• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi dan Wilayah

N/A
N/A
Kaki Lima

Academic year: 2024

Membagikan " Organisasi dan Wilayah"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN II TAHUN 2024

DR. ANGGIH NIASTUTI, SH.,MH.

STUDI LAPANGAN LAPORAN INDIVIDU

Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau Kejaksaan Negeri Tanjung Pinang

Kejaksaan Negeri Batam Pemerintah Kota Batam

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam

(2)

1 1. Profil Organisasi

Kepulauan Riau terdiri dari 5 Kabupaten, 2 Kota, 76 Kecamatan serta 142 Kelurahan, 275 Desa dengan jumlah 2.025 pulau dan 22 pulau terluar. Adapun luas wilayahnya sebesar 251.801 Km2, dimana 241.215 Km2 lautan (96%) dan 10.595 Km2 (4%) wilayah daratan, dengan jumlah penduduk ± 2.064.564 jiwa dan berbatasan langsung dengan:

• Sebelah Utara dengan Negara Vietnam dan Kamboja;

• Sebelah Selatan dengan Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi;

• Sebelah Barat dengan Provinsi Riau, Negara Singapura dan Malaysia;

• Sebelah Timur dengan Negara Malaysia dan Kalimantan Barat.

a. Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau

Gedung Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau

Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum yang memiliki posisi Strategis dalam penegakan hukum, dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakkan Hak Asasi Manusia, serta Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Kejaksaan juga harus mampu terlibat sepenuhnya dalam proses pembangunan, antara lain turut menciptakan kondisi yang mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan Masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, serta berkewajiban untuk turut menjaga dan

(3)

2

menegakkan kewibawaan pemerintah dan Negara serta melindungi kepentingan masyarakat melalui upaya penegakkan hukum yang optimal, nyata dan terpercaya, dengan mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan, kesusilaan serta wajib menggali nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang hidup dalam masyarakat.

Peraturan Jaksa Agung RI Nomor: PER-010/A/JA/06/2015 tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2020-2024, menyatakan bahwa Rencana Strategis Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2020-2024 merupakan pedoman bagi Pejabat Eselon I, Pejabat Eselon II di lingkungan Kejaksaan Agung RI, Kepala Pusat, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing, membuat visi dan misi bagi para pejabat eselon I dan eselon II, menyusun Rencana Kerja Tahunan di masing-masing satuan kerja/bidang/unit kerja dan menyusun laporan keuangan dan kinerja.

Visi Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2020-2024

“Kejaksaan Republik Indonesia yang Andal, Profesional, Inovatif dan Berintegritas dalam Pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong’’

Misi Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2020-2024

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Aparatur Kejaksaan RI;

2. Meningkatkan akuntabilitas Kejaksaan RI & integritas aparatur Kejaksaan RI;

3. Meningkatkan peran Kejaksaan RI dalam upaya pencegahan tindak pidana korupsi;

4. Meningkatkan optimalisasi kinerja aparatur Kejaksaan RI dalam penanganan perkara tindak pidana;

5. Meningkatkan upaya penyelamatan dan pemulihan aset negara;

6. Meningkatkan kualitas kinerja Kejaksaan RI berbasis Teknologi Informasi (TI).

(4)

3

Tujuan Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2020-2024

1. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Kejaksaan RI. (Diukur dengan: Jumlah aparatur Kejaksaan RI yang memiliki sertifikat kompetensi dan atau keahlian);

2. Meningkatnya Akuntabilitas Kejaksaan RI dan Integritas Aparatur Kejaksaan RI; (diukur dengan: Meningkatnya Nilai SPIP Kejaksaan RI, Meningkatnya Nilai SAKIP Kejaksaan RI, serta berkurangnya jumlah Aparatur Kejaksaan RI yang dijatuhi hukuman disiplin);

3. Meningkatnya Peran Kejaksaan RI dalam Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. (Diukur dengan: Jumlah kegiatan yang mendukung upaya pencegahan tindak pidana korupsi dan berkurangnya jumlah perkara tindak pidana korupsi setiap tahunnya);

