• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of OPTIMALISASI MEDIA SOSIAL GERAKAN PEMUDA (GP) ANSOR SEBAGAI STRATEGI DAKWAH PIMPINAN CABANG KOTA KEDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of OPTIMALISASI MEDIA SOSIAL GERAKAN PEMUDA (GP) ANSOR SEBAGAI STRATEGI DAKWAH PIMPINAN CABANG KOTA KEDIRI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SEBAGAI STRATEGI DAKWAH PIMPINAN CABANG KOTA KEDIRI

Muhammad Mirza Firdaus, Mochamad Taufiq Kolil

Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri, Indonesia1, IAIN Kediri, Indonesia

muhmirzafirdaus@gmail.com, taufiq.azmi007@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gambaran strategi dakwah yang dilakukan oleh organisasi pemuda Ansor Kota Kediri dalam menyampaikan dakwah terutama dalam media dakwah yang bertransformasi dengan media sosial. Salah satu implementasi dari penggunaan media sosial adalah sebagi media dakwah melalui tayangan digitalisasi, baik berupa foto, video maupun konten-konten yang menghibur sekaligus memiliki muatan pesan-pesan dakwah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenomologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa optimalisasi dakwah melalui media sosial dengan menggunakan platform Instagram dan youtube bisa diterima dengan baik oleh kalangan pemuda khususnya kalangan millenial. Faktor pendukung dalam Gerakan Pemuda ansor dalam menjalankan program ini adalah pengurus yang memang menjadi da’i dengan kedalaman ilmu agama berbasis pondok pesantren serta tingginya jumlah follower yang dimiliki oleh beberapa pengurus dan penentuan tema yang kontemporer. Adapun tantangan lapangan yang saat ini dihadapi adalah berkaitan dengan manajemen waktu atau jadwal yang kurang baik serta keterbatasan sarana yang dimiliki.

Kata kunci : Media Sosial, Strategi Dakwah, GP Ansor

Abstract: This study aims to reveal an overview of the proselytizing strategy carried out by the Ansor Kediri Kota youth organization in delivering proselytizing, especially in proselytizing media that transforms by sosial media. One of the implementations of the use of sosial media is as a proselytizing media through digitization impressions, both in the form of photos, videos and entertaining content as well as having the content of proselytizing messages. The research method used is qualitative research with a phenomenological approach. The results of this study show that the optimization of proselytizing through sosial media using the Instagram and Youtube platforms can be well received by young people, especially millennial people. The supporting faktors in the Ansor Youth organization in carrying out this program are the administrators who have indeed as a speech by the depth of basic religious knowledge of islamic boarding schools, the high number of followers owned by some administrators and the determination of contemporary themes. The field challenges currently faced are related to decrease time management or schedules and limited facilities owned.

Keywords: Sosial Media, Da'wah Strategy, GP Ansor

PENDAHULUAN

Keberadaan media sosial telah menjadi bagian kehidupan manusia di seluruh dunia yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Media sosial menjadikan akses komunikasi yang

(2)

sangat mudah dan efisien.1 Penggunaan media sosial di zaman industry 4.0 telah dimulai sejak masih dalam kandungan hingga awal kelahiran bayi. Generasi ini terus beranjak dengan penggunaan gawai dan bermain dengan dunia maya dengan berbagai sosial media, seperti youtube, game online, Instagram dan WA semakin meningkat2. Berdasarkan laporan We Are Sosial, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022.

Jumlah itu telah meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang3.

Meningkatnya penggunaan media sosial ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan apa saja, seperti berbagi berita, jual beli secara online, bahkan bisa digunakan sebagai sarana dakwah Islam. Hal ini sangat penting karena sebuah zaman pasti mengalami perubahan, dan keberadaan media sosial di tengah masyarakat ini tidak bisa dihindarkan lagi. Dalam menyikapi perubahan zaman ini, organisasi Islam perlu berinovasi dalam berdakwah. Artinya, aktivitas dakwah hendaknya dapat mengikuti perkembangan dan perubahan masyarakat4. Tingginya penggunaan media sosial ini didominasi oleh generasi muda, atau pada zaman sekarang disebut generasi Z (Januari 1988 - sekarang). Generasi muda ini adalah generasi yang menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berinteraksi melalui media sosial. Generasi yang didominasi oleh para pemuda ini menghabiskan 79% waktunya untuk mengakses internet, generasi ini disebut dengan generasi digital native5.

Dalam transformasi zaman ini, penggunaan media sosial selalu digunakan untuk beberapa pekerjaan dalam atau satu waktu. Contohnya ketika seorang pelajar mengerjakan tugasnya, disaat itu juga mereka mengakses situs Whatsapp, membuka Facebook untuk chatting dengan teman, mengirim file dengan email, hingga memilih tempat yang menarik melalui Instagram6. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa media sosial berperan dalam menunjang aktivitas bagi sebagian dan bahkan banyak orang7. Penelitian dari Zazin N dan Zaim M mengenai media pembelajaran agama Islam berbasis media sosial pada generasi-Z memperlihatkan bahwa media sosial merupakan media pembelajaran agama Islam yang relavan dalam mendididk generasi-Z. Pemanfaan media sosial sebagi media pembelajaran dan pengwasan peserta didik adalah langkah yang tepat mengingat generasi-Z ini notabenennya

1 Silvia Fardila Soliha (2015). Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Kecemasan Sosial. Interaksi:

Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1), 1–10. https://doi.org/10.14710/interaksi.4.1.1-10

2 Lucy Pujasari Supratman (2018). Penggunaan Media Sosial oleh Digital Native. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 15(1), Article 1. https://doi.org/10.24002/jik.v15i1.1243

3 M. Ivan Mahdi (2022) Pengguna Media Sosial di Indonesia Capai 191 Juta pada 2022. (n.d.). Retrieved June 26, 2022, from https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-juta-pada-2022

4 Agung Drajat Sucipto (2020). Strategi Dakwah Dalam Penguatan Ekonomi Umat Oleh Gerakan Pemuda (Gp) Ansor Kabupaten Banyumas. Jurnal Dakwah: Media Komunikasi Dan Dakwah, 21(2), Article 2.

https://doi.org/10.14421/JD.2122020.6

5 Mahdi, M. Ivan. Op. cit

6 Ibid

7 Bambang Sunarwan (2015). AKTIFITAS KOMUNIKASI DAN MEDIA SOSIAL (Survai Pola Komunikasi Masyarakat DKI Jakarta Melalui Social Network Sites). JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA. Vol. 19 No. 1 (Januari - Juni 2015) Hal : 93 - 106

(3)

sangat akrab dengan sosial media, bahkan porsi dunia maya mereka terkadang lebih besar daripada porsi dunia nyata mereka8.

