Nama : Novel Aditya Ramadhan NIM : 143221091
Kelas : N
TUGAS 1
1. Apa saja perbedaan dan persamaan pajak dengan pungutan lainnya?
Sumber penerimaan negara dapat berasal dari pungutan resmi yang meliputi pajak, retribusi, dan bea cukai. Menurut Mujiyati dan Abdul Aris dalam buku Seluk Beluk Perpajakan Indonesia (2021), perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya adalah:
Pajak Pungutan Resmi Lainnya
Pemungutan pajak didasarkan pada undang-undang
Pungutan resmi didasarkan pada
peraturan pemerintah, peraturan menteri, atau peraturan kepala daerah
Tidak ada imbalan jasa (prestasi) secara
langsung setelah membayar pajak Ada imbalan langsung yang diberikan kepada masyarakat
Perhitungan pajak dilakukan oleh wajib pajak
Perhitungan pungutan resmi dilakukan langsung oleh pemerintah nasional atau daerah
Jatuh tempo pembayaran pajak sesuai dengan tahun fiskal
Untuk pungutan resmi, pembayarannya dilakukan sesuai pemakaian
Pembayaran pajak sifatnya memaksa Pungutan resmi bersifat sebagai pungutan yang disesuaikan dengan kebijakan
Sanksi hukum pajak diatur dalam undang-undang.
Saksi hukum untuk pungutan resmi diatur lewat kebijakan pemerintah, seperti peraturan pemerintah daerah.
Persamaan pajak dan pungutan resmi lainnya adalah sama-sama berupa pungutan yang wajib dibayarkan oleh masyarakat dan telah diatur dalam undang-undang.
2. Mengapa pemerintah melakukan kebijakan fiskal?
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah yang mempengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Kebijakan fiskal memiliki tujuan utama yaitu untuk menentukan arah, tujuan, sasaran serta prioritas dari pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan bangsanya. Adapun peran lain dari kebijakan fiskal diantaranya:
● Menurunkan tingkat inflasi melalui pembatalan proyek pemerintah seperti fasilitas pembesaran jalan untuk mengurangi peredaran mata uang.
● Meningkatkan produk domestik bruto dengan mendorong produksi barang dan jasa dengan cara memperbesar pengeluaran atau meningkatkan transfer pemerintah.
● Mengurangi tingkat pengangguran melalui proyek pemerintah sehingga dapat menciptakan lapangan baru.
● Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan meluaskan lowongan baru dari pembangunan proyek dan merekrut masyarakat sebagai pekerjanya.
● Meningkatkan stabilitas perekonomian dengan memperluas lowongan pekerja baru.
● Mensejahterakan masyarakat melalui pengaturan pengeluaran pajak, perbelanjaan, dan pengaturan utang.
Contoh kebijakan fiskal yang pernah diterapkan oleh pemerintah adalah Program Amnesti Pajak di tahun 2017 dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
3. Mengapa pemerintah ingin meningkatkan penerimaan pajak dan dengan cara bagaimana?
Pemerintah memiliki berbagai alasan untuk meningkatkan penerimaan pajak, diantaranya:
● Sebagai sumber pendapatan dan pembiayaan negara
● Pengurangan defisit anggaran
● Pengembangan ekonomi
● Pemerataan kesejahteraan
● Pengendalian inflasi dan stabilitas ekonomi
● Mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri
● Meningkatkan kapasitas pelayanan publik
Untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak, pemerintah perlu memperluas tax base (jenis barang dan jasa yang dikenai pajak), tax ratio, dan menaikan PPN (pajak pertambahan nilai).
4. Sebutkan 2 fungsi pajak berikut contohnya, dan jelaskan manakah yang penting dari keduanya?
a. Fungsi Pajak Sebagai Anggaran (Budgetair)
Pajak sebagaibudgetair berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.
b. Fungsi Pajak Sebagai Pengatur (Regulerend)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.
Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
Jelaskan manakah yang penting dari keduanya!
Konteks dan Keadaan: Pada saat krisis ekonomi atau bencana alam, fungsibudgetair mungkin akan lebih diutamakan untuk pemulihan. Sementara itu, dalam keadaan stabil, fungsiregulerendbisa lebih penting untuk pengembangan jangka panjang.
Tahapan Pembangunan: Negara-negara berkembang mungkin akan lebih fokus pada fungsi budgetair untuk membiayai infrastruktur dan pelayanan dasar, sementara negara maju mungkin lebih banyak menggunakan pajak sebagai alat regulasi.
Keseimbangan: Idealnya, kedua fungsi ini harus seimbang. Terlalu fokus pada satu aspek bisa mengabaikan kebutuhan yang lain.