4. Meningkatnya Optimalisasi Kinerja Aparatur Kejaksaan RI dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana. (Diukur dengan: Persentase penyelesaian perkara pidana dengan penerapan prinsip restorative justice, jumlah perkara yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan telah dieksekusi);

5. Meningkatnya Upaya Penyelamatan dan Pemulihan Aset Negara.

(Diukur dengan: Jumlah kerugian negara yang diselamatkan dan dikembalikan melalui jalur pidana dan perdata);

6. Meningkatnya Kualitas Kinerja Kejaksaan RI Berbasis Teknologi Informasi (TI). (Diukur dengan: Jumlah kegiatan yang diselesaikan sesuai dengan IT Masterplan Kejaksaan R.I. Tahun 2020-2024).

Tugas Fungsi Kejaksaan Republik Indonesia

Sesuai dengan Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 tentang perubahan ketiga atas peraturan Jaksa Agung Nomor: PER- 006/A/JA/07/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia, Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau mempunyai tugas melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan tugas lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan serta mengawasi jalannya penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan di bidang hukum di ibu kota Provinsi Kepulauan Riau dengan daerah hukum meliputi wilayah Provinsi Kepulauan

(5)

4

Riau. Dalam melaksanakan tugasnya, Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan serta pemberian perizinan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;

2. Penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan manajemen, administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan serta pengelolaan atas barang milik negara yang menjadi tanggung jawabnya;

3. Pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun represif yang berintikan keadilan yang bermartabat di bidang pidana;

4. Pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, di bidang ketertiban dan ketenteraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan, pelayanan dan penegakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk menjamin kepastian hukum, menegakkan kewibawaan pemerintah dan penyelamatan kekayaan negara, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;

5. Penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan hakim karena tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri;

6. Pemberian pertimbangan hukum kepada lembaga negara, instansi pemerintah, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah dalam penyusunan peraturan perundang-undangan serta meningkatkan kesadaran hukum masyarakat;

7. Koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;

dan

(6)

5

8. Pelaksanaan pengelolaan data dan statistik kriminal serta penerapan dan pengembangan teknologi informasi di lingkungan Kejaksaan Tinggi.

Struktur Organsasi Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau

(7)

6 b. Kejaksaan Negeri Tanjung Pinang

Kantor Kejaksaan Negeri Tanjungpinang Tugas dan Wewenang

Berdasarkan Pasal 30 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, berikut adalah tugas dan wewenang Kejaksaan.

Di bidang pidana :

• melakukan penuntutan;

• melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

• melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

• melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang;

• melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

Di bidang perdata dan tata usaha negara:

• Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, Kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan:

• peningkatan kesadaran hukum masyarakat;

(8)

7

• pengamanan kebijakan penegakan hukum;

• pengawasan peredaran barang cetakan;

• pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;

• pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

• penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Tanjung Pinang

(9)

8 c. Kejaksaan Negeri Batam

Kantor Kejaksaan Negeri Batam Tugas dan Wewenang

Berdasarkan Pasal 30 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, berikut adalah tugas dan wewenang Kejaksaan.

Di bidang pidana :

• melakukan penuntutan;

• melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

• melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

• melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang;

• melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

(10)

9

Di bidang perdata dan tata usaha negara:

• Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, Kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan:

• peningkatan kesadaran hukum masyarakat;

• pengamanan kebijakan penegakan hukum;

• pengawasan peredaran barang cetakan;

• pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;

• pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

• penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Batam

(11)

10 d. Pemerintahan Kota Batam

Kota Batam merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas wilayah daratan seluas 715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah.

Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur dan cuaca yang sering berubah sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya tanaman yang dapat tumbuh tanpa mengikuti musim. Batas-batas Kota Batam:

• Utara Selat Singapura dan Singapura

• Timur Pulau Bintan dan Tanjung Pinang

• Selatan Kabupaten Lingga

• Barat Kabupaten Karimun

Kota Batam memiliki 12 kecamatan dan 64 kelurahan (dari total 70 kecamatan, 141 kelurahan dan 275 desa di seluruh Kepulauan Riau). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 1.062.250 jiwa dengan luas wilayahnya 960,25 km² dan sebaran penduduk 1.106 jiwa/km².