Penelitian yang lain dilakukan oleh Susri Adeni dan Anis Endang tentang media sosial sebagai sarana belajar dan motivasi ke-islaman bagi mahasiswa di Kota Bengkulu. Informan dalam penelitian sejumlah 11 orang menunjukkan hasil bahwa tampilan audio visual yang berdurasi pendek, padat dan “enak” didengar tidak hanya membuat informan tertarik, namun juga lebih mengena pesan-pesan keislaman di hati informan. Kemudian dampak juga dirasakan setelah mengakses akun Instagram secara rutin, perubahan yang dirasakan seperti menjadi pribadi yang lebih baik dan sabar, bisa bersikap lebih dewasa dalam mengambil keputusan dan mengubah pola pikiran mengenai dunia9.

Dalam menyikapi perubahan zaman ini, organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama memiliki andil di dalamnya. NU memiliki wadah yang bisa menjadi sarana bagi para pemuda, terutama di bidang digitalisasi dakwah10. Kegiatan di organisasi Gerakan Pemuda Ansor tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan pelatihan ketrampilan tertentu, tetapi yang terpenting adalah penanaman nilai-nilai agama melalui Gerakan dakwah. Gerakan Pemuda Ansor adalah organisasi kepemudaan, kemasyarakatan,kebangsaan, dan keagamaan yang berwatak kerakyatan yang berkembang sampai saat ini menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa11. Sifat keorganisasian yang melekat di tubuh Gerakan Pemuda Ansor adalah mengemban urusan kepemudaan, keagamaan, kebangsaan, dan kerakyatan, menggambarkan bahwa permasalahan yang dihadapi organisasi tersebut sangat komplek12.

Gerakan Pemuda Ansor merupakan organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama’ yang menjunjung tinggi dan membela Negara Indonesia yang sah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945 serta senantiasa mengemban paham Islam Ahlusunnah Wal Jamaah.

Faham inilah yang yang dipakai sebagai pedoman dalam Penggunaan media sosial sebagai sarana dakwah yang jika dimanfaatkan secara maksimal akan memberikan dampak positif bagi perkembangan kehidupan, khususnya syiar nilai-nilai agama islam yang rahmatan lil alamin akan dapat dirasakan dalam anggota organisasi NU (Nahdlatul Ulama) maupun masyarakat luas13.

8 Nur Zazin & Muhammad Zaim (2020) Proceeding Antasari International Conference: Media pembelajaran agama islam Berbasis media sosial pada generasi-z. Vol 1, No 1 (2019 . https://jurnal.uin- antasari.ac.id/index.php/proceeding/article/view/3744

9 Susri Adeni & Anis Endang (2021) (n.d.). Open Journal Systems. https://doi.org/10.21043/at-tabsyir.v8i2.1002

10 Ali Ridho, Akhmad Rifa'i & Mohammad Sujud (2022). Jagat Dakwah Nahdlatul Ulama Dakwah Berbasis Teknologi dan Informasi di Era Digitalisasi dan Disrupsi. JURNAL AL-MUNAZZAM Volume 2 (No.2 2022).

11 Pratin Nurdian Safira (2017). Peran Gerakan Pemuda Ansor (Gp Ansor) Dalam Menumbuhkan Nasionalisme Di Kalangan Pemuda Kelurahan Karangroto Kecamatan Genuk Kota Semarang. Unnes Civic Education Journal, 3(2)

12 Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, & Kodiran Kodiran (2016). Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Ketahanan Nasional, 22(2), Article 2. https://doi.org/10.22146/jkn.12002

13 Website Gerakan Pemuda Ansor. https://ansor.id/

(4)

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri mempunyai visi dan misi yang sama dengan Organisasi Gerakan Pemuda Ansor di seluruh Indonesia yang berada pada pimpinan cabang dalam peranannya di bidang dakwah. Organisasi ini beranggotakan pemuda-pemuda yang mempunyai berbagai latar belakang pendidikan formal maupun non formal. Sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri mempunyai peran aktif dalam melakukan pendidikan dan pelatihan kepemudaan Islam di wilayah Kota Kediri. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan bahwa Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri memiliki kegiatan rutin seperti pengembangan pendidikan Islam melalui Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor yang dilaksanakan secara terjadwal, memberikan ceramah keagamaan melalui mimbar khutbah jum’at, dan memberikan dialog interaktif keagamaan yang dilaksanakan di beberapa café dan kegiatan rutin lainnya yang secara kontinyu dijalankan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri.

Selain itu Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri juga aktif dalam penggunaan media sosial dalam strategi dakwah khususnya untuk para pemuda. Salah satunya dengan menggunakan platform Instagram @ rijalulansorkotakediri yang telah memiliki pengikut sebanyak 3.811 dengan 238 postingan. Pengikut ini jauh lebih banyak dibanding platform Instagram milik @ rijalulansor.jatim dengan 1.332 dengan 83 postingan. Sumber data diakses pada tanggal 28 September 2022. Kegiatan Dakwah Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri yang dilaksanakan merupakan wujud pelaksanaan pendidikan Islam untuk meraih cita-cita perjuangan bangsa dan sekaligus untuk menjadikan kader bangsa yang tangguh, yang memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan utuh, yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, bermoral luhur sesuai yang dicita-citakan bangsa Indonesia14.

