• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Etika dan Etiket

N/A
N/A
Yudistira Arlio

Academic year: 2024

Membagikan " Pengenalan Etika dan Etiket"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Yudistira Arlio Rivai (23110154) APN-U2

1. “PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA”

A. Apa yang dimaksud dengan Etika! Jelaskan Perbedaannya dengan Etiket?

ETIKA ETIKET

Etika adalah seperangkat prinsip moral yang mengatur perilaku manusia dalam masyarakat atau profesi tertentu, meliputi aturan, norma, kaidah, atau prosedur sebagai pedoman dalam melakukan perbuatan serta mengenai hak dan kewajiban moral. Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti karakter, watak, kesusilaan, dan adat kebiasaan. Etika dibagi menjadi beberapa jenis, seperti etika berteman, etika profesi, etika dalam rumah tangga, dan lainnya.Sedangkan

Etiket adalah seperangkat aturan perilaku dan sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain dalam suatu masyarakat atau lingkungan tertentu. Hal ini mencakup cara bertindak, kebiasaan, dan perilaku yang dianggap sopan dalam berbagai situasi, seperti cara berbicara, berpakaian, dan bertindak. Etiket juga berkaitan dengan hubungan antar manusia dan mencerminkan bagaimana seseorang berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

PERBEDAAN

Etika berhubungan dengan prinsip moral yang lebih luas dan abstrak, sedangkan etiket berkaitan dengan aturan perilaku yang lebih spesifik dan konkret. Etika lebih berkaitan dengan tanggung jawab moral individu atau kelompok, sedangkan etiket lebih berkaitan dengan tata cara dan sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain.

B. Jelaskan Perlunya Pancasila Sebagai Sistem Etika! Lengkapi dengan Tantangan Implementasi Pancasila Sebagai Sistem Etika, dalam Kehidupan (Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara)!

1 | P a g e

Pancasila merupakan sistem etika yang penting di Indonesia untuk mengatur perilaku bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Diperlukan pendidikan karakter di sekolah untuk mengembangkan keterampilan moral dan sikap. Oleh karena itu, pemerintah dan hukum harus diperkuat untuk mencegah pelanggaran moral di Indonesia.

Pancasila membantu mengatur perilaku individu dan masyarakat untuk membangun kehidupan yang bersih dan adil.

PERLUNYA PANCASILA

(2)

1. Ketidakonsistenan dalam Implementasi, Terdapat kesenjangan antara retorika dan praktik, di mana nilai-nilai Pancasila seringkali tidak selaras dengan tindakan nyata dalam kebijakan dan praktek sehari-hari.

2. Korupsi dan Ketidakadilan, Praktik-praktik korupsi dan ketidakadilan dapat mengancam integritas implementasi Pancasila sebagai sistem etika.

3. Keragaman Budaya dan Agama, Tantangan muncul ketika nilai-nilai Pancasila harus diinterpretasikan dan diimplementasikan secara inklusif untuk mengakomodasi keberagaman ini tanpa mengorbankan prinsip-prinsip inti.

4. Ketegangan Politik dan Perbedaan Pandangan,Pertentangan politik dan perbedaan ideologi dapat merugikan harmoni sosial dan menghambat pencapaian tujuan nasional.

5. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan, Pendidikan yang kurang mengenai Pancasila dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

6. Globalisasi dan Modernisasi, Tantangan muncul ketika nilai-nilai tradisional Pancasila bersaing dengan pengaruh global yang mungkin bertentangan dengan nilai- nilai lokal.

7. Perkembangan Teknologi dan Media Sosial, Penggunaan teknologi dan media sosial dapat memberikan dampak signifikan terhadap persepsi dan implementasi nilai-nilai Pancasila.

C. Leasson Learnt dari materi: “Pancasila Sebagai Sistem Etika”, kaitannya dengan peran mahasiswa Prodi APN

Adapun beberapa hal yang didapat dari pembelajaran Pancasila sebagai sistem etika ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mengenal apa itu etika etiket, mengetahui bahwa etika itu ada merujuk pada prinsip- prinsip moral dan nilai-nilai yang membimbing tingkah laku dan keputusan seseorang atau kelompok. Sedangkat etiiket adalah berfokus pada aturan perilaku sosial atau tata krama yang dianggap sopan dan sesuai dalam situasi tertentu.Maka dari itu sebagai mahasiswa APN diperlukan suatu pengenalan diri pada etika dan etiket yang harus dilaksanakan

2. Mengenal bentuk pelanggaran Etika politik dan TAP MPR, Dimana dalam realitas yang ada masih terdapat kasus yang dapat melanggar apa yang seharunya dan diidealisasikannya sistem etika berdasarkan nilai Pancasila sebagai mahasiswa APN tentunya dengan menaati aturan dan berdasarkan pada etika dalam segala Tindakan adalah suatu keharusan

3. Mengenal pentingnya Pancasila sebagai sistem etika dan tantangannya, dalam bentuk yang ada masih terdapat sesuatu ketidaksesuaian etika dalam nilai Pancasila yang ada,

TANTANGAN

(3)

untuk itu perlunya penegakan yang terjamin untuk mengatasi tantanganan dan memajukan kehidupan berbangsa, maka dari itu sebagai mahasiswa APN diperlukan kesadaran akan sesuatu tantangan dan mencari Solusi alternatif untuk menyelesaikannya

2. “PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA dan UUD 1945”?:

A. Uraikan Pengertian dan Kedudukan Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan R.I.!

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara (pilisophisce gronslag). Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk dalam sumber tertib hukum di Indonesia, sehingga Pancasila merupakan sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum di Indonesia. Oleh karenanya, Pancasila merupakan sumber hukum negara baik yang tertulis maupun yang tak tertulis atau convensi. Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itu dalam segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam system peraturan perundang – undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia. Hal ini tidaklah lepas dari eksistensi pembukaan UUD 1945, yang dalam konteks ketatanegaraan Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakan suatu staasfundamentalnorm dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Indonesia.

Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pada hakikatnya merupakan suatu dasar dan asas kerohanian dalam setiap aspek penyelenggaraan negara termasuk dalam penyusunan tertib hukum di Indonesia. Maka kedudukan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, sesuai dengan yang tercantum dalam penjelasan tentang pembukaan UUD yang termuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7, hal ini dapat disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945 adalah sebagaisumber hukum positif Indonesia.

Dengan demikian seluruh peraturan perundang – undangan di Indonesia harus bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung dasar filsafat Indonesia.

B. Jelaskan Pengertian UUD 1945; Hukum Dasar Tertulis dan Hukum Dasar Tidak Tertulis; dan Hirarki Peraturan Perundang-Undangan!.

 Hukum tertulis adalah hukum yang tertulis dan diwujudkan dalam peraturan perundang- undangan negara, baik yang dikodifikasikan maupun yang tidak dikodifikasikan. Contoh hukum tertulis: Hukum perdata ditulis dalam hukum perdata, hukum pidana ditulis dalam hukum pidana.

3 | P a g e

Hukum tertulis terkodifikasi

(4)

mengacu pada hukum tata negara yang telah ditetapkan dan diundangkan/diatur dalam suatu terbitan pemerintah. Jika hukum dikodifikasi, keuntungannya adalah kepastian hukum, kompetensi hukum dan penyederhanaan hukum. Pada saat yang sama, kerugiannya adalah pergerakan hukum menjadi lambat dan tidak dapat dengan cepat mengikuti hal-hal yang terus berkembang. Contoh hukum tertulis yang tidak dikodifikasi adalah PP (Peraturan Pemerintah), Undang-Undang (UU), Keputusan Presiden (Keppres).

Hukum tertulis juga dapat diartikan sebagai peraturan atau ketentuan yang disajikan dalam bentuk formal yang tersusun secara sistematis. Hukum yang dapat berfungsi secara langsung sebagai petunjuk dan peringatan kepada masyarakat

Hukum tidak dikodifikasi sebaliknya. Konvensi adalah peraturan tak tertulis yang lama-kelamaan menjadi suatu kelumrahan dan bahkan menjadi peraturan yang disepakati secara pasif oleh

masyarakat. Konvensi dapat mempengaruhi hasil dari sebuah kesepakatan dan berjalan sejajar dengan UUD serta diterima oleh seluruh rakyat. Contohnya di Indonesia adalah pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus dalam sidang paripurna DPR, pemberian grasi, amnesti, abolisi atau rehabilitasi, dan upacara bendera setiap hari Senin di sekolah-sekolah. Hukum dasar yang tidak tertulis, juga dikenal sebagai hukum kebiasaan atau hukum adat, merujuk pada aturan atau prinsip-prinsip hukum yang diakui dan diikuti dalam suatu masyarakat meskipun tidak secara resmi tercantum dalam dokumen hukum tertulis.

