PANDANGAN ISLAM TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Ardenta Wicaksono1, Dina Devitasari2, Miftahul Huda3, Nurhidayanti4, Retna Ningsih5, dan Virza Ika Annastasya6
1Ekonomi Syariah, IAIN Metro
Abstract: corporate Social responsibility (CSR) ought to be implemented in an enterprise or corporation. This studies uses a case observe approach. With the lifestyles of CSR, it'll make environmental employer actors appreciate the location where they are. To put into effect CSR, businesses should recognize that the network's issues are theirs too. now not handiest that, the enterprise ought to additionally be inclined to deal with it. it really is basically to put into effect CSR. So just to acknow ledge what troubles exist in society and be part of them, CSR is less difficult to do. The strategic plan of the CSR application can contribute to the reduction of poverty and social injustice in society. inside the Islamic attitude, CSR is the realization of the concept of ihsan as the culmination of a completely noble ethics. Ihsan is doing proper deeds which can gain others to get it God blessing. The Islamic business ethics has sincerely been taught by using the Prophet Muhammad, when strolling a exchange.
Key : CSR, Islamic business ethics, Islamic perspective
I. PENDAHULUAN
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tekad guna menindaklanjuti perusahaan atau bisnis menjadi baik serta cukup untuk mendukung secara aktif kepada karyawan, masyarakat dan lingkungan sekitar masyarakat.
Selain kewajiban ekonomi dan hukum kepada pemangku kepentingan, perusahaan juga diharapkan memiliki keterlibatan pemangku kepentingan yang lebih besar.
CSR disebut komitmen perusahaan untuk berperilaku sopan, bekerja secara legal dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan
juga meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat. Selain itu, reputasi juga didasarkan pada kinerja perusahaan dan bentuk komunikasinya. Kinerja yang baik secara tidak langsung menciptakan reputasi yang baik juga.
Perusahaan yang masuk kategori baik tidak hanya bertujuan semata-mata mencari keuntungan ekonomi (profit), tapi juga memperhatikan kelestarian ekologi (planet) dan ketentraman masyarakat.
Pada dasarnya, semua perusahaan mempersepsikan tanggung jawab sosial
mereka dengan cara yang berbeda dan setiap perusahaan menerapkan CSR dengan cara yang berbeda. Karena pada dasarnya perekonomian sangat bergantung pada masyarakat karena hanya dapat berkembang dalam masyarakat dimana individu tidak dapat menghasilkan semua kebutuhan dan keinginannya sendiri. Masyarakat yang stabil dan terorganisir dengan baik merupakan faktor penting dalam berbisnis. Oleh karena itu, perlu dibangun komunitas bisnis yang baik dengan tujuan menunjukkan minat masyarakat yang mendukung lingkungan yang ideal bagi bisnis untuk menjalankan bisnisnya dan mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, jika aktivitas bisnis ingin bertahan dalam jangka panjang, bisnis tersebut harus memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Pada konsep CSR, perusahaan tidak lagi dihadapkan oleh tanggung jawab yang berlandaskan single bottom line, adalah nilai perusahaan (corporate value) yang hanya tercermin pada keadaan keuangan. Tanggung jawab sosial perusahaan juga mengamati masalah sosial serta lingkungan. Dikarena situasi keuangan saja tidak cukup untuk memungkinkan nilai perusahaan tumbuh.
Perusahaan bakal lanjut berkembang jika perusahaan tersebut mengamati nilai sosial serta lingkungannya.
Teori tanggung jawab sosial ada dalam ajaran berbagai agama dan filsafat dunia. Islam mengatur segala macam aspek kehidupan dimana masih ada kaitannya
dengan praktik Corporate Social Responsibility (CSR). Islam dianggap ad- deen, artinya ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan seorang muslim, termasuk unsur-unsur yang berkaitan dengan tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Oleh sebab itu, artikel ini bertujuan untuk membahas implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam perspektif Islam.
Dilihat dari sudut pandang Islam, CSR dipandang sebagai kewajiban, dan unsur tanggungjawab sosialnya adalah fundamental pandangan Islam. Dalam hal ini, tanggung jawab suatu lembaga atau perusahaan meliputi pelaksanaan program dan inisiatif CSR.
