• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Kompetisi 2006"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi meluncurkan empat (empat) jenis program hibah kompetitif yang terdiri dari: (a) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (Program A-1); b) Program Peningkatan Efisiensi Internal (Program A-2); c) Program Peningkatan Efisiensi Eksternal (Program A-3); dan (d) Program Pengembangan Unggulan (Program B). Segala upaya nasional pada subsektor pendidikan tinggi ditujukan untuk memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan daya saing negara.

Program Peningkatan Kapasitas Institusional (Program A-1)

Dengan kata lain, organisasi yang sehat juga akan berusaha mengidentifikasi kelebihan yang dimilikinya untuk mampu bersaing di berbagai forum. Keunggulan yang dikembangkan atas dasar kapasitas internal, yang diidentifikasi berdasarkan analisis mendalam dan evaluasi diri, juga akan menjadi modal berharga bagi bangsa untuk bersaing di kancah internasional.

Program Peningkatan Efisiensi Internal (Program A-2)

Program Peningkatan Efisiensi Eksternal (Program A-3)

Program Pengembangan Unggulan (Program B)

Unggulan NasionalUnggulan Nasional

Berkontribusi NasionalBerkontribusi Nasional

PENGAJUAN USULAN

Unit pengusul pada lembaga/perguruan tinggi yang diperbolehkan menyusun proposal adalah DEPARTEMEN/JURUSAN (bukan Program Studi) pada perguruan tinggi di Indonesia (PTN, PT-BHMN, PTS) yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional. Untuk setiap jenis program hibah yang keikutsertaannya diberikan, perguruan tinggi hanya boleh mengajukan maksimal 6 (enam) proposal.

PROSES SELEKSI

ADMINISTRASI HIBAH

Proposal tidak akan dievaluasi, antara lain bila

Unit Pengusul adalah program studi

Unit Pengusul mempunyai kelas jauh

Tidak dilengkapi dengan fotocopy tanda bukti pendirian program studi yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal

Tidak dilengkapi dengan fotocopy tanda bukti status akreditasi terakhir program studi yang diusulkan

Akreditasi program studi yang diusulkan tidak sesuai dengan persyaratan hibah yang diikuti

Tidak dilengkapi dengan Lembar Pengesahan yang ditanda- tangani oleh Pemimpin tertinggi Institusi (Rektor, Ketua,

Jumlah halaman melebihi ketentuan yang telah ditetapkan pada masing-masing hibah

Proposal diterima oleh KPMPT melebihi batas waktu yang ditentukan

Jumlah proposal yang disampaikan untuk satu jenis hibah, lebih dari enam

Panduan Penyusunan Proposal  Program Hibah Kompetisi

PROGRAM A-1)

  • PENDAHULUAN
  • KELAYAKAN PENGUSUL
  • KRITERIA SELEKSI
    • Kepemimpinan dan komitmen PT [30%]
    • Kualitas Evaluasi Diri [20%]
    • Program yang diusulkan [40%]
    • Keberlanjutan Program [10%]
  • KAIDAH PENULISAN PROPOSAL
    • Outline dan Isi
    • Rencana Pengembangan Perguruan Tinggi
    • Dampak Hibah di Perguruan Tinggi
    • Unit Koordinasi Program Hibah di tingkat Perguruan Tinggi
    • Font, Spasi, dan Jumlah Halaman
  • KOMPONEN BIAYA YANG BOLEH DIUSULKAN
    • Pengembangan program (maksimum 40% dari total dana)
    • Mendatangkan tenaga ahli dalam negeri
    • Hibah pengajaran (maksimum 25% dari total staf pengajar tetap per tahun atau maksimum 10% dari total anggaran)
    • Pengadaan bahan ajar
    • Pengadaan peralatan (maksimum 40% dari total anggaran)
  • ADMINISTRASI PROPOSAL DAN HIBAH

Pengembangan jurusan/jurusan bukanlah sesuatu yang tersendiri (terisolasi), namun harus berkaitan (korelasi) dengan rencana strategis pengembangan pendidikan tinggi (PT). Rencana strategis pengembangan PT berkaitan dan menjadi acuan dalam penetapan usulan program pengembangan departemen/departemen melalui program A-1.

