• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Akhmad Luthfi Al Mubarok, S.H.I. NIM: 1520310002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Oleh: Akhmad Luthfi Al Mubarok, S.H.I. NIM: 1520310002"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Pada Kongres Nahdlatul Ulama XXXII di Makassar tahun 2010, muncul pertanyaan mengenai salah satu praktik perkawinan anak yang di masyarakat dikenal dengan istilah kawin gantung. Komisi Bahsul Masail Diniyah Waqi'iyyah yang bertugas mengkaji permasalahan tersebut pun memberikan jawaban apakah nikah gantung sah jika memenuhi syarat dan keharmonisan pernikahan serta ada manfaatnya. Lalu apa manfaat kawin gantung jika dihadapkan pada kenyataan dan hukum negara saat ini?

Dari perkawinan tersebut tidak dapat diambil kesimpulan bahwa perkawinan gantung atau perkawinan dini merupakan sesuatu yang dianjurkan atau dipaksakan. Manfaat dari penangguhan perkawinan dalam konteks saat ini tidak lebih kuat dari manfaat yang timbul dari peraturan perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah, sehingga meskipun akadnya sah, namun hal tersebut sebisa mungkin dihindari.

Penyusunan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Pengecualian

ﻢﺴﺑﷲا

ﺪﻤﳊاﷲ

وأﺪﻬﺷ

أناﺪﻤﳏ

ﻢﻬﻠﻟا

أﲔﻌﲨ

أﺎﻣ

Faturrahman, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Hukum Islam Program Magister (S2) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sri Wahyuni, M.Ag., M.Hum., selaku Dosen Penasehat Akademik (PA) yang selalu membimbing dan memberikan nasihat mengenai perkuliahan di Program Studi Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga. Segenap dosen Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dengan ikhlas memberikan ilmu dan wawasannya kepada penulis.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Kajian Pustaka

Hanya saja jika kita melihat kawin gantung termasuk bagian dari pernikahan dini, maka diperoleh beberapa penelitian mengenai usia pernikahan dan pernikahan dini dengan jenis penelitian dan pendekatan yang berbeda-beda, seperti yang akan disebutkan di bawah ini. Agus Syahrur Munir melakukan penelitian mengenai usia perkawinan dengan judul ‘Kedewasaan dalam Hukum Perkawinan Indonesia’. Tesis yang ditulisnya menyoroti permasalahan yang timbul akibat perbedaan ketentuan Undang-Undang Perkawinan dan sistem hukum yang dianut oleh kelompok tertentu dalam masyarakat, terutama jika menyangkut persoalan usia minimal untuk menikah.6 . Masih dengan tema yang sama, Shofiyulloh membawakan penelitiannya yang bertajuk “Pendaftaran dan Usia Perkawinan di Indonesia; Upaya Objektifikasi Hukum Perkawinan Islam Indonesia” dengan menggunakan pendekatan sosiohistoris.

7Shofiyulloh, “Pendaftaran dan Usia Pernikahan di Indonesia; Upaya Objektifikasi Hukum Perkawinan Islam Indonesia “Unpublished thesis, Program Studi Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga (2013). Modernisasi Hukum Keluarga Islam: Kajian Perkembangan Wacana dan Peraturan Perundang-undangan Usia Perkawinan di Indonesia” memberikan kita gambaran bahwa Permasalahan pengaturan usia perkawinan di Indonesia tidak hanya mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam mengatur praktik perkawinan, namun juga menunjukkan prevalensinya. perdebatan panjang mengenai metodologi hukum antara tradisi Islam dan Negara dalam konteks pelembagaan Hukum Islam di Indonesia. Asal muasal berbagai peraturan seperti RUU Perkawinan (1973), lahirnya Undang-Undang Perkawinan (1974), Kompilasi Hukum Islam (1991) dan berbagai perdebatan setelahnya seperti asal muasal Kontra Legal Drafting KHI (2004), hingga upaya berbagai pihak untuk merevisi peraturan usia perkawinan. , merupakan bukti bahwa usia menikah memang menjadi isu krusial di Indonesia.8.

Kajian-kajian tersebut lebih memfokuskan pembahasannya pada wacana pengaturan usia perkawinan tanpa mengacu pada bentuk perkawinan. Demikian beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa S1 dalam skripsinya adalah sebagai berikut: Arif Hakiem mencoba mengungkap alasan di balik perjodohan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya yang masih di bawah umur dengan judul skripsi “Pernikahan Dini Karena Paksaan Orang Tua (Studi Kasus di Mencu) Dusun Berahan Desa Wetan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.) 8 Khaidarullah, “Modernisasi Hukum Keluarga Islam: Kajian Perkembangan Wacana dan Perundang-undangan Perkawinan di Indonesia”, Disertasi yang Belum Dipublikasikan, Program Studi Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga ( 2013).