Hierarki peraturan perundang-undangan adalah

sistem tata urutan hukum di Indonesia yang

menentukan tingkat kepentingan dan kekuasaan

aturan hukum. Hierarki peraturan perundang-

undangan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.

Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011, urutan hierarki perundang-undangan di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

 Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

 Peraturan Pemerintah

 Peraturan Presiden

 Peraturan Daerah Provinsi

 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara sah dan mengatur kehidupan masyarakat.

Prosedur pembentukan peraturan perundang-undangan terdiri dari lima tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap penyusunan, tahap pembahasan, tahap pengesahan atau penetapan, dan terakhir tahap pengundangan.

C. Jelaskan Perbedaan Pengertian Hukum Dasar dengan Undang-Undang Dasar!

Hukum tertulis tidak terkodifikasi/ Konvensi

HIERARKI PERUU

(5)

Hukum dasar adalah aturan yang menjadi landasan bagi seluruh hukum, peraturan, atau perundang-undangan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Undang-Undang Dasar (UUD) adalah konstitusi tertulis yang mengatur sistem pemerintahan dan hubungan antara warga negara dan negara. Undang-Undang (UU) merupakan peraturan yang dibentuk oleh DPR untuk mengatur hal-hal yang lebih rinci dari UUD. UUD lebih tinggi dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia.

D. Konsep Kekuasaan dalam sistem Ketatanegaraan RI

UUD 1945 menganut sistem pembagian kekuasaan, bukan pemisahan kekuasaan. Prof Ismail Sunny, Guru Besar Universitas Indonesia, mengutarakan bahwa Konstitusi tidak memisahkan kekuasaan secara materiil, melainkan secara formal atau melalui pembagian kekuasaan.

Sistem pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri dari tiga cabang: legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Cabang-cabang ini tidak sepenuhnya independen tetapi saling terkait dan terhubung dalam hal kekuasaan. Sistem tersebut sangat dipengaruhi oleh teori Trias Politica karya Montesquieu, meskipun tidak diterapkan secara murni dan mutlak. Dinamika kehidupan politik negara Indonesia menyebabkan sistem pembagian kekuasaan negara berkembang. Saat ini, sistem pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas empat cabang, yaitu legislatif, eksekutif, yudikatif, dan pemeriksaan.

E. Staatsfundamentalnorm mengandung 3 Syarat Mutlak, sebutkan 3 Syarat Tersebut!

Staatsfundamentalnorm mengandung 3 syarat mutlak, yaitu:

1. Ditetapkan oleh Pembentuk Negara: Staatsfundamentalnorm harus ditetapkan oleh pembentuk negara.

2. Memuat Ketentuan-ketentuan Pertama yang Menjadi Dasar Negara: Isinya harus memuat ketentuan-ketentuan pertama yang menjadi dasar negara, termasuk tujuan negara, asas politik negara, dan falsafah negara.

3. Merupakan Sumber Hukum Bagi UUD: Staatsfundamentalnorm juga merupakan sumber hukum bagi Undang-Undang Dasar (UUD) negara tersebut.

F. Uraikan/Jelaskan Kasus-2 Apa yang Baru-2 Ini Terjadi yang Dapat Mengancam Keberlangsungan Ketatanegaraan R.I. (Searching Google/Benchmarking), Berikan Pendapat Anda!

“Pengungsi Rohingya Masuk ke Indonesia, Menkumham: Mereka Korban Mafia”

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly buka suara mengenai pengungsi Rohingya yang berlabuh dan masuk wilayah Indonesia.

Menurutnya, ratusan pengungsi itu merupakan korban dari mafia.

5 | P a g e

(6)

Hal ini, kata Yasonna, berdasarkan temuan Polri yang mengungkap dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terhadap pengungsi Rohingya.

"Memang ini adalah sindikat, sudah (ada yang) ditangkap polisi. Karena mereka juga adalah korban-korban dari mafia-mafia yang membawa mereka," kata Yasonna dilansir dari Antara, Senin (11/12/2023).

Yasonna menduga, ada pengungsi-pengungsi yang menjual harta bendanya kemudian datang ke Indonesia dengan ditawarkan iming-iming kehidupan yang lebih layak.

"Tapi sekarang kita lihat reaksi sosial dari masyarakat kita (yang menolak). Perbedaan kultur, perbedaan budaya selalu terjadi," jelasnya.

Yasonna menambahkan, pihaknya mewaspadai dugaan pelanggaran HAM terkait banyaknya pengungsi dari Rohingya ke Indonesia.

Meski banyak pengungsi ditolak warga setempat, pihaknya tetap akan bertindak bila ditemukan pelanggaran HAM seperti sindikat penyelundupan imigran.

"Kita harapkan juga bahwa ini akan bisa kita hindarkan di kemudian hari," tambah Yasonna.

Yasonna mengakui, kedatangan pengungsi tersebut meresahkan sejumlah warga setempat, khususnya di Aceh dan Sumatera Utara, sehingga pihaknya akan mencari jalan terbaik bersama instansi terkait untuk menyelesaikan persoalan tersebut, dengan tetap memperhatikan aspek HAM.

"Saya kira Indonesia sudah cukup banyak melakukan hal yang baik dalam menampung pengungsi. Di kita ini sekarang ada 15 ribuan, hampir 13 ribuan lebih pengungsi, Afghanistan, Iran, yang terakhir Rohingya," jelasnya.

Sementara, Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro mengatakan, pihaknya akan bekerja sama membantu pengungsi Rohingya yang terindikasi menjadi korban pelanggaran HAM.

"Komnas HAM juga sudah melakukan pemantauan ke Aceh dan melakukan koordinasi dengan kementerian lembaga, termasuk Kemenkumham. Ke depan kita akan terus berkoordinasi untuk memastikan para pengungsi yang ada, dan korban perdagangan manusia dan korban konflik akan mendapatkan perlindungan," ujar Atnike.

"Apakah di Indonesia atau mungkin di penempatan permanen apabila bisa dilakukan.

Tentu kita harus mendorong penyelesaian akar masalah dan saya pikir Indonesia dengan menjadi Anggota Dewan HAM (PBB) juga dapat mendorong upaya penyelesaian pengungsi Rohingya melalui diplomasi di PBB," tambah dia.

ANALISIS KASUS

(7)

Tersangka Warga Rohingnya

Bentuk Kasus Penolakan Warga lokal terhadap pengungsi Rohingnya Tanggapan

pemerintah

Mengamati dengan melihat dari segi sosial, melihat Rohingnya sebagai korban pelanggaran HAM dari “mafia” dengan iming-iming

kehidupan layak. Dengan ini pemerintah memberikan pengungsian Permasalahan

kedepan

Apakah perlu untuk penempatan permanen atau tidak?

Pendapat Kelompok

Merupakan bentuk yang sangat memprihatinkan, mengingat konflik sosial budaya mengingat aspek tersebut adalah satu bentuk keutuhan dari negara, jika konflik ini berlanjut dan pemerintah menerima maka rakyat akan marah dan mempertanyakan kinerja birokrasi sedangkan,

bila memindahkan maka diplomasi dari luar akan menimbulkan konflik, maka ditambah seperti apa kedepannya? Dan bagaimana

menyelesaikan agar konflik tidak semakin membuncah? Temtu masalah ini menjadi urgensi tersendiri

G. Leasson Learnt dari dari “Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia & UUD 1945”, kaitannya dengan peran mahasiswa Prodi APN.

1. Mengetahui bentuk ketatanegaraan lebih jelas, secara relevan denga napa yang mahasiswa APN pelajari, bentuk ketatanegaraan membantu lebih jelas dalam menganalisa kebijakan dan kelayakan hukum berdasarkan standar NKRI

2. Mengetahui bentuk hukum negara lebih jelas, tidak semua hukum ditulis secara tertulis disuatu media, Adapun bentuk yang menyatu dengan aspek berlangsungnya negara dan sebagai mahasiswa APN harus mengetahui dan melaksanakan baik itu bentuk terwujud maupun tidak transparan

3. Mengetahui dengan jelas apa aitu fungsi UUD 1945 secara rinci, dari bentuk yang ada dengan pemerintahan yang dijalankan bahwa peran Mahasiswa APN memiliki bentuk yang dapat dijadikan pedoman dalam seluk beluk anggota tubuh UUD 1945

4. Mengetahui Kepentingan UUD 1945 dan Pancasila dalam ketatanegaraan RI, dari bentuk ini kita sebagai mahasiswa APN dapat mengetahui bahwa sesungguhnya dalam melaksanakan tugas bentuk pemerintahan tidak lepas dari 2 unsur tersebut 5. Mengetahui isu kontemporer yang mengacam keberlansungan ketatanegaraan RI,

dengan ini mahasiswa APN memiliki rasa kesadaran akan keadaan Indonesia masa kini dan dapat dijadikan pedoman dalam pembibingan pembelajaran terdepan.