PROPOSAL

Program Hibah Kompetisi  2006

Program A‐1

Daftar untuk Pemeriksaan Proposal

Proses Yang Diinginkan dalam Pengembangan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berupaya memotivasi institusi pendidikan (perguruan tinggi, fakultas dan jurusan/jurusan) untuk selalu mendasarkan perencanaan pembangunannya pada hasil evaluasi diri yang komprehensif, terstruktur dan sistematis. Evaluasi diri harus digunakan untuk memahami dengan baik kesehatan organisasi (organizational health), termasuk kualitas, dan kondisi kelembagaan saat ini (Institution Quality and Condition At Present/IQCAP), yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan apa yang diinginkan atau tidak. kondisi dan kualitas masa depan yang ideal (Institution Quality and Condition At Future/IQCAF). Perkembangan lembaga yang perencanaannya berdasarkan evaluasi diri dan yang tidak berdasarkan evaluasi diri dapat digambarkan pada Gambar 2 di bawah ini.

Lembaga yang berkembang dengan perencanaan berdasarkan hasil penilaian diri dan menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Lembaga yang berkembang dengan perencanaan berdasarkan hasil evaluasi diri dan hibah yang diperoleh di luar lembaga (pemerintah, yayasan, dll).

Evaluasi

Berdasarkan Gambar 2 di atas terlihat bahwa lembaga yang berkembang dengan jadwal yang tidak berdasarkan hasil self-assessment tidak mengalami peningkatan kualitas yang signifikan dan dapat dikatakan kurang berkembang. Sebagai alat manajemen, evaluasi bertujuan untuk menjaga keberlangsungan kinerja lembaga atau program yang telah dicapai. Evaluasi adalah upaya sistematis untuk mengumpulkan dan mengolah data (fakta dan informasi) yang dapat dipercaya dan valid, sehingga dapat diperoleh fakta, yang dapat digunakan sebagai dasar tindakan manajerial untuk mengelola kelangsungan suatu lembaga atau program.

Oleh karena itu, kemampuan melakukan penilaian merupakan faktor penting bagi seluruh institusi akademik (universitas, fakultas, departemen) dan program-program yang ada di dalam institusi tersebut (program studi, program penelitian, laboratorium, dan lain-lain). Dari sekian banyak asesmen yang dilakukan di lingkungan perguruan tinggi, self-assessment dan peer review merupakan model/skema asesmen yang paling banyak disetujui dan direkomendasikan untuk diterapkan dalam menilai outcome proses akademik khususnya pendidikan.

Konsep Evaluasi Diri

Evaluasi digunakan untuk berbagai keperluan tergantung tujuan yang diinginkan, namun pada dasarnya harus berkaitan dengan salah satu tujuan berikut ini. Tujuan yang realistis ditetapkan berdasarkan keseimbangan antara harapan yang ingin dipenuhi dengan kepuasan dan motivasi untuk mencapai tujuan tersebut, dari semua pihak yang terlibat. Masukan (Input) adalah berbagai hal yang dapat dan akan digunakan dalam proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses merupakan upaya memanfaatkan sumber daya yang tersedia (manusia, alat, sistem, informasi, keuangan, dan lain-lain) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dampak (hasil) juga merupakan bagian dari hasil proses yang diharapkan atau tidak diharapkan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ilustrasi yang diperlihatkan pada gambar 3 adalah skema model untuk proses  pendidikan
Ilustrasi yang diperlihatkan pada gambar 3 adalah skema model untuk proses pendidikan

Indikator Kinerja dan Kualitas

Namun terlalu memperhatikan hasil keluaran dapat mengurangi perhatian terhadap dampak (outcome) yang ditimbulkan dan hal ini merupakan konsekuensi meningkatnya risiko bagi keberlanjutan perguruan tinggi atau programnya di masa depan. Akuntabilitas adalah tingkat akuntabilitas yang berkaitan dengan bagaimana sumber daya yang diterima perguruan tinggi digunakan dalam upaya dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Konsistensi antara tujuan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi dengan filosofi, moral, dan etika yang berlaku umum di masyarakat.

Dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan fungsionalnya, perguruan tinggi hendaknya selalu memperhatikan dan mengacu pada perubahan yang terjadi di masyarakat. Setiap perubahan yang terjadi di masyarakat akan berdampak pada institusi pendidikan tinggi atau program yang dijalankannya.

Langkah-langkah Umum Penyusunan Laporan Evaluasi Diri

  • Validasi data dan informasi
  • Pengelompokan data dan informasi
  • Cek konsistensi data dan informasi
  • Analisa awal atau interprestasi tabel

Jabatan diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan dan mengolah berbagai data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan laporan penilaian diri. Data dan informasi yang diperlukan dapat ditemukan di bagian akhir manual ini, yang menjelaskan struktur laporan penilaian mandiri. Namun bagian ini perlu dikaji lebih lanjut, karena data dan informasi yang diperlukan tidak hanya terdapat pada lampiran manual penyusunan laporan penilaian mandiri butir 'X.

