• Tidak ada hasil yang ditemukan

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS DI DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS DI DESA "

Copied!
113
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Metode Penulisan

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Gastritis

Klasifikasi gastritis

Gastritis adalah suatu peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan pembengkakan pada mukosa lambung hingga terkelupasnya epitel superfisial mukosa yang merupakan penyebab terpenting terjadinya gangguan pada saluran pencernaan. Gastritis kronis merupakan peradangan pada dinding lambung yang terjadi secara perlahan dan berlangsung lama (Mutaqin & Sari, 2011).

Etiologi Gastritis

Klien tidak merasakan nyeri saat buang air kecil, tidak mempunyai riwayat batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih. Dengan demikian, tinjauan literatur dan tinjauan kasus mengidentifikasi adanya kesenjangan karena tidak terjadi peningkatan asam lambung sehingga klien tidak mengonsumsi obat penurun asam lambung. Saat meninjau kasus tersebut, data pemeriksaan menunjukkan: Tidak ada lesi, gatal atau memar, tidak ada perubahan pigmentasi kulit atau perubahan pada kuku.

Selama peninjauan kasus, klien tidak merasakan sakit kepala, pusing, dan tidak ada trauma berarti selama periode tersebut. Pada pemeriksaan mata pada tinjauan literatur ditemukan bahwa data lansia penderita maag tidak menimbulkan perubahan khusus. Pada tinjauan literatur ditemukan data pemeriksaan: hidung tampak simetris, tidak ada penyempitan pernafasan, tidak ada indra penciuman, pernafasan melalui lubang hidung dan sianosis (Sukarmin, 2013).

Pada tinjauan kasus diperoleh data bahwa tidak ada badak (pilek), tidak ada sesak nafas, tidak mendengkur, tidak nyeri dan tidak ada alergi. Pada tinjauan kasus, data pemeriksaan menunjukkan: tidak ada ortopnea (nafas tidak nyaman saat berbaring), tidak ada perubahan warna pada kaki, tidak ada varises, dan tidak ada rasa kesemutan. Jadi terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena tidak terjadi peningkatan asam lambung sehingga klien tidak mengalami konstipasi, nyeri dan mual muntah.

Dalam tinjauan kasus tersebut, data menunjukkan bahwa tidak ada lesi pada sistem reproduksi genito, tidak ada perdarahan atau nyeri panggul. Berdasarkan peninjauan kasus tersebut, bukti tidak ditemukan adanya nyeri sendi, kekakuan, kram, dan masalah berjalan. Berdasarkan tinjauan kasus, catatan menunjukkan tidak ada penyakit gondok (pembengkakan tiroid), polifagia (makan terlalu banyak), polidipsia (terlalu banyak minum) dan poliuria (sering buang air kecil).

Tabel 2.1 Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan lambung  No
Tabel 2.1 Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan lambung No

Manifestafi Klinis Gasritis

Patofisiologi Gastritis

Hal ini menggambarkan bahwa seiring bertambahnya usia, rasio mengalami infeksi Helicobacter Pylori juga akan meningkat. Proses penularan bakteri ini ke manusia belum diketahui secara pasti, namun dalam beberapa penelitian diyakini bahwa penularan bakteri antar individu dapat terjadi melalui jalur oral-fecal, selain itu juga dapat disebabkan oleh penyakit. konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Penetrasi atau masuknya bakteri ke dalam lapisan mukosa menyebabkan kontak dengan sel epitel lambung dan terjadi adhesi sehingga terjadi respon inflamasi melalui aktivasi enzim untuk mengaktifkan IL-8 (Interleukin-8).

Pemeriksaan Penunjang Gastritis

Hasil positif dapat mengidentifikasi adanya infeksi, juga dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya darah pada tinja. Cairan ini akan melapisi saluran pencernaan dan terlihat lebih jelas pada foto rontgen (La Ode, 2012).

Komplikasi Gastrtis

Penatalaksanaan Gastritis

Konsep Lansia

  • Definisi Lansia
  • Klasifikasi Lansia
  • Ciri-Ciri Lansia
  • Perubahan Pada Lansia

Pada pemeriksaan kepala klien tidak merasakan sakit kepala, pusing dan tidak ada trauma yang berarti pada masa lalu. Pada tinjauan kasus didapatkan klien tidak merasakan sakit kepala, tidak ada kejang, tidak ada kelumpuhan (kehilangan separuh/seluruh fungsi otot), tidak ada paresis (badan lemah bergerak), ada tidak ada gangguan koordinasi, tidak ada tremor, tidak ada parathesia, tidak ada cedera kepala dan tidak ada gangguan daya ingat. Pada tinjauan pustaka diagnosis nyeri akut ditemukan ada kaitannya dengan proses inflamasi lambung, sedangkan pada tinjauan kasus diagnosis tersebut tidak muncul sehingga terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dengan tinjauan kasus karena tidak ada peningkatan. . dalam asam lambung dan pendarahan di lambung sehingga tidak ada rasa sakit.

