• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Alur Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Indonesia

N/A
N/A
iqbal subekti

Academic year: 2024

Membagikan "Panduan Alur Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Indonesia"

Copied!
531
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA’s CARE

PATHWAY

Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

D I R E K T O R A T P E L A Y A N A N K E S E H A T A N P R I M E R D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E L A Y A N A N K E S E H A T A N K E M E N T E R I A N K E S E H A T A N R E P U B L I K I N D O N E S I A

T A H U N 2 0 2 3

(2)

01

Pengantar

• Tentang Care Pathway

• Tim Penyusun Care Pathway

• Sambutan Dirjen Yankes

• Sambutan Dirjen Kesmas

• Cara Membaca Care Pathway

• Glosarium

• Daftar Isi

(3)

Latar belakang disusunnya Care Pathway karena adanya Transformasi Layanan Primer yang dilaksanakan dalam bentuk Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer sebagai salah satu fokus penguatan layanan primer. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat di setiap siklus kehidupan yang mudah diakses, komprehensif, berkualitas, dan terjangkau sampai pada tingkat masyarakat, keluarga dan individu, telah diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.

Care Pathway merupakan alur bagi penyedia pelayanan kesehatan yang menggambarkan keterkaitan antara unit pelayanan di pelayanan primer dan pemberian pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi masing-masing unit pelayanan. Care Pathway ini disusun mengacu pada Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer dan telah mendapatkan masukan dari berbagai lintas program di Kementerian Kesehatan, Organisasi Profesi dan Praktisi Kesehatan. Care Pathway yang dihadirkan sesuai dengan paket layanan dalam Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer yang harus diberikan kepada masyarakat sesuai dengan siklus kehidupan dan dilengkapi dengan informasi tentang materi edukasi sebagai pendukung.

Dengan tersedianya Care Pathway dalam Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer ini, diharapkan tenaga kesehatan di FKTP maupun kader dapat memahami kegiatan-kegiatan pelayanan yang dapat diberikan di masing-masing unit pelayanan dan dapat menjalankan rujukan horizontal, rujukan vertikal maupun melakukan tata laksana rujukan balik dengan baik. Dalam Care Pathway ini, unit pelayanan dibedakan dengan warna- warna yang berbeda untuk memudahkan para pembaca mengidentifikasi unit pelayanan mana yang akan dikunjungi dan layanan apa saja yang terdapat pada unit pelayanan tersebut.

(4)

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak dan kontributor yang terlibat dalam pembahasan selama penyusunan Care Pathway ini:

Pengarah: dr. Obrin Parulian, M.Kes (Direktur Pelayanan Kesehatan Primer)

Tim Penyusun:

dr. Upik Rukmini, MKM; dr. Adi Pamungkas; dr. Gita Swisari, MKM; Sarto S.Kom, MKM; dr. Wing Irawati; drg. Naneu Retna Arfani; drg. Aditia Putri; dr. Era Renjana Diskamara; dr. Anandini Nindya Lestari Umar; dr. Vitis Finivera Syafitriningrum; dr. Saddam Adriansyah Sudarsono; Sri Nuraini, SKM; dr. Nadia Adelin;

dr. Barbarani Satriyani Hayyu; dr. Siti Hardianty Yarika; Yuanita Rizky Inggarputri, SKM; Junetta Dirgahayu, SKM; Endro Kahono, SKM, M.Kes

Kontributor (dalam urutan abjad):

dr. Bertharia Romauli Sinaga (Dit. Gizi & KIA); Bunga M. Datu Linggi, SKM, M.Kes (Dit. P2PM); Cicilia Nurteta, SKM, M.Kes (Dit. P2PTM); dr. Cornelia Kelyombar (Dit. Pengelolaan Imunisasi); Dahlia Hutagaol, SKM, M.Kes (Dit. Gizi & KIA); dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ (Dit. Kesehatan Jiwa); dr. Elcha Leonard (Sekretariat Komnas KIPI); dr. Endang Budi Hastuti (Dit. Pengelolaan Imunisasi); Evi Firna, SKM (Dit. Kesehatan Jiwa); dr. Farsely Mranani, MKM (Dit. Gizi &

KIA); dr. Fatchanuraliyah, MKM (Dit. P2PTM); dr. Florentine Marthatilova (Dit. Gizi & KIA); dr. Fristika Mildya, M.K.K.K (Dit. Pengelolaan Imunisasi); dr. Herbert Sidabutar, Sp.KJ (Dit. Kesehatan Jiwa); dr. Iis Afandi (Dit. P2PTM); Inge Yuliane Susianto, S.Gz (Dit. Takel Kesmas); dr. Lily Banonah Rivai, M.Epid (Dit.

Pengelolaan Imunisasi); Muhammad Rizka, S. Or. (Dit. UPL); Nanda Indah Permatasari, S.Gz (Dit. Gizi & KIA); dr. Nindya Savitri, MKM (Dit. UPL); Nurasni, SKM (Dit. P2PM); Nurul Badriyah, SKM (Dit. P2PM); dr. Pratano (Dit. P2PTM); dr. Prihandriyo Sri Hijranti, M. Epid (Dit. P2PTM); Putra Fajar Angkasa, SKM (Sekretariat Komnas KIPI); dr. Rainy Fathiyah, MKM (Dit. P2PTM); Ratih Oktri Nanda, SKM (Dit. Pengelolaan Imunisasi); dr. Ratna B. Hapsari, MKM (Dit. P2PM); dr. Rima Damayanti, M.Kes (Dit. Takel Kesmas); dr. Rivani Noor, MKM (Dit. Gizi & KIA); dr. Sherli Karolina, MKM (Dit. Pengelolaan Imunisasi); dr. Solihah Widyastuti, M.Epid (Dit. Pengelolaan Imunisasi); Sri Drisna Dewi, SKM, MPH (Dit. P2PM); dr. Sylviana Andinisari, MSc (Dit. P2PTM); dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA (Dit.

P2PTM); dr. Tiersa Vera Junita, M.Epid (Dit. P2PTM); dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA (Dit. P2PM); dr. Uswatun Hasanah, M.Epid (Dit. P2PTM); dr. Yunita Arihandayani (Dit. Keswa)

4

(5)

dr. Azhar Jaya, SKM, SH, MARS Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya, kita telah menyelesaikan Dokumen Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan (Care Pathway) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Dokumen ini terdiri dari dua bagian yaitu Alur Pelayanan (Care Pathway) mulai dari pelayanan promotif, preventif, dan skrining berdasarkan siklus hidup dan Alur Manajemen Kasus Klinis di FKTP menggunakan pendekatan gejala.

Dokumen ini disusun untuk melengkapi buku petunjuk teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer yang disusun dalam bentuk alur untuk memberi acuan kepada dokter dan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan di berbagai pelayanan primer dan jaringan di bawahnya secara komprehensif. Selanjutnya manajemen kasus klinis dibuat dalam bentuk alur klinis yang membantu dokter dan tenaga kesehatan dalam melakukan penatalaksanaan kasus dari gejala, melakukan pemeriksaan, mendapatkan diagnosis yang tepat dan merencanakan terapi sesuai dengan kompetensi dan melakukan rujukan serta pelayanan rujuk balik.

Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan (Care Pathway) dapat dimulai di Posyandu, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas, atau FKTP lainnya dengan melakukan edukasi, konseling, dan skrining sesuai kebutuhan pasien dan sesuai dengan kompetensi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan. Untuk tata laksana kasus hasil skrining yang positif atau pasien dengan keluhan atau gejala, dilakukan di FKTP yang memiliki dokter dengan menggunakan alur klinis.

Alur klinis sebagai bagian dari Care Pathway ini disusun berdasarkan gejala, karena sebagai fasilitas pelayanan kesehatan kontak pertama, pasien biasanya datang ke FKTP dengan gejala atau keluhan, jadi sebagai titik awal penanganan pasien diawali dari gejala atau keluhan untuk skrining cepat, menegakkan diagnosis setelah melakukan pemeriksaan dan rencana tatalaksana pasien. Dokter akan diarahkan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dengan pendekatan berdasarkan gejala atau keluhan pasien. Diawali dengan menilai apakah terdapat tanda kegawatdaruratan dan menanganinya. Selanjutnya melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sampai ditemukan diagnosis yang tepat dan merencanakan terapi sesuai diagnosis dan sesuai dengan kompetensi serta menentukan kapan pasien harus dirujuk.

Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan (Care Pathway) yang dilengkapi dengan alur klinis ini disusun mengacu pada standar pelayanan yang sudah ada seperti PNPK dan PPK dan pedoman lain yang berlaku. Alur pelayanan ini bersifat dinamis dan dapat dilakukan perbaikan secara berkala sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahun dan kebutuhan kesehatan sehingga saran dan masukan dari para pengguna akan sangat bermanfaat demi perbaikan buku ini dimasa yang akan datang.

Dengan adanya Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan (Care Pathway) yang dilengkapi dengan alur klinis ini diharapkan pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan di FKTP dapat lebih baik dan berkualitas serta memberikan dampak kepada kepuasan pasien dan penurunan rujukan kasus dari layanan primer ke layanan rujukan sehingga dapat mengurangi beban pembiayaan JKN di layanan rujukan. Semoga dokumen ini dimanfaatkan dengan baik dalam mendukung Transformasi Layanan Primer.

Jakarta, 29 Desember 2023

(6)

6

dr. Maria Endang Sumiwi, MPH Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya, kami telah menyelesaikan Dokumen Care Pathway. Care Pathway dalam Integrasi Pelayanan Primer merupakan alur bagi penyedia pelayanan kesehatan yang menggambarkan keterkaitan antar unit layanan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi masing-masing unit dimulai dari keluarga hingga fasilitas pelayanan kesehatan.

Dokumen Care Pathway disusun dengan mengacu pada konsep Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) dan telah mendapatkan masukan dari berbagai lintas program di Kementerian Kesehatan dan Organisasi Profesi. Care Pathway dalam Integrasi Pelayanan Primer dihadirkan sesuai dengan klaster-klaster siklus hidup serta dilengkapi dengan informasi tambahan lain sebagai pendukung untuk memudahkan pembaca dalam memahami alur pelayanan primer terintegrasi.

Dokumen ini disusun untuk melengkapi buku petunjuk teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer yang disusun dalam bentuk alur, sehingga diharapkan tenaga kesehatan maupun kader dapat memahami kegiatan pelayanan yang dapat diberikan di masing-masing unit pelayanan.

Care Pathway diharapkan dapat menjadi acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta rujukan horizontal, rujukan vertikal, maupun melakukan tata laksana rujukan balik dengan baik.

Care Pathway disusun sebagai salah satu upaya transformasi pelayanan kesehatan primer yang bertujuan penataan kembali pelayanan kesehatan primer yang telah ada, sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas. Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut telah dirangkum pada dokumen Care Pathway yang menggambarkan pendekatan baru dengan berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi antarunit layanan kesehatan.

Dalam Care Pathway ini, setiap unit pelayanan telah diberikan warna yang berbeda untuk memudahkan para pembaca mengidentifikasi unit layanan mana yang akan dikunjungi dan pelayanan-pelayanan apa saja yang terdapat pada unit tersebut. Dengan adanya alur pelayanan ini diharapkan setiap individu memiliki pengetahuan dan dukungan yang dibutuhkan untuk mampu membuat keputusan dan berpartisipasi dalam perawatan kesehatannya sesuai strategi global pelayanan kesehatan berfokus pada individu (people center) untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan lebih komprehensif.

Jakarta, 29 Desember 2023

(7)

Mulai dari halaman DAFTAR ISI

Pilih ALUR LAYANAN sesuai siklus hidup yang ingin dituju:

Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas I Bayi dan Anak Pra-sekolah I Anak Usia Sekolah dan Remaja I Usia Dewasa I Lanjut Usia

Pada ALUR LAYANAN:

Biasakan memulai membaca dari sasaran yang berada dalam bentuk oval.

Gunakan belah ketupat untuk menentukan apakah sasaran memiliki keluhan kesehatan yang memerlukan penanganan di Puskesmas.

Jika sasaran tidak memiliki keluhan kesehatan, ikuti algoritma untuk memilih salah satu jenis skrining yang dituju.

Pada ALUR SKRINING:

Selalu dimulai dari unit pelayanan mana yang akan dikunjungi oleh sasaran.

Jika sudah ditentukan unit pelayanan mana yang akan dikunjungi, bacalah informasi yang tertera dalam kotak putih, lakukan sebagaimana informasi yang disampaikan dan sesuaikan dengan kondisi yang ada.

Pada bagian belah ketupat, informasi didalamnya menunjukkan suatu kondisi tertentu akan menghasilkan beberapa kemungkinan, yang selanjutnya dapat dipilih sesuai dengan kondisi atau kasus yang dijumpai.

Terus ikuti tanda panah untuk melakukan tata laksana selanjutnya.

Pada ALUR LAYANAN dan ALUR SKRINING akan sering ditemukan:

Legenda warna yang berfungsi untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi unit pelayanan dan layanan apa saja yang dapat dilakukan pada masing- masing unit pelayanan ( Keluarga I Posyandu I Pustu I Puskesmas/FKTP I Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL)).

Kalimat yang digarisbawahi yang apabila diklik akan membawa pengguna ke halaman skrining/halaman bantu yang berisi informasi tambahan.

Tombol navigasi yang dapat mengarahkan pengguna untuk berpindah halaman jika diklik:

Tanda panah kembali membawa pengguna ke halaman sebelumnya.

Tanda panah ke kanan membawa pengguna ke alur skrining selanjutnya.