Selain mengidentifikasi data dan informasi yang diperlukan, perlu juga dilakukan identifikasi dari mana data dan informasi tersebut dapat diperoleh (sumber data). Data dan informasi yang telah diperoleh dan diverifikasi kebenarannya kemudian dikelompokkan agar mudah diinterpretasikan dan dianalisis.

Gambar 4: Langkah-langkah Umum Penyusunan Laporan Evalusi Diri 3.
Gambar 4: Langkah-langkah Umum Penyusunan Laporan Evalusi Diri 3.

RAISE

Bagi perguruan tinggi yang melatih calon tenaga profesional (Politeknik & Akademi), iklim akademik yang kondusif ditandai dengan kedisiplinan civitas akademika dalam mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan, seperti penggunaan peralatan terkait kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium. , dan kemampuan serta keterampilan civitas akademika dalam menggunakan peralatan darurat seperti alat pemadam kebakaran, dll sesuai dengan standar keselamatan di sektor terkait. Perguruan tinggi yang menjalankan misi ganda (seperti perguruan tinggi, awalnya IKIP) harus menemukan struktur organisasinya sendiri. Bagi perguruan tinggi yang melatih tenaga profesional masa depan (Politeknik & Akademi), manajemen internal dan organisasi internal ditunjukkan dengan uraian tugas yang jelas dan prosedur standar yang berlaku bagi seluruh sivitas akademika.

Sebagai salah satu isu strategis dalam pengembangan perguruan tinggi, keberlanjutan pada dasarnya terdiri dari 3 (tiga) yang perlu mendapat perhatian, yaitu (1) aspek keberlanjutan yang menjamin. Beberapa contoh aspek yang berkaitan dengan efisiensi dan produktivitas antara lain penyelesaian program akademik tepat waktu, masa studi yang sesuai dengan masa kurikuler, meminimalisir angka putus sekolah, peningkatan kualitas peserta didik baru, dan lain-lain.

Gambar 7: Skema   pola manajemen pendidikan tinggi  dan keterkaitannya dengan RAISE
Gambar 7: Skema pola manajemen pendidikan tinggi dan keterkaitannya dengan RAISE

STRUKTUR LAPORAN EVALUASI DIRI

  • Pelaksanaan evaluasi diri I Latar Belakang
    • Manajemen Prasarana (Gedung/Bangunan) 2. Manajemen Laboratorium
    • Manajemen Perpustakaan d. Manajemen Data dan Informasi
  • Permasalahan Yang Teridentifikasi VII. Penyelesaian alternatif
  • Lampiran

Aspek keberlanjutan yang menjamin eksistensi lembaga ditunjukkan dengan dana operasional yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti dari masyarakat (SPP, sumbangan, dll), pemerintah (DIK, DIP, dll), industri, dll. . Aspek keberlanjutan yang menjamin suatu tingkat kualitas ditunjukkan dengan banyaknya praktik baik yang diadopsi untuk dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan rutin dan berkelanjutan. Sedangkan aspek keberlanjutan sumber daya yang disediakan ditunjukkan dari upaya yang dilakukan lembaga-lembaga tersebut dalam menjaga dan memelihara sumber daya tersebut.

Tentu saja perlu diperhatikan juga bahwa efisiensi dan produktivitas tidak lepas dari konsep bahwa output yang dihasilkan harus memenuhi standar kualitas yang diharapkan dari output tersebut oleh pengguna. Selain itu, optimalisasi penggunaan sumber daya (cost awareness), baik dari segi sumber daya manusia (staf FTE, rasio siswa-guru), sumber daya fisik (tingkat okupansi ruangan dan peralatan) maupun sumber daya finansial (penekanan pada biaya satuan) juga dilakukan. aspek yang menarik. sangat relevan untuk efisiensi.

