LAPORAN HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN BAHASA INGGRIS
“Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Media Crafting”
KB NAILUN NAJAH
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester dalam Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Inggris AUD
Dosen Pengampu Aqlisty Nia Chandra, M.Pd
Disusun oleh:
Rossa Salsabila (13022004)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat ridho dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil observasi yang berjudul "Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Media Crafting" tanpa ada suatu halangan.
Sholawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang selalu dinanti-nantikan syafaatnya di hari akhir.
Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Orang tua yang selalu memberi doa dan restu.
2. Dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Inggris AUD.
3. Semua pihak yang terkait dalam makalah ini.
Semoga segala kebaikan yang diberikan, mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi Perkembangan Bahasa Inggris AUD.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pati, 8 Januari 2024
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...4
B. Rumusan Masalah...4
C. Tujuan Penulisan...5
BAB II. PEMBAHASAN A. Perkembangan Bahasa Anak-Anak di KB Nailun Najah...6
B. Sumber Belajar “Crafting” KB Nailun Najah...7
C. Metode Mengajar Bahasa Inggris KB Nailun Najah...9
D. Materi “Crafting” KB Nailun Najah...11
E. Teknik Mengajar Menggunakan “Crafting” di KB Nailun Najah...12
BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan...14
B. Saran...14
DOKUMENTASI...15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini pembelajaran Bahasa Inggris dirasa perlu dan penting di mulai usia dini, mengingat penting dan perannya, maka mutu pembelajarannya harus ditingkatkan.
Jika sejak usia dini dibekali kemampuan Bahasa Inggris yang baik dan benar, dapat dipastikan kemampuannya tersebut akan terpakai di jenjang pendidikan selanjutnya.
Terutama di era globalisasi ini dimana Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa komunikasi internasional dan menuntut setiap individu untuk dapat berbahasa Inggris baik dan benar secara lisan dan tulisan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi.
Anak- anak usia dini pada umumnya tidak dapat berbicara secara fasih dikarenakan tidak dirancang untuk dibangun rasa kepercayaan diri sehingga mengalami kesulitan untuk berbahasa Inggris secara alami. Namun masa anak-anak adalah masa emas (golden age) dalam berkembang dimana masa tersebut anak peka dalam perkembangan bahasa. Pondasi terpenting dalam berbahasa Inggris adalah membaca, menulis, mendengar, berbicara, tata bahasa dan kosakata.
Saat ini, banyak media pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menguasai bahasa ini. Bahasa Inggris sendiri merupakan bahasa internasional. Di Indonesia, guru perlu mengajarkan bahasa Inggris sejak dini karena akan bermanfaat untuk jenjang karier para siswa di masa depan. Akan tetapi, sering kali mereka mengalami kendala dalam belajar bahasa Inggris. Untuk itu, perlu adanya media yang tepat untuk membantu mereka dalam proses pembelajaran. Ada banyak media yang bisa kamu terapkan, salah satunya yaitu crafting.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan bahasa anak-anak di KB Nailun Najah?
2. Apa sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam mengajar bahasa Inggris di KB Nailun Najah?
3. Apa metode mengajar yang digunakan oleh guru KB Nailun Najah ketika mengajar Bahasa Inggris?
4. Apa saja materi bahasa Inggris yang diajarkan oleh guru KB Nailun Najah?
5. Apa tehnik yang digunakan oleh guru KB Nailun Najah dalam mengajar materi tersebut?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan bahasa anak-anak di KB Nailun Najah
2. Untuk mengetahui sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam mengajar Bahasa Inggris di KB Nailun Najah?
3. Untuk mengetahui metode mengajar yang digunakan oleh guru KB Nailun Najah Ketika mengajar Bahasa Inggris
4. Untuk mengetahui materi Bahasa Inggris yang diajarkan oleh guru KB Nailun Najah
5. Untuk mengetahui Teknik yang digunakan oleh guru KB Nailun Najah dalam mengajar materi tersebut
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Bahasa Anak-Anak di KB Nailun Najah
Bahasa adalah alat untuk berpikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi.
Keterampilan bahasa sangat penting dalam rangka pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan masalah. Melalui bahasa kita dapat memahami komunikasi pikiran dan perasaan. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka meningkat dalam kuantitas, keluasan, dan kerumitan. Anak secara bertahap berubah dari melakukan ekspresi menjadi melakukan ekspresi dengan berkomunikasi, berubah dari komunikasi gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Anak dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog dan bernyanyi.
Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan, karena anak pada umumnya masih menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap transisi dalam berbicara, sehingga sukar untuk dipahami oleh mitratuturnya. Untuk menjadi mitratutur pada anak dan untuk dapat memahami dari pembicaraan anak, mitratutur harus menguasai kondisi atau lingkungan sekitarnya, maksudnya ketika anak kecil berbicara mereka menggunakan media di sekitar mereka untuk menjelaskan maksud yang ingin diungkapkan.
Anak usia 3-4 tahun umumnya memiliki semangat dalam berbicara, kemampuan keingintahuannya cenderung lebih besar, seperti menceritakan sesuatu yang terjadi di sekelilingnya kepada orang terdekat. Anak usia tersebut walaupun mempunyai semangat yang tinggi dalam berbicara sebagian dari mereka belum dapat menyusun kata dengan baik walaupun mereka menggunakan lebih dari satu kosakata, terkadang kata yang disampaikan tidak dengan alur cerita atau terkendala dengan kosakata yang belum mereka ketahui.
Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya.
Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman
ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir.
Bahasa erat sekali kaitannya dengan perkembangan kognitif.
B. Sumber Belajar “Crafting” KB Nailun Najah
Crafting merupakan salah satu media pembelajaran bahasa Inggris yang banyak digunakan. Tujuannya tidak lain untuk memudahkan seseorang dalam belajar bahasa Inggris sehingga mampu menguasai materi-materi yang ada dengan lebih mudah.
Sebenarnya, craft atau crafting merupakan sebuah singkatan. Masing-masing huruf mewakili beberapa poin yang terdiri dari:
o Cancel, sebuah pembatalan terhadap pola pikir yang sudah terlanjur.
o Replace, penggantian pola pikir sesuai yang diinginkan.
o Affirmation, sering mengucapkan hal-hal baik dalam simbol atau kata.
o Focus, gambaran kreatif terhadap sesuatu yang seakan-akan telah terjadi.
o Training, berlatih terhadap sesuatu yang telah dipelajari.
Penerapan media tersebut juga memanfaatkan teknik mind mapping. Melalui perpaduan ini, anak-anak dituntut memiliki planning, tujuan, dan action. Keduanya juga sudah memberikan banyak manfaat untuk anak-anak dalam belajar berbagai materi pelajaran, termasuk bahasa Inggris.
Proses penerapan crafting perlu menggunakan prosedur serta tahapan belajar yang jelas. Alhasil, anak akan jadi lebih mudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Selain itu, bahan ajar crafting juga akan mampu diterima dengan baik oleh anak. Ini menjadikan proses pembelajaran lebih menyenangkan. Media crafting ini juga menjadi sebuah self image programming dan diperkenalkan melalui teknik psychocybernatic. Ini merupakan sebuah metode pengendalian secara terstruktur terhadap jiwa serta individu.
Kemudian beberapa manfaat penerapan crafting sebagai media belajar bahasa Inggris antara lain:
1. Melatih Kesabaran Anak
Membuat suatu kerajinan maupun karya seni sudah pasti memerlukan kesabaran dan ketelitian. Keduanya memiliki peran yang sangat besar di dalam menentukan hasil karya yang dihasilkan nanti. Pembelajaran dengan media crafting ini akan melatih kesabaran serta ketelitian anak. Pendamping atau pendidik dapat memberikan contoh pada mereka tentang bagaimana cara menghasilkan sebuah kerajinan maupun karya seni yang baik. Jadi, anak-anak pun akan mulai meniru apa yang dicontohkan oleh pendidik tersebut.
2. Meningkatkan Kemampuan Motorik
Selain melibatkan kreativitas dan imajinasi, para pengajar juga perlu berusaha meningkatkan kemampuan motorik anak. Kemampuan tersebut menjadi aspek yang sangat penting bagi anak serta perlu memperoleh perhatian besar. Media pembelajaran bahasa Inggris crafting dapat membantu dalam mengasah kemampuan motorik anak.
Beberapa kemampuan yang bisa meningkat lewat penerapan media tersebut antara lain mampu mengucapkan kosa kata, menghafal kosa kata, membaca kalimat pendek, dan lain-lain.