Kota Batam memiliki dua macam pemerintahan yaitu Pemerintah Kota dan Badan Pengusahaan. Namun pada tanggal 17 September 2019 berakhirnya pemerintahan dualisme sehingga Badan Pengusaha Batam diberikan kepada Pemerintahan Wali kota Batam berdasarkan Pada Kebijakan tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 62 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas PP 46/2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam

VISI MISI KOTA BATAM

Visi adalah preferensi dan pendekatan Pemerintah Kota Batam dalam hal menyelenggarakan urusan kepemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Visi Pembangunan Kota Batam Tahun 2021-2026:

“Terwujudnya Batam Sebagai Bandar Dunia Madani Yang Modern dan Sejahtera”.

Misi pemerintah kota batam:

1. Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan,

(12)

11

2. Mewujudkan Pembangunan Kota yang Berkelanjutan

3. Mewujudkan SDM yang Berdaya Saing, Berbudaya, Produktif dan Berakhlak Mulia

4. Melanjutkan percepatan pembangunan di daerah hinterland

5. Mewujudkan Tata kelola pemerintahan yang baik, responsif, efektif dan efisien

Tugas pemerintah kota Batam tidak berbeda jauh dengan tugas pemerintah kota lainnya di Indonesia, yang diatur dalam kerangka hukum dan peraturan nasional. Secara umum, tugas tersebut mencakup pengelolaan dan penyelenggaraan berbagai aspek kehidupan masyarakat serta pembangunan daerah. Berikut adalah beberapa tugas utama pemerintah kota Batam:

1. Pengelolaan Pemerintahan: Mengatur dan mengelola pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, termasuk perencanaan dan pelaksanaan kebijakan daerah.

2. Pelayanan Publik: Menyediakan pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat, termasuk kesehatan, pendidikan, kebersihan, dan layanan sosial lainnya.

3. Pembangunan Daerah: Merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur, ekonomi, dan sosial budaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

4. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Mengelola dan melestarikan sumber daya alam serta lingkungan hidup di wilayah Batam, termasuk penanganan masalah lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

5. Penegakan Hukum dan Ketertiban: Menjaga keamanan dan ketertiban umum, serta menegakkan hukum dan peraturan daerah.

6. Pengembangan Ekonomi Lokal: Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui kebijakan yang mendukung investasi, pariwisata, dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

7. Kerjasama Daerah: Membangun dan mengembangkan kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, serta lembaga nasional dan internasional dalam berbagai bidang.

(13)

12

8. Pemberdayaan Masyarakat: Melaksanakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberdayaan perempuan, pemuda, dan kelompok marginal.

Secara spesifik, karena Batam memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang internasional dan kawasan perdagangan bebas, pemerintah kota Batam juga memiliki tugas khusus dalam meningkatkan daya saing ekonomi daerah, mengembangkan industri dan perdagangan, serta memfasilitasi investasi asing dan domestik.

Peran dan tugas pemerintah kota Batam terus berkembang sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat dan tantangan yang dihadapi, selalu berusaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan dan pengembangan wilayah serta peningkatan kualitas hidup masyarakatnya.

(14)

13

e. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Batam Visi Misi

“Menjadikan Batam sebagai kota industri dan perdagangan yang berdaya saing”

Misi:

1. Mengembangkan sektor industri berbasis teknologi serta pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui pola kemitraan

2. Meningkatkan pengawasan serta kelancaran distribusi batang dan jasa 3. Mewujudkan tertib ukur pada pasar, pelaku usaha dan pengembangan pasar

sebagai pusat kegiatan perekonomian rakyat untuk meningkatkan pendapatan retribusi daerah

4. Meningkatkan pembinaan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah 5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang perdagangan, pasar,

industri, tertib niaga dan kemetrologian.

