• Tidak ada hasil yang ditemukan

Obeservasi ipas 3 kelas 10

N/A
N/A
Suci Hariati

Academic year: 2023

Membagikan "Obeservasi ipas 3 kelas 10 "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL

" Observasi komponen biotik dan abiotik di lingkungan sekolah”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3 AULYA RACHMA ANNISA ALFIN PATUT HALOMOAN HARAHAP

EL LIBEL SALSABILLA SUCI HARIATI NONI JUNITAWATI MUHAMMAD NURDIN

INTAN RAHMADANI

Tanggal Praktikum:

22 AGUSTUS 2023

PRODUKSI SIARAN PROGRAM TELEVISI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4

TANJUNGPINANG 2023/2024

(2)

LEMBAR HALAMAN PENILAIAN

Judul Laporan : observasi komponen biotik dan abiotik Waktu Praktikum : Selasa, 22 Agustus 2023 Kelas : X PSPT

Disusun Oleh : Kelompok III

1. Aulya Rachma Annisa 2. Alpin Patut Harahap 3. El Libel Salsabilla 4. Suci Hariati 5. Noni Junitawati 6. Muhammad Nurdin 7. Intan Rahmadani

Laporan yang berjudul "Observasi Komponen Biotikik Dan Abiotik Di Lingkungan Sekolah" ini telah diperiksa dan dinilai oleh Guru Projek IPAS SMK Negeri 4 Tanjungpinang selaku guru pembimbing, dengan nilai :

NILAI KETERANGAN

Tanjungpinang, 22 Agustus 2023 Guru Pembimbing

REFI NURUL KADRI, S.Pd NIP. 19890502 201503 1 005

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komponen biotik

Komponen biotik merupakan suatu komponen yang ada di dalam sebuah ekosistem dan biasanya berupa suatu organisme makhluk hidup. Dimana komponen biotik ini bervariasi, mulai dari hewan, manusia, tumbuhan, dan juga mikro-organisme. Mempelajari komponen biotik sangat penting untuk kita agar bisa lebih memahami tentang konsep rantai makanan yang ada di dalam ekosistem dan lingkungan dengan cara yang lebih jelas. Setiap komponen biotik mempunyai peran serta fungsi masing-masing untuk bisa mempertahankan suatu bentuk ekosistem.

Manusia sebagai salah satu komponen biotik utama memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penyebaran, perkembangan, dan juga pemusnahan komponen biotik lainnya. Selain itu, manusia juga berperan penting untuk keberlangsungan hidup hewan ataupun tumbuhan. Komponen biotik atau makhluk hidup berada di dalam habitatnya masing-masing. Habitat merupakan tempat atau lingkungan yang cocok untuk makhluk hidup tertentu untuk bisa berkembang dan melangsungkan kehidupan mereka.

Contoh Jenis Komponen Biotik 1. Produsen

Produsen merupakan komponen biotik yang ada di dalam tingkatan teratas. Hal tersebut dikarenakan produsen bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan cara membuat makanan untuk diri mereka sendiri. Adapun pengertian lain dari produsen adalah organisme yang bisa menyusun zat organik menjadi organik sebagai makanannya sendiri.

2. Konsumen

Bertolak belakang dengan komponen produsen, makhluk hidup yang ada di dalam komponen konsumen ini tidak bisa membuat makanannya sendiri dan bergantung dengan makhluk hidup lainnya. Komponen konsumen ini disebut dengan organisme heterotof antara lain manusia, jamur dan mikroba, serta hewan juga merupakan golongan konsumen karena masih bergantung dengan makhluk hidup lain untuk memenuhi kebutuhan makanan.

(4)

3. Dekomposer

Dekomposer bisa kita sebut sebagai pengurai. Dimana dekomposer ini merupakan makhluk hidup yang memperoleh makanannya dari makhluk hidup lain yang sudah mati. Dekomposer merupakan organisme yang memiliki peran untuk menguraikan sampah ataupun sisa-sisa makanan dari makhluk hidup lainnya yang sudah mati.

