i
ii PANDUAN SURVEILANS KUALITAS AIR MINUM RUMAH TANGGA
DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2024
iii Panduan Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga Tahun 2024
Pengarah
dr. Anas Ma’ruf, M.Kes
Penanggung Jawab
Tutut Indra Wahyuni, SKM, M.Kes
Tim Penulis
Tutut Indra Wahyuni, SKM, M.Kes ; Prof Sri Irianti, SKM, M.Phil, Ph.D; Prof. Drs. Bambang Wispriyono, Apt., Ph.D. ; Widya Utami, SKM, MKM; Asep Hermawan, S.Kep.Ners, MPH; Dr. Miko Hananto, SKM, M. Kes; Andre Yunianto, S.Si; Nurlaila, SKM, MKM; Ikha Purwandari, SKM, MKM; Fakhry Muhammad, S. Tr. KL; Conny Loyce Siagian, S.Si; Mardi, AMd.AKA; Andrias Bayu Fariska, Amd; Ririn Ernawati, S.Si; Agustina Widiastuti, SKM; Haris Subyantoro,SKM; Sukarmi, SKM, MKM; Muthia Fadhila, S.Tr.KL;
Aloysia Widyastuti, S.Si, M.Si; Ardiyanto , S.Pd; Dewi Marlina, SKM, MKM
Design Layout
Fakhry Muhammad, S. Tr. KL; Ikha Purwandari, SKM, MKM;
Editor
Ikha Purwandari, SKM, MKM; Fakhry Muhammad, S. Tr. KL; Ambar Putri Sulistyani, S.Psi
Diterbitkan Oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Dikeluarkan Oleh
Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronik termasuk fotocopy rekaman dan lain-lain tanpa seijin tertulis dari penerbit.
iv KATA PENGANTAR
Sehubungan amanat dan target yang dimandatkan kepada Pemerintah Indonesia untuk Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan 6.1 yaitu mencapai 100%
akses air minum aman, maka disadari bahwa kualitas air minum merupakan hal penting yang perlu dijamin pemenuhannya dan karenanya perlu dilakukan pengawasan kualiatas air minum.
Intervensi untuk pencapaian air minum aman mencakup pengamanan kualitas air dari penyelenggara air minum hingga ke pengguna air minum. Dalam implementasinya, pengamanan kualitas air minum di penyelenggara dilakukan melalui penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) yang didalamnya dilakukan uji kualitas dan pengamanan kualitas air minum sampai dengan titik pengguna rumah tangga yang dilaksanakan oleh Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota penanggung jawab Kesehatan Lingkungan dibantu oleh Tenaga Sanitasi Lingkungan (TSL) Puskesmas setiap 1 tahun sekali.
Adapun tujuan panduan ini adalah memberikan panduan kepada petugas pusat, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas dalam melakukan Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga (KAMRT) di Indonesia sebagai bagian dari implementasi pilar 3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di setiap kabupaten/kota di Indonesia.
Dengan panduan pelaksanaan ini diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dan puskesmas khususnya dapat memahami misi, tujuan, dan target yang diharapkan. Serta mempunyai kesamaan persepsi dalam operasionalisai teknis kegiatan surveilans KAMRT dimaksud sesuai dengan apa yang telah dijelaskan di dalam panduan secara efektif dan efisien.
Jakarta, 25 Juli 2024
Direktur Penyehatan Lingkungan
dr. Anas Ma’ruf, MKM
v DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR SINGKATAN ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB 1 PENDAHULIAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Definisi ... 3
1.3. Sasaran ... 4
1.4. Ruang Lingkup ... 4
1.5. Tujuan ... 5
1.5.1 Tujuan Umum ... 5
1.5.2 Tujuan Khusus ... 5
1.6. Manfaat ... 5
1.6.1 Pusat, Provinsi, Kabupaten ... 5
1.6.2 Lintas Sektor Terkait ... 6
1.6.3 Puskesmas ... 6
1.6.4 Masyarakat ... 6
1.7. Dasar Hukum ... 6
BAB 2 METODOLOGI ... 7
2.1. Desain Surveilans KAMRT ... 7
2.2. Tempat dan Waktu ... 7
2.3. Parameter, Populasi, Sampel, dan Besar Sampel ... 7
2.3.1 Parameter ... 7
2.3.2 Populasi dan sampel ... 8
2.3.3 Besar Sampel kabupaten ... 8
2.4. Cara Penentuan Sampel ... 10
2.4.1 Pemilihan desa di Puskesmas ... 10
vi
2.4.2 Pemilihan RW di desa terpilih ... 10
2.4.3 Pemilihan Sampel Rumah tangga ... 11
2.5. Pengumpulan data ... 12
2.5.1 Cara Pengumpulan data ... 12
2.5.2 Instrumen Pengumpulan data ... 12
2.5.3 Pengambilan Sampel Air ... 13
2.6. Manajemen dan Analisis Data ... 14
2.6.1 Manajemen data ... 14
2.6.2 Analisis Data ... 15
2.7. Definisi Operasional dan Indikator ... 15
BAB 3 WAWANCARA ... 20
3.1. Pentingnya Wawancara ... 20
3.2. Syarat Pewawancara yang Baik ... 20
3.3. Hal-hal yang Perlu Dilakukan Pewawancara agar Pengumpulan Data Berhasil Dengan Baik ... 20
3.4. Etika Wawancara Dalam Pengumpulan Data ... 21
3.5. Strategi dalam Melakukan Wawancara ... 21
3.6. Sikap yang Harus Ditampilkan oleh Seorang Pewawancara ... 21
3.7. Tenaga Pengumpul dan Kualitas Data ... 21
3.8. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Kunjungan ... 22
BAB 4 INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN ... 23
4.1. Formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan (Sanitary Inspection Forms) ... 23
4.2. Manfaat IKL ... 23
4.3. Jenis formulir IKL ... 24
BAB 5 PENGUJIAN SAMPEL AIR ... 25
5.1. Prosedur Pengambilan Sampel ... 26
5.1.1 Pengambilan sampel di lapangan untuk 19 parameter wajib. ... 26
5.1.2 Jumlah Sampel yang Dibutuhkan ... 27
5.1.3 Gambar alat pengambil sampel ... 27
5.1.4 Sistematika Cara Pengambilan Sampel ... 28
5.1.5 Titik sampling sarana air minum ... 29
5.1.6 Tata Cara Pengambilan Sampel di Sarana Air Minum (SAM) ... 30
5.2. Tata Cara Penempelan Stiker ... 34
5.2.1 Tujuan Penggunaan Stiker ... 34
5.2.2 Tempat Penempelan Stiker ... 34
vii
5.2.3 Kode Penomoran Sampel ... 35
5.3. Kebutuhan Alat Utama ... 37
5.3.1 Kebutuhan Alat Utama Untuk Uji Kimia ... 37
5.3.2 Kebutuhan Bahan Untuk Uji Kimia ... 40
5.3.3 Kebutuhan Alat Utama Untuk Uji Mikrobiologi ... 42
5.3.4 Kebutuhan Bahan Utama Uji Mikrobiologi ... 44
5.4. Kebutuhan Bahan Pendukung ... 46
5.5. Prosedur Pengujian... 49
5.4.1 Prosedur Persiapan Sampel Kimia ... 49
5.4.2 Prosedur Pengujian TDS dan pH Meter ... 49
5.4.3 Prosedur Pengujian Sampel Air Minum Parameter Mikrobiologi (Escherichia coli) .... 50
BAB 6 KALIBRASI ALAT & QUALITY CONTROL ... 57
6.1. Kalibrasi Alat ... 57
6.2. Manajemen Pelaksanaan Kalibrasi Alat dan Sumber Daya ... 57
6.2.1 Biaya PNBP Kalibrasi per Alat ... 58
6.2.2 Biaya Akomodasi Sumber Daya yang mengkalibrasi ... 58
6.2.3 Dukungan Tempat pelaksanaan Kegiatan Kalibrasi Alat ... 59
6.3. Pengawasan Kualitas (Quality Control) ... 59
6.4. Prosedur Pengujian dan Quality Control ... 61
6.3.1 Prosedur Quality Control TDS dan pH Meter ... 61
6.3.2 Prosedur Quality Control Parameter Kimia lainnya ... 62
6.3.3 Prosedur Quality Control Parameter Mikrobiologi ... 62
6.5. Hal Teknis Peralatan Kalibrasi yang Perlu di Perhatikan di Lapangan ... 63
BAB 7 ORGANISASI PENYELENGGARAAN DAN PENGANGGARAN ... 65
7.1. Peran Kementerian Kesehatan ... 65
7.2. Peran Dinas Kesehatan Provinsi ... 65
7.3. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... 66
7.4. Peran Puskesmas ... 67
7.5. Penganggaran ... 67
BAB 8 PELAPORAN ... 69
8.1. Pimpinan ... 69
8.2. Pihak terkait ... 69
8.3. Masyarakat ... 69
8.4. Tahapan Pelaporan... 70
viii BAB 9 SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN ... 71 9.1. Sistematika Penyusunan Laporan ... 71 9.2. Penjelasan Terkait Tabel Bantu Dummy Tabel ... 73
ix DAFTAR SINGKATAN
AOAC : Association of Official Analytical Chemists ART : Anggota Rumah Tangga
BAB : Buang Air Besar
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
BBLK : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat BHP : Bahan Habis Pakai
BOK : Bantuan Operasional Kesehatan CD/EC : Compact Dry Escherichia Coli CRM : Certified References Materials CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun DSRT : Daftar Sampel Rumah Tangga E. coli : Escherichia coli
Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan IKL : Inspeksi Kesehatan Lingkungan
IPALD : Instalasi Pengolahan Akhir Limbah Domestik IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
ISO : International Organization for Standardization KAM : Kualitas Air Minum
KAMRT : Kualitas Air Minum Rumah Tangga KCl : Kalium Chlorida
Kesling : Kesehatan Lingkungan
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
KPSPAM : Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum MA : Mata Air
MCK : Mandi, Cuci, Kakus
NTU : Nephelometric Turbidity Unit PAH : Penampungan Air Hujan
PAMRT : Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
PAMSIMAS : Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
pH : Potential of Hydrogen
PKAM : Pengawasan Kualitas Air Minum
x PMA : Penampungan Mata Air/
PNS : Pegawai Negeri Sipil PoA : Point of Access
Pokmair : Kelompok Pemakai Dan Pencinta Air Bersih Polri : Polisi Republik Indonesia
PoU : Point of Use
PPAH : Pengumpulan Dan Penyimpanan Air Hujan PP-KU : Peripipaan-Keran Umum
PP-SR : Perpipaan-Sambungan Rumah PTFE : Polytetrafluoroethylene
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat RPAM : Rencana Pengamanan Air Minum
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RT : Rukun Tetangga
RUTA : Rumah tangga
RW : Rukun Warga
SAM : Sarana Air Minum
SD/MI : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah SDGs : Sustainable Development Goals SDM : Sumber Daya Manusia
SGL-PT : Sumur Gali Dengan Pompa Tangan SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah
SPAM-RT : Sistem Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga.
