Nama : Nyalita Lufiandini Nim : 2212040
1. Jelaskan secara singkat apa yang anda ketahui tentang diagnosis keperawatan komunitas?
Suatu metode untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menangani masalah kesehatan di komunitas dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang dimulai dengan analisis situasi, identifikasi masalah, menentukan penyebab masalah, menentukan prioritas masalah hingga alternatif pemecahan masalah hingga menentukan alternatif pemecahan masalah. Keperawatan komunitas melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan menawarkan solusi yang dapat diimplementasikan secara efektif dalam komunitas.
2. Sebutkan dan jelaskan diagnosis keperawatan yang mengarah ke komunitas
1). Defisit kesehatan komunitas dimana terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko yang dapat mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok. Masalah ini dapat disebabkan:
Hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan
a. Keterbatasan sumber daya
b. Program tidak memiliki anggaran yang cukup
c. Komunitas kurang puas dengan program yang dijalankan
d. Program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas
Penegakan diagnosis perlu adanya data gejala atau tanda, berikut
a. Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas
b. Terdapat faktor risiko fisiologis dan/atau psikologis yang menyebabkan anggota komunitas menjalani perawatan
c. Tidak tersedia program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi komunitas
d. Tidak tersedia program untuk mengurangi masalah kesehatan komunitas e. Tidak tersedia program untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas
2). Koping komunitas tidak efektif adalah pola adaptasi aktivitas dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat. Penyebab masalah ini timbul diantaranya adalah
a. Paparan/riwayat bencana (alam atau buatan manusia) b. Ketidakadekuatan sumber daya untuk pemecahan masalah
c. Ketidakcukupan sumber daya masyarakat (mis. istirahat, rekreasi, dukungan sosial)
d. Tidak adanya sistem masyarakat
Menegakkan diagnosis ini perlu adanya gejala dan tanda:
a. Komunitas tidak memenuhi harapan anggotanya b. Konflik masyarakat meningkat
c. Insiden masalah masayarakat tinggi (mis. pembunuhan, pengursakan, terorisme, perampokan, pelecehan, pengangguran, kemiskinan, penyakit mental)
d. Partisipasi masyarakat kurang
e. Tingkat penyakit/stres masyarakat meningkat
3). Kesiapan peningkatan koping komunitas merupakan pola adaptasi dan penyelesaian masalah komunitas yang memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat, serta dapat ditingkatkan untuk penatalaksanaan masalah saat ini dan mendatang. Untuk mengangkat diagnosis ini dalam tatanan komunitas jika ditemukan:
a. Perencanaan aktif oleh komunitas mengenai prediksi stressor b. Pemecahan masalah aktif oleh komunitas saat menghadapi masalah c. Terdapat sumber-sumber daya yang adekuat untuk mengatasi stressor d. Tersedia program untuk rekreasi, relaksasi/bersantai.
4). Ketidakmampuan koping keluarga Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Diagnosis ini dapat terjadi karena adanya;
a. Hubungan keluarga ambivalen (kurang menyenangkan) b. Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat.
c. Resistensi keluarga terhadap perawatan/pengobatan yang kompleks d. Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan
Gejala dan tanda yang ditimbulkan adalah
a. Merasa diabaikan
b. Merasa tertekan
c. Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga d. Tidak toleran
e. Mengabaikan anggota keluarga f. Agresi
g. Agitasi
h. Perilaku menolak i. Perilaku bermusuhan
j. Ketergantungan anggota keluarga meningkat k.
5). Penurunan Koping keluarga
Ketidakadekuatan atau ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatannya. Penyebab masalah ini muncul adalah;
a. Disorganisasi keluarga b. Perubahan peran keluarga c. Kurangnya saling mendukung
d. Orang terdekat kurang terpapar informasi
e. Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi di luar keluarga
Gejala dan tanda yang ditimbulkan
a. Mengeluh tentang respons orang terdekat pada masalah kesehatan b. Orang terdekat menarik diri dari klien
c. Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien.
d. Bantuan dari orang terdekat menunjukkan hasil yang tidak memuaskan.
6). Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif
Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga. Masalah ini dapat disebabkan oleh:
a. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan b. Kompleksitas program perawatan/pengobatan c. Konflik pengambilan keputusan
d. Kesulitas ekonomi
e. Konflik keluarga/banyak tuntutan
Gejala dan tanda yang ditimbulkan
a. Tidak memahami masalah kesehatan yang diderita b. Kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan c. Penyakit anggota keluarga semakin memberat d. Keluarga gagal mengurangi faktor risiko
7). Gangguan proses keluarga adalah Perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga yang dapat disebabkan adanya
a. Perubahan status kesehatan anggota keluarga b. Perubahan finansial keluarga
c. Krisis perkembangan d. Perubahan peran keluarga
e. Peralihan pengambilan keputusan dalam keluarga
Gejala dan tanda yang ditimbulkan
a. Keluarga tidak mampu mengungkapkan perasaan secara leluasa
b. Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik/emosional/spiritual anggota keluarga
c. Keluarga tidak mampu mencari atau menerima bantuan secara tepat 8). Ketegangan peran pemberian asuhan
Kesulitan dalam melakukan peran pemberi asuhan dalam keluarga. Keadaan ini dapat disebabkan adanya:
a. Beratnya/kronisnya penyakit penerima asuhan
b. Pemberi asuhan kurang mendapatkan waktu istirahat dan reaksi c. Ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberian asuhan d. Keluarga atau pemberi asuhan jauh dari kerabat lain
e. Kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan
Gejala dan tanda
a. Khawatir klien akan kembali dirawat di rumah sakit b. Khawatir tentang kelanjutan perawatan klien
c. Khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam merawat klien.
9). Kesiapan peningkatan koping keluarga
Pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga klien.
Diagnosis ini termasuk dalam jenis positif (potensial), dapat diangkat jika keluarga menyatakan
a. Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat b. Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan kesehatan
10). Kesiapan peningkatan menjadi orang tua adalah Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat ditingkatkan.
Diagnosis ini dapat ditegakan, bila;
a. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang tua
b. Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau anggota keluarga.
11). Kesiapan peningkatan proses keluarga
Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan anggota keluarga dan dapat ditingkatkan. Diagnosis ini dapat ditegakan jika ditemukan gejala dan tanda;
a. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika keluarga
b. Menunjukkan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis anggota keluarga
c. Menunjukkan aktivitas untuk mendukung keselamatan dan pertumbuhan anggota keluarga
d. Peran keluarga fleksibel dan tepat dengan tahap perkembangan e. Terlihat adanya respek dengan anggota keluarga.
12). Pencapaina peran menjadi orang tua
Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami-istri, anggota keluarga dan bayi) yang ditunjukkan dengan perkembangan bayi yang optimal. Diagnosis ini dapat ditegakan jika ditemukan tanda
a. Bounding attachment optimal b. Perilaku positif menjadi orang tua c. Saling berinteraksi dalam merawat bayi
d. Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap bayi.
13). Risiko gangguan perlengketan
Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau orang terdekat dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah, asih dan asuh. Keadaan ini dapat terjadi dengan faktor risiko:
a. Khawatir menjalankan peran sebagai orang tua
b. Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi c. Penghalang fisik (mis. inkubator, baby warmer)
d. Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak e. Perawatan dalam ruang isolasi
f. Prematuritas
g. Konflik hubungan antara orang tua dan anak h. Perilaku bayi tidak terkoordinasi
Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif 14). Risiko proses pengasuhan tidak efektif
Berisiko mengalami proses kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan termasuk perawatan bayi baru lahir yang tidak sesuai dengan konteks norma dan harapan. Diagnosis ini dapat diangkat jika ditemukan faktor risiko:
a. Kekerasan dalam rumah tangga
b. Kehamilan tidak diinginkan/direncanakan
c. Kurang terpapar informasi tentang proses persalinan/pengasuhan d. Ketidak berdayaan maternal
e. Distres psikologis
f. Ketidaknyamanan selama persalinan
g. Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau h. Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan i. Ketidakamanan lingkungan untuk bayi
3. Apakah diagnosis keperawatan yang mengarah ke individu berbeda dengan yang mengarah ke komunitas? Mengapa bisa seperti itu?