Berdasarkan fenomena inilah peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang optimalisasi media sosial sebagai strategi dakwah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pimpinan Cabang (PC) Kota Kediri.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif (qualitative research) dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi berupaya mengeksplorasi dan menemukan makna dari fenomena yang dialami oleh individu atau sekelompok orang yang bersumber dari latar alamiah dengan peneliti sebagai instrument penelitian.15

Penelitian kualitatif tidak menggunakan data statistik, melainkan dengan mengumpulkan data, melakukan analisis dan diintepretasikan. Biasanya penelitian kualitatif berkaitan dengan permasalahan sosial di masyarakat. Dalam kontek penelitian ini, peneliti berupaya

14 Muhamad Yamin, Nelson Nelson, & Bariyanto Bariyanto (2020). Kontribusi Gerakan Pemuda Ansor dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Kabupaten Kepahiang. Manhaj: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 9(2), 91–106

15 Noeng Muhadjir (1996). Metodologi penelitian kualitatif: Pendekatan positivistik, rasionalistik, phenomenologik, dan realisme metaphisik telaah studi teks dan penelitian agama (Ed. ke-3, cet. 7). Rake Sarasin.

(5)

mengeksplorasi dan menemukan makna kemudian mendiskripsikan dengan menggunakan kata-kata tertulis tentang fenomena yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang khususnya terkait aktivitas dakwah Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Cabang (PC)Kota Kediri melalui media sosial.

Informan dalam penelitian ini adalah Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Cabang (PC) Kota Kediri beserta anggota Rijalul Ansor yang terlibat langsung dalam strategi dakwah dengan menggunakan platform media sosial dalam memberikan nilai-nilai syiar agama islam yang rahmatan lil alamain kepada masyaraka Kota Kediri maupun jejaring di dunia maya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi dokumen yang terkait dalam penelitian berupa sumber tertulis, video, gambar atau foto yang mendukung proses penelitian.

Data yang diperoleh dianalisis dengan metode Huberman dan Saldan yaitu pengumpulan data (data collection) yang diproleh dari dari lokasi penelitian baik melalui observasi maupun wawancara, reduksi data (data reduction) kemudian data dipilih, selanjutnya penyajian data (datadisplay), dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion and verification) yang disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam rubrik pendahuluan.16

Kajian Teori

Gerakan Pemuda Ansor

Gerakan Pemuda Ansor dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah tidak terbantahkan. GP Ansor lahir untuk diproyeksikan sebagai wadah para pemuda untuk berkiprah dan mengabdi secara nyata, baik kepada agama, negara, alim ulama, pesantren, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah. Inilah yang membedakan GP Ansor dengan organisasi-organisasi kepemudaan lainnya. Dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Hasil Kongres XV GP Ansor Tahun 2015 di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta, tanggal 15 Safar 1437 H/ 27 November 2015 M, Pasal 4 Menyebutkan : 1. Membentuk dan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang cerdas dan tangguh, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat, terampil, patriotik, ikhlas dan beramal shalih, 2. Menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menempuh manhaj salah satu madzhab empat di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, 3. Berperan secara aktif dan kritis dalam pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berkeadilan, berkemakmuran, berkemanusiaan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridhoi Allah SWT17.

Gerakan Pemuda Ansor bersifat kepemudaan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berwatak kerakyatan dengan kedaulatannya berada di tangan anggota dan

16 Op. cit

17 Ansor Gempol (2021). Tujuan Berdirinya Ansor. Retrieved Maret 1, 2022, from ansorgempol:

https://www.ansorgempol.or.id/2021/02/tujuan-berdirinya-ansor.html. Diakses Februari 18 2023

(6)

dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres. Adapun salah satu bentuk kegiatan yang membidangi dakwah dan pendidikan di tubuh ansor adalah adanya Rijalul Ansor18. Kegiatan Majelis Dzikir dan sholawat Rijalul Ansor merupakan sarana pemuda untuk menuntut ilmu keagamaan, penguatan aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dan dakwah Islam yang rahmatan lil a’lamin (rahmat untuk alam semesta). Berdasarkan Peraturan organisasi Gerakan Pemuda Ansor tentang Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor pada Pasal 2 dijelaskan bahwa Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor dibentuk mulai dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting di seluruh Indonesia.

Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor bersifat semi otonom di setiap tingkatan yang diangkat, disahkan dan diberhentikan oleh pimpinan Gerakan Pemuda Ansor di masing- masing tingkat kepengurusan. Rijalul Ansor merupakan kegiatan pengajian yang di dalamnya terdapat proses pendidikan karakter dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Seorang alim memberi nasehat dan motivasi dalam berorganisasi kepada para kader atau jama’ah, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab (diskusi), sehingga proses pendidikan karakter dapat berjalan dengan efektif19.

Dakwah

Secara etimologis, dakwah berasal dari kata da’a-yad’u-da’watan yang artinya ialah mengajak atau menyeru. Sedangkan secara terminologis, dakwah adalah mengajak atau menyeru manusia agar menempuh kehidupan di jalan Allah SWT.20 Aktivitas dakwah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kedalam ilmu agama untuk menyebarluaskan agama Islam, membimbing serta mengajarkan umat pada kehidupan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Ḥadits, dengan harapan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Menurut M. Quraish Shihab menyatakan bahwa dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Kegiatan dakwah ini memberikan fungsi yang banyak bagi masyarakat21. Karena dengan adanya dakwah, Islam dapat diketahui, dihayati dan diamalkan oleh manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya. seandainya tidak ada kegiatan dakwah masyarakat akan kehilangan nilai dan pesan agama Islam.