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat TDS: : Total Dissolved Solids
TFU : Tempat dan Fasilitas Umum TNI : Tentara Nasional Indonesia
TPS : Tempat Penampungan Sementara TSL : Tenaga Sanitasi Lingkungan TTG : Teknologi Tepat Guna
UPT /UPTD : Unit Pelaksana Teknis /Daerah UV : Ultraviolet
VDC : Vehicle Dynamic Control WHO : World Health Organization
xi DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Form Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) LAMPIRAN 2 Form Kuesioner Surveilans KAMRT
LAMPIRAN 3 Form IKL Berdasarkan Jenis Sarana Air Minum (SAM) LAMPIRAN 4 Form Hasil Quality Control Sanitarian Kit
LAMPIRAN 5 Form Hasil Pengujian Sampel Air Minum LAMPIRAN 6 Form Dummy Table Surveilans KAMRT
LAMPIRAN 7 Informasi Wilayah Regional Binaan Laboratorium Kesehatan Masyarakat
B A B 1 - P E N D A H U L U A N
1 BAB 1
PENDAHULIAN 1.1. Latar Belakang
Perlindungan kesehatan masyarakat dari penyakit berbasis lingkungan merupakan tujuan pengamanan air minum yang aman melalui pengawasan kualitas air minum yang berkelanjutan, untuk mendapatkan air minum yang aman sampai dengan tingkat Rumah Tangga, hal ini sejalan dengan amanah dari Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan khususnya pasal 163 ayat 3
“Lingkungan Sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur unsur yang menimbulkan gangguan Kesehatan antara lain dari air yang tercemar. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
“Kualitas lingkungan yang sehat ditentukan melalui pencapapaian atau pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan Kesehatan melalui media air di lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dan tempat fasilitas umum.
Artinya dalam perlindungan Kesehatan masyarakat diperlukan jaminan kualitas air minum yang menjadi kebutuhan hidup adalah air minum yang aman.
Komitmen Pemerintah Indonesia bersama dengan masyarakat dunia untuk mencapai Target 6.1 dari Sustainable Development Goals (SDGs) “By 2030, achieve universal and equitable access to safe and affordable drinking water for all” menuntut kita untuk berkomitmen dalam pemenuhan kualitas air minum yang aman beserta pemantauannya bagi seluruh rakyat Indonesia. SDGs merupakan rencana aksi yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia. SDGs tujuan 6 menargetkan pada tahun 2030 mencapai universal akses dan adil terhadap air minum yang aman dan terjangkau untuk semua, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan.
Untuk melaksanakan tujuan 6 tersebut, maka perlu upaya yang tersinergi baik tingkat pusat, daerah, lintas program, sektor terkait, mitra pembangunan air minum dan sanitasi untuk penguatan pengaturan dan pelaksanaan dari sisi kebijakan, strategi, operasionalisasi pelaksanaan pencapaian target ketersediaan air dari sisi kuantitas, kontiunitas, keterjangkuan dan kualitas.
Kementerian Kesehatan dalam menjamin kualitas air minum aman sampai dengan tingkat Rumah Tangga diperlukan penguatan upaya pengawasan kualitas air minum internal dan eksternal baik tingkat hulu dalam hal ini sumber sarana air minum dan pengawasan hilir adalah sampai dengan tingkat Rumah Tangga. Dengan tujuan untuk memastikan jaminan mutu air yang didistribusikan sampai dengan tingkat sasaran dalam hal ini Rumah Tangga atau masyarakat yang siap minum adalah air minum yang aman.
B A B 1 - P E N D A H U L U A N
2 Konsep secara utuh untuk air minum aman dilakukan melalui pendekatan target
berbasis perlindungan dan meningkatkan kualitas air minum dan kesehatan manusia (terukur secara kualitas dan berdasarkan penilaian risiko bahaya). Kegiatan dilaksanakan melalui pengawasan kualitas air minum dari hulu sampai dengan hilir.
Tahapan pelaksanaan pemantauan mulai dari (1) Penyelenggara air minum (pengawasan internal) dengan penerapan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) termasuk uji kualitas yang dikirim kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku pengawas eksternal; (2) Pengawas Eksternal melaksanakan analisa dan tindak lanjut uji petik pada sarana air minum sampai dengan titik rumah tangga melalui Surveilans KAMRT untuk memastikan jaminan air minum aman; (3) Upaya tindak lanjut berikutnya adalah peningkatan edukasi dan implementasi pengelolaan air minum di rumah tangga (PAMRT).
Pengawasan internal menjadi tanggung jawab para pelaksana penyelenggara air minum untuk memastikan bahwa sistem penyediaan air minum yang siap didistribusikan adalah air minum yang aman. Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, dimana pengawasan kualitas air minum dalam hal ini Tenaga sanitasi lingkungan (TSL)/penanggung jawab Kesehatan Lingkungan di Puskesmas melakukan operasionalisasi pelaksanaannya.Capaian hasil kinerja pengawasan mulai tingkat kabupaten/kota dengan menterjemahkan capaian target per tahun. Masing-masing daerah dalam upaya mencapai kualitas air minum tingkat rumah tangga aman secara nasional akan menjadi barometer keberhasilan untuk mengevaluasi kinerja program secara komprehensif.
Target RPJMN rumah tangga memiliki akses air minum layak tahun 2024 sebesar 100% dilakukan melalui Susenas dan akses air minum amantahun 2024 sebesar 15%, dilakukan melalui surveilans KAMRT di rumah tangga. Surveilans KAMRT dilaksanakan secara rutin oleh 514 kab/kota yang sekaligus melaksanakan sosialisasi PAM-RT Pilar ke 3 STBM untuk meningkatkan edukasi serta membangun kepedulian masyarakat mendapatkan akses air minum yang aman. Data yang dikumpulkan setiap tahunnya akan dievaluasi untuk memberikan masukan ke program penyehatan air, baik dari sisi suplai dan penanganan tingkat risiko melalui rencana pengamanan air minum pada satuan hulunya yaitu seluruh penyelenggara air minum menghasilkan kualitas air minum yang aman.
B A B 1 - P E N D A H U L U A N
3 Target RPJMN Rumah Tangga Memiliki Akses Air Minum Layak dan Akses Air Minum Aman
Indikator Target 2024 Target 2030
Rumah tangga memiliki akses air minum layak
100% 100%
Rumah tangga memiliki akses air minum aman
15% 45%
Target RPJMN 2020-2024 Persentase Sarana Air Minum Diawasi /Diperiksa Kualitas Air Minumnya Sesuai Standar
Tahun Target
2020 60%
2021 64%
2022 68%
2023 72%
2024 76%
*Catatan : Hal ini berlaku hanya untuk Sarana Air Minum Komunal Berbasis Masyarakat 1.2. Definisi
Surveilans kualitas air minum menurut WHO (1976) adalah asesmen kesehatan masyarakat yang terus menerus dan teliti untuk memastikan keamanan dan penerimaan penyediaan air minum.