(8)

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome AKS/ADL : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

ANC : Antenatal Care

APCS : The Asia-Pacific Colorectal Screening

ASSIST : Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test DM : Diabetes Melitus

Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan

FKTL : Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut FKTP : Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama GGL : Gula, Garam, Lemak

HIV : Human Immunodeficiency Virus

ILP : Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer IMT : Indeks Massa Tubuh

IPWL : Institusi Penerima Wajib Lapor IVA : Inspeksi Visual Asetat

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional KB : Keluarga Berencana

KEK : Kurang Energi Kronis Keswa : Kesehatan Jiwa

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak KMK : Keputusan Menteri Kesehatan

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan Lansia : Lanjut Usia

LiLa : Lingkar Lengan Atas

MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit

OAT : Obat Anti Tuberkulosis PAK : Penyakit Akibat Kerja

PAR-Q : Physical Activity Readiness Questionnaire Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan

PJB : Penyakit Jantung Bawaan

PMT : Pemberian Makanan Tambahan

PNPK : Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran PPK : Panduan Praktik Klinis

PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronis

PPTK : Panduan Praktis Tata Laksana Klinis Bagi Pasien Dewasa PTM : Penyakit Tidak Menular

PUS : Pasangan Usia Subur

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat Pustu : Puskesmas Pembantu

Sadanis : Periksa Payudara secara Klinis Sadari : Periksa Payudara Sendiri

SDQ : Strength and Difficulties Questionnaire SHK : Skrining Hipotiroid Kongenital

SKILAS : Skrining Lansia Sederhana SRQ : Self Reporting Questionnaire TBC : Tuberkulosis

TPT : Terapi Pencegahan Tuberkulosis USG : Ultrasonografi

WBP : Warga Binaan Pemasyarakatan WUS : Wanita Usia Subur

8

(9)

Lampiran Overview

Pengantar

Tentang Care Pathway 3 Tim Penyusun Care Pathway 4 Sambutan Dirjen Yankes 5 Sambutan Dirjen Kesmas 6 Cara Membaca Care Pathway 7

Glosarium 8

Daftar Isi 9

Pengenalan Care Pathway 11 Paket Layanan: Siklus Hidup 12

Alur Layanan

Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas 14 Bayi dan Anak Prasekolah 72 Anak Usia Sekolah dan Remaja 120 Usia Dewasa dan Lanjut Usia 173

Panduan Praktis Tata Laksana Klinis bagi Pasien

Dewasa (PPTK)

Pelayanan Pengobatan dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Tracer Indicator

(10)

02

Overview

• Pengenalan Care Pathway

• Paket Layanan Berdasarkan Siklus

Hidup

(11)

Care pathway merupakan alur pelayanan yang terintegrasi, mencakup seluruh unit pemberi pelayanan primer mulai dari FKTP, Pustu dan Posyandu

Tools praktis bagi tenaga Puskesmas dan jaringannya (tenaga kesehatan dan kader) dalam pemberian pelayanan sesuai dengan siklus hidup

FUNGSI

Acuan kader posyandu dalam melakukan kunjungan rumah, edukasi, deteksi, dan pemantauan

MANFAAT BAGI POSYANDU

Acuan dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan pelayanan di Pustu

MANFAAT BAGI PUSTU

Melakukan pelayanan komprehensif sesuai standar dan kompetensi, acuan dalam penyusunan SPO dan pembinaan ke jaringan dibawahnya

MANFAAT BAGI FKTP CARE PA THWAY

1. Meningkatkan kualitas pelayanan yang

berkesinambungan sesuai siklus hidup.

2. Meningkatkan

kemampuan dalam deteksi dini dan risiko penanganan dini.

3. Meningkatkan hasil patient safety dan kenyamanan pasien.

4. Optimalisasi penggunaan sumber daya.

Tujuan

Care pathway disusun untuk mendukung Integrasi

Pelayanan Kesehatan Primer

Mencakup alur pelayanan

rujukan dan rujuk balik

(12)

01 02 03 04

Ibu Hamil, Bersalin

& Nifas Bayi dan

Anak Prasekolah

Anak Usia Sekolah dan Remaja

Usia Dewasa dan Lanjut Usia

a. ANC Terpadu (termasuk USG, Skrining HIV, Sifilis, Hepatitis B, Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), Imunisasi COVID-19 Program, Gigi dan Mulut)

b. Kelas Ibu Hamil c. PMT pada Ibu Hamil

KEK

d. Skrining TBC e. Skrining Kes. Jiwa f. Skrining Anemia g. Skrining Malaria

(Daerah Endemis) h. Skrining KtPA

i. Skrining Pre-eklampsia j. Persalinan Normal k. Pelayanan Pasca

Persalinan

l. Pelayanan Kes. Gigi dan Mulut

m. Pengobatan

a.Imunisasi Rutin Lengkap Usia Sekolah

b.Skrining Status Tumbuh

Kembang dan Gizi (Pengukuran Antropometri termasuk Skrining Anemia pada SMP dan SMA) c. Skrining Kes. Indra

d.Skrining Gigi dan Mulut e. Skrining Perilaku Merokok f. Skrining Faktor Risiko PTM

(termasuk Skrining Hipertensi dan DM)

g.Skrining TBC h. Skrining Kes. Jiwa i. Skrining Talasemia j. Skrining Kebugaran k. Skrining Malaria (Daerah

Endemis) l. Skrining KtPA

m.Skrining Imunisasi Tetanus bagi WUS

n. Pelayanan Kes. Gigi dan Mulut o.Pencegahan Anemia

p.Pengobatan

a. Skrining Obesitas b. Skrining Hipertensi c. Skrining DM

d. Skrining Faktor Risiko Stroke e. Skrining Faktor Risiko Penyakit

Jantung

f. Skrining Kanker (Leher Rahim, Payudara, Kolorektal, dan Paru) g. Skrining Talasemia

h. Skrining PPOK i. Skrining TBC

j. Skrining Indra Penglihatan k. Skrining Kebugaran

l. Skrining Kes. Jiwa m.Skrining Layak Hamil

n. Skrining Imunisasi Tetanus bagi WUS o. Skrining Geriatri

p. Skrining Malaria (Daerah Endemis) q. Skrining KtPA

r. Pelayanan KB s. Pelayanan PAK

t. Pelayanan Kes. Gigi dan Mulut u. Pelayanan Imunisasi COVID-19

Program v. Pengobatan

a. Pelayanan Neonatal Esensial b. Pelayanan BBLR

c. Pencegahan, Deteksi Dini, Tata Laksana dan Rujukan Balita Weight Faltering, Underweight, Gizi Kurang, Gizi Buruk, dan Stunting

d. Kelas Ibu Balita

e. Imunisasi Rutin Lengkap Bayi dan Baduta f. Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing g. Pemantauan Pertumbuhan dan

Perkembangan

h. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) i. Skrining Penyakit Jantung Bawaan j. Skrining TBC

k. Skrining Gigi dan Mulut

l. Skrining Gangguan Spektrum Autisme m.Skrining Penyimpangan Perilaku dan Emosi n. Skrining Gangguan Pemusatan dan