3. “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA dan BERNEGARA”

7 | P a g e

(8)

A. Jelaskan Pengertian Paradigma; Pancasila sebagai Paradigma Reformasi (Pengertian, Tujuan, Proses, Syarat-syarat, Gerakan, dan Dasar Cita-2 Reformasi).

Pengertian Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi:

Inti dari reformasi adalah melestarikan semua yang telah berhasil dilakukan di masa lalu, memperbaiki segala kekurangan, sekaligus merintis upaya-upaya baru untuk mengatasi tantangan-tantangan di masa depan. Penerapan kehidupan politik dan sosial bangsa kita pada masa lalu memerlukan identifikasi apa yang perlu dipertahankan dan apa yang perlu ditingkatkan. Pancasila, yang merupakan bagian penting dari identitas nasional kita, adalah seperangkat lima aksioma yang diambil dari kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini hanya akan kokoh jika diwujudkan dalam sistem politik demokratis yang menghargai keberagaman masyarakat Indonesia. Pemilu, yang merupakan salah satu komponen penting dalam demokrasi, hanya dapat dianggap bebas jika dilaksanakan secara langsung, terbuka, adil, jujur, dan tidak memihak. Di era reformasi, Pancasila harus tampil sebagai paradigma penyelenggaraan negara, artinya Pancasila menjadi kerangka berpikir atau pola pikir masyarakat Indonesia, khususnya sebagai landasan negara. Pancasila merupakan dasar kehidupan berbangsa kita, artinya setiap langkah yang diambil bangsa Indonesia harus berpedoman pada prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila.

Sebagai negara hukum, setiap tindakan, baik yang dilakukan oleh warga negara, pejabat, maupun pejabat, harus didasarkan pada asas hukum yang jelas. Oleh karena itu, undang- undang yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Setiap prinsip mempunyai nilai tersendiri dalam paradigma reformasi., yaitu:

Artinya, gerakan reformasi berdasarkan ketuhanan moralitas dan harus mengarah pada kehidupan yang baik sebgai manusia makhluk tuhan.

Artinya, gerakan reformasi berlandaskan pada moral kemanusiaan sebagai upaya penataan kehidupan yang penuh penghargaan atas harkat dan martabat manusia

Artinya,

gerakan reformasi harus menjamin tetap tegaknya negara dan bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan.]

Artinya, seluruh penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara harus dapat menempatkan rakyat sebagai subjek dan pemegang hak asasi.

Artinya, gerakan reformasi harus memiliki visi yang jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Reformasi yang ber- Ketuhanan Yang Maha Esa.

Reformasi yang berkemanusiaan yang adil

dan beradab Reformasi yang

berdasarkan nilai persatuan

Reformasi yang dihapuskan pada asas kerakyatan.

Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

(9)

Tujuan :

1. Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dan konstitusi yang menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat bangsa.

3. Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan keamanan.

4. Menghapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalam masyarakat bangsa yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi, seperti KKN, kekuasaan sewenang-wenang atau otoriter, penyimpangan, dan penyelewengan yang lain.

Proses :

Proses paradigma reformasi melibatkan perubahan cara pandang dan melakukan perubahan dalam konteks reformasi, yang mencakup politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Berikut ini beberapa langkah dalam proses paradigma reformasi:

1. Pemahaman yang mendalam: Mengenal pengertian reformasi dan nilai-nilai Pancasila, serta menyampaikan informasi tentang Gerakan Reformasi ke masyarakat

2. Meningkatkan transparansi dan accountability: Mengembalikan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan harkat dan martabat serta kesejahteraan seluruh bangsa

3. Mengarah kepada sistem ekonomi yang berbasis kesejahteraan rakyat:

Mengutamakan kesejahteraan rakyat dan mengarah kepada sistem ekonomi yang berbasis kesejahteraan rakyat sebagai pilar ekonomi di negara

4. Mengatasi penyalahgunaan kekuasaan : Menghindari penyalahgunaan kekuasaan dalam proses reformasi, seperti perubahan politik yang mengakibatkan penggunaan kekuasaan penguasa

5. Mengembangkan keterampilan dan sikap kritis: Meningkatkan kemampuan dan sikap kritis masyarakat untuk melakukan reformasi dan mengatasi kebijakan yang tidak seimbang

Dalam era reformasi, proses paradigma reformasi bertujuan untuk menciptakan suatu negara yang demokratis, transparan, dan berada di antara rakyat, dengan fokus pada kesejahteraan rakyat dan penghargaan terhadap nilai-nilai Pancasila

Syarat-Syarat :

9 | P a g e

Suatu gerakan

reformasi dilakukan dengan berdasar pada kerangka struktural Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia.

Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan nilai-nilai dasar yang diinginkan oleh bangsa Indonesia

Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem Negara demokrasi, bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat, sebagaimana terkandung dalam pasal 1 ayat (2). Reformasi harus melakukan perubahan kea rah sistem Negara hukum dalam penjelasan UUD 1945, yaitu harus adanya perlindungan hak-hak asasi manusia, peradilan yang bebas dari penguasa, serta legalitas dalam arti hukum. Oleh karena itu reformasi sendiri harus berdasarkan pada kerangka dan Gerakan

reformasi dilakukan karena

adanya penyimpangan

pada masa pemerintahan

Orde Baru, seperti praktik

nepotisme, kolusi, dan korupsi yang bertentangan dengan semangat

UUD 1945.

(10)

Gerakan :

Reformasi berarti suatu gerakan untuk memformat ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang dari nilai-nilai ideal untuk mengembalikannya ke bentuk semula. Pada pelaksanaan GBHN tahun 1998 di PJP II Pelita, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang parah sehingga menyebabkan merebaknya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang merugikan masyarakat. Pancasila yang merupakan sumber nilai dan landasan etika negara dan aparatur penyelenggaranya dijadikan sebagai alat legitimasi politik, namun tindakan dan kebijakannya bertentangan dengan Pancasila. Puncak dari situasi ini adalah runtuhnya perekonomian nasional sehingga memunculkan gerakan politik moral yang menuntut reformasi di segala bidang, terutama hukum, politik, ekonomi, dan pembangunan. Pergerakan tersebut diawali dengan mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang disusul dengan terbentuknya Kabinet Reformasi Pembangunan yang dipimpin oleh Prof.Dr.B.J Habibie, yang melaksanakan reformasi menyeluruh, termasuk perubahan undang- undang politik dan ekonomi serta reformasi pemerintahan. dan lembaga penegak hukum.

Reformasi DPR dan MPR dilakukan melalui pemilu, dan elite politik diharapkan mendengarkan penderitaan rakyat dan menjalankan tugasnya secara demokratis.

Cita-Cita Reformasi :

Cita-cita paradigma reformasi didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan mencakup tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mengarahkan sistem ekonomi yang berbasis kesejahteraan rakyat, mengatasi penyalahgunaan kekuasaan, dan mengembangkan keterampilan dan sikap kritis. Reformasi harus menciptakan good governance, transparansi, partisipasi rakyat dalam pembangunan, dan kehidupan demokrasi yang tumbuh subur. Reformasi harus dilakukan ke arah kondisi yang lebih baik dan harus mengarah pada suatu kondisi kehidupan rakyat yang ekonomi, sosial, budaya, serta kehidupan keagamaan.

