dan
faktor
lingkungan lainnya (Robert, 2A0T. Khusus tentang kualitas buahjeruk, Zekri (2009) secara lebih rinci
mengemukakan bahwa kualitas buah dipengauhi oleh cultivar, roatsto ck,iklim, tanah, hama dan penyakit, pengairan, dan
nutisi.
Dengandemikiarq unflrkmemeliharanilai gizi dari buah-buahan yang dikonzunrdi, k{ian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitrs buahperlu dilakukanrnrtukmenjaganilai ekonomi dari buah yang diproduksi dan sekaligusjuga meningkatkan kesehatan masyarakat. Tulisan
ini
membahas tentang unsur lrara, metabolisme karbohidrat pada buah dan produksi metabolites sekunderpadatanaman.PEMBAIIASAN
Unsur hara dan produksi
karbohidrat
pada tanaman.Produksi biomasa pada tanaman sangat bergantung pada ketersediaan
unsur
hara, disamping lingkungan fisik yang harus sesuai Unsir hara makro terutama digunakan tananun untuk mensintesis senyawa organik, sedangkan unsur haramikro
sebagian besar berfungsisebagai kofaktor, membantu kerja enzim dalam metabolisme. Masing-masing unsur
memiliki
peran yang khas dalam penyusunan
makromolekul sehingga kekurangan suatu unsurakan mengakibatkan terjadinya simptom
defisiensi yang khas. Menurut Gardner et al.( 1 99 I ), unsur hara yang diserap tanaman dapat digolongkan berdasarkan fungsi utamanya yaitu:
Sebagai struktur dasar (C, H dan O),
penyimpanan energi dan transfer ikatan energi (N, S, P), keseimbanganmuatanlistrik(K, Ca, Mg), aktivasi enzim dan transport elekton (Fe,Mn,Zn,
B, Cu, Mo, Cl). Peran yang khas dari masing-masing unsurini
dalam menyusun perangkat berbagaifungsi
dalam tanaman selanjutnya mengakibatkan produksi biomasa tergantung pada konsenhasi unsur pada tanaman.t)D
Widya Biologi Vol. 02 No. 01 Maret 2011
Hubungan
kuantitatif
arfiara unsur haratanaman
denganproduksi biomasa telah
dirumuskan arfiaralain dengan metode CNL.Pada metode ini, tanaman dikatakan mengalami kekurangan rursur apabilakonsenffasi suatu unsur pada
tanaman mengakibatkan
penurunan produksi lebih dari 10% (Campbell&
Plank, http:/fwww.ncsgr.com : Lakitan
1993).Rumusan ini, secara kuantitatif menunjukkan adanya hubungan yangjelas antaraunsur hara dan aktivitas metabolik pada tanaman dalam menghasilkan senyawa organik. Sementara itu, untuk mengetahui hubungan antara pemberian pupuk dan produksi senyawa organik tanaman, pada suatu lahan, dilakukan penelitian tentang kadar sukrosa pada tanarnan setelatr pemberian pupuk. Penelitian
ini menunjukkan
adanya hubungan antara unsur hara dan laju metabolisme pada daun dalam penghasilan sukrosa(Adipum
et
al2$07
; 2008). Akan tetapi karena fungsiunsur dalrn penghasilan metabolit ini berbedq serta konsentrasi optimal suatu unsur pada tanaman juga berbeda, maka hubungan kuantiktifantara produksi sukrosa dan
jumlah
pupuk yang diberikan tersebut belum dapat diketahui. Hal ini terlalu sulit karena rursur harayang
tersediapada lahan tidak diketahui,
danikimrjugaunsuryarrg diperlukantanamanbaikjumlah
maupunjenis. Namun demikian,
penelitianini telah dapatmemberi pettnrjuk umum tentang jumlah pupuk yang dapat diberikan pada tanaman pada suatulahan.
Petunjuk umum tersebut adalah bahwa penurunan kadar sukrosa setelah pemberian pupuk menunjukan dosispupuk melewati jumlah yang diperlukan,
sedangkan kenaikan produksi sukrosa setelah pemupukan menunj ukan pupuk yang diberikan sesuai dengan yang diperlukan tanaman.