Tanggung jawab sosial perusahaan sama dengan tanggung jawab individu, karena pada intinya perusahaan adalah organisasi manusia. Oleh karena itu, setiap orang yang menjalankan usaha atau perusahaan merupakan badan hukum tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang diakui oleh Islam.
Dilihat dari akibat pandemi virus Covid- 19, yang ditemui di Indonesia, menyebabkan penghentian berbagai kegiatan ekonomi, komersial dan sosial. Setelah hampir 2 tahun pandemi, masyarakat juga harus dipanggil dalam kebiasaan baru atau sebagai era normal baru.
Perusahaan tidak perlu menghentikan periode normal baru, meskipun Covid-19 pertama-tama menghentikan semua kegiatan. Transisi kebiasaan dengan metode online dan pengurangan interaksi langsung yang berarti
bahwa pandemi memiliki kebiasaan aktivitas baru.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) menjadi topik pembicaraan serius di forum perusahaan global pada beberapa tahun terakhir. Di Indonesia, pembahasan CSR tak semata-mata didominasi oleh korporasi global, tetapi diskusi juga telah dimulai antara BUMN dan swasta nasional yang mulai serius menggarap program CSR untuk mensuport pembentukan citra perusahaan.
Hasil penelitian ini harus berkontribusi pada literatur untuk bisnis dengan memberikan gambaran program CSR dari perspektif Islam sebagai strategi bisnis yang sangat penting untuk menciptakan masa depan bisnis yang berkelanjutan, yang berdampak tidak hanya finansial pada lingkungan sosial tetapi juga lingkungan sosial. kepercayaan masyarakat lokal dan kelompok kepentingan atas dasar sukarela.
Corporate Social Responsibility (CSR) juga menjadi indikator evaluasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai penelitian mengenai pandangan islam tentang tanggung jawab sosial bisnis atau Corporate Social Responsibility (CSR) sudah banyak yang meneliteliti sebelumnya. Jurnal serta penelitian yang membahas tentang teori ini dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.
Pertama, penelitian yang dilaksanakan oleh Jejen Hendar dengan judul “Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Perspektif
Hukum Islam”, penelitian ini memakai metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwasannya dalam prospektif maslahah mursalah ini definisi mengenai CSR sendiri menurut UU yang dipakai di indonesia ini adalah kewajiban Perseroan guna berperan dan ikut serta terlibat dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk menambahkan kualitas kehidupan serta lingkungan yang bermanfaat, baik untuk Perseroan sendiri, komunitas lokal, dan masyarakat pada umumnya. Disimpulkan pula bahwa implementasi dari CSR ditinjau dari prospektif islam yaitu sangat sesuaain dengan apa yang dimaksud pada maslahah mursalah dimana kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Kedua, penelitian yang dijalankan oleh Biki Zulfikri Rahmat dengan judul
“Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Etika Bisnis Islam”, dengan memakai metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian tersebut merumuskan bahwa CSR yaitu tanggung jawab bagi suatu organisasi tentang dampak dari keputusan dan juga kegiatan di masyarakat serta lingkungan yang dapat diwujudkan pada bentuk perilaku baik yang transparan serta etis yang sejalan dengan pembangunan yang berkelanjutan serta kesejahteraan bagi masyarakat, dengan memonitor harapan bagi pemilik kepentingan, sejalan dengan hukum yang dipakai dan norma berperilaku, baik nasional ataupun internasional, dan terintegrasi dengan organisasi secara keseluruhan. Menurut
penelitian ini Pelaku usaha atau perusahaan yang ceroboh dan juga tidak menjaga etika, tak akan berbisnis secara baik sehingga bisa mengancam hubungan sosial dan juga merugikan konsumen, bahkan diri mereka sendiri (Zulfikri, 2017).
Ketiga, penelitian yang dilaksanakan oleh Darmawati yang berjudul “Corporate Social Responsibility Dalam Perspektif Islam”, dengan memakai metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwasannya Islam sangat mendukung Corporate Social Responsibility (CSR) karena tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis melahirkan banyak permasalahan sosial, dan perusahaan bertanggung jawab mengatasinya. Perusahaan memerlukan berbagai macam sumber daya alam guna perkembangan usaha, sehingga perusahaan bertanggung jawab atas pemeliharaannya. Islam secara tak langsung memandang perusahaan sebagai entitas yang kewajibannya terpisah dari pemiliknya, dengan adanya CSR maka akan menumbuhkan itikad baik perusahaan (Darmawati, 2014).