Hiperaktivitas (GPPH) o. Skrining HIV

p. Skrining Hepatitis B q. Skrining Talasemia

r. Skrining Malaria (Daerah Endemis) s. Skrining KtPA

t. Tes Daya Dengar u. Tes Daya Lihat

v. Pelayanan Kes. Gigi dan Mulut w. Pelayanan Pengobatan dengan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Paket Layanan: Berdasarkan Siklus Hidup

12

(13)

03

Alur Layanan

• Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

• Bayi dan Anak Prasekolah

• Anak Usia Sekolah dan Remaja

• Usia Dewasa dan Lanjut Usia

(14)

Lokasi Unit Layanan

Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Kunjungan Rumah oleh Kader Posyandu

Edukasi

Pemantauan Kepatuhan Pengobatan

Sweeping

Cek Kesehatan secara Mandiri

Tata Laksana sesuai Standar

Pemantauan Hasil Pengobatan

Dapat Ditangani

di FKTP

Rujuk ke FKTL

Tatalaksana di FKTL

Kondisi Stabil

Rujuk Balik ke FKTP Tidak

Skrining Pre-eklampsia

Terdapat Tanda Persalinan

Terdapat Keluhan Kesehatan

ANC Terpadu Skrining Tuberkulosis

Skrining Malaria (Daerah Endemis) Skrining Gigi dan Mulut

Skrining Anemia

Skrining HIV, Sifilis, Hepatitis B

Persalinan Normal

Pelayanan Pasca Persalinan Ya

Ya

Tidak

Tidak

Ya Hasil

14 Skrining Kesehatan Jiwa

(15)

Cek Kesehatan Secara Mandiri

Cek Suhu Tubuh menggunakan Thermometer

Hipotermia: < 35°C Normal: 36.5-37.5°C

Demam/Hipertermia: > 37.5-40°C Hiperpireksia: > 40°C

Cek Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)

IMT = Berat Badan (kg) [Tinggi Badan m ]²

Ibu hamil KEK bila memiliki IMT pra Hamil atau pada trimester 1

(<12 minggu) sebesar < 18,5 kg/m²

Lembar Pemantauan Ibu Hamil

Ibu Hamil dianjurkan

memantau kondisinya setiap

Minggu. Jika ditemukan

kondisi pada kolom merah,

segera dibawa ke fasyankes

(16)

Lembar Pemantauan Ibu Hamil

16 Sumber: Buku KIA Kementerian Kesehatan, Tahun 2022

Pemantauan terkait:

• Demam

• Pusing atau sakit kepala berat

• Sulit tidur/cemas berlebih

• Jantung berdebar atau nyeri dada

• Risiko TBC

• Gerakan janin

• Nyeri perut hebat

• Keluar cairan dari jalan lahir

• Sakit saat kencing

• Diare berulang

(17)

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

Prinsip Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil

• Berupa makanan lengkap siap santap atau kudapan kaya sumber protein hewani dengan

memperhatikan gizi seimbang;

menggunakan bahan makanan segar (tanpa pengawet buatan) dan membatasi konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL)

• Berupa tambahan dan bukan pengganti makanan utama

• PMT Ibu Hamil diberikan selama minimal 120 hari dengan

pendekatan pemberdayaan masyarakat dan penggunaan bahan lokal

• Pemberian PMT di Posyandu, Fasyankes, Kelas Ibu Hamil atau melalui kunjungan rumah oleh kader/nakes/mitra

• Diberikan setiap hari dengan

komposisi sedikitnya 1 kali makanan lengkap dalam seminggu dan sisanya kudapan. Makanan

lengkap diberikan sebagai sarana edukasi implementasi isi piringku.

Pemberian PMT disertai dengan edukasi, dapat berupa demo masak, penyuluhan dan konseling IBU HAMIL KEK – ibu hamil yang mempunyai Indeks Massa Tubuh pra hamil atau pada trimester 1 (<

12 minggu) sebesar < 18,5 kg/m2

IBU HAMIL BERISIKO KEK – ibu hamil yang mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) di bawah 23,5 cm

SASARAN

Sumber:

Juknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk Balita dan Ibu Hamil, Kementerian Kesehatan, 2023

(18)

Sumber: Juknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk Balita dan Ibu Hamil, Kementerian Kesehatan, 2023 18

(19)

Grafik Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil

Sumber: Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Kementerian Kesehatan 2022

(20)

Skrining Tuberkulosis

20 Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sumber :

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksanana Tuberkulosis Tahun 2020

KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Kemenkes RI Tahun 2023

Panduan PPK tentang Tuberkulosis di halaman 11 (e-book)

1.Edukasi gaya hidup sehat 2.Melakukan

rekapitulasi hasil kunjungan rumah dan pencatatan hasil

kegiatan di posyandu 3.Melakukan

pelaporan ke

Puskesmas pembantu (Pustu)

Pemantauan oleh kader Kunjungan Rumah

oleh Kader Posyandu 1. Edukasi gaya

hidup sehat 2. Pelacakan pasien yang tidak kontrol 3. Investigasi

kontak 4. Melakukan

pencatatan dan pelaporan hasil

kunjungan rumah

Lakukan wawancara

gejala dan tanda TBC

Lakukan wawancara gejala

dan tanda TBC serta Penilaian Klinis

Terduga TBC Ya Terdiagnosis

TBC

Tata laksana sesuai dengan

standar

Terdapat Penyulit/

Komplikasi/

Tidak dapat ditangani FKTP

Rujuk ke FKTL

Tidak Sasaran Skrining: Seluruh Ibu Hamil yang berkunjung untuk ANC Terpadu ke Puskesmas, Pustu dan Posyandu baik sehat maupun sakit

Penegakan Diagnosis:

Pemeriksaan sampel dahak:

a.Pemeriksaan TCM, atau b.Pemeriksaan BTA

Mikrokopis dan/Atau Px Lain yang mendukung

Rujuk Balik

Ya Termasuk

Kontak Erat Tidak

1.Pemantauan sampai jadwal ANC berikutnya 2.Pertimbangkan pemberian TPT Ya

Ya Ya

Edukasi Gaya Hidup Sehat

Edukasi Pencegahan TBC Tidak

Tidak Termasuk Kontak Erat

Edukasi gaya hidup sehat

Tidak

Ya

Tidak

Termasuk Kontak Erat

Ya

Tidak

1.Pemantauan sampai jadwal ANC berikutnya 2.Pertimbangkan pemberian TPT Terduga TBC

(21)

Edukasi Gaya Hidup Sehat

Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Tahun 2022

(22)