Tugas Fungsi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perindustrian dan perdagangan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Perdagangan dan Perindustrian daerah sesuai dengan kewenangannya.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam mempunyai fungsi :

a) Perumusan kebijakan teknis di Bidang Perdagangan, Bidang Pasar, Bidang Tertib Niaga, Bidang Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral;

b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum Bidang Perdagangan, Bidang Pasar, Bidang Tertib Niaga, Bidang Perindustrian Energi dan Sumber Daya Mineral;

(15)

14

c) Pembinaan dan pelaksanaan di Bidang Perdagangan, Bidang Pasar, Bidang Tertib Niaga, Bidang Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral;

d) Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan Dinas;

Struktur Organisasi

2. Profil Pelayanan

Era keterbukaan yang lebih mengedepankan aspek transparansi, efisiensi, efektifitas dan akuntanbilitas, dan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), merupakan issue pokok yang menjadi pusat perhatian semua institusi untuk berupaya menjadikannya sebagai sasaran capaian dalam meningkatkan kinerja organisasi. Di samping itu semakin ketatnya persaingan global, menuntut setiap institusi untuk dapat

(16)

15

menerapkan prinsip Good Government sebagai prasyarat agar tetap mampu berkiprah sejajar dengan kompetitor yang tidak hanya dalam lingkup lokal, tetapi sampai dalam lingkup global.

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sudah memberikan bukti mampu menciptakan media yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dalam mentransformasikan informasi dari dan ke berbagai penjuru dunia, sangat menjanjikan bagi institusi sebagai salah satu solusi dalam mewujudkan good governance. Namun di sisi lain kondisi masyarakat yang belum sepenuhnya paham akan perlunya Teknologi Informasi dan Komunikasi juga perlu memperoleh perhatian agar pada saatnya mereka tidak menjadi kelompok terpinggirkan hanya karena ketidaksiapan dalam memahami peran TIK dalam kehidupannya.

Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, inovasi pelayanan publik sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru, melainkan pula mencakup satu pendekatan baru bersifat kontekstual baik berupa inovasi pelayanan publik hasil dari perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi pelayanan publik yang ada sesuai dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 30 Tahun 2014.

a. Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau

Untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik maka Kejati Kepulauan Riau telah memfasilitasi pelayanan-pelayanan yang berbasis digital sebagai berikut :

• Media Sosial

➢ Penggunaan media sosial pada dasarnya merupakan bentuk dari inovasi pelayanan publik. Dengan adanya pemanfaatan sosial media di Instansi atau lembaga pemerintah, pelayanan publik dapat dilakukan secara lebih mudah mudah, cepat dan efisien.

➢ Media sosial didesain untuk menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga serta menggali aspirasi publik.

➢ Media sosial sebagai sarana pemerintah untuk lebih dekat dengan publik. Humas pemerintah harus dapat mengikuti ritme media sosial, berkomunikasi secara langsung dan memberikan respon dengan segera.

➢ Media sosial merupakan dokumentasi online.

(17)

16

➢ Media sosial menjangkau publik yang sangat luas.

• Command Centre Marine

(18)

17

➢ Merupakan Langkah proaktif Kejari Kepri untuk menunjukkan komitmen agar lebih terlibat dalam monitoring aktivitas Pelabuhan

➢ Bertujuan untuk menegakkan hukum terkait dengan perpajakan dan PNBP di sektor kelautan dengan memastikan bahwa Pelabuhan dan pihak terkait mematuhi regulasi yang berlaku dalam menetapkan dan memungut biaya sandar kapal.

• Penguatan pelayanan hukum gratis untuk masyarakat miskin dan rentan sebagai implementasi UU 16 tahun 2011 tentang bantuan hukum ( khusus masyarakat miskin dan rentan melalui program pelayanan hukum “DOOR TO DOOR”

• Penguatan pedoman Jaksa Agung Nomor 7/22 Tentang tuntutan dan pelaksanaan putusan pidana denda dalam perkara tindak pidana umum menjadi Peraturan Kejaksaan R.I

(19)

18

• Percepatan penyelesaian tunggakan di seluruh Indonesia / temuan BPK perkara pidum / pidsus.