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fahrurrozi dan Ika Purwanti dengan judul “Hakikat Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Perspektif Islam”. Metode penelitian yang pakai adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa secara otomatis aktivitas CSR di lembaga bisnis berbasis syari’ah juga melekat secara inheren karena adanya ketergantungan dari lembaga ekonomi
syariah pada ajaran Islam. Kegiatan sosial (CSR) lembaga bisnis syari’ah yang dijalankan dengan baik adalah nilai plus yang bisa berpengaruh untuk meningkatkan keuntungan jangka waktu yang panjang dan itikad baik yang didapat dari citra positif perusahaan yang dikelola dan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap kinerja perusahaan. Maka, di dalam rangka mewujudkan CSR yang beretika, pemerintah berusaha mendorong pelaksanaan CSR di bank syari’ah dari sisi regulasi, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008.
Dengan didukungan regulasi ini, diharapkan bank syari’ah harus menjadi pionir dalam implementasi CSR berbasis syariah (Fahrurrozi & Ika, 2016).
Dari keempat hasil penelitian tersebut, terdapat persamaan yaitu sama-sama ingin mengetahui pandangan dan perspektif islam tentang Corporate Social Respontibility (CSR) dalam dunia bisnis islam. Memakai metode penelitian yang sama yaitu metode kualitatif. Keempat hasil penelitian tersebut juga memiliki perbedaan, yaitu terletak di dalam objek penelitian, tempat penelitian, serta teori penelitian yang mereka gunakan untuk menganalisis masalah.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisa yang digunakan dalam
proses menganalisis data dilakukan setelah mengumpulkan data, membaca, mempelajari, menelaah, mendiskusikan, membandingkan berbagai sumber pustaka serta menginterprestasikan hasil dari analisis penelitian yang sudah ada terlebih dahulu sehingga dapat menjawab permasalahan (hipotesa). Kemudian yang terakhir adalah menarik kesimpulan dari permasalahan yang sudah terjawab. Data yang digunakan termasuk kedalam data sekunder yang didapat dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, misalnya penelitian terdahulu berupa jurnal-jurnal karya ilmiah yang bertemakan sama dan dilengkapi dengan landasan teori atas hasil dari kajiannya.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengertian Tanggung jawab Sosial Bisnis (CRS)
Konsep tanggung jawab sosial (CSR) sebenarnya sudha diperkenalkan sejak tahun 1970, kemudian diartikan sebagai kebijaksanaan dalam praktik yang berhubungan dengan stakeholder nilai-nilai, ketentuan hukum, penghargaan bagi masyarakat, lingkungan serta dunia bisnis yang diperlukan pada pembangunan dalam skala yang berkelanjutan. Tanggung jawab sosial adalah sebuah pemikiran dimana disebutkan bahwa dalam sebuah usaha harus mempunyai sebuah tanggung jawab yang ditujukan kepada masyarakat diluar yang mendapatkan sebuah profit. Tanggung jawab
sosial perusahaan bukan untuk memberikan kepuasan bagi pemegang usaha, tetapi tanggung jawab dalam memperhatikan lingkungan dimana perusahaan itu berada.
Kondisi tersebut bisa dikaitkan dengan kajian tentang Corporate Social Responsibility (Fahmi, 2013).
Corporate Social Responsibility (CSR) ialah komitmen yang ada dalam sebuah perusahaan guna mengawasi tanggung jawab sosial perusahaan tersebut, fokus dalam keseimbangan aspek ekonomi, sosial serta lingkungan, dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Tanggung jawab sosial perusahaan umumnya menyatakan bahwa hubungan antara bisnis dan masyarakat tidak dilihat hanya dalam konteks hubungan ekonomi, tetapi juga dalam bentuk hubungan sosial. Tujuan dari CSR adalah untuk memperkenalkan pertukaran antara perusahaan dan masyarakat sekitar dalam hal menciptakan saling pengertian (Arfiansyah, 2020)
Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR dijelaskan sebagai upaya berkepanjangan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk bertindak secara etis serta juga berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta meningkatkan kualitas hidup karyawan dan juga keluarganya, dan subuah komunitas juga masyarakat secara keseluruhan.
