• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan praktis untuk mata kuliah Biologi

N/A
N/A
happy print

Academic year: 2023

Membagikan "Panduan praktis untuk mata kuliah Biologi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Petunjuk praktikum ini diterapkan dan disusun sebagai bagian dari mata kuliah Biologi bagi mahasiswa-mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur. Dalam mempelajari Biologi perlu ditunjang dengan praktikum- parktikum baik menguji kualitatif, uji kuantitatif, identifikasi maupun proses pengolahan.

Petunjuk praktikum Biologi ini disusun sedemikian rupa agar suapaya mudah diikuti dan dilaksanakan. Prosedur-prosedur kerja yang dikumpulkan dalam buku ini sengaja dipilihkan yang sederhana, terutama dari segi bahan dan perlatan sehingga banyak yang diambil dari buku-buku praktikum terbitan lama. Prosedur yang tercantum dalam buku ini sebagian besar telah dikerjakan oleh penyusun, dosen-dosen dan mahasiswa baik di Laboratorium Teknologi Pangan maupun di lain tempat.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan para peneliti pada umumnya.

Penyusun

Kalab. Rekayasa Pangan

(2)

ii

PETUNJUK PRAKTIKUM

1. Setiap praktikum diwajibkan membawa jas laboratorium, lap / serbet, dan alat-alat lain yang ditentukan kemudian oleh asisten.

2. Setiap praktikum diwajibkan datang tepat waktu, toleransi hanya diberikan maksimum 10 menit, setelah itu praktikum dianggap absen tanpa tugas pengganti.

3. Tes awal dilakukan sbelum praktikum baik secara lisan / tulisan.

4. Setiap praktikum yang berhalangan hadir harus memberkan surat ijin resmi / surat dokter (bisa dititipkan praktikan lain) yang diketahui Kaise Laboratorium sebelum pratikum dimulau, dan akan diberi tugas pengganti (paper). Setelah praktikum, surat ijin tidak berlaku dan dianggap absen tanpa tugas pengganti.

5. Pada saat dolakukan absensi, mahasiswa wajib menunjukkan laporan sementara yang berisi tujuan, alat bahan, dan metide praktikum yang akan dilakukan pada hari itu. Jika tidak menyiapkan laporan sementara tidak diperkenankan mengikuti praktikum.

6. Setiap ketledoran praktikan, termasuk hilangnya kartu / map / laporan sementara dan keterlambatan pengumpulan laporan memperoleh sangsi yang ditetapkan Kaise Laboratorium.

7. Jika ada kerusakan / kehilangan alat akibat kecerobohan praktikan, yang bersangkutan atau 1 kelompok diwajibkan menggantinya berupa alat yang sama dalam jangka waktu 1 minggu setelah kejadian.

8. Pada akhir praktikum, setiap praktikan harus memperoleh ACC asisten ada kartu / map / laporan sementara.

9. Perubahan jadwal/topik dapat dilakukan, sesuai dengan ketersediaan bahan/alat/wktu dan kegiatan belajar mengajar di UPN “VETERAN” Jawa Timur.

10. Praktikum wajib di ikuti semua (100%), karena dengan kehadiran dan mengikuti praktikum dengan sungguh-sungguh menentukan kelulusan praktikum.

11. Laporan Resmi Praktikum diketik rapi (tidak boleh dengan komputer) terdiri dari : I. Latar Belakang (min. 3 paragraf)

A. Tujuan raktikum B. Manfaat Praktikum

II. Tinjauan Pustaka (dengan sitasi pengarang) (min. 3 halaman)

III. Pelaksanaan Praktikum

A. Bahan-bahan

(3)

iii

B. Alat-alat

C. Gambar Alat D. Cara Kerja

IV. Hasil Praktikum/ Hasil Pengamatan (Tabel)

V. Pembahasan (dari hasil praktikum) (min. 2 halaman) VI. Jawaban Pertanyaan

VII. Kesimpulan (min. 5 pustaka)\

Daftar Pustaka

KEDISIPLINAN DAN KEBERSIHAN

1. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruang praktikum sebelum waktu praktikum habis, tana seijin dan sebelum pemeriksaan alat-alat oleh asisten yang bertugas.

2. Todak diperkenankan makan, minum, merokok dan kegiatan lain yang bisa mengganggu kegiatan selama praktium.

3. Semua alat-alat gelas yang telah digunakandicuci dsamai bersih, alat-alat gelas yang dipinjamkan menjadi tanggung jawab praktikan.

4. Kotoran-kotoran (padat) misal bekas korek api, plastik, hendaknaya dibuang ditempat sampah, sekali-kali jangan membuang ditempat bak pencuci

5. Sebelum alat disimpan, bersihkan terlebih dahulu 6. Jagalah jangan sampai reagensia terkotorkan

- Jangan mengembalikan reagen yang lebh kedalam botol

- Untuk mengambil alat padat pergunakan spatula kering dan bersih

- Botol regensiauntuk umum , tidak boleh dibawa ketempat sendiri tetapi ambilah dengan tabung reaksi / gelas arlojisecukupnya

7. Mengambil reagen selalu dengan pipet. Satu reagen satu pipet, tidak boleh digunakan untuk reagen yang lain.

8. Zat-zat yang mengeluarkan gas/uap racun/berbau tajam harus dikerjakan dalam lemari asam/diluar lab.

9. Waktu memanaskan tabung reaksi mulut tabung jangan dihapdapkan pada teman maupun diri sendiri.

10. Jangan pegang tabung reaksi/ alat lain pada bagian bawah, sewaktu dimasukkan zat

pereaksi sebab mungkin akibat dari rekasu akan timbul panas.

(4)

iv

11. Jangan sekali-kali membuang air kedalam asam pekat. Untuk mencairkan asam kuat:

asam kuat / pekat dituang kedalam air sambil diaduk-aduk / digoyang-goyangkan lakukan perlahan-lahan melalui bibir dinding botol.