Surveilans KAMRT dilakukan untuk mendapatkan potret ketersediaan data kualitas air minum di kabupaten/kota. Hasil tersebut kemudian dilaporkan secara berjenjang, kepada provinsi dan Direktorat Penyehatan Lingkungan. Hal ini dapat dimanfaat kan untuk:
a. Perbaikan perencanaan
b. Strategi Pengawasan Kualitas Air Minum
c. Evaluasi pada penyelenggara air minum untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dari hulu hingga hilir
d. Menjamin mutu yang aman sampai di tingkat rumah tangga.
e. Data dasar bagi perangkat daerah dan stakeholder untuk perencanaan, penyusunan kerangka regulasi, penyusunan kebijakan, serta penganggaran operasional teknis dalam mencapai air minum aman 45% di tahun 20230.
B A B 1 - P E N D A H U L U A N
4 1.3. Sasaran
1. Sasaran pelaksanaan kegiatan surveilans KAMRT rumah tangga ini adalah 514 kab/kota di 38 Provinsi.
2. Sasaran pedoman surveilans KAMRT ini digunakan untuk petugas kesehatan lingkungan tingkat kab/kota dan puskesmas maupun puskesmas pembantu (pustu).
1.4. Ruang Lingkup
Surveilans KAMRT Rumah Tangga merupakan bagian dari pengawasan eksternal yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:
1. Lokasi surveilans menggunakan batasan per kabupaten/kota.
2. Data dasar pendataan adalah rumah tangga dengan memperhatikan perhitungan akses rumah tangga dengan jenis sumber sarana air minum yang diakses baik institusi, komunal, dan mandiri
3. Pusat dan Provinsi sebagai pelaksana pendamping teknis.
4. Pelaksana adalah Dinas Kabupaten/Kota selaku penanggung jawab kegiatan.
5. Tenaga sanitasi lingkungan (TSL) puskesmas/penanggung jawab kesehatan lingkungan di Puskesmas sebagai enumerator melakukan wawancara, observasi, melakukan analisis sampel air, dan edukasi serta intervensi.
6. Kegiatan yang dilakukan melalui:
a. Wawancara kepada setiap rumah tangga terpilih dengan menggunakan kuesioner Surveilans KAMRT untuk mendapatkan data umum terkait penyelenggaraan 5 Pilar STBM serta kejadian penyakit terkait air.
b. Inspeksi kesehatan lingkungan pengawasan kualitas air minum (KAMRT) dilakukan di sarana air minum (SAM) yang diakses olehrumah tangga dan tempat penampungan sarana air minum di lingkungan rumah tangga.
c. Promosi kesehatan lingkungan kepada masyarakat untuk memicu masyarakat agar mengakses air minum yang aman melalui jaringan perpipaan dan mengenal Teknologi Tepat Guna (TTG) Air Minum.
d. Pengambilan sampel air minum (akses sarana air minum utama dan siap minum) diambil di rumah tangga.
e. Pengukuran/pengujian sampel menggunakan alat pengawasan Kesehatan Lingkungan Sanitarian Kit untuk uji kualitas air minum yang telah terkalibrasi yang dimiliki oleh Puskesmas/Kabupaten/Kota. Bagi kab/kota atau puskesmas yang belum memiliki alat SanitarianKit dapat melakukan pengujian sampel air
B A B 1 - P E N D A H U L U A N
5 minum pada laboratorium terakreditasi.
f. Parameter pengujian mengacu pada PMK 2 Tahun 2023 untuk parameter wajib air minum, kecuali Arsen, Cadmium, dan Timbal.
g. Penetapan hasil uji sampel media air (fisik, kimia, dan mikrobiologi).
h. Pengolahan dan manajemen data.
i. Entry data pelaporan secara lengkap yang dilakukan menggunakan aplikasi e- monev KAMRT.
j. Analisis dan intrepetasi hasil pengujian.
k. Menyusun rencana tindak lanjut (sebagai bahan komunikasi resiko).
l. Sosialisasi dan advokasi.
m. Diseminasi hasil.
1.5. Tujuan
1.5.1 Tujuan Umum
Memberikan panduan kepada semua pihak (dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga puskesmas) yang terlibat dalam kegiatan surveilans KAMRT aman rumah tangga di Indonesia sebagai bagian dari implementasi pilar 3 STBM di setiap kabupaten/kota di Indonesia.
1.5.2 Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan dalam melakukan wawancara pada Surveilans KAMRT;
b. Memberikan panduan dalam melaksanakan identifikasi risiko (IKL) dan pengelolaan resiko yang ada pada sarana air minum di rumah tangga;
c. Memberikan panduan untuk melakukan pengujian kualitas air minum rumah tangga secara fisik, kimia, dan mikrobiologi;
d. Memberikan panduan untuk menginput dan menganalisis data hasil pelaksanaan surveilans KAMRT;
1.6. Manfaat
1.6.1 Pusat, Provinsi, Kabupaten
a. Tersedianya data rutin untuk monitoring capaian SDGs pertahun dan implementasi pilar 3 STBM.
b. Perbaikan rencana pengamanan air minum (RPAM) c. Peningkatkan sarana yang terlindungi dan
B A B 1 - P E N D A H U L U A N
6 d. Hasil produksi airnya memiliki persyaratan kualitas air minum
e. Penetapan kebijakan bahan advokasi pengamanan air minum aman.
1.6.2 Lintas Sektor Terkait
a. Harmonisasi hasil pembangunan dalam bidang air minum (perkembangan peningkatan cakupan komunitas yang mempunyai akses air minum aman).
b. Sinkronisasi perencanaan pembangunan dalam bidang peningkatan air minum aman.
1.6.3 Puskesmas
a. Penguatan pelaksanaan PAMRT;
b. Peningkatan kapasitas SDM tenaga sanitasi lingkungan.
1.6.4 Masyarakat
a. Peningkatan kepedulian komunitas (rumah tangga, sekolah, TFU dan fasyankes) untuk mendapatkan dan mengkonsumsi air minum aman;
b. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk memperbaiki sarana air minum dan kualitasnya dalam rangka mencegah penularan penyakit berbasis air.
1.7. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undnag Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan e. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang Kementerian Kesehatan f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Peraturan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
B A B 2 – M E T O D O L O G I
7 BAB 2
METODOLOGI 2.1. Desain Surveilans KAMRT
Desain Survelans KAMRT menggunakan pendekatan cross sectional untuk memperoleh gambaran tentang kualitas air minum dari mulai sumber air minum dan pemeriksaan mikrobiologi, fisik, kimia, serta determinannya
2.2. Tempat dan Waktu
Surveilans KAMRT 2024 dilaksanakan oleh 514 kabupaten/kota dengan sasaran seluruh puskesmas. Waktu pelaksanaan kegiatan DIREKOMENDASIKAN tidak melewati triwulan ke-3 sehingga hasil dapat menjadi potret keberhasilan klaim pilar 3 STBM dan klaim pencapaian akses air minum aman. Pelaksanaan surveilans KAMRT pada 2024 dilaksanakan di 514 kabupaten/kota di puskesmas terpilih.
2.3. Parameter, Populasi, Sampel, dan Besar Sampel 2.3.1 Parameter
Parameter wajib yang dilakukan pengujian meliputi parameter fisik, kimia, dan biologi.
Pengujian kualitas air minum baik di internal maupun eksternal sampai dengan titik rumah tangga, mengikut parameter wajib air minum pada Standar Baku Mutu Kualitas Air Minum pada tabel dibawah:
Tabel 1. Daftar Parameter Kualitas Air Minum
No Jenis Parameter Kadar
maksimum Satuan Metode
Pengujian Mikrobiologi
1 Escherichia coli 0 CFU/100ml SNI/ APHA
2* Total Coliform 0 CFU/100ml SNI/ APHA
Fisik
3 Suhu Suhu udara ± 3 oC SNI/APHA
4 Total Dissolve Solid <300 mg/L SNI/APHA
5 Kekeruhan <3 NTU SNI atau yang
setara
6 Warna 10 TCU SNI/APHA
7 Bau Tidak berbau - APHA
Kimia
8 pH 6.5 – 8.5 - SNI/APHA
B A B 2 – M E T O D O L O G I
8
No Jenis Parameter Kadar
maksimum Satuan Metode
Pengujian 9 Nitrat (sebagai NO3)
(terlarut) 20 mg/L SNI/APHA
10 Nitrit (sebagai NO2)
(terlarut) 3 mg/L SNI/APHA
11 Kromium valensi 6 (Cr6+)
(terlarut) 0,01 mg/L SNI/APHA
12 Besi (Fe) (terlarut) 0.2 mg/L SNI/APHA
13 Mangan (Mn) terlarut) 0.1 mg/L SNI/APHA
14 Sisa khlor (terlarut)
0,2-0,5 dengan waktu Kontak 30
menit mg/L SNI/APHA
15** Arsen (As) (terlarut) 0.01 mg/L SNI/APHA
16** Kadmium (Cd) (terlarut) 0.003 mg/L SNI/APHA
17** Timbal (Pb) (terlarut) 0.01 mg/L SNI/APHA
18 Flouride (F) (terlarut) 1.5 mg/L SNI/APHA
19 Alumunium (Al) (terlarut) 0.2 mg/L SNI/APHA
Keterangan :
*Parameter Total Coliform (nomor 2) tidak perlu dilakukan, sehingga compact dry dan CD/EC yang tersisa dapat digunakan untuk pengujian E.coli pada pengawasan kualitas air minum di sarana komunal ataupun pengawasan eksternal.