Pengaruh pemberian pupuk terutama
NPK
terhadap aktivitas fotosintesis sebenamya telah banyak dilakukan, tetapi karenavariasi lahan dalam mekanisme penyediaan unsur hara sangat kompleks, maka
jumlah pupuk yang
perlu diberikan pada tanaman pada suatu lahan tetap masihbelumjelas.
Misalnya, Terry& Ulrich
ISSN : 2086-5783
(1973),
Sawadaet al. (1982)
menemukan bahwa penghentian pemberianfosfor
pada tanaman mengakibatkan penunrnan aktivitasfotosintesis.
Sementara Gastal&
Lemaire (2002), menemukan bahwa akumulasi biomasa berhubungan dengan ketersediaan nitrogen,sedangkan Hong Yan Liu et al. (2006)
menemukan bahwa kekurangan unsur hara
potasium dapat menyebabkan
penurunanaktivitas fotosintesis. Penelitian
tersebutmenunj ukkan bahwa produksi hasil fotosintesis dapat dipengaruhi oleh perubahan kadar salah
sanr arau beberapa rmsur tanaman. Hal ini berarti bahwa hasil fotosintesis dapai dipandang sebagai
produk dari rangkaian reaksi kimia
yangkomponen-komponen reaksinya tersusun dari unsur hara. Oleh karena hasil fotosintesis
ini
kemudian digunakan untuk menghasilkan buatr,
maka unsur hara
dapatjuga
berpengaruh terhadap kualitas buah. Pada tanaman advokat ditemukan bahwa apabila tanaman mengalami stres sebelum panen maka buah yang dipanen akan mengalanibrowning lebih cepat (Bower& Cutting,
19S7). Laporan yang lebihrinci
tentang pengaruhunsur hara dankualitas buah dikemukakan oleh Zekri et al(2A0\,
apabila tanaman diberi tambahan rxlsurN, P dan K maka buah akan menghasilkan lebih banyak TSS (roral saluble solid). Halini
berarti bahwa kualitas buah akan menurun jika ketersediaan unsur hara pada lahan berkurang atau sebaliknyajika unsur hara yang tersedia cukup banyak maka kualitas buah akan lebih baik. Penelitianyang dilakukanpada tanaman
nenasmenemukan
bahwapemberian
tambahanunsur hara nitrogen
menyebabkan keasaman buah menj adi berktrang yang disebabkan oleh menurururya asam bebas pada buah tersebut (Bhugaloo 1 998).
Untuk mengetahui kualitas buah-buahan, terutamayang dihasilkan di Indonesi4 makaperlu dilakukan kaj ian tentang ketersediaan unsur hara yang diperlukan untukmenghasilkanbuah dengan kualitas yang baik. Sebagai indikator terhadap kualitas
ini
dapat digunakan salah satu dari-
l
l
i
Unsur Harq Buah dan Metabolit Sekunder padaTanaman
senyawa yang termastk soluble
solid
seperti soluble sugar.Penyimpanan
karbohidrat
pada buah Buah merupakan tempat akumulasi hasil fotosintetik yang tidak disintesa menjadi molekul strukfuraltanaman. Oleh
karenaitu,
hasil fotosintesis yang tersimpan pada buah ini dengan mudah dapat diuraikan kembali meniadi molekul sederhana seperti gula atau sukrosa. Halini berbeda dengan hasil fotosintesis yang
ditranslokasikan ke bagian tanarnan yang sedang tumbuh dimana hasil fotosintesis diubah menjadi molekul struktural seperti li gnin, sellulosa dan polimer
lainnya. Molekul
struktural initidak
mungkin dimanfaxkan sebagai bahan makanan bagimanusia-Sebelum sampai ke buah, hasil fotosintesis ditranslokasikan sebagian besar dalam bentuk sukrosa baik ke bagian tanaman yang sedang tunbuhmaupunke bagianpenyimpnanmakanrt {Zie gler, I 97 3) . Tran sl okasi hasil foto sinte sis kedalam buah dikenal dengan nama phlaem unloading,melibatkan enam sucros a synthase unfirk mengontol pengiriman sukrosa kedalam buah. Senyawa ini selanjufirya diubah menjadi senyawa yan g inert secara osmotik seperti zat tepung, sementara enzim yang berperan untuk mengontrol akumulasi tepung adalah
ADP-
glukosa pirofosforilase (l'{' tchobo etal
1999).Namun demikian, dalam buah dijumpai berbagai senyawa yang bervariasi menurutjenis tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa pada buah terjadi metabolisme akliftidak hanya untuk dapat tujadinya akumulasi hasil fotosintesis, tetapi juga untuk membuat berbagai senyawa
lain.
