Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Gondang Rejo. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tampak bahwa hasil belajar siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA di SD Negeri 1 Gondang Rejo.
Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Gondang Rejo. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Gondang Rejo melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe head-numbers-together pada mata pelajaran IPA. Dari hasil penelitian yang relevan di atas terdapat kesamaan yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hipotesis penelitian adalah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Gondang Rejo. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA (IPA) siswa kelas V SD Negeri 1 Gondang Rejo. Model kooperatif Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu jenis model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Aktivitas guru dan siswa diamati, serta hasil belajar siswa ketika menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe NHT. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 1 Gondang Rejo.
PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian yang Relevan
LANDASAN TEORI
- Pengertian Hasil Belajar
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
- Ciri-ciri Hasil Belajar
- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
- Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
- Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
- Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
- Pengertian Model Kooperatif Tipe NHT
- Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe NHT
- Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe NHT
- Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Pengertian IPA
- Ruang Lingkup IPA
- Materi Cahaya dan Sifat-sifatnya
- Hipotesis Penelitian
Diharapkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat meningkat dari sebelumnya setelah guru menggunakan pembelajaran kolaboratif tipe NHT dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran kooperatif adalah strategi kelompok dimana peserta didik bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil yang terdiri dari siswa yang berbeda kemampuan, jenis kelamin bahkan latar belakang untuk saling membantu sebagai anggota tim dalam proses pembelajaran.
Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran kooperatif tentunya ada langkah-langkah yang akan membantu terlaksananya proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: seorang guru harus memahami cara menggunakan langkah-langkah model pembelajaran tipe NHT. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT atau berpikir penomoran memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan untuk memudahkan memahami situasi pada saat proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi sebagai bahan ajar untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe NHT yaitu tentang cahaya dan sifat-sifatnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Prosedur Penelitian
Tahapan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas ini dalam siklusnya adalah sebagai berikut : .. tahap penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus masing-masing memiliki tiga pertemuan, pertemuan 1 dan 2 mengadakan kegiatan pembelajaran, sedangkan pertemuan ketiga pertemuan 3 diadakan evaluasi formatif atau tes dan setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Penomoran: Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok. Setiap anggota kelompok diberi nomor sebagai identitasnya. Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan atau memberikan pertanyaan berupa tugas atau pertanyaan dengan menggunakan LKS yang dibuat oleh guru, kemudian setiap anggota kelompok saling membantu untuk menemukan jawaban yang benar. Setiap anggota kelompok saling membantu untuk berpikir bersama, menyatukan pendapat dan memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi kelompok dan mampu memastikan bahwa setiap anggota kelompok tim tahu jawabannya. mencoba menjawab pertanyaan tanpa bantuan anggota kelompoknya..kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan bertanya tentang hasil diskusi kelompok lanjutan.
Guru mengamati hasil yang dicapai oleh masing-masing kelompok dan memberikan dorongan kepada kelompok yang belum berprestasi. Tindakan kelas yang dirancang harus benar-benar dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki pada pembelajaran siklus II.
Pada siklus II tahapan yang sama disampaikan pada siklus I yaitu melanjutkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator lanjutan.
Teknik Pengumpulan Data
- Obsevasi
- Tes
- Dokumentasi
Instrumennya adalah untuk memperoleh data kuantitatif mengenai kemajuan hasil belajar sesuai topik bahasan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dari siklus ke siklus yaitu. Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan tercapainya kriteria kesempurnaan minimal (KKM) dengan nilai 65 yang pada akhir siklus mencapai 70%.
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Selain itu untuk mengamati aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran, seperti untuk menilai hasil belajar siswa berdasarkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pre-test dan post-test pada siklus I. Meskipun hasil belajar belum mencapai target yang ditentukan, pada siklus I hasil belajar meningkat.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi siklus II terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa terpantau pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran pada Selain mengamati aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran, dalam hal penilaian hasil belajar siswa berdasarkan kemampuan siswa mengerjakan soal pretest dan posttest pada siklus II yang diberikan oleh guru kepada siswa kelas VB yang berjumlah 22 siswa dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 65. Dari tabel 4.10 terlihat bahwa pada siklus I dan siklus II persentase rata-rata aktivitas belajar siswa tercapai.