B.Jelaskan Pancasila sebagai: Reformasi Pembangunan Nasional, Reformasi IPTEK, Reformasi IPTEK :

Pancasila sebagai paradigma reformasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mencakup upaya untuk mengarahkan pengembangan iptek yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Seiring dengan perkembangan zaman, penerapan Pancasila sebagai ideologi negara terus dikembangkan, termasuk pada masa Reformasi. Nilai-nilai murni yang terkandung dalam Pancasila belum diterapkan secara maksimal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga reformasi iptek bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam pengembangan iptek. Reformasi iptek juga harus memperhatikan aspek transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan iptek. Selain itu, reformasi iptek juga harus menghindari penyalahgunaan kekuasaan dalam proses reformasi, seperti perubahan politik yang mengakibatkan penggunaan kekuasaan penguasa. Reformasi iptek juga harus mengembangkan keterampilan dan sikap kritis masyarakat untuk melakukan reformasi dan mengatasi

(11)

kebijakan yang tidak seimbang. Dalam hal ini, Pancasila dianggap sebagai landasan moral dan etik yang penting dalam pengembangan iptek yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Melalui penerapan nilai-nilai Pancasila, diharapkan reformasi iptek dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Reformasi Hukum :

Reformasi hukum harus konsepsional dan konstitusional, sehingga reformasi hukum memiliki landasan dan tujuan yang jelas. Dalam upaya reformasi hukum dewasa ini telah banyak dilontarkan beerbagai macam pendapat tentang aspek apa saja yang dapat dilakukan dalam perubahan hukum di Indonesia, bahkan telah banyak usulan untuk perlunya amandemen atau kalau perlu perubahan secara menyeluruh terhadap pasal-pasal UUD 1945. Berdasarkan banyaknya aspirasi yang berkembang cenderung ke arah adanya amandemen terhadap pasal-pasal UUD 1945 bukannya perubahan secara menyeluruh namun hendaklah dipahami secara obyektif bahwa bilamana terjadi perubahan seluruh UUD 1945 maka hal itu tidak menyangkut perubahan terhadap pembukaan UUD 1945, karena pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Oleh karena itu, apabila merubah pembukaan dari UUD 1945 maka sama halnya membubarkan negara Indonesia. Seluruh perubahan maupun produk hukum di Indonesia haruslah didasarkan pada pokok-pokok pikiran yang yang tertuang dalam Pancasila yang hakikatnya merupakan cita-cita hukum dan merupakan esensi dari sila-sila Pancasila.

Reformasi ekonomi :

Sistem ekonomi Indonesia pada masa Orba bersifat birokratik otoritarian. Kebijaksanaan ekonomi yang selama ini diterapkan hanya mendasarkan pada pertumbuhan dan mengabaikan prinsip kesejahteraan bersama yang kenyataannya hanya menyentuh kesejahteraan sekelompok kecil orang. Maka dari itu perlu dilakukan langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi ekonomi yang berbasis pada ekonomi rakyat yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

C.Leasson Learnt dari dari “Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan”, kaitannya dengan peran mahasiswa Prodi APN.

Leassom Learnt yang dapat diambil dari Pancasila sebagai paradigma pengembangan kehidupan dan peran mahasiswa dalam Prodi Administrasi Pembangunan Negara:

1. Toleransi: Pancasila menunjukkan bahwa harus ada toleransi dalam menghadapi perbedaan, baik dalam budaya, agama, atau politik. Mahasiswa Administrasi Pembangunan Negara harus mempelajari cara mengurangi perbedaan dan mengajarkan kompromi yang bermanfaat bagi masyarakat.

2. Persatuan dalam Kesadaran: Pancasila mengharapkan bahwa perbedaan kepentingan dan perbedaan pendapat harus menjadi persatuan dalam kesadaran. Mahasiswa harus belajar cara mengintegrasikan kepentingan dan pendapat yang berbeda untuk menciptakan kesepakatan dan kebijaksanaan yang bermanfaat.

3. .Kerja Sama dengan Baik: Pancasila menegaskan bahwa kerja sama dengan baik dan sopan adalah kunci sukses dalam pembangunan negara. Mahasiswa Administrasi 11 | P a g e

(12)

Pembangunan Negara harus mempelajari cara kerja sama dengan baik, baik dengan pemangku kepentingan masyarakat, pemerintah, dan pribadi, serta mengembangkan keterampilan komunikasi dan negosiasi yang efektif

4. “AKTUALISASI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA dan BERNEGARA”

A. Jelaskan Pengertian Aktualisasi dan Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Kehidupan!

Aktualisasi merupakan konsep psikologis yang mengacu pada pengembangan potensi individu. Konsep tersebut diperkenalkan oleh Abraham Maslow melalui teorinya yang dikenal dengan hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, ada lima kebutuhan esensial yang harus dipenuhi setiap individu, yang meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Dalam konteks nilai-nilai Pancasila, aktualisasi dapat diartikan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Aktualisasi nilai Pancasila bermakna bagaimana nilai-nilai Pancasila tersebut secara nyata dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh rakyat Indonesia, mulai dari pejabat hingga masyarakat biasa . Tujuan dari aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila tersebut tidak stagnan serta dapat tetap terjaga dan mampu mengikuti perkembangan zaman . Aktualisasi Pancasila harus terus dilakukan agar setiap generasi dapat merasakan keluhuran nilai-nilai yang dimiliki Pancasila. Seluruh komponen masyarakat dan pemerintah memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengaktualisasi nilai-nilai tersebut .

B. Apa yang anda ketahui tentang Aktualisasi secara Objektif dan Aktualisasi secara Subjektif, jelaskan dengan beberapa contohnya!

Aktualisasi objektif mengacu pada pengaktualan nilai-nilai yang dapat diukur secara konkret, seperti dalam bidang legislatif, eksekutif, yudikatif, dan dalam bidang kehidupan kenegaraan lainnya. Aktualisasi subjektif, di sisi lain, mengacu pada pengaktualan nilai- nilai yang sulit diukur secara konkret, seperti dalam bidang moral, etika, dan kepercayaan.

Contoh aktualisasi objektif dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

1) Penerapan hukum: Aktualisasi nilai Pancasila dalam hukum, khususnya hukum tertulis berupa peraturan perundang-undangan atau kebijakan lainnya yang dibuat penyelenggara negara, mulai dari pusat hingga daerah. Nilai-nilai Pancasila harus mendasari seluruh peraturan perundang-undangan atau kebijakan yang dibuat.

(13)

2) Pelaksanaan tugas: Aktualisasi nilai-nilai Pancasila juga dapat dilakukan dalam perilaku para penyelenggara negara dan pemerintahan yang meneladani nilai-nilai luhur Pancasila.

3) Kepedulian sosial: Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat diwujudkan dalam kepedulian sosial, seperti saling tolong-menolong, saling menghormati, dan menjaga sopan santun.

4) Menjunjung Tinggi Kemanusiaan: Membantu sesama dalam kesulitan tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan.

5) Mewujudkan Persatuan: Menghargai perbedaan pendapat dan bersikap toleran terhadap orang lain.

Contoh aktualisasi subjektif dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

1. Menghargai perbedaan: Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat diwujudkan dalam sikap saling menghargai perbedaan, seperti perbedaan suku, agama, ras, dan antarbudaya.

2. Menjaga kejujuran: Aktualisasi nilai-nilai Pancasila juga dapat dilakukan dengan menjaga kejujuran dalam setiap tindakan dan perilaku.

3. Menghormati orang lain: Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat diwujudkan dengan cara menghormati orang lain, baik itu sesama warga negara maupun orang asing.

4. Meningkatkan kemampuan diri: Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang moral, sosial, dan politik untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila 5. Mengikuti aturan kewarganegaraan: Menjaga waktu kewarganegaraan, mengikuti

aturan pemerintah, dan menghormati peraturan perundang-undangan atau kebijakan yang ada

C. Jelaskan Proses/Langkah-2/Tahapan dalam Merancang Aktualisasi (Pengertian Isu, Identifikasi Isu, Merumuskan Tingkat Perubahan Lingkungan Isu Strategis Organisasi, Pemilihan Prioritas/Penilaian Isu Strategis Kontemporer, dan Teknik Analisis Isu Terpilih).

Proses merancang aktualisasi nilai moral Pancasila terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1) Pengertian isu: Tahap ini dimulai dengan memahami isu yang akan diaktualisasikan. Isu tersebut harus jelas dan spesifik agar dapat diidentifikasi dengan baik.

2) Identifikasi isu: Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi isu yang berkaitan dengan aktualisasi nilai moral Pancasila. Isu-isu tersebut dapat berasal dari berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam, agama, dan hukum.

13 | P a g e

(14)

3) Merumuskan tingkat perubahan lingkungan isu strategis organisasi: Tahap ini dilakukan untuk merumuskan tingkat perubahan lingkungan isu strategis organisasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana isu tersebut dapat diaktualisasikan.

4) Pemilihan prioritas/penilaian isu strategis kontemporer: Tahap ini dilakukan untuk memilih prioritas isu yang akan diaktualisasikan. Prioritas isu dipilih berdasarkan urgensi dan dampaknya terhadap organisasi.

5) Teknik analisis isu terpilih: Tahap ini dilakukan untuk menganalisis isu yang telah dipilih. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, seperti analisis SWOT, analisis PESTEL, atau analisis stakeholder.