Konsep Masalah Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang

  • Definisi
  • Batasan Karakteristik
  • Faktor yang berhubungan
  • Populasi berisiko
  • Kondisi Terkait

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian Keperawatan
  • Analisa Data
  • Diagnosa Keparawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Orang lanjut usia yang menderita penyakit maag mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi akibat berkurangnya nafsu makan dan hilangnya sensasi rasa (La Ode, 2012). Perubahan kuku pada lansia antara lain pertumbuhan lebih lambat, kuku menjadi pucat, warna kuku menjadi kekuningan, kuku menjadi tebal, keras namun rapuh (Palpasi Tamtono: Capillary Refill Time (CRT) kurang dari 2 detik 2) Hemopoietic. Selain itu, presbiopia terjadi pada lansia, yaitu kekeruhan pada lensa mata sehingga mengurangi kemampuan membedakan warna biru dan ungu.

Pada umumnya pada lansia terjadi perubahan pendengaran (prebiacusis) akibat hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga, terutama terhadap nada/bunyi yang keras dan bunyi yang tidak jelas atau sulit dipahami (Aspiani, 2014). Pada lansia biasanya banyak ditemukan gigi yang hilang dan kepekaan indera perasa menurun (La Ode Neck. Lansia akan mengalami berkurangnya asam lambung, berkurangnya waktu pengosongan, lemahnya gerak peristaltik, sering sembelit, berkurangnya fungsi penyerapan dan berkurangnya fungsi penyerapan rasa lapar (mengurangi sensitivitas rasa lapar).

Sedangkan pada lansia penderita maag akan ditemukan data: (1) Inspeksi : Perut simetris, muncul mual dan muntah. 2) Palpasi : Perut terasa tegang, terdapat nyeri tekan pada perut sebelah kiri. Pada lansia akan terjadi penurunan suplai darah ke otot sehingga mengakibatkan penurunan massa dan kekuatan otot. Pada lansia akan terjadi penurunan jumlah sel pada otak sehingga mengakibatkan penurunan refleks dan penurunan kognitif.

Lansia akan mengalami penurunan produksi hormon paratiroid yang dapat menurunkan kadar kalsium sehingga dapat terjadi osteoporosis (Aspiani, 2014).

Pengkajian

Pemeriksaan telinga tidak menunjukkan perubahan pendengaran, tidak ada prostesis, tidak ada tinitus, dan tidak ada kebiasaan berdandan. Pemeriksaan mulut didapatkan selaput lendir kering, klien menyatakan menyikat gigi 2 kali sehari, tidak terdapat luka, tidak terdapat gigi palsu, tidak terdapat gigi palsu, tidak ada riwayat infeksi, dan tidak terjadi perubahan pada suara klien. 3.1.11.9 Leher. Pada saluran cerna terjadi perubahan nafsu makan klien, cepat merasa kenyang/kenyang, tidak merasakan nyeri ulu hati, tidak merasakan mual/muntah, tidak merasakan hematmeis (muntah darah), tidak merasakan diare, tidak merasakan sembelit, tidak terasa melena, tidak menderita wasir ( wasir), tidak mengalami pendarahan dubur 3.1.11.14 Sistem saluran kemih.

Pada pemeriksaan susunan saraf pusat klien tidak merasakan sakit kepala, tidak ada kejang, tidak ada kelumpuhan (kehilangan separuh/seluruh fungsi otot), tidak ada paresis (badan lemah bergerak, tidak ada koordinasi). masalah, tidak ada tremor, tidak ada parathesis, tidak ada cedera kepala, dan tidak mengalami gangguan daya ingat.Pada sistem endokrin tidak ada penyakit gondok (pembengkakan kelenjar tiroid), tidak ada polifagia (makan banyak) , tidak ada polidipsia (banyak minum), dan tidak ada poliuria (sering buang air kecil) Indeks Kemandirian dalam Beraktivitas Sehari-hari) Nama Klien : Ny. Menurut penulis, kesenjangan tersebut ditemukan karena klien tidak mengalami peningkatan asam lambung, sehingga tidak ada nyeri pada ulu hati, mual hingga muntah, dan sendawa berlebihan.

Pada pemeriksaan mata pada case review diperoleh data pemeriksaan : terjadi perubahan pada penglihatan klien, tidak dapat melihat jarak jauh, klien menggunakan kacamata, tidak terdapat robekan berlebihan, tidak terdapat rasa gatal pada kontur mata, tidak ada bengkak di sekitar mata dan gambar fobia. Selama pemeriksaan telinga, kasus tersebut ditinjau dan data menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pendengaran, tidak ada prostetik, tinnitus (telinga berdenging), dan kebiasaan perawatan telinga klien sebagian besar hanya membersihkan dengan kapas. Pada saat pengkajian kasus didapatkan data pemeriksaan : klien tidak batuk, tidak sesak nafas dan tidak ada dahak.

