“NORMA IKATAN PEDAGANG KAKI LIMA”
(Studi Pada Pedagang Kaki Lima Yang Menjual Makanan Dan Minuman Di Pantai Gandoriah,Kota Pariaman)
ARTIKEL
Selvy Eriza Putri 12070150
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2016
“NORMA IKATAN PEDAGANG KAKI LIMA”
(Studi Pada Pedagang Kaki Lima Yang Menjual Makanan Dan Minuman Di Pantai Gandoriah,Kota Pariaman)
ARTIKEL
Selvy Eriza Putri 12070150
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2016
“NORMA IKATAN PEDAGANG KAKI LIMA”
(Studi Pada Pedagang Kaki Lima Yang Menjual Makanan Dan Minuman Di Pantai Gandoriah,Kota Pariaman)
ARTIKEL
Selvy Eriza Putri 12070150
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
Norms Association of Street Vendors (Study On The Street Vendors Selling Food and Beverages in Beach Gandoriah Kota Pariaman), Sociology Department, STKIP PGRI West
Sumatra, Padang, 2016.
Oleh:
Selvy Eriza Putri1, Ardi Abbas2, Isnaini3
* The Sosiology Education Student of STKIP PGRI West Sumatera.
** The Sosiology Staff of Sosiology Education of STKIP PGRI West Sumatera.
ABSTRACT
The vendors coming from different areas namely Karan Aur, Sikapak, and Lolong. Thus forming a bond to unite the idea of unity and togetherness as street vendors. These ties binding the merchants and traders being made with rules and norms that have been there, but there are still the norm that has been violated by many street vendors. In accordance with the above, the subject matter of the research problems: (1) How does a bond norms vendors Gandoriah Pariaman City Beach? (2) How is exercising a bond norms vendors Gandoriah Pariaman City Beach? This study aims to identify the binding norms hawkers on the beach Gandoriah, analyze the implementation of the norms of Association hawkers on the beach Gandoriah.
The theory used in this research is the theory of Structural Functional according to Talcott Parsons AGIL using a scheme. This research uses descriptive type that seeks to describe and explain in detail about the issues to be studied. Informants researchers with purposive sampling.
Informants in this study consisted of 10 people who observed or interviewed is the main source.
Data collection tools and techniques used were interviews, observation, document study and data collection tools in the form of guidelines for the interview.
The results of this study explains that the process of formation of the bond began in October 2009, the norm in the bond vendors that while trading is 09.00 to 18.00, put up tents comprising 6 units, type of merchandise food and beverages, the price of merchandise, and the activities of members of bonding vendors. Implementation of a bond norms hawkers became a member of bond street vendors, implementation was violated as the price of commodities that are different from the norm agreement, in setting up the tent does not fit the norm, and while trading outside the prescribed hours ie 18.00 to close the stall. Norma implemented trader types of merchandise and activities form the meeting held bonds. Sanctions in the form of reprimand, advice and removed from the bonding members.
Keywords: Norms, Association of Street Vendors
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
3Pembimbing II, staf pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
SELVY ERIZA PUTRI (12070150). “Norma Ikatan Pedagang Kaki Lima (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Yang Menjual Makanan dan Minuman di Pantai Gandoriah Kota Pariaman)”. Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang.
2016.
Para pedagang kaki lima berasal dari daerah yang berbeda-beda yakni Karan Aur, Sikapak, dan Lolong. Sehingga membentuk kesatuan ikatan untuk mempersatukan ide dan kebersamaan sebagai pedagang kaki lima. Ikatan ini mengikat para pedagang dan membuat para pedagang bersikap dengan aturan dan norma yang telah ada, tetapi norma yang telah ada masih banyak dilanggar oleh pedagang kaki lima. Sesuai dengan pokok permasalahan diatas maka permasalahan penelitian: (1) Bagaimana norma ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah Kota Pariaman? (2) Bagaimana pelakasanaan norma ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah Kota Pariaman?
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi norma ikatan pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah, menganalisis pelaksanaan norma ikatan pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori Struktural Fungsional menurut Talcott Parson yang menggunakan skema AGIL. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yaitu berusaha untuk menggambarkan dan menjelaskan secara terperinci tentang masalah yang akan diteliti. Informan peneliti diambil secara purposive sampling. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber utama.
