• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK PAKAI TANAH ATAS DASAR KEPEMILIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HAK PAKAI TANAH ATAS DASAR KEPEMILIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH "

Copied!
109
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa hak pakai atas tanah berdasarkan pemilikan adalah hak mutlak yang berarti hak milik yang bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Bapak Sahdan selaku pemilik tanah berdasarkan tanah ulayat tidak dapat membuktikan kepemilikan tanah tersebut.

LANDASAN TEORI

Pengertian Kepemilikan Tanah

Pemerintah menetapkan badan hukum yang dapat memiliki hak milik dan syarat-syaratnya (Pasal 21 (2) ZUPA). Menurut Kian Goenawan dalam bukunya Pedoman Pengurusan Sertifikat Tanah dan Harta Benda, dasar pemilikan adalah bahwa hak milik biasanya diperoleh dengan jalan pewarisan (heritance) atau dengan jual beli secara kepercayaan, tanpa ada surat-surat atau bukti-bukti tertulis.

Timbul Dan Lenyapnya Kepemilikan Tanah

Karena peralihan hak yang menyebabkan tanah beralih kepada pihak lain tidak memenuhi syarat sebagai subjek pemilikan tanah. Hak milik atas tanah juga dapat hilang karena tanah tersebut musnah, misalnya karena bencana alam.

Hak Atas Kepemilikan Tanah

Tn. Pernyataan Sholikhin di atas tidak dibuktikan oleh Sdr. Sahdan sebagai pemilik tanah atas dasar tanah ulayat. Benar adanya sengketa hak guna tanah atas dasar kepemilikan antara Tuan. Sholikhin dan Mr. Sahdan.

Hak Pakai Atas Tanah Berdasarkan Kepemilikan

Amwal

  • Pengertian Amwal
  • Asas Pemilikan Amwal
  • Cara Memperoleh Amwal
  • Sifat Pemilikan Amwal

Selanjutnya peneliti mendeskripsikan hak guna tanah berbasis kepemilikan dalam perspektif hukum ekonomi syariah di Desa Tatakarya RT.01 RW.06 Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara. Bapak Sahdan, pemilik tanah berdasarkan tanah adat, menyatakan bahwa kronologis kasus kepemilikan tanah berdasarkan hak pakai terjadi pada tahun 2000.

METODE PENELITIAN

Sumber Data

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara, observasi, maupun laporan berupa dokumen tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti.54 Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti (atau pejabatnya) dari sumber pertama. telah dikumpulkan. 55 Dalam penelitian ini digunakan data primer untuk memperoleh informasi hak guna tanah berbasis kepemilikan dalam perspektif hukum ekonomi syariah di Desa Tatakarta RT.01 RW.06 Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara. Metode yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak menggeneralisasi.56 Sumber data primer dalam penelitian di Desa Tatakarya RT.01 RW.06 Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara adalah Bpk. sertifikat tanah, mr. Sahdan sebagai pemilik tanah berdasarkan tanah bersama Bpk. Hendri sebagai tokoh masyarakat dan Bpk. Abdurachman sebagai pemimpin adat.

Sumber data sekunder adalah data yang biasanya disusun dalam bentuk dokumen, misalnya data keadaan demografi daerah, data produktivitas perguruan tinggi, data ketersediaan pangan di daerah, dll. 57 Data sekunder sumber dapat diperoleh dari dokumentasi instansi berupa data profil desa Tatakarya atau narasumber yang terkait dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara dengan demikian merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan memperoleh informasi untuk tujuan tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti mengajukan pertanyaan kepada Sdri. Sholikhin menyatakan sebagai pemilik tanah atas dasar sertifikat tanah, Bpk. Sahdan sebagai pemilik tanah berdasarkan tanah ulayat, Bpk. Hendri sebagai tokoh masyarakat dan Bpk. Abdurachman sebagai tokoh adat di Desa Tatakarya RT.01 RW.06 Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara. Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.60 Dokumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah monografi desa Tatakarya Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di desa Tatakarya tepatnya pada masalah hak guna tanah berdasarkan kepemilikan yang dilakukan oleh Bapak. Sholikhin sebagai pemilik tanah atas dasar sertifikat, Bpk. Sahdan sebagai pemilik tanah atas dasar tanah ulayat, Bpk. Ia juga menyatakan bahwa benar terjadi sengketa hak guna tanah atas dasar kepemilikan antara Tuan Sholikin dan Tuan Sahdan. Tn. Sholikhin selaku pemilik tanah atas dasar sertifikat mengatakan bahwa tanah tersebut adalah miliknya, dimana perolehan tanah tersebut berasal dari jual beli.