• Program pembuatan KIA/akta kelahiran anak dibawah umum di beberapa LKSA kerjasama dengan dukcapil melalui pendampingan hukum bidang datun

b. Kejaksaan Negeri Tanjung Pinang

Untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik maka Kejari Tanjung Pinang telah memfasilitasi pelayanan-pelayanan yang berbasis digital sebagai berikut :

• Media Sosial

➢ Penggunaan media sosial pada dasarnya merupakan bentuk dari inovasi pelayanan publik. Dengan adanya pemanfaatan sosial media di Instansi atau lembaga pemerintah, pelayanan publik dapat dilakukan secara lebih mudah mudah, cepat dan efisien.

➢ Media sosial didesain untuk menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga serta menggali aspirasi publik.

➢ Media sosial sebagai sarana pemerintah untuk lebih dekat dengan publik. Humas pemerintah harus dapat mengikuti ritme media sosial, berkomunikasi secara langsung dan memberikan respon dengan segera.

➢ Media sosial merupakan dokumentasi online.

➢ Media sosial menjangkau publik yang sangat luas.

(20)

19

• Sistem Informasi Pelayanan Denda Tilang

(21)

20

• CMS Publik

• Halo JPN

• E-PPID

(22)

21

c. Kejaksaan Negeri Batam

Untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik maka Kejari Batam telah memfasilitasi pelayanan-pelayanan yang berbasis digital sebagai berikut :

• Media Sosial

➢ Penggunaan media sosial pada dasarnya merupakan bentuk dari inovasi pelayanan publik. Dengan adanya pemanfaatan sosial media di Instansi atau lembaga pemerintah, pelayanan publik dapat dilakukan secara lebih mudah mudah, cepat dan efisien.

➢ Media sosial didesain untuk menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga serta menggali aspirasi publik.

➢ Media sosial sebagai sarana pemerintah untuk lebih dekat dengan publik. Humas pemerintah harus dapat mengikuti ritme media sosial, berkomunikasi secara langsung dan memberikan respon dengan segera.

➢ Media sosial merupakan dokumentasi online.

➢ Media sosial menjangkau publik yang sangat luas.

(23)

22

• Layanan Pengantaran Barang Bukti

• Whistle Blowing System

• Layanan Tanya Jaksa (TanJak)

• Pengamanan Pembangunan Strategis

• Legal Service For Foreigners

• Pelayanan Hukum

• Pengajuan Surat Ijin Kunjungan Tahanan (T-10) Via Whasapp

(24)

23 d. Pemerintahan Kota Batam

Untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik maka Pemkot Batam telah memfasilitasi pelayanan-pelayanan yang berbasis digital sebagai berikut :

• Media Sosial

➢ Penggunaan media sosial pada dasarnya merupakan bentuk dari inovasi pelayanan publik. Dengan adanya pemanfaatan sosial media di Instansi atau lembaga pemerintah, pelayanan publik dapat dilakukan secara lebih mudah mudah, cepat dan efisien.

➢ Media sosial didesain untuk menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga serta menggali aspirasi publik.

➢ Media sosial sebagai sarana pemerintah untuk lebih dekat dengan publik. Humas pemerintah harus dapat mengikuti ritme media sosial, berkomunikasi secara langsung dan memberikan respon dengan segera.

➢ Media sosial merupakan dokumentasi online.

➢ Media sosial menjangkau publik yang sangat luas.

• E-Gov: Aplikasi Pemerintahan sebagai pengumpulan aspirasi kebutuhan masyarakat untuk pembangunan Kota Batam.

(25)

24

• Matanya Batam: CCTV untuk memantau dan memonitor beberapa titik dan lokasi di kota Batam selama 24 jam yang di akses melalui website

• I-Teken: aplikasi berbasis mobile yang digunakan untuk proses pembubuhan tanda tangan elektronik

(26)

25

• Bankesda: Sistem informasi lingkungan merupakan suatu bentuk pengarsipan data secara digital

• E-Monev: eMonev adalah aplikasi yang mengelola dan mengolah Sub Kegiatan Belanja (eDPA), data Paket (Penyedia dan Swakelola), data rencana/target dan realisasi fisik keuangan (RFK)

(27)