Dalam aktivitas dakwah, terdapat beberapa unsur yang harus ada di dalamnya. Di antara unsur-unsur tersebut ialah da’i (pemberi pesan), mad’u (penerima pesan), maddah al-da’wah

18 Risyatul Into Maisyaroh (2020). Dakwah Rijalul Ansor Dalam Majelis Dzikir Dan Shalawat Di Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo. Skripsi Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, Dan

Dakwah Institut Agama Islam Negeri (Iain) Ponorogo.

http://etheses.iainponorogo.ac.id/10016/1/Dakwah%20Rijalul%20Ansor%20Dalam%20Majelis%20Dzikir%20 Dan%20Shalawat.pdf

19 Pipit Widiatmaka, Agus Pramusinto, & Kodiran Kodiran. Op.Cit

20 Aziz, M.A. (2016). Ilmu dakwah. Jakarta: Penerbit Kencana

21 Deva Kurniawan (2022). Dakwah Menurut M. Quraish Shihab Kajian Surat Ali-Imran ayat 104 dan An-Nahl ayat 125 Dalam Tafsir al-Misbah. Skripsi. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Agama Islam Universits Muhammadiyah Surakarta

(7)

(materi yang disampaikan), thariqoh al-da’wah (metode dalam berdakwah) dan wasilah al-da’wah (media dakwah). Di Era milineal ini terdapat berbagai cara dalam berdakwah agar pesan para da’i dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat (mad’u). Seperti, dakwah melalui media cetak (buku, majalah, tabloid, artikel, dll), media elektronik (radio/televisi), media online (facebook, instagram, youtube, blog, dll) dan juga bisa dengan cara dakwah mimbariyah atau ceramah22

Selain itu, dakwah juga bisa dilakukan dengan menggunakan musik, drama atau melalui budaya yang ada di masyarakat. Seperti halnya yang telah dicontohkan oleh Sunan Kalijaga. Ia menggunakan seni dan budaya (wayang) untuk melaksanakan dakwahnya. Dalam penelitian ini media dakwah Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Cabang (PC) Kota Kediri menjadi focus untuk diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi dakwah terdiri dari dua kata, yakni strategi dan dakwah. Menurut Effendy, strategi adalah perencanaan untuk mencapai sebuah tujuan23. Strategi tidak hanya sebagai petunjuk, namun didalamnya terdapat cara dan tahapan untuk mencapai sebuah tujuan.

Pengertian diatas mengandung makna bahwa strategi adalah sebuah tahap perencanaan tindakan termasuk dalam penggunaan sebuah metode tertentu untuk mencapai tujuan.

Sedangkan definisi dakwah adalah mengajak atau menyeru manusia agar menempuh kehidupan di jalan Allah SWT. Sehingga jika digabungkan strategi dakwah adalah upaya atau metode yang dijalankan manusia untuk mengajak umat manusia ke jalan Allah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan sahabat Hanif sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri, bahwa strategi dakwah secara online menggunakan media sosial yang dilaksanakan adalah bentuk dari program Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri yang telah dilaksanakan sejak tahun 2019 sebelum pandemic terjadi di Indonesia. Bentuk dakwah yang kami lakukan ada dua, yakni secara klasikal dan milenial. Kegiatan klasikal yang rutin kita jalankan secara konvensional, seperti tahlil, istighosah, pembacaan mahalul qiyam dan pengajian yang diisi oleh kyai atau gus yang dilaksanakan secara istiqomah di Masjid atau Musholla ranting yang ada di wilayah Kota Kediri.

Adapun program kegiatan sosial keagamaan yang telah dilakukan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri seperti Rutinan Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor, Safari Ramadhan yang sering kami lakukan melalui mimbar mushola dan radio swasta yang ada di Kota Kediri, Halal Bi Halal, khitanan massal, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Khutbah Jum’at yang dilakukan di instansi pemerintah maupun swasta, Peringatan Hari Lahir (Harlah) Gerakan Pemuda Ansor, Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) dan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga tradisi lama yang sudah dibangun oleh para pendahulu jangan sampai hilang, karena Ansor sebagai bagian dari

22 Kustadi Suhandang, K. (2013). Ilmu Dakwah. Rosda Karya.

23 Onong Uchjana Effendy (2005). Ilmu komunikasi : teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(8)

Jami’yyah Nahdlatul Ulama yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah yang harus mampu menciptakan suasana tentram dan sejahtera lahir-batin dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, dan bernegara khususnya di Kota Kediri.

Bentuk strategi dakwah yang kedua adalah dakwah dengan cara milenial. Bentuk program kegiatan ini merupakan tuntutan dan inovasi yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang (PC) Kota Kediri untuk menyikapi perubahan zaman dan penyesuaian anggota yang mayoritas adalah pemuda dibawah usia 40 Tahun. Kegiatan milineal menurut sahabat Hanif adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan cara-cara yang menyesuaikan anak zaman sekarang dengan kemasan yang menarik agar lebih bisa diterima nilai-nilai agama islam. Misalnya adalah kita mengisi acara dakwah di café-café yang ada di kota Kediri. Adapun café yang sudah sering kita isi adalah Café 66, Café Warung Gunung (WAGU) dan beberapa café di Jalan Maskumambang Mojoroto Kota Kediri. “awalnya memang sempat tidak diperhatikan, namun yaa karena ini bentuk dakwah dan khidmat kami pada organisasi ya kami tetap jalankan, ditambah lagi semangat dari para Gus untuk tetap istiqomah, karena hidayahnya itu miliknya Allah SWT kita hanya sebagai lantaranya saja”. Kemasan kegiatan ini kita sesuaikan yang ada di café, mulai dari music dari group band atau group akustik, kemudian kita sambung dengan isi ceramah, lalu ada dialog dengan pengunjung café dengan durasi yang tidak perlu lama, cukup 10-15 menit, kemudian break dengan diisi music lagi.