5. Sebutkan perbedaan dari Hukum Pajak Formal dan Hukum Pajak Material?
Hukum Pajak Formil
Hukum pajak formil adalah hukum yang memuat terkait prosedur untuk mewujudkan hukum pajak materiil menjadi suatu kenyataan atau realisasi. Hukum pajak formil ini memuat tentang tata cara atau prosedur penetapan jumlah utang pajak, hak-hak fiskus untuk pengadaan monitoring dan evaluasi. Contoh bentuk dari hukum pajak formil ialah Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan, seperti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 mengenai perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 mengenai penagihan pajak dengan surat paksa.
Hukum Pajak Materil
Hukum pajak materil memuat norma-norma yang menjelaskan mengenai perbuatan, keadaan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (obyek pajak), besaran pajak yang dikenakan (tarif pajak), serta segala sesuatu yang berhubungan dengan timbul dan dihapusnya utang pajak dan dinas sanksi-sanksi dalam hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak. Hukum pajak materiil ini menerangkan tentang Objek,
Subjek, dan Tarif Pajak. Contoh bentuk dari hukum pajak materiil ialah Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM).
6. Bagaimanakah kedudukan hukum pajak dalam sistematika hukum di Indonesia?
Kedudukan hukum pajak:
a. Hukum Perdata: Mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya.
b. Hukum Publik: Mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya.
Antara lain terdiri dari Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha Negara (Hukum Administrasi Negara), Hukum Pajak, dan Hukum Pidana
Berdasarkan dua poin di atas, dapat diketahui bahwa kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah selaku pemungut pajak dan rakyat sebagai wajib pajak.
7. Mengapa timbul upaya Perlawanan Pajak dari WP dan bagaimana bentuk-bentuk perlawanan pajak?
Perlawanan pajak ini terjadi karena adanya kepentingan yang berbeda antara pemerintah dengan wajib pajak. Keinginan pemerintah menarik pajak sebesar besarnya untuk membiayai APBN negara. Sedangkan keinginan wajib pajak untuk membayar pajak dengan sekecil kecilnya untuk menghemat biaya pengeluaran.
Hambatan pemungutan pajak adalah hambatan baik perlawanan pajak secara pasif, maupun aktif. Hambatan-hambatan ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Perlawanan Pasif
Perlawanan pajak secara pasif adalah hambatan yang diakibatkan keadaan dalam pemungutan pajak, seperti struktur ekonomi, perkembangan intelektual dan moral masyarakat serta sistem pemungutan pajak tidak tepat. Ini berarti, masyarakat tidak melakukan usaha atau perbuatan secara nyata untuk menghambat pelaksanaan pemungutan pajak.
b. Perlawanan Aktif
Perlawanan Pajak Secara Aktif adalah semua usaha atau perbuatan nyata secara langsung maupun tidak langsung ditujukan terhadap pemungut pajak (fiskus) dan bertujuan untuk menghindari pajak usaha-usaha yang dimaksud yaitu:
● Menghindari Pajak Usaha atau perbuatan yang secara sadar tidak melakukan hal-hal yang dikenakan pajak.
● Melalaikan Pajak
● Mengelak atau Menyelundupkan
8. Jelaskan cara2 pengelakan pajak secara legal dan berilah contohnya!
Melalui strategitax avoidance, strategi dan teknik penghindaran pajak yang dilakukan untuk mengurangi pajak yang mereka bayarkan. Cara pengelakan pajak tersebut meliputi:
a. Unsur artifisial, dimana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.
Contoh: Perusahaan A dan B adalah dua perusahaan yang berafiliasi.
Perusahaan A menjual barang kepada Perusahaan B dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar yang sebenarnya. Tujuan utama dari tindakan ini adalah untuk mengurangi laba yang harus dikenai pajak di Perusahaan A dan meningkatkan laba di Perusahaan B. Padahal, transaksi semacam ini hanya dibuat untuk tujuan pajak dan tidak mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya.
b. Memanfaatkan loopholes undang-undang untuk menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk 18 berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat undang-undang.
Contoh: Di suatu negara, undang-undang pajak memberikan insentif pajak yang besar untuk investasi dalam sektor energi terbarukan. Seorang individu kaya yang ingin mengurangi kewajibannya untuk membayar pajak tinggi memanfaatkan insentif ini dengan berinvestasi dalam proyek energi terbarukan. Meskipun tujuan sebenarnya mungkin hanya untuk mengurangi pajak, tindakan ini tetap sah secara hukum karena memanfaatkan insentif yang telah disediakan oleh undang-undang.
c. Para konsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan tax avoidance dengan syarat wajib pajak menjaga kerahasiaan
Contoh: Seorang konsultan perpajakan memberikan saran kepada kliennya untuk membuka perusahaan anak di negara dengan pajak rendah. Meskipun klien tersebut tidak memiliki bisnis nyata di negara tersebut, tindakan ini dilakukan untuk mengalihkan pendapatan dan laba ke negara dengan pajak rendah, sehingga mengurangi kewajiban pajaknya. Konsultan mungkin juga
memberikan saran tentang cara-cara untuk menyembunyikan kepemilikan perusahaan anak ini agar sulit dilacak oleh pihak berwenang.
