PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran manakah yang lebih baik antara model pembelajaran PP dan PBL mengenai hasil belajar ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah. Dengan demikian dapat diasumsikan model pembelajaran PBL lebih baik dari model pembelajaran PP ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah. Model pembelajaran PBL lebih baik dari model pembelajaran PP untuk hasil belajar ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah.
Tidak ada perbedaan hasil belajar pada setiap kategori kemampuan pemecahan masalah (tinggi, sedang dan rendah). -2) Siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah sedang. Siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah sedang lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah rendah.
-3) Siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah rendah. Terdapat perbedaan hasil belajar pada setiap kategori kemampuan pemecahan masalah (tinggi, sedang dan rendah).
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat
- Tujuan
 - Manfaat
 
Untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih baik antara problem setting dan problem based learning terhadap hasil belajar. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik antara kemampuan pemecahan masalah tinggi, sedang dan rendah terhadap hasil belajar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pemikiran baru khususnya dalam bidang pendidikan mengenai model pembelajaran yang lebih baik antara model PP dan PBL untuk hasil belajar ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Definisi Operasional
- Problem Posing (PP)
 - Problem Based Learning (PBL )
 - Hasil Belajar
 - Kemampuan Pemecahan Masalah
 
Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah, dimana guru memberikan masalah kepada siswa dan siswa kemudian memecahkan masalah tersebut secara individu atau kelompok. Kemampuan pemecahan masalah adalah upaya yang dilakukan seseorang ketika menghadapi masalah, dan solusi dari masalah tersebut tidak dapat diketahui dengan segera.
Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Kajian Pustaka
- Kajian teoritis
 - Kajian Terdahulu
 
26Desi Luthfiana Putri dan Tri Astuti Arigiyati, “Efektivitas TGT Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Keterampilan Pemecahan Masalah”, Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, hal. diterima, artinya tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran PP dan PBL dengan keterampilan pemecahan masalah. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah karena siswa memiliki tingkat kemampuan.
Nurma Angkotasan, “Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis,” Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika, Vol.3 No. 1 April 2014. Siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik hasil belajar dibandingkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rata-rata. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah.
Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah yang tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan pemecahan masalah yang rendah.
Kerangka Berpikir
Hipotesis Penelitian
Metode Penelitian
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
 - Populasi dan Sampel
 - Waktu dan Tempat Penelitian
 - Variable Penelitian
 - Desain Penelitian
 - Instrument/ Alat dan Bahan Penelitian
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Teknik Analisis Data
 
Terdapat perbedaan hasil belajar pada setiap kategori kemampuan pemecahan masalah (tinggi, sedang dan rendah). 3) 𝐻0𝐴𝐵 : (𝛼𝛽)𝑖𝑗 = 0, untuk masing-masing 𝑖= 1, 2 dan 𝑗 = 1, 2, 3 Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran PP, model pembelajaran PBL dan keterampilan pemecahan masalah. 3) (F1-3) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah, karena dalam proses pembelajaran siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah tinggi memahami masalah, mampu membuat rencana penyelesaian, eksekusi. Bagi guru lebih banyak melatih keterampilan pemecahan masalah, misalnya dengan memberikan soal-soal yang tidak rutin, sehingga keterampilan pemecahan masalah siswa berkembang dengan baik.
Daryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenamedia Group, 2016 Dian Uslifatul Janah, ―Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Puspita sari, “Pengaruh Kemampuan Awal terhadap Keefektifan Pendekatan Problem Posing Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah”, Skripsi, FKIP, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2017. Dengan demikian, biaya yang harus dikeluarkan Ali untuk menjalankan usaha pengumpulan sampah membuat alat adalah 𝑅𝑝. Rubrik penilaian kemampuan pemecahan masalah.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
- Analisis Data
 
Untuk uji prasyarat selanjutnya yaitu uji homogenitas, peneliti menggunakan uji Fisher dalam uji homogenitas ini. Uji perbandingan antar jalur dalam penelitian ini tidak diperlukan karena model pembelajaran hanya ada dua yaitu model PP dan PBL, sehingga dapat dipastikan H0A ditolak karena anava menunjukkan H0A ditolak. Dari mean marjinal, menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL lebih baik dari model pembelajaran PP ditinjau dari hasil belajar.
Pembahasan
-3) Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah. hanya saja pada model pembelajaran PP guru hanya menyajikan informasi dan siswa membuat pertanyaan dari informasi yang disajikan, sedangkan soal PBL disajikan oleh guru. 2) (F2-3) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah karena proses pembelajaran melibatkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah memahami masalah, merencanakan masalah, mampu tetapi masih kurang optimal dalam melakukan perencanaan penyelesaian dan kurang optimal dalam menjelaskan hasil penyelesaiannya, sedangkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah masih kurang mampu memahami, merencanakan, dan melaksanakan masalah soal serta kurang mampu menjelaskan hasil penyelesaiannya. hunian. Selama proses implementasi model pembelajaran PP, ketika siswa diminta untuk membuat masalah dalam bentuk soal, siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang, karena siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik. mampu menyelesaikan masalah dalam bentuk pertanyaan membuat informasi yang disajikan karena kemampuan memahami informasi dan mampu merencanakan, melaksanakan penyelesaian, sedangkan siswa dengan keterampilan pemecahan masalah dapat memahami informasi yang disajikan tetapi tidak optimal dalam pelaksanaannya pemukiman.
Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah karena siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi dapat membuat masalah dalam bentuk pertanyaan berdasarkan informasi yang disajikan karena kemampuannya dalam memahami informasi dan mampu merencanakan. dan melaksanakan solusi, sedangkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah kurang mampu memahami informasi yang disajikan dan kurang mampu merencanakan dan melaksanakan solusi. Dalam proses pembelajaran PBL, ketika peneliti memberikan masalah untuk dipecahkan, siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang, karena dalam proses diskusi, siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi dapat memahami masalah dan mampu. untuk merumuskan rencana solusi dan menerapkan dan menjelaskan, sedangkan siswa dengan keterampilan pemecahan masalah sedang dapat melakukan ini. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah karena dalam proses diskusi siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang mampu memahami masalah dan merencanakan pemecahannya, tetapi kurang maksimal dalam melaksanakan pemecahannya, sedangkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang. keterampilan resolusi rendah kurang mampu memahami masalah, merencanakan solusi, dan mengimplementasikan solusi.
Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah karena dalam proses diskusi siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi mampu memahami masalah serta mampu merencanakan dan melaksanakan serta menjelaskan penyelesaiannya, sedangkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah. kemampuan pemecahan masalah kurang mampu memahami masalah dan merencanakan solusi serta mengimplementasikan solusi. Merencanakan pemecahan masalah: membuat pola/aturan untuk menyelesaikan masalah, dapat berupa penggunaan variabel (mengubah variabel), mengubah soal menjadi model matematika (membuat model matematika).