Pandangan Psikologi Analitis dari Carl Gustav Jung Pandangan Psikologi Analitis dari Carl
Gustav Jung
Oleh :
ANGGUN WAHYU YUSMINI 198600096
BOBY HADI PRAYUGO 198600446
DESI ARVIANITA 198600158
FADHILAH AZZAHRA 198600126
KRISNA AJI JUANDA 198600127
RIVALDY HASIBUAN 198600109
SEPTIAN ALZAINURI 198600182
SUCI CAHYANI 198600123
Sejarah Carl Gustav Jung
Carl Gustav Jung lahir pada 26 juli 1875 di Kesswyl, Lake Constance, Canton Thurgau, Swiss, dan di besarkan di kota Basel. Ayahnya seorang pendeta Gereja Reformasi di Swiss. Setelah Jung tamat sekolah menengah lalu masuk ke Universitas Basel untuk mempelajari bahasa – bahasa kuno dan ia ingin menjadi arkeolog. Karena suatu mimpi maka ia terdorong untuk
mempelajari ilmu alam dan secara kebetulan ia belajar ilmu kedokteran dan akhirnya mendapat ijazah dokter dari Universitas Basel.
Setalah tamat ia menjadi asisten di rumah sakit jiwa di Burgholzli, Zurich, dan klinik Psikiatri Zurich, mulailah kariernya di bidang psikiatri. Jung semula membantu dan kemudian bekerja sama dengan psikiater terkenal, Eugen Bleuler, yang mengembangkan konsep skizofrenia. Dan kemudia Jung belajar sebentar pada Piere Janet, pengganti Charcot di Paris.
Tahun 1900 Jung membaca buku Freud, Interpretation of Dream, dan ia amat terkesan terhadap pandangan – pandangan Freud. Tahun 1906 Jung mengirimkan salinan tulisan – tulisannya kepada Freud, yang pada umumnya mendukung pandangan Freud. Tahun 1907 Jung mengunjungi Freud untuk pertama kali dan pernah bercakap – cakap berdua sampai 13 jam. Dan kemudian mulailah hubungan surat – menyurat secara teratur sampai tahun 1913.
Tahun 1909 Jung melepaskan pekerjaannya dari Rumah Sakit jiwa Burgholzli, Zurich dan Klinik Psikiatri Zurich. Tahun 1910 – 1914 Jung menjabat sebagai Ketua Asosiasi Psikoanalitik
Internasional. Dan pada tahun 1914 timbul perbedaan pandangan dengan Freud, kemudian melepaskan jabatan Ketua Asosiasi Psikoanalitik Internasional dan berpisah selamanya dengan Freud.
Dasar pemikiran psikoanalitik Jung sebenarnya banyak persamaannya dengan Freud, yakni sama – sama berpijak pada analisis ketidaksadaran jiwa manusia. Bahwa unsur ketidak
sadaran ini amat penting, hal ini tercermin dalam ucapan atau kalimat dalam buku Memories, dreams, reflection yang ditulis Jung : Kehidupanku adalah suatu kisah realisasi dari
ketidaksadaran( Hall dan Lindzey). Pernyataan Jung ini semakna dengan pandangan Freud, bahwa energi hidup manusia itu terdapat dalam ketidaksadaran jiwa, laksana es yang
terendam dalam lautan.
Perpecahan itu terjadi, karena keduanya ada perbedaan – perbedaan yang mendasar dan kompleks, antara lain :
1. Ada berbagai ketidaksesuaian dalam hal kepribadian maupun pandangan intelektual.
2. Salah satu alasan yang penting adalah bahwa Freud mengidentifikasikan metodenya dengan teori seks, yang dianggap oleh Jung tidak dapat diterima. Jadi Jung menolak
pandangan penseksualisme Freud.
3. Setelah Jung mempelajari teori – teori Freud, dan ada perbedaan – perbedaan tadi, maka Jung ingin menyusun teorinya sendiri, sebagai teori alternatif lain dari psikoanalisis.
Menurut pandangan Dry (1961), Jung juga kena pengaruh dari filsuf – filsuf abad ke-19, misalnya Schopenhauer, von Hartman, dan Nietzsche, dengan konsepsi mereka tentang ketidaksadaran, polaritas ke arah kesatuan, atau intuisi dalam memahami realitas.