• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh WIRNAYANTI NIM 10536 4881 14

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Oleh WIRNAYANTI NIM 10536 4881 14"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Problem Solving dan Problem Statement pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar, Skripsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan rata-rata hasil belajar matematika melalui pendekatan problem solving dan problem setting. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar tahun pelajaran 2018/2019 dan sampel penelitian ini terdiri dari 2 kelas, dimana kedua kelas tersebut akan mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu kelas pertama mendapatkan pemecahan masalah. dan kelas kedua menggunakan Problem Approach Posing, dengan total 25 siswa untuk pendekatan Problem Solving dan juga 25 siswa untuk pendekatan Problem Statement.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika dengan pendekatan problem solving dan problem posing. Pada pendekatan pemecahan masalah rata-rata skor belajar adalah 82,96 dengan standar deviasi 4,78, dan rata-rata skor belajar pada pendekatan problem posing adalah 87,88 dengan standar deviasi 7,36. Skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan Pemecahan dan Penyelesaian Masalah pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar” diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Diklat, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dosen dan staf Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya. Husain Abdul Rahman, S.Pd, M.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Makassar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan disertasi.

Latar Belakang

Pembelajaran matematika memegang peranan penting sebagai salah satu kegiatan mempelajari ilmu pengetahuan yang menjadi penunjang bagi kemajuan dan kesejahteraan individu pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Oleh karena itu, matematika dapat dikatakan sebagai salah satu dasar yang harus dikuasai oleh setiap individu. Mengingat pentingnya mata pelajaran matematika, maka pembelajaran matematika harus dirancang untuk menarik minat siswa dan menumbuhkan keinginan untuk belajar sehingga mereka terlibat dalam proses pembelajaran matematika dan memiliki sikap yang positif terhadap matematika sehingga hasil belajar matematika dapat tercapai. belajar matematika tidak lagi menjadi perhatian.

Hal ini menuntut praktisi pendidikan khususnya guru untuk menciptakan proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan komunikatif dengan inovasi model pembelajaran yang menarik dan melibatkan seluruh siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa belajar tanpa ada paksaan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada bulan September – November 2017 pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar, siswa masih mengalami kesulitan yang berbeda-beda dalam belajar matematika. Salah satu alternatif yang dapat digunakan guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih aktif adalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan pemecahan masalah.

Pendekatan ini sangat cocok digunakan, karena dalam pendekatan pemecahan masalah siswa didorong untuk memecahkan masalah atau Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tergerak untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Problem Solving dan Problem Setting Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar”.

Rumusan Masalah

Sedangkan pada pendekatan Problem Statement, mengutamakan aktivitas, kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa melalui aktivitas pemecahan masalah dengan merumuskan kembali suatu masalah. Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara yang menggunakan pendekatan problem solving dan problem posing pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Makassar.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Memberikan pertimbangan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan mengajar sehingga guru dapat memilih pendekatan yang paling tepat untuk digunakan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi siswa dan menumbuhkan semangat belajar dalam diri siswa sehingga siswa dapat lebih aktif dalam belajar matematika guna meningkatkan hasil belajar.

Kajian Pustaka

  • Pengertian Belajar
  • Hasil Belajar Matematika
  • Perndekatan Problem Solving
  • Pendekatan Problem Posing
  • Penelitian yang Relevan

Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan pola untuk memberikan masalah atau kasus kepada siswa untuk dipecahkan. Ciri-ciri pendekatan pemecahan masalah Rosmiati (Taplin, 2000) adalah (1) ada interaksi antara siswa dan interaksi antara guru dan siswa; (2) terjadi dialog dan konsensus matematis antar siswa; (3) guru memberikan informasi yang cukup tentang masalah dan siswa mengklarifikasi, menginterpretasikan dan mencoba. Setiap pendekatan tidak luput dari kelebihan dan kekurangannya, adapun kelebihan dan kekurangan pendekatan pemecahan masalah (Muliawan) adalah sebagai berikut.

