• Tidak ada hasil yang ditemukan

2015.Pandangan Al-Qurt}ubi> dan Ibn Kathi>r tentang Nabi Perempuan dalam Al-Qur‟an (Studi Kasus Kenabian Maryam)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "2015.Pandangan Al-Qurt}ubi> dan Ibn Kathi>r tentang Nabi Perempuan dalam Al-Qur‟an (Studi Kasus Kenabian Maryam)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

1 Salamah Noorhidayati, Kontroversi Nabi Wanita dalam Islam: Reinterpretasi Ayat Al-Qur'an Tentang Kenabian, (Yogyakarta: Teras, 2012), iii. Allah SWT dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat bagi orang-orang yang mengikutinya) dan mundhir (peringatan yaitu pahala dan kesengsaraan bagi orang-orang yang mengingkari) (QS. Adapun wanita yang dijadikan bahan perselisihan, apakah ada nabi-nabi perempuan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yaitu Sarah istri Nabi Ibrahim (QS. Hu>d: 69-73); ibu Nabi Musa as. Selain itu, ada pula kalangan mufassir yang setuju atau tidak setuju dengan hadirnya para nabi antara lain al-Qurt}ubi> dan Ibnu Kathi>r.

Seperti dengan tafsiran teks yang berkaitan dengan Maryam, al-Qurt}ubi> menonjolkan dua faktor yang diyakininya mengesahkan status Maryam sebagai nabiah perempuan. Dan Ibn Kathi>r juga seorang mufassir terkenal yang cenderung menolak kewujudan nabi-nabi dalam al-Quran. Namun begitu, Ibn Kathi>r secara peribadi menerima kemungkinan Maryam dianggap sebagai nabi, tetapi enggan menyatakan ketidaksetujuannya.

Dari latar belakang tersebut diketahui adanya perbedaan pendapat antara al-Qurt}ubi> dengan Ibnu Katsir. Apa persamaan dan perbedaan tafsir Qurt}ubi dan Ibnu Katsir tentang nabi perempuan. Secara khusus pandangan nabi perempuan dipelopori oleh dua orang mufasir yaitu al-Qurt}ubi> dan Ibnu Kath>r.

Manakala nubuwwah ialah bentuk masdar (kata nama, kata nama khas) naba' yang bermaksud kenabian (nubuatan, ramalan atau kenabian, kenabian), sifat nabi adalah berkaitan dengan nabi.17 Dalam bahasa Inggeris ia biasa disebut sebagai nabi yang dirujuk. sebagai nabi bermaksud seseorang yang mengajar agama, dan mengaku menerima ilham daripada Tuhan dan nama nabi bagi seorang nabi perempuan 18.

Misi Kenabian

Perubahan kehidupan manusia dari fana kepada kehidupan yang kekal (QS. Al-„Ankabu>t [29]:64). Tujuan sebenar dakwah para nabi adalah untuk membimbing masyarakat dan memberikan kebahagiaan, keamanan, kebaikan dan kesejahteraan. Nabi dilantik untuk membimbing manusia ke jalan yang benar dan memberi mereka kebahagiaan dan kebebasan.

Seluruh ajaran para nabi merupakan semacam pengantar terhadap kedua konsep tersebut.25 Misi pertama mengacu pada QS. Pandangan ketiga mengatakan bahwa tidak ada kesempurnaan dan tujuan akhir manusia, namun kesempurnaan setiap manusia terletak pada langkah menuju Tuhan.

Karakteristik dalam Mencapai Derajat Kenabian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Wahyu diartikan sebagai petunjuk Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan rasul melalui mimpi, dan sebagainya. Yang memberi dan yang diberi adalah dua hal yang berbeda.33 Wahyu merupakan realitas universal yang diberikan tidak hanya kepada para nabi tetapi kepada seluruh ciptaan-Nya, termasuk benda mati. 32Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Kritik Al-Qur'an 'Ulum al-Qur'an, trans.

