• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pajak ini dikenakan terhadap wajib pajak yang sudah ditentukan lebih dahulu

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pajak ini dikenakan terhadap wajib pajak yang sudah ditentukan lebih dahulu"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Tujuan : Yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan objek berupa benda, keadaan, tindakan atau kejadian, tanpa memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) atau tempat tinggal. Pajak Daerah : Adalah pajak yang kewenangan pemungutannya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Klasifikasi jenis pajak merupakan bagian utama agar setiap wajib pajak dapat memahami terlebih dahulu kualifikasi pajak itu seperti apa.

Keadaan ini menjadi sangat tidak efisien mengingat jumlah wajib pajak yang terus bertambah sementara jumlah petugas pajak yang terbatas. Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tanpa perlu adanya surat ketetapan pajak. Jumlah pajak yang terutang sesuai dengan surat pemberitahuan (SPT) yang disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Strategi data dan informasi wajib pajak yang menjadi tanggung jawab DJP diyakini dapat memberikan perlindungan dan kerahasiaan untuk menciptakan lingkungan perpajakan yang berintegritas. Susunan sistem pemungutan pajak yang berlaku tidak dapat dipisahkan dari sistem sebelumnya, oleh karena itu pada umumnya sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia sendiri berupa. Sistem Ketetapan Kejaksaan adalah sistem pemungutan yang (pajak) memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menentukan pajak yang terutang oleh wajib pajak;

With Holding System adalah sistem pemungutan pajak yang memberdayakan pihak ke-3 (tiga) (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan). Dengan pemahaman tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap wajib pajak bergantung pada jenis pajak yang diklaimnya. Selain termasuk wajib pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UU PPh, ada juga Wajib Pajak yang tidak kena pajak, sebagaimana dapat dilihat dalam Pasal 3 UU PPh.

Subjek dan objek perpajakan pajak pertambahan nilai dan jasa serta pajak omset atas barang mewah. Pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah (selanjutnya disebut PPN dan PPnBM) adalah jenis pajak yang merupakan pajak objektif dan tidak langsung, oleh karena itu PPN dan PPnBM adalah pajak yang diperhitungkan untuk setiap transaksi jual beli barang atau jasa. . yang terjadi pada wajib pajak orang pribadi atau badan usaha yang memperoleh status wajib pajak pengusaha 12 PPN dan PPnBM sendiri diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa serta Pajak Perolehan Barang Mewah (selanjutnya disebut UUPPN dan PPnBM). Subyek pajak PPN dan PPnBM dibedakan menjadi dua yaitu pengusaha kena pajak dan pengusaha tidak kena pajak, bagi pengusaha yang merupakan Pengusaha Kena Pajak, secara khusus diatur dalam angka (15) Pasal 1 UU PPN dan PPnBM yang menyebutkan bahwa “Pengusaha adalah Wajib Pajak , pengusaha yang menyerahkan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang ini.”

penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah oleh pengusaha yang memproduksi barang tersebut di dalam daerah pabean dalam rangka usaha atau pekerjaannya; Dan. Pajak penjualan atas barang mewah hanya dipungut 1 (satu) kali pada saat penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah oleh pengusaha yang memproduksi Barang Kena Pajak yang tergolong mewah atau pada saat impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah. Seperti PPh, PPN dan PPnBM juga memiliki batasan objek pajak yang dikecualikan, sebagaimana diatur dalam Pasal 4A UU PPN dan PPnBM.

Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen dan mengacu pada Pasal 1(1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai (selanjutnya disebut UU Meterai).

Wajib Pajak Selebgram

Pengenaan subjek pajak dan objek pajak pada masing-masing kategori pajak bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guna meningkatkan kesadaran wajib pajak. Sebagai lembaga pemungut pajak di pusat DJP, Kementerian Keuangan harus memperhatikan fenomena selebritis, kejelian dimaksudkan untuk memungut pajak bagi selebritis, namun sebelum mengenakan pajak bagi selebritis, pemerintah juga harus memastikan bahwa badan wajib pajak yang diketahui adalah golongan pajak penghasilan. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, termasuk Wajib Pajak, Pemotong Pajak dan Pemungut Pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Dari pengertian wajib pajak, dapat dilihat bahwa ada dua kelompok utama wajib pajak, yaitu (1) orang pribadi; dan (2) Badan. Tuntutan subyektif dan obyektif sebagai wajib pajak secara tegas tertulis dalam pasal 2 ayat (1) UU PPK dimana dalam penjelasan pasal ini diberikan pengertian bahwa tuntutan subyektif adalah tuntutan yang sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan perpajakan. . badan dalam Undang-undang Pajak Penghasilan tahun 1984 dan perubahannya, sedangkan persyaratan obyektif adalah persyaratan bagi badan pajak yang menerima atau menerima. Mengenai persyaratan subyektif dan obyektif yang merupakan unsur wajib pajak yang penting, serta kedudukan selebriti dalam perpajakan Indonesia, maka selebriti dianggap telah memenuhi kedua persyaratan tersebut sehingga dapat dikategorikan sebagai wajib pajak.