Di dalam tubuh Ansor Kota Kediri memiliki tiga bidang, yakni Ansor yang focus pada bidang organisasi, Rijalul Ansor (RA) yang lebih focus pada bidang dakwah, Banser akronim dari Barisan Serba Guna yang memberikan pengamanan pada setiap kegiatan NU khususnya di Kota Kediri dan adanya Detasemen Wanita Banser (Denwatser) untuk mengakomodasi keinginan wanita untuk bergabung menjadi Banser. Dalam Strategi dakwah, Gerakan Pemuda Ansor juga focus pada kalangan milenial yang mana pada usia tersebut para pemuda ini tertarik untuk memperdalam ilmu agama melalui media sosial. Program dakwah ini diakomodasi oleh pengurus Rijalul Ansor yang salah satu program khususnya adalah dakwah melalui media sosial.

Hal ini disampaikan oleh sekretaris PC Ansor, sahabat Hanif sebagai berikut :

“di zaman yang mudah diakses ini, ketua rijalul Ansor memiliki program agar dakwah bisa diterima dimana saja dan oleh siapa saja dengan mudah asalkan ada jaringan internet. Apalagi zaman milenial ini, pasti para pemuda mengharapkan yang mudah dan praktis, salah satunya melalui media sosial”

Penggunaan media sosial sebenarnya sudah dilakukan sebelum terjadi pendemik covid- 19, meskipun belum terorganisir dengan baik. Namun sejak masa pandemi covid-19 semua kegiatan dakwah sempat berhenti karena adanya aturan pemerintah untuk pembatasan kegiatan sosial (PPKM). Seiring berjalannya waktu akhirnya Pimpinan Cabang Gerakan Ansor berinovasi untuk mengalihkan kegiatan dakwah dengan menggunakan media sosial. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri akhirnya berupaya untuk meningkatkan media sosial sebagai salah bentuk media dakwah yang dapat di terima oleh para pemuda khususnya di zaman milenial.

(9)

Kegiatan yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri, khususnya dalam bidang dakwah ini merupakan wujud strategi dakwah untuk dapat menyebarluaskan nilai-nilai agama yang tidak terbatas ruang dan waktu sekaligus bisa menjadi jembatan bagi generasi milenial untuk belajar agama. Adapun media sosial yang digunakan adalah Facebook, Instagram dan Youtube. Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap akun Instagram dari Rijalulansorkota kediri, memiliki jumlah followers lebih dari 3.000 orang.

Gambar 1. Akun resmi Majelis Dzikir dan Sholawat RA Kota Kediri

Jumlah followers ini menunjukkan bahwa setidaknya ada 3.761 manusia di berbagai daerah telah mengikuti kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri. Adapun dari 238 postingan yang di unggah pada akun ini memberikan banyak informasi berkaitan dengan dakwah dalam kemasan yang disesuaikan dengan zaman milenial, seperti adanya kutipan dari Kyai atau Ulama, potongan video atau rells dan keterangan dari kitab sebagai rujukan sebuah permasalahan. Adapun dari konten Instagram yang disajikan tersebut membutuhkan kreativitas dan ketrampilan dari pengurus Rijalul Ansor Kota Kediri.

Penggunaan media online ini memberikan jembatan yang cukup efektif dalam berdakwah, dengan data ini menunjukkan bahwa masyarakat dapat dengan mudah mengakses infromasi nilai-nilai agama yang menjadi kebutuhan masyarakat khususnya dikalangan pemuda milenial.

Berdasarkan pengamatan peneliti followers akun @rijalulansorkotakediri terdiri dari berbagai kalangan, ada yang dari pelajar, mahasiswa dan pasangan muda suami istri.

Sebelum video di unggah dalam media sosial Instagram, pengurus terlebih dahulu melihat permasalahan apa yang saat ini menjadi tren di masyarakat kemudian dirumuskan dalam sebuah tema yang menarik untuk bisa diterima di masyarakat muda. Kemudian menentukan narasumber yang menjadi pakar dalam kajian yang akan dibahas, karena banyaknya disiplin ilmu dalam agama yang harus disesuikan dengan kedalaman ilmu, seperti pembahasan fiqh, muamalah, pemerintah dan banyak hal lainnya dalam pembahasan yang

(10)

akan disampaikan di dunia maya atau secara virtual. Kemudian dibuatlah sebuah flyer dengan mengusung tema yang sudah ditentukan beserta narasumbernya. Ada banyak bentuk kegiatan yang dilakukan pada akun Instagram MDS Rijalul Ansor Kota Kediri, sepert mengadakan kegiatan live Ngaji yang telah dilaksanakan di Instagram dengan berbagai tema yang sesuai dengan keadaan permasalahan masyarakat khususnya untuk kalangan pemuda, seperti “Jangan ada lagi Ibu Trimah yang lain, mengupas fenomena bakti seorang anak kepada orangtua yang dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 06 November 2021 pukul 16.00 WIB, ada juga membuat kata-kata Mutiara tentang nilai dakwah seperti “ketika dihadapkan urusan ukhrawi dan bakti kepada orang tua maka prioritaskan urusan bakti kepada orang tua” kata-kata ini disusun oleh agus Adilla Mazwa Abduh, dan ada juga undangan kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).

Ada salah satu kajian live Ngaji Instagram yang dilihat oleh banyak masyarakat karena saat itu menjadi tranding topik dan sering menjadi pembahasan di infotaiment tentang hak asuh Gala yang menjadi yatim piatu dikarenakan orangtuanya meninggal dunia karena kecelakaan tunggal, dengan mengusung judul “Semua sayang Gala, Menelaah konsep hadlonah dan Hukum waris Putra Vanessa Angel” dengan Narasumber Gus Umam dan Cak Iman yang dilaksanakan secara live melalui @rijalulansorkotakediri dan @santrimengajimedia pada hari senin, tanggal 06 Desember 2021 pukul 16.00.

