A. REFERENSI
SNI 2432-2011 Cara Uji Daktilitas Aspal B. MAKSUD DAN TUJUAN
Panduan ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan teknisi laboratorium, produsen aspal agar diperoleh keseragaman cara uji serta digunakan untuk mengukur pemuluran aspal sesuai persyaratan dan spesifikasi aspal.
Tujuan dari panduan ini adalah untuk menyeragamkan cara pengujian daktilitas aspal yang dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen padat sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik tertentu. Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui elastisitas bahan aspal.
C. PENGARUH PENGUJIAN
Sifat daktilitas aspal dipengaruhi oleh beberapa sifat kimia dari aspal antara lain kadar paraffin dan hidrokarbon bebas tak jenuh tinggi. Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah akan mengakibatkan aspal tersebut regas. Bila sifat daktilitas terlalu tinggi maka campuran aspal dengan agregat tidak baik (tidak homogen dan daya lekat kurang). Suhu udara, frekuensi lalu lintas, beban kendaraan akan menyebabkan suhu perkerasan berubah, untuk mengimbanginya dibutuhkan dengan sifat daktilitas aspal yang cukup.
D. DASAR TEORI
Daktilitas aspal adalah nilai keelastisitasan aspal, yang diukur dari jarak terpanjang, apabila antara dua cetakan berisi bitumen keras yang ditarik sebelum putus pada suhu 25°C dan dengan kecepatan 50 mm/menit.
E. PERALATAN DAN BAHAN E.1. PERALATAN
No Alat Gambar Keterangan
dan Spesifikasi
1 Termometer
Digunakan untuk mengukur suhu dengan kapasitas -8 s.d 32°C
2 Cetakan daktilitas kuningan dan pelat
dasar
Terbuat dari kuningan dan sudah dioleskan gliycelin
dan Spesifikasi
3 Bak perendam
Terbuat dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat menahan suhu 25°C dengan ketelitian 0,1°C. Kedalaman bak tidak kurang dari 50mm sehingga benda uji terendam pada kedalaman 25mm.
4 Mesin uji
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap.
- Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran selama pemeriksaan.
5
Bahan methyl alkohol teknik atau glycerin Teknik.
(3 gr glycerine dicampur dengan 5 gr dextrine atau talc).
E.2.BAHAN/BENDA UJI
Benda uji adalah aspal keras atau ter sebanyak ± 250 gram
F. PROSEDUR PELAKSANAAN
F.1. PERSIAPAN BENDA UJI
1) Lapisi semua bagian dalam cetakan daktilitas dan pelat dasar dengan campuran 3 gr glycerine dan 5 gr talk. Kemudian pasanglah cetakan daktilitas diatas pelat dasar.
2) Panaskan contoh aspal kira-kira 150 gr sehingga cair dan dapat dituang. Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukanlah dengan hati-hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80˚C-100˚C diatas titik lembek.
4) Pada waktu mengisi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke ujung hingga penuh berlebihan.
5) Diamkan benda uji pada suhu ruang selama 30 - 40 menit lalu pindahkan seluruhnya kedalam bak perendam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai spesifikasi) selama 30 menit.
6) Ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.
F.2. PENGUJIAN
Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1) Benda uji didiamkan pada suhu 25˚C dalam bak perendam selama 85 sampai 95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakannya.
2) Pasanglah benda uji pada alat mesin uji dan tariklah benda uji secara teratur dengan kecepatan 50 mm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan tidak kurang dari 2,5 mm.
3) Bacalah jarak antara pemegang cetakan benda uji, pada saat benda uji putus dalam mm(cm). Selama percobaan berlangsung benda uji harus selalu terendam sekurang- kurangnya 25 mm dalam air dan suhu harus dipertahankan tetap (25˚±0,5˚C).
G. PERHITUNGAN
Data data hasil pengujian, dapat dihitung : Nilai daktilitas rata-rata =
a+ b+ c
3 a=¿
Nilai daktilitas benda uji 1b=¿
Nilai daktilitas benda uji 2c= ¿
Nilai daktilitas benda uji 3 H. PELAPORANH.1. Laporkan hasil rata-rata dari 3 benda uji sebagai nilai daktilitas contoh.
H.2. Apabila benda uji mengambang atau menyentuh dasar bak mesin uji maka pengujian dianggap gagal kemudian dilakukan penyesuaian berat jenis air.
H.3. Apabila tiga kali pengujian tidak sesuai pada Butir H.2 di atas, laporkan bahwa pengujian daktilitas tidak dapat dilaksanakan seperti yang disyaratkan.
H.4. Jika aspal tersebut putus pada jarak <100cm maka pada aspal tersebut kadar paraffinya terlalu tinggi dan tidak layak dipakai.
I. KESALAHAN YANG SERING TERJADI
Kesalahan yang sering terjadi ialah penggunaan cairan yang bukan dari gliserin/garam inggris sehingga aspal tidak mengambang.
J. LAMPIRAN
Formulir pengujian daktilitas aspal
DAKTILITAS ASPAL
1. No. order /contoh : ...
2. Jenis contoh uji : ...
3. Nama pengirim contoh : ...
4. Diterima tanggal : ...
5. Diuji tanggal : ...
6. Cara uji : ...
7. Persiapan contoh dan Pengujian : ...
Contoh uji dipanaskan Mulai :……… jam Temperatur
oven
:……… °C Selesai :……… jam
Contoh uji dituangkan Mulai :……… jam Temperatur :……… °C
Selesai :……… jam Didiamkan pada
emperature ruang
Mulai :……… jam Temperatur
ruang
:……… °C Selesai :……… jam
Direndam pada bak perendam
Mulai :……… jam Temperatur bak perendam
Selesai :……… jam Persiapan pengujian
direndam pada bak perendam
Mulai :……… jam
Selesai :……… jam Pemeriksaan daktilitas
pada emperature 25˚C
Mulai :……… jam
Selesai :……… jam Hasil pengujian
Daktilitas pada 25˚C, 5 cm/menit
Pengamatan 1
2 3 Rata-rata Catatan Pengujian:
………, ………20……
Diperiksa oleh penyelia: Dikerjakan oleh teknisi:
Tanggal : Tanggal :
(……….) (………..)