Sebagai strategi pembelajaran, pendekatan Problem Statement melibatkan tiga keterampilan dasar, yaitu menyimak, berdialog, dan bertindak. Karakteristik pendekatan Problem Statement Kurniawan (Thobroni dan Mustofa, yaitu (a) guru belajar dari siswa dan siswa belajar dari guru; Kelemahan pendekatan Problem Statement adalah: (1) Pembelajaran problem statement membutuhkan waktu yang lama, (2) Memerlukan dukungan buku yang berkualitas untuk dijadikan acuan pembelajaran khususnya dalam pembuatan soal, (3) Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan Problem Statement suasana kelas cenderung sedikit gaduh karena siswa diberikan kebebasan oleh guru pendidikan, (4) Menurut hasil penelitian Silver dan Cai kelemahan implementasi yang paling utama adalah .

Palobo (2016) menyimpulkan bahwa; (1) pendekatan Problem Statement efektif ditinjau dari sikap terhadap perhitungan dan prestasi belajar; (2) pendekatan pemecahan masalah efektif ditinjau dari prestasi belajar; (3) Pendekatan Problem Posing lebih efektif daripada pendekatan Problem Solving ditinjau dari sikap siswa terhadap komputasi. Shanti dan Agus Maman Abadi (2015) menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran Collaborative Problem Solving dan Problem Solving dengan Collaborative Environments efektif, dan pendekatan Problem Solving dengan.

Kerangka Pikir

Ketika pendekatan pemecahan masalah digunakan dalam proses pembelajaran, penekanannya harus pada siswa yang mempelajarinya, bukan hanya belajar bagaimana memecahkan suatu masalah. Pendekatan pemecahan masalah dapat mempengaruhi hasil belajar karena dalam pendekatan ini siswa harus belajar berpikir aktif secara ilmiah dan mandiri untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dalam penelitian ini, pendekatan Problem Posing menekankan bahwa siswa harus aktif dalam menemukan dan merumuskan masalah secara mandiri.

Dengan menggunakan pendekatan problem setting, siswa diharapkan dapat berlatih mengerjakan soal-soal yang diajukan dengan merumuskan masalah bersama teman sekelompoknya. Diharapkan setelah menggunakan pendekatan problem solving dan problem posing, kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat dan hasil belajar siswa meningkat. Perbedaan pendekatan pembelajaran problem solving dan problem setting adalah bahwa dalam pendekatan problem solving, siswa harus belajar berpikir aktif secara ilmiah dan mandiri memecahkan masalah yang diajukan oleh guru.

Sedangkan pada pendekatan problem statement membantu siswa menemukan topik baru dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Karena dalam pendekatan problem statement, siswa dilatih untuk merumuskan kembali soal-soal yang ada dengan berbagai perubahan sehingga lebih sederhana dan mudah dikelola.

Hipotesis

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah objek/subjek yang diteliti, tetapi mencakup semua karakteristik/. Penempatan siswa kelas VIII dilakukan dengan mengadakan tes dan dipilih 25 siswa terbaik kemudian ditempatkan di kelas VIII A, hal ini menunjukkan bahwa kelas VIII A merupakan kelas unggulan.

Sampel penelitian ini terdiri dari 2 kelas dan kedua kelas akan diperlakukan berbeda yaitu kelas 1 menggunakan pendekatan problem solving dan kelas 2 menggunakan pendekatan problem posing. Pemilihan kelas dilakukan dalam dua tahap karena terdapat 2 kriteria di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar yaitu kelas atas (Kelas VIII A) sedangkan Kelas VIII B, VIII C dan VIII D memiliki kemampuan yang hampir sama.