**Parameter Arsen, Kadmium, dan Timbal (nomor 15,16,17), ke depannya pengujian ketiga parameter tersebut hanya dapat dilakukan pada Laboratorium di Tier 2.
2.3.2 Populasi dan sampel
Populasi adalah seluruh rumah tangga biasa yang ada di setiap kabupaten/ kota.
Sedangkan Sampel adalah rumah tangga biasa yang terpilih dalam pelaksanaan surveilans KAMRT.
2.3.3 Besar Sampel kabupaten
Besar sampel dihitung menggunakan rumus Lemeshow pada populasi infinit dengan proporsi AIR AMAN hasil SKAMRT 2020 (proporsi nasional atau provinsi 2020) sebagai angka proporsi (p), dengan presisi absolut (d) sebesar 5% (0,05) dan design effect (deff) 2,5 . Rumus dihitung berdasarkan rumus estimasi 1 proporsi dengan formula sebagai berikut:
B A B 2 – M E T O D O L O G I
9 n : Ukuran sampel yaitu jumlah rumah tangga yang diambil sebagai sampel
Z1-α/2 : statistik Z (Z score = 1,96, α = 0,05)
p : Estimasi proporsi (prevalensi) variabel dependen (angka air aman) pada populasi (mis 20%)
q : 1-p
d : delta, presisi absolut yang diinginkan (presisi 5%) deff : design effect (2,5)
a. Besar sampel bisa dihitung dengan mengisi cell populasi dengan jumlah rumah tangga di kabupaten/kota dan proporsi air aman di kolom proporsi pada link http://link.kemkes.go.id/SurveilansKAMRT2024.
b. Jumlah sampel Surveilans KAMRT 2024 disesuaikan dengan anggaran DAK Non Fisik BOK Kabupaten/Kota 2024, sebanyak 15 rumah tangga setiap puskesmas terpilih. Yang dimaksud dengan Puskesmas terpilih adalah puskesmas yang ditunjuk oleh Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Surveilans KAMRT melalui pembiayaan DAK Non Fisik BOK Kab/Kota.
c. Jika besar sampel yang dianggarkan lebih dari besar sampel yang dihitung, maka jumlah sampel rumah tangga disesuaikan dengan anggaran yang diberikan.
d. Jika besar sampel lebih sedikit dari anggaran, maka jumlah sampel minimal agar bisa di estimasi ke wilayah kabupaten kota adalah 150 rumah tangga.
e. Jika sampel jumlah rumah tangga tidak mencapai 150, maka estimasi proporsi rumah tangga air minum aman di kabupaten/kota tersebut tidak bisa dianalisis untuk mewakili angka Kabupaten/kota tersebut, data tersebut hanya dapat dianalisis untuk mewakili sampel tersebut.
f. Bagi Puskesmas yang tidak mendapatkan pendanaan DAK Non Fisik BOK Kabupaten/Kota untuk kegiatan ini, tetap diperbolehkan untuk melaksanakan Surveilans KAMRT, dengan mengikuti ketentuan metodologi yaitu :
1) Jumlah sampel sebanyak 15 rumah tangga di tiap Puskesmas dan 5 rumah tangga ditiap cluster (RW atau sederajat-subdesa/kelurahan).
B A B 2 – M E T O D O L O G I
10 2) melakukan pendataan/ pemutakhiran data rumah tangga yang menjadi populasi.
3) melakukan pemilihan sampel rumah tangga secara acak.
4) melakukan kegiatan surveilans yang meliputi wawancara, pemeriksaan kualitas air dan melaksanakan Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
g. Jika ada tambahan sampel yang dipilih secara purposif (misalnya untuk melihat determinan stunting dll), maka tidak ditambahkan kedalam data lainnya yang diambil secara random.
Namun sebaliknya, jika diambil secara random tapi kebetulan mengalami stunting tetap diikutkan.
2.4. Cara Penentuan Sampel
Sampel di masing-masing kabupaten/kota dipilih menggunakan metode cluster sampling 2 tahap yaitu 1) memilih desa 2) memilih RW atau cluster.
2.4.1 Pemilihan desa di Puskesmas
a. Jika wilayah Puskesmas lebih dari 3 Desa/Kelurahan maka lakukan pemilihan desa secara acak untuk memperoleh 3 desa/kelurahan. Caranya bisa menggunakan spinwheel di gadget atau diacak seperti arisan atau menggunakan excel pada link http://link.kemkes.go.id/SurveilansKAMRT2024.
b. Jika wilayah puskesmas terdiri dari kurang atau sama dengan (≤) 3 desa maka setiap desa/kelurahan otomatis terpilih.
2.4.2 Pemilihan RW di desa terpilih
Cluster dalam surveilans ini adalah RW. Tatacara pemilihan RW adalah sebagai berikut:
a. Jika di puskesmas tersebut terdiri dari 3 desa/kelurahan terpilih. Maka masing-masing desa/kelurahan akan memilih 1 RW bisa menggunakan spinwheel di gadget atau secara acak seperti arisan atau pada link http://link.kemkes.go.id/SurveilansKAMRT2024.
b. Jika di puskesmas hanya terdiri dari 2 desa/kelurahan, maka pemilihan RW dilakukan sekaligus yaitu
1) Tahap pertama membuat daftar RW di dua kelurahan tersebut dimulai dari RW/dusun 1 di desa Pertama sampai RW terakhir di Desa/Kelurahan kedua 2) Melakukan pemilihan RW secara acak sehingga dapat diperoleh 3 RW terpilih
dengan asumsi desa/kelurahan dengan jumlah RW lebih banyak akan diwakili 2 RW sedangan yang lebih sedikit akan diwakili oleh 1 RW. Pemilihan bisa menggunakan spinwheel di gadget atau secara acak seperti http://link.kemkes.go.id/SurveilansKAMRT2024.
“Besar sampel minimal untuk dapat menghasilkan angka air minum aman yang mewakili kabupaten/kota adalah 150 rumah tangga.”
B A B 2 – M E T O D O L O G I
11 c. Jika di puskesmas tersebut hanya memiliki wilayah 1 desa maka/kelurahan dilakukan pemilihan 3 RW tersebut secara acak sekaligus. Pemilihan bisa menggunakan spinwheel di gadget atau secara acak seperti arisan atau menggunakan excel pada link http://link.kemkes.go.id/SurveilansKAMRT2024.
2.4.3 Pemilihan Sampel Rumah tangga
a. Setelah mendapatkan kluster/ RW terpilih, tahap berikutnya, PETUGAS PUSKESMAS melakukan pendataan di SELURUH RUMAH TANGGA di wilayah RW TERPILIH dengan output adalah KERANGKA SAMPEL yaitu daftar nama kepala rumah tangga, alamat (Jalan, Gang) di RW terpilih tersebut. Dengan cara mendatangi door to door atau dengan menggunakan data yang sudah ada. Data yang dimaksud seperti data PISPK, data masyarakat di wilayah tersebut.
Jika di RW tersebut sudah ada daftar rumah tangga/keluarga di wilayah tersebut, petugas pendata harus memastikan bahwa rumah tangga tersebut benar-benar masih tinggal diwilayah RW tersebut.
b. Tahap selanjutnya adalah memilih 5 rumah tangga dari kerangka sampel RW/dusun/jorong/subdesa tersebut. Pemilihan sampel dilakukan dengan Simple random. Pemilihan http://link.kemkes.go.id/SurveilansKAMRT2024.
c. Setelah 5 rumah tangga terpilih dari masing RW terpilih. Maka tahap selanjutnya adalah membuat DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA (DSRT), untuk 1 PUSKESMAS, yaitu daftar 15 rumah tangga terpilih yang merupkan gabungan dari tiap 3 cluster/RW/subdesa (masing- masing 5 rumah tangga) terpilih tersebut. Form DSRT terdapat pada lampiran 1.
“Tidak boleh mengambil desa/RW/ rumah tangga secara purposive, HARUS DILAKUKAN SECARA ACAK.”
Purposive yang dimaksud :
- Desa yang mudah dijangkau/ terdekat
- Desa dengan lokus keperluan/kepentingan tertentu (stunting/diare/ lainnya)
Dalam rangka kepentingan pembobotan untuk mendapatkan angka air aman kabupaten/kota : JANGAN LUPA MENGISI JUMLAH TOTAL RUMAH TANGGA pada PUSKESMAS TERPILIH
B A B 2 – M E T O D O L O G I
12 2.5. Pengumpulan data
2.5.1 Cara Pengumpulan data
a. Wawancara, menggunakan kuesioner terstruktur (KUESIONER SURVEILANS KAMRT), responden yang diwawancarai adalah individu yang mewakili rumah tangga, diutamakan kepala keluarga atau ibu rumah tangga atau Anggota Rumah Tangga dewasa berusia minimal 18 tahun.
b. Observasi, untuk pengisian formulir IKL.
c. Pemeriksaan kualitas air di masing-masing rumah tangga terdiri dari 2 sampel yaitu dari PoU dan PoA. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan Mikrobiologi (Escherichia coli), Fisik (Suhu, Total Dissolve Solid, Kekeruhan, Warna, Bau), dan Kimia (pH, Nitrat (sebagai NO3) (terlarut), Nitrit (sebagai NO2) (terlarut), Kromium valensi 6 (Cr6+) (terlarut), Besi (Fe) (terlarut), Mangan (Mn) (terlarut), Sisa khlor (terlarut), Flouride (F) (terlarut), Aluminium (Al) (terlarut).
d. Untuk pemeriksaan parameter kimia, disesuaikan dengan kemampuan jenis alat yang dimiliki oleh Puskesmas.