Kashf biasanya dimiliki oleh para sufi yang merupakan hasil kerja keras latihan spiritual dan buah renungan yang mendalam. 35 Inspirasi ini berbeda dengan wahyu, di dalam Al-Qur'an tidak berisi pesan-pesan untuk semua orang melainkan hanya ada diluar pesan-pesan saja. - Pesan pribadi kepada individu yang menerimanya. Bahwa nabi yang dilantik Allah diberi karunia kemampuan yang luar biasa sehingga mampu melakukan perbuatan tertentu. Perbuatan luar biasa ini dilakukan para nabi dengan izin Allah, Al-Qur'an menyebutnya sebagai ayat atau tanda kenabian, sedangkan para teolog Islam menyebutnya mukjizat (secara harafiah: membuat orang lain lemah).

Bahwa para nabi terlindungi dari dosa dan kesalahan yang disebabkan oleh pemahaman dan kedalaman keimanan mereka. Para nabi mempunyai derajat keimanan yang mencapai tingkat intuisi dan wawasan sehingga mampu membedakan dan menghindari perbuatan maksiat.38 d. Kecerdasan dan kemampuan nalar yang dimiliki para nabi juga berbeda dengan kemampuan orang-orang jenius39.

Selain kemampuan di atas, para nabi juga dibekali dengan kemampuan lain yang disebut wahyu. Sebuah keberangkatan dari misi kenabian yang diakhiri dengan langkah mundur ke masyarakat dan dunia luar untuk menata dan membimbing kehidupan masyarakat ke jalan yang benar. Oleh karena itu, memimpin umat, mengatur dan memobilisasi kekuatan manusia (masyarakat) demi kehendak Tuhan dan kebaikan umat manusia merupakan bagian integral dari misi kenabian.

Mereka tidak menuntut imbalan atas jasa-jasanya dalam memimpin umatnya menuju Tuhan (QS. Al-Shu'ara> oleh karena itu pesan-pesan mereka selalu merupakan keputusan akhir yang tidak dapat ditawar. 42. Para Nabi memberi energi pada kekuatan masyarakat dan mengarahkan mereka untuk melatih individu dan memimpin dan membangun masyarakat manusia.43 Dari kriteria yang disebutkan para ulama dan tercantum dalam Al-Qur'an, menurut Salamah, kriteria utama yang harus dipenuhi seseorang untuk disebut nabi setidaknya ada 3, yaitu: manusia yang menerima wahyu dan dia mempunyai mukjizat.46.

Telaah Pustaka

Setiap nabi berjuang untuk mempertahankan tauhid, hikmah dan keadilan. Artinya, mereka mempunyai semua ciri-ciri manusia, mereka tidak akan hidup selamanya (buku QS. Salamah Noorhidayati, “Kontroversi Wanita Nabi dalam Islam (Tafsir Ulang Ayat Al-Qur’an tentang Wanita Nabi)” .

Dalam skripsi ini Novita mendeskripsikan kisah Maryam dalam Al-Qur'an dari segi wahyu yang dirinci dengan menggunakan Tafsir Ibnu Katsir. Dari uraian di atas, peneliti belum menemukan penelitian yang mendalami dan mengkaji pandangan para tokoh mufassir yaitu al-Qurt}ubi> dan Ibnu Kathi>r khususnya tentang ayat-ayat yang tertera dalam nubuatan mengenai kisah Maryam dalam Al-Quran. 'an, dan menganalisis kontroversi kedua tokoh tersebut.

Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pendekatan Penelitian

Metode Pengumpulan Data a. Sumber Data

Yang dimaksud dengan data sekunder adalah berbagai kitab yang lebih mengacu pada literatur primer sebagai rujukan, atau kitab-kitab yang juga membahas tentang kisah Maryam dan yang disebutkan sebagai nabi perempuan dalam Al-Qur'an.