Bapak Hendri sebagai tokoh masyarakat menyatakan telah menangani kasus-kasus hak guna tanah berdasarkan kepemilikan tersebut. Terkait upaya penyelesaian sengketa tanah tersebut, Bapak Sholikhin selaku pemilik tanah berdasarkan sertifikat tersebut mengatakan telah menyerahkan haknya kepada desa tersebut. Sedangkan perolehan amwal atas dasar tanah ulayat oleh Bapak Sahdan tidak sesuai dengan Pasal 18 Kompendium Hukum Dagang Syariah.

Bagi masyarakat Desa Tatakarya RT.01 RW.06 Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara khususnya para pihak yang terlibat dalam hak guna tanah berdasarkan hak milik ini yaitu Bpk. Sholikhin sebagai pemilik tanah berdasarkan sertifikat, Bapak Sahdan sebagai pemilik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Singkat Desa Tatakarya

Permohonan tersebut diajukan kepada Presiden Republik Indonesia dan usulan tersebut disetujui oleh masyarakat Abunga Mr. Abdullah, Kepala Kantor Relokasi TK II Lampung Utara Way Abung I dicoret karena memproklamirkan diri pindah 200 gaya baru dengan rincian 100 KK di Desa Tatakarya dan 100 KK di Desa Purbasakti.64. Jatah yang semula berjumlah 6 bulan diterima hanya 3 bulan Terjadi wabah penyakit dan sehubungan dengan resistensi G.30S PKI.65. Dengan 3 faktor tersebut, migrasi yang mencakup total 100 keluarga tidak terpelihara, baik jaminan sosial maupun tunjangan lainnya, sehingga mengakibatkan banyak kematian.

Sejak awal sistem pemerintahan disebut RUKTI oleh Dinas Transmigrasi yaitu : RUKTI I yang menjadi desa Tatakarya di bawah pimpinan Bpk. Mad Karya dan RUKTI II bahwa desa tersebut menjadi Purbasakti dibawah pimpinan Bpk. Abu Salam. Penduduk Tatakarya awalnya berasal dari Way Abung sendiri yaitu dari Tatakarya dan Purbasakti, sedangkan yang lainnya berasal dari transmigrasi yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Kondisi wilayah Desa Tatakarya

Berdasarkan kondisi wilayah desa Tatakarya dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah desa Tatakarya merupakan lahan persawahan yang sangat mendukung masyarakat desa Tatakarya untuk bercocok tanam sebagai mata pencaharian dan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Keadaan Penduduk Desa Tatakarya

Data mata pencaharian masyarakat Desa Tatakarya yang tercatat dapat dilihat pada tabel berikut:72. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa hampir seluruh penduduk desa Tatakarya memiliki pekerjaan. Pelaksanaan Hak Guna Tanah Berdasarkan Kepemilikan di Desa Tatakarya RT.01 RW.06 Kecamatan Abung Kabupaten Surakarta.

Pelaksanaan Hak Pakai Tanah Atas Dasar Kepemilikan

Pak Sahdan mengatakan dia adalah pemilik tanah, yang memperoleh tanah dari tanah ulayat atau tanah adat yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Menurut Pak Hendri, yang berhak menggunakan tanah tersebut adalah mereka yang memiliki sertifikat hak milik yang sah dari pembagian tanah negara. Pak Sahdan mengatakan bahwa ketika dia masih kecil, tanah itu adalah tanah ulayat atau tanah adat yang diwarisi dari orang tuanya karena dia merasa berkewajiban untuk merawat dan mengelola tanah tersebut.

Kemudian dia menemukan bahwa tanah itu adalah milik mendiang Mr. Riolimo yang sampai sekarang adalah orang tua Pak Sahdan. Sedangkan permasalahan dalam kasus sengketa tanah tersebut adalah pada dasarnya tanah milik Sdr. Sholikhin dan tanah mendiang Mr. Batas Riolimo (orang tua Sahdan). Sedangkan menurut Bapak Sahdan tanah tersebut adalah miliknya, ketika beliau masih kecil tanah tersebut merupakan tanah ulaj atau tanah kelahiran yang diwarisi dari orang tuanya, oleh karena itu beliau merasa berkewajiban untuk mengurus dan mengelola tanah tersebut.