26

• E Billing: Surat Setoran Pajak Daerah Elektronik

• DKS: Aplikasi Kesejahtraan Sosial Kota Batam

(28)

27

• ARSIP SKPD: Arsip seluruh OPD di lingkungan Pemerintah Kota Batam

• SIMASBRO: Aplikasi penilaian dan evaluasi terhadap kerja OPD

(29)

28

e. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Batam

Untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik maka Disperindag Batam telah memfasilitasi pelayanan-pelayanan yang berbasis digital sebagai berikut :

• Media Sosial

➢ Penggunaan media sosial pada dasarnya merupakan bentuk dari inovasi pelayanan publik. Dengan adanya pemanfaatan sosial media di Instansi atau lembaga pemerintah, pelayanan publik dapat dilakukan secara lebih mudah mudah, cepat dan efisien.

➢ Media sosial didesain untuk menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga serta menggali aspirasi publik.

➢ Media sosial sebagai sarana pemerintah untuk lebih dekat dengan publik. Humas pemerintah harus dapat mengikuti ritme media sosial, berkomunikasi secara langsung dan memberikan respon dengan segera.

➢ Media sosial merupakan dokumentasi online.

➢ Media sosial menjangkau publik yang sangat luas.

(30)

29

• Operasi Pasar Murah Pemerintah Kota Batam

• Fuel Card 3.0 Disperindag Kota Batam

(31)

30

• Layanan Surat Keterangan Asal (SKA)

• Layanan TERA/TERA ulang

(32)

31 3. Analisa Masalah Pelayanan

Kondisi control distribusi JBT solar di Kota Batam pada Tahun 2014-2022 adalah sebagai berikut:

Tahun 2014

- Fuel Card Brizzi tanpa identitas nomor polisi & jenis kendaraan - Diperuntukkan bagi semua kendaraan diesel

- Tanpa pendaftaran & pendataan

- Setiap kendaraan memiliki lebih dari 1 fuel card Tahun 2019

- Registrasi ulang data kendaraan melalui web : fuelcard.retaildiv.com - Fuel Card dengan identitas nomor polisi & jenis kendaraan

- Peruntukan sesuai Perpres 191 Tahun 2014 - Kuota per kendaraan per hari

April 2022

- Registrasi ulang data kendaraan melalui web : fuelcard.retaildiv.com - Fuel Card dengan identitas nomor polisi & jenis kendaraan

- Peruntukan sesuai Perpres 191 Tahun 2014 - Kuota per kendaraan per hari

Juli 2022

- Registrasi ulang data kendaraan melalui web : fuelcard.retaildiv.com - Fuel Card 3.0 dengan sekuritas

- Penggantian kartu untuk meminimalisir penyalahgunaan penyelewengan JBT solar

Pertanyaan Permasalahan

Bagaimanakah cara mengoptimalkan, mengefisiensi dan mengefektifkan distribusi JBT Solar?

(33)

32 4. Strategi Penyelesaian Masalah

a. Terobosan/Inovasi

Agar penyaluran JBT Solar untuk Kota Batam lebih tepat sasaran dan mengurangi tindak pelanggaran dan penyelewengan, serta mencukupi kebutuhan maka digunakan fuel card sebagai kartu kendali distribusi JBT solar yang mana pelaksanaannya dimulai sejak tahun 2014. Sehingga inovasi yang dilakukan oleh Disperindag Kota Batam adalah “ PEMBARUAN FUEL CARD 3.0”

Pembaruan Fuel Card 3.0 diciptakan sedemikian rupa melalui strategi perbaikan sistem dari fuel card sebelumnya, yaitu dengan sekuritas tinggi dan terintegrasi dengan aplikasi. Fuel Card 3.0 merupakan debit card khusus transaksi pengisian JBT solar & transaksi top up saldo kartu. Fuel Card 3.0 dilengkapi hologram, chip & cetakan nomor kartu timbul (emboss) sehingga sangat sulit diduplikasi, sekuritas tinggi. Terintegrasi dengan NIK, nopol kendaraan & aplikasi, dapat diketahui informasi pembelian solar. Jika lebih dari 30 L/hari maka fuel card otomatis terblokir. Penggantian kartu hilang harus mendaftar pembuatan rekening baru & rekening lama diblokir. Jaminan asuransi kematian bagi penerima subsidi (gratis biaya premi).

