• Tidak ada hasil yang ditemukan

143221091 Novel Aditya Tugas TM 3

N/A
N/A
reindeer

Academic year: 2025

Membagikan "143221091 Novel Aditya Tugas TM 3"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Novel Aditya Ramadhan NIM : 143221091

Kelas : N

TUGAS 3

1. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Pajak Internasional ? Apa saja yang menjadi scope nya?

Menurut Prof. Dr. Ottmar Buhler, hukum pajak internasional adalah kaidah2 (norma) hukum perselisihan yg didasarkan pada hukum antar bangsa (hukum internasional).

Dalam arti luas, kaidah-kaidah hukum antar bangsa ditambah dengan peraturan nasional dengan objek hukumnya adalah perselisihan, tentunya yang berfokus dalam bidang perpajakan. Beberapa hal yang menjadi scope adalah personal scope, taxes covered, entry into force, dan termination.

2. Apakah yang menyebabkan timbulnya pajak berganda internasional?

Pajak ganda internasional timbul disebabkan karena terdapat satu negara yang memungut pajak dan dikenakan terhadap objek pajak yang sama. Dalam hal ini, terdapat berbagai kasus yang memicu terjadinya hal tersebut, seperti adanya subjek pajak suatu negara yang memperoleh penghasilan dari negara lain sehingga dikenakan tarif pajak menurut asas sumber dan asas domisili. Maka dari itu diperlukantax treaty atau pajak berganda untuk menghindari adanya pajak berganda.

3. Jelaskan secara singkat subjek dan objek pajak internasional?

● Subjek Pajak Internasional

Individu dari suatu negara yang memperoleh penghasilan atau pendapatan dari negara lain karena bekerja atau membangun usaha di tempat tersebut. Contoh dari subjek pajak internasional adalah subjek pajak dalam negeri yang memperoleh penghasilan dari luar negeri dan subjek pajak luar negeri yang memperoleh penghasilan dari dalam negeri.

● Objek Pajak Internasional

Objek yang pendapatannya bisa berasal dalam negeri maupun luar negeri, namun pemiliknya berasal dari negara yang berbeda sehingga dapat dikenakan pajak menurut asas sumber. Objek pajak dengan sumber pendapatan dalam negeri dan objek pajak dengan sumber pendapatan luar negeri

(2)

4. Kapankah saat dimulai dan berakhirnya suatu P3B tersebut?

Suatu P3B dikatakan berlaku (entry into force) yaitu pada saat P3B tersebut menjadi kewajiban formal yang mengikat masing masing negara untuk melaksanakannya. Saat berlakunya P3B selalu dinyatakan secara eksplisit dalam P3B. P3B dinyatakan berakhir apabila satu atau dua negara yang mengadakan P3B memutuskan untuk menghentikan atau mengakhiri P3B yang sudah berlaku.

5. Apa keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh Indonesia dari P3B tersebut?

Keuntungan:

a) Lingkungan investasi Indonesia lebih menarik bagi investor asing karena mereka tahu bahwa mereka tidak akan dikenai pajak ganda atas pendapatan yang mereka hasilkan di Indonesia.

b) Membuka peluang baru dan mendorong perdagangan internasional antara negara-negara yang terlibat.

c) Memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara-negara mitra dagangnya yang dapat membuka pintu kerja sama di berbagai bidang.

Kerugian:

a) Kehilangan potensi penerimaan pajak bagi pemerintah Indonesia jika tarif pajak yang diberikan dalam perjanjian lebih rendah daripada tarif yang berlaku dalam hukum pajak domestik.

b) Kehilangan pendapatan pajak dapat mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk membiayai program-program dan proyek-proyek.

c) Potensi penyalahgunaan oleh individu atau perusahaan yang berusaha menghindari pajak secara tidak adil.

d) Proses negosiasi P3B rumit dan memakan waktu.

6. Pada suatu P3B, yurisdiksi pemajakan Indonesia berdasarkan apa ? Asas Domisili atau Sumber? Jelaskan dengan singkat !

Yurisdiksi pemajakan Indonesia dapat didasarkan pada kedua asas tersebut yaitu domisili dan sumber. Berdasarkan asas domisili, Indonesia akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan atau pendapatan yang diterima oleh orang pribadi atau badan apabila orang pribadi tersebut merupakan penduduk atau berdomisili di negara tersebut atau badan yang berkedudukan di negara tersebut dengan catatan sesuai dengan kesepakatan awal antar dua negara.

(3)

Berdasarkan asas sumber, Indonesia akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima oleh orang pribadi jika penghasilan yang akan dikenakan pajak tersebut diterima oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari suatu negara.

7. Sebutkan dan jelaskan metode penghindaran pajak berganda?

Metode penghindaran pajak berganda:

a. Deduction method

Pajak yang dikenakan di luar negeri mengurangi penghasilan yang diperoleh dari luar negeri sebelum digabung dengan penghasilan dari dalam negeri.

b. Exemption method

Penghasilan dari luar negeri tidak diperhitungkan saat menghitung pajak terutang di dalam negeri.

c. Credit method

Pajak yang dikenakan di luar negeri dan dihitung dengan pajak atas seluruh penghasilan.

8. Manakah dari 3 sumber Hukum Pajak Internasional yang diimplementasikan di Indonesia? Berilah contohnya ?

a. Hukum Pajak Nasional (Unilateral)

Peraturan pajak sepihak yang tidak ditujukan ke negara lain. Peraturan ini dibuat oleh pemerintah suatu negara untuk mengatur perpajakan di dalam negeri mereka.

Contoh → Sebuah negara mungkin mengenakan pajak penghasilan pada pendapatan yang diterima oleh warga negaranya di luar negeri. Jika peraturan tersebut tidak selaras dengan traktat pajak internasional, maka bisa timbul konflik pajak antar negara tersebut dan negara lain.

b. Traktat (Bilateral dan Multilateral)

Traktat pajak internasional adalah perjanjian yang disepakati antara dua atau lebih negara untuk mengatur tata cara perpajakan lintas batas. Traktat ini biasanya berisi ketentuan tentang penghindaran pajak ganda dan penghindaran diskriminasi terhadap warga negara asing.

Contoh → Traktat pajak antara Amerika Serikat dan Kanada mengatur tata cara perpajakan untuk pendapatan yang diterima oleh warga negara kedua negara tersebut di wilayah masing-masing. Traktat ini memuat ketentuan tentang tarif pajak yang berlaku, penghindaran pajak ganda, dan penyelesaian sengketa pajak antara kedua negara.

(4)

c. Putusan Hakim

Putusan hakim atau putusan pengadilan dapat menjadi sumber hukum pajak internasional jika terkait dengan sengketa perpajakan yang melibatkan dua atau lebih negara. Keputusan ini dapat dikeluarkan oleh pengadilan nasional atau pengadilan internasional seperti Mahkamah Internasional.

Contoh → Jika dua negara terlibat dalam sengketa perpajakan terkait dengan interpretasi suatu ketentuan dalam traktat pajak mereka, pengadilan dapat mengeluarkan putusan yang menentukan bagaimana ketentuan tersebut harus diterapkan. Putusan tersebut kemudian dapat digunakan sebagai panduan dalam penyelesaian sengketa serupa di masa depan.

Referensi

Dokumen terkait