2.5.2 Instrumen Pengumpulan data
a. Kuesioner terstruktur (KUESIONER SURVEILANS KAMRT) untuk memperoleh data jenis SAM atau drinking water sources, akses air minum, pengelolaan air minum skala rumah tangga, dan penyakit yang ditularkan lewat media air (water borne disease).
b. Formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) untuk jaringan perpipaan (minimal harus ada pengolahan pengolahan fisik dan desinfeksi) menggunakan instrumen (terlampir).
1) IKL pada SAM perpipaan-sambungan rumah (PP-SR).
2) IKL pada SAM peripipaan-keran umum (PP-KU) /hydrant umum/terminal air.
c. Formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) untuk SAM bukan jaringan perpipaan menggunakan instrumen IKL :
1) IKL pada SAM sumur gali dengan pompa listrik/pompa tangan 2) IKL pada SAM sumur gali
3) IKL pada SAM Penampungan Mata Air (PMA)/ Mata Air (MA) 4) IKL pada SAM pengumpulan dan penyimpanan air hujan (PPAH)
B A B 2 – M E T O D O L O G I
13 d. Alat Pemeriksaan sampel kualitas air minum (TDS Meter, pH meter, dan
Photometer/ Spektrofotometer dan inkubator) e. Formulir Hasil Pemeriksaan
1) Formulir hasil pemeriksaan pada PoU (air siap minum) 2) Formulir hasil pemeriksaan pada PoA (sarana air minum)
2.5.3 Pengambilan Sampel Air
Pengambilan sampel air pada titik sarana (Point of Access)
a. SAM lebih dari satu jenis: tentukan SAM utama yang digunakan oleh rumah tangga dengan mengacu kepada definisi sarana air minum (SAM) b. Apabila rumah tangga tidak mempunyai SAM secara individu, maka titik
sampling diambil dari SAM utama yang digunakan sebagai PoA (sesuai dengan instrumen IKL)
c. SAM dari air ledeng atau sambungan rumah: kran terluar di tempat sambungan pipa ledeng dan pipa sambungan ke rumah tangga
d. SAM dari jenis sumur gali: sumur (timba atau kran terdekat dari sumur) e. SAM dari jenis sumur bor dengan toren: kran terdekat dari sumur atau toren f. SAM dari mata air terlindungi sampel diambil dari kran terdekat dari bangunan
pelindung mata air
g. SAM dari mata air tidak terlindungi atau dari sumber air permukaan (sungai, waduk)
1) Dekat rumah: sampel diambil langsung dari sumbernya 2) Jauh dari rumah dan sulit dijangkau: kran/pipa/saluran yang Surveilans KAMRT ini terdiri dari 3 kegiatan utama :
1. Wawancara 2. Pelaksanaan IKL
3. Pengujian Kualitas Air Minum rumah tangga (Fisik, Kimia, Mikrobiologi)
B A B 2 – M E T O D O L O G I
14 menghubungkan SAM ke rumah atau penampungan di rumah tangga
h. SAM dari hidran air atau terminal air:
1) Dekat rumah: langsung dari pipa outlet nya
2) Jauh dari rumah dan sulit dijangkau: sampel air diambil dari tempat penampungan air yang berasal dari hidran atau terminal air
i. SAM rumah tangga membeli eceran: tempat penampungan di rumah Pengambilan sampel air pada titik konsumsi (Point of Use-PoU)
a. Seluruh jenis SAM rumah tangga: Air siap minum sampel air bisa diambil langsung dari wadah (cerek, teko, wadah dan sejenisnya) tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel
b. Pastikan sumbernya (PoA) untuk membedakan wadah sampel untuk pengujian mikrobiologi
c. SAM dari air kemasan/air isi ulang: sampel air diambil langsung dari kran galon d. SAM dari air minum isi ulang (depot air minum): kran dari galon atau wadah
penyimpanannya (air dari galon dipindahkan ke tempat penampungan di wadah lain).
CATATAN: PENJELASAN LEBIH LANJUT DAPAT DILIHAT DI BAB 5 PENGUJIAN SAMPEL AIR 2.6. Manajemen dan Analisis Data
2.6.1 Manajemen data
Manajemen data, meliputi data editing, data coding, dan data entry. Entri data menggunakan aplikasi e-monev PKAM.
Untuk memudahkan tenaga pengumpul data mengidentifikasi sampel agar tidak tertukar antara sampel PoA (Sumber Air Minum) dan PoU (Air yang siap untuk diminum) diperlukan identitas unik. Identitas tersebut terdiri dari 17 digit yang menggambarkan kode wilayah (Provinsi – wilayah RT), Strata jenis SAM, Jenis sampel air rumah tangga, dan nomor urut rumah tangga.
CATATAN: LEBIH JELAS TENTANG ID SAMPEL PENGUJIAN AIR DAPAT DILIHAT DI BAB 5 TENTANG ID SAMPEL DAN PENEMPELAN STIKER IDENTITAS (ID)
B A B 2 – M E T O D O L O G I
15 2.6.2 Analisis Data
Data hasil wawancara rumah tangga, hasil pengujian kualitas air dan hasil IKL diolah menggunakan aplikasi e-monev PKAM. Analisis data disajikan dalam bentuk tabel (lihat dummy table dalam lampiran). Jika membutuhkan analisis tambahan selain di analisis di dummy tabel terlampir, aplikasi KAMRT menyediakan menu untuk mengunduh data.
2.7. Definisi Operasional dan Indikator
1. Rumah tangga (RUTA) biasa adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu manajemen dapur. Yang dimaksud satu dapur adalah jika kepengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama menjadi satu.
2. Proporsi rumah tangga menurut penggunaan jaringan perpipaan untuk keperluan minum adalah jumlah rumah tangga yang terhubung dengan sambungan perpipaan untuk keperluan minum dibagi jumlah rumah tangga yang menjadi sampel dalam Surveilans KAMRT di kab/kota tersebut dikalikan 100.
3. Proporsi rumah tangga menurut jenis SAM Utama untuk keperluan minum adalah jumlah rumah tangga menurut masing-masing jenis SAM dibagi jumlah rumah tangga yang menjadi sampel dalam Surveilans KAMRT di kab/kota tersebut dikalikan 100. Jenis SAM Utama yang digunakan oleh rumah tangga meliputi air kemasan, Air isi ulang, Perpipaan PDAM, Perpipaan non-PDAM (KPSPAM), sumur bor/pompa, sumur gali terlindungi, sumur gali tak terlindung, mata air terlindungi, mata air tidak terlindung, penampungan air hujan, air permukaan (sungai/ danau/
irigasi), hidran air, terminal air, air eceran yang dibeli (menunggu pedagang datang) dan air eceran yang dibeli (mendatangi penjual).
4. Proporsi rumah tangga menurut jenis SAM Utama untuk keperluan selain minum adalah jumlah rumah tangga menurut masing-masing jenis SAM dibagi jumlah rumah tangga yang menjadi sampel dalam Surveilans KAMRT di kab/kota tersebut dikalikan 100. Jenis SAM Utama yang digunakan oleh rumah tangga meliputi Air isi ulang, Perpipaan PDAM, Perpipaan non-PDAM (KPSPAM), sumur bor/pompa, sumur gali terlindungi, sumur gali tak terlindung, mata air terlindungi, mata air tidak terlindung, penampungan air hujan, air permukaan (sungai/ danau/ irigasi), hidran air, terminal air, air eceran yang dibeli (menunggu pedagang datang) dan air eceran yang dibeli (mendatangi penjual).
5. Sampel air siap minum (PoU) adalah air yang sudah siap diminum, digunakan seluruh anggota rumah tangga dan disajikan dalam gelas atau wadah untuk minum.
B A B 2 – M E T O D O L O G I
16 6. Sampel air dari sarana air minum rumah tangga (PoA) adalah adalah air yang
berasal dari sarana yang digunakan untuk kebutuhan minum.Proporsi rumah tangga menurut lokasi SAM Utama untuk keperluan minum adalah jumlah rumah tangga menurut masing-masing lokasi sarana air minum rumah tangga dibagi keseluruhan rumah tangga sampel (%).
7. Keterjangkauan SAM adalah keterjangkauan rumah tangga terhadap lokasi SAM.
Disebut terjangkau jika SAM berada di dalam rumah atau di dalam pekarangan rumah, dan disebut tidak terjangkau jika SAM berada di luar pekarangan rumah.
8. Ketersediaan air minum adalah SAM yang selalu tersedia selama sebulan terakhir.
Disebut tersedia jika SAM selalu tersedia selama setahun terakhir, dan disebut tidak tersedia jika dalam satu tahun terakhir pernah mengalami kekurangan air selama 1 bulan.