(34)

33 b. Tahapan Kegiatan

Milestone I (April – Juli 2022)

o Menyiapkan Langkah & rencana aksi

o Koordinasi dengan perangkat daerah & instansi terkait pengawasan distribusi JBT solar

o Menyusun sistem fuel card 3.0

o Menyusun SOP & membangun aplikasi fuel card 3.0

Milestone II (Juli – Oktober 2022)

o Mengoperasionalkan sistem fuel card 3.0

o Sosialisasi sistem baru dan menyusun produk hukum/mou, o Monitoring penerapan fuel card 3.0

Milestone III (November 2022 – Mei 2023)

o Sistem Fuel Card 3.0 terlah berjalan dari November 2022.

Jumlah kartu kendali / fuel card 3.0 yang beredar saat ini 6.785 kartu, mengalami penurunan signifikan dari 2019 sejumlah 21.282 kartu. Kartu kendali fuel 3.0 menjadi lebih tepat sasaran dan tepat volume.

Milestone IV (Desember 2023)

o Evaluasi penerapan dan pengembangan sistem fuel card 3.0, serta integrasi secara menyeluruh.

c. Suberdaya (Peta dan Pemanfaatan)

• Stakeholder Internal

o Kepala OPD Kota Batam lainnya o Wali Kota Batam

o Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam

• Stakeholder Eksternal

o SAM Retail PT Pertamina Niaga Kepri o Hiswana Migas Kepri

o SPBU / Lembaga penyalur JBT solar o KB Bukopin Batam.

o Masyarakat pengguna JBT solar di Kota Batam.

(35)

34

• Manfaat Internal

Meningkatkan kinerja Pemerintah Kota Batam yang efektif dan efisien dalam pengendalian distribusi Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Solar

• Manfaat Eksternal

Distribusi JBT Solar yang tepat sasaran dan tepat volume mencegah terjadinya penyelewengan/penyalahgunaan JBT solar yang dapat mengakibatkan kelangkaan pemenuhan kebutuhan JBT solar sesuai kuota.

d. Manajemen Pengendalian Mutu

Manajemen mutu melibatkan serangkaian langkah yang dirancang untuk memastikan bahwa produk atau layanan memenuhi standar kualitas tertentu.

Berikut adalah beberapa langkah kunci dalam proses manajemen mutu yang dilakukan oleh Disperindag Kota Batam:

1. Keterlibatan Manajemen Puncak: Keterlibatan aktif dari manajemen puncak dalam menetapkan kebijakan mutu, tujuan, dan tanggung jawab, serta menyediakan sumber daya yang diperlukan.

2. Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi semua karyawan tentang prinsip-prinsip manajemen mutu, alat-alat mutu, dan proses-proses spesifik yang terlibat dalam memproduksi produk atau layanan berkualitas.

3. Penggunaan Alat-Alat Mutu: Memanfaatkan berbagai alat mutu seperti Diagram Sebab-Akibat, Diagram Pareto, dan Chart Kontrol untuk menganalisis dan memperbaiki proses.

4. Audit Mutu: Melakukan audit secara berkala untuk memastikan bahwa proses manajemen mutu diterapkan dengan efektif dan tujuan mutu tercapai.

5. Peninjauan Manajemen: Secara berkala meninjau kinerja sistem manajemen mutu untuk menentukan efektivitasnya dan membuat perbaikan berkelanjutan.

6. Perbaikan Berkelanjutan: Menerapkan pendekatan siklus PDCA (Plan-Do- Check-Act) untuk secara terus-menerus meningkatkan proses, produk, atau layanan.

(36)

35

7. Pengakuan dan Reward: Memberikan pengakuan dan reward kepada karyawan untuk inovasi dan peningkatan kualitas, mendorong keterlibatan dan komitmen terhadap mutu.