Pada tanaman darifamili
Rosaceae, sukrosa dapat mengalami perubahan menjadi sorbitol, glukosa atau fiuktosa. Pada pematangan buah, suktosa disintesa kemb ali dali po ol fnrktosa dan glukosa dan disimpan didalam vakuola. Setelah buahini
masak, sukrosa dapat mengalir keluar menuju sitosol karena rusaknya membran pada proses pernasakan buah (Yamaki, 1 995). Pada tanaman manggq peningkatan kadar zat tepung didalam mesocarp terjadi pada saat pematangan buahAdiputra
secara fisiologis. Hal ini berarti bahwa sukrosa yang ditranslokasikan ke buatr mangga disimpan dalam bentuk zat
tepung.
Pada buah apel, penyusunanzat tepung diatur oleh
enzim phosphoglucomutase (Bertiter,2A0q.
Disamping enzim
pengatur, pada fase pematangan buah ditemukan adanyainhibitor
yang menghambataktivitas
enzim amylase (Jacobi et al., 20A2), sehingga zat tepung yang disimpan tidak mengalami penguaian. Pada fase selanjutnyayaitu
pemasakan buah aktivitas amylase ditemukan meningkat sehingga zat tepungyangterakunrilasi inikemudianmengalami penguraianmenjadi
sukrosa (Jacobiet
al.,20A2).
Prosesini
menunjukkan bahwa zat tepung yang disintesa dari sukrosa pada proses pematangan buah kemudian diuraikan kembali menjadi sukrosa pada pemasakan buah. Pada tanarnan tomat, penyimpanan hasil fotosintesis dalam bentuk zat tepung juga ditemukan ted adi pada buah yang belurn matang' Zat tepungini
selanjutrya menjadi penywnb ang soluble sugarketika buah menjadi matang (Schaffer &
Petreikov, 1997). Penelitian tentang translokasi sukrosa ke buah tomatjuga menemukan bahwa terdapat variasi dalam mekanisme penyimpanan hasil fotosintesis pada varietas yang berbeda walaupun masih tergolong satu spesies tanaman
(Yelle et al., 1988). Pada tanaman
L.esculentum, sukrosa mengalami metabolisme di sepanjang jalur translokasi sedangkan pada L'
chmielewsfril, sukrosa tidak mengalami
metabo'lisme.
Oleh karena unsur hm4 terutama unsur hara
makro merupakan substrat bagi
senyawa organik, kadar suatu senyawayang dihasilkan pada buah dapat dipengaruhi oleh ketersediaanunsur hara bagi pertumbuhan
tanaman.Misalny4 senyawa yang banyak mengandrmg
N
dapat terakumulasi pada buah apabila pada lahan tersedia banyak N, demikianjuga senyawa lain dapat terakumulasi dalam jumlah relatif lebih banyak j ika unsur penyusun senyawa tersebut
terdapat dalam tanah dalam jumlah
yangberlimpah.
Perbedaan komposisi senyawa,35
Widya Biologi Vol. 02 No. 0l Maret 2011
Sr rkrnra
Ir rkrl<a
ISSN : 2086-5783
unsurhara. Secara skematis, penyimpanan hasil
fotosintesis
pada buahdiilustrasikan
pada Gambar 1Penguraian
karbohidrat
pada buahPertumbuhan dan pemasakan buah telah menarik
minat
parapeneliti
karena proses tersebut disamping cukup unik bagi ilrnu biologi tanaman, jugakarena buah merupakan komponen penting bagi menu makanan masy amkat(Giovannoni,2001).