12. Reagen yang digunakan jangan sampai tumpah !!!, terkena tangan atau anggota tubuh yang lain. Jika hal itu terjadi lekas dicuci dengan air yang mengalir.

13. Jika hendak memanaskan suatu zat yang mudah terbakar harus dilakukan diatas penangas air.

14. Melarutkan zat padat selalu dimuli sedikit demi sedikit dalam zat pelarut, jik perlu

dipanaskan.

(5)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I. MIKROSKOP ... 1

BAB II. MELIHAT SEL DAN KOMPONENNYA ... 4

a. MEMPELAJARI SEL TUMBUHAN ... 4

b. MEMPELAJARI JARINGAN HEWAN ... 5

c. MEMPELAJARI BENTUK MIKROSKOPIS MIKROORGANISME ... 9

BAB III. TRANSPIRASI ... 12

BAB IV. FOTOSINTESIS ... 13

BAB V. SIFAT STRUKTUR DALAM IDENTIFIKASI HEWAN ... 15

BAB VI. LINGKUNGAN ABIOTIK : STUDI PERBANDINGAN ... 21

BAB VII. HUBUNGAN ANTARA PRODUSEN DAN KONSUMEN ... 23

BAB VIII. ORGAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN ANGIOSPERMAE ... 25

BAB IX. ALAT PENCERNAAN MAKANAN PADA HEWAN ... 27

(6)

1 BAB I MIKROSKOP

PENDAHULUAN

Karena panca indera memiliki kemampuan yang terbatas, banyak mengenai organisme yang ingin dipecahkan hanya dapat diperiksa denga n menggunakan alat-alat. Salah satu alat yang paling sering digunakan ialah mikroskop, yang memungkinkan seseorang dapat mengamati objek dan gerakan yang sangat halus yang tidak dapat dilihat oleh kekuatan mata bugil.

Ada beberapa macam mikroskop, diantaranya mikroskop monokuler. Mikroskop ini digunakan dengan menggunakan satu mata, sehingga banyangan yang terlihat hanya memiliki panjang dan lebar serta hanya sedikit gambaran mengenai tingginya objek yang akan diselidiki dengan menggunakan mikroskop ini, harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Cara pengamatan ini menggunakan cahaya yang ditembuskan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikroskop :

1. Peganglah mikroskop dengan erat pada lengannya dengan satu tangan, sedangkan satu tangan lainnya pakailah untuk menyanggah kaki mikroskop.

2. Gunakan mikroskop dengan lengannya menghadap anda.

3. Meja objek harus tetap horizontal untuk mencengah agar preparat tidah jatuh.

4. Bersihkan lensa hanya dengan kertas lensa yang disediakan dari laboratorium.

5. Biasakan kedua mata anda terbuka ketika mengamati preparat di mikroskop dan hindarilah memejamkan satu mata. Anda akan belajar untuk tidak peduli pada bayangan mata dan sisi mikroskop.

TUJUAN

1. Memperkenalkan bagian – bagian dari mikroskop dan cara penggunaannya.

2. Mempelajari cara menyiapkan bahan – bahan yang akan diamati dibawah mikroskop.

(7)

2 CARA KERJA

1. Pengamatan bagian – bagian mikroskop

sebelum anda melaksanakan latihan praktikum, anda harus sudah menegtahui bagian- bagian mikroskop dan memahami, serta cara menggunakan mikroskop dengan sebaik – baiknya.

(gambar terlampir)

2. Mencari bidang penglihatan (cahaya)

Naikkan tabung dengan pengarah kasar, sehingga lensa objektif tidak terbentur saat meja revolver diputar. Putarlah revolver sehingga lensa objektif yang berkekuatan rendah dibawah okuler. Aturlah letak cermin sehingga cahaya akan melalui okuler dan nampak lapang pandang yang terang. Besarnya intensitas cahay yang masuk dapat diatur dengan menggunakan diafragma.

3. Mempersiapkan preparat

Dalam praktek ini digunakan preparat basah. Bahan yang akan diamati diletakkan diatas gelas objek, kemudian ditetesi dengan medium air. Selanjutnya tutuplah dengan gelas penutup dan usahakan agar tidak ada gelembung udara diantara gelas objek dengan gelas penutup. Pegang gelas penutup dengan posisi 45 derajat tehadap gelas objek, setelah itu sentuhkan tepi bawah gelas penutup pada permukaan tetesan air dan dengan perlahan – lahan rebahkan sehingga gelas penutup terletak digelas objek. (gambar terlampir).

4. Mengatur focus mikroskop

Naikkan tubus dengan pengatur kasar, sehingga jarak antara lensa objektif dan permukaan meja mikroskop kira – kira 2 cm. Kemudian letakkan preparat di meja mikroskop demikian hingga preparat yang akan diamati terletak di tengah lubang mikroskop. Sambil mengamati mikroskop dari samping, turunkanlah tubus dengan menggunakan pengarah kasar secara hati – hati sehingga jarak antara lensa objektif dengan gelas penutup kira – kira hanya 1 mm. Jagalah agar gelas objektif tidak menyentuh gelas penutup. Intiplah melalui lensa okuler serta naikkan tubus dengan perlahan – lahan hingga tampak banyangan preparat. Putarlah pengaruh remeik (skroop halus) agar focus mikroskop tercapai dengan tepat. Setelah itu, bayangan preparat dapat diperjelas dengan mengatur diafragma.

(8)

3

Gambar 2. Mikroskop Stereo

Gambar 3. Mikroskop Cahaya

(9)

4 BAB II

MELIHAT SEL DAN KOMPONENNYA

A. MEMPELAJARI SEL TUMBUHAN

Sel merupakan satu unit dasar dari kehidupan yang dapat tumbuh dan berkembang biak.

Suatu sel tanaman yang lengkap biasanya terdiri dari dinding sel, protoplasma, dan vokuola.