D. Apa saja yang anda ketahui tentang Nilai-2 setiap Sila Pancasila dan berikan Contoh Penerapannya!

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terdiri dari lima butir sila yang menjadi asas dari kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni:

1) Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama Pancasila mengandung nilai ketuhanan. Contoh-contoh penerapan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

 Melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.

 Menghormati dan mendukung kebebasan beragama bagi setiap warga negara.

2) Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila kedua Pancasila mengandung nilai kemanusiaan. Contoh-contoh penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

 Terlibat dalam kegiatan sosial untuk membantu mereka yang membutuhkan.

 Menghormati hak dan martabat setiap individu, tanpa memandang suku, agama, ras, atau gender.

3) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia. Sila ketiga Pancasila mengandung nilai persatuan. Contoh-contoh penerapan nilai-nilai persatuan dalam kehidupan sehari- hari adalah:

 Menghargai dan merayakan keberagaman budaya Indonesia.

 Membangun solidaritas nasional tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan gender.

4) Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Sila keempat Pancasila mengandung nilai kerakyatan. Contoh-contoh penerapan nilai-nilai kerakyatan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

 Berpartisipasi dalam pemilihan umum dan memberikan suara.

 Terlibat dalam diskusi dan musyawarah untuk mencapai keputusan yang bersifat musyawarah dan mufakat.

(15)

5) Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila kelima Pancasila mengandung nilai keadilan. Contoh-contoh penerapan nilai-nilai keadilan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

 Menyusun kebijakan yang mendukung pemerataan ekonomi.

 Terlibat dalam kegiatan yang memperjuangkan hak-hak sosial masyarakat.

E. Leasson Learnt dari dari “Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”, kaitannya dengan peran mahasiswa Prodi APN.

Mahasiswa memiliki peran penting dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa lesson learnt dari “Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara” yang dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa termasuk pada prodi APN:

1) Meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila: Mahasiswa harus meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila dan memahami nilai-nilai tersebut secara mendalam.

2) Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari: Mahasiswa harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghargai perbedaan, menjaga kejujuran, dan menghormati hak asasi manusia.

3) Mengembangkan sikap kritis: Mahasiswa harus mengembangkan sikap kritis terhadap isu-isu yang berkaitan dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

4) Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial: Mahasiswa harus meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5) Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan politik: Mahasiswa harus meningkatkan partisipasi dalam kegiatan politik yang bertujuan untuk memperkuat fondasi moral dalam kehidupan politik.

5. “OPTIMIS KUNCI MERAIH SUKSES”

A. Apa yang anda ketahui tentang Pengertian Optimis dan Inti dari Optimisme? Apa bedanya yang significant dengan Pesimis?

Optimis adalah sikap mental yang melibatkan keyakinan pada kemungkinan baik atau hasil positif di masa depan. Intinya adalah melihat sisi cerah dan berfokus pada hal-hal baik yang bisa terjadi. Optimisme adalah sikap umum yang memperkuat keyakinan tersebut, yaitu memandang situasi dengan harapan dan keyakinan bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik.

Perbedaan signifikan antara optimisme dan pesimisme terletak pada pandangan terhadap masa depan dan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Optimis cenderung melihat sisi baik dan percaya bahwa hal-hal akan berakhir dengan baik, sementara pesimis cenderung melihat sisi buruk dan memperkirakan hasil yang tidak menguntungkan. Ini adalah pandangan mental 15 | P a g e

(16)

yang berbeda dalam menghadapi situasi atau masa depan. Maka dari itu, Optimisme adalah sikap berpikir positif yang ditunjukkan seseorang pada saat tengah menghadapi berbagai macam aspek dalam kehidupan

B. Berikan penjelasan 3 (tiga) alasan Kenapa Harus Optimisme?

 Memotivasi diri sendiri: Sikap optimis membuat individu percaya pada diri dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mereka mampu bangkit dari keterpurukan dan menjaga fokus pada pencapaian diri di masa kini dan masa depan

 Menciptakan lingkungan sosial positif: Pemikiran positif dan sikap optimis dapat mempengaruhi perilaku dan sikap orang lain, serta membuat lingkungan sosial menjadi lebih positif dan mendukung

 Memperjuangkan apa yang diinginkan: Sikap optimis memungkinkan individu untuk mengambil kesempatan dan menciptakan solusi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik dalam karier, hubungan, maupun kehidupan yang umum

C. Supaya kita Menjadi Orang Optimis?

1) Rumuskan Sasaran (Apa alasannya mengapa Sasaran itu Penting!. Jelaskan yang dimaksud dengan Sasaran SMART!.

Sasaran bersikap optimis penting karena memberikan beragam manfaat, antara lain peningkatan spontanitas, kesehatan mental, dan keterampilan memecahkan masalah. Sikap optimis dapat memotivasi orang untuk mencapai tujuan dan menghadapi tantangan, mendukung kesehatan mental, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Sasaran SMART adalah metode perencanaan yang digunakan untuk menciptakan sasaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu. . Cara ini memungkinkan Anda menetapkan tujuan yang jelas, terukur, dan dapat dicapai sehingga memudahkan pencapaiannya.

2) Apa saja Opini yang Tidak Mendukung/yang Negatif; Karakteristik Negatif;

dan Bagaimana Membenahi Opini-Diri Negative?

1. Opini yang Tidak Mendukung/yang Negatif:

a. Kritik Tidak Konstruktif: Kritik yang bersifat merendahkan tanpa memberikan saran atau solusi yang konstruktif.

b. Stereotip dan Prasangka: Pendapat yang didasarkan pada pandangan umum atau stereotip yang mungkin tidak berdasar pada kenyataan.

Spesific

Measurable Achievable Spesific Time-Bound SMART

(17)

c. Pesimisme Berlebihan: Pandangan yang terlalu pesimis dan cenderung melihat sisi negatif dari segala situasi.

d. Ketidakpercayaan Diri Berlebihan: Opini yang merendahkan diri sendiri, meragukan kemampuan, dan menciptakan persepsi yang negatif terhadap diri sendiri.

2. Karakteristik Negatif Opini tentang Diri Sendiri:

a. Rendahnya Rasa Percaya Diri: Merasa kurang yakin atau percaya diri dalam menghadapi tantangan atau pengambilan keputusan.

b. Self-Blame (Menyalahkan Diri Sendiri): Cenderung menyalahkan diri sendiri atas kegagalan atau kesalahan tanpa mempertimbangkan faktor- faktor eksternal.

c. Berfokus pada Kegagalan: Mengutamakan kegagalan dan kesalahan sebagai identitas diri, tanpa memperhitungkan pencapaian dan

keberhasilan.

d. Comparing (Membandingkan Diri dengan Orang Lain): Selalu membandingkan diri dengan orang lain, seringkali dengan standar yang tidak realistis.

3. Bagaimana Membenahi Opini-Diri yang Negatif:

a. Introspeksi Positif: Menganalisis dan mengenali pencapaian, kelebihan, dan kemampuan diri yang positif.

b. Terima Diri Sendiri: Menerima kelebihan dan kekurangan sebagai bagian dari diri sendiri, tanpa terlalu keras pada diri sendiri.

c. Perubahan Pola Pikir: Mengganti pola pikir negatif dengan pola pikir positif. Fokus pada peluang daripada hambatan.

d. Tetapkan Tujuan yang Realistis: Menetapkan tujuan yang dapat dicapai, sesuai dengan kemampuan dan kondisi diri saat ini.

e. Dukungan Sosial: Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional yang dapat memberikan perspektif positif.

f. Pelatihan Keterampilan Pribadi: Meningkatkan keterampilan

interpersonal, komunikasi, dan manajemen stres untuk membangun rasa percaya diri.

g. Hindari Perbandingan yang Tidak Sehat: Menghentikan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain secara negatif dan fokus pada perkembangan pribadi.

Memperbaiki opini-diri yang negatif memerlukan kesadaran diri, ketekunan, dan tekad untuk mengubah pola pikir. Jika perlu, mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor juga dapat menjadi langkah yang bijak.