Dengan banyaknya kasus pernikahan dini yang berakhir dengan perceraian, perdebatan mengenai pernikahan tertunda juga harus disoroti di dalam negeri.

Kerangka Teori

Dalam wacana pembaharuan hukum Islam, kajian yang berbasis Maka>s}id esh-Syari>ah bisa dikatakan akhir-akhir ini menjadi pilihan. Setidaknya sejak para pemikir Islam pada abad ke-20 mulai berupaya menghadirkan konsep Maka>s}id esh-Syari>'ahbaru. Namun kuatnya aliran Maka>s}id asy-Syari>ah sebagai alternatif solusi yang terkesan praktis dan cepat dalam menyelesaikan permasalahan baru, meninggalkan kegelisahan dan kekhawatiran.

Ketakutan dan kekhawatiran akan penggunaan dalil keuntungan secara sewenang-wenang dan tanpa batas yang jelas dapat menimbulkan blunder dalam pembaharuan hukum Islam. Oleh karena itu, Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi, seorang ulama besar yang lahir pada tahun 1929 di desa Jilka, Pulau Buthon, Turki, dari seorang ibu bernama Manji, mengarang sebuah karya penting berjudul D{awa>bit} al-Mas } lah } ah fi> asy-Syari>'ah al-Isla>miyyah, skripsi yang mendapat predikat summa cum laude oleh para penguji di Universitas Al-Azhar.10 Dalam karya ilmiahnya, beliau menekankan bahwa standar kemaslahatan/kelebihan digunakan oleh lulusan filsafat dan etika Barat seringkali bertentangan dan tidak mempunyai batasan yang jelas. Al-Buthi menekankan bahwa seorang mujtahid harus berpegang pada kemaslahatan hakiki dalam menetapkan suatu undang-undang.

Penerjemah akan menggunakan batasan (D{awa>bit}) yang diberikan oleh al-Buthi di atas untuk membaca hasil keputusan Bahsul Masail Diniyah Waqi'iyyah Muktamar Nahdlatul Ulama XXXII Tahun 2010 tentang dibolehkannya perkawinan dengan cara digantung. Selain keterbatasan tersebut, pendapatnya tentang hukum Islam yang fleksibel namun tetap seimbang antara ketergantungan pada teks dan nalar juga digunakan untuk menguraikan setiap dalil yang akan disampaikan. Singkatnya, penelitian ini akan mengacu pada pendapat al-Buthi yang tertuang dalam disertasinya yang kini terbit dengan judul D{awa>bit}.

1 Tahun 1974 dan Kumpulan Hukum Islam (KHI), serta yang secara tidak langsung namun masih berkaitan dengan masalah perkawinan, seperti UU No.

Metode Penelitian

Selain menggunakan kerangka teori manfaat di atas, penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis, baik melalui peraturan negara yang berbicara langsung tentang perkawinan seperti UUP No. Peraturan tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa syarat minimal seseorang untuk menikah adalah 16 tahun bagi perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki. Sedangkan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak disebutkan bahwa yang dikategorikan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun.

Undang-undang ini juga menyebutkan bahwa orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mencegah perkawinan pada usia anak. Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, maka sumber data primer dalam penelitian ini adalah fatwa-fatwa terkait dan berbagai sumber studi kepustakaan yang relevan seperti kitab-kitab fiqh, kitab, majalah dan lain-lain dengan analisis terkait konsep batas. maslahatal-Bu>t}i . Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitis, dengan terlebih dahulu mendeskripsikan fatwa LBM NU tentang perkawinan dan berbagai ketentuan yang mengikutinya, kemudian menganalisis isi dan landasan filosofis yang digunakan dalam fatwa tersebut.

Untuk memberikan gambaran dan penjelasan yang komprehensif dan terkini, kami lanjutkan dengan analisis fatwa tersebut dengan mempertimbangkan realitas hukum masyarakat dan negara.

Sistematika Pembahasan

Hal ini penting untuk dituliskan sebagai bahan pertimbangan untuk melihat fenomena pending nikah dan pentingnya menelaah manfaatnya pada setiap kasus. Selain itu, pada bab ini juga dituliskan hasil penelitian terkait perkawinan anak yang dilakukan oleh sebuah yayasan (Rumah KitaB) untuk memberikan gambaran mengenai kondisi nyata yang ada pada keluarga perkawinan anak, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan. sebagai pertimbangan faktual dan nyata. Pada bab keempat, dilakukan analisis terhadap dalil-dalil yang digunakan dalam fatwa tersebut melalui kajian berbasis teks dengan mengaitkan isi dengan latar belakang, baik dari segi waktu, tempat, dan pelaku.