Dinding sel meruapakan bagian dari sel yang memberi bentuk pada sel dan yang melindungi sitoplasma. Dinding sel tanaman terdiri dari tiga komponen dasar yaitu selulosa, lignin, dan pectin.

Protoplasma yaitu bagian yang hidup dari suatu sel yang terdapat di dalam dinding sel.

Protoplasma ini terdiri dari cytoplasma dan inti sel (nucleus).

TUJUAN

Mempelajari sel dan komponennya serta benda – benda non protoplasmic yang terdapat di dalam sel.

BAHAN DAN ALAT

Umbi lapis bawang merah (Allium cepa fa ascalonicum), daun hydrlla (Hydrlla verticillata), umbi kentang (Solanum tuberosum), umbi ketela rambat (Ipomoe batatas), biji padi (Oryza sativa), mikroskop dan perlengkapannya.

CARA KERJA

1. Preparat bawang merah (Allium cepa fa ascalonicum)

Pada sisi sebelah dalam yang cekung dari umbi bawang merah ambillah selaput tipis dengan menggunakan pinset. Letakkan selaput tipis tersebut pada gelas objek (jaga agar jangan terjadi lipatan) dan tetesi dengan air. Periksalah dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan perhatikan sel – sel dengan nukleusnya.

Pertanyaan : gambar beberapa sel dengan pembesaran kuat, apakah tampak nukleinya? Berapa jumlahnya?

2. Preparat Hydrlla Verticillata

Cabutlah dengan menggunakan pinset helai daun Hydrlla Verticillata (Ganggang) yang masih muda yaitu yang terdapat diujung – ujungnya. Buatlah preparat dengan medium air dan amatilah dengan pembesaran lemah. Gambarlah beberapa sel dengan bagian – bagian yang dapat anda kenali dengan pembesaran kuat.

Pertanyaan : Amatilah apakah ada butir – butir benda yang bergerak dalam cytoplasma? Benda – benda tersebut dinamakan apa?

3. Preparat Solanum tuberosum

(10)

5

Ambillah dengan pinset atau jarum preparat (dengan memutar – mutar pada bahan) butir – butir amylum dari umbi Solanum tuberosum.

Pertanyaan : Periksalah dengan pembesaran lemah, ada beberapa macam butir amylum yang anda temukan? Gambarlah dengan pembesaran kuat beberapa butir amylum dan sebutkan bagian – bagiannya.

4. Preparat Ipomoea batatas

Ambillah dengan cara yang sama butir – butir amylum dai umbi Ipomoea batatas .

Pertanyaan : periksalah dengan pembesaran lemah, ada berapa macam butir amylum yang anda temukan? Gambarlah dengan pembesaran yang kuat beberapa butir amylum. Apakah terdapat perbedaan bagian – bagiannya antara butir amylum ipomoea batatas dengan solanum tuberosum?

Jelaskan dan sebutkan ! 5. Preparat oryza sativa

Ambillah butir – butir amylum dari biji oryza sativa dengan mengunakan silet.

Pertanyaan : periksalah dengan pembesaran lemah, ada beberapa macam butir amylum yang anda temukan? Gambarlah dengan pembesaran kuat beberapa butir amylum. Apakah terdapat perbedaan butir amylum, antara perbedaan butir amylum, antara oryza sativa dengan solanum tuberasum, dan ipomoea batatas.

B. MEMPELAJARI JARINGAN HEWAN

Sekelompok sel yang mempunyai fungsi tertentu disebut jaringan, dan ilmu yang mempelajari jaringan – jaringan disebut histologi. Pada hewan secara garis besar tubuhnya terdiri dari 4 jenis kelompok jaringan, yaitu :

1. Jaringan Epitel

Merupakan jaringan yang membatasi tubuh dengan lingkungannya, baik sebelah luar maupun sebelah dalam seperti dinding usus, pembuluh darah, dan lain – lain.

2. Jaringan otot

Jaringan ini mempunyai fungsi terutama untuk pergerakan, karena sel – selnya dapat berkontraksi.

Sel – sel otot yang disebut juga serabut otot (muscle fiber), sebagian besar sitoplasmanya terisi oleh miofibril, yaitu serabut – serabut yang dapat berkontraksi. Pada manusia ada 3 macam otot, yaiyu :

a. Otot polos / licin (smooth muscle), miofibrilnya sukar terlihat.

b. Otot bergaris melintang (striated muscle), merupakan bagian besar dari atau tubuh. Disebut juga otot skelet karena melekat pada rangka atau skelet.

c. Otot jantung terdapat pada jantung, terlihat adanya garis – garis melintang, tetapi gerakannya tidak dipengaruhi oleh kemauan kita.

3. Jaringan Ikat

(11)

6

Merupakan jaringan yang fungsinyamemperkuat tubuh, mengisi tubuh atau menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lain. Contoh – contoh dari jaringan ikat misalnya jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan darah.

4. Jaringan saraf

Berfungsi untuk melakukan koordinasi dari tubuh, karena kemampuannya untuk menghantar impuls saraf yang berasal dari suatu rangsang. Sel saraf disebut juga neutron terdiri dari badan sel dimana terdapat nukleus, dendrit, dan axon (neurit).

TUJUAN

Mempelajari berbagai jaringan yang menyusun organ – organ hewan.

BAHAN DAN ALAT

Preparat awetan dari otot daging licin / polos, otot daging bergaris melintang, otot daging jatntung, sel – sel hati, sel saraf, dan mikroskop biologi dan kelengkapannya.

CARA KERJA

1. Preparat awetan otot daging bergaris melintang

Amatilah preparat awetan dari otot daging bergaris melintang dibawah mikroskop biologi dengan pembesaran objektif 10X, kemudian 45X.

Pertanyaan : Perhatikan serabut – serabut otot daging ini, bagaimana bentuk intinya? Kumpulan serabut – serabut tersebut disebut apa? Berapa banyaknya inti serabut? Apa beda urat daging licin dengan urat daging bergaris melintang? Gambarkan keseluruhan otot bergaris melintang?