8. Keterlibatan Stakeholder: Memastikan semua pihak yang berkepentingan, termasuk pelanggan, pemasok, dan karyawan, terlibat dalam proses manajemen mutu.

9. Implementasi langkah-langkah ini membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua level organisasi. Kunci dari keberhasilan manajemen mutu adalah fokus pada kepuasan pelanggan, peningkatan berkelanjutan, dan keterlibatan semua karyawan dalam proses peningkatan mutu.

Selain itu, Disperindag Batam juga akan menerapkan ISO 9001 dengan rincian sebagai berikut:

Tahapan implementasi ISO 9001 untuk manajemen mutu umumnya meliputi langkah-langkah berikut:

1. Pemahaman Standar: Pertama-tama, organisasi harus memahami persyaratan ISO 9001 dan bagaimana standar tersebut berlaku untuk proses- proses dalam organisasi tersebut. Ini mungkin memerlukan pelatihan atau konsultasi dengan ahli ISO 9001.

2. Evaluasi Kesiapan: Melakukan audit internal untuk menilai sejauh mana praktik manajemen mutu yang ada telah memenuhi persyaratan ISO 9001.

Ini akan mengidentifikasi kesenjangan yang perlu ditangani.

3. Perencanaan: Mengembangkan rencana aksi untuk menutup kesenjangan yang diidentifikasi selama evaluasi kesiapan. Ini termasuk penetapan tujuan dan jadwal untuk implementasi.

4. Dokumentasi: Mengembangkan dokumentasi yang diperlukan oleh ISO 9001. Ini termasuk kebijakan mutu, prosedur, instruksi kerja, dan catatan yang diperlukan untuk menunjukkan kepatuhan.

5. Implementasi: Menerapkan perubahan yang diperlukan untuk memenuhi standar. Ini mungkin melibatkan pelatihan karyawan, memperbaiki proses, dan menetapkan metode baru untuk pemantauan dan pengukuran kualitas.

6. Audit Internal dan Review Manajemen: Setelah implementasi, melakukan audit internal untuk memverifikasi bahwa proses dan dokumentasi memenuhi persyaratan ISO 9001. Review manajemen juga diperlukan

(37)

36

untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu berfungsi seperti yang diharapkan.

7. Pemilihan Badan Sertifikasi: Memilih badan sertifikasi yang akan mengaudit sistem manajemen mutu organisasi terhadap standar ISO 9001.

8. Audit Sertifikasi: Melakukan audit sertifikasi dengan badan sertifikasi. Ini melibatkan penilaian menyeluruh dari sistem manajemen mutu organisasi untuk memastikan kepatuhan terhadap standar ISO 9001.

9. Sertifikasi: Jika audit sertifikasi berhasil, organisasi akan menerima sertifikat ISO 9001 yang menunjukkan kepatuhan dengan standar.

10. Peningkatan Berkelanjutan: ISO 9001 mengharuskan organisasi untuk terus memonitor, mengukur, menganalisis, dan meningkatkan sistem manajemen mutu mereka. Ini berarti bahwa setelah sertifikasi, organisasi harus terus berupaya untuk peningkatan.

(38)

37

LAMPIRAN

(39)

38

(40)

39

(41)

40

Referensi

Dokumen terkait

PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Unit Induk ini diharapkan membawa dampak positif untuk segala aktivitas kerja pengguna dalam kesehariannya, serta memberikan

Dokumen ini berisi struktur organisasi dari empat organisasi beserta kelebihan dan kelemahan

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kepulauan Riau berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dokumen ini berisi data keuangan dari beberapa organisasi di

Dokumen ini berisi pertanyaan tentang arsitektur dan organisasi

Dokumen ini berisi profil Madrasah Husnul Khatimah, termasuk informasi tentang profil, siswa, dan sarana

Dokumen ini berisi tentang pengenalan Sistem Informasi Perencanaan (SIP) dan perannya dalam perencanaan publik dan pengambilan keputusan, khususnya dalam bidang perencanaan

Dokumen ini berisi tentang daftar nama dan informasi kontak Tim Wali Wilayah BBPMP Provinsi Jawa Tengah Kabupaten