Menurut International Finance Corporation, CSR ialah komitmen dalam komunitas bisnis untuk bisa berkontribusi
pada pembangunan ekonomi yang brkelanjutan dengan bekerja bersama karyawan perusahaan, keluarga, serta masyarakat luas guna meningkatkan kehidupan dengan cara yang lebih baik untuk bisnis dan pembangunan.
ISO 26000 yang membahas tentang Guidance On Social Responsibility juga ikut mendefinisikan CSR yang sepertinya sudah ditetapkan menajdi pedoman CSR Standar Intrnational pada tahun 2010. Menurut ISO 26000, CSR adalah sebuah tanggung jawab yang keputusan serta komitmennya terhadap masyarakat dan juga lingkungan sejalan dengan undang-undang yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan dan diwujudkan pada bentuk tindakan yang transparan dan etis serta konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan juga kebaikan bersama, tanggung jawab organisasi dan norma untuk dampak kegiatan mereka disesuaikan kode etik Internasional dan terintegrasi di seluruh organisasi (Zulfikri, 2017).
CSR merupakan tindakan yang dibentuk untuk memperluas jaringan di luar kepentingan finansial perusahaan. Perusahaan memenuhi tanggung jawab sosialnya berdasarkan dana yang dikelolanya.
Kewajiban bagi seluruh perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur dalam Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 Republik Indonesia mengenai Perusahaan.
Mendefinisikan bahwa tanggung jawab sosial dan juga lingkungan sebagai kewajiban
perusahaan untuk berpartisipasi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam rangka menambah kualitas hidup.
Corporate Social Responsibility (CSR) terdapat 6 unsur , yaitu :
1. Hubungan yang manusiawi dengan pekerja.
2. Tanggung jawab terhadap Hak Asasi Manusia.
3. Perlindungan terhadap lingkungan 4. Pembangunan komunitas, kelima
kegiatan produksi yang bersih.
Secara umum CSR dikelompokkan menjadi 2 teori dasar antara lain sebagai berikut:
1. Teori Pemangku kepentingan Pelaksanaan CSR, dimana perusahaan menjadi media untuk komunikasi bagi pemangku kepentingan. Dalam pelaksanaannya CSR berperan dan bertanggung jawab kepada stakeholder perusahaan agar secara sukarela dapat menjalankan rencananya secara sukarela. Ketika teori ini diterapkan maka akan memotivasi perusahaan dalam melaksanakan CSR dengan sebaik mungkin dan memberikan laporan.
2. Teori Legitimasi pada teori ini tujuan utama yang diambil haruslah berlandaskan norma, maksudnya CSR dikembangkan melalui asas nilai dan keyakinan sosial.
Dimana perusahaan bertanggung jawab sesuai dengan aturan serta norma yang
sudah diberlakukan dalam lingkup masyarakat.
Rancangan CSR mengaitkan hak dan kewajiban kemitraan oada 3 keterkaitan, yaitu pemerintah, lembaga sumber daya, dan masyarakat setempat.Kerjasama tersebut adalah antara pihak sosial dengan stakeholder, melalui tanggung jawab pada komponen- komponen yang penting.
(Fadli & Yuliani, 2022)
4.2. Prinsip-pinsip yang Harus Terpenuhi dalam CSR
Nor Hadi, berpendapat bahwa prinsip CSR yang harus terpenuhi dibagi menjadi,
1. Sustainability (Keberlanjutan), prinsip ini berkaitan dengan bagaimana sebuah perusahaan yang melaksanakan kegiatan tetapi tetap memperhitungkan sumber daya dimasa mendatang.
2. Accountability (Akuntabilitas), prinsip ini berkaitan dengan usaha terbuka yang bertanggung jawab kepada kegiatan yang sudah dilaksanakan. Prinsip ini dipakai saat kegiatan usaha mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan baik itu internal ataupun eksternal.