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumen dan alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa proses terbentuknya ikatan berawal Oktober 2009, norma dalam ikatan pedagang kaki lima yaitu waktu berdagang yaitu pukul 09.00 sampai 18.00, mendirikan tenda terdiri 6 buah, jenis dagangan makanan dan minuman, harga dagangan, dan kegiatan anggota ikatan pedagang kaki lima. Pelaksanaan norma ikatan pedagang kaki lima menjadi anggota ikatan pedagang kaki lima, pelaksanaan yang dilanggar seperti harga dagangan yang berbeda dengan kesepakatan norma, dalam mendirikan tenda tidak sesuai norma, dan waktu berdagang diluar jam yang ditentukan yaitu pukul 18.00 untuk menutup kios. Norma yang dilaksanakan pedagang bentuk jenis dagangan dan kegiatan pertemuan yang diadakan ikatan.
Sanksi berupa teguran, nasihat dan dikeluarkan dari anggota ikatan.
Kata Kunci : Norma, Ikatan Pedagang Kaki Lima
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang memiliki daya tarik sangat mengagumkan. Kesadaran akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati ini sangat diperlukan tidak saja untuk kepentingan bangsa Indonesia, melainkan juga untuk kepentingan masyarakat dunia secara keseluruhan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan (Mitchell, 2010:
67).
Penanganan dan peningkatan kepariwisataan salah satu usaha yang digalakkan pemerintah di dalam pembangunan yang dapat memenuhi
kepuasaan masyarakat adalah pembangunan dibidang pariwisata dapat memperluas lapangan pekerjaan, kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan negara serta memperhatikan alam dan kebudayaan Indonesia. Salah satunya dibidang sektor informal yang mengedepankan perdagangan kaki lima.
Pedagang kaki lima berasal dari orang berdagang yang menggelarkan barang dagangannya, mereka cukup menyediakan tempat darurat, seperti bangku-bangku yang biasanya berjumlah empat, ditambah dengan sepasang kaki pedagangnya sehingga berjumlah lima, maka timbullah julukan pedagang kaki lima (Alma,2011:65). PKL (Pedagang Kaki Lima) bukan untuk dilarang, bukan untuk diusir, bahkan bukan untuk dijadikan sapi perahan. Namun, lebih dari itu PKL adalah merupakan aset yang potensial
apabila dibina, ditata, dan dikembangkan status usahanya. Lebih khusus dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi kota atau dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (Alma, 2013 :157).
Pantai Gandoriah Pariaman merupakan obyek wisata terletak di Kota Pariaman.
Obyek wisata Pantai Gandoriah merupakan salah satu obyek wisata dengan keindahan pantainya, yang menjadi ciri khas orang Pariaman, daya tarik keindahan alam yang memukau dan memilki 3 pulau tepat di depan Pantai Gandoriah yaitu Pulau Kasiak, Pulau Pisang dan Pulau Angso Duo yang sekarang juga merupakan tujuan obyek pariwisata.
Adanya obyek wisata Pantai Gandoriah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi daerah dan juga dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar Pantai Pariaman, sehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Adanya obyek wisata Pantai Pariaman mendorong masyarakat sekitarnya untuk menjual barang dagangan yang menjadi ciri khas daerah Pantai Pariaman.
Para pedagang memang bersaing dalam merebut pembeli, namun mereka bekerjasama dalam beberapa hal, misalnya dalam penetapan harga, itu dilakukan karena mereka memiliki jaringan, dengan adanya jaringan atau ikatan mereka berkomunikasi (Damsar, 2002 :174). Ikatan yang terbangun baik akan menerima dampak keuntungan dalam menemukan peluang. Ikatan sosial yang terbangun baik maka akan sepenuhnya kekuatan kepercayaan akan terbangun.
Kepercayaan dalam informasi suatu hal untuk menemukan peluang karena kewirausahaan butuh informasi yang akan mereka lakukan (Zusmelia,dkk, 2015 :156).
Ikatan yang menghubungkan dari satu titik ke titik lain, yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia, hubungan antara dua orang atau lebih mencerminkan adanya pengharapan peran dari masing lawan interaksinya. Tingkah laku yang diwujudkan dalam suatu interaksi itu sistematik. Adanya pengulangan tingkah laku untuk hal yang sama dan dalam situasi yang sama, ini menandakan adanya keteraturan dan adanya sesuatu yang diwujudkan menjadi teratur (Agusyanto, 2007:14). Pedagang kaki lima terdapat ikatan yang mengikatnya agar terjadinya keteraturan
berupa norma-norma dalam perdagang di Ikatan Pedagang. Adanya hukum atau aturan yang saling keterhubungan di dalam jaringan, ada hak dan kewajiban yang mengatur masing- masing titik. Pedagang yang melanggar aturan-aturan kesepakatan dalam jaringan atau ikatan perdagangan dimana dia menjadi anggota, misalnya saja dia menjual dengan harga yang terlampau murah (di luar batas ketentuan harga yang telah ditentukan oleh jaringan) maka dia akan dikeluarkan dari keanggotaan, seperti Ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah.