TAHAPAN PENYUSUNAN EVALUASI DIRI

  • Sosialisasi Program Hibah Kompetisi
  • Membentuk Tim Penyusun (Task Force)
  • Penyediaan Fasilitas Kerja Tim
  • Penyusunan Jadwal Kerja Tim Task Force
  • Pembagian Kerja
  • Pengumpulan dan Analisa Data
  • Penulisan Laporan Evaluasi Diri & Proposal
  • Sosialisasi Laporan Evaluasi Diri dan Proposal
  • Perbaikan Laporan Evaluasi Diri & Proposal

Agar penyusunan laporan evaluasi diri dapat berjalan secara sistematis, maka perlu dibentuk Tim (Satgas) yang terdiri atas tenaga akademik dan tenaga administrasi, termasuk mahasiswa apabila diperlukan. Menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan tim (unit pajak) untuk menyiapkan laporan dan proposal penilaian mandiri, termasuk ruang kerja, komputer, printer, dll. Mengingat materi yang akan disampaikan dalam laporan evaluasi diri dan proposal cukup banyak, maka bagian-bagian laporan dan proposal evaluasi diri yang berbeda dapat ditulis oleh anggota tim (orang) yang berbeda.

Setelah Laporan Evaluasi Diri dan Proposal disusun, harus kembali disosialisasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder), khususnya tenaga akademik, untuk mendapatkan masukan. Setelah disosialisasikan dan mendapat masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan, revisi akhir mungkin masih diperlukan sebelum Laporan Evaluasi Diri dan proposal dikirimkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

ATRIBUT LAPORAN EVALUASI DIRI YANG BAIK

  • Keterlibatan semua pihak
  • Tingkat Komprehensif (Comprehensiveness)
  • Keakuratan Data (Data Accuracy)
  • Kedalaman Analisa (Depth of Analysis)
  • Rencana Pengembangan
  • Pelaksanaan Evaluasi Diri
  • Latar Belakang
  • Evaluasi Program Akademik
  • Manajemen Sumberdaya
    • Manajemen Prasarana (Gedung/Bangunan)
    • Manajemen Laboratorium
    • Manajemen Perpustakaan
  • Indikator Kinerja Jurusan/Departemen
    • Indikator Kinerja Utama
    • Indikator Kinerja Pendukung
  • Permasalahan Yang Teridentifikasi
  • Penyelesaian Alternatif

Bagian ini berisi sejarah singkat jurusan/jurusan dan seluruh program studi yang ada di jurusan/jurusan tersebut. Pembentukan jurusan/jurusan (sebutkan tahun dan nomor Keputusan Dirjen VŠS tentang pendirian jurusan), alasan dan faktor yang mendorong berdirinya jurusan/jurusan dan program studi. Bab ini hendaknya menjelaskan hasil analisis keadaan dan status lulusan berdasarkan hasil kajian lanjutan yang dilakukan oleh jurusan/jurusan/program studi.

Beban kepengurusan adalah beban kepengurusan pada Jurusan/Jurusan dan Program Studi yang dikelola oleh Jurusan/Jurusan. Bagian ini menguraikan indikator kinerja yang digunakan untuk menilai jabatan dan mengukur kinerja departemen/departemen/program studi pada saat evaluasi diri (indikator kinerja inti).

Tabel 1. Gejala/Fenomena Masalah dan Akar Permasalahan yang berhasil di  identifikasi dan isu-isu Strategis
Tabel 1. Gejala/Fenomena Masalah dan Akar Permasalahan yang berhasil di identifikasi dan isu-isu Strategis

Kepemimpinan (Leadership)

Relevansi

Kepe- mimpinan

  • Data Pendukung
  • Dalam Negeri A. Pemerintah
  • Luar Negeri

Kolom 7, untuk Diploma dan S1 diisi dengan rata-rata nilai Ujian Akhir SMTA, untuk S2 & S3 diisi dengan rata-rata IPK S1/S2. Kolom diisi dengan persentase siswa baru provinsi terhadap jumlah siswa baru - Jumlah siswa baru harus sama dengan jumlah siswa yang akan mendaftar ulang, pada tabel 13. Kolom diisi dengan persentase siswa baru per provinsi terhadap jumlah siswa baru - Jumlah pelamar harus sama dengan jumlah pelamar pada tabel 13.

Tabel 6. Profil Lulusan berdasarkan Tahun Lulus dan IPK  IPK < 2.5  IPK 2.5 - 3.0  IPK > 3.0
Tabel 6. Profil Lulusan berdasarkan Tahun Lulus dan IPK IPK < 2.5 IPK 2.5 - 3.0 IPK > 3.0

Dana Masyarakat

Anggaran Pemerintah

Donasi - Dari Yayasan

Program Studi Reguler

Program Studi Non Reguler

Pengeluaran Lain TOTAL PENGELUARAN

Pembagian staf, berdasarkan status kepegawaian, termasuk staf akademik yang menduduki jabatan di luar lembaga/jurusan (kepala sekolah, direktur, rektor, dll). Data seluruh tenaga akademik yang bertugas non-fulltime (12 SKS atau 36 jam/minggu), baik di dalam maupun di luar jurusan/lembaga. Jumlah SKS seluruh tenaga kependidikan (fulltime & parttime) dibagi jurusan/jurusan (terkait data pada tabel 21).