3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Kegiatan ini juga memberikan manfaat positif dalam meningkatkan rasa percaya diri anak. Sudah tentu setiap anak mempunyai tingkat percaya diri yang berbeda-beda.
Seseorang yang kurang percaya diri dalam belajar, membuat aktivitas pembelajaran cenderung pasif. Lewat penerapan media tersebut, perlahan percaya diri anak akan meningkat. Mereka jadi merasa lebih percaya diri untuk belajar bahasa Inggris. Anak- anak pun tidak lagi memandang bahasa Inggris sebagai materi yang sulit.
4. Menghadirkan Pembelajaran yang Aktif
Manfaat penerapan crafting lainnya adalah untuk menghadirkan sebuah pembelajaran yang aktif. Di sini, keaktifan dan kerja sama anak-anak dalam belajar sangat diperlukan. Keduanya akan sangat membantu dalam menghadirkan atmosfer kelas yang bukan hanya nyaman tapi juga lebih bermakna. Media crafting bisa membuat suasana belajar menjadi aktif. Anak-anak dituntut untuk memahami
perannya sehingga mereka bisa saling bekerja sama. Alhasil, kemungkinan anak yang pasif pun sangat kecil.
Penerapan media pembelajaran bahasa Inggris crafting cukup simpel. Namun perlu cukup banyak waktu sehingga kedua pihak, baik guru maupun anak-anak, harus sabar selama proses pengimplementasiannya. Adapun cara menggunakan media belajar bahasa Inggris crafting antara lain:
1. Penyampaian Materi dan Pembuatan Crafting
Pertama, guru menyampaikan materi bahasa Inggris serta membuat crafting.
Barang-barang yang dihasilkan selama proses pembuatan crafting yaitu botol kosong, kardus, spidol, kertas manila berwarna, dan sebagainya.
2. Pembagian Kelompok
Kedua, guru membagi kelompok. Setiap kelompok memiliki tugas dalam membuat crafting berdasarkan bahan yang telah mereka siapkan. Setiap kelompok pun memiliki kebebasan dalam berkreasi untuk menghasilkan sebuah media pembelajaran bahasa Inggris yang bagus. Misalnya membuat wadah pensil, bintang, angka, tas kecil atau clutch, dan sebagainya. Di sini guru atau pendidik perlu berkeliling di masing-masing kelompok dan bertanya terkait kendala yang mungkin mereka alami.
3. Proses Labeling
Penerapan media belajar bahasa Inggris crafting berikutnya yaitu proses labeling. Berbagai produk yang telah mereka hasilkan kemudian diberikan nama dalam bahasa Inggris. Tinggal menamainya menggunakan kertas yang telah mereka siapkan.
4. Presentasi
Bukan hanya labeling, anak-anak pun juga perlu mempresentasikan hasil karyanya. Jadi, masing-masing kelompok menjelaskan nama dari produknya dan menunjukkan pada kelompok yang lain. Selanjutnya, kelompok-
kelompok tersebut perlu saling memberikan apresiasi terhadap hasil karya kelompok yang presentasi.
C. Metode Mengajar Bahasa Inggris KB Nailun Najah
Teknik dan metode serta komponen lain dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk anakanak cukup banyak dibahas dalam literatur yang mendukung terutama pada tahun-tahun terakhir ini. Keadaan ini disebabkan oleh mulai banyak negara-negara memberi perhatian khusus terhadap pembelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak terutama di sekolah dasar.
Laporan yang dibuat oleh British Council (2007) menjelaskan bahwa meskipun pembelajaran bahasa Inggris (English provision) di sekolah dasar sudah dilaksanakan banyak negara terutama di Asia, kualitas pembelajaran masih belum memadai sehingga hasilnya belum dianggap efektif. Cameron (2001) memberikan gambaran teori yang cukup mencerahkan yang diformulasikan dalam bentuk Task-based teaching atau pengajaran berbasis task. Cameron mengulas teori Piaget secara ringkas dengan teori asimilasi dan akomodasi selain teori tentang tahap-tahap perkembangan anak-anak. Yang paling jelas dari paparan Cameron adalah diskusi tentang Scaffolding yang dikemukakan oleh Bruner yang memberi panduan dalam teknik- teknik pembelajaran baik dalam sistem persekolahan maupun pembelajaran bahasa diluar kelas bahasa.