Selain itu, dekomposer juga disebut sebagai perombak, yang mana bisa membuat zat organik bisa terurai dan mengalami daur ulang kembali dan membentuk zat hara.

4. Detrivora

Detrivora atau yang biasa disebut dengan detritus merupakan organisme yang memakan partikel organik. Komponen biotik ini adalah hancuran dari jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah lapuk.

1.2 Layar Balakang Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan semua bentuk benda mati yang terdapat di permukaan bumi dan memberikan banyak manfaat serta pengaruh untuk kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Walaupun komponen abiotik berupa benda yang tidak hidup, maka komponen tersebut tetap memiliki peranan yang penting dan dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme yang ada di dalam sebuah ekosistem. Oleh karena itu, komponen abiotik atau biotik di dalam sebuah ekosistem sama-sama memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya.Secara tidak langsung, komponen abiotik ini juga mempunyai pengaruh terhadap penentuan makhluk hidup dan juga seleksi alam kepada makhluk yang bisa beradaptasi. Misalnya saja, dengan menentukan adanya ketersediaan salah satu atau beberapa komponen abiotik, maka akan bisa terlihat organisme yang mampu untuk menyesuaikan dirinya dan tetap bertahan.

(5)

Contoh jenis komponen abiotik 1. Air

Air atau Hidrogen Hidroksida adalah salah satu komponen vital yang paling diperlukan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi. Manusia sendiri memiliki kurang lebih 70 persen kandungan air dalam tubuhnya. Fungsi dari air sendiri yaitu sebagai pelindung dan penghantar energi yang ada di dalam tubuh makhluk hidup.

Kebutuhan air dari suatu organisme ini tidak bisa disamakan dengan kebutuhan air pada organisme lain.

2. Sinar Matahari

Cahaya matahari merupakan salah satu komponen abiotik yang mempunyai peran sangat penting untuk membantu berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Tak hanya itu saja, hampir semua makhluk hidup memerlukan cahaya matahari karena mengandung vitamin yang dibutuhkan tubuh. Cahaya matahari ini juga bisa mempengaruhi kelembaban serta temperatur udara pada suatu daerah yang berujung pada kondisi tekanan udara. Secara tidak langsung, semua komponen abiotik tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

3. Udara dan Suhu Udara

Udara merupakan komponen abiotik yang menjadi salah satu kebutuhan primer dari semua organisme yang berfungsi untuk sistem pernapasan. Sementara karbondioksida adalah hasil dari respirasi makhluk hidup dan dihasilkan oleh manusia dan hewan. Karbon dioksida sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membantu proses fotosintesis. Selain itu, bumi juga dilindungi oleh lapisan udara yang kita sebut sebagai atmosfer.Sedangkan untuk suhu udara yang dimaksud yaitu derajat panas suatu benda yang ditunjukkan dengan menggunakan besaran tertentu. Suhu udara sendiri bisa mempengaruhi metabolisme dalam komponen abiotik. Semua makhluk hidup mempunyai batasan suhu tertentu untuk bisa bertahan hidup.

4. Angin

Angin merupakan aliran udara yang berasal dari terjadinya rotasi bumi dan karena adanya perbedaan tekanan udara yang ada disekitarnya. Angin mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi suhu lingkungan dan membantu terjadinya proses evaporasi ataupun penguapan untuk para organisme.

(6)

5. Kelembaban

Kelembaban merupakan hasil dari konsentrasi uap air yang ada di udara. Dimana kelembaban ini secara langsung bisa memberikan pengaruh kepada iklim dan secara tidak secara langsung memiliki pengaruh pada pertumbuhan makhluk hidup khususnya untuk tumbuhan.