Metode Analisis Data

Langkah keempat adalah membandingkan secara cermat penafsiran al-Qurt}ubi> dan Ibnu Katsir>r mengenai ayat-ayat kenabian dalam kisah Maryam yang diindikasikan sebagai nabi perempuan dalam Al-Qur'an, sehingga dapat diperoleh persamaan dan perbedaan pendapat. ditemukan tentang nabi perempuan di antara kedua tokoh mufassir tersebut sebagai kajian perbandingan dalam penelitian ini. Langkah kelima sebagai proses akhir penelitian ini adalah menyimpulkan hasil penelitian dengan menggunakan konsep profetik yang ditemukan masing-masing ahli tafsir.

Sistematika Pembahasan

Bab ini menguraikan persamaan dan perbedaan pandangan al-Qurt}ubi> dan Ibnu Katsir>r tentang nabi perempuan dalam Al-Qur'an, serta alasan-alasan yang mendasari persamaan dan perbedaan kedua tokoh mufassir tersebut. Persamaan tafsir al-Qurt}ubi> dan Ibnu Katsir> terhadap Nabi dalam Al-Qur'an. Perbedaan tafsir al-Qurt}ubi> dan Ibnu Katsir>r tentang nabiah dalam Al-Qur'an.

Al-Qurt}ubi> dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an beliau tidak menyandarkan pendapatnya pada satu pendapat, melainkan beberapa pendapat yang kemudian beliau bandingkan dari beberapa pendapat tersebut, khususnya mengenai permasalahan yang berkaitan dengan syara'. Justeru, pendapat Al-Kurt}ubi> yang diungkapkan dalam kitab al-Ja>mi‟ li Ah}ka>m al-Qur‟an, merupakan rumusan beberapa pendapat daripada sebahagian ulama fiqh daripada empat mazhab. . yang dapat dilihat dalam kitab yang terdiri daripada sebelas jilid, Adapun kitab tafsirnya yang masyhur hanya kitab al-Ja>mi' li Ah}ka>m al-Qur'an.53.

Setelah Ibnu Katsir menginjak usia tujuh tahun, ia pindah ke Damaskus untuk menerima ilmu dari kakak laki-lakinya, Abd al-Wahhab, yang pada saat itu ia juga telah menghafal Al-Qur'an. Ia juga berguru kepada Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H), ia merupakan guru favorit Ibnu Katsir sehingga selalu menemaninya. Sejak lama Ibnu Kath tinggal di Syam sebagai orang yang sederhana dan tidak dikenal.

Justeru Ibn Kathi>r mengakui bahawa kaedah tafsir yang digunakannya adalah sama persis dengan Ibn Taymiyah. 61. Terdapat banyak pandangan Ibn Kathi>r yang diwarnai oleh Ibn Taymiyah, baik dalam fatwa, cara berfikir dan kaedah karyanya. Imej ulama seperti Ibn Kathi>r memang jarang ditemui, ulama yang cemerlang dalam disiplin ilmu.

Berkenaan dengan banyaknya karya Ibnu Kathi>r, maka penulis mengambil satu karya yang akan dijadikan sumber utama dalam penelitian yang dilakukan penulis yaitu kitab Tafsir Al-Qur'an al-'Az}im. Dengan demikian, metode yang digunakan al-Qurt}ubi> adalah metode Ta}li>li>, yaitu dengan memberikan penjelasan terhadap seluruh aspek yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an dengan mengungkapkan seluruh makna yang dimaksudkan. Bahkan Imam Syafi’i sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Katsir mengatakan: “Setiap hukum yang dikeluarkan oleh Rasulullah SAW merupakan hasil pemahamannya terhadap Al-Qur’an”.

Apalagi jika tidak ada penafsiran yang baik dalam Al-Qur'an dan Hadits, kondisi ini mengharuskan kita merujuk pada referensi teman. Sampai saat itu, tafsir Ibnu Katsir diposisikan sebagai salah satu tafsir terbaik yang disebutkan para ahli.

Referensi