Dari observasi bulan Maret 2016 diketahui bahwa para pedagang kaki lima berasal dari daerah yang berbeda-beda seperti Karan Aur, Lohong, Jalan Baru, dan Naras dan membentuk kesatuan ikatan untuk mempersatukan ide dan kebersamaan sebagai pedagang kaki lima, dengan adanya struktur dalam ikatan tentu memiliki aturan atau norma yang telah disepakati bersama, dimana ikatan tersebut mengikat para pedagang, tetapi norma yang telah dibuat masih banyak dilanggar oleh pedagang kaki lima tersebut, menyebabkan masalah bagi para pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah Kota Pariaman.
Masuknya pedagang sebagai anggota ikatan pedagang kaki lima, pedagang tersebut mendapatkan fasilitas dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yaitu berupa PuJaSera(Pusat Jajanan Serba Ada), dan ketika pedagang tersebut berkonflik dengan pedagang lainnya maka akan ada pembelaan dari ikatan pedagang tersebut. Selain itu juga yang didapatkan pedagang sebagai anggota ikatan pedagang jika terdapat acara perhelatan atau acara duka maka pedagang tersebut akan mendapatkan bantuan dari ikatan pedagang.
Pedagang kaki lima memulai aktivitasnya berjualan pukul 09.00 pagi hingga pukul 18.00 sore. Aktivitas dagang ini mereka lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Hal ini sebabkan pendapatan dagang mereka setiap harinya tidak sama karena pengunjung ramai hanya pada hari libur.
Ikatan pedagang kaki lima berdiri sejak tahun 2009 yang diketuai oleh Bapak Iwan, yang juga merupakan pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah. Di dalam ikatan pedagang tersebut terdapat 65 anggota ikatan pedagang. Dari 65 pedagang terdapat beberapa jenis dagangan yang di jajarkan oleh pedagang seperti:
minuman, makanan, nasi padang, sate, jagung, pisang bakar.
Pedagang membayar Distribusi kepada Dinas sebesar Rp 500.000 setahun sekali yang di minta oleh bendahara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Perencanaan untuk tahun 2017 akan di bangun PuJaSera(Pusat Jajanan Serba Ada) yang kedua di dekat muara Pantai Gandoriah untuk menampung semua pedagang kaki lima sehingga tata struktur pantai terlihat indah. Pedagang obyek wisata Pantai Gandoriah terkenal dengan harga yang
“mamakuak” sehingga Kepala Dinas KOPERINDAG (Koperasi Perindustrian dan Perdagangan) telah memberikan penyuluhan melakukan Sweeping (membuat papan informasi untuk pedagang nakal), dan upaya kepada pedagang agar tidak menaikan harga yang membuat pengunjung jera membeli makanan dan minuman pedagang.
Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi norma ikatan pedagang kaki lima dan Untuk menganalisis pelaksanaan norma ikatan pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah Kota Pariaman.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan ini memahami realitas sosial sebagai realitas subjektif, memberikan tekanan terbuka tentang kehidupan sosial, khususnya pedagang kaki lima dengan penggunaan pendekatan ini, maka nantinya akan menghasilkan data deskriptif berupa data yang tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati di lapangan.
Orang yang menjadi informan penelitian ini adalah: 1). Anggota ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah 2). Pengurus pedagang kaki lima atau ketua ikatan pedagang kaki lima. 3).