3. Transparancy (Transparansi), prinsip ini memiliki peran yang penting karena berkaitan dengan dampak dari kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada pihak eksternal. Transparasi berperan dalam mengurangi informasi kesalahpahaman dan
bertanggung jawab kepada dampak yang berasal dari lingkungan (Arifin, Hilda, 2021).
Dapat disimpulkan bahwa CSR bisa menjadi subyek yang menghasilkan opini yang berbeda dan cara penyelesaian yang juga berbeda. Dari prinsip-prinsip tersebut terdapat keterkaitan antara bisnis dengan tanggung jawab sosial, politik, serta ekonomi.
Dalam pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang telah disahkan dalam sidang paripuna DPR. UUPT tersebut mengatur tentang kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi perseroan yang menangani SDA (ayat 1), membahas mengenai perhitungan biaya dan asas kepatutan juga kewajaran (ayat 2), membahas tentang sanksi (ayat 3), dan mengenai aturan lanjutan (ayat 4).
Selain ketiga prinsip diatas, CSR pada menjalankan tanggung jawab sosial juga didasari dengan prinsip dasar yang dikenal dengan triple bottom lines (3P), yaitu Profit, People, dan Planet. Profit dijadikan sebagai prinsip karena profit yaitu pondasi perusahaan dalam berkembang. ketika profit memadai maka perusahaan bisa membagi dividen kepada pemilik saham, memberikan imbalan pada karyawannya, membayar pajak, memberi bantuan pada pelajar, menguatkan kapasitas ekonomi, dan memberikan dampak yang lainnya.
CSR dalam konteks kegiatannya tidak terlepas dari prinsip sosial dan lingkungan.
Bentuk kegiatan yang dilakukan tidak terbatas
terhadap lingkungan ataupun masyarakat.
CSR dimaksudkan dapat membina interaksi dalam memahami lingkungan dan manfaat yang diambil dari lingkungan.
4.3.Pandangan Islam Terhadap Corpurate Social Responsibilitas (CSR)
Dari sudut pandang Islam, CSR merupakan konsekuensi yang melekat dari ajaran Islam itu sendiri. Bisnis dalam islam mempunyai posisi yang strategis dalam islam karena tidak hanya sekedar diperbolehkan tetapi juga diperintahkan oleh Allah dalam Al- Quran.
Dalam pandangan islam, CSR tidak hanya berkomitmen sebagai kewajiban hukum dan moral tapi juga sebagai sarana untuk memastikan bagaimana kehidupan bisnis dalam jangka panjang. Jika sebuah bisnis mengimplementasikan CSR dengan benar dan secara aktif bekerja untuk menyeimbangkan hak sesuai dengan ajaran islam, berdasarkan keadilan, martabat, dan kesetaraan maka akan berdampak menguntungkan bagi bisnis itu sendiri (Syukron, 2015).
Menurut Sayyid Qutb, islam memiliki tanggung jawab seimbang di dalam bentuk ruang lingkupnya baik antara jiwa, raga, individu serta keluarga. Tanggung jawab sosial tersebut merujuk kepada kewajiban suatu perusahaan untuk bisa melindungi dan berkontribusi pada masyarakat (Siregar, 2015).
Suatu perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial dalam tiga bentuk, sebagai berikut.
1. Pelaku Organisasi, meliputi hubungan perusahaan dengan pekerja, hubungan perusahaan dan pelaku, dan hubungan pekerja dengan perusahaan.
2. Lingkungan Alam, kaum muslim diperintah untuk menghargai alam, dengan begitu Allah sudah menjadikan keindahan alam menjadi tanda kebesaran-Nya. Dia berharap manusia dapat menjaga keindahan alam secara bijaksana sesuai dengan peran manusia. Hal itu dapat menjadi kecenderungan untuk memahami kesadaran bisnis dilingkungan mereka, sehingga ketika sebuah bisnis sudah dijalankan dan aktif dapaat menunjukkan respon yang tinggi terhadap lingkungan alamnya.
3. Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dalam islam dijelaskan bahwa ada berberapa prinsip yang berkaitan dengan CSR diantaranya menjaga lingkungan, melestarikannya, menghilangkan kemiskinan, mendahulukan yang bermoral bersih daripada yang kotor, serta jujur dan amanah (Dewi & Mayanti, 2021).