9. Kualitas air siap minum adalah kualitas air minum yang diambil dari titik konsumsi berdasarkan parameter mikrobiologis (E. coli), parameter fisik (TDS atau kekeruhan) dan parameter kimia sesuai Permenkes No. 2 Tahun 2023 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Variabel ini akan diukur melalui pemeriksaan menggunakan alat rapid test (Water Test Kit) di laboratorium lapangan. Jumlah parameter kimia yang dianalisis disesuaikan dengan kemampuan masing-masing alat (water test kit) yang dimiliki oleh Puskesmas.
10. Kualitas air sarana air minum adalah kualitas air minum yang diambil dari titik sarana berdasarkan parameter mikrobiologis (E. coli), parameter fisik (TDS atau kekeruhan) dan parameter kimia sesuai Permenkes No. 2 Tahun 2023. Variabel ini akan diukur melalui pemeriksaan menggunakan alat rapid test (Water Test Kit) di laboratorium lapangan. Jumlah parameter kimia yang dianalisis disesuaikan dengan kemampuan masing-masing alat (water test kit) yang dimiliki oleh Puskesmas.
11. Akses air minum layak dibagi menjadi 5 kategori yaitu
a. Ladder 1. Tidak ada akses: jika rumah tangga menggunakan sumber air secara langsung tanpa pengolahan yang berasal dari air permukaan (seperti sungai/
danau/ waduk/kolam/ irigasi) (tidak ada akses).
b. Ladder 2. Akses tidak layak: jika rumah tangga menggunakan sumber air minum yang berasal dari sumur gali tidak terlindung atau mata air tidak terlindung. Jika SAM utama untuk keperluan minum adalah air kemasan atau isi ulang maka SAM untuk keperluan selain minum jenis sarana sumur gali tidak terlindung atau mata air tidak terlindung.
c. Ladder 3.Akses Layak (akses layak terbatas) : rumah tangga dengan waktu
B A B 2 – M E T O D O L O G I
17 tempuh mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum lebih dari (>) 30 menit (waktu tempuh adalah waktu untuk pulang pergi mengambil air termasuk waktu antri) dan yang menggunakan sumber air minum layak yaitu perpipaan PDAM, perpipaan KPSPAM, sumur bor/pompa, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi, penampungan air hujan, hidran air, terminal air, air eceran yang dibeli (menunggu pedagang datang) dan air eceran yang dibeli (mendatangi penjual). Jika SAM utama untuk keperluan minum adalah air kemasan atau isi ulang maka SAM untuk keperluan selain minum jenis sarana layak lokasinya berada dalam rumah atau pekarangan atau jika diluar pekarangan waktu tempuh untuk mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum sebesar kurang lebih atau > 30 menit.
d. Ladder 4. Akses Layak (akses layak dasar) : rumah tangga dengan waktu tempuh untuk mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum sebesar kurang lebih atau sama dengan (≤) 30 menit (waktu tempuh adalah waktu untuk pulang pergi mengambil air termasuk waktu antri) dan yang menggunakan sumber air minum layak. Jika SAM utama untuk keperluan minum adalah air kemasan atau isi ualang maka SAM untuk keperluan selain minum jenis sarana layak lokasinya berada dalam rumah atau pekarangan atau jika diluar pekarangan waktu tempuh untuk mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum sebesar kurang lebih atau sama dengan (≤) 30 menit.
e. Ladder 5. Akses aman adalah rumah tangga yang menggunakan 1) SAM layak, 2) lokasi sumber air berada di dalam atau di halaman rumah (on-premises), termasuk yang di luar rumah tetapi waktu untuk mengambil air dari rumah – antri – dan kembali lagi ke rumah ≤ 30 menit. 3) tersedia setiap saat dibutuhkan, dan 4) kualitas air minum yang dipergunakan memenuhi syarat kualitas air minum di Indonesia.
B A B 2 – M E T O D O L O G I
18 Ladder (tingkatan) Air Minum Layak Menuju Aman
Kategori 4K
Rumah Tangga Tidak Ada
Akses (Ladder 1)
Rumah Tangga Akses tidak
layak (Ladder 2)
Rumah Tangga Akses layak
terbatas (Ladder 3)
Rumah Tangga Akses layak
dasar (Ladder 4)
Rumah Tangga Akses Air Aman
(Ladder 5)
Kuantitas Sumber air secara langsung tanpa
pengolahan yang berasal dari air permuka-an
Sumber air minum yang berasal dari sumber air tidak terlindungi
Sumber air minum yang berasal dari sumber air terlindungi
Sumber air minum yang berasal dari sumber air terlindungi
Sumber air minum yang berasal dari sumber air terlindungi
Keterjang kauan
Waktu tempuh mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum sebesar
> 30 menit
Waktu tempuh mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum sebesar ≤ 30 menit kecuali air kemasan dan air isi ulang
Waktu tempuh mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum sebesar ≤ 30 menit kecuali air
kemasan dan air isi ulang
Kontinuitas Rumah tangga
dapat mengakses air minum saat dibutuhkan (tidak mengalami
kesulitan pasokan air selama 24 jam)
Kualitas Kualitas air minum
sesuai dengan standar kualitas air minum nasional untuk bakteri fecal dan kimia
Sarana 1. Sungai 2. Danau/
Waduk 3. Irigasi
1. Sumur tidak terlindungi 2. Mata air
tidak terlin- dung
Akses Air Minum Layak :
Jika Rumah Tangga Menggunakan SAM dari salah satu jenis SAM berikut :
1. air kemasan
2. air isi ulang/ depot air minum 3. ledeng/perpipaan, kran umum 4. sumur bor/pompa
5. Sumur Gali terlindungi 6. mata air terlindungi 7. penampungan air hujan 8. Hidran
9. terminal air
10. air yang dijual eceran atau keliling
Akses Air Minum Aman :
1. Jika RT menggunakan jenis SAM Layak 2. SAM berada
dalam jangkauan rumah di dalam pagar 3. Tersedia
sepanjang waktu 4. Bebas
Kontaminasi (Fisik, Kimia, Biologi)
B A B 2 – M E T O D O L O G I
19 12. Faktor kondisi SAM dan sekitarnya adalah semua kondisi pada SAM dan
lingkungan sekitarnya, yang dapat mempengaruhi kualitas SAM. Kondisi SAM yang dimaksud adalah kondisi konstruksi bangunan SAM yang dinilai melalui form penilaian Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL). Sedangkan kondisi lingkungan sekitarnya dapat berupa adanya genangan air limbah, sampah, tinja dan sejenisnya yang dinilai melalui kuesioner Surveilans KAMRT.
13. Pengelolaan air minum skala rumah tangga adalah pengelolaan terhadap air yang dilakukan di rumah tangga sebelum air minum tersebut dikonsumsi.
14. Wadah penyimpan air adalah wadah penyimpanan air siap minum yang telah diolah.
15. Proporsi rumah tangga yang dalam 1 BULAN terakhir ada ART-nya DIDIAGNOSIS diare atau memiliki GEJALA diare ATAU KEDUANYA, serta diatasi dengan oralit/LGG dibagi jumlah rumah tangga yang menjadi sampel dalam Surveilans KAMRT di Puskesmas tersebut x 100 (satuannya %).
16. Proporsi rumah tangga yang dalam 12 bulan terakhir ada ART yang pernah didiagnosis menderita sakit liver (Hepatitis A) melalui pemeriksaan darah oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) dibagi jumlah rumah tangga yang menjadi sampel dalam Surveilans KAMRT di Puskesmas tersebut x 100 (satuannya
%)
17. Proporsi rumah tangga yang dalam 12 bulan terakhir ada ART yang pernah didiagnosis menderita demam typhoid oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) dibagi jumlah rumah tangga yang menjadi sampel dalam Surveilans KAMRT di Puskesmas tersebut x 100 (satuannya %).
B A B 3 – W A W A N C A R A
20 BAB 3
WAWANCARA
Tahap penting dalam Surveilans KAMRT, petugas Puskesmas melaksanakan Wawancara ke rumah tangga yang terpilih, dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Wawancara adalah salah satu teknik digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data baik lisan atau tertulis, dari seseorang/kelompok orang. Wawancara juga dapat diartikan proses interaksi/komunikasi yang ditentukan oleh pengumpul data (pewawancara), responden, pertanyaan (Isi kuesioner),dan situasi saat wawancara.