Senyawa yang tersimpan pada fase pertumbuhan buahmengalami
penguraianmenjadi
berbagaimolekul
pada saat buah mengalami pemasakan. Penguraian ini diatursecara genotis, danhormon yang berperan dalam proses
ini
adalah ethylen. Biosintesis ethylen diatur oleh dua faktor yaitu faktor pertumbuhan dan sistem autokaulitik yang dihasilkan oleh gen yang sama (Jerie et a\.,1991; Yokotani et al.,Z0A9).
Pemasakanbuah terjadi karena peningkatan produksi ethylen oleh faktor
pertumbuhan dan memicu produksi ethylenautokatalitik.
Pada proses tersebut produksi ethylen pada buah masak menjadi jauh lebih tinggi dari pada buah yang belum matang. Kerjaethylen dan faktor lingkungan
kemudian mengakibatkan terjadinya kenaikan kadar gula sampai7
Yakarena akumulasi non reducing sugar seperti sukrosa (Cantwell etal.1992).
Garnbar
l.
N{etabolisme karbohidrat pada pertr.tmbuhan dan pernasakan buah (Jacobi 2002, Berriter 200'+).tenrtama enzim yang berperan dalam meabolisme
karbohidrat, selanjutnya mempengaruhi
keseimbangan kimia sehingga hasil akhir dari metabolisme pada buah matangjuga
dapatberbeda. Hasil akhir
yang berupa berbagaisenyawa dalam buah selanjutnya dapat
menentukan kualitas buah setelah dipanen.Penelitian Naradisorn, Matchima (2008, PhD Thesis)" tentang pengaruh unsur hara terhadap kualitas buah setelah panen menunjukan bahwa buah yang dipanen dari tanaman yang diberi kalsium lebih tahan terhadap serangan
jamur
dibanding kontrol. Hal ini mentrnjukkan bahwa pemberian tambahan unsur hara kalsium dapat meningkatkan produksi senyawa yang dapat menghambat perturnbuhan j arnur. Jadi ku'rlitas buah pascapanen ditentukan tidak hanl'a oleh perlakuan pascapanen tetapijuga oleh kondisi pertumbuhan tanaman sebelurn menghasilkan buah.Kajian unsur hara terhadap kualitas buah
pasca panen dapat sangat rnembantu penyediaan
buah berkualitas. Laju biosintesis hasil
fotosintesis pada buah tergantung padalaju
pemuatan (unlaading)hasil fotosintesis ke buah.
Laju fotosintesis tergantung dari ketersediaan substrat dalam bentuk ion yang diambil melalui akm. Oleh karena in;, akumulasi zat tepung pada buah akhimyajuga tergantirng pada ketersediaan
lnhibitor
P hosohoslucomutase
a mylase
sukrosa -l> starch *---rl$t Sukrosa
a mylase Srrkrnsa ---) \tarcn
---a
Srrkrnsa
Pemasaka r cuah lrip€ning)
Unsur Hara, Buah dan Metabolit Sekunder pada Tanaman
Sukrosa ---+
Secara skematis peftm ethylen dalam penguraian
karbohidrat yang disimpan dalam
buah diilustrasikan pada Gambar 2.Produksi dan fungsi metabolit sekunder bagi tanaman danmanusia
Menurut Robert (2007), senyawa organik yang dihasilkan olehtanaman dibedakanmenjadi
metabolit primer dan metabolit
sekunder.Metabolit primer adalah senyawa yang memiliki
fungsi yang esensial bagi kegiatan
dan pemeliharaan sel. Misalny4 giberelin, memiliki flmgsi penting untuk modulasi pertumbuhan sel dan pemar{angan tanaman, karotenoid berperan penting dalam pemanenan energi matahari dan perlindungan dari kerusakan yang diakibatkanoleh
sinar, dan sterol sangat penting dalam menjaga permeabilitas membran.Metabolit
sekunder adalah senyawa yang tidakterlibat
dalam perturnbuhan dan perkenrbangan tanaman.