Berdasarkan tabel 4.11 tentang peningkatan hasil belajar siswa diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Dilihat dari data hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I diperoleh hasil postes rata-rata 65,23 dengan tingkat ketuntasan 54,54%. Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi tindakan kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model kolaboratif Head Counting (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Gondang Rejo.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Gondang Rejo, hal ini terbukti dari persentase tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 54,54% sedangkan pada siklus I sebesar 54,54%. pada siklus II menjadi 72,7%. Kesimpulan tersebut didukung oleh beberapa fakta penelitian yang meningkatkan rata-rata pengumpulan data hasil belajar siswa pada Siklus I ke Siklus II menjadi 4,57% dengan tingkat ketuntasan 31,7%. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, pihak sekolah harus mampu memotivasi para guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Penggunaan model pembelajaran kelompok diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA karena siswa dapat bekerja sama dan aktif dalam proses pembelajaran IPA.
Instrument Penelitian
Teknik Analisis Data
- Data Kuantitatif
- Data Kualitatif
Indikator Keberhasilan
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas terlihat bahwa beberapa aspek pembelajaran siswa pada setiap pertemuan mengalami peningkatan. Pada pertemuan kedua siklus II, siswa sangat baik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT. Hasil yang diperoleh pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada siklus II secara keseluruhan mendapatkan nilai rata-rata 80 dengan kriteria baik.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas terlihat bahwa berbagai aspek pembelajaran siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together cukup baik dibandingkan dengan pembelajaran yang berlangsung pada siklus I.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Lokasi Penelitian
Kegiatan yang dilakukan oleh guru yang berorientasi pada model pembelajaran kooperatif dengan Numerical Head dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. LEMBAR PENGAMATAN Aktivitas Belajar Siswa Nama Sekolah : SD Negeri 1 Gondang Rejo Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). LEMBAR PENGAMATAN Aktivitas Belajar Siswa Nama Sekolah : SD Negeri 1 Gondang Rejo Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Deskripsi Hasil Penelitian
Pembahasan
- Data Nilai Prasurvey IPA Kelas V
- Surat Balasan Riset
- Silabus IPA kelas V
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
- Kisi-kisi Soal Siklus I
- Kisi-kisi Soal Siklus II
- Soal Siklus I
- Soal Siklus II
- Lembar Observasi Guru
- Lembar Observasi Siswa
- Daftar Hasil Belajar Siswa
- Foto Dokumentasi
- Nota Dinas
- Bukti Bebas Pustaka Jurusan PGMI
- Bukti Bebas Pustaka Perpustakaan
- Surat Bimbingan Skripsi
- Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi
Nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 74,5 dengan kriteria baik, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata aktivitas guru mencapai 80 dengan kriteria baik. Berdasarkan data tersebut, pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan karena pada aspek diskusi siswa melakukannya dengan baik. Berdasarkan data pada gambar 4.1 terlihat bahwa tingkat ketuntasan sebesar 18,2%, sedangkan rata-rata peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II mencapai 4,57%.
Berdasarkan pemaparan gambar 4.2 di atas diperoleh hasil bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai tujuan yang diinginkan, karena pada akhir siklus sudah melebihi tujuan yang ditetapkan sebesar 70%. Berdasarkan identifikasi peningkatan hasil belajar di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan Counting Head (NHT) dapat menjadikan pembelajaran aktif dan menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran, sehingga membuat siswa lebih berani dan percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hasil tersebut membuktikan bahwa pencapaian hasil belajar perolehan telah mencapai tujuan yang diinginkan, karena pada akhir siklus telah melampaui target indikator hasil belajar siswa yang ditentukan yaitu 70%.
Fathi Falaha Zauma dengan judul “Penggunaan Model Head Counted Teaching (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA Madresah Ibtidaiyah An-Nur Guppi Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016”. Titin Novitasari dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Matematika SD Negeri Sukajadi Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013”.