Diagnosis keperawatan yang mengarah ke individu berbeda dengan yang mengarah ke komunitas karena sasaran prioritas individu terhadap balita Gizi buruk, Ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB paru,Kusta, malaria, Demam berdarah, Diare, ISPA/pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif, sedangkan diagnosa komunitas untuk keluarga, keluarga yang menjadi sasaran prioritas pelaksanaan purkesmas meliputi keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau resiko tinggi (high riskgroup)
4. Buatlah satu contoh kasus untuk menegakkan diagnosis keperawatan komunitas
Contoh kasus
Dari hasil pengumpulan data di wilayah kelurahan mulyorejo didapatkan tingginya Angka Kejadian stroke dan hipertensi., terdapat peningkatan yang signifikan dalam angka kejadian stroke dan hipertensi dalam beberapa tahun terakhir.. Peningkatan ini mencakup berbagai kelompok usia, terutama pada lansia. Faktor risiko seperti plola makan yang tidak sehat, gaya hidup sehat, kurangnya aktivitas fisik,serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penanganan secara pada stroke dan hipertensi menjadi prioritas masalah utama.
Langkah untuk Menegakkan Diagnosis Keperawatan Komunitas 1. Klasifikasi & Analisis Data
Dari hasil pengumpulan data di wilayah kelurahan mulyorejo didapatkan tingginya Angka Kejadian stroke dan hipertensi
2. Interpretasi /identifiikasi kelebihan dan masalah klien.
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya, atau meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan oleh perawat sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya.
Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar mempunyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.
3. Memvalidasi diagnosa keperawatan
Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat, yang dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan interpretasi data. Begitu diagnosis keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi.
4. Menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritasnya
Defisit kesehatan komunitas
Koping komunitas tidak efektif
Kesiapan peningkatan koping komunitas
5. Apa saja rencana keperawatan yang bisa dilakukan untuk memberikan program atau kegiatan pada masyarakat/ komunitas?
Kerjasama/Kemitraan ( Partnership )
Kemitraan adalah hubungan atau Kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Pada
prinsipnya kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk menguntungkan atau memberi manfaat antara kedua belah pihak, setara, dan tidak ada yang lebih rendah/tinggi.
Pemberdayaan ( Empowerment )
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformative kepada masyarakat antara lain adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru. Pemberdayaan adalah dari dan untuk masyarakat sendiri.
Pendidikan Kesehatan ( Health Promotion )
Penyuluhan Kesehatan adalah kegiatan Pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti namun juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan Kesehatan.
Proses kelompok ( Group Process )
Melibatkan sebuah kelompok bisa juga disebut swabantu atau self health group.
Intervensi professional keperawatan
6. Bagaimana cara memprioritaskan masalah keperawatan komunitas?
Cara memprioritaskan masalah keperawatan dalam komunitas adalah dengan penyusunan diagnosa keperawatan atau masalah komunitas dengan menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh tahapan intervensi keperawatan yang dibutuhkan. Dengan berfokus memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder, tersier terhadap komunitas dengan masalah kesehatan yang bersifat actual, resiko, dan potensial.