Senyawa
ini justru
banyak bermanfaat bagi kesehatan manusia misalnya;vincristin
danvinblastin yang dihasilkan oleh
tanaman Catharanthus roseus berkhasiat sebagai anti kanker, artemisinin yang dihasilkan oleh tanaman Artemisia annuaberl<hasiat sebagai anti malaria dan coumarins yang dihasilkan oleh tanaman Calophyffum lanigerum berkhasiat sebagai anti HIV.Senyawa intermediet untuk metabolit primer biasanya dihasilkan didalam sitosol dan
dikirim
Gambar 2. Peran ethylene dalam penguraian karbohidrat yang disimpan dalam
buah,
Pada proses ini, hubungan antara ethylene dan amylase dalam penguraian starch belum diketahui apakah benrpa sebab- akibat atau bekerja secara sendiri-sendiri.Adiputra
ke plastida untuk diubah melalui jalur metabolit sekunder.
Metabolit
sekunderini
kemudian dapat diambil dari plastid untuk disimpan atau disekresikanke lingkungan
ekstraselluler.Metabolit sekunder yang hidrofi
lik
disimpan didalam vakuola sedangkan metabolit sekunder yang hidrofobik disimpan didalam dinding sel.Metabolit ini dapat diuraikan baik secara intra selluler maupun ekstra selluler dan selanjutnya dapat disalurkan keluar atau kedalam sel dan digunakan kembali untuk metabolisme primer atau sekunder (Robert, 2A07).
Pada tanaman,
penghasilan metabolit
sekunder merupakan proses panjang yang melibatkan gen, enzym, produk, transport dan penyimpanan (Verpoorte et a|.,1994). Prosesini dimulai dengan ekspresi gen untuk
menghasilkan enzim yang diperlukan dalam proses biosintesis metabolit yang kemudian diangkut ke tempat penyimpanan. Pengaturan
penghasilan metabolit ini dilakukan
oleh mekanisme transport dan penyimpanannya.Untuk menghasilkan meabolit yang lebih banyak maka
dalam teknologi
rekayasa dilakukanbloking
terhadapjalur metabolisme
yang menghasilkan senyawa yang tidak sesuai dengan metabolit yangdiinginkan.
Pada tingkat sel, aktivitas produksi metabolit sekunder sebagian besar terjadi pada sitoplasm4 walaupun menurut Roberts (1981) dan Wink&
Hartmann (1982) dalamAcamovic&
Brooker (2005), beberapa6ene ,
autokatalitikSukrosa
-+ starch '-
sukrosaamvlase Pemasakan buah (ripening)
dl
Widya Biologi Vol. 02 l{o. 0l Maret 20ll
alkaloid, quinolizidine, caffein dan terpentin disintesa didalam
kloroplast.
Secara urnum, metabolit sekunder ini biasanya dapat ditemukan pada semua bagian tanaman, tetapi sintesa awal terjadi pada bagian tertentu dari tanamanini
seperti akar, buah atau daun.
Metabolit sekunder dapat memiliki fungsi sebagai senyawa pertahanan seperti melindungi diri dari herbivora, serangga, jamur, virus dan kerusakan yang diakibatkan oleh sinar ulta violet
(Acamovic & Brooker 2005). Dalam
hubungannya dengan senyawa pertahanan
ini,
Mosleh etal.
(2005) mengemukakan bahwa keanekaragaman struktur kimia dan konsentrasi metabolit sekunder pada tanaman diakiba&an oleh mekanisme seleksi oleh hewan pemakan tumbuhan. Selain sebagai senyawa pertahanan, metabolit sekunderini juga
dapat berfungsi sebagaipenarik
seranggauntuk
membantupenyerbukan.