Ketua Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman dibidang pengelolaan 4). Ketua BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Pariaman untuk mendapatkan data berupa peta Kota Pariaman
Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di Pantai Gandoriah, Kelurahan Pasir, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Alasan peneliti memilih Pantai Gandoriah sebagai lokasi penelitian dikarenakan Pantai Gandoriah terletak di pusat Kota Pariaman dan Pantai Gandoriah dipilih menjadi tempat diadakannya acara-acara besar Kota Pariaman,
selain itu di pantai lain di Kota Pariaman tidak ada ikatan pedagang kaki lima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Proses Terbentuknya Ikatan Pedagang Kaki LimaIkatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah ini adalah kelompok pedagang yang saat itu membutuhkan bantuan dari dinas agar tidak digusur oleh Satpol PP. Ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah terletak di Kota Pariaman, Kecamatan Pariaman Tengah, Kelurahan Pasir. Pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah membuat sebuah Ikatan pada tahun 2009 bulan Oktober setelah Gempa 30 September yang dikelola oleh pedagang kaki lima itu sendiri, mengenai pemilihan pengurus pedagang kaki lima yang mencalonkan pengurus ikatan pedagang kaki lima dengan demokrasi.
Pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah sering terjadi penggusuran yang dilakukan pemerintah yang dijalankan oleh Satpol PP untuk menggusur pedagang kaki lima sehingga pedagang pun tidak dapat berjualan, dengan itu para pedagang kaki lima membuat sebuah ikatan agar pedagang kaki lima terlihat resmi dengan adanya bantuan dan perlindungan agar pedagang kaki lima tetap berjualan di Pantai Gandoriah. Pada tanggal 30 September tahun 2009 terjadi bencana alam yaitu gempa bumi yang mengakibatkan putusnya seluruh akses pendapatan masyarakat khususnya Kota Pariaman, pemerintah pun mengelola seluruh akses yang ada di Kota Pariaman baik itu dalam perdagangan maupun pembangunan sehingga banyak pembangunan yang baru setelah tahun 2009.
Sesuai dengan teori struktural fungsional dimana sistem mengatur masyarakat atau pedagang agar terbentuk kestabilan, dalam teori ini terdapat “Adaptasi”masyarakat atau pedagang kaki lima memerlukan perlindungan sehingga dibentuklah ikatan pedagang yang dimana pedagang memilih dan membentuk aturan-aturan yang akan dilaksanakan oleh semua anggota pedagang kaki lima.
2.
Norma Ikatan Pedagang Kaki Lima Norma atau aturan-aturan yang ada dalam masyarakat yaitu sebagai patokan masyarakat melakukan tindakan sesuai denganaturan yang diinginkan bersama untuk tercapainya sebuah tujuan yaitu keteraturan dalam ikatan. Menurut Parsons aturan dalam ikatan dikenal dengan Integration atau integrasi dimana sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya, tindakan kordinasi dan pemeliharaan antara hubungan unit-unit sistem yang ada agar di antara sistem bisa berjalan semestinya.
Suatu organisasi terutama ikatan apabila ingin mengembangkan dan memajukan keorganisasiannya hendaklah memiliki suatu program yang disepakati bersama untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Program ikatan ialah untuk mempermudah para anggota yaitu berdagang dalam mengembangkan dagangannya . Hal ini tidak terlepas dari peranan penting Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang mempermudah program ikatan berjalan lancar.
Dengan adanya program pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk membantu mengalokasikan fasilitas pada tiap- tiap anggota ikatan yang sah secara badan hukum maka terbentuklah ikatan pedagang kaki lima dengan tujuan untuk mengikuti program tersebut dan dapat membantu pelaksanaan perdagangan kaki lima dengan baik.
a. Norma Waktu Berdagang
Pedagang kaki lima tentu memiliki aturan dalam membuka usaha dagang yang telah disepakati bersama dimana setiap pedagang harus membuka dagangan nya pukul 09.00 pagi sampai 18.00 sore demi keselarasan dalam berdagang tentu adanya aturannya bagaimana pedagang membuka dagangan yang diatur oleh sistem ikatan pedagang kaki lima.
b. Norma Mengembangkan Payung Mengembangkan payung merupakan fasilitas tambahan untuk pengunjung bersantai-santai di tepi laut menikmati indahnya Pantai Gandoriah, mendirikan tenda dengan aturan luas berdirinya tenda yang sempit sehingga mengaruskan pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman di tepi pantai hanya terdapat 6 buah payung, dan kadang 10 payung itu sudah banyak apabila ada event-event dan hari libur seperti Sabtu
Minggu yang menunjang ramainya pengunjung Pantai Gandoriah.