3.1. Pentingnya Wawancara
a. Pengumpulan data merupakan bagian yang paling penting dari proses kegiatan surveilans KAMRT
b. Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data
c. Untuk menghasilkan data yang valid proses wawancara harus dilakukan sebaik mungkin d. Proses wawancara yang baik harus memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah dan teknik
wawancara yang benar
3.2. Syarat Pewawancara yang Baik
a. Memiliki keterampilan mewawancarai b. Motivasi dan komitmen yang tinggi
c. Menguasai materi sehingga lancar dan tepat dalam bertanya, dan mengisi kueioner d. Dapat menciptakan rasa aman dan percaya bagi responden dalam menjawab
pertanyaan
e. Menghidupkan suasana wawancara f. Penguasaan menggali jawaban (probing)
3.3. Hal-hal yang Perlu Dilakukan Pewawancara agar Pengumpulan Data Berhasil Dengan Baik
a. Menciptakan hubungan baik dengan responden wawancara berjalan dengan lancar b. Menyampaikan semua pertanyaan dalam daftar pertanyaan (kuesioner) kepada
responden dengan baik dan tepat
c. Mencatat/merekam semua jawaban responden dengan teliti dan jelas
d. Dapat menggali tambahan informasi dengan pertanyaan yang tepat dan netral
e. Memberikan kesan sikap yang baik dan simpatik kepada responden, agar responden bersedia menjawab dengan sesungguh-sungguhnya dan sejujur-jujurnya
B A B 3 – W A W A N C A R A
21 f. Menciptakan suasana yang kondusif agar responden merasa nyaman untuk menjawab
semua pertanyaan yang diajukan
g. Mampu bersikap netral , tidak terpengaruh/terhanyut dengan jawaban responden
3.4. Etika Wawancara Dalam Pengumpulan Data a. Menghormati norma sosial setempat
b. Sebelum melakukan wawancara jelaskan tujuan wawancara
c. Mintakan persetujuan wawancara, bila setuju mintakan tanda tangan/cap jempol sebagai persetujuan (informed consent)
d. Ciptakan suasana yang baik, perhatian dan bersikap netral e. Menjaga kerahasiaan hasil wawancara/pemeriksaan air minum f. Setelah selesai wawancara ucapkan terima kasih
3.5. Strategi dalam Melakukan Wawancara
a. Pada saat wawancara hanya responden yang hadir
b. Reaksi atau jawaban pertama , pendapat responden sesungguhnya c. Jangan tergesa-gesa menulis jawaban disaat responden sedang berfikir d. Tulis jawaban responden selengkap mungkin
e. Jawaban responden harus dimengerti maksudnya sebelum dicatat f. Sambil menulis jawaban responden, pewawancara terus bicara g. Setelah selesai wawancara periksa kelengkapan jawaban responden
3.6. Sikap yang Harus Ditampilkan oleh Seorang Pewawancara
a. Berpakaian sederhana dan rapih, tanpa perhiasan yang berlebihan b. Bersikap hormat pada responden
c. Ramah dalam sikap dan ucapan d. Jangan terlalu banyak berbasa-basi e. Bersikap netral
f. Sanggup menjadi pendengar yang baik
3.7. Tenaga Pengumpul dan Kualitas Data
Tenaga Pengumpul Data harus menyampaikan pertanyaan pada responden dengan cara wawancara yang baik dan jelas. Jika jawaban responden belum jelas: Upayakan menggali lebih lanjut (probing) sehingga responden mau menjawab dengan lebih rinci sesuai dengan kebutuhan jawaban. Namun pada pertanyaan-pertanyaan tertentu pewawancara tidak boleh melakukan probing
B A B 3 – W A W A N C A R A
22 atau mendiskusikan dengan responden.
Kualitas Data Bergantung:
a. Proses tenaga pewawancara melakukan pengumpulan data b. Proses interaksi dan komunikasi pewawancara dengan responden c. Kemampuan pewawancara dalam menguasai materi pertanyaan
3.8. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Kunjungan a. Memastikan rumah tangga yang akan dikunjungi untuk diwawancarai.
b. Persiapkan peralatan wawancara (surat tugas, alat tulis, Kuesioner, alat perekam ) c. Pilih waktu yang tepat untuk berkunjung, ketahui pekerjaan dan kegiatan responden
d. Bila tidak bertemu dengan responden, usahakan memperoleh informasi kapan dapat dikunjungi ulang
e. Biarkan responden yang menentukan waktu kunjungan f. Datanglah pada waktu yang telah disepakati
g. Jika responden meminta untuk menunggu agar dapat diwawancarai, gunakan waktu untuk menunggu dengan kegiatan yang terkait dengan pengumpulan data (misalnya melengkapi kuesioner yang telah diisi).
B A B 4 – I N S P E K S I K E S E H A T A N L I N G K U N G A N
23 BAB 4
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) merupakan bagian kegiatan pokok Surveilans KAM-RT yang bertujuan untuk menentukan faktor risiko pencemaran kualitas air minum dari setiap jenis sarana air minum (SAM). Formulir IKL SAM adalah daftar isian yang tersandar untuk mendukung asesmen dan manajemen risiko dalam Sistem Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (SPAM-RT).
Form IKL tersebut berisi sejumlah pertanyaan dasar pengamatan konstruksi SAM dan lingkungannya untuk identifikasi risiko, menentukan aksi yang cepat dan sesuai dalam rangka perlindungan Kesehatan masyarakat. IKL dilakukan pada titik sarana (point of acces) yang dimiliki rumah tangga tersebut.
Ketentuan melakukan IKL :
IKL wajib dilakukan meskipun tenaga sanitasi lingkungan/enumerator sudah melakukan sebelumnya pada rumah tangga tersebut.
IKL wajib dilakukan meskipun tenaga sanitasi lingkungan/enumerator sudah dapat memperkirakan pernah dilakukan sebelumnya pada rumah tangga tersebut tanpa melihat hasil IKL sebelumnya (rendah, sedang, tinggi).
IKL dilakukan dalam satu rangkaian Surveilans KAMRT yang dilakukan bersamaan dengan wawancara dan pengujian kualitas air minum pada rumah tangga terpilih.
4.1. Formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan (Sanitary Inspection Forms) a. Formulir IKL WHO 1997 dan 2019
b. Daftar isian yang terstandarisasi untuk menunjang asesmen dan pengelolaan risiko dalam sistem penyediaan air minum.
c. Berisi pertanyaan dasar untuk observasi kondisi fisik SAM dan lingkungannya sebagai identifikasi risiko lingkungan dan memperkirakan aksi remediasi dalam rangka perlindungan kesmas.
d. Sebagai implementasi rekomendasi utama dalam pedoman kualitas air minum (WHO 2017).
4.2. Manfaat IKL
a. Memastikan kualitas dan keamanan air minum.
b. Melindungi sumber air minum dalam rangka perlindungan kesmas.
c. Mengurangi risiko terjadinya penyakit berbasis air (waterborne diseases).
B A B 4 – I N S P E K S I K E S E H A T A N L I N G K U N G A N
24 d. Memperoleh determinan air minum aman rumah tangga pada sarana air
minum yang dimiliki.
4.3. Jenis formulir IKL
4.3.1 Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) untuk SAM jaringan perpipaan (minimal harus ada pengolahan pengolahan fisik dan desinfeksi) menggunakan instrumen (terlampir) dilakukan pada
a. Sambungan rumah untuk jaringan perpipaan PDAM = IKL pada SAM perpipaan- sambungan rumah (PP-SR).
b. Kran umum untuk jaringan perpipaan PDAM = IKL pada SAM peripipaan-keran umum (PP-KU) /hydrant umum/terminal air.
4.3.2 Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) untuk SAM bukan jaringan perpipaan menggunakan instrumen (terlampir) dilakukan pada :
a. Sumur gali – pompa tangan, pompa listrik = IKL pada SAM sumur gali dengan pompa listrik/pompa tangan
b. Sumur gali – dengan dikerek ember = IKL pada SAM sumur gali
c. Mata air – penampungan mata air = IKL pada SAM Penampungan Mata Air (PMA)/
Mata Air (MA
d. Pengumpulan dan penyimpanan air hujan = IKL pada SAM pengumpulan dan penyimpanan air hujan (PPAH)
Keseluruhan formulir IKL terdapat pada Lampiran.
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
25 BAB 5
PENGUJIAN SAMPEL AIR
Peraturan yang dijadikan sebagai dasar pelaksanaan pengujian kualitas air minum adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan.
Daftar Parameter Kualitas Air Minum
No Jenis Parameter Kadar
maksimum Satuan Metode
Pengujian Mikrobiologi
1 Escherichia coli 0 CFU/100ml SNI/ APHA
2* Total Coliform 0 CFU/100ml SNI/ APHA
Fisik
3 Suhu Suhu udara ± 3 oC SNI/APHA
4 Total Dissolve Solid <300 mg/L SNI/APHA
5 Kekeruhan <3 NTU SNI atau yang
setara
6 Warna 10 TCU SNI/APHA
7 Bau Tidak berbau - APHA
Kimia
8 Ph 6.5 – 8.5 - SNI/APHA
9 Nitrat (sebagai NO3)
(terlarut) 20 mg/L SNI/APHA
10 Nitrit (sebagai NO2)
(terlarut) 3 mg/L SNI/APHA
11 Kromium valensi 6 (Cr6+)
(terlarut) 0,01 mg/L SNI/APHA
12 Besi (Fe) (terlarut) 0.2 mg/L SNI/APHA
13 Mangan (Mn) terlarut) 0.1 mg/L SNI/APHA
14 Sisa khlor (terlarut)
0,2-0,5 dengan waktu Kontak 30
menit mg/L SNI/APHA
15** Arsen (As) (terlarut) 0.01 mg/L SNI/APHA
16** Kadmium (Cd) (terlarut) 0.003 mg/L SNI/APHA
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
26
No Jenis Parameter Kadar
maksimum Satuan Metode
Pengujian
17** Timbal (Pb) (terlarut) 0.01 mg/L SNI/APHA
18 Flouride (F) (terlarut) 1.5 mg/L SNI/APHA
19 Aluminium (Al) (terlarut) 0.2 mg/L SNI/APHA
Keterangan :
*Parameter Total Coliform (nomor 2) tidak perlu dilakukan pengujian, dikarenakan cukup diwakili dengan pemeriksaan E. coli untuk cemaran mikrobiologi,
**Parameter Arsen, Kadmium, dan Timbal (nomor 15,16,17), pengujian ketiga parameter tersebut hanya dapat dilakukan pada Laboratorium di Tier 2.