Selanjutnya inti penelitian ini adalah mengkaji manfaat nikah siri dengan pertimbangan yang tertuang dalam kitab D{awa>bit} al- Mas}lah}ah fi> asy-Syari>'ah al-Isla> miyyah. , karya al-Bu>t}i. Namun, belum ada kepastian waktu pasti kapan pernikahan itu benar-benar akan dilangsungkan dan belum ada rencana Nabi Muhammad SAW. Bagi umat Islam, pernikahan memberikan banyak manfaat berupa ilmu pengetahuan, baik dari peristiwa pernikahannya, maupun dari perjalanan rumah tangganya melalui sejarah Aisyah ra.

Melalui pertimbangan D{awa>bit} al-Mas}lah}ah diketahui bahwa manfaat nikah tertunda belum termasuk manfaat nyata. Sekalipun manfaat tersebut berada dalam perlindungan maqa>s}id asy-syari>'ah, dan tidak bertentangan dengan nash-nash Al-Qur'an, Sunnah dan Qiyas, namun manfaat nikah tertunda dapat menghilangkan manfaat-manfaat yang ada. a mempunyai cakupan dan kepastian yang lebih besar, yaitu kemaslahatan anak yang dapat diwujudkan melalui perkawinan ditinjau dari peraturan negara. Meskipun tidak mempunyai pijakan yang kuat dari sudut kemanfaatan pending nikah, namun tidak berdampak pada keabsahan amalan ini karena sah atau tidaknya suatu akad tergantung pada syarat dan ketentuannya.

Hanya saja, praktik penangguhan perkawinan yang saat ini sangat didasari oleh motif mengutamakan kepentingan orang tua dan berpotensi mengabaikan masa depan anak, sebaiknya dilarang karena tidak tepat.

Saran-saran

Khaidarullah, “Modernisasi Hukum Keluarga Islam: Kajian Perkembangan Wacana dan Peraturan Perundang-undangan Usia Perkawinan di Indonesia”, skripsi yang belum diterbitkan, Program Studi Hukum Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2014). Agus Syahrur, “Kedewasaan Hukum Perkawinan Indonesia,” Tesis tidak diterbitkan, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga (2003). Shofiyulloh, “Pendaftaran dan Usia Pernikahan di Indonesia; Upaya Objektifikasi Hukum Perkawinan Islam Indonesia" Disertasi yang tidak diterbitkan.

Jamhar, Bazro, “Konsep Maslahat dan Penerapannya dalam Penetapan Hukum Islam (Kajian Pemikiran Ushul Fiqh Sa’id Ramadhan al-Buthi)”, tesis yang tidak dipublikasikan, Program Pascasarjana IAIN Walisongo (2012). Khaidarullah, “Modernisasi Hukum Keluarga Islam: Kajian Perkembangan Wacana dan Peraturan Perundang-undangan Usia Perkawinan di Indonesia”, skripsi yang belum diterbitkan, Program Studi Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga (2013). Agus Syahrur, “Kedewasaan Hukum Perkawinan Indonesia,” Tesis tidak diterbitkan, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga (2003).

Russiani, Septia, “Motif Pernikahan Dini dan Implikasinya dalam Kehidupan Beragama Masyarakat Desa Girikarto Kecamatan Panggang Kabupaten Gunung Kidul, skripsi yang belum diterbitkan, Program Studi Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga (2013). Shofiyulloh, “Pendaftaran dan usia menikah di Indonesia; Upaya Objektifikasi Hukum Perkawinan Islam Indonesia” Disertasi yang Belum Diterbitkan, Program Studi Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga (2013). 8 17 Pernahkah kamu memperhatikan orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjerumuskan kaumnya ke dalam lembah kehancuran? , 3 .

16 22 (Iaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali pelanggaran-pelanggaran kecil. 40 34 dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki; maka mereka benar-benar. 25 95 Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.

Identitas Diri

Riwayat Pendidikan

Pengalaman Penelitian

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

16 Tahun 2019 Atas Perubahan UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Kompilasi Hukum Islam Putusan MK NO.69/PUU/XIII/2015 tentang Pengujian Undang-Undang No.5 Tahun 1960 Tentang