Ditemukan gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena pada tinjauan kasus klien tidak mengalami penurunan hormon paratiroid, tidak menderita penyakit gondok, karena klien tidak kekurangan iodium, tidak terdapat polifagia, poliuria maupun polidipsia. , karena klien tidak mengalami hiperglikemia maupun hipoglikemia. Pada tinjauan literatur, diagnosis deplesi volume cairan ditemukan berhubungan dengan mual dan muntah, sedangkan pada tinjauan kasus diagnosis tersebut tidak muncul, sehingga terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena tidak ada penyakit lambung. perdarahan dan tidak ada mual dan muntah yaitu tidak terjadi penurunan volume cairan. Tinjauan literatur dan tinjauan kasus menemukan bahwa diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang berhubungan dengan kebutuhan tubuh.

Tabel 3.3 Short Portabel Mental Status Quesioner (SPMSQ)
Tabel 3.3 Short Portabel Mental Status Quesioner (SPMSQ)

Analisa Data

Skoring dan Prioritas Masalah

Diagnosa Keperawatan

Intervensi

Implementasi

Evaluasi Keperawatan

PEMBAHASAN

  • Tinjauan Sistem
  • Diagnosa Keperawatan
  • IntervensiKeperawatan
  • Implemntasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Dalam pemeriksaan kasus diketahui bahwa tidak ada satupun keluarga klien yang mempunyai riwayat penyakit maag atau penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus, asma. Jadi terdapat gap antara tinjauan pustaka dan studi kasus karena pada studi kasus klien tidak mempunyai pekerjaan berat, klien hanya berprofesi sebagai pedagang. Dalam tinjauan literatur ditemukan bahwa penderita maag biasanya mengonsumsi obat antasida, penghambat histamin (H2) seperti ranitidine, penghambat pompa proton (PPI) seperti omeprazole (Sukarmin, 2013).

Antara tinjauan pustaka dan studi kasus terdapat gap karena pada tinjauan kasus klien tidak mengalami gangguan tidur dan kelelahan, hal tersebut dikarenakan klien tidak mengalami sakit maag. Dalam tinjauan literatur, data pemeriksaan ditemukan: Kulit mengalami atrofi, relaksasi, inelastisitas, kekeringan dan kerutan. Dalam tinjauan literatur ditemukan bahwa pada lansia akan terjadi peningkatan kekentalan plasma darah yang menyebabkan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah.

Berdasarkan tinjauan kasus, data menunjukkan tidak ada pendarahan/memar di perut, tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, dan klien tidak menderita anemia. Pada penelitian hematopoietik ditemukan gap karena menurut penulis tinjauan kasus tidak menemukan data yang menonjol seperti pada tinjauan pustaka. Jadi terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena menurut pendapat penulis dalam tinjauan kasus, klien tidak mengalami sakit kepala.

Pada tinjauan literatur ditemukan data bahwa penderita maag biasanya tidak mengalami peningkatan/penurunan BAK.

PENUTUP

Saran

Makanan pedas, seperti yang diolah dengan cabai, paprika, dan lada hitam, dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan produksi asam berlebih sehingga dapat menyebabkan refluks. Makanan yang mengandung asam, seperti lemon, jeruk, dan tomat, dapat menyebabkan nyeri dada seperti terbakar (heartburn) dan meningkatkan produksi asam lambung. Minuman berkafein seperti kopi dan teh dapat merangsang produksi asam lambung sehingga dapat memperburuk gejala maag.

Sayur dan buah ini mengandung gas yang dapat menyebabkan kembung dan dapat meningkatkan produksi asam lambung. Melon juga merupakan makanan dengan sifat basa yang tinggi karena mengandung mineral berupa magnesium.Melon juga dapat mencegah iritasi lambung sehingga baik dikonsumsi oleh penderita maag. Mengonsumsi semangkuk oatmeal atau 1-2 buah roti gandum untuk sarapan pagi baik bagi penderita maag karena oat dan gandum mampu menyerap asam lambung dan mampu mengurangi gejala naiknya asam lambung.

Makanan rendah lemak seperti ikan, dada ayam, dan makanan laut baik untuk penderita maag karena dapat mengurangi gejala refluks. Makanan pedas dan asam Makanan pedas, seperti makanan yang diolah dengan cabai, paprika, dan lada hitam, dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan produksi asam berlebih sehingga dapat memicu refluks. Sayur dan buah yang mengandung gas Gastritis sebaiknya menghindari kubis, lobak, sukun muda, sukun matang dan durian.

Makanan rendah lemak seperti ikan, dada ayam, dan seafood baik dikonsumsi penderita maag karena dapat mengurangi gejala refluks.

Gambar

Tabel 2.1 Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan lambung  No
Tabel 2.2 Defisien volume cairan berhubungan dengan mual muntah  No
Tabel  2.3  Ketidakseimbangan  nutrisi  kurang  dari  kebutuhan  tubuh  berhubungan dengan penurunan nafsu makan
Tabel 2.4 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi  No
+4

Referensi

Dokumen terkait

Methodology  Clear and detailed description of methodology may consist of field work, sampling techniques, interview session, analysis ; lab work of different phases, experimental