6. Iklim

Iklim merupakan sebuah kondisi ataupun keadaan hawa pada wilayah tertentu dalam periode waktu yang cukup lama. Iklim sendiri bisa terbentuk sebagai akibat interaksi dari berbagai komponen abiotik lainnya, seperti misalnya udara, air, suhu, curah hujan, cahaya matahari, kelembaban, dan lain sebagainya. Iklim bisa berpengaruh pada sebaran organisme di seluruh muka bumi ini. Selain itu, iklim juga mempunyai hubungan yang erat dengan kesuburan tanah dan kelangsungan hidup tumbuhan.

7. Garam Mineral

Garam mineral merupakan senyawa yang berada di dalam tanah. Adapun fungsi dari garam mineral ini adalah untuk membantu proses metabolisme dan pertumbuhan dari suatu organisme.

8. Derajat Keasaman atau pH

pH adalah ukuran tingkat keasaman atau basa pada suatu benda yang bisa diukur dengan menggunakan skala 0-4. Misalnya saja, nilai pH tanah yang sangat cocok untuk ditanami tumbuhan yakni memiliki nilai pH berkisar antara 5,8 sampai 7,2.

Kadar pH yang baik juga bisa dipengaruhi oleh penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman, curah hujan, dan penguraian mineral yang berada di dalam tanah.

9. Bebatuan dan Tanah

Komponen abiotik berupa bebatuan dan tanah juga memiliki peran yang cukup penting dalam persebaran organisme dengan struktur fisik, pH, dan kandungan mineral yang bervariasi di dalamnya. Bebatuan dan juga tanah tidak bisa terpisahkan, bebatuan tanpa adanya tanah tidak akan bisa ditempati oleh makhluk hidup, begitu juga sebaliknya. Selain itu, jenis tanah, tekstur atau komposisi partikel tanah, derajat keasaman, dan kandungan garam mineral bisa mempengaruhi kualitas dari tanah tersebut.

(7)

10. Topografi

Topografi merupakan tata letak suatu tempat dan dilihat dari garis bujur serta garis lintang. Perbedaan pada topografi ini juga dapat menjadi pengaruh untuk kelembaban, tekanan udara, cahaya matahari, dan juga suhu udara di suatu tempat. Selain itu, topografi juga bisa menggambarkan pendistribusian suatu organisme.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun yang menjadi tujuan praktikum ini adalah untuk :

1. Mengamati dan mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik pada beberapa ekosistem.

2. Mengetahui cara penggunaan alat- alat dan bahan komponen abiotik dan biotik pada beberapa ekosistem.

3. Mengenal perbedaan dan persamaan berbagai keadaan ekosistem.

1.3 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah untuk praktikum kali ini adalah:

1. Apa saja yang di maksud ekosistem?

2. Apa saja komponen- komponen dalam ekosistem tersebut?

3. Apa saja jenis-jenis ekosistem?

1.4 Waktu dan Tempat

Adapun tempat dan waktu melaksanakan praktikum ini adalah:

Hari : Selasa

Tanggal : 22 Agustus 2023 Pukul : 09.50- 10.15 WIB

Tempat : Perkarangan SMKN 4 Tanjungpinang Pinang

(8)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian

2.1.1 pengertian komponen biotik A. Komponen Biotik

pengertian : komponen dalam ekosistem yang mengacu pada makhluk hidup di bumi

Contoh : Manusia,Hewan, Tumbuhan, Mikroorganisme 2.1.2 pengertian komponen Abiotik

1. Komponen Abiotik

a. pengertian : Komponen fisik dan kimiawi yang dapat memengaruhi

ketahanan makhluk hidup di suatu lingkungan

b. Contoh : Air, Udara, Cahaya, Matahari, Tanah, Iklim

BAB III METODE PRAKTIKUM 4.1 Alat dan Bahan Praktikum

Alat-alat dan bahan yang digunakan untuk observasi komponen biotik dan abiotik:

Alat dan Bahan:

● Palu.

● Gunting.