Kedudukan selebritis sebagai wajib pajak didasarkan pada kondisi yang ada, dan sesuai dengan kewajiban perpajakannya, dalam melakukan kegiatan endorsement, selebritis tersebut harus memenuhi unsur-unsur kewajiban wajib pajak. Setidaknya ada empat kewajiban wajib pajak yang harus diperhatikan oleh program wajib pajak, yaitu: (1) Kewajiban daftar selebgram Wajib Pajak untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak atau disingkat NPWP; (2) Kewajiban wajib pajak program untuk melakukan pembayaran, pemotongan/pemungutan; (3) Persyaratan wajib pajak program untuk mendapatkan konfirmasi penghasilan kena pajak; dan (4) Kewajiban wajib pajak program untuk memberikan catatan dan informasi dokumen yang akurat. Sebagai wajib pajak orang pribadi, selebriti wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (selanjutnya disebut NPWP) sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka (6) UU KUP. Tujuan NPWP adalah sebagai tanda identitas diri atau administrasi dalam menjalankan hak dan kewajiban wajib pajak.

Namun jika program tersebut tidak terdaftar untuk mendapatkan NPWP, Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2019 tentang Tata Cara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak Untuk Perpanjangan, memberikan arahan baru berupa pengawasan dari DJP terhadap wajib pajak termasuk selebgram. Keabsahan NPWP bagi pesohor bukan tanpa alasan, karena mekanisme sistem evaluasi diri berkontribusi pada pesohor yang memiliki NPWP, terlebih lagi pesohor yang melakukan aktivitas melalui digitalisasi diberikan kemudahan untuk mengurus NPWP berbasis internet melalui Perda. Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-24/PJ/2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Perubahan Data Pengurusan Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak kepada siapa secara benar melalui media elektronik Sistem pendaftaran. Pengukuhan selebritis sebagai wajib pajak berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan dan memposisikan formula ketetapan pajak selebriti merupakan langkah penting, namun salah satu kunci lainnya adalah tidak semua kegiatan celebrity endorsement langsung dikenakan norma PPh, justru sebaliknya. menurut PPh ada beberapa dasar pengenaan pajak, diantaranya program dalam hal penghasilan, artinya penghasilan yang diperoleh dari program tersebut harus melebihi penghasilan tidak kena pajak atau (selanjutnya disebut PTKP) yang tercantum dalam pasal 7 ayat (1) UUD 1945. hukum PPh.

Tarif pajak penghasilan menurut ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan dititikberatkan pada Pasal 17 ayat Sebagai turunan dari ketentuan Undang-Undang PPh tentang PKP, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang mempunyai peredaran bruto tertentu, yang menurut Pasal 2 Undang-Undang ini ketentuan, wajib pajak dalam negeri yang mempunyai peredaran bruto tertentu, dikenai pajak penghasilan yang bersifat final dalam jangka waktu tertentu. Wajib Pajak yang dimaksud adalah orang pribadi dan badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma atau perseroan terbatas yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp.

Arah dan tujuan prinsip self taxation system dengan segala hak dan kewajiban yang dimiliki oleh wajib pajak sebenarnya sudah diatur dengan sangat baik. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 2012 tentang Penyediaan dan Pengumpulan Data dan Informasi Terkait Perpajakan merupakan konstruksi yang sangat strategis untuk menjamin kewajiban wajib pajak program atas setiap perkembangan penghasilan dan penghasilan tersebut harus diisi dengan data agar perpindahan kewajiban perpajakan selebriti dapat terus berlanjut. didorong dalam reformasi pajak yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup pada artikel meliputi pembahasan Internet of Things Technology Implementation for Hydroponic Planting Culture , mulai dari kajian literatur, analisis