2. Preparat awetan otot daging jantung

Amatilah preparat dari awetan otot daging jantung ini dibawah mikroskop biologi dengan pembesaran 10X, kemudian 45X. Perhatikan serabut – serabut otot daging jantung dan juga intinya.

Pertanyaan : Apa beda otot daging jantung dengan otot daging licin serta otot daging bergaris melintang? Gambarkan keseluruhan otot daging jantung.

3. Preparat awetan sel – sel hati

Amatilah preparat dari awetan sel – sel hati ini dibawah mikroskop biologi dengan pembesaran 10X, kemudian 45X .

Pertanyaan : Perhatikan sel – sel hati dan berbentuk apakah sel – sel tersebut? Dimanakah letak intinya dan berapa jumlahnya? Disebut apakah pusat (center) yang terdapat ditengah – tengah kumpulan sel – sel hati tersebut?.

4. Preparat awetan sel saraf

Amatilah preparat dari awetan sel saraf ini dibawah mikroskop biologi dengan pembesaran 10X, kemudian 45X .

(12)

7

Pertanyaan : disebut apakah keseluruhan badan sel saraf dengan penjaluran – penjaluran tersebut?

Apa guna dari penjaluran – penjaluran sel saraf? Penjaluran – penjaluran yang menjalurkan impuls keadaan sel saraf disebut apa? Penjaluran yang menyalurkan impuls keluar dari badan sel saraf disebut apa?

Gambar 4. Otot polos potongan longitudinal (kiri) dan potongan melintang (kanan)

Gambar 5. Otot serat lintang (otot rangka)

(13)

8

Gambar 6. Jaringan tulang keras

Gambar 7. Jaringan saraf

(14)

9

C. Mempelajari Bentuk Mikroskopis Mikroorganisme TUJUAN

Mengamati morfologi berbagai macam organism tingkat rendah (bakteri, ganggang, atau protozoa) dan cara penyiapan preparatnya.

PENDAHULUAN

Pergerakan sejati mikroorganisme disebabkan karena adanya flagella (bakteri, beberapa ganggang, dan protozoa), oleh karena adanya silia atau pseudopia (pergerakan amuboid) pada beberapa protozoa. Flagella mungkin sukar untuk diamati dengan mikroskop cahaya. Pada pewarnaan khusus atau pengamatan dengan menggunakan mikroskop electron flagella ini akan dengan mudah untuk diamati.

ALAT DAN BAHAN

1. Mikroskop cahaya 5. Gelas benda dan gelas penutup

2. Lampu spirtus 6. Vaselin

3. Loup inokilasi 7. Kertas lensa / tissue

4. Air rendaman jerami umur 2 – 3 hari 8. Air kolam Bahan = air rendaman jerami umur 2 – 3 hari

CARA KERJA

1. Ambilah setetes air rendaman jerami / air kolam dan letakkan diaas gelas objek.

2. Usapkan sedikit vaselin di ujung jari tangan kiri anda membentuk lapisan tipis.

3. Arahkan muka kaca penutup yang telah bervaselin menghadap kea rah gelas objek, secara perlahan letakkan kaca penutup dalam media dan tekan perlahan sehingga tersegel baik.

4. Amati secara hati – hati dengan menggunakan mikroskop.

5. Amati apakah ada pergerakan dan gambar serta beri keterangan tentang mikroorganisme yang anda amati dan cantumkan pula perbesarannya.

6. Gambar spesimen yang anda amati dan beri keterangan seperlunya pada buku laporan.

7. Bersihkan lensa mikroskop secara hati – hati dengan menggunakan kertas lensa, setelah anda selesai pengamatan.

(15)

10

(16)

11

(17)

12 BAB III TRANSPIRASI

TUJUAN

Mempelajari pengaruh keadaan lingkungan terhadap transpirasi dari tumbuhan.

CARA KERJA

Potonglah batang atau ranting tumbuhan dibawah permukaan air. Usahakan potonganselalu berada dalam air, demikian juga sewaktu memasukkan potongan atau ranting tumbuhan kedalam gelas ukur usahakan selalu terendam. Gunakan tiga macam tumbuhan untuk dimasukkan kedalam tiga gelas ukur 10 ml. satu gelas ukur tadi dibiarkan tanpa tumbuihan, hanya berisi air (sebagai kontrol) setelah itu susunlah pada rak tabung reaksi 4 gelas ukur tersebut seperti pada gambar dibawah ini.

buatlah tinggi permukaan air pada ke empat gelas ukur tersebut sama, kemudian tetesi dengan minyak kelapa sampai seluruh permukaan tertutup, maksudnya agak tidak menguap. Setelah itu letakkan seperangkat gelas ukur ini diluar ruangan. Catat air yang hilang setiap 10 menit selama 1 jam. Jumlah air yang hilang pada setiap 10 menit dapat dihitung dengan menambah seumlah air hingga mencapapai tinggi permukaan air semula.

PERTANYAAN

1. Darimana air menguap?

2. Bandingkan hasil percobaan dengan kontrol.

3. Berapa banyak air yang diuapkan setiap cm2 daun per satuan waktu? Caranya dengan menggambarkan daun diatas kertas grafik.

4. Apakah banyaknya air yang diuapkan setiap cm2 daun per satuan waktu sama untuk semua macam tumbuhan? Kalau tidak sama apa sebabnya?

5. Buatlah grafik. Tempatkanlah waktu pada sumbu x dan banyaknya air yang menguap pada sumbu y untuk ketiga tumbuhan tadi.

6. Faktor apa yang mempengaruhi laju transpirasi?

(18)

13 BAB IV FOTOSINTESA PENDAHULUAN

Fotosintesa merupakan suatu proses, dimana karbondioksida dan air di bawah pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan hanya akan menghasilkan energi.