5.1. Prosedur Pengambilan Sampel
5.1.1 Pengambilan sampel di lapangan untuk 19 parameter wajib.
Informasi terbaru untuk pelaksanaan di tahun 2024 ini perlu diketahui bahwa :
a. Tidak perlu lagi dilakukan pengujian untuk Total coliform baik di laboratorium maupun pada alat uji cepat sanitarian kit, hal ini dikarenakan E. coli lebih spesifik menggambarkan cemaran pada media air.
b. Parameter yang dilakukan pengujian antara lain : Mikrobiologi
1) E. coli Fisik
1) Suhu (In situ) 2) Kekeruhan 3) Warna 4) Bau (In situ) 5) TDS (In situ) Kimia
1) pH (In situ)
2) Nitrat (sebagai NO3) (terlarut) 3) Chrom valensi 6 (terlarut)
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
27 1) Besi (terlarut)
2) Mangan (terlarut)
3) Sisa khlor (terlarut) (In situ, untuk air yang di ambil dari PDAM) 4) Nitrit (sebagai NO2) (terlarut)
5) Flouride (F) (terlarut) 6) Aluminium (Al) (terlarut)
5.1.2 Jumlah Sampel yang Dibutuhkan 1. Mikrobiologi
Butuh sampel minimal 100 ml apabila menggunakan compact dry E. coli (CD/EC).
2. Fisika dan Kimia
Butuh sampel minimal 200 ml mengacu kepada kebutuhan 11 parameter wajib
5.1.3 Gambar alat pengambil sampel
Gambar Alat pengambil sampel Plastik Thiosulfat
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
28 Gambar Alat pengambil sampel
5.1.4 Sistematika Cara Pengambilan Sampel
Tabel Sistematika Cara Pengambilan Sampel No Titik
sampling
Parameter
Sumber air Ket
1 Sarana
TDS dan pH
Seluruh jenis SAM Insitu (tidak diambil sampel) Bau, Warna, Kekeruhan,
Suhu, Nitrat, Cr6+, Besi, Mangan, Sisa khlor, Nitrit, Flouride, Alumunium
Seluruh jenis
SAM Botol sampel
Mikrobiologi
Seluruh jenis SAM
Botol sampel steril
PDAM Plastik steril
thiosulfat
2
Air siap minum
TDS dan pH
Air siap minum di ruta (gelas) Insitu (tidak diambil sampel)
Bau, Warna, Kekeruhan, Suhu, Nitrat, Cr6+, Besi,
Air siap minum di
ruta (gelas) dr Botol sampel
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
29 No Titik
sampling
Parameter
Sumber air Ket Mangan, Sisa khlor, Nitrit,
Flouride, Alumunium
sumber non- PDAM
Mikrobiologi
Air siap minum yang berasal dari PDAM
Botol sampel/
Plastik steril thiosulfat
5.1.5 Titik sampling sarana air minum
Sarana Air Minum (SAM) utama adalah sarana air minum yang digunakan untuk keperluan paling banyak, seperti:
a. Minum (mencegah dehidrasi) b. Masak
c. Cuci alat makan/minum d. Mandi dan sikat gigi e. Wudhu
f. Cuci tangan pakai sabun
Titik sampling sarana air minum utama yang digunakan yang diambil ada 2 titik sampling yaitu:
a. Point of access (PoA)
Titik sampling point of access di rumah tangga:
1) SAM lebih dari satu jenis: tentukan SAM utama yang digunakan oleh rumah tangga dengan mengacu kepada definisi sarana air minum (SAM).
2) Apabila rumah tangga tidak mempunyai SAM secara individu, maka titik sampling diambil dari SAM utama yang digunakan sebagai point of access (sesuai dengan instrumen IKL).
3) SAM dari air ledeng atau sambungan rumah: kran terluar di tempat sambungan pipa ledeng dan pipa sambungan ke rumah tangga.
4) SAM dari jenis sumur gali: sumur (timba atau kran terdekat dari sumur).
5) SAM dari jenis sumur bor dengan toren: kran terdekat dari sumur atau toren.
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
30 6) SAM dari mata air terlindungi sampel diambil dari kran terdekat dari
bangunan pelindung mata air.
7) SAM dari mata air tidak terlindungi atau dari sumber air permukaan (sungai, waduk)
a) Dekat rumah: sampel diambil langsung dari sumbernya
b) Jauh dari rumah dan sulit dijangkau: kran/pipa/saluran yang menghubungkan SAM ke rumah atau penampungan di rumah tangga.
8) SAM dari hidran air atau terminal air:
a) Dekat rumah: langsung dari pipa outlet nya.
b) Jauh dari rumah dan sulit dijangkau: sampel air diambil dari tempat penampungan air yang berasal dari hidran atau terminal air.
9) SAM rumah tangga membeli eceran: tempat penampungan di rumah.
b. Point of use (PoU)
Titik sampling air siap minum (point of use)
1) Seluruh jenis SAM rumah tangga: Air siap minum sampel air bisa diambil langsung dari wadah (cerek, teko, wadah dan sejenisnya) tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel.
2) Jika sumber (PoA) dan siap minum (PoU) berasal dari air PDAM, maka wadah sampel untuk pengujian mikrobiologi menggunakan plastik berisi thiosulfat.
3) SAM dari air kemasan/air isi ulang: sampel air diambil langsung dari kran galon. Apabila air dari galon dipindahkan ke tempat penampungan di wadah lain, maka diambil dari wadah tersebut.
5.1.6 Tata Cara Pengambilan Sampel di Sarana Air Minum (SAM)
Tata cara pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi, memiliki perbedaan sesuai dengan jenis SAM dan ketersediaan kran air.
“Hal penting yang harus dilakukan sebelum melakukan pengambilan sampel adalah penempelan stiker ID atau identitas pada setiap botol/plastik sampel baik untuk air dari PoU
maupun PoA.”
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
31 a. Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter Kimia (Air sumur gali
dengan mesin, sumur bor lain-lain yang menggunakan kran atau air perpipaan termasuk PDAM)
Gambar Tata Cara Pengambilan Sampel Di Sarana Air Minum Air Sumur Gali Dengan Mesin, Sumur Bor Lain-Lain Yang Menggunakan Kran Atau Air Perpipaan Termasuk PDAM
b. Pengambilan sampel di SAM tanpa kran (sumur gali dengan timba, PAH, Sungai/kolam)
Gambar Tata cara pengambilan sampel di sarana tanpa kran (sumur gali dengan timba, sungai/kolam)
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
32 c. Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi Sumber
air menggunakan kran atau air perpipaan (non-PDAM)
Gambar Tata Cara Pengambilan Sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi Sumber air menggunakan kran atau air perpipaan (non-PDAM)
d. Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi Sarana tanpa kran (sumur gali dengan timba, PAH, sungai/kolam)
Gambar Tata Cara pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi sarana tanpa kran (sumur gali dengan timba, PAH, sungai/kolam)
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
33 e. Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi Air dari
PDAM atau jaringan perpipaan lainnya yang melalui proses treatmen klorinasi.
Gambar Tata Cara Pengambilan Sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi Air dari PDAM
f. Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter kimia dan mikrobiologi Air siap minum yang berasal dari non PDAM (sumur gali, sumur bor, mata air, PAH, dan lain-lain)
Gambar Tata Cara Pengambilan Sampel di SAM untuk pengujian parameter kimia dan mikrobiologi Air siap minum yang berasal dari non PDAM (sumur gali, sumur bor, mata air, PAH, dan lain-lain)
B A B 5 – P E N G U J I A N S A M P E L A I R
34 g. Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi Air siap
minum yang berasal dari Air siap minum yang berasal dari PDAM
Gambar Tata Cara Pengambilan Sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi Air siap minum yang berasal dari PDAM
5.2. Tata Cara Penempelan Stiker
Stiker ID berupa sekumpulan angka/kode yang didesain untuk menggambarkan identitas sampel air pada rumah tangga terpilih. Identitas sampel Surveilans KAMRT terdiri dari 16 digit yang menggambarkan jenis sampel air rumah tangga pada setiap kabupaten/kota dan provinsi 5.2.1 Tujuan Penggunaan Stiker
Untuk memudahkan tenaga pengumpul data mengidentifikasi sampel supaya sampel tidak tertukar antara sampel Point of Acces (Titik Sarana Air Minum) dan Point of Use (Titik air yang siap untuk diminum).
5.2.2 Tempat Penempelan Stiker
Penemp