9. Carilah data APBN tahun anggaran 2023 dan 2022, dan analisislah berapa prosentasenya penerimaan pajak realisasi dibandingkan total penerimaan di APBN? Tax Ratio?
Analisis penerimaan pajak jika dibandingkan dengan total penerimaan APBN:
2022 → (1.924.937,5 / 2.436.877,8)*100% = 78,99%
2023 → (2.021.223,7 / 2.463.024,9)*100% = 82,06%
Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persentase penerimaan pajak realisasi dibandingkan total penerimaan di APBN pada tahun 2022 dan 2023 adalah 78,99% dan 82,06%.
Soal essay bab 1-2 buku Hukum Pajak Erly Suandi!
1. Apa yang dimaksud dengan daerah pabean?
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku undang-undang.
2. Sebutkan objek retribusi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdapat beberapa objek yang terbagi ke dalam tiga golongan, diantaranya:
a. Retribusi Jasa Umum: Pungutan atau pelayanan yang disediakan oleh pemerintahan daerah untuk tujuan kepentingan dan kebermanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Contohnya:
● Pelayanan kesehatan.
● Pelayanan persampahan atau kebersihan.
● Pelayanan KTP dan akta catatan sipil.
● Pelayanan parkir di tepi jalan umum.
● Pelayanan pemakaman.
● Pelayanan pasar.
● Pengujian kendaraan bermotor.
● Pengujian alat pemadam kebakaran.
● Penyediaan dan/atau penyedotan kakus.
● Pengelolaan limbah cair.
● Penggantian biaya cetak peta.
● Pelayanan tera.
● Pelayanan pendidikan.
● Pengendalian menara telekomunikasi.
b. Retribusi Jasa Usaha: Retribusi jasa usaha adalah pungutan atas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.
Contoh dari jenis retribusi usaha meliputi:
● Pemakaian kekayaan daerah.
● Pasar grosir atau pertokoan.
● Terminal.
● Tempat khusus parkir.
● Tempat penitipan anak.
● Tempat penginapan, pesanggrahan, atau villa.
● Penyedotan kakus.
● Rumah potong hewan.
● Tempat pendaratan kapal.
● Tempat rekreasi dan olahraga.
● Penyeberangan di atas air.
● Pengolahan limbah cair.
● Penjualan produksi usaha daerah.
c. Retribusi Perizinan Tertentu: Pungutan atas pelayanan perizinan tertentu yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan juga pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu untuk melindungi kepentingan umum serta menjaga kelestarian lingkungan. Contohnya adalah:
● Izin mendirikan bangunan.
● Izin tempat penjualan minuman beralkohol.
● Izin gangguan.
● Izin trayek.
● Izin usaha perikanan.
3. Sebutkan sumber-sumber penerimaan negara!
Tiga sumber penerimaan negara menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara:
a. Penerimaan Negara dari Pajak (Pajak Dalam Negeri)
- Pajak Penghasilan
- Pajak Pertambahan Nilai dan dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah - Pajak Bumi dan Bangunan
- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan - Cukai
- Pajak Lainnya
(Pajak Perdagangan Internasional) - Pajak Perdagangan Internasional - Bea Masuk
- Pajak Ekspor b. Penerimaan Bukan Pajak
- Penerimaan Sumber Daya Alam
- Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan - Penerimaan Bukan Pajak Lainnya
- Pendapatan Badan Layanan Umum c. Hibah
- Hibah terencana - Hibah langsung
- Hibah melalui KPPN - Hibah tanpa melalui KPPN - Hibah tanpa melalui KPPN - Hibah luar negeri
- Hibah dalam negeri - Hibah daerah
4. Apakah yang dimaksud dengan BUMN dan apa saja bentuk-bentuknya?
BUMN merupakan kekayaan negara yang dipisahkan yang tata kelola keuangannya berbeda dengan APBN. Terdapat 2 (dua) bentuk BUMN yaitu badan usaha perseroan (Persero) dan perusahaan umum (Perum). Sebelum UU No.19 tahun 2003 berlaku, terdapat Perusahaan Jawatan (Perjan), namun dengan UU tersebut, Perjan ditiadakan.