Pelengkapan data pada tabel ini berdasarkan Surat Keputusan Dekan tentang Tugas Tenaga Kependidikan yang diterbitkan pada awal semester - Data yang diisi adalah data semester berjalan (pada saat dilakukan evaluasi diri). PS1, PS2 dll diganti dengan nama Program Studi pada Jurusan/Jurusan dan Program Studi lain yang menggunakan ruang perkuliahan.

Tabel 19. Profil Staf Akademik  berdasarkan umur dan tingkat pendidikan
Tabel 19. Profil Staf Akademik berdasarkan umur dan tingkat pendidikan

PENYUSUNAN AKTIVITAS

  • Pengertian Dasar
  • Struktur Program Pengembangan yang Diusulkan
  • Penjabaran Kegiatan
    • Judul Aktivitas
    • Latar Belakang
    • Rasional
    • Tujuan
    • Mekanisme dan Rancangan
    • Sumberadaya yang Dibutuhkan
    • Jadwal Pelaksanaaan
    • Indikator Keberhasilan/Indikator Kinerja
    • Keberlangsungan Aktivitas
    • Penanggungjawab Aktivitas
  • Format Penjabaran Aktivitas
  • Kriteria Aktivitas yang Dinilai Baik

Bisa saja suatu kegiatan mempunyai satu atau lebih sub kegiatan dan setiap sub kegiatan mempunyai sub kegiatan yang lebih rinci. Kemungkinan terdapat suatu kegiatan yang tidak memerlukan penambahan sumber daya baru, melainkan menggunakan sumber daya yang sudah ada, sehingga pada bagian ini tidak diperlukan sumber daya. Indikator keberhasilan yang tercantum harus mengacu dan konsisten dengan tujuan kegiatan sebagaimana tertuang pada bagian Tujuan.

Pada dasarnya kegiatan dalam pengembangan suatu lembaga ada 2 jenis, yaitu (1) kegiatan yang hanya dapat dilakukan satu kali saja dan (2) kegiatan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang. Apabila kegiatan tersebut dinilai baik dan dapat dilakukan beberapa kali maka dapat diterima sebagai kegiatan rutin lembaga.

Gambar 2 Struktur Program Pengembangan
Gambar 2 Struktur Program Pengembangan

PENYUSUNAN ANGGARAN

  • Pendahuluan
  • Tahapan Penyusunan Anggaran
    • Identifikasi sumberdana untuk penyediaan sumberdaya
    • Kumpulkan informasi mengenai sumberdaya yang dibutuhkan
    • Pembuatan tabel usulan anggaran

Sebelum memulai proses penganggaran, pemrakarsa harus terlebih dahulu memahami komponen biaya yang memenuhi syarat, anggaran maksimum, daftar dan prioritas sumber daya yang diperlukan serta informasi tentang ketersediaannya, seperti katalog, brosur atau situs web, dll. Identifikasi seluruh sumber daya yang dibutuhkan setiap kegiatan agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan tujuan kegiatan dapat tercapai. Output dari tahap ini adalah daftar semua sumber daya yang dibutuhkan, termasuk prioritas per kegiatan.

Informasi mengenai sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh dari katalog (misalnya untuk peralatan), brosur, penawaran dari penyedia sumber daya, beranda, dll. PHK PT PHK PT PHK PT PHK PT PHK PT PHK PT PT PHK PT.

Rician Usulan Anggaran untuk Pendidikan Tidak Bergelar

Rincian Usulan Anggaran untuk Peralatan

7 diisi dengan Buku = buku teks untuk dibeli, Jurnal = jurnal untuk dilanggan dan CD-ROM = CD-ROM untuk dilanggan atau dibeli.

Gambar

Gambar 1.1.  Jenis Program Hibah Kompetisi menurut tingkat pengembangan  Jurusan/Departemen dan mandat yang diemban. 
Tabel 1.2.  Jadwal Proses Seleksi Program Hibah Kompetisi Tahun Anggaran 2006
Ilustrasi yang diperlihatkan pada gambar 3 adalah skema model untuk proses  pendidikan
Gambar 4: Langkah-langkah Umum Penyusunan Laporan Evalusi Diri 3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

The high propensity of problem gamblers to report psychological distress and to have co-occurring alcohol problems suggests that in order for gambling intervention services to be