Fotosintesa merupakan suatu rentetan proses yang terintegrasi dan kompleks, yang dapat dinyatakan dalam bentuk singkat dengan reaksi kimia sebagai berikut:

energi cahaya

12 H2O + 6 CO2 + dengan kehadiran C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

klorofil

Di dalam tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi maka proses fotosintesis dapat berlangsung pada prinsipnya bila terdapat gas asam arang (CO2), air (H2O) klorofil dan sinar matahari.

Gas asam arang (CO2) ini diambil tanaman dan udara melalui celah yang terdapat pada daun dan disebut stomata.

Pada umumnya stomata terdapat pada epidermis bawah dari daun, tetapi kadang-kadang pada epidermis atas juga terdapat meskipun jumlahnya sedikit.

TUJUAN

Mempelajari hubungan antar stomata dan fotosintesis pada daun.

BAHAN DAN ALAT

Pot dengan tumbuhannya, gunting, beaker glass 400 cc dan 1000 cc, pinset, alat pemanas listrik, alkohol, cwan petri, larutan yodium, tabung reaksi, vaselin, kertas saring, bensin dan kapas.

CARA KERJA

1. Pilihlah empat lembar daun tumbuhan yang disimpan 2-3 hari. Daun-daun tersebut jangan dipetik. Lapisilah permukaan atas salah satu daun dengan vaselin, dan tandailah tepinya dengan satu sobekan. Lapisilah permukaan bawah daun yang kedua dengan vaselin dan tandailah tepinya dengan dua sobekan. Lapisi daun yang ketiga pada permukaan atas dan bawahnya, tandailah tepinya dengan tiga sobekan. Akhirnya, jangan melapisi daun yang keempat, tetapi tandailah tepinya dengan empat sobekan.

2. Setelah tumbuhan tersebut diperlakukan kemudian tempatkan tumbuhan tersebut di tempat yang cukup terkena sinar matahari.

3. Sesudah tiga hari, petiklah keempat daun dari tumbuhannya dan letakkan daun itu di atas kertas saring.

4. Bersihkan lapisan dengan vaselin dengan menggunakan kapas yang diberi bensin. Setelah itu ujilah dengan yodium. Caranya yaitu: Daun yang bersih dari vaselin segera masukkan ke dalam beaker glass yang berisi air mendidih. Setelah layu pindahkan ke dalam gelas piala (beaker glass) berisi alkohol. Setelah itu panaskan alkohol dalam penangas air dengan alat

(19)

14

pemanas listrik. Jangan memanaskan alkohol langsung dengan nyala api, dan jangan mendekatkan nyala api pada uap alkohol!

5. Pemanasan allkohol dengan perlahan-lahan akan melarutkan klorofil daun, dan juga menyebabkan daun menjadi rapuh, karena sebagian besar dari airnya telah hilang. Setelah 10 menit ambilah daun tersebut dari alkohol dan masukkan ke dalam air dengan temperatur kamar.

6. Setelah satu menit daun akan lunak kembali. Rentangkan daun-daun tersebut dalam cawan petri dan tuangkan larutan yodium.

7. Biarkan larutan yodium tersebut beberapa menit. Kemudian angkatlah daun-daun tersebut dari larutan yodium, cuci dengan air, dan rentangkan dalam cawan petri berisi air yang diletakkan di atas kertas putih.

8. Catatlah masing-masing daun dan perhatikan perbedaan yang terjadi di antara keempat daun tersebut.

PERTANYAAN

1. Dalam praktikum ini, apakah maksud rangkaian uji coba yodium yang pertama?

2. Bila pengujian ini dimaksudkan untuk menunjukkan ada aktivitas fotosintesis, asumsi apakah yang dapat anda ketengahkan?

3. Dalam praktikum ini, apakah maksud daun dengan empat sobekan?

4. Daun dengan sobekan berapakah menunjukkan aktivitas fotosintesa yang paling rendah?

5. Daun dengan sobekan berapakah yang menunjukkan aktivitas fotosintesa yang paling tinggi?

(20)

15 BAB V

SIFAT STRUKTUR DALAM IDENTIFIKASI HEWAN

PENDAHULUAN

Zoologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hewan dan kadang-kadang disebut biologi hewan. Salah satu objek zoologi adalah memperoleh data atau gambaran menyeluruh tentang hewan-hewan yang ada di dunia ini. Untuk hal itu perlu menggolongkan hewan menjadi golongan atau kelompok sehingga mudah dipelajari. Ini merupakan salah satu tujuan klasifikasi yang terkenal sebagai Taksonomi atau sistematik zoologi.

Tiap golongan hewan dapat dibedakan berdasarkan beberapa banyak ciri umum misalnya alat pencernaann makanan (sempurna atau tidak), jumlah jaringan dasar (diploblastis atau triploblastis), alat ekskresi dan saluran reproduksinya, serta ada dan tidaknya tulang belakang. Di samping itu juga, ciri-ciri yang penting misalnya; bentuk tubuh, segmen (buku), skeleton, seks, perkembangan embrio, larva, dan appendage yaitu bagian yang terproyeksi keluar untuk gerak dan menangkap makanan misalnya; tentakel, setac, antena, sirip, kaki, serta sayap.

TUJUAN

Untuk mendapatkan pengalaman langsung dengan keanekaragaman struktur dalam dunia hewan serta mempelajari beberapa cara yang dipakai untuk mengidentifikasi hewan.

CARA KERJA

A. Mengamati contoh-contoh hewan

1. Mulailah dengan mengamati spesimen satu per satu dengan menentukan apakah spesimen mempunyai tulang belakang, dan oleh karena itu termasuk Vertebrata, ataukah spesimen tidak mempunyai tulang belakang, dan oleh karena itu termasuk Avertebrata/Invertebrata 2. Jika spesimen termasuk Avertebrata, tuliskan nama hewan tersebut pada daftar / tabel 2

dalam kolom “nama hewan”

3. Di sisi kiri tabel terdapat ciri-ciri yang harus diamati. Setelah anda mempelajari spesimen tersebut, nyatakan ciri-ciri yang anda lihat dengan membubuhi tanda (X) dalam kolom

“kucing” (sebagai contoh) di sebelah kanan “ada rambut”. Selanjutnya lihatlah pada kolom anggota badan. Di sini ternyata ada satu pilihan untuk kucing. Berilah tanda (X) pada kolom “kucing” di sebelah kanan “ada kaki”.