Edukasi TBC Investigasi Kontak

dan Sasaran Tanda dan Gejala

❑ Edukasi etiket batuk

❑ Hindari kontak dekat yang lama dengan penderita TBC

❑ Rumah memiliki sirkulasi udara dan

pencahayaan yang baik

❑ Penggunakan masker wajah jika bepergian ke tempat endemik TBC

❑ Kepatuhan minum obat, kontrol

berkala/kepatuhan berobat dan efek samping OAT

❑ Kegiatan pelacakan dan investigasi yang ditujukan pada orang- orang yang kontak dengan pasien TBC untuk menemukan terduga TBC dan dan mencegah penularan TBC

❑ Sasaran:

Orang serumah, teman sekolah, dan

sebagainya

Gejala klinis penyakit TBC tergantung pada lokasi lesi

❑ Tanda:

Batuk ≥ 2 minggu, batuk berdahak, batuk berdahak dapat bercampur darah, sesak napas, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari

❑ Gejala:

Malaise, menurunnya nafsu makan, nyeri dada,

menggigil, sesak napas, batuk disertai nyeri dada, demam

Sumber : e-book PPK halaman 934

22

(23)

1 2

3 4

Terduga TBC

Pasien yang terduga TBC paru adalah seseorang yang mempunyai

keluhan atau gejala klinis mendukung TBC

Kontak Erat

Orang/anak yang tinggal serumah atau sering

bertemu dengan pasien TBC menular

Pasien Terdiagnosis TBC Pasien yang tidak

memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TBC aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan

pengobatan TBC

Penyulit

Contoh: Kasus kambuh, imunospresi dan HIV/AIDS nefropati tuberculosis

Pemberian TPT

• Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

• Kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi bakteriologis

▪ Anak usia di bawah 5 tahun

▪ Anak usia 5-14 tahun

▪ Remaja dan dewasa (usia di atas 15 tahun)

• Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif

▪ Pasien immunokompremais lainnya (Pasien yang menjalani pengobatan kanker, pasien yang mendapatkan perawatan dialisis, pasien yang mendapat kortikosteroid jangka panjang, pasien yang sedang persiapan transplantasi organ, dll)

▪ Warga Binaan Pemasyarakatan

(WBP), petugas kesehatan,

sekolah berasrama, barak militer,

pengguna narkoba suntik

(24)

Penegakan Diagnosis TBC

Penegakan diagnosis TBC berdasarkan:

❑ anamnesis;

❑ pemeriksaan fisik;

❑ hasil pemeriksaan bakteriologis;

❑ dan hasil pemeriksaan penunjang.

Berdasarkan anamnesis

Gejala penyakit TB tergantung pada lokasi lesi, sehingga dapat menunjukkan manifestasi klinis sebagai berikut:

1. Batuk ≥ 2 minggu 2. Batuk berdahak

3. Batuk berdahak dapat bercampur darah

4. Dapat disertai nyeri dada 5. Sesak napas

Dengan gejala lain meliputi : 1. Malaise

5. Penurunan berat badan 6. Menurunnya nafsu

makan 7. Menggigil 8. Demam

9. Berkeringat di malam hari

• Diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis yang dimaksud adalah pemeriksaan mikroskopis, tes cepat molekuler TB dan biakan.

• Pemeriksaan TCM digunakan untuk penegakan diagnosis TB,

sedangkan pemantauan kemajuan pengobatan tetap dilakukan

dengan pemeriksaan mikroskopis.

• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang spesifik pada TB paru, sehingga dapat menyebabkan terjadi over diagnosis ataupun under diagnosis.

• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan serologis.

24

(25)

Sumber : e-book PPK halaman 34

Kepmenkes 755 Tahun 2019 tentang PNPK TBC halaman 101, 120

Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT):

• TPT diberikan dalam bentuk obat. Paduan TPT sendiri terbagi menjadi 3, yaitu 3HP, 3HR dan 6H yang bisa disesuaikan berdasarkan rekomendasi dokter atau petugas kesehatan setempat.

Indikasi Rujuk

1. Pasien TB Paru dewasa dengan hasil pemeriksaan

2. bakteriologis negatif akan dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan untuk dilakukan foto thorax dan assessment klinis oleh dokter ahli untuk bisa dinyatakan sebagai pasien TB terdiagnosis klinis. Pasien yang memenuhi kriteria dan tidak ditemukan adanya penyulit akan dimulai pengobatan TB di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

3. Pasien TB Paru dewasa berusia lanjut (>65 tahun) dirujuk ke fasilitas rujukan untuk dilakukan assessment terkait komorbid dan penyulit. Dokter ahli di fasilitas rujukan akan merujuk balik apabila tidak ditemukan adanya komorbid atau penyulit yang bisa mempengaruhi proses pengobatan.

4. Pasien yang sudah menjalani pengobatan teratur yang memiliki kemungkinan gagal pengobatan, yaitu selama 3 bulan tidak menunjukkan adanya perbaikan klinis, atau terjadi reverse (hasil pemeriksaan BTA menjadi positif kembali), atau munculnya efek samping berat.

5. TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan komorbid) yang tidak terkontrol.

6. Pasien TB yang diobati terkonfirmasi TB menjadi

terkonfirmasi TB resistan harus dirujuk ke Rumah Sakit

Rujukan TB Resistan Obat.

(26)

Edukasi Pencegahan TBC

26

(27)

Skrining Malaria (Daerah Endemis)

Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Kunjungan rumah oleh kader 1. Edukasi

pencegahan gigitan nyamuk malaria dan pengendalian vektor malaria 2. Active case

detection sasaran dengan gejala klinis (demam, menggigil, dll) dan ibu hamil 3. Pemantauan pasien yang tidak melakukan follow-up pengobatan/

kontrol 4. Pemantauan

Pasien yang tidak patuh minum obat

Sasaran Yang memenuhi Kriteria*

Tindak lanjut hasil kunjungan rumah 1. Pencatatan

hasil kunjungan rumah

2. Pelaporan hasil kunjungan rumah ke Pustu

Lakukan kegiatan skrining:

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan darah malaria dengan RDT

Bergejala

dan RDT (-) Bergejala

dan RDT (+)

Pemeriksaan ulang setiap 24

jam selama 72 jam

Negatif Positif

Pemantauan oleh kader

Pelacakan penyebab lain dan pemberian

terapi sesuai etiologi

Lakukan pemeriksaan komprehensif

Rujuk ke puskesmas

Terdiagnosis Malaria

Tidak

Ya

Tata laksana sesuai standar

Dapat ditangani di

FKTP

Rujuk ke FKTL

Tata laksana di

FKTL

Konseling dan edukasi

Anjuran follow up pengobatan/kontrol

Pelacakan penyebab lain dan

pemberian terapi

Rujuk balik obat anti malaria

Pemeriksaan ulang setiap 24 jam selama 72 jam

Tidak

Ya

Terbatas pada daerah dengan situasi khusus sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan Pemberian Obat Anti Malaria oleh Kader Malaria pada Daerah dengan Situasi Khusus

*Sasaran Skrining Malaria:

1. Ibu hamil yang terintegrasi dengan kunjungan pertama ibu hamil

(28)

Edukasi Pencegahan Gigitan Nyamuk Malaria

Sumber : e-book PPK halaman 934

1) Pemanfaatan hewan ternak seperti sapi, kerbau sebagai umpan untuk mengalihkan gigitan nyamuk Anopheles dari manusia ke hewan.