Kajian Legalitas Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Positif Hak Guna Tanah Berdasarkan Hak Milik Yang Sah.

Tinjauan Legalitas Hukum Ekonomi Syariah dan

Hal ini dilakukan oleh Bpk. jual beli dengan akta jual beli yang dibuat oleh PPAT. Sedangkan asal usul perolehan tanah milik Bpk. Sahdan atas dasar tanah ulayat, tanah adat warisan orang tuanya secara teknis tidak dapat diterima, karena mekanisme untuk memperoleh tanah tidak sesuai dengan Pasal 18 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan Pasal 26 ayat 1 UUPA No.5 tahun 1960. Hal ini dilakukan oleh Bpk. Sholikhin dapat dibenarkan, karena sesuai dengan ketentuan khusus Pasal 2 UU No. penggunaan tanah yang dimilikinya.

Sedangkan Tuan Sahdan yang tidak memiliki bukti kepemilikan tentu tidak sama dengan Pasal 2 UU No. 51/PERPU/1960 karena tidak dapat membuktikan kepemilikan tanah tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa hak guna tanah berdasarkan pemilikan yang terjadi di Desa Tatakarya, tepatnya dalam hal Hak Guna Usaha yang dilakukan oleh Bapak. Sahdan, tidak sesuai dengan mekanisme pengadaan tanah dalam Pasal 18 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan Pasal 26 ayat 1 UUPA No. 5 Tahun 1960. Kemudian teknik penguasaan tanah berdasarkan tanah kota tidak sesuai dengan Pasal 2 UU No. 51/PERPU/1960 karena tidak dapat membuktikan kepemilikan sah tanah tersebut baik dari pembagian tanah negara maupun dari catatan tanah tokoh adat.

Sedangkan mekanisme pengadaan tanah melalui jual beli oleh Bapak. Sholikhin dilakukan sesuai dengan Pasal 18 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan Pasal 26 ayat 1 UUPA No.5 Tahun 1960 dan sah menurut Pasal 2 UU No. .51/PERPU/1960 karena adanya bukti kepemilikan yang diperoleh Badan Pertanahan Nasional berupa surat bukti kepemilikan.

PENUTUP

Saran

  • Daftar Nama Kepala Desa Tatakarya
  • Tata Guna Tanah Desa Tatakarya
  • Penduduk Desa Tatakarya Berdasarkan Jenis Kelamin
  • Penduduk Desa Tatakarta Berdasarkan Mata Pencaharian

Bahwa untuk memiliki tanah secara sah harus lebih memperhatikan tata cara memperoleh tanah yang telah diajarkan oleh Islam, dan tentunya harus memiliki bukti kepemilikan tanah yang sah dari lembaga yang berwenang. Bagi tokoh masyarakat agar lebih memberikan pembinaan kepada masyarakat terutama yang ingin memiliki tanah agar proses pembebasan tanah sesuai dengan hukum Islam dan hukum positif. Bagi masyarakat pada umumnya hendaknya mempelajari ketentuan-ketentuan lain mengenai pengaturan pemilikan tanah dan tidak boleh menuntut tanah jika tidak memiliki bukti kepemilikan yang sah.

Peraturan Pemerintah pengganti UU No. 51 Tahun 1960 yang melarang penggunaan tanah tanpa izin, yang berhak mendapat kuasa. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Tanah. Peninjauan kembali terhadap tindak pidana penggunaan tanah tanpa izin oleh yang berhak atau kuasanya yang sah (Studi Kasus Putusan No. 04/Pid.C/2012/PN.BR)”. Makassar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Hukum, Jurusan Hukum Pidana, 2016). Hukum agraria dan hukum pertanahan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010). Pendaftaran dan peralihan hak atas tanah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).

Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria Presiden Republik Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa pada jaman dahulu seorang bumiputra yang meminjam uang dengan menggadaikan tanah (adat) miliknya, menyerahkan tanah itu kepada.. Pemegang gadai berhak