Gambar 2 Ngaji Live Instagram Semua Sayang Gala

Judul ini diambil karena banyaknya berita tentang kecelakaan tunggal yang menewaskan Bibi Ardiansyah dan Vanessa Anggel sehingga bagaimana fiqh memandang hak asuh anaknya Gala Sky yang ditinggal meninggal dunia oleh orantuanya. Dengan banyaknya media yang memberikan penjelasan terkait hak asuh anak yang tidak sesuai dengan kaidah fiqh inilah, sehingga Pimpinan Majelis Dzikir Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Kota Kediri juga merumuskan tema ini dengan narasumber yang memiliki kedalam ilmu agama terkait hak waris. Pada saat pembahasan ini banyak masyarakat yang antusias untuk menyimak tema ini, hal ini dibuktikan dengan adanya 18.611 tayangan dalam acara ini. Setelah acara selesai tim MDS Rijalul Ansor

(11)

membuat kutipan sebagai bentuk jawaban dari judul yang telah di diskusikan. Selain dari tim MDS Rijalul Ansor, kutipan dari pembahasan ini juga dibuat oleh @santrimengajimedia dengan berbagai paparan, seperti pemaparan konsep hadlonah, paparan konsep hokum waris, paparan orang paling berhak atas pengasuhan Gala Sky dan masih banyak lainnya.

Penyampaian dakwah secara digital ini memang bisa langsung dinikmati khususnya kaum milenial yang sedang mencari ilmu agama. Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah satu pengurus Rijalul Ansor Kota Kediri,Gus Abduh bahwa “hari ini adalah eranya digitalisasi dimana semua aspek kehidupan termasuk ngaji bisa disebarluaskan hanya dengan perangkat handphone dan koneksi internet, sehingga Ansor juga punya andil untuk terlibat didalamnya, jangan sampai tertinggal zaman dalam memberikan edukasi di tengah masyarakat khususnya nilai-nilai agama Islam”.

Selain menggunakan Instagram, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri yang dalam hal ini di koordinir oleh Pimpinan Rijalul Ansor Kota Kediri juga menggunakan media sosial youtube. Pada channel resmi youtube rijalulansor kota kediri telah memiliki 1,3rb subscriber atau 1300 orang yang mengikuti akun tersebut. Pada channel ini terdapat 21 video yang di unggah oleh pengurus Rijalul Ansor Kota Kediri, dengan berbagai tema yang telah di tentukan dalam sebuah video menarik yang berisi pesan dakwah tentang ajaran-ajaran islam Ahlusunnah wal Jamaah an-nahdliyah. Ada banyak pembahasan dalam channel youtube ini, salah satunya ada yang ditonton hingga ribuan orang, video dengan judul “Mengenang Sosok Mbah Kyai Idris Marzuqi” yang disampaikan oleh Gus Ahmad Kafabihi dan gus hanif dengan durasi 14:05 yang diunggah pada tanggal 21 April 2020 membahas tentang sosok kyai sepuh almaghfurlah Kyai Idris Marzuqi baik dari segi akhlaknya, kenangan nasihat-nasihat sang kyai ini ditonton sebanyak 33.942 ribu kali. Ada juga video dengan judul “Seperti apa ilmu yang barokah itu?” yang disampaikan oleh Gus Sholahuddin Al-Ayubi dengan durasi 6:56 diunggah pada tanggal 26 April 2020 telah ditonton 6509 ribu kali.

ambar 3 Channel Youtube Rijalul Ansor Kota Kediri

(12)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa program Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri dalam optimalisai media sosial untuk mensyiarkan dakwah Islam di Kota Kediri sudah sangat baik. Hal ini terbukti dengan banyaknya followers pada akun Instagram dan channel youtube resmi milik rijalulansorkota kediri. Pemilihan tema yang menjadi isu-isu hangat di masyarakat serta pemaparan dari narasumber yang kompeten sehingga bisa di terima dengan baik di kalangan milenial. Dakwah dengan menggunakan media sosial merupakan ikhtiar dalam rangka menyebarkan ajaran-ajaran agama islam khususnya Ahlusunnah wal Jamaah an-nahdliyah pada saat adanya pembatasan sosial yang disebabkan adanya covid19 yang terjadi pada awal tahun 2020. Dengan banyaknya followers pada akun Instagram dan channer youtube ini, membuktikan Gerakan dakwah Pimpinan Cabangan GP Ansor Kota Kediri dengan media sosial merupakan kreativitas organisasi kepemudaan NU yang update dengan kondisi masyarakat milenial yang saat ini suka mencari pengetahuan islam dengan praktis melalui media sosial.

Optimalisasi Media Sosial Sebagai Strategi Dakwah

Dalam tubuh Ansor terdapat badan yang khusus membidangi dalam program dakwah, yakni Rijalul Ansor yang dipimpin oleh Agus Ahmad Kafabihi (Lirboyo). Dibawah pimpinannya Gus Ahmad panggilan akrabnya menggambarkan bahwa Rijalul Ansor Kota Kediri memiliki program dakwah dengan dua metode, yakni metode klasikal dan milineal.

Metode milineal ini sebenarnya sudah dilaksanakan sebelum pandemic covid-19 terjadi, namun ketika covid-19 terjadi di tahun 2020 aktivitas dakwah dan aktivitas sosial apapun jadi berhenti karena mengikuti anjuran pemerintah. Setelah didiskusikan panjang dengan melibatkan berbagai pihak akhirnya muncul inisiatif dakwah dengan menggunakan media sosial.