Dalam islam, Corporate Social Responsibility (CSR) bertujuan membuat kebajikan bukan dari aktivitas yang berasal
dari tambahan harta yang berlipat. Dalam islam bentuk upaya pengurangan persoalan itu dengan lebih memajukan produktivitas dan lebih menjaga keseimbangan distribusi. Islam mewajibkan peredaran kekayaan terjadi seimbang di masyarakat sehingga mencegah terjadinya kemiskinan. Menurut Muhammad Djakfar, pelaksanaan CSR dalam pandangan islam memperhatikan beberapa faktor, yaitu:
1. Al-Adl, faktor ini menjelaskan bahwa islam mengharamkan setiap hubungan bisnis yang berisikan kezoliman.
Islam mewajibkan terpenuhinya keadilan yang sesuai dengan kontrak perjanjian bisnis.
2. Al-Ihsan, faktor ini menjelaskan bahwa islam memerintahkan berbuat baik sesama manusia dengan alasan agar dapat menambah nilai dan mengangkat derajat manusia.
Implementasi CSR dengan semangat ihsan yang dimiliki akan memberikan manfaat yang lebih bagi yang berkepentingan.
3. Manfaat, faktor ini mempunyai keunggulan dalam kegiatannya terutama penyediaan jasa khususnya, jasa keuangan. Dalam CSR konsep nilai melebihi aktivitas ekonomi dan dapat memberikan manfaat statis.
4. Amanah, faktor ini harus diperhatikan keterkaitannya antara pengelolaan sumber daya baik alam atau manusia secara makro. Bank atau perusahaan yang menerapkan CSR harus bisa
memahami dan bisa amanah dari masyarakat yang otomotis dipegang olehnya (Siregar, 2016)
4.4.Macam-macam Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Islam
Praktik CSR dalam islam menekankan kedalam etika bisnis. Selain itu, praktik CSR menurut islam juga menekankan pada aktivitas sosial. Berbagai tanggung jawab baik sosial atupun lingkungan yang saling berkaitan dan berdampingan guna mencapai tujuan dan kesejahteraan maka CSR dalam pelaksanaan kegiatannya terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Cause Promotion, didalam jenis ini, sebua perusahaan dapat menyiapkan dana ataupun sumber daya yang dimiliki guna menaikkan kesadaran masyarakat terhadap masalah.
2. Cause Relate Marketing (CRM), dalam jenis ini perusahaan memiliki komitmen dalam menyumbangkan penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial. Kegiatan ini biasanya didasarkan pada penjualan sebuah produk tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
3. Corporate Social Marketing (CSM), dimana perusahaan mengembangkan sekaligus melakukan kampanye guna merubah prilaku masyarakat demi meningkatkan kesehatan dan juga keselamatan pabrik.
4. Corporate Piliantropy, dimana perusahaan memberikan perusahaan secara langsung demi kelangsungan hidup masyarakat, kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan sosial.
5. Community Volunteering, disini perusahaan mensuport dan mendorong para karyawan, pedagang agar dapat menyisihkan waktunya guna membantu organisasi lokal.
6. Socially Responsible Business Practice, di dalam hal ini perusahaan melakukan aktivitas dan investasi yang mensuport kegiatan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas (Arfiansyah, 2020).
CSR atau yang biasa disebut tanggung jawab sosial terdiri dari 4 jenis tanggung jawab, yaitu
Pertama, economic responsibilitas yang merupakan tanggung jawab ekonomi dan juga disebut sebagai landasan utama dari perusahaan dimana upaya tanggung jawabnya digunakan untuk mendapat keuntungan dan mempertahankan keberlangsungan hidup masyarakat.
Kedua, Legal Responsibilities merupakan tanggung jawab hukum dimana untuk mengembangkan usahanya harus bertanggung jawab dibawah hukum .
Ketiga, Ethical Responsibilities yang merupakan tanggung jawab etika mengenai norma yang baik dan benar agar tidaak
bertentangan dengan norma yang ada dimasyarakat.