5. Apakah yang dimaksud dengan iuran? Berikan contohnya
Iuran adalah pungutan yang dilakukan sehubungan dengan sesuatu jasa atau fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata kepada kelompok atau golongan pembayar. Contoh: iuran televisi, iuran keamanan, iuran sampah.
6. Apakah yang dimaksud dengan perlawanan terhadap pajak? Dapat dibedakan menjadi berapa? Sebutkan
Perlawanan pajak adalah hambatan-hambatan yang terjadi dalam pemungutan pajak sehingga mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas negara. Terdapat dua macam perlawanan pajak yaitu perlawanan aktif dan perlawanan pasif.
7. Sebutkan ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak!
- Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara - Pajak Bersifat Memaksa untuk Setiap Warga Negara - Pajak Bersifat Memaksa untuk Setiap Warga Negara - Diatur dalam Undang-Undang Negara
8. Pajak sebagai objek studi dapat didekati dari berbagai segi, jelaskan pendekatan pajak dari segi ekonomi
Pendekatan dalam segi ekonomi, pajak-pajak akan dinilai dalam fungsinya dan dikaji dampaknya terhadap masyarakat, seperti penghasilan seseorang, pola konsumsi, harga pokok, permintaan, dan penawaran
9. Apa saja yang diatur dalam hukum pajak?
● Siapa yang menjadi subjek pajak dan wajib pajak.
● Objek apa saja yang menjadi objek pajak.
● Kewajiban pajak terhadap pemerintah.
● Timbul dan hapusnya utang pajak.
● Cara penagihan pajak.
● Cara mengajukan keberatan dan banding.
10. Hukum pajak dapat dibedakan menjadi berapa? Sebutkan!
Dua, yakni hukum pajak formal dan material
11. Memuat mengenai apakah hukum pajak material?
Hukum pajak materil, yaitu memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak. Contoh: Undang-undang Pajak Penghasilan.
12. Sebutkan undang-undang yang memuat hukum pajak material dan formal?
Pada pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPN), hukum pajak formil dan materil terpisah. Hukum pajak formil untuk kedua jenis pajak tersebut adalah UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) sebagaimana diubah terakhir dengan UU No 16 Tahun 2009. Artinya, kewajiban dan hak WP dalam urusan PPh dan PPN dapat kita temukan pada UU KUP.
Hukum pajak materil PPh terpisah dengan hukum pajak materil PPN. Hukum pajak materil PPh adalah UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008, sedangkan untuk PPN adalah UU No. 8 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 42 Tahun 2009.
13. Hukum apa saja yang termasuk dalam hukum publik?
a. Hukum Tata Negara.
b. Hukum Administrasi Negara.
c. Hukum Pidana.
d. Hukum Internasional.
14. Apa yang dimaksud dengan falsafah pajak?
Pajak falsafah adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung yang dapat ditunjukkan dan yg digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
15. Apa hubungan hukum pajak dengan hukum pidana?
Hubungan hukum pajak dengan hukum pidana adalah hubungan yang sangat erat dan memiliki banyak kaitan satu sama lain. Hukum pajak memfokuskan pada
pengumpulan pajak dan perlakuan terhadap wajib pajak, sedangkan hukum pidana memfokuskan pada pemberian sanksi bagi pelanggar hukum.
Dalam hal ini, hukum pajak bisa menjadi sumber hukum bagi hukum pidana. Dalam hal pelanggaran pajak, sanksi pidana bisa diterapkan sebagai bentuk penegakan hukum. Pelanggaran pajak seperti penghindaran pajak, penggelapan pajak, dan penipuan pajak bisa merupakan tindakan yang dapat dikenakan sanksi pidana.
Namun, hukum pidana juga bisa mempengaruhi hukum pajak. Sanksi pidana yang diterapkan terhadap pelanggar pajak bisa mempengaruhi kewajiban pajak dan perlakuan terhadap wajib pajak. Misalnya, pelanggar pajak yang dikenakan hukuman penjara bisa mempengaruhi kewajiban membayar pajak dan perlakuan terhadap haknya sebagai wajib pajak.
Secara keseluruhan, hubungan hukum pajak dengan hukum pidana sangat erat dan saling mempengaruhi. Kedua bidang hukum ini harus berkoordinasi dan bekerjasama untuk menegakkan hukum dan memberikan perlakuan yang adil bagi pelanggar pajak.
Contohnya adalah permasalahan ketika adanya pemakaian berulang materai yang sudah dipakai. <aka wajib pajak bisa dikenakan dengan pasal 260 KUHP. Sedangkan untuk sanksi yang bisa diperoleh adalah hukuman penjara dengan kurun waktu paling lama selama empat tahun.