Ketua Rijalul Ansor dalam wawancara dengan peneliti juga menjelaskan bahwa, Rijalul Ansor Kota Kediri memiliki perbedaan dengan Rijalul Ansor lainnya, beliau menyampaikan bahwa :

“kegiatan Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Kota Kediri sangat berbeda dengan MDS di daerah lain, kalau di daerah lain rata-rata bisa melaksanakan sholawatan atau majelis sholawat, kalau di Kota Kediri karena keterbatasan pengurus maka kami lebih menekankan pada aspek dakwahnya sebagai mubalighnya”

Pada masa pandemic covid-19 melanda itu akhirnya focus dengan dakwah di media sosial dengan menentukan tema yang sesuai dengan permasalahan masyarakat. Tema yang nantinya dibahas dengan mengaitkan hokum yang ada di dalam kitab kuning, sehingga masyarakat mampu memahami bahwa permasalahan yang terjadi sudah pernah dibahas oleh para ulama terdahulu. Salah satu tema yang dibahas sampai menjadi viral secara nasional adalah saat membahas tentang hak asuh atau konsep Hadlonah tentang Gala putra dari pasangan Bibi Ardiansyah dan Vanessa Anggel.

Dalam wawancara dengan peneliti, Ketua Rijalul Ansor Kota Kediri, juga menjelaskan sebagai berikut :

(13)

“Adapun kami memilih media sosial melalui youtube dan juga Instagram karena saat ini kedua platform tersebut sangat dekat dengan masyarakat khususnya para generasi milenial sehingga akan memudahkan dakwah kita bisa diterima masyarakat secara luas di dunia maya, bahkan kami sampai mendapat penghargaan dari Pengurus Wilayah Rijalul Ansor karena adanya terobosan yang kami lakukan”

Saat ini dalam lingkup internal Rijalul Ansor, media sosial Rijalul Ansor Kota Kediri dalam platform youtube dan Instagram masih terbilang cukup tinggi, hal ini bisa dilihat dari jumlah pengikut atau followers yang dimiliki. Gus Ahmad menegaskan bahwa dalam memberikan dakwah kepada masyarakat kuncinya adalah dengan istiqomah. Gus Ahmad memberikan pernyataan sebagai berikut :

“Akun media sosial itu ibarat seperti sebuah toko, jadi kalau tokonya buka, maka akan ada pengunjung yang lewat atau melihat, lha kalau tokonya tutup otomatis tidak ada pengunjung yang datang. Kalau akun media sosial tidak pernah memposting apapun maka pengunjungpun juga tidak akan melihat akun tersebut dan akan melihat di akun media sosial yang lainnya”.

Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah Media Sosial

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Rijalul Ansor, Sekretaris Ansor dan pengurus Rijalul Ansor ditemukan faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan strategi dakwah melalui media sosial adalah sebagi berikut :

a) Sumber daya manusia (SDM) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri khususnya pengurus rijalul ansor cukup baik dan memadai dalam menyampaikan dakwah dalam dunia nyata maupun dunia maya. Hampir 75 % (tujuh puluh lima persen) berpendidikan strata satu dan berasal dari keluarga pondok pesantren yang ada di kota kediri. Dengan kualifikasi dan kemampuan yang dimiliki pengurus rijalul ansor kota kediri ini menjadi faktor pendukung untuk dapat menyebarkan nilai-nilai agama yang rahmatan lil alamin dalam kegiatan Majelis dzikir dan Sholawat (MDS) secara offline baik di tingkat ranting maupun anak cabang dan kegiatan secara online yang diadakan oleh pengurus sendiri dan undangan dari pegiat media sosial.

b) Tingginya jumlah followers yang dimiliki oleh beberapa pengurus rijalul ansor kota kediri.

Dalam menyebarkan nilai-nilai dakwah di media sosial sangat erat kaitannya dengan seberapa banyak followers yang dimiliki oleh sebuah akun. semakin banyak followers maka akan memudahkan tayangan yang sedang live maupun unggahan diterima oleh para pengikut yang ada di jagat maya. Hal ini yang menjadi salah satu faktor pendukung aktivitas dakwah ataupun unggahan pada akun media sosial rijalul ansor kota kediri diikuti oleh pegiat media sosial khususnya para pemuda milenial.

c) Pemilihan tema yang diangkat oleh pengurus rijalul ansor kota kediri mendapatkan respon yang positif dari masyarakat khususnya pegiat media sosial. Selain membahas kajian fiqh yang sudah sering dibahas dari waktu ke waktu, seperti materi peringatan maulud nabi, perayaan hari natal, dalil tentang tahlil, pengurus rijalul ansor kota kediri juga mengangkat materi yang yang menjadi topik hangat di masyarakat, seperti pembahasan tentang fenomena bakti seorang anak kepada orangtua studi kasus tentang ibu trimah, konsep taubat asiful jamil hingga pembahasn tentang hak asuh gala yang tembus hingga 18.611 tayangan di platform media sosial Instagram.

(14)

Selain dari faktor pendukung dalam strategi dakwah melalui media sosial, beberapa kendala sebagai faktor penghambat juga dialami oleh pengurus Rijalul Ansor Kota Kediri.