Keempat, Philantropic Responsibilities yang merupakan tanggung jawab kedermawanan dimana perlu adanya komitmen dalam manajemen dalam meningkatkan kesejahteraan (Siregar, 2016).
Bentuk-bentuk CSR, terbagi menjadi:
1. Bentuk ekonomis, dimana pada bentuk ini CSR dilaksanakan pada aspek yang sesuai dengan tanggung jawab yang berupaya mencegah kerusakan dan menjadikan dunia menjadi lebih baik.
2. Bentuk Filantropis, bentuk ini CSR memiliki kewajiban mendorong hal baik dengan melakukan kegiatan guna memenuhi tujuan dan mendapat reputasi yang baik.
3. Bentuk Jejaring Sosial, bentuk ini adalah bagian yang berkewajiban untuk memberikan manfaat dan tidak mementingkan kepentingannya sendiri.
4. Bentuk Integrative, yaitu program CSR yang menjadi sarana dan memastikan bahwa bisnis dapat beroperasi sesuai eksistensinya (Fahrurrozi & Ika, 2016)
4.5.Contoh Kasus Corporate Social Responsibility (CSR) yang Baik dan Tidak Baik Pada Sebuah Perusahaan 1. Kasus CSR yang Baik
PT Pertamina Group yang berhasil meraih penghargaan dari Internasional The 12th Global CSR Awards tahun 2020 atas program- program CSR yang inovatif dan juga berkelanjutan sehingga memberikan kontribusi kepada komunitas lingkungannya. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Pertamina sangat fokus terhadap perkembangan CSR- nya, yang dilihat dari pelaksanaan yang benar-benar menitikberatkan program CSR pada peningkatan pembangunan yang berkelanjutan.
Program-program CSR yang telah dilakukan terlihat besar nilai positifnya antara lain bisa dijadikan sebagai modal sebuah program yang bisa menghasilkan sebuah solusi bagi sebuah permasalahan.
Penilaian program perusahaan terkait dengan pelaksanaan CSR yang memberikan dampak positif mampu dijawab oleh pihak Pertamina, contoh program yang sudah dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran dan berusaha meningkatkan kesejahteraan di Kamojang, Subang, Balongan, Rewulu, Rantau, dan Kalimantan Timur.
Bentuk dari CSR ynga baik menghasilakn keberhasilan pada program yang dilaksanakan oleh PT Pertamina Group yang dilihat berdasarkan pada kebutuhan yang
berhasil ditangani dalam upaya memproduksi dan mengkonsumsi bahan pangan yang disumbangkan melalui program CSR (Sharinna, 2009)
2. Kasus CSR yang Buruk
Kasus CSR yang buruk dapat ditemui pada PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang ternyata menyebabkan kerugian pada masyarakat, karena bisa dibilang bahwa PT. PLN belum bisa mencukupi kebutuhan listrik secara adil serta merata.
Krisis listrik memuncak pada saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberlakukan pemadaman listrik bergilir, misalnya di Jakarta dan sekitarnya. Kemudian diperburuk karena pengalihan jam kerja ke hari Sabtu dan Minggu, satu kali dalam sebulan. Hal ini diduga akibat devisit daya listrik yang semakin parah yang menjadikan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional dimana masyarakat sangat bergantung dan sangat membutuhkan listrik tapi program PT. PLN tidak dilaksanakan secara merata dan adil. Dibuktikan dengan banyaknya daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi serta sering terjadi pemadaman secara sepihak serta menyebabkan kerugian (Sharinna, 2009)
4.6.Analisa CSR Bisa Dikatakan Baik dan Tidak Baik
CSR bisa dikatakan baik karena CSR menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang melakukan program CSR. Seperti kegiatan CSR yang memberikan motivasi berkaitan dengan perkembangan yang berkelanjutan dan memuaskan konsumen tanpa merugikan lingkungan. Dikatakan baik karena perusahaan yang melakukan kegiatan dengan CSR bisa meningkatkan produktivitas karyawan dan melindungi dari kerugian jangka panjang. CSR dikatakan baik jika sudah memliki tujuan yang didukung oleh komunitasnya sesuai dengan lingkungan sosial dan memiliki kepemimpinan yang kuat.