4. Selanjutnya lihatlah pada kolom yang lain, kerjakan seperti cara di atas. Jika dalam pengamatan anda tidak memberikan keputusan, biarkan kolom tersebut kosong.

B. Menggunakan Kunci

Proses untuk mengidentifikasi suatu organisme adalah sulit, karena jumlah organisme tidak sedikit. Salah satu alat yang digunakan untuk mengidentifikasikan tersebut disebut

(21)

16

kunci. Ada berbagai macam kunci; Kunci yang digunakan disini adalah kunci dichotomus.

Perkataan “dichotomus” berarti terbagi menjadi dua bagian.

Keterangan-keterangan yang anda tulis pada tabel 1 digunakan pada kunci 1 dan ini memungkinkan anda untuk menentukan kelas hewan tersebut lihatlah pada kunci 1.

Mulailah di atas dari yang pertama, dengan pilihan 1a atau 1b. bila hewan yang anda hadapi mempunyai rambut, maka pilihan anda adalah 1a. ikutilah garis yang ada di sebelah kanannya, maka akan didapatkan kelas mamalia; ini berarti bahwa hewan tersebut termasuk kelas mamalia. Jika hewan tersebut tidak mempunyai rambut maka pilihan anda adalah 1b, ikutilah garis di sebelah kanannya maka anda diminta melihat ke nomor 2.

Selanjutnya kerjakan seperti yang telah diterangkan di atas, sampai akhirnya anda akan menemukan nama kelas dari hewan yang diidentifikasikan. Tulislah nama kelas yang telah anda ketemukan pada tabel 1. Ulangilah pekerjaan mengidentifikasikan ini untuk setiap hewan yang terdaftar pada tabel 1.

Sesudah menentukan kelas dari setiap hewan vertebrata pada tabel 1, gunakanlah kunci 2 untuk menentukan filum setiap hewan invertebrata dalam tabel 2.

Tulislah nama-nama filum pada kolom paling bawah pada tabel 2.

Akhirnya gunakanlah kunci 3 untuk menentukan kelas hewan yang termasuk filum Arthropoda.

Penggunaan kunci memang sangat sesuai untuk mengidentifikasikan. Kunci dapat dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan sampai ke tingkat spesies. Tetapi anda jangan mengira bahwa kunci yang telah disederhanakan seperti yang kita gunakan untuk latihan ini dapat digunakan untuk segala macam hewan. Kunci akan memberikan identifikasi tepat jika hanya digunakan untuk mengidentifikasikan sekelompok organisme yang memang sesuai dengan kunci itu.

Sebagai contoh misalnya anda mengklasifikasikan cumi-cumi atau siput air tawar dengan menggunakan kunci 2, maka kunci akan menunjukkan bahwa hewan ini termasuk filum Platyhelminthes. Sedangkan kedua hewan tersebut sesungguhnya adalah Mollusca.

(22)

17

Nama Hewan

Struktur Kulit

Ada rambut

Ada bulu

Ada sisik

Tidak ada rambut, bulu dan

sisik

Anggota Badan

Ada sayap

Ada kaki

Ada sirip

Tidak ada sayap, kaki dan

sirip

Rangka Bertulang keras

Bertulang rawan

Gigi-gigi Ada gigi

Tidak ada gigi

Rahang Ada rahang

Tidak ada rahang

Kelas

(23)

18

Nama Hewan

Kerangka luar

ada

Tidak ada

Simetri badan

radial

Sebagian bilateral

Sebagian spiral

Kaki jalan

yang berbuku

Ada 3 pasang

Ada 4 pasang

Lebih dari 4 pasang Tidak ada

Segmentasi badan

Ada

Tidak ada

Tentakel

Lebih dari 4 pasang

4 atau kurang dari 4

Tidak ada

Antena

2 pasang atau lebih 1 pasang

Tidak ada

Kelas

(24)

19 Daftar / Tabel 1

KUNCI 1

Kunci dichotomus untuk kelas dalam subfilum Vertebrata

1a. Ada rambut Kelas Mamalia

1b. Tidak ada rambut Ke no.2

2a. Ada bulu Kelas Aves

2b. Tidak ada bulu Ke no.3

3a. Ada rahang Ke no.4

3b. Tidak ada rahang Kelas Ahnatha

4a. Ada sepasang sirip Ke no.5

4b. Tidak ada sepasang sirip Ke no.6

5a. Kerangka dari tulang keras Kelas Osteichthyes

5b. Kerangka dari tulang rawan Kelas Chonrichtyes

6a. Kulit bersisik Kelas Reptilia

6b. Kulit tidak bersisik Kelas Amphibia

KUNCI 2

Kunci dichotomus untuk beberapa filum Invertebrata

1a. Bahan simetri radial Ke no.2

1b. Bahan tidak simetri radial Ke no.3

2a. Ada tentakel badan lunak Filum Coelenterata

2b. Tidak ada tentakel badan keras dan kasar Filum Echinodermata

3a. Ada rangka luar Ke no.4

3b. Tidak ada rangka luar Ke no.5

4a. Ada kaki berbuku-buku Filum Anthropoda

4b. Tidak ada kaki berbuku-buku Filum Mollusca

5a. Badan bersegmen Filum Annelida

5b. Badan tidak bersegmen Filum Platyhelminthes

(25)

20 KUNCI 3

Kunci dichotomus untuk beberapa kelas dalam filum Anthropoda

1a. Kaki jalan, lebih dari 5 pasang Ke no.2

1b. Kaki jalan, 5 pasang atau kurang Ke no.3

2a. Kaki, 1 pasang setiap segmen badan Kelas Chilopoda 2b. Kaki, 2 pasang setiap segmen badan Kelas Diplopoda