Pertama adalah sulitnya membagi waktu para pengurus untuk melakukan ngaji online atau menjadi narasumber melalui platform media sosial. Hal ini disebabkan karena padatnya kegiatan para pengurus yang kebanyakan adalah guru madrasah/ustadz,/guru swasta yang mengajar mulai dari pagi sampai malam hari. Sehingga saat ini sulit mengatur waktu untuk siaran, karena pasti melibatkan banyak pihak dan meninggalkan aktivitas yang lain. Faktor penghambat kedua adalah tidak semua pengurus berani menyampaikan materi secara online karena kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki. Hal ini disebabkan jika sudah mulai take atau siaran maka penampilan dan materi yang disampaikan harus optimal karena tayangan live ini akan langsung dilihat oleh penikmat dunia media sosial dan menjadi rekam digital. Sehingga butuh ketrampilan khusus, baik dari segi performance, pemilihan bahasa yang disampaikan dan jawaban yang tepat ketika ada tanya jawab. Faktor ketiga adalah minimnya sarana dan prasana pengurus Rijalul Ansor dalam menjalankan program dakwah khususnya podcast pada media sosial youtube. Hal tersebut dikarenakan program podcast dulu dapat terselenggara karena memperoleh fasilitas secara suka rela dari masyarakat, karena sekarang studio podcast sudah tidak ada sehingga channel youtube belum ada unggahan video baru.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi media sosial sebagai startegi dakwah sudah berjalan dengan cukup baik. Dalam berdakwah di era globalisasi pengurus Gerakan Pemuda Ansor Kota Kediri ini mengambil taktik komunikasi dalam berdakwah melalui akun Facebook, Youtube dan Instagram, dimana platform media sosial saat ini menjadi media yang paling sering digunakan oleh pemuda. Dengan pemilihan tema yang menarik sesuai dengan topik masyarakat dan dikemas secara milenial sekaligus berisi pesan dakwah ajaran Islam akan dapat diterima sekaligus dapat diamalkan oleh pernikmat dunia media sosial khususnya dan masyarakat umum pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adeni, S., & Endang, A. (n.d.). Open Journal Systems. https://doi.org/10.21043/at- tabsyir.v8i2.1002

Ansor Gempol (2021). Tujuan Berdirinya Ansor. Retrieved Maret 1, 2022, from ansorgempol:

https://www.ansorgempol.or.id/2021/02/tujuan-berdirinya-ansor.html. Diakses Februari 18 2023

Aziz, M.A. (2016). Ilmu dakwah. Jakarta: Penerbit Kencana.

Effendy, Onong Uchjana (2005). Ilmu komunikasi : teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kurniawan, D (2022). Dakwah Menurut M. Quraish Shihab Kajian Surat Ali-Imran ayat 104 dan An-Nahl ayat 125 Dalam Tafsir al-Misbah. Skripsi. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Agama Islam Universits Muhammadiyah Surakarta..

(15)

Mahdi, M. Ivan (2022) Pengguna Media Sosial di Indonesia Capai 191 Juta pada 2022. (n.d.).

Retrieved June 26, 2022, from https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media- sosial-di-indonesia-capai-191-juta-pada-2022

Maisyaroh, R.I (2020). Dakwah Rijalul Ansor Dalam Majelis Dzikir Dan Shalawat Di Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo. Skripsi Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, Dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (Iain) Ponorogo.

http://etheses.iainponorogo.ac.id/10016/1/Dakwah%20Rijalul%20Ansor%20Dalam%

20Majelis%20Dzikir%20Dan%20Shalawat.pdf

Muhadjir, N. (1996). Metodologi penelitian kualitatif: Pendekatan positivistik, rasionalistik, phenomenologik, dan realisme metaphisik telaah studi teks dan penelitian agama (Ed. ke- 3, cet. 7). Rake Sarasin.

Ridho, A. & Sujud, M (2022). Jagat Dakwah Nahdlatul Ulama Dakwah Berbasis Teknologi dan Informasi di Era Digitalisasi dan Disrupsi. JURNAL AL-MUNAZZAM Volume 2 (No.2 2022).

Safira, P. N. (2017). Peran Gerakan Pemuda Ansor (Gp Ansor) Dalam Menumbuhkan Nasionalisme Di Kalangan Pemuda Kelurahan Karangroto Kecamatan Genuk Kota Semarang. Unnes Civic Education Journal, 3(2)

Soliha, S. F. (2015). Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Kecemasan Sosial.

Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1), 1–10. https://doi.org/10.14710/interaksi.4.1.1- 10

Supratman, L. P. (2018). Penggunaan Media Sosial oleh Digital Native. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 15(1), Article 1. https://doi.org/10.24002/jik.v15i1.1243

Sucipto, A. D. (2020). Strategi Dakwah Dalam Penguatan Ekonomi Umat Oleh Gerakan Pemuda (Gp) Ansor Kabupaten Banyumas. Jurnal Dakwah: Media Komunikasi Dan Dakwah, 21(2), Article 2. https://doi.org/10.14421/JD.2122020.6

Sunarwan, B. (2015). AKTIFITAS KOMUNIKASI DAN MEDIA SOSIAL (Survai Pola Komunikasi Masyarakat DKI Jakarta Melalui Social Network Sites). JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA. Vol. 19 No. 1 (Januari - Juni 2015) Hal : 93 - 106

Suhandang, K. (2013). Ilmu Dakwah. Rosda Karya.

Website Gerakan Pemuda Ansor. https://ansor.id/

Widiatmaka, P., Pramusinto, A., & Kodiran, K. (2016). Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Membangun Karakter Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi Pada Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Ketahanan Nasional, 22(2), Article 2.

https://doi.org/10.22146/jkn.12002

Yamin, M., Nelson, N., & Bariyanto, B. (2020). Kontribusi Gerakan Pemuda Ansor dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Kabupaten Kepahiang. Manhaj: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 9(2), 91–106

Zazin, N. & Zaim, M. (2020) Proceeding Antasari International Conference: Media pembelajaran agama islam Berbasis media sosial pada generasi-z. Vol 1, No 1 (2019 . https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/proceeding/article/view/3744

Referensi

Dokumen terkait

Tri Resta Yo gias mengatakan bahwa gerakan dakwah PC IMM selalu menggunakan pola dakwah dakwah Pimpinan Cabang Ikatan mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Palembang

Pengesahan Susunan Personalia Caretaker Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di wilayah kerja baru didasarkan atas usulan yang disampaikan melalui surat

Ansor sebagai organisasi pemuda atau Badan Otonom Nahdlatul Ulama, hendaknya berkomitmen memegang dan melaksanakan Khittah NU dan pengurus NU sebagai Bapak dari

Dalam tujuh kegiatan tersebut, Pimpinan Cabang GP Ansor Sidoarjo menjalankan perannya dengan memulai dan memimpin kegiatan seperti menyanyikan lagu wajib pra