2) Pemakaian kelambu anti nyamuk.

3) Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela.

4) Penggunaan repelan

5) Penggunaan baju dan celana panjang

6) Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari

Edukasi Pengendalian Vektor Malaria

1) Pengendalian jentik nyamuk Anopheles 2) Penggunaan ikan pemakan jentik nyamuk 3) Penggunaan bahan anti jentik (larvasida) 4) Pengendalian nyamuk anopheles dewasa

28

(29)

Komplikasi Malaria

1) Malaria serebral 2) Anemia berat 3) Gagal ginjal akut

4) Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) 5) Hipoglikemia

6) Gagal sirkulasi atau syok

7) Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskular.

8) Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada hipertermia.

9) Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma < 15 mmol/L).

10)Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.

Malaria Berat

Manifestasi malaria berat dapat disertai berupa penurunan kesadaran, demam tinggi, ikterik,

oliguria, urin berwarna coklat kehitaman (black water fever), kejang dan sangat lemah

(prostration).

(30)

Konseling dan Edukasi

Sumber : e-book PPK halaman 934

1) Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai prognosis penyakitnya.

2) Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :

a. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen b. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari

c. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum obat

30

(31)

Pemeriksaan Komprehensif

Subjektif:

• Trias Malaria: panas – menggigil – berkeringat

• Keluhan lain: sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual muntah, dan diare.

• Identifikasi Riwayat:

• Riwayat menderita malaria sebelumnya.

• Riwayat mendapat transfusi darah.

• Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.

Objektif:

•Pemeriksaan Fisik

a. Tanda Patognomonis

1) Pada periode demam:

a) Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai di atas 400C dan kulit kering.

b) Pasien dapat juga terlihat pucat.

c) Nadi teraba cepat

d) Pernapasan cepat (takipneu) 2) Pada periode dingin dan berkeringat:

a) Kulit teraba dingin dan berkeringat.

b) Nadi teraba cepat dan lemah.

c) Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran.

b. Kepala

: Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.

c. Toraks

: Terlihat pernapasan cepat.

d. Abdomen

: Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga ditemukan asites.

e. Ginjal

: bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oligouri atau anuria.

f. Ekstermitas

: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda menuju syok.

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik:

•Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).

•Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit Plasmodium.

Diagnosis Banding a. Demam Dengue

b. Demam Tifoid c. Leptospirosis

d. Infeksi virus akut lainnya Klasifikasi

a. Malaria falsiparum, ditemukan Plasmodium falsiparum.

b. Malaria vivaks ditemukan Plasmodium vivax.

c. Malaria ovale, ditemukan Plasmodium ovale.

d. Malaria malariae, ditemukan Plasmodium malariae.

e. Malaria knowlesi, ditemukan Plasmodium knowlesi.

(32)

Skrining Gigi dan Mulut

32 Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Kunjungan rumah oleh kader 1.Edukasi terkait

risiko

kesehatan gigi

&

pemeliharaan kesehatan gigi 2.Sweeping

sasaran yang belum

terskrining

Keluhan atau kondisi yang memerlukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut

Tata laksana sesuai standar Lakukan kegiatan skrining:

1. Pemeriksaan gigi dan mulut 2. Pencatatan kondisi gigi dan mulut 3. Edukasi perawatan gigi

Lakukan pemeriksaan komprehensif

Rujuk ke puskesmas

Ditemukan komplikasi/kondisi di

luar kewenangan

Tidak

Rujuk ke FKTL Ya

Tata laksana di

FKTL Tindak lanjut hasil

kunjungan rumah 1. Pencatatan

hasil kunjungan rumah

2. Pelaporan hasil kunjungan rumah ke Pustu

Anjuran kontrol

Sasaran: Semua ibu hamil dilakukan minimal 1x pada trimester ke-1 (K1)

Sumber:

Permenkes Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi

Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

(33)

Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil

Trimester I

(masa kehamilan 0 – 3 bulan) Pada saat ini ibu hamil biasanya merasa lesu, mual sampai muntah yang menyebabkan terjadinya peningkatan suasana asam dalam mulut.

Adanya peningkatan plak karena malas memelihara kebersihan, akan mempercepat terjadinya kerusakan gigi.

Beberapa cara pencegahannya:

Trimester II

(masa kehamilan 4 – 6 bulan) Pada masa ini, ibu hamil kadang- kadang masih merasakan hal yang sama seperti pada trimester I kehamilan.

Selain itu, pada masa ini biasanya merupakan saat terjadinya perubahan hormonal dan faktor lokal (plak) dapat menimbulkan kelainan dalam rongga mulut, antara lain:

Peradangan pada gusi, warnanya kemerah- merahan dan mudah berdarah terutama pada waktu menyikat gigi. Bila timbul pembengkakan maka dapat disertai dengan rasa sakit.

Timbulnya benjolan pada gusi antara 2 gigi yang disebut Epulis Gravidarum, Benjolan ini dapat membesar hingga menutupi gigi. Bila terjadi hal-hal seperti diatas sebaiknya segera menghubungi tenaga Kesehatan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Trimester III

(masa kehamilan 7 – 9 bulan) Benjolan pada gusi antara 2 gigi (Epulis Gravidarum) mencapai puncaknya pada bulan ke-7/8 &

akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan.

Setelah persalinan hendaknya ibu tetap memelihara dan memperhatikan kesehatan rongga mulut, baik untuk ibunya sendiri maupun bayinya.

Jika terjadi hal-hal yang tidak biasa dalam rongga mulut, hubungilah tenaga kesehatan

Sumber:

1. Permenkes Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi

2. KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Kemenkes RI Tahun 2023

(34)

Pemeriksaan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil

34

(35)

Antenatal Care (ANC) Terpadu

Pemantauan dan pendampingan ibu hamil

Rencanakan kelas ibu hamil

Apakah merupakan

Kunjungan Pertama (K1)?

Generik Pelayanan ANCdi Pustu Generik Pelayanan ANCdi Puskesmas 1. Layanan ANC Terpadu K2, K3, K4 dan K6 untuk

bumil normal sesuai rekomendasi dokter

Layanan ANC sesuai standar 10 T

Edukasi: gizi seimbang

Edukasi dan observasi tanda bahaya

1. Layanan ANC terpadu K1 dan K5 dengan permeriksaan USG serta layanan ANC terpadu K2, K3, K4 dan K6

Layanan ANC sesuai standar 10 T

Pemeriksaan K1 dan K5 oleh dokter (termasuk USG)

Edukasi: gizi seimbang

Edukasi dan observasi tanda bahaya 2. Pelayanan Kesehatan lainnya (skrining

kesehatan lain seperti: skrining pre- eklampsia, TBC, HIV, sifilis dan hepatitis B (triple eliminasi), gigi dan mulut)

Rujuk ke PKM

Ya Apakah ada

tanda bahaya Ibu hamil?