3a. Ada antenna Ke no.4

3b. Tidak ada antenna Kelas Arachnida

4a. Antena, 1 pasang Kelas Insekta

4b. Antena, lebih dari 1 pasang Kelas Crustacea

(26)

21 BAB VI

LINGKUNGAN ABIOTIK : STUDI PERBANDINGAN

PENDAHULUAN

Faktor-faktor abiotik yang akan diukur ialah temperatur dan kelembaban nisbi. Kelembaban nisbi adalah banyaknya air yang terdapat dalam udara pada temperatur tertentu dibandingkan dengan banyaknya uap yang dapat dikandung udara secara maksimum pada temperatue itu (dinyatakan dalam persen). Pada umumnya organisme akan kehilangan lebih banyak air dalam atmosfer dengan kelembaban nisbi rendah daripada dalam atmosfer dengan kelembaban nisbi tinggi. Oleh karena itu salah satu faktor abiotik yang sangat penting pada organisme darat adalah kelembaban nisbi.

TUJUAN

Mengukur dua faktor dalam lingkungan abiotik yang penting untuk dipertimbangkan dalam membedakan ekosistem.

BAHAN DAN ALAT

Stopwatch, meteran, termometer (0-10℃), termometer (0-10℃) yang dibalut kapas ujungnya, kipas, payung dan tabel kelembaban nisbi.

CARA KERJA

Tempat: ……….

Ketinggian

0 cm 75 cm 150 cm

Waktu

Termometer kering

Termometer basah

Kelembaban nisbi

1. Setiap grup praktikum bertugas mencatat dan menyesuaikan waktu (agar waktu dimulai bersamaan).

2. Pengukuran dilakukan untuk membandingkan 4 macam lingkungan (4 habitat). Grup pertama mengerjakan pengukuran di tempat rimbun (penuh pohon). Grup kedua mengerjakan pengukuran di lapangan rumput. Grup ketiga mengerjakan pengukuran di lapangan parkir.

Dan grup keempat mengerjakan pengukuran di lantai 1 gedung 1 FT.

(27)

22

3. Setiap grup melakukan 3 macam pengukuran, yaitu pengukuran di permukaan tanah (0 cm), 75 cm di atas tanah, dan 150 cm di atas tanah. Saat membaca termometer harus bersamaan (selang waktu 15 menit).

4. Termometer dengan pembungkus kapas harus dimasukkan dahulu ke dalam air, lalu dikipasi 2 menit sebelum dibaca. Untuk melindungi termometer dari cahaya matahari langsung dapat digunakan payung.

5. Angka pada termometer kering menunjukkan temperatur udara. Untuk mendapatkan angka kelembaban nisbi kita harus mengetahui angka pada termometer kering dan angka pada termometer basah. Kelembaban nisbi dapat dilihat dari tabel kelembaban nisbi.

PERTANYAAN:

1. Pada permukaan tanah yang manakah keadaannya paling dingin dan paling lembab?

2. Pada permukaan tanah yang manakah keadaannya paling panas dan kurang lembab?

3. Bagaimanakah perbandingan temperatur dan kelembaban di atas permukaan tanah dari kedua habitat tersebut di atas?

4. Bagaimanakah perbandingan selisih temperatur terbesar dari satu habitat dengan selisih temperatur terbesar dari habitat-habitat yang berbeda?

5. Perbedaan-perbedaan apa yang terdapat di antara keempat habitat sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan temperatur dan kelembaban nisbi?

6. Bagaimana pengaruh interaksi faktor biotik dan abiotik terhadap ekosistem?

(28)

23 BAB VII

HUBUNGAN ANTARA PRODUSEN DAN KONSUMEN

PENDAHULUAN

Di dalam lingkungan dipengaruhi oleh banyak sekali keadaan. Untuk mengurangi jumlah keadaan yang mempengaruhi suatu percobaan dapat dilakukan berbagai macam usaha, salah satu cara ialah dengan menempatkan organisme yang akan diamati itu dalam suatu bejana yang tertutup, sehingga terpisah dari atmosfer.

Hipotesis untuk percobaan ini adalah sumber cahaya diperlukan dalam suatu sistem produsen- konsumen untuk dapat bertahan dalam keadaan mantap. Karbondioksida adalah suatu gas yang akan membentuk suatu asam bila dilarutkan dalam air. Oleh karena itu, pada percobaan ini biru bromtimol dapat digunakan sebagai indicator untuk menunjukkan secara langsung CO2 dalam larutan. Yang dimaksud dengan indicator ialah suatu zat yang menunjukkan adanya zat kimia tertentu melalui perubahan warna.

TUJUAN

Untuk mendapatkan data yang akan menambah pengertian tentang hubungan antara produsen dan konsumen terutama peranannya dalam siklus karbon.

ALAT DAN BAHAN

– Tabung biakan tutup putaran 20 x 150 mm 8 buah – Siput kecil 4 ekor

– Larutan biru bromtimol – Sumber cahaya

– Dus atau kamar gelap – Rak tabung reaksi 2 buah – Air kolam

– Hydrilla 4 potong

CARA KERJA

1. Siapkan dua rangkaian percobaan, masing-masing terdiri dari empat tabung biakan. Tandai tabung tersebut dengan A1, A2, A3, A4, dan B1, B2, B3, B4.

2. Isilah setiap tabung dengan air kolam atau air akuarium sampai permukaan air kira-kira 20 mm di bawah mulut tabung. Tambahkan 3-5 tetes biru bromtimol ke dalam tiap-tiap tabung.

Masukkan ke dalam tabung A1 dan B1 seekor siput, ke dalam tabung A2, B2, A3 dan B3

(29)

24

masukkan hydrilla saja, ke dalam tabung A4 dan B4 jangan masukkan siput ataupun hydrilla (Gambar 10).