Padabiji-bijian, metabolit sekunder, karbohidrat dan lemak
dapat mengalami turn-over dan digunakan tanamansebagai bahan pertumbuhan pada
saat perkecambahan.Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan
memiliki
pengaruhyang
sangat bervariasi pada hewan dan manusia. Pengaruh ini tergantung pada susunankimi4 konsentrasi pada tanaman danjurnlah yang dikonsumsi serta status kesehatan. Pada mulanya" metabolit sekunder pada tanaman dipelajari untuk dapat menghindari bahaya yang disebabkan, tetapi pada perkembangan selanjutnya, metabolit sekunder dipelajari agar dapat dimanfaatkanuntuk perbaikan
kesehatan(Acamovic &
Brooker 2005). Pada tanaman, senyalra yang berfungsi sebagai alatpertahanan mungkin tidak tersedia dalam benhrk yang siap pakai. Senyawa
ini
dibuatjustru
setelah tanaman terinfeksi.Misalnya, senyawa anti bakteri dan anti
jamur
(phytoalexin) dibuat melalui mekanisme infeksi.Oleh karena
itu,
senyawaini
menjadi tidakterdapat pada tanarnan apabila tanaman tersebut tidakterinfeksi.
ISSN :2086-5783
Untuk kepentingan pengobatan bagi
manusia, metabolit sekrnrderyang saat ini banyak dipelaj ari adalah senyawa terpenoid, meliputi tidak kurang dari 40000
jenis
senyawa yang memiliki strukhr kimia berlainan.KESIMPTJLAN
Perbaikan kualitas produksi buah-buahan perlu dilakukan secara berkelanjutan melalui pemeliharaan ketersediaan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan
reproduksi.
Perbaikan kualitas produksiini
memerlukan pengetahuan yang cukup, tidak hanya tentang teknologi pasca panen tetapi juga mekanisme penyimpanan dan metabolisme hasil fotosintesis pada buah serta faktor lingkungan
yangmempengaruhi
danreproduksi tanaman. Pemeliharaan produksi buah yang berkualitas penting karena buah menempati posisi kedua setelah karbohidrat dalam fungsinya rnrttrk pemeliharaan kesehatan.DAFTARPUSTAKA
Acamovic, T and Brooker, J.D. 2005.
Biochemistry of plant secondary
metabolites and their effects in animals.Proceedings ofthe Nutrition Society 64;
44341,2.
Adiputra, I G.K., Suardana, AA. Km.,
Sumarya, I Md., Israil Sitepu, Sudiartawan, P. 2A07.
Perubahanbiosintesis sukro sa sebelum perturnbuhan
kuncup ketiak
padapanili (Vanilla planifulia).
Laporan penelitian Hibah bersaing I, Program studiBiologi,
Fak.MIPA, Universitas Hindu
Indonesia, Denpasar.Adiputra, I G.K., Suardana, AA. Km.,
Sumarya, I Md., Israil Sitepu,
Sudiartawan, P. 2008.
Perubahan biosintesis sukro sa sebelum pertumbuhankuncup ketiak
padapanili (Vanilla
planifolia).
Laporan penelitian Hibah bersaing II, Program studi Biologi, Fak.Unsur Har4 Buah dan Metabolit Sekunder pada Tanaman
MIPA, Universitas Hindu
Indonesia, Denpasar.Beriiter J. 20A4. Carbohydrate metabolism
in
two apple genotypes that differ in malate accumulation
.
Swiss Federal Research Station for Horticulture, W5denswil CH- 8820, Switzerland.Bhugaloo RA. 1998. Effect of different level
of
nitrogen on yield and quality ofpineapple variety QueenVictoria. AMAS 98. Food andAgricultural Research Council, R6duit, Mawitius
Bower
JP andCutting JGM. 1987.
Some factors affecting post-harvest qualityin
avocado
fruit.
South African Avocado Growers' Association Yearbook 1 987.10:143-146.
Proceedingsof
the First World Avocado Congress.Cantwell M, Flores-Minutti, J and Trejo-
GonzalesA. 1992.
DeveloPmental changes and postharvest physiologyof
tomatillo fruit (Physalis ixocarpa Brot.).
Scientia Hortic., 50 : 5 9-70.
Gardner FP, Pearce
RB, Mitchell RL.