c. Norma Jenis Dagangan
Berbagai macam jenis dagangan yang dijual belikan oleh pedagang kaki lima namun dari berbagai jenis terdapat berbagai macam ragam yang dijual belikan, ikatan tidak terlalu mengikat soal jenis dagang karena pada umumnya sama, namun ada yang berjualan sate, sala, nasi padang, pisang bakar, dan jagung bakar terpisah. Rincian jenis makanan yang diperjual belikan oleh pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah ini yaitu:
Tabel 5.2
Jenis makanan dan minuman No Jenis Makanan
Dan Minuman
Harga
makanan dan minuman
1 Pop ice Rp. 5.000
2 Capucino cincau Rp. 7.000
3 Aneka jus Rp. 10.000
4 Kelapa muda Rp. 10.000
5 Es tebak Rp. 10.000
6 Aneka mie Rp. 10.000
7 Nasi goreng Rp. 10.000
8 Lotek Rp. 10.000
9 Sate Rp. 12.000
10 Sala Rp. 500
11 Aqua Rp. 5.000
Sumber : Data Primer Tahun 2016 (Dari Ikatan Pedagang)
d. Norma Harga Dagangan
Harga barang jualan yang dijajarkan kepada pembeli dalam sebuah ikatan pedagang yang memiliki jenis barang dagangan yang sama maka dengan nominal harganya pun harus sama, karena adanya tujuan keselarasan sesama anggota ikatan pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah sehingga pembeli tidak ada yang komplen dikenal dengan harga yang
“mamakuak” sehingga tindakan yang diberikan Dinas Koperindag menanggapi masalah tentang penetapan harga oleh pedagang kaki lima yang nakal mengenai harga dagangannya. Menurut Parsons pada Integrasi ini menjelaskan agar tidak terjadinya pertentangan pada sebuah sistem diantara ikatan pedagang kaki lima yang ada, maka diperlukan Integrasi sehingga terjadi
keseimbangan dalam sistem secara keseluruhan.
e. Norma Kegiatan Anggota Ikatan Pedagang Kaki Lima
Sosialisasi dalam sebuah organisasi ataupun ikatan merupakan kunci dari bentuk interaksi yang akan menjalin kerjasama sesama pedagang kaki lima maupun dengan dinas sosial lainnya, karena dalam ikatan hubungan dalam bentuk pertemuan dan acara- acara baik itu formal maupun non formal yang diadakan ikatan untuk memajukan pedagang kaki lima, pada teori strukturan fungsional menurut Parsons pada konsep pola pemerintahan laten dan sistem manajemen (Latency) dimana sistem memilki nilai dan kepercayaan yang beroperasi sebagai pola memotivasi yang terstruktur bagi anggota- anggotanya.
3.
Pelaksanaan Norma Oleh Anggota Ikatan Pedagang Kaki LimaPelaksanaan Norma Oleh Anggota Ikatan Pedagang Kaki Lima, Anggota ikatan pedagag kaki lima disini tidak mudah di atur melalui ikatan ini pun mereka masih seenaknya melakukan masalah-masalah yang melanggar aturan yang ada di ikatan pedagang kaki lima disini seperti tidak membuka kios pukul 9 sampai jam 6, tidak menyediakan payung sesuai aturannya, ada juga yang tidak datang waktu pertemuan anggota ikatan pedagang kaki lima. Adapun pelaksanaanya yaitu:
a. Norma Waktu berdagang
Norma waktu berdagang dalam pelaksanaan nya berdasarkan observasi dan wawancara dengan informan menjelaskan bahwa pedagang membuka kios mereka pukul 09.00 sampai pukul 18.00 sebelum adzan magrib berkumandang. Seluruh anggota ikatan pedagang kaki lima melaksanakan norma waktu berdagang selain itu waktu berdagang berbeda ketika hari libur dan adanya acara event-event.
Dimana aturan atau norma yang telah disepakati bersama ini dilakukan oleh seluruh anggota ikatan pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah, hanya pedagang yang berada di ujung dekat muara pantai yang
masih berjualan hingga pukul 21.00 malam, saat ini peraturan dari Satpol PP yang melarang pedagang kaki lima berjualan di sekitar muara Pantai Gandoriah sehingga hanya beberapa pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan Pantai Gandoriah.
b. Norma Mengembangkan Payung Norma mengembangkan payung merupakan salah satu norma yang sering dilanggar oleh anggota ikatan pedagang kaki lima berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ketua ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah menjelaskan bahwa dalam mengembangkan payung anggota memberikan alasan karena banyaknya pengunjung yang berdatangan sehingga tidak ada tempat untuk pengunjung yang lain.