4. Jelaskan 2 (dua) Modal Hidup Utama? dan Kenapa harus ada Orang Lain/Modelyang dapat mendorong Hidup Optimis?

 Modal Diri: Modal ini merupakan kepentingan utama dalam hidup seseorang dan melibatkan kemampuan, kesadaran, dan keterampilan yang dimiliki oleh individu untuk mengambil keputusan dan mengatasi tantangan

17 | P a g e

(18)

 Modal Ilmu: Modal ilmu mencakup pengetahuan, informasi, dan kesadaran yang diperlukan oleh individu untuk memahami dunia dan mengambil keputusan yang seimbang. Ilmu membantu individu memahami cara mengatasi masalah, menemukan solusi, dan mengembangkan kemampuan diri

Sebagai individu yang berkembang, penting untuk memiliki orang lain atau model yang dapat mendorong hidup optimis karena mereka dapat menjadi pedoman, inspirasi, atau sokol bagi mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan hidup . Orang lain atau model yang telah sukses dalam bidangnya dapat memberikan wawasan dan pengalaman yang berharga, serta membantu kita memahami cara mengaplikkan sikap optimis dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, orang lain juga dapat membantu kita menghadapi tantangan, mengatasi kesalahan, dan menjaga kesehatan mental

D. Lesson Learnt dari dari “Optimis Kunci Meraih Sukses”, kaitannya dengan peran mahasiswa Prodi APN.

Optimisme memegang peranan penting dalam menentukan arah pembangunan suatu negara. Dalam konteks administrasi publik, sikap optimis mendorong terciptanya lingkungan progresif yang melihat tantangan sebagai peluang dan perubahan sebagai kemajuan.

Administrasi yang didasarkan pada optimisme memiliki ketahanan yang kuat terhadap kendala dan hambatan pembangunan yang tidak dapat dihindari. Hal ini memungkinkan para pemimpin untuk mengembangkan rencana jangka panjang yang kuat, mendorong kolaborasi yang lebih erat, dan memotivasi karyawan dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Namun, pengelolaan yang sukses berdasarkan optimisme juga memerlukan keseimbangan antara pengelolaan yang cerdas, analisis yang cermat, dan ketahanan terhadap perubahan yang dinamis.

6. AKTUALISASI NILAI PANCASILA

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan sekedar doktrin konstitusional, namun juga landasan filosofis yang membentuk jati diri dan karakter bangsa. Nilai-nilai Pancasila yang terdiri dari lima sila, tidak hanya menjadi landasan sistem pemerintahan, tetapi juga sebagai pedoman pembentuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sepanjang sejarah, Pancasila sering disebut-sebut sebagai lambang kemerdekaan Indonesia, dari dulu hingga saat ini. Pancasila merupakan wujud dasar negara yang artinya dasar negara dan Pancasila adalah satu kesatuan yang menjadi landasan setiap gerakan yang menjadi pedoman dalam bertindak.

Dalam artian spesifik dengan ruang lingkup yang sederhana, Pancasila adalah dasar dan akan menjadi bentuk yang rakyat Indonesia lakukan dengan melakukan kewajiban sebagai bagian daripada bentuk kelahirannya. Aktualisasi disini adalah bentuk implementasi nyata dari suatu perilaku/Action/realisasi yang dapat dilakukan oleh individu sampai level kelompok. Suatu bentuk aktualisasi Pancasila, pada umumnya dapat dilakukan dengan cara melakukan perancangan, karena suatu masalah adalah hal yang kompleks, luas, dan pada suatu waktu menjadi makin merugikan tergantung dari situasi dan kondisi sosial itu sendiri.

(19)

Maka dari itu, sebagai individual yang baik, diperlukan kesadaran suatu masalah apa dulu yang perlu diprioritaskan. Bentuk aktualisasi ini yang memiliki analisis dapat lebih akurat dengan melakukan riset, data, dan juga fakta empirik, dikarenakan suatu perancangan yang sistematis dengan dukungan fakta, maka alangkah baiknya dalam melakukan aktualisasi terancana diperlukannya rancangan aktualisasi, ada beberapa tahap yang diperlukan dalam melakukan rancangan aktualisasi, beberapa caranya adalah sebagai berikut diikuti dengan secara langsung pengerjaannya dari perancangan aktualisasi yang dilakukan oleh penulis

Pertama menentukan lokasi, isu dan mengidentifikasinya, ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan suatu bentuk aktualisasi yang ada, mencari tempat lokasi yang dilakukan adalah salah satunya, maka isu dapat ditemukan, setelahnya adalah dengan menggunakan perbandingan dengan metode analisis seperti yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan metode APKL, dan USG yang bisa mengecek indeks skor keaktualan, Tingkat masalah, StakeHolder, dan kelayakan dan untuk selanjutnya melihat keprioritasan dari segi Urgency dari bentuk tersebut. Penulis sendiri menggunkan lokus di Cisempur Jatinangor, dan pada sistemanya dotemukan bentuk APKL dan USG sebagai berikut :

NO ISU

FAKTOR

JUMLAH PRIORITAS KETERANGAN

A P K L

1

Pengendara motor

melawan arah di jalan raya 5 3 5 4

17 II

Dalam lingkungan warga, mayoritas warga jarang memakai helm dan selalu melawan arah dengan alasan jarak

2

Seringnya membuang

sampah sembarangan 4 5 4 5

18 I Sampah meleber ke selokan

dan menghambat alurnya air, ini semua kebiasaan baik itu orang dewasa yang mempengaruhi anak

3

Kurang optimalnya pembelajaran sekolah

dasar di lingkungan warga 2 2 2 3

10 III

PR dan tugas yang ada di lingkungan sekolah dasar sangatlah membebankan sehingga mayoritas dikerjakan oleh orang tua

4

Kurangnya etika dan moral yang dianut oleh warga

sekitar 1 1 1 1

4 v

Mabuk dan nongkrong mungkin selalu terjadi, namun beberapa anak muda disana banyak yang tergolong nakal

19 | P a g e

(20)

5

Maraknya Tukang parkir di

tiap tempat parkir umum 3 4 3 2

12 IV Meskipun beberapa daerah

selalu ada tukang parkir, namun itu tidak wajar jikalau disetiap bangunan yang bersebelahan itu ada bukan? Mirisnya disana sudah normal dan warga tidak mempedulikannya APKL

USG

NO ISU

FAKTOR

TOTAL PRIORITAS

U S G KETERANGAN

1

Seringnya membuang sampah

sembarangan 3 3 2

8 I

Mulai dari selokan berwarana hitam, kumuhnya lingkungan dan bau yang tidak sedap

2

Kurangnya

optimalisme dalam pembelajaran murid sekolah

dasar 2 1 3

6 II

Cukup menghawatirkan karena kondisi pendidikan akan menurun dan angka produktivitas akan semakin kecil mengingat anak muda adalah masa depan

3

Pengedaraan motor yang

melawan arah 1 2 2

5 III

Berbahaya tapi lumayan jarang kasus kecelakaan yang diakibatkan hal ini.

Kedua menganalisis isu prioritas, setelah isu prioritas ditentukan, carilah sumber berupa penyebab dan dampak masalahnya, penyebab dapat dibagi menjadi factor internal yang berasal dari dalam diri dan eksternal berasal dari lingkungan yang saling mempengaruhi, dimana dampak bisa dicari dengan literatur online maupun kondisi sekitar yang Nampak dan dirasa, dari skema yang diatas, isu paling prioritasnya merupakan:

“Seringnya membuang sampah sembarangan”. Dan berikut adalah tahapan secara rincinya : penyebab internalnya berupa :

1. Rasa malas, beberapa orang merasa malas untuk mencari tempat sampah yang sesuai atau karena minimnya tempat sampah di tempat umum, walaupun memang ada, mereka biasanya membuang tanpa melihat, membuatnya patut dipertanyakan apakah itu membuang ke tempat sampah atau disamping tempat sampah

(21)

2. Kebiasaan dan pola perilaku, beberapa orang memiliki kecenderungan yang sudah tertanam dari lingkungan orang sekitar dimana membuang sampah secara sembarangan itu tidak menjadi masalah penting

3. Kecuekan karena situasi, tiap orang memiliki kegiatan yang berbeda, contohnya anak sekolah yang mana beberapa saat ini memiliki kecenderungan membuang sampah karena akan tidak enak memegang botol kosong sehingga membuangnya sampah sembarangan atau beberapa orang yang terburu-buru

4. Kurangnya kesadaran secara personal, beberapa warga disana cenderung tidak memiliki rasa sadar akan sampah yang ada disekitar mereka sehingga bukannya memberantasnya malah menormalisasikannya

5. Psikologis, karena beberapa orang memiliki persepsi yang cenderung sama, seperti contohnya sampah yang dibuang di selokan, maka orang tersebut berpikir bahwa hal itu bisa dilakukan olehnya

Sedangkan, factor eksternalnya berupa : 1. Kurangnya tempat sampah umum, kelakuan warga yang malas juga dipengaruhi dengan minimnya tempat sampah yang ada, membuat rasa malas mereka makin menjadi sehingga sampah yang ada dibuang ke tempat terdekat yang tidak memiliki tempat sampah

2. Kurangnya Fasilitas pengelolaan sampah, diperinci Kembali, tempat penampungan terdapat satu, dimana dalam tempat tersebut sangatlah kecil dan membuatnya keluar dan menyebar kejalan, membuat para warga salah paham bahwa bagian jalan tersebut merupakan tempat penampungan sampah

3. Norma dan peraturan/ sanksi dan penegak hukum, diliat dari segi pemerintah setempat, tidak adanya Tindakan rinci daripada isu tersebut, dan ini cukup memprihatinkan

4. Daerah dan kondisi tempat tinggal, dikarenakan bentuk perumahan dekat dengan pabrik maka kondisi ekonomi disana didominasi oleh kaum pekerja pabrik dan pekerja serabutan dan pedagang kecil,ditambah lingkungan yang kotor membuat pembuangan sampah sembarangan adalah hal yang wajar.