Krashen (1985) dalam bukunya The Natural Approach menyampaikan lima hipotesa tentang pembelajaran bahasa salah satunya yaitu dikotomi antara pemerolehan dan pembelajaran Bahasa (Acquisition vs Learning). Anak-anak berhasil menguasai bahasa ibunya dalam waktu relative singkat karena yang terjadi pada mereka adalah pemerolehan atau acquisition yaitu belajar tanpa menyadari bahwa mereka sedang belajar. Sementara orang dewasa belajar bahasa secara sadar dan analitis. Agar terjadi pemerolehan bahasa anak-anak perlu dibeli limpahan
“comprehensible input” yaitu masukan bahasa yang bermakna dan dipahami.
Sedangkan Spratt dkk. mempersyaratkan bahwa masukan bahasa yang membelajarkan haruslah kaya, berlimpah, bermakna dan menarik. Masukan yang kaya artinya bahasa yang disajikan sebagai model dan contoh mengandung baragam
topik yang sesuai dengan minat anak-anak. Potongan bahasa juga melibatkan pengguna bahasa dari berbagai umur, misalnya, ada suara anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Input yang berlimpah dimaksudkan agar anak mendengar bahasa yang sedang dipelajari secara nyata dipergunakan dalam komunikasi yang sesungguhnya. Masukan bahasa yang bermakna akan menjadikan anak memperhatikan yang sedang diajarkan.
Berbasis tulisan Kubanek –German (1998), negara-negara di Eropa yang sudah mengajarkan Bahasa Inggris untuk anak sekolah dasar sepakat bahwa metode yang paling sesuai untuk anak adalah The Communicative Language Teaching. Beberapa metode yang biasa diterapkan untuk mengajar anak-anak antara lain :
a. Audio Lingual
Kelebihan dari metode ini ialah tidak menuntut guru terlalu banyak. Anak-anak akan menyimak dengan seksama dan menghafal potongan bahasa dan kegiatan ini bagian tak
terpisahkan dari pemerolehan bahasa pada anak. Kekurangannya terlalu membatasi kegiatan belajar dan menempatkan hafalan, menirukan serta latihan yang berupa pengulangan yang tanpa konteks dan mekanis saja.
b. Total Physical Response
TPR disukai anak karena mengembangkan bahasa melalui menyimak dan memperkenalkan bahasa dengan cara visual dan dalam konteks. Metode ini juga melibatkan kegiatan dan gerakan dan tidak menuntut anak untuk berbicara segera.
c. The communicative approach
Metode ini berbasis teori sosial interactionist yang menekankan bahwa belajar Bahasa merupakan kegiatan sosial dan berinteraksi. Bagi anak-anak belajar bahasa dengan metode ini merarti guru mengajak mereka menggambar, acting out, menyimak, berbicara, membaca atau menulis berbasis kegiatan belajar yang bermakna dan kontekstual dengan menggunakan bahasa yang telah disiapkan dengan seksama.
d. Task-based learning
Metode ini mengajak siswa menggunakan bahasa yang bukan sekedar berlatih mengunakan bahasa karena sedang mempelajarinya tapi menggunakan bahasa dalam konteks yang menuntut bahasa tersebut memang diperlukan.
e. Story-based learning
Berceritera adalah suatu kegiatan universal yang amat penting dalam perkembangan anakanak secara sosial , intelektual dan kultural. Materi dan kegiatan belajar dikembangkan dari cerita yang digunakan sebagai sumber belajar.
f. Cross cultural
Metode cross cultural terkait dengan pendekatan berbasis kegiatan dan task based learning. Dalam metode ini pelajaran bahasa Inggris dihubungkan dengan pelajaran lain yang ada dalam kurikulum misalnya seni, olah raga, matematika atau sains.
D. Materi “Crafting” KB Nailun Najah
Untuk mengajarkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris, bisa dimulai dari materi dasar. Ini 5 materi bahasa Inggris untuk anak usia dini yang bisa digunakan untuk mengajarkan anak.