Namun tetap dalam ikatan pedagang kaki lima ini memiliki peraturan atau norma yang harus dipatuhi sebagai anggota ikatan pedagang kaki lima yaitu dalam mengembangkan payung dari hari senin sampai jumat hanya 6 buah payung yang kembangkan kecuali hari sabtu, minggu dan hari libur terdapat 10 payung yang dapat dikemabngkan pedagang kaki lima.
c. Norma Jenis Dagangan
Norma dalam jenis dagangan mereka melaksanakan nya karena tidak ada paksaan dalam ikatan mengenai jenis dagangan namun mereka bersepakat untuk menjual makanan dan minuman dengan jenis yang sama sehingga untuk anggota ikatan yang baru masuk mereka harus mengikuti aturan yang ada sehingga terbentuknya keselarasan dalam berdagang dan sehingga norma dalam jenis dagangan berjalan dengan semestinya d. Norma Harga Dagangan
Norma dalam harga dagangan merupakan norma yang sering dilanggar oleh anggota ikatan pedagang kaki lima sudah banyak tindakan yang dilakukan oleh pengurus ikatan hingga pemerintahan kepala Dinas Koperindag penyuluhan melakukan Sweeping (membuat papan informasi untuk pedagang yang nakal) dan upaya kepada pedagang agar tidak menaikkan harga yang membuat pengunjung jera membeli makanan
dan minuman pedagang yang dikenal dengan harga yang “Mamakuak”atau terlalu mahal seperti dengan menjual kelapa muda dengan harga seenaknya saja yaitu 15.000 yang seharusnya hanya 10.000 dan macam- macam bentuk dagangan yang dinaikan harganya.
e. Norma Kegiatan Anggota Ikatan Pedagang Kaki Lima
Terlaksananya kegiatan-kegiatan dalam ikatan pedagang kaki lima menyatakan bahwa anggota menyadari akan tugas nya namun masih banyak bentuk norma yang dilanggar oleh anggota, berharap sebagai anggota ikatan nanti akan menyadari pentingnya ikatan pedagang kaki lima ini dengan selalu meghadiri bentuk kegiatan- kegiatan yang diadakan setiap tahunnya, baik secara formal maupun tidak formal.
Norma kegiatan pedagang kaki lima berjalan sesuai dengan tujuannya sehingga ikatan dinyatakan berjalan dengan baik berdasarkan norma dan ketentuannya sebagai system.
f. Norma Dipatuhi
pedagang mengikuti aturan yang dibuat seperti membuka kios pada pukul 09.00 dan menutup pukul 18.00 malam, mengikuti kegiatan yang ada dalam ikatan, dan bentuk jenis dagangan yang sesuai dengan aturan yang ada dalam ikatan, yang menjelaskan bahwa ikatan pedagang di Pantai Gandoriah masih rendah dalam aturan dan norma yang dilaksanakan oleh anggota.
g. Norma Dilanggar
Norma yang dibuat oleh ikatan banyak yang dilanggar tentu terdapat sanksi-sanksi yang di tegaskan oleh pengurus ikatan pedagang bentuk norma yang sering dilanggar oleh anggota seperti dalam penetapan harga dagangan yang di luar dari ketentuan yang telah ditetapkan bersama dan mendirikan payung-payung yang tidak sesuai dengan jumlah yang ditentukan, anggota melakukan kesalahan namun ikatan tidak diberi sanksi sehingga lemahnya kekuatan sebagai pengurus ikatan, banyak alasan anggota ikatan melakukan yang tidak sesuai dengan norma.
Begitu banyak pelanggar yang dilakukan sebagai anggota ikatan ini menyatakan bahwa ikatan pedagang masih lemah dalam menegakkan norma-norma yang ada, sehingga pedagang tidak melaksanakan norma tidak terbentuknya keteraturan yang sebenarnya menjadi tujuan dalam ikatan, namun penegak hukum tetap dilakukan berdasarkan sanksi-sanksi yang telah ada dalam ikatan. Menurut Parsons adanya status dan peran sangat mempengaruhi sistem organisasi, maka dari itu ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah memiliki pengurus dan Dinas yang dapat bekerja sama sesuai dengan statusnya masing-masing dalam ikatan.