3. Tutup semua tabung biarkan itu baik-baik. Tempatkan satu rangkaian tabung (A1-A4) dalam cahaya buatan kuat. Tempatkan rangkaian tabung yang kedua (B1-B4) dalam kamar gelap.

Setelah 24 jam amati semua tabung. Catatlah semua perubahan dalam warna indikatornya (biru bromtimol).

4. Amatilah bila terjadi perubahan dalam keadaan siputnya maupun hydrillanya. Setelah itu pindahkan rangkaian tabung A ke kamar gelap dan rangkaian tabung B ke dalam cahaya.

Setelah 24 jam lakukan lagi pengamatan kemudian kembalikan rangkaian tabung A ke dalam ruang cahaya, rangkaian tabung B ke dalam kamar gelap, amatilah setelah beberapa hari.

PERTANYAAN

1. Di dalam tabung manakah organisme-organisme itu mati terlebih dahulu? Mengapa?

2. Zat apakah dari udara yang mungkin diperlukan oleh organisme tersebut?

3. Apakah yang ditunjukkan oleh indicator biru bromtimol?

4. Jelaskan data-data yang anda laporkan pada waktu mengamati tabung-tabung yang berisi organisme?

5. Apakah indicator biru bromtimol mengalami perubahan warna dalam tabung-tabung bernomor 4? Jelaskan!

6. Dalam rancangan percobaan ini, apakah fungsi tabung A3 dan B4?

7. Hasil apakah yang dapat diharapkan bila semua tabung diberikan ditaruh di tempat yang gelap sama sekali?

(30)

25 BAB VIII

ORGAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN ANGIOSPERMAE

PENDAHULUAN

Angiospermae merupakan tumbuhan berpembuluh berbiji tertutup. Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari: akar, batang dan daun. Akar, batang dan daun terdiri dari 3 sistem jaringan yang sama, yaitu: sistem jaringan dermal/penutup, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem jaringan dermal terdapat pada bagian terluar tubuh tumbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan primer, sistem jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder, epidermis digantikan oleh jaringan periderm. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari xylem dan floem.

Xylem berfungsi mengangkat air dan larutan garam dari akar ke daun melalui batang, sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ lainnya. Sistem jaringan pembuluh terdapat di antara sistem jaringan dasar, yang sebagian besar terdiri dari jaringan parenkim.

Perbedaan pokok antara ketiga organ tersebut terdapat pada distribusi relative sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar.

BAHAN DAN ALAT

- Biji jagung - kecambah jagung dan kedelai

- Biji kedelai - gelas obyek, gelas penutup

- Daun Ficus elastica - anilin sulfat

- Kertas merang - sudan III

- Gabus dan silet - mikroskop

CARA KERJA

1. Kecambahkan biji kedelai dan biji jagung pada kertas merang yang lembab di tempat gelap.

Setelah berkecambah, amati kecambah serta morfologis tentang sistem pertulangan daun dan sistem perakaran pada kedua tanaman tersebut (kecambah disediakan oleh laboratorium).

2. Buatlah penampang melintang akar dan batang dari kedua tanaman tersebut dengan menggunakan medium anilin sulfat.

3. Amati dengan mikroskop dari gambar secara diagramatik jaringan-jaringan yang menyusun organ akar dan batang dari kedua tanaman tersebut.

4. Buatlah penampang melintang daun Ficus elastic dengan menyisipkan potongan daun tersebut pada gabus (Gambar 11), disayat dengan menggunakan silet. Gunakan media anilin sulfat dan sudan III.

5. Amati dengan menggunakan mikroskop dan gambar (beri keterangan jaringan yang diamati).

(31)

26 PERTANYAAN

1. Tanaman jagung termasuk tumbuhan monokotil atau dikotil? Mengapa?

2. Bagaimana sistem pertulangan daun dan perakaran tanaman jagung?

3. Bagaimana penyebaran ikatan pembuluh pada batang jagung?

4. Tanaman kedelai termasuk tumbuhan monokotil atau dikotil? Mengapa?

5. Bagaimana sistem pertulangan daun dan perakaran tanaman kedelai?

6. Bagaimana penyebaran ikatan pembuluh pada batang kedelai?

7. Pada penampang daun Ficus elastica, di sisi manakah stomata banyak dijumpai dan adakah kloroplas pada lapisan epidermis?

8. Pada jaringan apakah kloroplas banyak dijumpai dan apa fungsi utama jaringan parenkim?

(32)

27 BAB IX

ALAT PENCERNAAN MAKANAN PADA HEWAN

PENDAHULUAN

Dalam sistem pencernaan hewan terdapat alat-alat pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Pada usus halus terjadi pencernaan dan penyerapan sari-sari makanan. Sedangkan pada usus besar terjadi penyerapan air dan elektrolit serta fermentasi oleh mikroflora usus. Yang tidak termasuk saluran pencernaan adalah pancreas dan hati.

TUJUAN

Mengamati alat-alat pencernaan dalam hewan dan mendeskripsikan fungsi masing-masing alat pencernaan.

CARA KERJA

1. Lakukan pembiusan pada hewan percobaan (tikus/katak) dengan cara memasukkan hewan tersebut ke dalam toples yang berisi kapas yang telah dibasahi eter/ammonia.

2. Jika hewan belum mati, lakukan pemotongan nadi/penyembelihan, kemudian letakkan pada papan uji.

3. Kaki-kaki hewan direntangkan dan dipaku sedemikian rupa sehingga bagian perut berada di atas. Lakukan pembelahan dari bagian leher hingga bagian perut (Gambar 12).

4. Gambarlah bagian-bagian tubuh hewan (terutama alat pencernaan) dan bandingkan dengan literature. Sebutkan fungsi masing-masing alat pencernaan tersebut.

(33)

28

Gambar

Gambar 2. Mikroskop Stereo
Gambar 3. Mikroskop Cahaya
Gambar 4. Otot polos potongan longitudinal (kiri) dan potongan melintang (kanan)
Gambar 5. Otot serat lintang (otot rangka)
+3

Referensi

Dokumen terkait