5. Pendidikan tidak dibarengi dengan rasa kepedulian lingkungan Pendidikan yang ada yang dimiliki warga sekitar kurang dalam hal cinta akan lingkungan, sehingga membuatnya memiliki perilaku tersebut

Yang mana dampak masalahnya berupa

1. Masalah Kesehatan, Membuang sampah seenaknya dapat membuat penyakit berbahayanya berkeliaran lewat udara dan air. Bahan kimia aneh dan serangan virus ganas yang bersembunyi di dalamnya bisa membuat kesehatan masyarakat terancam dan beragam penyakit bisa muncul.

2. Kualitas lingkungan menurun, Pencemaran lingkungan akibat sampah sembarangan dapat menyebabkan penurunan kualitas secara menyeluruh, termasuk pencemaran air, tanah, dan udara. Selain itu, ekosistem lokal juga dapat mengalami kerusakan. Kehilangan keragaman hayati dan degradasi lingkungan menjadi konsekuensi serius dari pembuangan sampah sembarangan.

3. Lingkungan yang kotor dan kesenjangan sosial, dapat menciptakan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Selain itu, adanya perbedaan antara area yang bersih dan terawat dengan area yang tercemar dapat menghasilkan kesenjangan sosial dan ekonomi.

21 | P a g e

(22)

4. Ketidaknyamanan lingkungan, Pembuangan sampah sembarangan dapat menciptakan ketidaknyamanan bagi masyarakat setempat. Bau tidak sedap, penampilan yang buruk, 5. Banjir, Sampah yang dibuang di saluran air atau selokan dapat menyebabkan penyumbatan

dan menghambat aliran air, sehingga dapat menyebabkan banjir

Ketiga adalah menentukan Solusi dengan penentuan kegiatan jangka pendek, dan menengah serta Panjang sebagai habituasi, setelah mengetahui masalahnya maka dapat dibuat solusinya, bentuk Solusi adalah kegiatan yang akan dilakukan dan sedang dilakukan, dengan menggunakan ini diperlukaan 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian.

Dimana hal ini menjamin secara sistematis kegiatan tersebut efektif dilakukan, setealahnya, diberi tambahan output, dan manfaat yang mana menjadi suatu bentuk rancangan yang menjadi inti dari aktualisasinya seperti beberapa Solusi berikut ini yang dijadikan dasar pelaksanaan rancangan sebelumnya :

1) Mengadakan Kerja bakti, dengan jangka waktu 1-3 minggu dan akan dilakukan dengan:

a. Perencanaan, berdiskusi dengan warga sekitar dan menemui pihak petinggi/

pengurus wilayah setempat tentang perancangan kegiatan kerja bakti, mulai dari penyusunan, penentuan waktu, dengan beberapa hal lainnya yang ada. Setelahnya memberitahukannya pada pihak warga atas dasar persetujuan

b. Pelaksanaan, Memulai kegiatan tersebut setelah diskusi yang ada, dengan cara ini, dilakukan pelaksanaan setelah penentuan jadwal kesepakatan, Dengan ini Masyarakat disana sudah mengetahui akan hal tersebut dan sudah siap bahkan sebelum memulai kegiatan dari beberapa hari kebelakang

c. Evaluasi, melihat seberapa efektifnya kegiatan tersebut dan mencari variable apa saja yang menghambat, serta mengulanginya Kembali minimal sebulan sekali

 Output kegiatan

a. Partisipasi Masyarakat akan pengembangan diri lewat kerja bakti untuk Langkah awal peduli dengan lingkungan

b. Lingkungan lebih bersih. perbaikan langsung pada kebersihan lingkungan.

Lingkungan yang sebelumnya kotor menjadi lebih bersih dan estetis.

c. Kerja bakti dapat memperkuat hubungan sosial dan solidaritas di antara anggota komunitas. Melakukan sesuatu bersama-sama dapat meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan.

 Manfaat Kegiatan

d. Peningkatan keterampilan kerja, Kegiatan kerja bakti sering melibatkan tugas- tugas fisik dan organisasi. Ini dapat membantu meningkatkan keterampilan

(23)

praktis, seperti keterampilan konstruksi, pemeliharaan lingkungan, dan organisasi acara.

e. Peningkatan kualitas hidup, Kerja bakti dapat menghasilkan perubahan positif dalam kualitas hidup di komunitas, termasuk peningkatan kebersihan, keamanan, dan kesejahteraan. Ini menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua penduduk.

f. Peningkatan keberlanjutan lingkungan, Kerja bakti yang terfokus pada pengelolaan sampah, daur ulang, dan praktik berkelanjutan lainnya dapat membantu mendukung keberlanjutan lingkungan dan mengurangi dampak negatif pada daerah sekitar.

2) Sanksi dan papan larangan, dengan jangka waktu 4-6 minggu dan dilakukan dengan:

a. Perencanaan, berdiskusi dengan petinggi dan warga sekitar tentang penyuluhan sampah dan mengusulkan membuat media pengayoman (poster, baliho, atau pengumuman secara lisan) agar para warga dapat melihatnya b. Pelaksanaan, menempel media pengayoman tersebut kedaerah dengan

banyaknya frekuensi penumpukan sampah dan memberikan pengumuman kepada warga sekitar terhadap sanksi apabila melanggar aturan yang telah dibuat.

c. Evaluasi, menganalisis seberapa efektif bentuk tersebut dalam realitas yang ada,

 Output kegiatan

d. Peningkatan kesadaran Masyarakat, dengan memberikan penyuluhan tentang sampah yang ada membuat kesadaran semakin meningkat tentang masalah ini e. Pengurangan frekuensi pembuangan, dengan dipasangkannya larangan yang

ada dapat mengurangi sampah yang ditempelkan poster/media pengayoman di tempat terkait

f. Pengurangan kegiatan membuang sampah sembarangan, dengan ini, dapat membuat Masyarakat yang ada tidak mudah berpikir untuk membuang sampah sembarangan.

 Manfaat kegiatan

g. Peningkatan displin diri, dengan menahan perilaku tersebut karena dilanggar membuat para warga memiliki disiplinitas yang meningkat

h. Membuat lingkungan tetap bersih, dengan memberikan penyuluhan tersebut membuat sampah menjadi mengurang di beberapa area yang sering terdapat sampah tersebut

i. Pengurangan resiko penyakit, secara umum sampah merupakan sumber dari penyakit, lingkungan yang bersih tentunya Kesehatan yang baik

23 | P a g e

(24)

Keempat membuat kesimpulan dan saran lanjutan berupa kegiatan jangka menengah dan jangka Panjang, dengan selanjutnya membuat suatu agenda tersebut diharpkan Solusi dapat menjadi masalah yang menjadi terencana yang berkelanjutan dan bisa juga diberi antisipasi seperti berikut ini :

Kesimpulan

Maka rancangan aktualisasi yang akan dilakukan dalam konteks isu prioritas pembunagan sampah sembarangan ini adalah satu kegiatan yang ada, dimana dalam kegiatan tersebut ada 2 kegiatan secara jangka pendek dengan waktu yang bertingkat dimana pada waktu 1-3 minggu adalah kegiatan kerja bakti dan 4-6 minggu dimana keduanya dilakukan melalui 3 tahapan dengan pola yang sama yaitu perencanaan,pelaksanaan,evaluasi, dan terbukti memilikii output dan manfaat yang dirinci sebagai upaya kesadaran masyarakat bersama dan melaksanakan jati diri sebagai nilai pancasila dari kelima sila

ANTISIPASI

1. Kurangnya tempat sampah yang ada membuat masyarakat memiliki kecenderungan malas dan membuat yang lainnya juga terefek dan praktik buang sampah yang praktis (sembarangan) pun menjadi kebiasaan kembali.