Tabel 3.2 populasi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar
Tabel 3.2 populasi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Tes akhir dilakukan dengan memberikan lembar tes berisi 5 nomor soal deskriptif kepada kedua kelas, yang diajar dengan pendekatan problem solving dan yang diajar dengan pendekatan problem statement.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai belajar siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Makassar setelah dilakukan proses pembelajaran dengan pendekatan problem solving adalah 82,96, dengan nilai yang dicapai siswa berdistribusi dari terendah. skor 76 dengan skor tertinggi 91. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata skor belajar siswa kelas VIII D SMP Muhammadiyah 1 Makassar setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Problem Statement adalah 87,88. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang belajar melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan pelemparan masalah.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, siswa secara deskriptif VIII. kelas SMP Muhammadiyah 1 Makassar yang dibelajarkan dengan pendekatan problem solving memperoleh nilai rata-rata 82,96 dan pendekatan problem posing memperoleh nilai rata-rata 87,88 lebih tinggi dari rata-rata tes. Hasil belajar kelas pendekatan pemecahan masalah. Hasil yang diperoleh pada kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa hasil tes prestasi belajar pada kelas C (pendekatan pemecahan masalah) memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas D (pendekatan problem setting), sehingga pada penelitian ini terdapat perbedaan hasil belajar matematika antar kelas. siswa, yang belajar melalui pendekatan pemecahan masalah dengan pendekatan problem setting dalam pembelajaran pola bilangan. Hal ini dipertegas dengan hasil analisis statistik inferensial yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan pemecahan masalah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Falach (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan Keefektifan Pendekatan Problem Solving dan Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika Siswa SMP”. Apalagi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jabar (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Pendekatan Pengajuan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah”, menyatakan bahwa. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini terlihat adanya perbedaan hasil belajar siswa saat menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan pelemparan masalah.

Maka dari hasil penelitian statistik deskriptif dan statistik inferensial, hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan Problem Statement lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan problem solving. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 1 Makassar yang dibelajarkan melalui pendekatan Problem Solving yaitu dengan nilai mean 82,96 dengan standar deviasi 4,78. Hasil belajar siswa kelas VIII D SMP Muhammadiyah 1 Makassar yang dibelajarkan melalui pendekatan Problem Statement dengan skor rata-rata 87,88 dengan standar deviasi 7,36.

Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan problem posing di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Dimana rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui pendekatan Problem Solving lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui pendekatan Problem Solving. Membandingkan keefektifan pendekatan problem solving dan problem posing dalam pembelajaran matematika siswa sekolah menengah, (Online), (https://journal.uny.ac.id, diakses 19 Agustus 2018).

Penerapan Pendekatan Problem Posing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah, (online), (http://media.neliti.com, diakses 19 Agustus 2018). Efektifitas Pendekatan Problem-Setting dan Problem-Solving dalam Pembelajaran Kalkulus II, (online), (http://journal.uny.ac.id, diakses 19 Agustus 2018). Penerapan Pendekatan Problem Posing untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Matematika Siswa SMA, (Online), (repository.unpas.ac.id, diakses 6 Mei 2018).

Efektifitas pendekatan problem-solving dan problem-posing dengan lingkungan kolaboratif dalam pembelajaran matematika, (Online), (http://doaj.org.article. Diakses 19 Agustus 2018).

Tabel  3.1  Kategori  Standar  yang  Ditetapkan  Departemen  Pendidikan  dan     Kebudayaan
Tabel 3.1 Kategori Standar yang Ditetapkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Inferensial

Pembahsan Data Hasil Penelitian

Gambar

Tabel 3.2 populasi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar
Tabel  3.1  Kategori  Standar  yang  Ditetapkan  Departemen  Pendidikan  dan     Kebudayaan
Tabel  4.1  Statistik  Deskriptif  Hasil  Belajar  Siswa  Kelas  VIII  yang    diajar Melalui Pendekatan Problem Solving
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Kelas VIII yang  Diajar Melalui Pendekatan Problem Posing

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan selama 2 siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan problem posing dengan CBI dapat meningkatkan hasil