Rujukan Ke FKTL

Penanganan dapat dilanjutkan

di FKTP

Rujuk Balik Ke FKTP Berikan tata laksana

lanjutan sesuai dengan standar Pemantauan Ibu

Hamil oleh kader Kunjungan rumah

oleh kader

1. Pendataan ibu hamil

2. Deteksi ibu hamil berisiko (4T) 3. Pemantauan

dan

pendampingan sesuai nasihat dokter

4. Sweeping sasaran 5. Edukasi

1. Edukasi

2. Evaluasi/tindak lanjut hasil kunjungan rumah 3. Pencatatan

hasil kunjungan rumah

4. Pelaporan hasil kunjungan rumah ke Pustu

Sumber:

Tidak

Ya

Tidak

Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

(36)

Edukasi untuk Ibu Hamil

Sumber: Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022

36

(37)

Kriteria Kehamilan Normal

• Keadaan umum baik

• Tekanan darah < 140/90 mmHg

• Pertambahan BB minimal 8 kg selama kehamilan atau 1 kg per bulan atau sesuai IMT Ibu

• DJJ 120-160x/menit

• Edema hanya pada ekstremitas

• Gerakan janin dirasakan setelah 18-20 minggu sampai melahirkan, frekuensi 10 kali dalam satu jam

• Ukuran uterus sesuai umur kehamilan

• Pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam batas normal

Sweeping Sasaran

• Yang belum mendapatkan ANC

• Tidak melakukan kunjungan ulang

• Ketidakpatuhan pengobatan

• Memiliki tanda bahaya

Sumber: Sesuai Panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)

(38)

Tanda Bahaya Ibu Hamil

• Tidak Sadar

• Kejang

• Nyeri Kepala hebat

• Nyeri perut hebat

• Muntah berlebihan dan tidak mau makan

• Diare

• Batuk lama

• Gangguan penglihatan mendadak

• Bengkak kaki, tangan dan wajah dengan atau tanpa disertai sakit kepala atau kejang

• Perdarahan pervaginam pada hamil muda atau hamil tua

• Air ketuban keluar sebelum waktunya

• Gerakan janin tidak biasa atau cenderung tidak bergerak

• Respirasi > 20x/menit

• Demam tinggi >38 ° C

• Tekanan darah ≥140/90 mmHg

• DJJ <100 atau >160 x/menit Inpartu dengan:

- Usia gestasi < 37 atau > 40 minggu - Riwayat persalinan perabdominam - Janin kembar

- Presentasi janin bukan belakang kepala

Sumber: Panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)

38

(39)

Layanan ANC 10 T

Sumber :

Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual

Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

Sesuai panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)

(40)

Tanda Bahaya dan Faktor Risiko pada Ibu Hamil

1. Usia Ibu ≤ 16 tahun 2. Usia Ibu ≥ 35 tahun 3. Anak terkecil ≤ 2 tahun 4. Hamil pertama ≥ 4 tahun 5. Interval kehamilan >10 tahun 6. Persalinan ≥ 4 kali

7. Gemeli/ kehamilan ganda 8. Kelainan letak dan posisi janin 9. Kelainan besar janin

10.Riwayat obstetrik jelek (keguguran/ gagal kehamilan)

11.Komplikasi pada persalinan yang lalu (Riwayat vakum/forsep, Riwayat

perdarahan pascapersalinan dan atau transfusi)

12.Riwayat bedah sesar 13.Hipertensi

14.Kehamilan > 40 minggu

14 Faktor Risiko pada Ibu Hamil

1. Demam tinggi (≥ 380C)

2. Sakit kepala, dan/ pandangan kabur dan/ kejang disertai atau tanpa bengkak pada kaki, tangan dan wajah

3. Nyeri ulu hati dan atau mual muntah, tidak mau makan 4. Air ketuban keluar sebelum waktunya

5. Perdarahan pada hamil muda atau hamil tua

6. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya

Tanda Bahaya pada Kehamilan

Masalah Lain pada Masa Kehamilan

1. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal-gatal di daerah kemaluan

2. Sulit tidur dan cemas berlebihan

3. Jantung berdebar-debar atau nyeri di dada 4. Diare berulang

5. Batuk lama (lebih dari 2 minggu)

6. Demam, menggigil dan berkeringat. Bila di daerah endemis, menunjukkan adanya gejala penyakit malaria

Jika ditemukan salah satu atau lebih tanda bahaya, segera bawa ke Rumah Sakit

Sumber:

Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual

Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022

40

(41)

Edukasi Gizi Seimbang

1. Menganjurkan untuk mengonsumsi aneka ragam pangan dengan proporsi yang seimbang dalam jumlah yang cukup tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur. Contoh: Nasi, sayuran, buah-buahan, ikan

2. Menganjurkan untuk membiasakan perilaku hidup bersih. Karena seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Contoh : 1) selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil. 2) menutup makanan yang disajikan. 3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin. 4) selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.

3. Melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik akan memperlancar sistem metabolisme zat gizi.

4. Memantau berat badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal.

Gizi Ibu hamil

Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil.

Anjurkan kepada ibu selama masa kehamilan untuk menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan, mengkonsumsi anekaragam pangan secara seimbang dengan jumlah dan proporsinya tetap diterapkan.

Gizi Seimbang Ibu Menyusui

Anjurkan ibu menyusui untuk mengkonsumsi anekaragam pangan dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.

Sumber:

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang

(42)

Kelas Ibu Hamil

Ibu hamil

Sesi Diskusi

<20 minggu 20-32 minggu

Edukasi

Pemeriksaan kehamilan

Persalinan aman ibu dan bayi selamat

Pencegahan penyakit dan komplikasi

Gizi ibu hamil dan konsumsi tablet tambah darah (TTD)

Aktivitas fisik ibu hamil

Perawatan bayi baru lahir

KB pasca persalinan

Tanda bahaya pada kehamilan

Perawatan masa nifas

Ibu hamil akan belajar bersama, berdiskusi dan bertukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) dengan menggunakan buku KIA

Aktivitas Fisik Senam/

Latihan Fisik

Latihan fisik untuk kaki

Latihan fisik dengan posisi duduk bersila

Latihan fisik untuk pinggang (terlentang)

Latihan fisik untuk pinggang (merangkak)

Senam dengan satu lutut

Senam dengan kedua lutut

Kelas ibu hamil dilaksanakan minimal 4 kali selama kehamilan, dengan 1 kali pertemuan ditemani oleh suami atau keluarga.