● 4 kayu berukuran 60 cm.

● Tali Rapiah .

● Meteran .

4.2 Langkah -Langkah Percobaan

1. Memilih satu lokasi sebagai tempat pengamatan.

2. potong kayu menjadi 4 bagian dengan ukuran 60 cm, lalu kayu di runcingkan.

3. ukur tempat penempatan kayu sepanjang 5,7 cm dan lebar 2,5 cm menggunakan meteran.

(9)

4. kayu di tancapkan ke tanah, lalu di pukul menggunakan palu.

5. ikat tali rapiah mengelilingi kayu hingga berbentuk persegi panjang.

6. amati tempat tersebut selama 30 - 40 menit

7. lalu lihat apa saja yang ada di dalam kotak persegi panjang tersebut.

4.1 Tabel Pengamatan

No Nama Jumlah biotik abiotik individu populasi ekosistem keterangan

1 Kupu-kupu 2

2 Semut Banyak

3 Rumput Banyak

4 Tanah Banyak

5 Pohon cabe 1

6 Bunga 4

7 Udara Banyak

8 Sinar matahari Banyak

9 Daun Banyak

10 Kayu 1

4.2 Dokumentasi

Dokumentasi selama melaksanakan praktikum observasi komponen biotik dan abiotik ini:

a. Foto semua anggota kelompok

b. Foto pelaksanaan Praktikum

(10)
(11)

c. Foto hasil yang di dapat setelah praktikum

BAB V KESIMPULAN

Air laut dan air garam yang dipanas kan ternyata mengakibatkan keristalisasi garam yang terjadi pada air tersebut

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Rini. (2012). Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Hutan Mangrove di Desa Eretan Kulon Kecamatan kandang Haur kabupaten Indramayu. Skripsi Biologi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Aslamyah. S. & Fujay. Y., (2012). Respon Molting, Pertumbuhan, dan Komposisi Kimia Tubuh Kepiting Bakau pada Berbagai Kadar Karbohidrat- Lemak Pakan Buatan yang Diperkaya dengan Vitomolt.

(Online).http://respository.unhas.ac.id/ (30 Agustus 2012).

Campbell, N.A., Racee, J.B., L.A., Cain, M.L., Wassaerman, S.A.,

Minorsky, P.V., Jakcson, R.B. (2008). Biology Edisi Ke-8 jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Cartono & Nurul, I.Y., (2010). Biologi Umum. Bandung: Prisma Press

Cartono & Ratu Nahdiah. (2008). Ekologi Tumbuhan. Bandung: Prisma Press.

Dinas Kelautan & Perikanan, (2016). Hutan Mangrove Karangsong Indramayu. Indramayu: DKP.

Gita, R. S. D., (2015). Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap

Keanekaragaman dan Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Hutan Mangrove Blok Bedul taman Nasional Alas Purwo. Tesis pada Universitas Jember: Diakses dari Halaman Web Tanggal 8 Desember 2015:

http//respository.unej.ac.id.

Handayani, R.T. (2015). Pola Distribusi dan Kelimpahan Kadal Pohon (Lygosoma sanctum) di Hutan Cagar Alam, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Skripsi Pendidikan Biologi Universitas Pasundan Bandung:

Tidak Diterbitkan.

(13)

Hasan, R. Dkk. (2014). Morfometri dan Alometri Kepiting Biola Uca

Perplexa yang Terdapat pada Vegetasi Mangrove di pulau Baai, Bengkulu.

Jurnall Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS. Volume 1 : 11- 094.

Referensi

Dokumen terkait

Service quality can be measured through the five dimensions of service quality proposed by Parasuraman in (Rizan & Andika 2015), namely: (1) tangibles, is the physical

Figure 3 Effects of absorbent flow rate, QL, on the overall mass transfer coefficient, KOVL, in the membrane contactors consisting of 2000, 4000 and 6000 fibers Figure 4 Effects of