1991.Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia.
Gastal F and Lemaire
G.20A2.N
uptake and distribution in crops: an agronomical and ecophysiological prspective. J. Exp. Bot.53,
No.
37A:789-799.Giovannoni J. 2001
.
Molecular biology offruit
maturation and ripening. Annual review of plant physiology and plant molecular biology. vol. 52: 725-7 49Hong-Yan Liu HY, Wen-Ning-Sun,
WeiAi
Su, Zang-Cheng Tang 2006. Co-regulation of water channel and potassium channel in rice. Physiol. Plant. 128 :58-69.Jacobi
KK,
Hetherington SE and MacRaeEA
2002. Starch degradation in Kensington mangofruit following
heat treatment.Australian Journal of Experimental
Agriculture42(l)
83 - 92Q044.
Jerie PH, Hall
MA, ZerontM
1991. Aspectsof the role of
ethylenein fruit
ripening.Adiputra
Postharvest
Biology
and Technology Volumel,
Issue 1, Pages 67-80.Mosleh
AranyA,
De Jong TJ,Kim HK,
Van DamNM, Choi YH, Verpoorte R&
Van Der Meijden E. 2005. Glucosinolates and some other chemical compounds in leaves from natural populations of arabidopsis thaliana and their effects on generalist and specialist herbivores. Institute of Biology, University of Leiden, 2300 RA Leiden, TheNetherlands.N'tchobo
H,DaliN,
Nguyen-Quoc B, Foyer CH, Yelle S. 1999. Starch synthesisin
tomato remain constant
ttroughout fruit
development and is dependent on sucrose synthase activity. Joumal of Experimental Botany, Vol 50, No. 338, PP. 1457 -1463.Robert
SC.2007. Produksi
dan rekayasaterpenoid dalam kultur
sel tanaman.Nature chemical
Biolory
3, 387'395.Sawada S, Igarashi
T
andMiyachi
S. 1982.Effect ofnutritional level ofphosphate on photosynthesis and growth studied
with
singie, rooted
leafof dwarfbean.
Plant and Cell PhysiologY 23 : 27 -33.SchafferAA and Petreikov
M.
1997. Sucrose- to-Starch Metabolismin
TomatoFruit
Undergoing Transient Starch
Accumulation. Plant' Physiol.
ll3
: 739- 746.Terry N and Ulrich A. 1973. Effect of phosphorus deficiencY on the
photosynthesis and respiration of leaves ofsugarbeet.
Verpoorte R, van der Heijden R, Hoge JHC and
ten Hoopen HJG. 1994. Plant cell biotechnology for the production of
secondary
metabolites.
Pure&
Appl- Chern.,Vol.
66,Nos 10/ll,
PP.2307-2310.
Yamaki S. 1995. Physiology andmetabolismof fruit development - biochemistry of sugar metabolism and compartnentation in fruits -.
AcraHort. osHS)
398:109-12039
Widya Biologi Vol. 02 No. 0i Maret 2011
Yelle S, Hewitt JD,
RobinsonNL,
Damon S, And BennettAB 1 988. Sink Metabolismin Tomato Fruit. III. analysis of
carbohydrate assimilation in awild species.
Plant Physiol. 87: 737 -7 40.
YokotaniN, Nakano R,Imanishi S, NagataM, Inaba
A, Kubo Y. 2009. Ripening-
associated ethylene biosynthesis in tomato
fruit is autocatalytically
and developmentally regulated. J Exp Bot.2AA9;60(12):3433-42.
ISSN : 2086-5783
Zekri M, ObrezaTA, Koo
R2009.
Irrigation, nutrition and citrus fruit quality. SL 207Soil
and Water Science Department, Florida Cooperative Extension Service,Institute of Food and Agricultural
Sciences, University of Florida.
Ziegler H. 1975. Nature of transported
substances.-In
Transportin
plants. I.Phloem tansport. Encyclopedia of Plants Physiology, New series (M.H. Zimmerman and J.A.
Milburn,
eds),Vol.
1, pp. 59-100. Springer-Verlag, New York, NY.