Jumlah peserta maksimal 10 orang

Kelas ibu hamil dapat dilakukan dimana saja seperti di Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Posyandu di balai desa bahkan di rumah warga

Pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci, berkebun, dll

Aktivitas fisik dilakukan 30 menit dengan intensitas ringan sampai sedang dan menghindari gerakan yang

membahayakan

1 2 3 4

Sumber :

KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Primer Lembar Balik Aktifitas Ibu Hamil

Hentikan aktifitas fisik dan latihan fisik jika:

Perdarahan dan keluarnya cairan dari jalan lahir

Nyeri perut

Demam (≥ 380C)

Mual muntah berlebihan

Sakit kepala, pusing, pandangan gelap, kelelahan

Sesak nafas

Penyakit Jantung

Berdebar-debar dan nyeri dada

Hipertensi

Diabetes Melitus dengan pengobatan insulin

Anemia

Janin tidak bergerak atau kurang dari biasanya

Bengkak di muka, tangan, dan kaki

Riwayat keguguran 2 kali atau lebih

Riwayat melahirkan kurang bulan

Berat badan menurun

42

(43)

Gerakan yang Membahayakan

Sumber: Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022

(44)

Skrining Kesehatan Jiwa

44 Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sumber:

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021

Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022

KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Kemenkes RI Tahun 2023

Rujuk ke FKTL Sasaran Skrining: Seluruh Ibu Hamil

Kunjungan Rumah oleh Kader

1. Edukasi Kesehatan Jiwa 2. Sweeping

sasaran yang belum terskrining 3. Penemuan

kasus gangguan Kesehatan jiwa 4. Pemberian KIE

untuk ODGJ dan

keluarganya 5. Lakukan

pencatatan dan pelaporan hasil kunjungan rumah ke Pustu

Ya

Rujuk Balik

Pemantauan

Abnormal Skrining Kesehatan Jiwa

Konseling

Pemeriksaan lanjutan dan wawancara psikiatrik

Terdapat Penyulit/

Komplikasi/

Tidak dapat ditangani FKTP

Tata laksana

sesuai standar Terdiagnosis

Gangguan Kesehatan Jiwa

Ya Jika terindikasi

penyalahgunaan NAPZA

ASSIST

Risiko Rendah

Risiko Sedang

Risiko Tinggi

1. KIE 2. Asesmen

Lanjutan 3. Konseling KIE

Pencegahan NAPZA

Stabil dan Terkontrol SRQ

(>18 th)

Normal

FKTP/FKTL IPWL

FKTP non IPWL

1. KIE 2. Konseling 3. Rujuk Ke IPWL Rujuk ke FKTP/FKTL IPWL

untuk asesmen dan rehab medis saat ANC K-1 dan K-5

Edukasi Kesehatan

Jiwa

Konseling Kesehatan Tidak Jiwa

Potensi Gangguan Kesehatan

Jiwa Tidak

Ya Tidak

(45)

Edukasi Kesehatan Jiwa

Sumber:

1. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2. UPK Kementerian Kesehatan

3. https://diskes.badungkab.go.id/pengumuman/46760-pekan-gerakan-ibu-hamil-sehat

(46)

SRQ (Self-Reporting Questionnaire)

46

Interpretasi Hasil Kuesioner SRQ-20 dan Intervensi

(47)

ASSIST (Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test)

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (Halaman 95)

(48)

Skrining Anemia

48 Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Semua ibu hamil dilakukan pada trimester 1 dan trimester 3

Edukasi Rutin Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) selama 90 hari

Penerapan pola makan sesuai gizi seimbang

Perilaku hidup sehat Tidak Anemia

(11 gr/dl) Lakukan

pencatatan dan

pelaporan hasil kunjungan rumah ke Pustu

Lakukan pemeriksaan

tanda dan gejala anemia Kunjungan Rumah

awal oleh Kader Posyandu

1. Edukasi terkait gejala dan tanda anemia 2. Skrining tanda

dan gejala anemia

Sweeping ibu hamil yang belum dilakukan skrining Kunjungan Rumah oleh Kader

Posyandu hasil pendataan

Rujuk ke FKTL Hasil Pemeriksaan

Hb

Ringan (10.0-10.9 gr/dl)

Anemia

Berat (< 7 gr/dl)

Bila tidak membaik Lakukan skrining

kepada seluruh ibu hamil pada trimester 1 & 3

Pemeriksaan Hemoglobin

Sedang (7-9.9 gr/dl)

Tata laksana di FKTP

Periksa ulang setelah 2-4 minggu terapi TTD

Sumber:

Panduan PPK bagi Dokter di FKTP

Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual

Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

Lakukan anamnesis dan

pemeriksaan fisik

(49)

Skrining Anemia

Tanda dan

Gejala Anemia Keluhan 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai)

Mudah mengantuk

Sulit konsentrasi

Sering pusing, mata berkunang-kunang

sakit kepala, baik dalam beberapa hari maupun lebih lama dari itu

Riwayat Talasemia pada Keluarga

Tanyakan yang relevan dengan anemia misal gaya hidup terkait konsumsi sayur, buah, protein hewani dan tablet tambah darah khususnya remaja putri (juga riwayat menstruasi), kebersihan diri, dan terkait penyakit yang sedang diderita.

Penatalaksanaan di FKTP

Prinsip konseling pada anemia adalah memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentangperjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien untuk mencegah terjadinya anemia.

Edukasi asupan gizi seimbang

Follow up dalam 2-4 minggu (klinis dan pemeriksaan Hb)

Bila tidak membaik dalam waktu 4 minggu, atau status anemia dan klinis menjadi berat disertai penyebab selain Anemia Defisiensi Besi (ADB) rujuk ke FKTL

Pemeriksaan Fisik Konjungtiva Pucat

Telapak Tangan, wajah, bibir, kulit, kuku Pucat

Pemeriksaan

Penunjang

Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan PoCT Hb meter (dengan strip atau mikrokuvet) atau hematology analyzer di Puskesmas.

Pemeriksaan di Pustu menggunakan alat PoCT Hb meter

1. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memant

Gambar

Grafik Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil
Grafik ini diisi oleh
Grafik Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Anak Laki-Laki 5-18 Tahun (z-scores)
Grafik Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Anak Perempuan 5-18 Tahun (z-scores)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mengevaluasi kelayakan Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berdasarkan aspek

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam akreditasi ini adalah Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Prak k Mandiri Dokter dan Tempat Prak k Mandiri Dokter Gigi

Bidan Terhadap Kebijakan BPJS Kesehatan dalam Biaya Pengklaiman Dana Non Kapitasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Puskesmas Patumbak Tahun 2017”

Berdasarkan uraian pada latar belakang, perumusan masalah yang akan dibahas ialah menentukan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang terdekat bagi peserta BPJS

Berdasarkan PMK No 71 tahun 2013 Fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang

Pengaruh Antara Variabel Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pasien Hasil uji terhadap variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien di sebuah Fasilitas Kesehatan Tingkat

Evaluasi program imunisasi dasar di wilayah kerja fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk meningkatkan pelayanan

Pedoman audit internal dan tinjauan manajemen fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk memastikan standar dan akreditasi layanan