CSR dikatakan tidak baik jika CSR disalahgunakan sehingga menimbulkan konflik bagi kepentingan baik individu ataupun kelompok. CSR dikatakan tidak baik jika tidak dikelola dan dimanfaatkan secara tidak tertata yang mengakibatkan perusahaan akan berhadapan dengan hukum. Dikatakan tidak baik pula karena masih banyak ditemukan kendala dalam pelaksanaan CSR seperti masalah biaya, SDM yang kompeten, kurangnya kemitraan, evaluasi dan masih banyak lagi (Hudaibyah, 2016)
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dan penelitian bisa kita ketahui bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah komitmen yang ada diperusahaan guna
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut, yang fokus pada keseimbangan aspek ekonomi, sosial, serta lingkungan yang berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Kewajiban bagi seluruh perusahaan untuuk melaksanakan CSR diatur di dalam Undang- undang No. 40 2007 RI tentang perusahaan, yang menjelaskan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab sosial untuk partisispasi dalam pembangunan sebagai langkah meningkatkan kualitas hidup. CSR terdiri dari 5 unsur, yaitu hubungan yang manusiawi dengan pekerja, tanggung jawab terhadap hak asasi manusia, perlindungan terhadap lingkungan, pembangunan komunitas, dan kegiatan produksi yang bersih. CSR memiliki 3 prinsip menurut Nor Hadi, yaitu Sustainability (keberlanjutan), Accountability (akuntabilitas), dan Transparancy (transparansi). Dalam pandangan islam, CSR mempunyai berbagai macam, yaitu Economic Responsibilities, Legal Responsibilities, Ethical Responsibities, dan Philantropic Responsibilities. Dalam CSR juga terdapat kasus baik maupun buruk yang terjadi dalam kegiatannya tergantung bagaimana cara menjalankan dan menyelesaikannya.
5.2. Saran
Tulisan ini mengakui sejumlah kekurangan, terkait pembahasan yang kurang dibeberapa penjelasannya. Kekurangan dari penelitian ini bisa dijadikan ide untuk
penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian, dibuat beberapa rekomendasi atas analisis hasil.
Disarankan agar dilakukan penelitian yang lebih lanjut guna mengkaji lebih dalam tentang Corporate Social Responsibility (CSR) dan bagaimana tanggapan masyarakat terkait adanya CSR.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. 2013., Etika Bisnia Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi 1. Alfabeta.
Bandung.
Fatmawatie, Naning., 2017. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Edisi 1. STAIN Kediri Press. Jawa Timur.
Zubair, Feliz., 2016. CSR, PR, & ETIKA BISNIS.Edisi 1. AIPI Bandung-M63 Foundation. Bandung.
Prayitno, Ujianto.S., 2015. Corporate Social Responsibility : Konsep, Strategi, dan Implementasi. Edisi 1. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI). Yogyakarta.
Siregar, B. G., 2015. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Pandangan Islam. Juris, Vol. 14, No. 2 (2015) : 303-922-1
Arfiansyah, A., 2020. Tinjauan Etika Bisnis Islam dalam Corporate Social Responsibility PT Garudafood Kabupaten Pati. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. 6(03), 654.,doi:https://doi.org/10.29040/jiei.v6i3.
1411.
Rahayu, A.S., 2009. Corporate Social Responsibility (CSR) Antara Ethics- Perilaku Organisasi-Responsibility Dan Penerapannya Di Organisasi Pemerintah.Jurnal Legislasi Indonesia.
Vol. 6, No. 2 (2009) : 320-929-1.
Arifin, Sirajul., Pradita Hilda., 2021. Etika Bisnis Islam dalam Corporate Social Responsibility PT Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam.
Vol. 5, No. 2 (2021):169-184., doi:
https://doi.org/10.22236/alurbanvol14/is1 pp101-114.
Syukron, A., 2015. CSR dalam Perspektif Islam dan Perbankan Syariah. Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam. Vol. 5, No.1 (2015):2088-6365.
Fahrurrozi, M., Purwati, Ika., 2016. Hakikat Corporate Social Responsibility (CSR).
Jurnal Seminar Ekonomi-Call For Papers Ekonomi Syariah. ISBN 978-602-74813- 3-6