7. Menurut anda, apa yang menjadi dasar penyusunan rencana keperawatan komunitas?
Dasar penyusunan rencana keperawatan komunitas adalah menentukan prioritas masalah, menuliskan tujuan dan kriteria hasil dan memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan
8. Buatkan satu contoh penyusunan rencana keperawatan komunitas
Pengkajian :
Pada pengkajian dikelurahan mulyorejo didapatkan banyak lansia yang tensi darahnya cenderung tinggi namun kebanyakan lansia tidak menghiraukan sehingga tidak ada kemauan atau keinginan untuk memeriksakan dirinya ke puskesmas atau fasilitas Kesehatan yang ada
Diagnosa: Resiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia (rematik dan hipertensi) di kelurahan mulyorejo b.d kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan lansia dan perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia.
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada masyarakat kelurahan mulyorejo
dalam waktu dua minggu maka diharapkan lansia di kelurahan mulyorejo memiliki status kesehatan yang optimal.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x30 menit lansia di kelurahan mulyorejo diharapkan :
5. Pengetahuan masyarakat tentang perawatan penyakit (hipertensi dan rematik) dan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meningkat.
6. Masyarakat mampu menjelaskan tentang perawatan penyakit degeneratif pada lansia 7. Pengetahuan kelompok masyarakat tentang cara merawat lansia dengan rematik,
hipertensi, dengan cara masyarakat mampu menyebutkan pengertian penyebab tanda- tanda dan gejala, akibat serta cara perawatan lansia dengan penyakit.
Intervensi
1. Kaji tingkat pengetahuan masyarakat tentang perawatan penyakit degeeratif (hipertensi dan rematik) dan perubahan-perubahan pada lansia.
2. Berikan Pendidikan Kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab sarta akibat dan cara perawatan dari rematik dan hipertensi.
3. Motivasi lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
4. Lakukan penyebaran leafleat tentang Rematik, hipertensi
Implementasi
1. Mengkaji tingkat pengetahuan masyarakat tentang perawatan penyakit degeeratif (hipertensi dan rematik) dan perubahan-perubahan pada lansia.
2. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab sarta akibat dan cara perawatan dari rematik dan hipertensi.
3. Memotivasi lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
4. Melakukan penyebaran leafleat tentang Rematik, hipertensi
Evaluasi
1. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara perawatan lansia.
2. Adanya Motivasi lansia dalam memeriksa kesehatan 3. Adanya partisipasi lansia dalam memeriksa tekanan darah
4. 90% masyarakat di kelurahan mulyorejo dapat meyebutkan rematik, hipertensi dan cara perawatannya
9. Saat menyusun rencana keperawatan, apakah perlu dikategorikan pada level pencegahan primer, sekunder, dan tersier? Berikan contoh rencana keperawatan di setiap level pencegahan
a. Pencegahan Primer (Primary Prevention)
Tujuan utama pencegahan primer adalah mencegah penyakit atau masalah kesehatan sebelum mereka muncul atau sebelum timbulnya gejala.
Contoh intervensi pencegahan primer meliputi vaksinasi, edukasi kesehatan, promosi gaya hidup sehat, dan kampanye pencegahan penyakit menular.
Fokus utama pada individu yang belum memiliki risiko tinggi untuk penyakit tersebut.
b. Pencegahtan Sekunder (Secondary Prevention)
Tujuan utama Pencegahan sekunder adalah untuk mendeteksi dan mengobati penyakit atau masalah kesehatan pada tahap awal, sebelum menimbulkan dampak yang lebih serius.
Contoh intervensi pencegahan sekunder melibatkan pemeriksaan rutin, skrining, dan deteksi dini penyakit. Fokus pada individu yang telah terpapar risiko atau mungkin mengalami penyakit, meskipun belum menunjukkan gejala klinis.
c. Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention)
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi dampak dan komplikasi penyakit yang sudah ada, mencegah kerusakan lebih lanjut, dan meningkatkan kualitas hidup.
Contoh intervensi pencegahan tersier melibatkan manajemen penyakit kronis, rehabilitasi, dan dukungan psikososial bagi individu yang sudah menderita penyakit.
Fokus pada individu yang sudah mengalami penyakit atau masalah kesehatan yang mengancam atau membatasi kualitas hidup mereka.