1. Alphabet Bahasa Inggris 2. Pre Test
Alphabet dan Cara Membacanya
Kenali Tingkat Keahlian Bahasa Inggris anak
3 Cara Efektif Belajar Alphabet 3. Greetings
Contoh Basic Greeting
Contoh Perkenalan Diri dalam Bahasa Inggris untuk anak usia dini 4. Colors
Nama-nama Warna Bahasa Inggris dan Artinya
Cara Cepat Menghafal Warna
Gabung Komunitas Parents di Cakap dan Raih Banyak Keuntungan 5. Animals
Nama-nama Hewan
3 Cara Mudah Kenalkan Nama Hewan 6. Family
Anggota Keluarga dalam Bahasa Inggris
Cara Memperkenalkan Keluarga dalam Bahasa Inggris
E. Teknik Mengajar Menggunakan “Crafting” di KB Nailun Najah
Seperti halnya musik dan lagu, sumber bahan ajar craft mampu diterima dengan mudah oleh anak-anak sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Dalam proses pembelajaran dengan media crafting dilaksanakan dengan prosedur dan tahapan yang jelas sehingga anak mudah mengikuti aktivitas pembelajaran.
Pertemuan pertama dimulai dengan melakukan apersepsi melalui bertanya siswa beberapa pertanyaan termasuk apakah mereka tahu atau tidak pada jenis kertas apa yang dibawa oleh guru. Anak-anak tampak antusias dalam menjawab. Setelah guru menunjukkan kertas warna yang disebut Origami, anak-anak mulai berlatih untuk membuat berbagai bentuk binatang atau benda menggunakan kertas origami yang diberikan. Sementara guru memberi siswa lainnya kertas warna-warni dan diminta untuk membuat berbagai bentuk binatang, buah-buahan, atau benda-benda yang mereka sukai. Anak-anak sangat senang dan antusias dalam menciptakan benda yang baru menggunakan kertas origami.
Pada pertemuan berikutnya, anak-anak diminta untuk membuat berbagai bentuk benda, misalnya, hewan, bungga, rumah, mobil dan lain-lainnya yang mereka sukai.
Setelah selesai, siswa mulai menuliskan semua benda yang telah mereka buat dipapan tulis, kemudian guru bertanya kepada anak untuk menebak arti dari setiap benda yang
bagaimana kata-kata itu dieja dan diucapkan secara fonetis, kemudian anak-anak berlatih mengeja dan mengucapkan kata-kata yang disediakan secara bergiliran.
Selanjutnya siswa diminta untuk membuat kalimat sederhana dengan menggunakan kata-kata yang telah dipelajari.
Berdasarkan pengamatan, dipantau bahwa siswa menunjukkan semangat belajar dan tanggapan positif dimana mereka mampu menciptakan berbagai bentuk dan bahkan berani menulis segala bentuk yang dibuat dari origami. Di sisi lain, dalam hal mengeja kata-kata dan bagaimana kata-kata itu ditulis, siswa masih harus diberikan beberapa koreksi dan umpan balik agar siswa dapat memiliki kemampuan yang lebih baik dalam cara yang dapat diterima mengeja dan mengucapkan kata-kata.
Berdasarkan pengamatan, ternyata ditemukan bahwa sebagian besar anak-anak antusias untuk melakukan tanya jawab tentang apapun yang dipelajari dari media kerajinan. Anak-anak juga bisa mengucapkan kata-kata berdasarkan media crafting yang mereka buat. Siswa bisa gunakan kata-kata sederhana untuk membuat berbagai kalimat dengan ejaan yang lebih tepat sesuai topik yang diberikan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan bahasa Inggris sangat penting untuk dimiliki di era global sekarang ini. Pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini hendaknya dilakukan sesuai dengan perkembangan anak-anak. Pembelajaran bahasa Inggris dengan art and craft merupakan teknik pembelajaran yang efektif diterapkan pada anak usia dini mengingat karakter belajar anak usia dini yang cenderung bergerak aktif dan memiliki konsentrasi belajar yang mudah terganggu.
Pembelajaran bahasa Inggris dengan craft mampu mengasosiasikan pokok pembelajaran dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Selain itu, Aktivitas kerajinan ini dapat digunakan untuk mengasah keterampilan anak dalam motorik dan keterampilan berbahasa, khususnya dalam perkembangan penguasaan kosa kata mereka.
Penggunaan media pembelajaran kreatif sangat penting untuk meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas siswa, terutama anak usia dini. Melalui penelitian ini, penulis menyarankan agar lebih banyak penggunaan media kreatif terutama media kreatif crafting untuk pengajaran bahasa Inggris bagi anak usia dini. Media kreatif crafting yang digunakan dapat mengambil tema yang dekat dengan kehidupan sehari hari anak.