h. Bentuk Sanksi Bagi Pedagang
Ikatan pedagang kaki lima di Pantai Gandoriah bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta dengan Satpol PP Kota Pariaman, tentu dengan adanya kerjasama tentu sebagai anggota ikatan mereka terlindungi dari badan hukum, namun jika ada pedagang kaki lima yang melanggar norma yang telah disepakati maka tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan bentuk pelanggaran norma yang telah dilanggar, seperti perkelahian antar pedagang, dan menaikan harga yang tidak sesuai dengan aturan, ada bentuk tingkatan sanksi yang diberikan seperti melakukan peringatan, diberi nasihat, atau dikeluarkan dari ikatan dan jika tidak ditindak lanjuti dengan dilakukan sidang tipiring (tindak pidana ringan) bagi pedagang yang melakukan tindakan kriminal.
Pedagang yang melanggar aturan-aturan kesepakatan dalam jaringan atau ikatan perdagangan dimana dia menjadi anggota, misalnya saja dia menjual dengan harga yang terlampau murah (di luar batas ketentuan harga yang telah ditentukan oleh jaringan) maka dia akan dikeluarkan dari keanggotaan, dan bagi pedagang yang ingin keluar dari anggota ikatan maka mereka harus mengurus surat keluar dari anggota oleh pengurus ikatan, namun sejauh ini tidak ada yang keluar menjadi anggota ikatan.
Berhubungan dengan teori yang dikemukakan oleh Talcot Parsons yang menggunakan skema AGIL. Dapat dilihat secara jelas menurut Parsons bahwasanya skema AGIL harus berkesinambungan berjalan searah dan tidak boleh tertinggal
salah satu konsep saja dikarenakan konsep AGIL ini saling berkaitan. Parsons sangat tertarik pada konsep struktural dalam suatu struktur keorganisasian serta melihat pada status dan peran. Konsep AGIL ini digunakan dalam suatu organisasi yang memiliki struktur supaya terhidar dan meminimalisasikan konflik dalam organisasi tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pada bab-bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah masih tidak berjalan dengan semestinya karena masih ada bebera pa norma yang dilanggar oleh anggota ikatan pedagang kaki lima seperti norma dalam menetapkan harga dagangan dan mengembangkan payung yang sering dilanggar oleh anggota dengan alasan yang berbagai macam, namun tindakan dari pengurus yang masih lemah seperti hanya menegur, menasehati dan cemooh dari sesama anggota ikatan yang membuat anggota tidak jera dengan sanksi yang diberikan. Sedangkan sanksi yang di berikan dari pemerintahan seperti penggusuran payung, tindakan pidana ringan (Tipiring), dan melakukan penyuluhan bagi pelanggar norma atau aturan yang ada membuat anggota ikatan menjadi jera, disini lah kepentingan hubungan kerjasama antara ikatan pedagang dengan Dinas
Norma yang terlaksana seperti waktu berdagang, norma jenis dagangan dan norma kegiatan dalam anggota ikatan pedagang kaki lima yang masih anggota pertahankan untuk saat ini yang berharap nantinya anggota menyadari pentingnya ikatan pedagang kaki lima bagi setiap pedagang kaki lima. Dengan adanya pertemuan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun dengan Koperindag yang membantu meningkatkan fasilitas ikatan seperti mengembangkan kemampuan dagang anggota ikatan pedagang kaki lima Pantai Gandoriah menjadi jauh lebih baik sebagai sebuah organisasi kecil.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian norma ikatan pedagang kaki lima, studi pada pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman di Pantai Gandoriah Kota
Pariaman, maka diperoleh saran terkait dengan norma ikatan pedagang kaki lima yaitu:
1. Seluruh anggota ikatan pedagang kaki lima untuk mengikuti setiap aturan atau norma-norma yang telah disepakati bersama demi kenyamanan dan keningkatnya jumlah pengunjung di Pantai Gandoriah kota Pariaman, 2. Pemerintahan kepada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata serta KOPERINDAG untuk melindungi dan memberikan kenyaman kepada para pedagang kaki lima untuk berdagang dan mengembangkan potensi pantai di Kota Pariaman.
3. Penelitian ini bisa digunakan untuk sebagai acuan pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan norma ikatan pedagang kaki lima.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2014. Pengantar Metode Penelitian Kualitatis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Alma, Buchari. 2013. Kewirausahaan.
Bandung: Alfabeta.
Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
_______. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada
Zusmelia, Ariesta, Irwan. 2015. Buku Ajar Sosiologi Ekonomi, Yogyakarta:
Deepublish.