2. Tidak ada efek jera walaupun diberi larangan, dengan bentuk sanksi berupa denda saja tidak cukup, pasalnya masyarakat tidak memiliki jaminan tidak akan mengulangi masalah itu lagi

3. Pembakaran Sampah liar, hal ini sangat berbahaya mengingat riset menyatakan bahwa pembakaran sampah dapat mengakibatkan serangan jantung karena saat terbakar ada kandungan sampah yang buruk untuk kesehatan

KEGIATAN JANGKA MENENGAH

1) Pendidikan tentang pengelolaan sampah, dengan jangka waktu 6-12 bulan dengan tahap, output, dan manfaat :

a. Perencanaan, berdiskusi dengan petinggi dan warga sekitar tentang penyuluhan dan kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan, dengan tersebut dapat membuat kesepakatan dan memberikan kegiatan rutin yang mana dapat memberika kebiasaan baru.

b. Pelaksanaan, dengan membuat kegiatan rutin yang mana memberitahukan tentang pentingya Kesehatan dari membuang sampah dengan benar dan pengelolaan sampah seperti daur ulang dimana kegiatan tersebut dapat disampaikan pada acara silaturahmi, kegiatan lomba, atau acara social lainnya dimana setidaknya ada Pendidikan tentang edukasi sampah

c. Evaluasi, menganalisis seberapa efektif bentuk tersebut dalam realitas yang ada, dengan melanjutkan bila efektif dan mealkukan beberapa perubahan jika t 2) Output kegiatan

a. Penormalan budaya buang sampah yang benar, dengan adanya kegiatan yang menyentuh kehidupan warga dari acara yang ada, setidaknya dapat

(25)

memberikan dampak pada budaya kehidupan sehat dengan membuang sampah pada tempatnya

b. Kesadaran bersama dengan adanya kegiatan rutin, para warga akan saling mengerti dan dapat saling mengingatkan tentang penting masalah sampah c. Tumbuh budaya Daur ulang dan pengkategorian sampah, para warga mulai

mengerti dan apik dengan sampah yang ada, mengerti bahwa organic dan anorganik serta beberapa sampah lainnya memiliki penanganan yang berbeda 3) Manfaat kegiatan

a. Solidaritas semakin meningkat, dengan adanya rasa kesatuan menjaga lingkungan, para warga dapat memiliki kehidupan Sejahtera dari lingkungan bebas sampah

b. Lingkungan yang lebih aestetik,dengan adanya pengelolaan sampah yang benar maka lingkungan sekitar akan lebih terurus dan lebih cantik daripada biasanya

c. Menambah pengetahuan tentang sampah, mulai dari jenis yang organik dan anorganik hingga ke level bahaya,

KEGIATAN JANGKA PANJANG

1) Kolaborasi Masyarakat dan pihak swasta, dengan tahapan, output, dan manfaat seperti berikut :

a. Perencanaan, pendiskusian dengan beberapa warga dan mencari pihak swasta yang semisalnya bisa dan sesuai dengan kerjasama yang dilakukan dan membuat acara rutin pemeliharaan sampah di TPU

b. Pelaksanaan, dengan rencana sudah termuat maka tahap selanjutnya adalah dengan melakukan hal tersebut dengan pelaksanaan acara, dan pendiskusian peningkatan kualitas TPU tersebut dengan pihak swasta

c. Evaluasi, meskipun terdengar sederhana hal ini tentunya melibatkan banyak pihak dari swasta, masyarakat, dan pemerintah setempat untuk itu rancangan ini walaupun masih lemah tetapi selebihnya dapat dievaluasikan agar tingkat efektifitas dapat meingkat untuk kedepannya

2) Output kegiatan

a. Pemberdayaan komunitas, dengan adanya kerjasama swasta itu sama saja mendukung pihak komunitas peduli sampah dalam eksistensinya yang ada di Indonesia

b. Lingkungan TPU lebih teratur, dengan adanya bentuk kerjasama dan pembersihannya dapat memberikan feedback berupa sampah yang ada tidak sampai berhamburan keluar

25 | P a g e

(26)

c. Penciptaan lapangan kerja, dengan pengelolaan sampah yang ada dibutuhkan MAN- MADE In Source yaitu tenaga manusia untuk pengelolaan, walaupun kecil setidaknya dapat memberikan pekerjaan untuk hal tersebut

3) Manfaat kegiatan

a. Inovasi teknologi pintar, pihak swasta memiliki kecenderungan untuk membuat inovasi baru untuk produksi efesien, hal ini menguntungkan masyarakat sekitar dan swasta dimana keduanya dapat memberikan terobosan baru dalam pengelolaan sampah

b. Pengurangan emisi gas rumah kaca, Peningkatan pengelolaan sampah organik, seperti melalui pembangunan fasilitas pengomposan, dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari sampah yang membusuk di tempat pembuangan akhir.

c. Peningkatan keterlibatan masyarakat, Kolaborasi dengan pihak swasta dapat memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam program pengelolaan sampah, melibatkan mereka dalam kegiatan penyuluhan dan program gotong royong

(27)

REFERENSI

https://hadikurniawanapt.blogspot.com/2020/12/analisis-penetapan-isu-dengan-apkl-dan.html https://deepublishstore.com/blog/output-dan-outcome/

https://jurnal.fkm.untad.ac.id/index.php/preventif/article/view/240

https://www.fimela.com/lifestyle/read/4952084/5-alasan-mengapa-seseorang-sering-membuang- sampah-sembarangan

https://www.kompasiana.com/arinda16/648c118208a8b54c164f9332/keterkaitan-kebiasaan- membuang-sampah-masyarakat-indonesia-dengan-nilai-nilai-pancasila

https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tips-sahabat/detail-content/7-cara-mengurangi-sampah- plastik-di-sekolah-yang-mudah-dilakukan/

https://bappeda.ntbprov.go.id/kemiskinan-dan-kerusakan-lingkungan/

https://an-nur.ac.id/blog/dinamika-dan-tantangan-pancasila-sebagai-sistem-etika.html

https://jdih.bappenas.go.id/data/file/KEDUDUKAN_PANCASILA_SEBAGAI_SUMBER_DARI_SEGALA_S UMBER_HUKUM.pdf

https://mh.uma.ac.id/sistem-pembagian-kekuasaan-indonesia/

https://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1179/EPUB/xhtml/raw/slgre9.xh tml#:~:text=Pokok%20kaidah%20fundamental%20negara%20mengandung,hanya%20mengenai

%20soal%20organisasi%20negara.

https://www.liputan6.com/news/read/5477602/pengungsi-rohingya-masuk-ke-indonesia- menkumham-mereka-korban-mafia

https://www.academia.edu/31138926/Pancasila_sebagai_paradigma_reformasi

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230106103836-569-896908/nilai-nilai-dan-contoh- penerapan-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-optimis-adalah/#:~:text=Optimis%20merupakan

%20sikap%20berpikir%20positif,seakan%20tidak%20memiliki%20harapan%20baik.

27 | P a g e

Referensi

Dokumen terkait

Ada banyak istilah/konsep yang terkait dengan etika dan moral, yaitu karakter, nilai, akhlak, etiket, budi pekerti, dan sopan santun.. Kata “etika” (Yunani

Etiket menelepon, tata cara yang sopan dan pantas seorang sekretaris dalam menelepon; (3) etiket bertelepon seorang sekretaris meliputi: a)segera mengangkat gagang telepon

dalam kebudayaan lain. Etika lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.. • d) Etiket

masyarakat, dari nilai-nilai itulah etika menjadi pedoman perilaku manusia (etiket), kemudian di dalami sebagai ilmu (pengetahuan), namun juga etika dapat menjadi

Pengertian Etika Menurut Veronica Komalawati dalam bukunya Hukum dan Etika, “menjelaskan etika adalah pedoman, patokan, ukuran untuk menilai perilaku manusia yang baik atau

Dokumen ini menjelaskan tentang berbagai jenis media multimedia, termasuk teks, gambar, audio, animasi, dan

Dokumen ini menjelaskan tentang Pengertian Statistika dan Statistik serta jenis-jenis

Dokumen ini berisi tentang penjelasan pengertian dasar dari filosofi administrasi, tokoh yang berperan dalam pengembangan filosofi administrasi, etika administrasi, profesionalisme dalam administrasi, perbedaan antara etika dan moralitas, pentingnya standar etika yang tinggi dalam pemerintahan, hubungan antara etika dan kepemimpinan, serta contoh konflik etika dalam pengambilan keputusan